Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Melalui makalah ini, kita dapat
mengetahui tentang Glikosida Alkohol dan juga senyawa masing-masing glikosida dengan
contoh tanamannya. Pembuatan makalah ini dilakukan dengan memperoleh data-data dari
beberapa sumber dan pemikiran yang digabungkan sehingga menjadi sebuah makalah yang
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kami menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah ini akan
semakin baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, 20 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 6
C. Tujuan....................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Glikosida Alkohol................................................................................... 7


B. Sifat Glikosida Alkohol.......................................................................................... 8
C. Contoh Glikosida Alkohol......................................................................................... 9
D. Senyawa glikosida dan masing-masing fungsinya................................................... 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan........................................................................................................................... 28

Saran..................................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Glikosida adalah bagian yang penting dalam ilmu Farmakognosi, terutama dalam
pengembangannya menjadi sediaan simplisia. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula (glikon) dan bukan gula (aglikon). Keduanya dihubungkan oleh suatu
bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-
glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon
(C-glikosida, barbaloin).

Glikosida diklasifikasikan berdasarkan macam aglikon yang dihubungkan dengan


efek farmakologisnya. Kerugian dari klasifikasi seperti ini adalah banyak senyawa lain
yang lebih spesifik yang juga mempunyai efek terapi. Pengklasifikasian tidak dilakukan
secara farmakologis karena banyak jenis glikosida yang mempunyai efek terapeutik yang
sama. Penggolongan glikosida didasarkan kepada aglikolat atau genin yang terikat
padanya. Beberapa diantara banyak glikosida yang terdapat di alam adalah Glikosida
Flavonol: Ruta Graviolens, Glikosida Lakton : Kumarin pada Belladona, Glikosida
Alkohol : Salix Purpurea & S. Fragilis, Glikosida Fenolik : Arctostaphylos Uva-Ursi,
Glikosida Aldehid : Vanilla Planifolia, Glikosida Sterol-Cardio Active : Digitalis,
Glikosida Antrakinon : Aloe & Casia Acutifolia, Glikosida Saponin : Saponin, Glikosida
Sianofor : Prunus amygdalus, Glikosida Thosianat : Mustard & Brassica nigra, Glikosida
Tanin : Psidium guajava L.

Glikosida alkohol adalah glikosida yang aglikonnya memiliki gugus hidroksi.


Senyawa yang termasuk glikosida alcohol adalah salisin. Glikosida ini mempunyai
aglikon gugusan –OH alcohol. Salicin adalah glikosida dari tanaman Salix sp. dan
Populus sp. Kebanyakan batang pohon willow dan poplap mengandung salicin. Sumber
utama salicin adalah Salix purpurea dan Salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan
benzoil salicin dapat diasosiasikan dengan salicin yang berasal dari tanaman famili
Salicaceae. Salicin jika dihidrolisis oleh emulsin menghasilkan D-glukosa dan saligenin
(salisin alkohol). Salicin memiliki efek farmakologi sebagai anti rematik. Mekanisme
kerja salicin mirip dengan asam salisilat dan diduga salicin dioksidasi menjadi asam
salisilat didalam tubuh manusia. Kegunaan salicin sebagai anti inflamasi, atipiretik, anti

3
rheumatik, anti periodik. Metode yang di gunakan dalam pengambilan senyawa salisin
adalah extraksi. Metode identifikasi dengan menggunakan kromatografi kertas dengan
pengembang campuran dari butanol, xylem, asam asetat, air.

Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana
pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung,
pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan permukaan. Akan
tetapi, kadang-kadang glikosida juga bisa merugikan manusia, misalnya dengan
mengeluarkan gas beracun HCN pada glikosida sianogenik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut rumusan masalah dari penulisan makalah ini :
1. Apa yang dimaksud glikosida alkohol ?
2. Bagaimana sifat glikosida alkohol ?
3. Apa saja contoh dan kegunaan simplisia yang mengandung glikosida alkohol ?
4. Apa saja fungsi masing-masing senyawa glikosida dan terdapat dimana ?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud glikosida alkohol.
2. Untuk mengetahui sifat glikosida alkohol.
3. Untuk mengetahui contoh simplisia yang mengandung glikosida alkohol.
4. Untuk mengetahui fungsi masing-masing glikosida dan terdapat dimana.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GLIKOSIDA ALKOHOL

