Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Analisis Kritis Buku BSE Kelas X Materi


JAMUR

Nama : NURRAHIM FATURRAHMAN TALIB

NPM : 91811402111009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Tahun 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Analisis Kritis Buku BSE Kelas X Materi JAMUR”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Kapita Selekta Biologi di Universitas Sintuwu Maroso.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada
kekurangan atau kesalahan dalam  makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik
dan saran untuk kami lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk kita semua.

Poso , 19 Oktober 2020


DAFTAR ISI

Cover Halaman.................................................................................................................1

Kata pengantar...................................................................................................................2

Daftar Isi............................................................................................................................3

Bab I (Pendahuluan)........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

1.4 Manfaat........................................................................................................................5

Bab II (Pembahasan).......................................................................................................6

2.1 Materi Pokok...............................................................................................................6


2.1.1 Ciri-Ciri Jamur.............................................................................................6
2.1.2 Reproduksi Jamur.........................................................................................7
2.1.3 Klasifikasi Jamur...........................................................................................9
2.1.4 Peranan Jamur bagi Kehidupan Manusia.....................................................11
2.1.5 Simbiosis Jamur.........................................................................................12

2.2 Kajian Analisis Kritis.................................................................................................13

2.2.1 Perbandingan dengan Materi Perkuliahan................................................14

2.2.2 Perbandingan antar Buku Contoh dan Buku Pembanding........................15

2.2.3 Perbandingan Peta Konsep Buku Contoh dan Buku Pembanding............18

2.2.4 Kesesuaian Gambar Pendukung Isi Materi...............................................24

2.2.5 Kesesuaian Isi dan Konsep Serta Penulisan Istilah yang Benar................27

Bab III (Penutupan).......................................................................................................31

3.1 Kesimpulan................................................................................................................31

3.2 Saran..........................................................................................................................31

Daftar Pustaka..................................................................................................................32
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu
tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai
contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping. Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur,
ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif. Selain memiliki
berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam
jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar
jamur yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya
jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara
hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa
jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup
di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang dapat disusun dalam karya tulis ini adalah:

a. Perbandingan dengan Materi Perkuliahan


b. Perbandingan antar Buku Contoh dan Buku Pembanding
c. Perbandingan Peta Konsep Buku dan Buku Pembanding
d. Kesesuaian Gambar Pendukung Isi Materi
e. Kesesuaian Isi dan Konsep Serta Penulisan Istilah yang Benar

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

a. Menjelaskan Perbandingan dengan Materi Perkuliahan


b. Menjelaskan Perbandingan antar Buku Contoh dan Buku Pembanding
c. Menjelaskan Perbandingan Peta Konsep Buku dan Buku Pembanding
d. Menjelaskan Kesesuaian Gambar Pendukung Isi Materi
e. Menjelaskan Kesesuaian Isi dan Konsep Serta Penulisan Istilah yang Benar.

1.4 Manfaat
a. Mengetahui adanya perbedaan dalam penulisan judul, peta konsep, isi materi
maupun materi pendukung antar buku Biologi kelas X mengenai materi Jamur.
b. Mengetahui adanya perbedaan dan kesamaan isi pembahasan maupun
penulisan istilah antar buku Biologi kelas X mengenai materi Jamur.
c. Mengetahui keterkaitan isi materi Jamur dari perkuliahan dengan buku Biologi
kelas X mengenai Jamur.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Fungi (Jamur)

.1.1 Ciri-Ciri Jamur

Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membran inti


(eukariot), tetapi tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung
klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya. Jamur ada yang
bersel satu, tetapi umumnya bersel banyak. Struktur tubuh jamur bersel banyak
terdiri atas miselium dan spora. Jamur bersel banyak (multiseluler) terdiri atas
benang-benang halus yang disebut hifa. Pada jamur tempe dan jamur oncom, hifa-
hifa ini terlihat seperti kapas. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
(hifa). Hifa jamur ada yang bersekat dan tiap sekat mengandung satu sel, tetapi ada
juga yang tidak bersekat dengan banyak inti sel.

