Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

PERIKLANAN INTERNASIONAL

“ ANALISIS IKLAN DI ASIA “

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD RAIHAN GHIFARI

NPM: 1906309264

PERIKLANAN KREATIF 2019

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS IKLAN

“ COCA-COLA“

INDONESIA (ASIA)

LATAR BELAKANG

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang selalu ditunggu oleh umat islam, seluruh umat
islam wajib melaksanakan ibadah tahunan yaitu puasa. Di bulan tersebut umat Islam berlomba-
lomba memperbanyak amal ibadahnya, karena bulan Ramadhan merupakan bulan dimana pahala
dilipatgandakan. Di Indonesia, kegiatan ibadah di bulan Ramadhan tidak jarang diisi dengan
berbagai kegiatan budaya, sesuai adat istiadat dan budaya di suatu daerah yang ditentukan baik
dalam bentuk festival atau karnaval yang unik di berbagai daerah, serta ritual berwudhu sendiri.
menjelang bulan suci yang akan datang itu.

Datangnya bulan Ramadhan dipandang sebagai momen yang hanya datang setahun
sekali, sehingga masyarakat antusias menyambut bulan yang penuh berkah ini, namun tidak
hanya masyarakat saja hampir seluruh industri televisi berbondong-bondong untuk menarik
perhatian pemirsa. dengan acara unggulan. Semaraknya media massa dalam menyambut bulan
Ramadhan sangat terlihat jelas dengan munculnya iklan-iklan yang menyuguhkan konsep ala
Ramadhan. Munculnya etika iklan minuman mendekati bulan Ramadhan, saat bulan Ramadhan
hingga hari raya Idul Fitri.

Bulan puasa Ramadhan merupakan salah satu momen paling spesial bagi masyarakat
Indonesia. Beberapa kebiasaan yang telah menjadi ragam ragam budaya menjadi hal yang begitu
menarik. Karenanya, puasa Ramadhan juga menjadi peluang bagi banyak produsen untuk
meningkatkan penjualan. Hal itu terlihat dari begitu gencarnya iklan-iklan khusus produk di
bulan Ramadhan yang tentunya berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Jika kita perhatikan ada dua pesan tematik produk iklan yaitu yang pertama
memanfaatkan momentum kegiatan puasa religi itu sendiri, biasanya untuk produk makanan dan
minuman seperti sirup, biskuit dan lain sebagainya. Kedua, memaksimalkan nilai filosofis puasa
di bulan Ramadhan seperti kebaikan, ibadah dan lain sebagainya.

Salah satu produk yang cukup pandai memanfaatkan dan memaksimalkan nilai filosofi
puasa Ramadhan adalah Coca Cola dengan pesan pokok pesan saat-saat yang paling ditunggu.
Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat merupakan salah
satu media yang paling efektif untuk beriklan. Pasalnya, iklan televisi memiliki ciri khusus,
yakni memiliki gambar dan suara, serta gerak. Oleh karena itu pesan yang dibawakan sangat
menarik perhatian penonton.

Selama lebih dari 40 tahun, televisi telah menjadi media yang paling berpengaruh di
dunia, semakin banyak jumlah penonton jaringan televisi telahmenurun dalam beberapa dekade
terakhir. Penonton televisi sebagai pilihan waktuluang turun 60% dari tahun 1995 di ba ndingkan
dengan tidak adanya merek perusahaan yang hobby membaca, jalan-jalan dan berkumpul
bersama keluarga sebagai pilihan waktu luang.

Televisi sebagai media penyiaran memudahkan iklan yang ditayangkan menyebar luas
dalam kurun waktu yang singkat. Masyarakat dengan mudah dapat menerima informasi dan
pesan yang disampaikan oleh pengiklan dengan mudah dikarenakan adanya iklan televisi yang
dapat menggambarkan suatu situasi dimana pesan iklan itu akan disampaikan.