Glikosida alkohol adalah glikosida yang aglikonnya yang selalu memiliki gugus
hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salicin (Gunawan dan
Mulyani, 2004). Glikosida ini mempunyai aglikon gugusan –OH alcohol. Salicin adalah
glikosida dari beberapa spesies Salix sp. dan Populus sp. Kebanyakan batang pohon
willow dan poplap mengandung salicin. Sumber utama salicin adalah Salix purpurea dan
Salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan benzoil salicin dapat diasosiasikan
dengan salicin yang berasal dari tanaman famili Salicaceae (Tyler etal.,1988).
Salicin oleh emulsin dihidrolisis menjadi D-glukosa dan saligenin (salisin
alkohol). Salicin memiliki khasiat sebagai antirematik. Daya kerjanya sangat mirip
dengan asam salisilat dan kemungkinan di dalam tubuh manusia salicin dioksidasi
menjadi asam salisilat. Pengenalan sifat salicin yang demikian ini memberikan penjelasan
terhadap pemakaian korteks salix dan populous oleh masyarakat awam (Gunawan dan
Mulyani, 2004).
Willow bark (salix alba) merupakan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal sejak
dahulu kala sebagai obat demam. Pada tahun 1824, Leroux berhasil mengisolasi suatu
glikosida yang pahit dari tumbuh-tumbuhan ini yang diberi nama salicin. Pada tahun
1838, Piria membuat asam salisilat dari salicin yang kemudian digunakan sebagai obat
penurun panas dan antirematik. Aspirin adalah nama dagang dari asam salisilat yang
pertama diproduksi oleh Pabrik obat Bayer pada tahun 1899 sebagai obat penurun panas
dan antisakit. Setiap tablet aspirin mengandung asam salisilat 500 mg (Kabo,2008).

Struktur Kimia Salicin

5
B. SIFAT GLIKOSIDA ALKOHOL
Sifat fisika dan kimia glikosida alcohol
Sifat fisika senyawa alcohol antara lain :
a. Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak
berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
b. Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
c. Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
d. Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak
berwarna.
e. Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas
dalam mulut.
Sifat kimia alkohol antara lain:
a. Oksidasi alkohol primer
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan suatu aldehida dan air.
b. Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat
akan menghasilkan suatu keton dan air.
c. Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat,
keton, karbondiokaida dan air.
d. Reaksi dengan natrium
Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil samping
berupa gas hidrogen.
e. Reaksi dengan asam halida
Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air.
f. Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping
berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan
g. Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.

6
C. CONTOH GLIKOSIDA ALKOHOL
Salicis Cortex
Klasifikasi Ilmiah
Sumber utama : Salix purpurea, Salix fragilis
1. Salix Purpurea. Kerajaan: Plantae
Clade : Tracheophytes
Clade : Angiospermae
Clade : Eudicots
Clade : Rosids
Memesan: Malpighiales
Keluarga: Salicaceae
Marga: Salix
• Kegunaan : anti inflamasi, anti rheumatic, Jenis: S. purpurea
antiperiodik, antipireutik
• Kandungan: Salisin dapat dihidrolisis menjadi D-glukosa dan saligenin.

2. Salix fragilis L.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Plantae
Clade : Tracheophytes
Clade : Angiospermae
Clade : Eudicots
Clade : Rosids
Memesan: Malpighiales
• Keluarga: Salicaceae
Marga: Salix
Jenis: S. fragilis

Kegunaan : Anti inflamasi, anti rheumatic, antiperiodik, antipireutik


• Kandungan : Salisin dapat dihidrolisis menjadi D-glukosa dan saligenin.

7
3. Populus sp.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tanpa takson): Angiospermae

(tanpa takson): Eudikotil

(tanpa takson): Rosidae

• Kegunaan :Anti inflamasi, anti Ordo: Malpighiales


rheumatic, antiperiodik, antipireutik
Famili: Salicaceae
• Kandungan :Salisin dapat dihidrolisis
menjadi D-glukosa dan saligenin. Bangsa: Saliceae[1]

Genus: Populus
L.