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur dibedakan menjadi jamur


saprofit dan jamur parasit. Jamur saprofit banyak ditemu- kan di atas tanah, kayu
lapuk, dan bangkai hewan, misalnya, jamur kuping, jamur merang, dan jamur kayu.
Sementara itu, jamur parasit dapat ditemukan menempel pada kulit manusia,
misalnya, jamur panu. Contoh jamur bersel satu adalah jamur ragi (Saccharomyces
cerevisiae) dan jamur bersel banyak adalah jamur penisilin (Penicillium notatum),
jamur tempe (Rhizopus oryzae), dan jamur merang (Volvariella volvacea).
Bentuk dan ukuran jamur sangat bervariasi, ada yang berbentuk seperti lembaran,
misalnya jamur kuping, dan ada yang berbentuk seperti payung, misalnya jamur
merang.

.1.2 Reproduksi Jamur


Jamur dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual.
Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel (fragmentasi) dan
pembentukan spora. Pembentukan spora berfungsi untuk menyebarkan spesies dalam
jumlah besar. Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora
seksual. Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara
meiosis. Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti
yaitu melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu. Singami
terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis. Pada tahap
plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk sel yang mengandung dua
inti yang tidak menyatukan diri selama pembelahan sel (stadium dikariot). Pada saat
bersamaan, terjadi pula pembelahan inti bersama. Setelah pembentukan benda buah,
terjadilah peleburan sel haploid (kariogami) inti zigot yang diploid. Setelah ini, baru
terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan pengurangan jumlah kromosom menjadi
haploid kembali.
Beberapa tipe spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora, dan
oospora. Perkawinan jamur Ascomycota menghasilkan askospora. Basidiospora
adalah spora yang dihasilkan oleh jamur Basidiomycota. Askospora terdapat di
dalam askus dan berjumlah 8 spora, sedangkan basidiospora terdapat di dalam
basidium dan berjumlah 4 spora.

.1.3 Klasifikasi Jamur


Dalam klasifikasi lima kingdom, jamur dapat dibedakan menjadi divisi
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Myxomycota
danOomycota termasuk dalam kingdom Protista.

1. Zygomycota
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada
pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang
menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung. Ciri-ciri jamur yang
termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. biasa hidup sebagai saprofit;
b. miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa
atau buluh;
c. dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan
sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana;
d. perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari
sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk
sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan
tumbuh menjadi miselium baru;
e. perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa
betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa
betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan
dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang
mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.

Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota


adalah Murcor mucedo, Murcor javanicus, Rhizopus sp

2. Ascomycota
Jika jamur Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat seperti pipa, jamur sejati
(Eumycota yang terdiri dari Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota)
mempunyai hifa yang bersekat- sekat. Dinding sel terdiri atas kitin dan dapat hidup
sebagai saprofit, parasit, atau bersimbiosis. Ascomycota adalah kelompok jamur
yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil)
yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan askospora melalui
beberapa tahap, yaitu:
a. perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina,
b. bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis,
c. bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut dengan kariogami, dan
d. kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan dengan
pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel bebas.
Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan konidium,
fragmentasi, dan pertunasan. Kelompok jamur ini dapat ditemui di permukaan roti,
nasi, dan makanan yang sudah basi. Warnanya merah, cokelat, atau hijau.
Contoh jamur Ascomycota yang hidup sebagai saprofit, antara lain, Saccharomyces
cereviciae (khamir bir, roti, dan alkohol), Saccharomyces tuac (khamir tuak),
Saccharomyces ellipsoideus (khamir anggur), Penicillium sp. (makanan dan roti
busuk), dan Neurospora crassa (pembuatan oncom). Contoh jamur yang tumbuh
sebagai parasit adalah jamur Saccharomycosis yang menyerang pada epitel mulut
anak- anak. Jamur dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau membentuk Lichenes
(lumut kerak).
3. Basidiomycota
Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini
dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya.
Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau papan.
Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh buah berbentuk
payung. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah
(stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa
miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe.
Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang
akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar
tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan
tersusun atas lembaran.
Tubuh buahnya disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan
dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat pembentukan basidiospora,
ujung-ujung hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi
peleburan dua inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan
meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid. Selanjutnya, basidium membentuk empat
tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-
masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat buah basidiospora haploid.
Agar lebih jelas, pelajari gambar pembentukan basidiospora berikut ini!
Perkembangbiakan aseksual Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan
konidia dan secara seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+)
dan hifa (–), terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat
tumbuh menjadi tubuh buah (basidiokarp). Perkembangan basidiokarp terjadi di atas
permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya basidiospora. Pembentukan
basidiospora terjadi di dalam basidium yang terletak di permukaan bawah tudung
basidiokarp. Jika kita bandingkan daur hidup Ascomycotina dengan dengan daur
hidup Basidiomycotina, manakah
yang masa dikariotiknya lebih panjang? Basidiomycota merupakan kelompok jamur
yang pembentukan sporanya terjadi di atas sel yang disebut dengan basidium.
Bentuk jamurnya ada yang seperti payung dan seperti kuping. Contoh jamur yang
termasuk dalam Basidiomycota adalah jamur merang (Volvariella volvacea) yang
dapat dimakan dan dikembangkan; jamur kuping (Auricularia polytricha) yang hidup
di kayu lapuk, dapat dimakan dandikembangkan; jamur tiram (Pleurotes) dapat
dimakan; jamur api yang dapat merusak tanaman tebu; jamur beracun (Amanita
phalloides) berwarna putih dan merah, hidup di tanah; serta jamur upas (Corticum
salmonella) yang hidup parasit di batang pohon karet atau buah.

