Anda di halaman 1dari 34

Ilmu Pengetahuan Bahan Listrik

Ilmu Pengetahuan Bahan Teknik untuk Kelistrikan


(Communication Based Train Control)
Rekayasa (Engineering).
PPI Madiun masuk dalam bagian
inter-disiplin

CIVIL Teknik Material merupakan


naturalisasi dari Material
MECHANICAL
Science & Engineering (MSE)
sehingga mungkin lebih tepat
bila Teknik Material dipahami
sebagai
Ilmu & Rekayasa Material

ELECTRICAL Teknik Material merupa- kan


suatu bidang inter-disiplin
yang relatif baru sehingga
CHEMICAL science dan engineering-nya
masih tumbuh dan berkembang
bersama.
Dari pembahasa pada slide Penyebab Insiden yang perlu diwaspadai
sebelumnya disini agar tidak mengakibatkan
menunjukkan faktor KEGAGALAN OPERASI ADA
pemilihan bahan di kaitan
dengan ketepatan dalam 3 kemungkinan
pemilihan bahan/material (likelihood of accidents)
yang pada akirnya menuju
pada efficiency, effectivitas
dan keselamatan. • human error Faktor manusia
Perhatikan narasi • accidents pure Faktor teknis/alam
disamping ini kecekakaan
hanya disebabkan karena 3 Pemusnahan
faktor yang selanjutnya Penjagalan
• sabotage Faktor sabotase Penghancuran Kesengajaan
faktor ke dua terdiri dari Penggagalan
lihatpada slide berikurnya) Subversi
Penyebab Insiden yang perlu diwaspadai :
1. Faktor Pengemudi (manusia) :
Tidak disiplin (melanggar peraturan/rambu-rambu lalu lintas)
Emosional/tidak sabaran.
Daya konsentrasi berkurang( sambil bicara, menelepon/sms, melamun).
Kurang trampil/cekatan dalam mengemudi.
Mengantuk/lelah.
Mabuk (dalam pengaruh obat/minuman)

2. Faktor Teknis
(sarana) : (prasana) : (Fasop) :
Sarana tidak laik jalan (usia tua, rusak). Jalan sempit/ lebar track tdk standar. Tidak sesuai dengan spek yang
Roda tiba-tiba keluar jalur/ kegagalan roda. Jalan licin/ track mud pumping. ditetapkan
Rem blong, lampu tdk berfungsi/tidak ada. Jalan bergelombang/ track twiss. Kekeliruan dalam pemilihan banah
Bukan peruntukannya (Roda dan bodi Tikungan tajam, tanjakan/menurun. Durability material/bahanKekuatan
modiv yang tidak sesuai). bahan
Melebihi muatan.
3. Faktor Cuaca : 4. Kesengajaan (Sabotage) :
Hujan., Berkabut. Diledakkan.
Longsor,.Banjir. Pada umumnya kesengajaan
Sebelum pada pembuatan/pengadaan bahan/material mari tijau tentang
Karakteristik dan Sifat Bahan/Material

KEKUATAN
Setiap
Diantaranya KEKENYALAN
bahan/material MATERIAL
mempunyai KONDUKTOT KETEGARAN
atau
karakteristik
ISOLATOR KEKAKUAN
dan sifat
KEMAKASAN
Syarat-syarat Bahan Konduktor
Syarat-syarat bahan bersifat konduktor yaitu:
1. Konduktifitas yang baik
Konduktifitas yang baik pada suatu bahan konduktor yaitu yang memiliki nilai hambatan jenis relatif kecil.
Semakin kecil hambatan jenisnya maka semakin baik nilai konduktifitas bahan.
Besar hambatan jenis berbanding terbalik dengan konduktifitas bahan.
Konduktifitas bahan berkaitan dengan daya hantar panas dan daya hantar listrik.
Daya hantar panas menyatakan jumlah panas yg mampu melewati bahan dalam selang waktu tertentu.
Bahan logam merupakan bahan yang memiliki daya hantar panas yang tinggi sehingga bahan logam
cenderung mempunyai konduktifitas yang tinggi sebagai bahan konduktor.
Daya hantar pd listrik menggambarkan kemampuan bahan konduktor dalam menghantarkan arus listrik.
Besar dari daya hantar listrik konduktor adalah sangat dipengaruhi oleh besar hambatan jenis yang
dimiliki oleh bahan konduktor.

