Anda di halaman 1dari 212

I

PENDAHULUAN

1.1 Metrum Kidung Dyah Tantri

Kidung dalam pengertian yang umum berarti nyanyian. Di samping itu,

kidung juga berarti salah satu genre sastra dengan metrum tersendiri. Metrum

sastra kidung disebut metrum tengahan dan prinsip dasarnya sama dengan metrum

macapat. Akan tetapi metrum macapat pada sastra kidung memiliki ciri yakni

tidak adanya pungtuasi yang memisahkan baris yang satu dengan baris yang lain

dalam satu bait. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang cukup menyulitkan

jika seseorang ingin membaca karya sastra kidung. Pembaca, sebagaimana

disebutkan oleh Zoutmulder (1983: 142), akan berhadapan dengan suatu lautan

suku kata, kadang lebih dari 60 suku kata dalam satu bait.

Khazanah sastra kidung yang berkembang di Bali juga demikian.

Berdasarkan metrumnya, sastra kidung di Bali dibedakan menjadi dua kelompok

yakni sastra kidung yang menggunakan metrum macapat antara lain: Kidung

1
Rangga Lawe, Kidung Sorandaka, Kidung Rusak Gianyar, Kidung Prembon; dan

sastra kidung yang menggunakan metrum tengahan antara lain: Kidung Tantri

Pisacarana, Kidung Tantri Mandukaharana, Kidung Malat, Kidung Dyah Tantri,

dan Kidung Cowak.

Prosidi metrum macapat yakni banyaknya bilangan suku kata dalam satu

baris (pada) dan bunyi akhir masing-masing baris (lingsa) dalam satu bait

(Agastia, 1980:17; Medra, 1997:34). Pada kidung bermetrum macapat, prosidinya

lebih ditentukan oleh jumlah suku kata dan bunyi akhir pada setiap bait. Jumlah

suku kata dan bunyi akhir berlaku dalam satu kesatuan bait.

Kidung Dyah Tantri termasuk sastra kidung yang menggunakan metrum

tengahan. Kaidah prosidinya sebagai berikut: (1) jumlah suku kata dan bunyi

akhir dihitung dalam satu bait (pada), bukan setiap baris sebagaimana dalam

metrum macapat; (2) mempunyai dua bait pendek (pada bawak) dan dua bait

panjang (pada dawa); (3) mempunyai bait-bait pembukaan (kawitan), terdiri atas

dua bait pendek dan dua bait panjang untuk mengawali sebuah bab; (4)

mempunyai bait-bait batang tubuh (pengawak) dengan komposisi dua bait pendek

dan dua bait panjang yang menjadi bab cerita. Dengan demikian, meterum

tengahan mempunyai empat varian metrum yaitu: (a) kawitan bawak dan kawitan

dawa; (b) pengawak bawak dan pengawak dawa (Sugriwa, 1978: 5; Suarka, 2007:

134; ).

Sastra kidung sebagai objek karya sastra klasik merupakan sebuah bidang

yang luas dan jarang dilirik oleh para peneliti. Beberapa dekade yang lalu,

Zoutmulder (1983:510) menyatakan bahwa sastra kidung sedikit yang

terpublikasikan atau diterbitkan dan lebih sedikit lagi yang diterjemahkan.

2
Rupanya kondisi seperti itu masih tergambar pula pada saat sekarang, baik

sebagai hasil kajian ilmu sastra maupun hasil alih aksara. Hal berbeda dengan

karya sastra kakawin atau gaguritan yang sedikit bernasib lebih bagus dalam arti

banyak diteliti oleh para ilmuwan, asing maupun oleh bangsa sendiri. Kondisi

seperti itu sebagai pendorong pemunculan sastra kidung, khususnya Kidung Dyah

Tantri ke ranah publik walau hanya sebatas alih aksara. Ada secercah harapan

tentunya, alih aksara ini dapat menggugah naluri para ilmuwan sastra untuk

melakukan pengkajian secara mendalam sehingga hasilnya dapat memberikan

gambaran tentang konteks karya sastra kidung dalam kebudayaan Bali khususnya

dan Indonesia pada umumnya.