4. Deuteromycota (Jamur Imperfeksi)


Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan
belummdiketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium
sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh
karena itu, jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit,
misalnya, jamur Helminthosporium oryzae, dapat merusak kecambah, terutama
menyerang buah dan menimbulkan noda- noda hitam pada daun inang; Sclerotium
rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis jamur dalam
kelompok ini yang menguntungkan adalah jamur oncom (Monilia sitophila atau
sekarang bernama Neurospora sitophila).

.1.4 Peranan Jamur bagi Kehidupan Manusia


Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang merugikan dan
ada yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan antara lain, sebagai berikut.
a. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan
bir.
b. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
c. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
d. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
e. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.

Sementara itu, jamur yang merugikan, antara lain, sebagai berikut.


a. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru- paru manusia.
b. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
c. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia
.1.5 Simbiosis Jamur
Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau.
Simbiosis ini biasa disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur
pun dapat menghasilkan Mikoriza.
1. Lumut Kerak (Lichenes)
Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dan ganggang. Lumut kerak hidup
sebagai epifit pada pepohonan. Lumut ini juga tumbuh di atas tanah, terutama daerah
tundra di sekitar Kutub Utara. Selain itu, lumut kerak dapat hidup di segala
ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi.
Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-
batuan yang cadas sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis.
Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu
yang lama. Pada saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut
ini akan kering, tetapi tidak mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh
kembali. Ciri lain lumut ini adalah pertumbuhan talusnya yang lambat. Dalam satu
tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 cm. Lumut kerak tersusun atas lumut dan
ganggang. Ganggang yang bersimbiosis mutualisme dengan lumut disebut dengan
gonidium. Ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni. Umumnya, gonidium ini
adalah ganggang biru (Cyanophyta), seperti Chroococcus dan Nostoc, tetapi ada juga
yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta), seperti Cystococcus dan
Trentepohlia. Dari simbiosis ini, jamur memperoleh makanan hasil fotosintesis
ganggang karena ganggang bersifat autotrof. Sementara itu, jamur yang heterotrof
dapat menyediakan air, mineral, dan melakukan pertukaran gas serta melindungi
ganggang. Selain itu, lumut kerak ini juga dapat mengikat nitrogen udara.
Reproduksi lumut kerak secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi. Pelepasan
potongan lumut kerak di tempat yang sesuai dapat tumbuh menjadi tumbuhan lumut
kerak baru. Selain itu, reproduksi aseksual dapat dilakukan dengan jatuhnya soredia
(sel ganggang yang terbungkus hifa dan berwarna putih) di tempat yang sesuai maka
sel tersebut akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Reproduksi seksual lumut kerak
dilakukan oleh tiap-tiap makhluk hidup. Jamur dan ganggang melakukan reproduksi
seksual sendiri-sendiri. Jika spora jamur jatuh di atas ganggang, kemungkinan akan
terjadi simbiosis lagi dan akan tumbuh lumut kerak baru. Lumut kerak dapat
dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pembuat obat, penambah rasa dan aroma,
indikator pencemaran udara, pigmennya dapat digunakan sebagai bahan kertas
lakmus celup atau indikator pH, dan di daerah batu-batuan lumut kerak dapat
melapukkan batuan sebagai awal pembentukan tanah.
2. Mikoriza
Mikoriza adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut jamur yang
bersimbiosis dengan akar tanaman. Beberapa anggota jamur Zygomycota,
Ascomycota, dan Basidiomycota ada yang menjadi anggota Mikoriza. Simbiosis
antara jamur dan akar tanaman ini merupakan simbiosis mutualisme. Jamur
diuntungkan karena mendapat zat organik, sedangkan tanaman mendapatkan air dan
unsur hara. Keduanya saling bergantung. Jika salah satu mati, yang lain tidak dapat
hidup. Mikoriza terbagi menjadi dua golongan, yaitu endomikoriza dan
ektomikoriza. Endomikoriza adalah Mikoriza yang hifa jamurnya menembus akar
hingga masuk jaringan kortek, misalnya, jamur yang hidup pada akar sayuran.
Ektomikoriza adalah Mikoriza yang hifanya hanya hidup di daerah permukaan akar,
yaitu pada jaringan epidermis, misalnya, pada kulit akar pinus.