Hambatan jenis dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut:


R = ρ (l/A)
Keterangan :
•R = hambatan (Ω)
•ρ = hambatan jenis (Ω.m)
•l = panjang penghantar (meter)
•A = luas penampang kawat (m2)
2. Kekuatan mekanis yang tinggi
Bahan konduktor mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi sehingga dapat menghantarkan
panas atau listrik dengan baik. Bahan dengan kekuatan mekanis yang tinggi memiliki partikel
penyusun rapat.
Ketika bahan konduktor didekatka dengan sumber panas atau
arus listrik, maka akan terjadi vibrasi atau getaran pada bahan
konduktor. Melalui vibrasi atau getaran ini panas atau arus
listrik akan mengalir dari ujung ke ujung bahan konduktor
yang lainnya.
Sifat mekanis bahan sangat penting terutama ketika bahan
konduktor berada diatas tanah. Bahan konduktor harus
diketahui sifat mekanisnya karena berhubungan dengan
pendistribusian tegangan tinggi pada saluran arus listrik.

3. Koefisien muai yang kecil


Bahan yang mempunyai koefisien muai kecil tidak akan
mudah berubah bentuk, ukuran atau volume akibat pengaruh
dari perubahan temperatur.
R = R { 1 + α (t – t)},
Karakteristik
Walaupun pada kenyataannya sampai
saat ini Ferrous metal tetap masih
dominan untuk strukctur tertentu
karena murah dan mudah di New Invention - Hoverbike (2014).mp4

bentuknya

oleh karena itu untuk pembahasan


selanjurnya pada pelajaran ini
berpedoman pada Ferrous metal,
untuk dipahami pada hakekatnya
proses pembuatan material yg lain
relatif sama.

Selanjutnya dibahas tentang kekuatan


bahan, sebelum pada pembuatan
bahan

Pada pelajaran ilmu pengetahuan


bahan teknik ini membahas tentang 4
jenis material yaitu sebagai berikut
pada slide selanjutnya
Besi
Logam Besi (fero)
Baja
Bahan Logam
Logam Berat Timbal, Seng, Tembaga
Logam nonfero
Logam Ringan Magnesium, Aluminium,
Titanium
Logam Mulya Emas, Perak, Platinum

Polimer termoplastik (Plastik)


Bahan Polimer
Karet
Polimer tahan panas
Semen, mortal, Beton

Bahan Keramik Gelas


Kayu Isothermal
Bahan Alam
Batuan
Dari ke 5 sifat bahan tersebut
bila diketahui kekuatannya nya Karakteristik dan Sifat Bahan/Material
maka ke empat lainnya dengan
mudah didapat karana ada
1. KEKUATAN :
korelasinya
Ketahanan materi terhadap pengaruh yang memutuskan
Oleh karena itu untuk keutuhannya. >< lemah.
selanjutnya di pelajari tentang 2. KEKENYALAN :
kekuatan bahan, yang
Ketahanan materi terhadap perubahan bentuk hingga saat sebelum
merupakan tolok ukur
kemampuan bahan untuk terjadi patah. >< getas.
menerima beban dalam satuan
gaya tarik dibagi luas areanya
3. KETEGARAN :
yang selanjutnya disebut stress Ketahanan materi terhadap perubahan bentuk hingga terjadi
deformasi permanen. >< lembek.
Kalau stress yang diberikan pada 4. KEKAKUAN :
material tidak melampaui
Ketahanan materi terhadap perubahan (elastis) bentuk (gaya yang
kemampuanya material tsb
dikatakan kuat namun bila besar mengakibatkan hanya sedikit deformasi elastis berarti
melebihi batas stress akan putus materi kaku). >< lentur