8
D. SENYAWA - SENYAWA GLIKOSIDA DENGAN CONTOH TANAMANNYA
1. GAULTERIN

KLASIFIKASI
Kingdom        : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi   : Magnoliophyta
Kelas    : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo              : Ericales
Famili             : Ericaceae 
Genus             : Gaultheria
Spesies           : Gaultheria fragrantissima 

SUMBER
Bersumber dari tanaman Gandapura (Gaultheria punctata)

PENGERTIAN UMUM

Tanaman gandapura banyak dikenal di Jawa dengan sebutan kakapasan,


kaworo, regula, rewulow, waron, kastore, atau bukal, sedangkan di Sumatera orang
menyebutnya sebagai gandapura.Gandapura merupakan salah satu tanaman penghasil
minyak atsiri. Kandungan gandapura yang menjadikannya sebagai penghasil minyak
atsiri adalah jumlah salisilat total yang cukup tinggi. Dimana sebagian besar dari
salisilat total bersifat aktif dan disebut Gaultherin.
KEGUNAAN
Secara tradisional, tanaman ini dimanfaatkan untuk analgesik, karminatif,
diuretik, mengobati rematik, mencegah kerontokan rambut, antiseptik dan
antelmintik. Dalam industri, digunakan sebagai campuran untuk pewangi dalam
pembuatan minuman, parfum, obat, permen dan pasta gigi (Oyen dan Dung, 1999).
Bahkan daun yang telah difermentasi dapat dibuat sebagai teh herbal (Oyen et al.,
1999). Daun yang masih segar mempunyai bau yang sangat aromatis sehingga

9
tanaman aromatis yang mengandung atsiri bisa dimanfaatkan dalam bidang
aromaterapi, farmasi, kosmetik dan parfum (Shiva et al., 1996).

2. FLAVONOID TERMETILASI

KLASIFIKASI
Divisio : Spermatophyta
Subdivio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Thymelaeae
Familia : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria Macrocarpa
[Scheff] Boerl

PENGERTIAN UMUM
Flavonoid merupakan salah satu senyawa aktif yang menjadi pusat perhatian
dalam pengembangan obat tradisional Indonesia. Flavonoid merupakan senyawa alam
dalam tumbuhan tinggi dan mempunyai berbagai macam bioaktivitas sesuai dengan
jenis flavonoidnya.
Metilasi dan glikosilasi pada serapan dari flavon dan flavonol. Jika gugus 3,5
atau 4’-OH pada flavon dan flavonol termetilasi atau terglikosilasi terjadi pergeseran
hipsokromik, khususnya dapat dilihat pada pita serapan I. pergeseran yang terjadi
sebesar 12 – 17 nm. Dapat juga mencapai 22 – 25 nm pada flavon yang tidak
mempunyai gugus 5-OH (Mabry, et. al, 1970).
SUMBER
Terdapat dalam berbagai tanaman mulai dari daun, akar, kayu, kulit,
tepungsari, nektar, bunga, buah dan biji. Salah satu tanaman yang mengandung
flavonoid (termetilasi) adalah Makuto Dewo.
KEGUNAAN
Sebagai Antitumor.

3. FLAVONOID
PENGERTIAN UMUM

10
Flavonoid merupakan suatu senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom
karbon, terdiri dari dua cincin benzene yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai
lurus yang terdiri dari tiga atom karbon. Kerangka ini ditunjukkan dalam sistem C6 −
C3 − C6 (Markham, 1988).
Penggolongan flavonoid berdasarkan substituen cincin heterostik yang
mengandung oksigen dan perbedaan distribusi dari gugus hidroksil. Perbedaan
oksidasi di bagian atom C3 menentukan sifat, khasiat, dan golongan atau tipe
flavonoid (Markham, 1988).
Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (flavonoid tanpa gula terikat) terdapat
dalam berbagai bentuk struktur, semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti
dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6 − C3 − C6 , yaitu dua cincin aromatik
yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tak dapat membentuk
cincin ketiga. Cincin diberi tanda A, B, C, atom karbon dinomori menurut sistem
penomoran dengan menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C, serta angka
"beraksen" untuk cincin B (Markham, 1988).