.2 Kajian Analisis Kritis


Materi Fungi/Jamur pada tingkat Sekolah Menengah Atas merupakan salah
satu materi yang penting dalam pembelajaran biologi hingga Perguruan Tinggi.
materi Fungi/Jamur Biologi kelas X SMA bertujuan agar di dapat materi/konsep yang
benar mengenai materi ini. Kajian analisis kritis menganilisis Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Karangan Ari Sulistyorini yang di terbitkan pada tahun 2009.
Selain itu analisis juga dilakukan pada buku-buku BSE lain sebagai pembanding
yang meliputi karangan beberapa penulis seperti Moch. Anshori, Djoko Martono dan
Fictor Ferdinand, Moekti Ariebowo. Analisis buku-buku pembanding dilakukan agar
diperoleh kesamaan maupun perbedaan konsep pada masing masing buku karaya
masing-masing penulis.

.2.1 Perbandingan dengan Materi Perkuliahan


Materi Fungi atau jamur pada buku Biologi SMA kelas X karangan Ari Sulistyorini
meliputi Ciri-Ciri Jamur,Reproduksi Jamur,Klasifikasi Jamur,Peranan Jamur bagi
Kehidupan Manusia, Simbiosis Jamur. Di awal materi pada buku karangan Ari
Sulistyorini sudah dijelaskan secara rinci pengertian dan Ciri-Ciri Jamur,Reproduksi
Jamur,Klasifikasi Jamur,Peranan Jamur bagi Kehidupan Manusia, sampai Simbiosis
Jamur.
Pembahasan materi JAMUR juga terdapat pada perkuliahan salah satunya
tercantum pada buku Modul MIKOLOGI REPRODUKSI FUNGI.Pada buku
perkuliahan materi Jamur tidak dijabarkan lebih jelas tentang Ciri-Ciri Jamur,
Klasifikasi Jamur,Peranan Jamur bagi Kehidupan Manusia, Simbiosis Jamur.
berbeda dengan materi buku karangan Ari Sulistyorini pada buku tersebut
sudah dijelaskan lengkap Ciri-Ciri Jamur, Klasifikasi Jamur,Peranan Jamur bagi
Kehidupan Manusia, Simbiosis Jamur.

.2.2 Perbandingan Antar Buku Contoh dengan Buku-Buku Pembanding


Setiap buku memiliki perbedaan isi konsep maupun tujuan yang berbeda beda, hal
tersebut dapat dilihat dari berbagai judul dan tujuan yang dicantumkan oleh para
penulis. Berdasarkan hasil analisis judul dan tujuan dari setiap penulis pada buku BSE
memiliki masing-masing perbedaan. Judul dan tujuan juga mencerminkan isi
pembahasan yang akan di ulas. Berikut penulisan judul dan tujuan serta letak Bab
pembahasan pada masing-masing buku BSE yang di analisis.