Identik dengan manusia bila


5. KEMAKASAN : (makas = keras)
diberi beban maka manusia pun Ketahanan materi terhadap deformasi permanen akibat penikasan.
stress >< lunak.
Bagai mana cara menentukan
material yang akan digunakan Kekuatan tarik
tentunya harus deketahuin
dahulu untuk keperluan apa, Beban tarik ialah beban yang timbul apabila pada bagian benda bekerja
apakah yang diperlukan beberapa gaya yang arah garis kerjanya bertolak belakang
membutuhkan ; 0

KEKUATAN,KEKENYALAN, F F Ao 3 mm
KETEGARAN,KEKAKUAN, 3 mm
KEMAKASAN (kekerasan) nya
p = F / Ao
Kelima sifat bahan tersebut
saat dapat diketahui bila
diketahui kekuatan tariknya
p

Oleh karena itu selanjutnya σ Kekuatan tarik / Tegangan putus materi σ = F / Ao


akan dibahas kekuatan tarik F Gaya tarik maxsimum (dalan Newton)
yang merupakan sifat mekanik
bahan seperti yang diperlihat
Ao Penampang (penampang asal dlm mm persegi)
kan disamping ini. Benda tersebut bila ditarik akan mengalami stress, berapa besarnya stress
adalah sebesar Gaya max per mm²
Penarikan ini dilakukan
terhadap bahan/material yg Pertanyaan no 1. Kalau demikian apa yang disebut stress
terbuat dari logam (baja) dan bagai mana formulanya
Sifat mekanik adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban
yang diberikan pada logam tersebut. Seperti yang diuraikan di slide 1,
selanjutnya perlu diketahui sifat mekanik tsb sbb ;

Logam adalah suatu material yang memiliki sifat daya hantar listrik, kemagnetan,
mampu dibentuk, kekuatan, ketangguhan, mampu di las, mempunyai permukaan ferni
(tersusun oleh atom-atom teratur membentuk kristal).

KEKUATAN :
Ketahanan materi terhadap pengaruh yang memutuskan keutuhannya. >< lemah
kemampuan suatu logam material untuk menahan tegangan tanpa kerusakan

KETEGARAN :
Ketahanan materi terhadap perubahan bentuk hingga terjadi deformasi permanen. >< lembek.
Ketangguhan, adalah kemampuan suatu logam untuk tidak mengalami pecah dan kemampuan untuk tidak
mengalami kegagalan setelah terjadi kerusakan. Logam yang tangguh dapat bertahan pada tegangan baik
yang terjadi perlahan-lahan maupun tiba-tiba dan akan terdeformasi sebelum gagal
KEKENYALAN : Ketahanan
materi terhadap perubahan bentuk hingga saat sebelum terjadi patah. >< getas.
Elastisitas, adalah kemampuan logam untuk kembali ke ukuran atau bentuk semula setelah diregangkan atau
ditarik.

KEKAKUAN :
Ketahanan materi terhadap perubahan (elastis) bentuk (gaya yang besar mengakibatkan hanya
sedikit deformasi elastis berarti materi kaku). >< lentur
Plastisitas, adalah kemampuan logam untuk tidak kembali ke ukuran atau bentuk semula setelah diregangkan
atau ditarik
Keuletan, adalah kemampuan suatu logam untuk diregangkan atau dibentuk secara permanen tanpa terjadi
kerusakan.
KEMAKASAN :
(makas = keras) Ketahanan materi terhadap deformasi permanen akibat penikasan. >< lunak.
kemampuan suatu logam untuk menahan penetrasi dan gesekan dengan logam lain ataupun ketahanan suatu
logam terhadap deformasi

Pertanyaan 2. Dari uraian diatas mana yang kurang tepat.


Tinjauan selanjutnya adalah tentang Kekerasan sebagai ketahanan logam
dari deformasi plastik, yang pada umumnya dilakukan dengan metode
indentasi / pencirian
(Metode Identansi adalah pengujian kekerasan logam yang dengan cara mengukur
diameter lekukan hasil indentasi) Metal handbook

Uji kekerasan termasuk teknologi pengujian karena benda yang selalu


bergesekan dengan kekerasan yang rendah maka jelas akan lekas aus.