Communication Problem

Sulitnya membuat iklan yang dapat menarik perhatian konsumen di tengah banyaknya
kompetitor minuman seperti sirup marjan dan sirup ABC yang mendominasi pasar saat bulan
Ramdahan.

Communication Objective

Dari permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah strategi kampanye yang unik dan fresh,
dengan cerdik, Coca Cola mampu melihat budaya dan perilaku masyarakat Indonesia yang
mengistimewakan momen berbuka puasa bersama keluarga dan kerabat.

Target Audiens

Umur: Umumnya, Coca Cola tidak memiliki target tertentu dan ditujukan kepada semua orang.
Namun konsumen utamanya adalah usia 12-30 tahun; target inti dari Coca Cola adalah anak
muda atau pemuda.yang tidak bedasarkan oleh jenis kelamin kelompok menjadi sasaran tetapi
yang paling potensial adalah kelompok usia 18-25 yang mencakup sekitar 40% dari total segmen
usia. Ditambah lagi iklan ini menggunakan actor pemuda, menjadikan anak muda target
utamanya.

Gaya hidup: tidak ada gaya hidup yang ditargetkan tetapi gaya hidup yang semakin sibuk
dianggap sebagai bagian terpenting dari konsumen.

Pekerjaan: tidak ada (sesuai target tetapi konsumen terutama berorientasi pada pemuda)
Analisis Positioning dan Propositions

Coca Cola memiliki posisi strategis berdiri sendiri di pasar minuman dunia. Ia
menghadapi tantangan penting, apakah harus menjaga posi yang sama terus berlanjut atau
beradaptasi sesuai dengan 200 negara tempat merek tersebut menjual produknya.

Coca Cola telah memahami prinsip ini: "berpikir global, bertindak lokal". Oleh karena
itu, Coca Cola ingin mempertahankan produk inti yang sama dengan menyesuaikan penawaran
dengan kebutuhan lokal.

Mereka menggunakan posisi strategis, penting untuk memiliki citra yang sama di seluruh
dunia, yang merupakan kesuksesan karena saat ini dianggap sebagai bagian dari kehidupan
sehari-hari di mana pun.

Persepsi ini terhadap merek oleh konsumen mengarah ke tinggi tingkat loyalitas dan
membuat keputusan pembelian lebih otomatis Coca Cola telah berhasil dengan menggunakan
preposi Penjualan Unik sebagai "Jalani sisi coke kehidupan", terkait dengan kegembiraan dan
kebahagiaan. Konsumen pada dasarnya mengasosiasikan merek ini dengan perasaan. Ketika
nama Coca Cola disebut hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah kesenangan dan
hiburan.

Sesuai dengan Positioning dan Propositions, Coca Cola memanfaatkan bulan Ramadhan
di Indonesia, karena Bulan puasa Ramadhan adalah salah satu momen yang paling istimewa bagi
masyarakat Indonesia. Sejumlah kebiasaan yang telah menjadi berbagai ragam kebudayaan
menjadi sebuah hal yang begitu menarik.

ANALISIS KREATIF

Big Idea

Coca Cola sesuai dengan positioningnya melihat budaya dan perilaku masyarakat
Indonesia yang mengistimewakan momen buka puasa bersama keluarga dan kerabat. Coca Cola
melihat perilaku konsumen dan menciptakan rangsangan-rangsangan dalam iklannya yang
membuat siapapun yang melihatnya merasa terikat dengan iklan itu dan oleh karena itu ada
peluang untuk lebih terikat oleh Coca Colanya. Memanfaatkan Coca Cola ini selaras dengan
brand essencenya yaitu sebagai produk minuman yang asyik yang selalu menemani
konsumennya di setiap momen kesan momen berbuka puasa itu.
Strategi Kreatif

Emotional appeals (daya tarik emosional) merupakan salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam pembuatan iklan. Daya tarik emosional berusaha untuk memanfaatkan emosi
positif (seperti humor, cinta, rasa bangga, rasa senang, dan sejenisnya) dan emosi negatif (seperti
rasa takut, rasa bersalah, malu, tegang, sedih, waswas, dan seterusnya). Daya tarik emosional
mendorong khalayak untuk menggunakan emosinya.

Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologis konsumen untuk


membeli suatu produk. Banyak konsumen termotivasi untuk mengambil keputusan dan membeli
suatu produk karena emosional dan perasaaan terhadap merek.

Sesuai dengan iklannya, Coca Cola melihat perilaku konsumen dan membuat stimuli-
stimuli dalam iklannya yang membuat siapapun yang melihatnya merasa terikat dengan iklan
tersebut dan karenanya ada peluang untuk semakin terikat dengan Coca Colanya. Ada momen
yang membahagiakan.

Eksekusi Iklan

Coca Cola baru menayangkan 3 versi iklan Momen Paling Ditunggu dalam bentuk tvc.
Yang pertama menceritakan suasana berbuka puasa di sebuah keluarga, yang kedua adalah
menceritakan seorang anak muda yang berjuang untuk tetap berpuasa. Dan yang ketiga
menceritakan tentang seorang ibu yang menantikan berbuka puasa bersama dengan keluarga
lengkap.
Dalam iklan momen yang paling ditunggu, Coca Cola mampu menyindir budaya yang
biasa terjadi saat bulan puasa Ramadhan, yaitu kebiasaan membatalkan ibadah puasa tanpa
alasan yang ditentukan. Berkaitan dengan hal tersebut, yang coba dijelaskan adalah bagaimana
seorang pemuda mendapatkan godaan untuk berbuka puasa sebelum waktunya, termasuk godaan
tersebut jika melihat segarnya Coca Cola.
Dalam iklan ini, Coca-Cola juga menyisipkan pesan yang sangat positif karena pada
akhirnya para pemuda itu tetap bertahan dan mampu bersabar diri. Sukacita kemenangan
menghadapi godaan orang untuk mengajak membatalkan puasa sebelum waktu yang dilukiskan
oleh kegembiraan para pemuda sedang menikmati segelas coca cola segar.

Analisis Media

Pada kampanye ini Coca Cola menggunakan 2 jenis media sebagai sarana/wadah dalam
mempromosikan kampanyenya. Coca Cola menggunakan Sosial Media Resmi Facebook,
Youtube, dan Televisi.

Pada media Social Media, Coca Cola menggunakan Sosial Media sebagai wadah beriklan
mereka. Sosial Media yang digunakan adalah akun Facebook Coca Cola, akun Youtube Coca
Cola. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jumlah populasi penduduk
terbanyak sehingga setiap perubahan maupun inovasi yang terjadi akan langsung masuk dan
dirasakan oleh penduduknya termasuk dalam bidang teknologi.
Meski dengan jumlah penduduk yang berkisari di angka 200 juta jiwa, tidak salah jika
banyak orang menyebut Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial bagi Dunia Digital. Oleh
karena itu, menurut penelitian yang dilakukan, terdapat sekitar 88,1 juta orang yang
menggunakan internet aktif di Indonesia sebagai media sosialnya.

Semakin melek teknologi Indonesia, maka internet di Tanah Air akan terus berkembang.
Menurut data yang telah dihimpun oleh We Are Social, dalam kurun waktu setahun dari 2015
hingga 2016 terjadi peningkatan sekitar 15% dari internet di Indonesia.
Peningkatan ini lebih khusus lagi bagi mereka yang merupakan pengguna aktif media
sosial. Kemungkinan di penghujung tahun 2016 mendatang, peningkatan tersebut masih akan
terus berlanjut dan semakin signifikan. Data masih terus berkembang dimana penggunaan media
sosial melalui smartphone meningkat enam persen dari tahun sebelumnya. Itulah sebabnya
penggunaan gadget semakin meningkat dan pembelian gadget baru yang berkualitas dengan
sistem media sosial yang diunduh juga meningkat.