3
II
Alih Aksara

2.1 Deskripsi Naskah

Naskah Kidung Dyah Tantri yang dialihaksarakan ini milik Balai Bahasa

Provinsi Bali dengan nomor kode koleksi: 96/BPB/VIb/91. Bahan utama yang

digunakan sehingga terwujud fisik naskah adalah daun lontar dengan ukuran

panjang 51 cm dan lebar 4 cm. Penulisan teks, sebagai isi dari naskah, dengan

cara digurat menggunakan pisau khusus (Bali: pengrupak). Guratan huruf Bali

pada lempir-lempir lontar bolak-balik itu kemudian diolesi jelaga (kemiri yang

telah dibakar) sehingga huruf-huruf pada lempiran-lempiran daun lontar itu

tampak berwarna hitam.

Naskah Kidung Dyah Trantri, yang dalam kondisi cukup baik ini, terdiri

atas 131 lempir. Pada lempiran bolak- balik itu tertuang teks Kidung Dyah Tantri

berbahasa Jawa Madya dan berbentuk metrum tengahan, sejenis puisi liris. Setiap

teks yang termuat pada lempir-lempir daun lontar itu terdiri atas 4 baris. Di bagian

4
sisi kiri dari satu sisi lempir terdapat tulisan nomor lempir (halaman) mulai dari

nomor 1 s.d 131. Dalam alih aksara ini, nomor lempir bolak balik tersebut

ditandai dengan a dan b, seperti: 1a, 1b, 2a, 2b, dan seterusnya. Pada lempir

terakhir (113a-113b) terdapan kolofon seperti berikut: Tlas linikita woya ring

dhipā surat ring dina, wṛeké, wara, mnaīl, śrawāṇna maśa, kṛeṣṇa pakṣa, ring

dwitiya, rūdhira, panca, śyāpanca. Iśaka, 1755. Maksud dari kalimat tersebut

menyatakan bahwa naskah selesai ditulis pada hari Kamis, wuku Menail, bulan

keempat (kresna paksa), tahun saka 1775 (tahun 1833 M).

2.2 Sistematika Alih Aksara

Alik aksara teks Kidung Dyah Tantri maksudnya adalah penggantian

aksara pada kata, kalimat, atau teks dari huruf Bali ke huruf Latin secara apa

adanya. Sistematika alih aksara Bali, angka, dan tanda baca dapat dilihat pada

tabel berikut.

Huruf Bali Huruf Latin

h ¨¨¨¨À / ha/h

¨¨¨¨;
n ¨¨¨¨Â na

x ¨¨¨¨¨¨¨Å óa

c ¨¨¨¨Ç ca

r ¨¨¨¨É / ra / r

¨¨¨¨(
k ¨¨¨¨Ð ka

d ¨¨¨¨Ñ da

5
a ¨¨¨¨Ò dha

t ¨¨¨¨Ó ta

` ¨¨¨¨Õ þa

q ¨¨¨¨Ô tha

s ¨¨¨¨uæ sa

[ × ûa

] ¨¨¨¨Ö úa

w ¨¨¨¨Ù wa

l ¨¨¨¨Þ la

m ¨¨¨¨ß ma

g ¨¨¨¨á ga

f ¨¨¨¨â gha

b ¨¨¨¨ã ba

v ¨¨¨¨ä bha

\ ¨¨¨¨å / nga / ng

¨¨¨¨*
p æ pa

j ¨¨¨¨é ja

y ¨¨¨¨ê ya

z ¨¨¨¨ñ ña

Á - a

¨¨¨¨o - à

÷ - i

6
¨¨¨¨i - i

¨¨¨¨ I - ì

ú - u

¨¨¨¨u - u

¨¨¨¨U - ù

ü E ai

6 - e

e¨¨¨¨ - e

O - o

e ¨¨¨¨o - o

¨¨¨¨) o - ö

¨¨¨¨) - ě

2 - lě

Ï / ¨¨¨¨Ì - å

, - ,

. - .

1 - 1

2 - 2

3 - 3

4 - 4

5 - 5

6 - 6

7 - 7

7
8 - 8

9 - 9

0 - 0

2.3 Ringkasan Isi Naskah

Diceritakan seorang raja di negeri Patali bernama Prabu (raja) Eswaryadala. Semua raja-

raja di sekitar negeri Patali tunduk padanya. Seorang patih beliau, yang setia dan patuh,

bernama Bandeswarya mempunyai seorang putri berwajah cantik dan bijaksana bernama

Dyah Tantri. Kecantikannya tersohor ke pelosok negeri dan tidak ada yang menyamai.