KLASIFIKASI
Divisio : Spermatophyta
Subdivio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Thymelaeae
Familia : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria Macrocarpa
[Scheff] Boerl
PENGGOLONGAN
Penggolongan flavonoid berdasarkan pada subtituen cincin heterosiklik yang
mengandung oksigen dan perbedaan distribusi dari gugus hidroksil. Perbedaan
oksidasi di bagian atom C3 menentukan sifat, khasiat dan golongan atau tipe
flavonoid (Markham, 1988).
Perbedaan pola subtitusi dan hidroksilasi pada atom C3 juga menentukan
klasifikasi dari senyawa flavonoid yaitu flavon, flavanon, flavonol, flavononol,
isoflavon, auron, chalkon. Bagian terbesar dari golongan tersebut adalah flavon dan
flavanol (Markham, 1988).

11
Berdasarkan bentuk dari kerangka rantai 3 atom karbonnya, senyawa flavonoid
dapat digolongkan menjadi :
1) Golongan Flavon (Fenil Benzo Piran)
Pada flavonoid golongan ini, rantai 3 atom karbonnya membentuk kerangka
senyawa piran dan senyawanya disebut flavonoid.
2) Golongan Flavon (Fenil Benzo-γ-Piron)
Pada flavonoid golongan ini, rantai 3 atom karbonnya membentuk kerangka
piron dan senyawa disebut sebagai flavonoid.
3) Golongan Flavilium (Fenil Benzo Pirilium)
Pada flavonoid golongan ini, rantai 3 atom karbonnya membentuk kerangka
senyawa pirilium dan senyawa disebut antosian. (Trease, 1978) Dalam kombinasi
senyawa flavonoid sering tersubstitusi oleh senyawasenyawa lain diantaranya
gugus hidroksi (-OH ), metoksi (-OCH3 ), metil (CH3 ), gula dan prenil. Gugus-
gugus substituen tersebut banyak tersubstitusi pada posisi 3, 5, 7, 31 , dan 41 .
,oleh karena itu flavonoid merupakan senyawa polar dan dapat larut dalam etanol,
air, metanol dan butanol ( Trease,and Evans, 1978).

SUMBER

12
Terdapat dalam berbagai tanaman mulai dari daun, akar, kayu, kulit,
tepungsari, nektar, bunga, buah dan biji. Salah satu tanaman yang mengandung
flavonoid (termetilasi) adalah Makuto Dewo.
KLASIFIKASI
Tanaman makuto dewo (Phaleria macrocarpa [Scheff] Boerl.) merupakan
tanaman perdu, menahun, tumbuh tegak, tinggi 1 – 2,5 meter. Batang tanaman bulat,
permukaannya kasar, warna coklat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial.
Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong,
ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin,
warnanya hijau tua, panjang 7–10 cm, lebar 2–5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun,
letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung berukuran kecil, berwarna
putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3 – 5 cm, permukaan licin, beralur,
ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna coklat,
berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan
bijinya (Dalimartha, 2003).
KEGUNAAN
Flavonoid serupa dengan antioksidan, bisa mengurangi risiko kanker,
hipertensi, dan diabetes. Selain itu juga digunakan sebagai antiviral/antivirus.
Antivirus merupakan salah satu penggolongan obat yang secara spesifik digunakan
untuk mengobati infeksi virus

4. IRIDOID

KLASIFIKASI
Nama ilmiah : Morinda citrifolia
Klasifikasi lebih tinggi: Morinda
Kerajaan : Plantae
Famili : Rubiaceae
Tingkatan takson : Spesies
Spesies : M. citrifolia

PENGERTIAN UMUM
Iridoid adalah zat bioaktif. Iridoids adalah jenis monoterpenoid dalam bentuk
umum cyclopentanopyran, ditemukan dalam berbagai macam tanaman dan beberapa