Demikian juga apabila benda yang diinginkan itu harus tajam maka
harus mempunyai kekerasan yang tinggi, kekerasan diperlukan untuk
pemilihan jenis logam yang tepat untuk keperluan suatu tujuan.

Bagaimanapun, istilah ini boleh juga mengacu pada kekakuan atau


temper, atau ketahanan terhadap goresan, keausan, atau pemotongan.
Kekerasan merupakan sifat suatu logam, yang memberi kemampuan
logam tahan terhadap deformasi permanen (bengkok, rusak, atau bentuk
yang berubah), ketika suatu beban diterapkan.

Pada umumnya, kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi


dan untuk logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya
terhadap deformasi plastik atau deformasi permanen.

Untuk orang yang berkecimpung dalam mekanika pengujian bahan,


banyak yang mengartikan kekerasan sebagai ukuran ketahanan
terhadap lekukan.

Untuk para perancang bangunan, kekerasan sering diartikan sebagai


ukuran kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan
sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan panas dari suatu
logam.
Metode Uji KekerasanBerdasarkan mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3
metode uji kekerasan:

1. Metode gores Metode ini tidak banyak lagi digunakan dalam dunia metalurgi
dan lanjut, tetapi masih sering dipakai dalam dunia mineralogi.
2. Metode elastik/pantul (rebound)Dengan metode ini, kekerasan suatu material
ditentukan oleh alat scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul
(hammer) dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian
terhadap permukaan benda uji.
3. Metode indentasi Tipe pengujian kekerasan material/logam ini adalah dengan
mengukur tahanan plastis dari permukaan suatu material komponen konstruksi
mesin dengan spesimen standar terhadap “penetrator”.

Adapun beberapa bentuk penetrator atau cara pengujian ketahanan permukaan


yang dikenal adalah :
1. Ball indentation test (Brinell)
2. Pyramida indentation (Vickers)
3. Cone indentation test (Rockwell)
4. Uji kekerasan Mikro
5. Uji kekerasan Meyer
Kembali pada slide no 1
3 mm
Bila benda seperti disamping ini yang F F Ao 3 mm

terbuat dari logam baja dengan panjang 3 mm 3 mm


L di tarik maka akan mengalami L
∆L
beberapa hal a/l

Benda akan memanjang sepanjang ∆L


Penampang akan mengecil yg semula Ao
menjadi A

Bila benda tersebut diberi gaya F maka


memanjang dan setelah di lepas akan
kembali seperti semula maka benda
tersebut masuk katagori Elastis
σ σ
Namun bila tdk dapat kembali seperti
semula disebut tdk elastis atau plastis σ
karena benda tersebut mengalami
perubahan/deformasi permanen

Perbandingan antara ∆L/L disebut Strain biasanya diberi simbul ε, sedangkan stress adalah F/Ao
atau biasanya diberi simbul σ
Lalu bagaimana hubungan atara stress dengan strain. Kalau tdk memahanmi tentunya
jawabannya baik-baik saja.

Selanjutnya mari kita bahas hubungan antara Stress σ dan strain ε


σ tidak sama dengan ε Gaya maximal yang dapat ditahan sebelum batang tsb putus/patah (susur galur
namun dapat dibuat materi tsb menjadi terlepas pada tempat yang tertentu)
sama bila ada faktor yg σ = F / Ao
yg menysuaikan atau
dengan kata lain
=E
ε= σ x faktor penyesuai
Type equation here.

Faktor penyesuai tersebut


bila di beri simbul 1/E

Deformasi elastis perubahan yang tidak permanen


ε= σ x 1/E Deformasi permanen terjadi apabila tegangan yang dijinkan dilampaui
σ= E.ε Gaya pada batang per mm² penampang yang masih blm menimbulkan
Apa itu E deformasi permanen yang tak terrenggang disebut batas regangan
E selanjutnya dibahas dalam hukum hooke yang ditemukan Robert
Hooke seorang bangsa Inggris penemu ahli kimia dan matematika,
arsitek dan filsuf yang lahir tahun 28 Juli 1635 – meninggal 3 Maret
1703
Hooke menyusun suatu rumus yang dapat dipakai untuk menghitung
deformasi yang elastis bagi sebuah batang dengan penampang Ao dan
dengan panjang Lo, apabila dibebani dengan gaya tarik atau gaya tekan
sebesar F. Dengan asumsi sbb :

a.Deformasi elastis itu berbanding lurus dengan beban, F.