Demikian juga dengan ilmu pengetahuannya.

Berbagai hal menganai Dyah Tantri didengar juga oleh Raja Eswaryadala. Beliau

berkehendak menjadikan Dyah Tantri pramaisuri kerajaan. Oleh karena ia malu

mengungkapkan keinginannya kepada Patih Bandeswarya maka dicarinyalah daya upaya.

Raja Eswaryadala meminta para punggawa, pendeta, dan patih Bandeswarya menghadap ke

istana untuk bersidang di balai pertemuan. Hasil pertemuan itu menetapkan agar patih

Bandeswarya menghaturkan seorang gadis remaja tiap hari ke istana yang akan dijadikan

selir.

Patih Bandeswarya tidak berani menolak, setiap hari ia menghaturkan

seorang gadis remaja ke istana. Lambat laun habislah para gadis remaja yang

cantik-cantik di seluruh pelosok negeri. Kondisi ini mengakibatkan patih

Bandeswarya sedih, susah, dan gelisah karena memikirkan siapa yang akan

diaturkan besok ke istana. Istri dari patih Bandeswarya pun ngetagui hal yang

mendera suaminya lalu segera memanggil Dyah Tantri (anaknya), seraya

8
menyuruh menemui ayahnya di taman.

Dyah Tantri duduk didekat kaki ayahnya yang sedang merebahkan diri di

balai taman. Dyah Tantri memgipasi serta memijat-mijat kaki ayahnya. Patih

Bandeswarya segera bangun lalu memeluk anaknya dengan kasih sayang. Dyah

Tantri menanyakan mengapa ayahnya bersedih. Patih Bandeswarya menceritakan

semua hal yang tengah dialaminya seraya meneteskan air mata.

Dyah Tantri terhenyak mendengarkan cerita ayahnya. Ia juga merasakan

bagaimana sedih hati ayahnya sebagai patih yang patuh dan taat menjalankan

perintah raja. Dyah Tantri lalu menyuruh ayahnya untuk menghaturkan dirinya

sendiri. Setelah mendapat persetujuan dari sang isteri, patih Bandeswarya pun

mengajak Dyah Tantri menghadap ke istana, dihaturkan kepada raja Eswaryadala

untuk dijadikan isterinya. Raja Eswaryadala amat bersuka cita karena cita-citanya

mempersunting Dyah Tantri tercapai.

Setelah matahari terbenam, lampu istana sudah dinyalakan, bau bunga

memenuhi ruangan menambah keindahan istana. Sang Raja pergi ketempat

peraduan disertai Dyah Tantri dan seorang dayang. Sang raja menelentangkan

badannya diatas kasur seraya menyuruh Dyah Tantri memijat kakinya. Dyah

Tantri mengikuti perintah sang raja. Setelah larut malam Dyah Tantri didera rasa

kantuk. Oleh karena itu, ia menyuruh dayangnya bercerita untuk menghalau rasa

kantuk itu. Sang dayang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa bercerita, tapi amat

senang kalau mendengarkan cerita. Sang dayang lalu memohon supaya Dyah

Tantri sendiri yang bercerita. Dyah Tantri pun bercerita secara berbingkai tentang:

Bhagawan Dharmaswami; Prabu Singa; Burung Kakak Tua; Kura-kura; Burung

Bangau; dan lain-lain. Semua cerita itu sebagai pelambangan dari tingka laku baik

9
dan buruk, setia kawan, kelicikan, dan balas budi.

2.4 Alih Aksara Kidung Dyah Tantri

(1a) Awighnamastu

1. Wuwusen bhūpati ring Patali ṇāgantun subaga wirya siniwi kajrih ing

sang para ratu salwāning Jambhuwarṣādi praśama atur kembang tawon,

tuhu tan kenéng api pratapa sang prabhu késyan ni ruktya sajñā ring

sawyakti yan ari wisnu nityāngdé hula ping hari Śri Dharā patra sang

katong.

