Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu
bentuk uraian (essay) dan bentuk objektif (objective).1
Tes esai merupakan bentuk tes yang jawabannya berupa uraian kalimat yang
relatif panjang. Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau
tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes. Menurut Suharsimi, ciri-ciri pertanyaan tes uraian
didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana dan
sebagainya.2
Dilihat dari keluasan dari materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini
dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan
uraian bebas (extended respons items). Contoh untuk masing-masing jenis tes ini dapat
dilihat sebagai berikut :3
Untuk penyusunan jenis tes bentuk uraian ada beberapa langkah yang dapat
dipedomani sebagai berikut :4
1. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar soal tersebut dapat
mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan.
1
Asrul, dkk., Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Cipustaka Media, 2015) Hal. 42
2
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018) Hal. 66
3
Asrul, dkk., Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Cipustaka Media, 2015) Hal. 43
4
Ibid., Hal.
2. Untuk menghindari tumbuhnya perbuatan dari tester misalnya, menyontek dan
bertanya kepada tester yang lainnya hendaknya sesuatu kalimat pada soal
berlawanan dengan buku pelajaran.
3. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar
pertanyaan-pertanyaan itu jangan dibuat seragam melainkan bervariasi.
Contoh :
Jelaskan perbedaan antara ... dengan ... dan kemukakan alasannya ...
4. Kalimat soal yang disusun hendaklah ringkas dan padat.
5. Sebelum tester mengerjakan soal hendaklah seorang tester mengemukakan cara
mengerjakannya, contoh, “Jawaban soal harus ditulis di atas lembaran jawaban
dan sesuai dengan urut nomor”.
Sebagaimana tes lainnya, tes uraian juga memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan tes uraian diantaranya adalah :5
1. Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu
yang lama.
2. Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati
dan buah pikirannya.
3. Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur.
4. Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu banyak untuk
membuat soal tes, dapat didektekan atau ditulis dipapan tulis.
1. Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang luas atau
banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya.
2. Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan penjelasan
pengetesan dalam menskornya.
3. Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama mudah
menimbulkan evaluasi dan perskoran (scorting) yang kurang objektif.
B. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
5
Ibid.,Hal. 44
Tes objektif merupakan bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau
respons yang harus dipilih peserta tes. Kemungkinan jawaban atau respons sudah
disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta tes hanya memilih alternatif jawaban
yang telah disediakan. Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran jawaban
sepenuhnya dilakukan secara objektif oleh korektor.6
Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya : pilihan ganda (multiple
choice), menjodohkan (matching). Jelasnya diuraikan sebagai berikut :7
1. Tes objektif bentuk multiple choice test (pilihan berganda)
Test multiple choice atau pilihan berganda merupakan tes objektif dimana
masing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu
dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar. Penyusunan tes
dalam bentuk multiple choice yakni :8
a. Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban
terdapat kesesuaian.
b. Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan jelas.
c. Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah
dipahami.
d. Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,
meskipun masalah itu agak kompleks.
2. Tes objektif bentuk matching (menjodohkan)
Tes menjodohkan merupakan bentuk tes yang butir-butir soalnya terdiri
atas kalimat pernyataan yang masih belum sempurna yang mana peserta tes atau
responden diminta untuk melengkapi kalimat pada titik yang disediakan. Butir
soal tipe menjodohkan ditulis dalam 2 kolom atau kelompok. Kelompok pertama
disebelah kiri adalah pertanyaan atau pernyataan yang disebut dengan premis.
Kelompok kedua di sebelah kanan adalah kelompok jawaban. Tugas responden
adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok
dengan pernyataan atau pertanyaan.9
6
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018) Hal. 64
7
Asrul, dkk., Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Cipustaka Media, 2015) Hal. 45
8
Ibid.
9
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018) Hal. 65
Tes bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari
pasangan, tes menyesuaikan, tes mencocokan. Ciri-ciri tes ini adalah;10
a. Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban
b. Tugas tes adalah mencari dan menetapkan jawaban-jawaban yang telah
tersedia sehingga sesuai dengan atau cocok atau merupakan pasangan, atau
merupakan “jodoh” dari pertanyaan.
Contoh :