F menjadi dua kali lipat, maka besarnya deformasi elastis pun
akan menjadi dua kali lipat. Rumusnya ialah:
∆L = faktor x F

b.Deformasi elastis itu berbanding lurus dengan panjangnya batang asal, Lo.
Apabila panjangnya batang menjadi dua kali lipat, maka deformasi
elastis pun akan menjadi dua kali lipat. Rumusnya ialah:
∆L = faktor x F x Lo
c. Deformasi elastis berbanding terbalik/sungsang dengan luas
penampang Ao.

Dengan lain perkataan, apabila beban dan panjang batang itu sama,
tetapi penampangnya menjadi dua kali lipat, maka deformasi elastis
akan menjadi separuh. Rumusnya :
∆L

Apabila faktor di ganti dengan = dapat diintegrasikan menjadi

∆L ∆L

Rumus ini yang dikenal dengan hukum Hooke


hanya berlaku bagi deformasi yang elastis
Faktor E (modulus elastisitas), besarannya tergantung pada pada jenis
materi/bahan . Dalam hukum Hooke : ∆L diumpamakan Lo

∆L ∆L

Maka diperoleh

Maka dlm hal ini berlaku : E = .


Jadi perdefinisi dapat dikatakan bahwa modulus elastisitas E itu merupakan
tegangan material  apabila sebuah batang logam mengalami deformasi elastis
sama panjang dg ukuran batang asal L (catatan ; dlm praktek semua logam
merupakan barang mustahil).
Hooke's law states that stress is directly proportional to strain upto
the elastic limits of the body
(till no permanent deformation occurs on the body).

i.e.. Stress / Strain = E ε σ


( = /E )
Here, E is called the modulus of elasticity.
Depending on types of strain, there are three moduli of elasticity as follows:

Young 's modulus,


E = longitudinal stress / longitudinal strain
= dP / (dL/L) = (F/A) / (dL/L)

Disamping ini terdapat daftar modulus elastisitas bagi


beberapajenis logam yang terkenal :

1 psi (lb/in2) = 144 psf (lbf/ft2) = 6,894.8 Pa (N/m2) = 6.895x10-3 N/mm2


Apa manfaatnya modulus elastisitas, dengan mengetahui modulus
elastisitas material maka kita dapat mengetahui sifat mekanik bahan
yang akan digunakan, jadi tdk perlu melakukan uji lagi. Tinggal melihat
tabel yang sebelumnya sdh dilakukan penelitian oleh para ahli.

Misalnya body kereta akan menggunakan material baja, dalam


perhitungan struktur perlu diketahui kemampuan bahan (miswalkan
material/bahan tersebut terbuat dari batang baja) tersebut, dengan
cara lihat tabel mis di slide 12, maka tegangan/stress di dalam batang,
pertambahan panjang batang akibat beban dan regangan (Strain) yang
dialami oleh batang dapat diketahui (perhatikan slide 14 berikut)

Bila batang material ditarik lalu memanjang dan bila tarikan dilepas
benda tersebut kembali panjangnya seperti semula dikatakan benda
tersebut masih dalam kondisi elastis.
Sifat elastis seperti ini ditengarai dg nama Modulus elastisitas Young
singkatnya dinamakan Modulus Young
Modulus Young menggambarkan keuletan bahan,
Bila Mod. Young besar, bahan/material semakin susah ditarik/tekan
Contoh Soal
Sebuah batang baja sepanjang 81 cm mempunyai jari-jari 9.5 mm. Batang tersebut ditarik oleh
sebuah gaya sebesar 6.2x104 N (sekitar 7 ton)
a). Hitung tegangan di dalam batang b). Hitung pertambahan panjang batang
c). Hitung regangan yang dialami oleh batang