13
hewan. Mereka secara biosintesis berasal dari 8-oxogeranial. Iridoid biasanya
ditemukan pada tanaman sebagai glikosida, paling sering terikat dengan glukosa.
SUMBER
Salah satu sumber penghasil iridoids adalah buat mengkudu atau yang disebut
dengan noni (Morinda citrifolia).
KEGUNAAN
Iridoid telah diteliti bersifat adaptogen pada tubuh manusia, yaitu bermanfaat
tidak hanya pada satu masalah kesehatan tubuh, karena iridoid bekerja meregenerasi
dan memperbaiki sel-sel tubuh yang telah rusak karena diserang oleh bakteri atau
virus yang penyebabkan penyakit. Dengan adanya regenerasi sel atau perbaikan pada
sel yang rusak ini asupan nutrisi untuk tubuh akan kembali terpenuhi secara normal
dan racun yang ada di tubuh dapat dikeluarkan.
Iridoid juga dapat berfungsi sebagai immunomodulator, yang dapat
meningkatkan kekebalan mulai dari ibu hamil, bayi, anak-anak dan orang dewasa.
Sehingga dengan pemberian tadi status kekebalan seorang akan naik, yaitu imunitas
humoral maupun imunitas seluler sehingga tidak mudah sakit. Membantu untuk
pemulihan kesehatan penderita penyakit HIV/AIDS, autoimmune, alergi, infeksi virus
dan bakteri, disamping itu juga untuk memperbaiki gizinya.
Iridoid juga berfungsi sebagai antihepatotoksik atau mencegah terjadinya
keracunan dalam hati.
5. APOCYNUM

KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Apocynum
Spesies : Apocynum cannabinum L.

14
PENGERTIAN UMUM
Merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh di sebagian besar Amerika
Utara - di bagian selatan Kanada dan di seluruh Amerika Serikat.tanaman ini dikenal
sebagai dogbane atau rami india. Tanaman beracun : Apocynum berarti
"beracunbagi anjing". Semua bagian tanaman beracun dan dapat menyebabkan
serangan jantung jika tertelan. Apocynum tumbuh di daerah berhutan terbuka,
selokan, dan lereng bukit, dan menyukaitempat lembab. Apocynum cannabinum
tumbuh hingga 2 meter / 6meter. Batang berwarna kemerahan dan mengandunglateks
susu, mampu menyebabkan lepuh kulit. Susunan daun berlawanan. Berbentuk lanset
denganukuran luas 7-15 cm x 3-5 cm. Pada bagian atashalus dan bagian bawah
berambut putih. Bunga mekar di pertengahan musim panas ( Juni- Agustus), dengan
sepal besar, dan lima buah corollaputih. Batang kaku,tegak dan bercabang pada
bagian atas

SUMBER
Bersumber dari tanaman Apocynum (Apocynum cannabinum)
KEGUNAAN
Diare, malaria, migrain, batuk rejan, asma
Tanaman dari Apocynaceae sering beracun dan kaya alkaloid atau glikosida ,
terutama dalam bijidan lateks.
Glikosida yang terdapat dalam tanaman iniantara lain :
a. Cymarin
b. Apocymarin
c. Apokanosida
d. Lapokanida
e. Sianokanosida
Klasifikasi

6. ANTARKINON DALAM SENA Kerajaan : Plantae


(tanpa takson) : Angiospermae
(tanpa takson) : Eudikotil
(tanpa takson) :Rosidae
Ordo :Fabales
Famili :Fabaceae
Subfamili : Caesalpinioideae
15 Bangsa : Cassieae
Sub bangsa : Cassiinae
Genus :Senna Mill.
KANDUNGAN KIMIA

Kandungan aktif utama adalah merupakan glikosida dimer yang aglikonnya terdiri
dari aloe-emodin dan atau rein. Kadar yang paling besar yaitu senosida A dan
senosida B, merupakan sepasang isomer yang aglikonnya adalah rein-diantron
(senidin A dan senidin B). Kandungan lain yang lebih kecil kadarnya adalah senosida
C dan D. Polong sena (Sennae Fructus, Senna pods) juga mengandung glikosida aktif,
glikosidanya memiliki 10 gugus gula yang melekat pada inti rein-diantron.

KEGUNAAN

Daun jati atau daun senna mengandung senyawa pencahar glikosida


antrakinon yang dapat melancarkan buang air besar dan mengatasi sembelit akibat
kurang makan serat.

7. ANTARKINON DALAM ALOE

KLASIFIKASI
 Kingdom : Plantae.
 Sub Kingdom : Tracheobionta.
 Super Divisi : Spermatophyta.
 Divisi : Magnoliopsida.
 Kelas : Liliopsida.
 Ordo : Asparagales.
 Genus : Aloe.
 Spesiaes : Aloe vera L

16
PENGERTIAN UMUM

Aloe atau aloes adalah getah yang dikeringkan dari daun Aloe barbadensis
Miller (Aloe vera L.) dan dikenal dengan Curacao aloe atau Aloe ferox Miller dan
hibridanya, yaitu Aloe spicata Baker, dalam perdagangan dikenal dengan Cape aloe
(Fain. Liliaceae). Aloe mengandung sejumlah glikosida antrakinon, utamanya
barbaloin (aloe-emodin-C-10 glukosida antron). O-glikosida dari barbaloin dengan
gula tambahan berhasil diisolasi dari Cape aloe, senyawa ini disebut aloinosida.
Bentuk bebas dari aloe-emodin dan antranol kombinasi dan bebas juga ditemukan,
sedangkan asam krisofanat ditemukan dalam tipe aloe tertentu. Senyawa aktif dalam
Curacao aloe lebih baik daripada Cape aloe, karena kandungan aloe-emodinnya dua
setengah kali. Kandungan senyawa fisiologis aktif berkisar antara 10-30%, sedangkan
kandungan yang tidak aktif 16-63%, yaitu berupa resin dan minyak atsiri. Aloe
menghasilkan tidak kurang dari 50% bahan yang larut dalam air. Tumbuhan ini
merupakan tumbuhan xerophytic yang mempunyai daun yang berdaging, biasanya
tepi daun berduri, hampir mirip dengan agave (serat) (misal Agave americana L.,
Amaryltidaceae).

SUMBER

Bersumber dari tanaman Aloe barbadensis Miller (Aloe vera L.)

KEGUNAAN

Katartik (laksativ), sumber tinktur benzoin.

8. KAEMFEROL

KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Gleicheniopsida
Subkelas : Gleicheniatae
Ordo : Gleicheniales
Famili : Gleicheniaceae
BAB III Genus : Gleichenia
Spesies : Gleichenia linearis (Burm. f.)
C.B. Clarke
17
PENGERTIAN UMUM

Kaemferol merupakan senyawa flavonoid yang tersebar di alam. Senyawa ini


sering ditemui pada buah-buahan dan sayuran seperti anggur, kulit apel merah,
strawberi. Salah satu tanaman yang banyak mengandung kaemferol adalah tanaman
paku resam. Kaemferol pada tanaman ini terdapat dalam bentuk glikosida yaitu
kaemferol 3-0-glukopironosil 7-0-NaSO 4 dan kaemferol 3-0-glukosida (11,12).
Sedangkan aktivitas kaemferol dalam bentuk aglikon lebih efektif dibandingkan
bentuk glikosidanya.

KEGUNAAN

Sebagai antioksidan ,mencegah arterosklerosis, mencegah pembentukan sel


kanker dan menghambat aktivitas enzim HIV-1 integrase dan enzim hyaluronidase.

9. SENYAWA LIGNAN

KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Sub devisi : Gmnospermae
Ordo : Conifer
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii Jungh et de
Vriese
PENGERTIAN UMUM
Senyawa lignin adalah kelompok senyawa fenolik . senyawa ini banyak
ditemukan pada dinding sel tumbuhan .
KEGUNAAN
Flavonoid dan vitamin C. Pada tahun 1940-an peneliti Prancis menemukan
bahwa kulit pohon pinus dan daun jarumnya mengandung banyak vitamin C. Tak
hanya itu, mereka juga menemukan bahwa pohon pinus sarat akan antioksidan, yaitu
flavonol dan bioflavonoid, mengurangi stress, sembuhkan bronchitis, redakan nyeri
otot.
18
10. KELEMBAK

KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Polygonales
Famili: Polygonaceae
Genus: Rheum
Spesies: Rheum officinale L.

PENGERTIAN UMUM

Rhei radix (kelembak) adalah akar tanaman Rheum officinale Baill, famili
Poligonaceae yang telah dikeringkan dan bebas dari kulitnya. Kelembak diperoleh
dari tanaman liar atau budi daya dari kawasan dataran tinggi Asia, mulai dari tibet
sampai Asia Tenggara.Nama rheum berasal dari bahasa latin rha, yaitu suatu tempat
berupa sungai yang sekarang disebut sebagai sungai Volga. Ditempat tersebut banyak
tubuh tanaman rheum. Palmatum menunjukan daun-daun yang tersebar dan besar
menjari, sedangkan officinale menunjukan tanaman yang official, artinya resmi atau
betul-betul rheum.

SUMBER

Bagian dalam tanah yang dikeringkan dan Rheum palmatum L.


(Polygonaceae) R. officinale atau hibrida dari dua jenis tanaman ini.Diantara
merupakan aglikon, misalnya senidin, aglikon senosida. Reidin A, B, dan C yang
terdapat dalam kelembak merupakan heterodiantron.

KEGUNAAN

Sebagai bitter stomachic dalam pengobatan diare, efek purgatif diikuti dengan
efek astringent.

19
11. KASKARA SAGRADA

KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rhamnaceae
Genus: Rhamnus
Spesies: R. purshiana

PENGERTIAN UMUM
Cascara sagrada merupakan bahasa spanyol dari ‘sacred bark’ atau ‘kulit kayu
keramat’. Rhamnus adalah nama kuno ‘buckthorn’ sedangkan Purshianus adalah
nama penemunya yaitu Friedrich Pursch. Cascara sagrada adalah simplisia dari kulit
batang Rhamnus purchiana DC. Diperoleh dari tanaman liar dengan ketinggian 6-18
m dengan diameter batang 8-10 cm, berusia 8-9 tahun, yang tumbuh di pantai pasifik
Amerika Utara (Inggris,Kolumbia, Washington, Oregon). Cascara Sagrada Ekstrak
diekstrak dari Kulit Rhamnus davurica Pall. buah mengandung emodin, chrysophanol,
anthracene fenol dan kaempferol.

SUMBER

Kulit kayu dari Rhamnus  purshianus DC atau Frangula purshiana DC.

KEGUNAAN

Sebagai simplisia pengganti dari tumbuhan Rhamnus cathartica dan R.


carniolica. Cascara Sagrada kaya kandungan antipenuaan, di antaranya mampu
mencegah timbulnya garis-garis halus dan keriput, baik pula untuk menghilangkan
bintik hitam, area gelap, dan luka pada kulit. Selain itu, tanaman ini turut mendorong
peremajaan kulit sehingga sehat dan tampak lebih cerah.

20
12. APIGENIN

KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae 
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae Genus: Apium
Spesies: Apium graveolens L.

PENGERTIAN UMUM

Apigenin merupakan salah satu senyawa flavonoid yang terkandung


dalam seledri (Apium graveolens L.) dan telah banyak dimanfaatkan untuk
pengobatan berbagai jenis penyakit. Apigenin (4′,5,7-trihydroxyflavone, C15H10O5)

merupakan flavonoid dari sayur dan buah. Struktur dari apigenin memiliki bobot
molekul 270,23 g/moL dan titik leleh 345 – 350ºC. Dibandingkan dengan flavonoid
lainnya seperti quercetin, apigenin relatif tidak beracun dan nonmutagenik.

SUMBER

Apigenin ditemukan di banyak buah dan sayuran, tetapi teh peterseli, seledri, celeriak,


dan kamomil adalah sumber yang paling umum.

KEGUNAAN  

Senyawa ini besifat vasodilator atau vasorelaksator dan berfungsi sebagai


antihipertensi, antikanker serta anti asam urat.