Nama Judul Leta


N Pengarang Materi k Tujuan
O Bab Pembelajaran
.

Ari Fungi  Mendeskripsikan ciri-


Sulistyorini (Jamur) ciri dan jenis jamur
1. (Buku Bab 6 berdasarkan hasil
Utama) pengamatan,
percobaan, dan kajian
literatur
 Menjelaskan peranan
jamur bagi kehidupan
manusia
 Dapat
mendeskripsikan ciri-
2 Moch. Mengenal Bab 6 ciri dan jenis-jenis
Anshori Jamur jamur serta
Djoko (Fungi) peranannya bagi
Martono kehidupannya.

 dapat memahami
prinsip-prinsip
Fictor Kingdo
pengelompokan
Ferdinand, m
makhluk hidup
3 Moekti Protista Bab 3
dengan cara
Ariebowo dan
menyajikan ciri-ciri
Kingdo
umum filum dalam
m
kingdom Protista dan
Fungi
peranannya bagi
kehidupan.

 mendeskripsikan ciri-
ciri dan jenis-jenis
jamur berdasarkan
hasil pengamatan,
percobaan, dan kajian
literatur serta
peranannya bagi
kehidupan.

(Tabel 1 : Tabel 1 Perbandingan Judul Materi Serta Tujuan Pembelajaran) Hasil analisis
yang diperoleh pada tabel diatas, terdapat perbedaan judul materi dan letak Bab pada
masing-masing buku atau pengarang. pada tujuan pembelajaran terdapat beberapa
perbedaan antar penulis tetapi memiliki persamaan dengan silabus Kurikulum 13 saat ini.
Tujuan pembelajaran pada silabus K 13 ialah :
 Mengidentifikasi Ciri umum Jamur
 Menggolongkan Jamur berdasarkan persamaan ciri morfologi yang diamati
 Mengidentifikasi ciri umum Zygomicota berdasarkan pengamatan
 Mengidentifikasi ciri umum Ascomicota berdasarkan pengamatan
 Mengidentifikasi ciri umum Basidiomicota berdasarkan pengamatan
 Mengidentifikasi ciri umum Deuteromicota berdasarkan pengamatan
 Mengaitkan ciri – ciri Jamur dengan peranannya dalam kehidupan

Yang paling mendekati dengan tujuan pembelajaran pada silabus K 13 adalah buku
karangan Ari Sulistyorini dan Moch. Anshori,Djoko Martono.
.2.3 Perbandingan Peta Konsep Buku Contoh dan Buku Pembanding

Selain dilihat dari penulisan judul dan tujuan, pada penulisan peta konsep
juga banyak terdapat perbedaan. Pada buku BSE karangan Ari Sulistyorini
memiliki peta konsep terlihat seperti pada gambar berikut:

(Sumber : Ari Sulistyorini 2009)

pembahasan materi sudah sangat jelas yang termuat Konsep materi Jamur/Fungi
meliputi Ciri-Ciri Jamur,Reproduksi Jamur,Klasifikasi Jamur,Peranan Jamur
bagi Kehidupan Manusia, Simbiosis Jamur.Berikut peta konsep peta konsep dari
buku-buku pembanding.
(Sumber : Moch. Anshori
Djoko Martono 2009 )

(Sumber : Fictor Ferdinand, Moekti Ariebowo 2009)


Ketiga peta konsep tersebut memiliki kesamaan . tetapi peta konsep yang paling
baik adalah buku karangan (Ari Sulistyorini ) dan (Sumber : Moch. Anshori
Djoko Martono 2009 ) sedangkan pada buku karangan (Sumber : Fictor Ferdinand,
Moekti Ariebowo 2009) materi tentang jamur masihkurang penjelasan tentang
peranan jamur.