Sedangkan menurut APJII atau singkatan dari Asosiasi Penyelenggara jasa Internet
Indonesia menyebutkan BAHWA 48% dari 88,1 juta penduduk internet itu adalah masyarakat
pengguna internet setiap hari. Artinya, warga negara Indonesia tidak lepas dari gadget dan
internet yang mengakses media sosial setiap hari.

Periklanan Televisi merupakan salah satu cara pengiklan untuk menyampaikan pesan
promosi kepada khalayak dan calon pelanggan. Tak bisa dipungkiri, iklan televisi juga
merupakan salah satu importir utama televisi finansial. Dengan periklanan, televisi dapat
mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan televisi yang semakin ketat seperti saat ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, iklan yang muncul di televisi menjadi penanda laris tidaknya
suatu peristiwa. Semakin banyak iklan yang menghiasi suatu acara, pertanda acara tersebut
disukai banyak orang. Acara perburuan pengiklan ditonton oleh banyak penonton
Sejak awal kemunculan pertama iklan televisi Coca-Cola hingga tahun 2015, Coca-Cola
sudah beberapa kali mampu menghadirkan strategi kreatif dalam periklanan Televisi (TVC)
untuk menampilkan potret kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia mulai Mulai dari anak-
anak, remaja, hingga sumur tua mengangkat tema tertentu atau dengan mengaitkan dengan acara
dan agenda dalam kurun waktu tertentu.

Televisi mampu menjangkau masyarakat secara luas. Keunggulan ini menciptakan


efisiensi biaya untuk menjangkau semua orang. Oleh karena itu, banyak pengiklan yang
memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan
komersial. Pada umumnya pemirsa melewatkan waktu di depan televisi, baik itu mencari
hiburan, berita, pendidikan, dan informasi lainnya. Sebagaimana sebagian besar pembeli,
pemirsa 16 televisi lebih cenderung memilih produk yang diiklankan televisi daripada produk
yang tidak mereka ketahui.

Impact

Coca Cola, dalam berbagai kesempatan, momen dan acara, mampu menyampaikan pesan
yang ingin disampaikan dan dibangun di benak konsumennya. Coca Cola sebagai produk yang
sudah sangat mapan reputasinya di Indonesia tentunya sudah tidak lagi berbicara banyak tentang
keunggulan produknya, tetapi sudah terlebih dahulu bagaimana suatu produk dapat berinteraksi
dengan konsumen. Coca Cola ternyata mampu membangun atmosfir, ambience dengan
memanfaatkan perilaku konsumen di bulan Ramadhan.

Bisa dilihat dari data statistic tersebut, Coca Cola berhasil meningkatkan pembeliannya di
bulan Juni, yaitu bulan Ramadhan di tahun 2016 sebanyak hamper 2x lipat.
Sumber

https://www.kompasiana.com/higo80203/5ca8dea8cc52833556347e27/apa-alasan-brand-besar-
tetap-melakukan-iklan-di-tv?page=all

http://anandahussein.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/Article-3.pdf

https://www.facebook.com/cocacolaindonesia/posts/1406717819627792?comment_id=9923608
37538507

https://www.youtube.com/watch?v=desYXzyzQXM&ab_channel=Coca-Cola

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15960/5%20BAB%20I.pdf?sequence=5
&isAllowed=y

https://www.academia.edu/36695632/PENGARUH_IKLAN_SIRUP_MARJAN_DI_BULAN_R
AMADHAN_TERHADAP_PERILAKU_PEMBELIAN_OLEH_MAHASISWA_ILMU_KOM
UNIKASI_UNIVERSITAN_PEMBANGUNAN_NASIONAL_VETERAN_YOGYAKARTA

https://marketing.co.id/kelebihan-dan-kekurangan-berbagai-media-periklanan/

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12871/BAB%20I.pdf?sequence=5&isAl
lowed=y

Anda mungkin juga menyukai