NPM : 91811402111009
Tahun 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Analisis Kritis Buku BSE Kelas X Materi JAMUR”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Kapita Selekta Biologi di Universitas Sintuwu Maroso.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada
kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik
dan saran untuk kami lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk kita semua.
Cover Halaman.................................................................................................................1
Kata pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
Bab I (Pendahuluan)........................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
Bab II (Pembahasan).......................................................................................................6
2.2.5 Kesesuaian Isi dan Konsep Serta Penulisan Istilah yang Benar................27
3.1 Kesimpulan................................................................................................................31
3.2 Saran..........................................................................................................................31
Daftar Pustaka..................................................................................................................32
BAB 1
PENDAHULUAN
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu
tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai
contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping. Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur,
ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif. Selain memiliki
berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam
jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar
jamur yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya
jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara
hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa
jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup
di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dapat disusun dalam karya tulis ini adalah:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.4 Manfaat
a. Mengetahui adanya perbedaan dalam penulisan judul, peta konsep, isi materi
maupun materi pendukung antar buku Biologi kelas X mengenai materi Jamur.
b. Mengetahui adanya perbedaan dan kesamaan isi pembahasan maupun
penulisan istilah antar buku Biologi kelas X mengenai materi Jamur.
c. Mengetahui keterkaitan isi materi Jamur dari perkuliahan dengan buku Biologi
kelas X mengenai Jamur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungi (Jamur)
1. Zygomycota
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada
pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang
menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung. Ciri-ciri jamur yang
termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. biasa hidup sebagai saprofit;
b. miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa
atau buluh;
c. dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan
sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana;
d. perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari
sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk
sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan
tumbuh menjadi miselium baru;
e. perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa
betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa
betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan
dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang
mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
2. Ascomycota
Jika jamur Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat seperti pipa, jamur sejati
(Eumycota yang terdiri dari Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota)
mempunyai hifa yang bersekat- sekat. Dinding sel terdiri atas kitin dan dapat hidup
sebagai saprofit, parasit, atau bersimbiosis. Ascomycota adalah kelompok jamur
yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil)
yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan askospora melalui
beberapa tahap, yaitu:
a. perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina,
b. bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis,
c. bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut dengan kariogami, dan
d. kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan dengan
pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel bebas.
Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan konidium,
fragmentasi, dan pertunasan. Kelompok jamur ini dapat ditemui di permukaan roti,
nasi, dan makanan yang sudah basi. Warnanya merah, cokelat, atau hijau.
Contoh jamur Ascomycota yang hidup sebagai saprofit, antara lain, Saccharomyces
cereviciae (khamir bir, roti, dan alkohol), Saccharomyces tuac (khamir tuak),
Saccharomyces ellipsoideus (khamir anggur), Penicillium sp. (makanan dan roti
busuk), dan Neurospora crassa (pembuatan oncom). Contoh jamur yang tumbuh
sebagai parasit adalah jamur Saccharomycosis yang menyerang pada epitel mulut
anak- anak. Jamur dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau membentuk Lichenes
(lumut kerak).
3. Basidiomycota
Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini
dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya.
Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau papan.
Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh buah berbentuk
payung. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah
(stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa
miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe.
Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang
akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar
tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan
tersusun atas lembaran.
Tubuh buahnya disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan
dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat pembentukan basidiospora,
ujung-ujung hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi
peleburan dua inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan
meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid. Selanjutnya, basidium membentuk empat
tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-
masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat buah basidiospora haploid.
Agar lebih jelas, pelajari gambar pembentukan basidiospora berikut ini!
Perkembangbiakan aseksual Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan
konidia dan secara seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+)
dan hifa (–), terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat
tumbuh menjadi tubuh buah (basidiokarp). Perkembangan basidiokarp terjadi di atas
permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya basidiospora. Pembentukan
basidiospora terjadi di dalam basidium yang terletak di permukaan bawah tudung
basidiokarp. Jika kita bandingkan daur hidup Ascomycotina dengan dengan daur
hidup Basidiomycotina, manakah
yang masa dikariotiknya lebih panjang? Basidiomycota merupakan kelompok jamur
yang pembentukan sporanya terjadi di atas sel yang disebut dengan basidium.
Bentuk jamurnya ada yang seperti payung dan seperti kuping. Contoh jamur yang
termasuk dalam Basidiomycota adalah jamur merang (Volvariella volvacea) yang
dapat dimakan dan dikembangkan; jamur kuping (Auricularia polytricha) yang hidup
di kayu lapuk, dapat dimakan dandikembangkan; jamur tiram (Pleurotes) dapat
dimakan; jamur api yang dapat merusak tanaman tebu; jamur beracun (Amanita
phalloides) berwarna putih dan merah, hidup di tanah; serta jamur upas (Corticum
salmonella) yang hidup parasit di batang pohon karet atau buah.
dapat memahami
prinsip-prinsip
Fictor Kingdo
pengelompokan
Ferdinand, m
makhluk hidup
3 Moekti Protista Bab 3
dengan cara
Ariebowo dan
menyajikan ciri-ciri
Kingdo
umum filum dalam
m
kingdom Protista dan
Fungi
peranannya bagi
kehidupan.
mendeskripsikan ciri-
ciri dan jenis-jenis
jamur berdasarkan
hasil pengamatan,
percobaan, dan kajian
literatur serta
peranannya bagi
kehidupan.