F F 6.2 x104
Jawab : a).      220 MPa
A R 2
 (9.5 x10 )
3 2

L  L (220 x106 )(81x102 )


b).  L   11
 0.89 mm
L E E 2.0 x10
L 0.89 x103
c).    2
 1.1x10 3
 0.11 %
L 81x10
Pertanyaan 3. Hitung gaya-gaya
yang diberikan oleh lantai kepada
empat kaki meja.
Bila sebuah meja mempunyai tiga kaki sepanjang
1 m sedangkan kaki yang keempat lebih panjang
0.5 mm sehingga meja tersebut agak miring.
Keempat kaki meja ini terbuat dari kayu yang
mempunyai luas penampang 1.0 cm2 dan
modulus Young sebesar 1.3x1010 Pa.
Di atas meja ini diletakkan sebuah benda
bermassa 290 kg sehingga meja tersebut tidak
lagi miring.
Yang telah dibahas pada slide sebelumnya adalah modulu Young, yang
menggambarkan keuuletan bahan yang diuji dengan tarik/tekannya , lalu
bagai mana dengan kekuatan puntir dan kekuatan pemampatannya

Untuk dua kemampuan bahan tersebut ditengarai dengan modulus Geser


dan Bulk nya.

Bagai mana keterkaitannya di gambarkan pada diagram sbb :

Modulus Modulus Young:


Menggambarkan keuletan bahan, Mod. Young
besar, bahan semakin susah ditarik / tekan.
Elastisitas
Menggambarkan kekakuan bahan, Mod. Geser
Modulus Geser:
besar, bahan semankin susah di puntir.

Menggambarkan kemampuan bahan


Modulus Bulk:
untuk dimampatkan.
Perbedaan nya digambarkan sbb

Modulus Young Modulus Geser

F F//
Tegangan Normal  F  A, gaya normal Tegangan Geser  ,F A
A A
Tegangan = modulus elastisitas × Regangan Tegangan = modulus elastisitas × Regangan
F L F// X
E G
A L0 A h
Regangan Regangan geser
Tegangan geser
Tegangan E: Modulus Young G: Modulus Geser
 L Dimensi sama dengan tegangan Dimensi sama dengan tegangan
F = E   A
 Lo 
Perbedaan nya digambarkan sbb

Modulus Young Modulus Bulk

F
Tegangan Normal  F  A, gaya normal Tegangan hidrolik
A
Tegangan = modulus elastisitas × Regangan
V
F L pB
E V
A L0 Regangan volume
Tegangan, tekanan
Regangan
Kompresibilitas:
B: Modulus Bulk
Tegangan E: Modulus Young k  1/ B Dimensi sama dengan tegangan
 L Dimensi sama dengan tegangan
F = E   A
 Lo 
Daftar nilai
Modulus elastisita
sbb.

Pertanyaan
4. berikan contoh
material yang
sedang
diperlakukan
seperti apa bila
menggunakan nilai
tolok ukur
,Modulus Young,
modulus Geser dan
modulus Bulk
Berikut nya akan dipelajari bagai mana melihat batasan elasti bahan
dan apa itu plastis, untuk mengetahui ini maka materian yang akan di
pahami tsb haris diuji.

Uji dilaksanakan dengan menggunakan material/bahan baja.

Material yang akan di uji dibentuk sesuai dengan standar yang


ditetapkan atau di syaratkan oleh peralatan uji yang dibentuk sbb :

• Spesimen ditarik dengan suatu gaya STANDARD TEST


• Tegangannya dihitung
• Pertambahan panjangnya diukur Test Specimen
• Regangannya dihitung
• Kurva tegangan – regangannya
digambarkan
Alat uji coba tarik, yg akan dibahas pada pertemuan berikutnya

Jawaban ke empat pertanyaan tsb ditulis pada kertas putih ukuran A5,
difoto lalu dikirim via Whatsapp group, sebelum dimulai pelajaran
2
sebagai bukti keikutsartaan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai