SHRIMP ON SMARTPHONES?
eFishery: AGILE INNOVATION IN INDONESIAN AQUACULTURE (A)
DISUSUN OLEH :
Arief Maulana 1906456471
Bandara Priya Jatmika 2006500454
Hendra Ramli 2006500605
Mirwan Efendi 2006555592
Ricky Arya Pradipta 2006555850
Kelas A – 201
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
SHRIMP ON SMARTPHONES?
Problem Identification
Masalah utama yang dihadapi oleh eFishery adalah harus meningkatkan penjualannya.
Penjualan memang sudah berjalan lancar akan tetapi perusahaan masih mengalami operational
lost. Hal ini dikarenakan customer hanya tertarik untuk menyewa tidak membeli produk yang
ditawarkan oleh eFishery. Produk yang dihasilkan oleh eFishery masih dirasa kurang efektif
karena belum dapat menentukan kapan harus memberikan pakan dan kapan menguranginya.
Sensor yang dikembangkan belum berhasil memenuhi harapan para fish farmer.
Hal tersebut bisa saja diselesaikan dengan melakukan pengembangan ripple sensor
pada fish feeder akan tetapi hal tersebut akan memerlukan sumber dana yang banyak dan
berpotensi eFishery mengalami krisis cash. Atau harus mulai mengembangkan bisnisnya ke
sektor yang baru yaitu shrimp feeder.
Terdapat dua pilihan yaitu apakah perusahaan akan tetap fokus pada pengembangan
ripple sensor dan data services atau beralih ke shrimp feeder. Rekomendasi dari kami ialah
untuk tetap fokus untuk mengembangkan ripple sensor dan data service dibandingkan
mengembangkan usaha ke segmen shrimp feeder.
Decision Criteria
Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk tetap fokus pada ripple sensor dan data
service ialah:
3. Opportunity in freshwater fish market and the platform idea for data services
Potensi pasar ikan air tawar masih menjadi yang paling besar di Indonesia
mencapai 3.162 juta ton dari total 4.537 juta ton produksi nasional. Pangsa pasar bagi
eFishery untuk menjual produk fish feeder masih sangat besar dan saat ini eFishery
baru mencapai sekitar 1,500 tambak dari kira kira 10 juta tambak yang ada di Indonesia.
Selain itu, data service yg dimiliki oleh eFishery memiliki potensi untuk
menciptakan sebuah platform yang bisa menciptakan arus komunikasi yang lebih
efisien antara peternak ikan, pemasok dan juga pelanggan/pembeli.
4. SWOT Analysis antara Fish feeder dan Shrimp Feeder
Strength - Fish feeder memiliki daya tahan mesin - Tim RD dan Sales merasa mampu
yang lebih lama dan siap untuk masuk ke produk
- Fish feeder cukup mudah untuk shrimp feeder
digunakan dan dapat dipantau melalui
smartphone
- Pelanggan sudah terbentuk, dan pasar
sudah menerima produk
- Jika berhasil mengembangkan sensor
“ripple sensing” yang baik, akan menjadi
strong selling point fish feeder
Weakness - Sensor otomatis masih dalam status - Shrimp feeder lebih cepat rusak di
pengembangan tambak udang
- Sumberdaya Finansial terbatas
- Fish feeder Gen 1 masih harus
untuk mengembangkan shrimp
disempurnakan dengan “ripple sensor”
feeder
Opportunity - Memiliki platform data service yang - Market shrimp feeder yang besar
dapat membantu pengembangan - Shrimp farmer memiliki margin
- Pangsa pasar masih sangat luas baik keuntungan yang lebih tinggi
skala nasional atau internasional
- Belum ada pesaing produk
-Mayoritas peternak masih menggunakan
metode manual - Margin keuntungan petambak
udang lebih tinggi, peluang produk
dibeli tinggi
Threat - Anggapan bahwa fish feeder masih bisa - Karena ini merupakan pasar yang
digantikan oleh tenaga manusia besar, maka akan menyebabkan
- Fish farmer dapat memutus hubungan banyaknya pesaing baru
sewa sewaktu waktu - Kurangnya sumber daya untuk
membuat shrimp feeder yang
- Tingkat daya beli pelanggan, rendah.
handal untuk saat sekarang
- Mayoritas peternak sudah
memiliki sistem pakan buatan
sendiri
- Jangka Pendek
1. Memperbaiki terms of condition pada kontrak pembelian/penyewaan alat ke
peternak ikan
2. Mengembangkan ripple sensor agar bisa bekerja lebih baik
3. Mengembangkan platform untuk data service eFishery
- Jangka Sedang
1. Tetap terus mengembangkan ripple sensor serta memperluas cakupan penjualan
ke daerah yg belum terjangkau.
2. Mengembangkan dan mengimplementasikan fitur FishBiz dan FishFax pada
data service.
3. Menambahkan departemen R&D agar memiliki tim yang didedikasikan untuk
pengembangan baru secara berkala.
4. Menambahkan SDM ahli (engineer dan salesperson) untuk menopang perluasan
cakupan bisnis (shrimp feeder)