(Tabel 1 : Tabel 1 Perbandingan Judul Materi Serta Tujuan Pembelajaran) Hasil analisis
yang diperoleh pada tabel diatas, terdapat perbedaan judul materi dan letak Bab pada
masing-masing buku atau pengarang. pada tujuan pembelajaran terdapat beberapa
perbedaan antar penulis tetapi memiliki persamaan dengan silabus Kurikulum 13 saat ini.
Tujuan pembelajaran pada silabus K 13 ialah :
Mengidentifikasi Ciri umum Jamur
Menggolongkan Jamur berdasarkan persamaan ciri morfologi yang diamati
Mengidentifikasi ciri umum Zygomicota berdasarkan pengamatan
Mengidentifikasi ciri umum Ascomicota berdasarkan pengamatan
Mengidentifikasi ciri umum Basidiomicota berdasarkan pengamatan
Mengidentifikasi ciri umum Deuteromicota berdasarkan pengamatan
Mengaitkan ciri – ciri Jamur dengan peranannya dalam kehidupan
Yang paling mendekati dengan tujuan pembelajaran pada silabus K 13 adalah buku
karangan Ari Sulistyorini dan Moch. Anshori,Djoko Martono.
.2.3 Perbandingan Peta Konsep Buku Contoh dan Buku Pembanding
Selain dilihat dari penulisan judul dan tujuan, pada penulisan peta konsep
juga banyak terdapat perbedaan. Pada buku BSE karangan Ari Sulistyorini
memiliki peta konsep terlihat seperti pada gambar berikut:
pembahasan materi sudah sangat jelas yang termuat Konsep materi Jamur/Fungi
meliputi Ciri-Ciri Jamur,Reproduksi Jamur,Klasifikasi Jamur,Peranan Jamur
bagi Kehidupan Manusia, Simbiosis Jamur.Berikut peta konsep peta konsep dari
buku-buku pembanding.
(Sumber : Moch. Anshori
Djoko Martono 2009 )
Adanya gambar pada bahan ajar dapat mempermudah pembaca untuk memahami materi
Jamur. Tercantumnya gambar pada buku Biologi BSE kelas X merupakan salah satu
pendukung dari isi materi. Berikut contoh beberapa gambar dari buku Biologi Kelas X:
Ari Sulistyorini
1. (Buku Utama)
Moch. Anshori
Djoko Martono
2.
Fictor Ferdinand,
Moekti
3.
Ariebowo
Banyak buku yang ditulis serta diterbitkan dengan tujuan yang sama
yaitu untuk memberikan sumber belajar serta pengetahuan bagi para pembacanya.
Namun, isi dari masing masing buku terkadang masih kurang jelas. Sehingga
diperlukan beberapa buku untuk pemahaman satu konsep materi. Jamur/Fungi
pada materi SMA merupakan materi dasar yang diberikan agar para siswa dapat
mengenal bentuk, struktur serta peranannya bagi kehidupan. Diawali dari
pemahaman pengertian dari Jamur/Fungi sampai peranannya bagi manusia. Pada
masing-masing buku tidak banyak terdapat perbedaan materi antar buku/penulis.
Hanya saya pada materi jamur Basidiomycota buku karangan (Fictor Ferdinand,
Moekti Ariebowo) menjelaskan bahwa Jamur ini mudah dikenal karena umumnya
memiliki tubuh buah seperti payung. Sedangkan pada buku karangan (Ari
Sulistyorini) menyebutkan tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang
seperti payung, bola atau papan.
((FictorFerdinand, Moekti
Ariebowo) 2009)
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis buku BSE Biologi kelas X pada materi Jamur
buku karangan Ari Sulistyorini dan 2 buku pembanding lainnya, dapat
disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan konsep isi serta perbedaan peta
konsep antar buku atau pengarang. Gambar-gambar pendukung isi materi masih
banyak yang belum lengkap antar pengarang buku sehingga dapat menyebabkan
kesalah pahaman konsep oleh pembaca terhadap isi materi yang disajikan. Selain
itu isi materi pokok yang termuat dalam buku BSE Biologi kelas X khususnya
pada materi Jamur masih sangat sederhana serta masih sangat minim akan materi.
Sehingga diperlukan adanya sumber belajar lain untuk memahami isi dari materi
pokok.
3.2. Saran
Adanya pengkajian serta koreksi ulang terhadap buku-buku bahan ajar sekolah
sangatah di perlukan, agar tidak terjadi kesalah pahaman konsep bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pembanding