.2.4 Kesesuaian Gambar Pendukung Isi Materi

Adanya gambar pada bahan ajar dapat mempermudah pembaca untuk memahami materi
Jamur. Tercantumnya gambar pada buku Biologi BSE kelas X merupakan salah satu
pendukung dari isi materi. Berikut contoh beberapa gambar dari buku Biologi Kelas X:

NO. Nama Pengarang Contoh Gambar struktur


Zygomycota

Ari Sulistyorini

1. (Buku Utama)

Moch. Anshori
Djoko Martono

2.
Fictor Ferdinand,
Moekti
3.
Ariebowo

(Tabel 2 : Tabel Perbandingan Gambar struktur Zygomycota


Gambar-gambar struktur Zygomycota pada masing-masing buku berdasarkan
hasil analisis memiliki perbedaan. Terdpat perbedaan dari buku utama/terpilih serta
pembanding lainnya, yaitu buku karangan Moch. Anshori, Djoko Martono, pada
buku tersebut dijelaskan struktur Zygomycota dan bagian bagiannya sehingga
pembaca akan lebih jelas memahaminya berbeda dengan buku karangan Ari
Sulistyorini pada buku tersebut struktur dari Zygomycota tidak dilengkapi dengan
keterangan sporangium,rizoid, spora sehingga pembaca akan sulit untuk memahami
gambar.
2.2.5 Kesesuaian Isi dan Konsep Serta Penulisan Istilah Yang Benar

Banyak buku yang ditulis serta diterbitkan dengan tujuan yang sama
yaitu untuk memberikan sumber belajar serta pengetahuan bagi para pembacanya.
Namun, isi dari masing masing buku terkadang masih kurang jelas. Sehingga
diperlukan beberapa buku untuk pemahaman satu konsep materi. Jamur/Fungi
pada materi SMA merupakan materi dasar yang diberikan agar para siswa dapat
mengenal bentuk, struktur serta peranannya bagi kehidupan. Diawali dari
pemahaman pengertian dari Jamur/Fungi sampai peranannya bagi manusia. Pada
masing-masing buku tidak banyak terdapat perbedaan materi antar buku/penulis.
Hanya saya pada materi jamur Basidiomycota buku karangan (Fictor Ferdinand,
Moekti Ariebowo) menjelaskan bahwa Jamur ini mudah dikenal karena umumnya
memiliki tubuh buah seperti payung. Sedangkan pada buku karangan (Ari
Sulistyorini) menyebutkan tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang
seperti payung, bola atau papan.

((FictorFerdinand, Moekti
Ariebowo) 2009)

(Ari Sulistyorini 2009)

Tabel 3 : Perbandingan pemahaman materi jamur Basidiomycota.

Perbedaan dalam penulisan isi antar buku yang dapat menyebabkan


kekeliruan dalam hal pemahaman konsep isi materi yang terdapat pada materi
Jamur/fungi terhadap para pembaca khususnya para peserta didik. Hal ini
merupakan hal yang perlu perhatian khusus serta adanya pengkajian pada buku-
buku bahan ajar ataupun buku pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis buku BSE Biologi kelas X pada materi Jamur
buku karangan Ari Sulistyorini dan 2 buku pembanding lainnya, dapat
disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan konsep isi serta perbedaan peta
konsep antar buku atau pengarang. Gambar-gambar pendukung isi materi masih
banyak yang belum lengkap antar pengarang buku sehingga dapat menyebabkan
kesalah pahaman konsep oleh pembaca terhadap isi materi yang disajikan. Selain
itu isi materi pokok yang termuat dalam buku BSE Biologi kelas X khususnya
pada materi Jamur masih sangat sederhana serta masih sangat minim akan materi.
Sehingga diperlukan adanya sumber belajar lain untuk memahami isi dari materi
pokok.

3.2. Saran

Adanya pengkajian serta koreksi ulang terhadap buku-buku bahan ajar sekolah
sangatah di perlukan, agar tidak terjadi kesalah pahaman konsep bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Biologi 1 : Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X


/ Penulis Ari Sulistyorini ; editor, Hadiat ; Ilustrasi, Sugeng Supriyadi

Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah


Aliyah (MA) Kelas X / Penulis Moch Anshori, Djoko Martono ; Editor Irwin
Ardianto ; Ilustrator Iwa. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah


Aliyah (MA) Kelas X / Penulis Fictor Ferdinand P, Moekti Ariebowo : Penyunting Dadan Ahmad
Sobar dan Ilustratorm : Yudianan . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2009
Buku Utama

Buku Pembanding

Anda mungkin juga menyukai