21
FUNGSI MASING-MASING GLIKOSIDA
ANTRAKUINON GLIKOSIDA
1. Cascara Sagrada

Sumber : Rhamnus purshiana


Jenis glikosida : emodin, barbaloin, deoxy barbaloin, cascarosides A, B, C, D
Fungsi : Katartik
2. Rhubarb

Sumber : Rheum palmatum


Jenis : rhein
Fungsi : katartik
3. Senna

Sumber : Cassia angustifolia


Jenis : Sennosida
Fungsi : Katartik

22
4. Chrysarobin

Sumber : Andira araroba


Fungsi : Keratolitik

SAPONIN GLIKOSIDA

1. Glycirrhiza

Sumber : Glycirrhiza glabra


Jenis : glycyrrhizin (50x lebih manis dari gula)
Fungsi : ekspektoran
2. Dioscorea

Sumber : Dioscorea spiculiflora


Jenis : diosgenin
Fungsi : prekursor glukokortikoid

CYANOPHORE GLIKOSIDA

23
1. Wild cherry

Sumber : Prunus serotina


Jenis : Prunasin
Fungsi : perasa

ISOTIOSIANAT GLIKOSIDA

1. Mustard

Sumber : Brassica nigra


Jenis : Sinigrin
Fungsi : rubefacient

FLAVONOL GLIKOSIDA

1. Flavonoid
Sumber : Manihot utilissima
Jenis : rutin, quersitrin
Fungsi : dietary suplemen, antioksidan

GLIKOSIDA ALKOHOL

1. Salicin

24
Sumber : Salix purpurea
Jenis : Salicin, populin
Fungsi : Analgesik

GLIKOSIDA ALDEHID

1. Vanillin

Sumber : Vanilla planifolia


Fungsi : agen perasa

GLIKOSIDA LAKTON

1. Dikumarol
Sumber : Melilotus officinalis
Fungsi : Antikoagulan
2. Psoralen
Sumber : Ammi majus
Fungsi : Repigmentasi kulit

FENOL GLIKOSIDA

1. Uva ursi

Sumber : Arctosphylos uva-ursi


Jenis : Arbutin
Fungsi : diuretik

25
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
1. Glikosida adalah bagian yang penting dalam ilmu Farmakognosi, terutama dalam
pengembangannya menjadi sediaan simplisia. Glikosida terdiri atas gabungan dua
bagian senyawa, yaitu gula (glikon) dan bukan gula (aglikon).
2. Glikosida alkohol adalah glikosida yang aglikonnya yang selalu memiliki gugus
hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salicin. Salicin adalah
glikosida dari beberapa spesies Salix sp. dan Populus sp
3. Kegunaan glikosida alkohol antara lain : anti inflamasi, anti rheumatic, antiperiodik,
antipireutik. Kandungannya salisin dapat dihidrolisis menjadi D-glukosa dan
saligenin.

SARAN

Demikian makalah yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah itu dapat disusun menjadi lebih baik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Astawan M. dan Andreas L.K.2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama. Hal.43.

Backer, C. A. dan R. C. Bakhisizen dan Den Brink J. R., 1965. Flora of Java
(Spermatophytes), N.V. P.Noordhoff, Groningen. TheNetherland. 180-181.

Casebeer M. 2004. Discover California Shurbs, Sonora. California : Hooker pre.

Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Jakarta :
Penebar Swadaya. Hal 66-103.

Harborne J.B. 1999. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: ITB.

Hernani, 2004, » Gandapura : Pengolahan, Fitokimia, Minyak Atsiri dan Daya Herbisida »
Buletin TRO Vol XV No 2 , Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Penelitian.

Herowati R., E. K. Rahman, I. K. Ketut, H. Nuraini dan I. G. K Tutus. 2008. Aktivitas


Antiinflamasi Kuersetin-3-monoasetat. Hasil Asetilasi Selektif Kuersetin. Artocarpus.
8(2):60-67.

Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah Lingkungan.
Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. Vol.3: 46-54.

Kabo P. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner- Kesaksian seorang Ahli
Jantung dan Ahli Obat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kar A. 2003. Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology. New Delhi : New Age


International Limited Publishers. Pp. 148.

Lydon. J and S.O.Duke, 1987. Progress toward natural herbicides from plants. The herb,
spice and medicinal plant digest. 5 (4) : 1 – 5.

Oyen, L.P.A and Nguyen Xuan Dung, 1999. Plants resources of South-East Asia : Essential
Oil No19. Prosea, Bogor, Indonesia .

27

Anda mungkin juga menyukai