2. Wétning rāja wibhāwa mās manik pnuh makindhayutan tri bāhu

dhandha Śri Naréndrā Singhapati ujaring Mpu Bhagawānta ri dé nira

pañca nana brata kapañcasyan atur hyang Dharmā nurāghéng Bhūh,

kadi kṛetta yughā swa pūrṇnéng nāgantun kakwéhan sang yati sāmpun

samā ñjayéng ndriya wédha tatwa wit kantinen dé Śri naréndra nityarṣā

ngrucit tutur tan karaséng wiku apunggung wyara bhrantajña jugul.

3. Tuhwā tūt bhiséka nṛepati Śri Héśwaryyadala dala kusuma patrā nglung

Héśwaryya rāja lksmi sang kula mnuhi rājya kwéh ing balā di wargga

muya sira kryan patih sang Niti Baṇdhéśwaryya patrā rūm,

nityasā ngulih-ulih amrih sutṛepting nagara lan sang parā dimantrya

tuhu widagdhā nglus bhūmi susaṇdhi tinū rasaning aji Kuṭara Manawa

mwang śātra Sarodhrtti matangyan tan hanang bhaya kéwuh.

4. Pirang warṣa Śri Nṛepati Śwarryadala tuṣtā ngké ri sana kala diwa

10
rahayu Śri Narapati lagyā gugulingan ring --

(2a) taman ring yaśā ngūrddha angunggul yaya miśréng tawang tinumpyatak

inukir kamala kinaṇdha kaṇdhalangū inupa caréng sāntun,

mango mihat kalangn ikang nāgarā ti śobha awiyar Indra bhawana

nurun kwéh tang pakwan atitip padha kabhinawa déning sarwwéndah

linuhung liwar suka nikang wong anamtami kapti arumpukan sari sama

ngrangsuk bhūṣaṇānéka marūm.

5. Sakuwu-kuwu mangkin suka rāmya mahotsawa manyang tabe-tabehan

sinaméning geṇdhing curing linawu win a kinidungan swa pita ning

ratna wadhu lagya nawung rāśmi sinang yoga dé ning yayah indung,

hentyārsa Śri Bhūpati mulat wilaśa nikang wwang sajalwistrya arṣa

andulur kadangnyā nawung rāgi rāmya sopacara langutūt mārgga amija-

mijah wruh Śri Maha Bhūpati nora sukā madhani sinawung.

6. Tan koningéng rātri héñjing Śri Naréndra wus ira asnana mentas asalin

kmpuh ptak halus botlor aśri teka ning sabhuk waja bṛesih pan mahwā

susur lumekās amūjā munggwing mahari danti yyā graning ukir-ukiran

kinūṣa ring wwé kuṇṭa ngdékung,

wruh siréng tatwa samādhi ndeha śuddha sanuṣṭana sanghyang

sopakranya huwus nangara smṛetti mijil Śri Naréndra sāmpun

angrangsuk kaprabhun adhikara bhrāsumunung ūrṇna bhūg aśri --

(2a) tuhu sang Haridhara pnuh tang mās maṇik éng bapuh.

11
7. Pepek sang para adi mantri sāmpuna sanighā mūkya sira Kryan

Bandéśwaryya ring wijil ing triṇing sesek tekeng alun-alun dé ning

kwéhing taṇdha rakryan lawan jurwā-dipati paca taṇdha samā taténg

lungguh,

tuhwātur śikarini sari angāścaryéng mulat būṣaṇa ning wong ring

pangastryan ṛep ndā tan wanyā ngling ri wijil-ira Śri Narapati

sopacarāné ayun pataran ārddhani kāli-kalihan mās hanéng pungkur.

8. Bek dé ning nawa ratnā-di nṛepati wus munggwing maṇi māya

singhasana mās tatur asaṇdhing lan sang parārsi rin kamala sana

kasongan aśoka mayug lagyā sehen skar rurū kinuṣéngali ndan Śri

Narapati smu smitā-rūm singgih bapa dhāng guru,

huningān-uwaca mami ngapéki sojar ing jana padha mupawada

sanghulun bhūpālakā ngrakṣa bhūmi sang parā mpu dhanghyang

prasama gorawa matur singgih pukulun antyanta hṛeṣṭi ning bhuwana

tan hanang wyadi bhāya kéwuh sapandiri sang prabhū.

9. Sama suka amuji-muji pratapan-iréng rāt nglumraken dana pūṇya yajñā

pan tan hané ngūni parāji sumamahéng nṛepati sang parā-di mantrya

hārṣa samā wot sāri anuhwakenā-jnā sang mābhikṣu,

endi syāna parān aji sapasuking jambhuwarsa sumaméng wiryya Śri

Naréndra --

(2b) suka sadéng bhūmi Śri Hécwaryyadala smu smita mār mara alon

amuwus lahiya saswanan iréki tahta tan mangkanéngsun.

12
10. Ih dūran ngong yan gaścat ing para nātha tuwi pṛeṭakjana tan bhédang

subhukti matsyaganganpani mastawa mwang tang drākṣa kiñca teka

ning wastra lan kampuh sama tunggal sowangdyastunyan ring smarā

kāryya sasuka ning indriya nda tan lén yan pangidep-ingsun,

hana rakwa lewih kwa ring para jana déngkwājña siddhi matangyan

mangké winangun suka tansaméngwong cihnaning subalā wirya nghing

mangké kahāṛep ingsun awiwaha kāryya pratidināmet ratna wadhū

punang listwayu anom anunganakna ṛesun,

11. Pan tan hanā ngwiyati sukaning twas apulang lulut ring ratna kanyakā

sira kryan patyā wot sari dhūh singgih sawarṣā nṛepati aywa sinangśaya

alpa wastu priyanti nṛepati hanakna sanghulun,

dhūh samakna singgih brawit ning mūdhāptyā mumungu wwaya ling

ning pināndhita yan sirang bhūpati jnek ing rāga mong lulut nitya

anamtami tamah luhya kapṛem tandeling yyulah ing bala suguna hayu.

12. Lawan tang mūrkka duṣkṛeti awas ruga nikang nāgari tan udhaning

yaśa hayu tan druténg ari karwat ing cātur nayopāya wyakti --

(3a) apuhara héwuh majangan sira ratu ndatan wismṛeti rumākṣé praja

māṇdhala sanuh sahit yānglocita jrum,

sābala kośa wāhana dé pun sanggepan pangalah iréng śatru tan

kapangpang wiryya nira ring palugon donira tan śakténginak anamtami

twas kalulut pangréngő patik bhra dangū sang Śri Manuwangśa kula

nṛepati lumrāhéng bhūh jaśa nira winuwus.

13
13. Tunggal juga stri aji kéwala sang Śri Nṛepa wadhū laṇdhung punang

warṣa ri kāla nira siniwi nṛepati asőng smitā ngling-aris wus kataha dé

ningsun sojar ira iki priyahitā atiśyéng kasadhun,

puniku nitya kang kināpti jagat pramūdhita wus haywa manastapa kita

ri bhilaśangkwiki donkwapti lanā awiwaha wonten ring itihaśa

kastutyan Hyang Praméṣṭi sakraṇdhana yyāntaning padmā-rūm.

14. Lan Hyang Wasu déwārddha nariśwari mwang sānaning watek Hyang

sādéwāsta déwi pratisténg dalaning kamala wikaséng tanu pinūjā ri

kalaning apum asari rupit ing susu kinuśéng sayana aghanta ṛengih ning

dyah wahu pinurwwéng jro jinem rum,

sah nikang siñjang mrik wangi ning gopita ngūtkatā lépanā stutyan ring

lambing kidung nangara smṛeti leyep ing jñaṇā nir wastu punikā tuha

gaṇa ginung dé ning widyājñā katong amiṇdhéng --

(3b) sang yati tan luhya ring Śiwārccana pinuh sari-sarining tutur.

15. Apan tan rwa linewih dé nira sang yajamana yan ring rājya māṇdhala

tan lén sang mahā bhūpati kantinen yan ring wanā cala sang yogiśwara

winuwus guhya śāstra Ongkara kanti diwyapaka ning tuduh,

kadyāngganing ūtpti stiti dāryya té praliṇa katrinya tan wenang wiyoga

nasta sang sang bhūpati yan tan sang yatiśwara kinanti nirwang

kapāṇdhitan tan wring kuttara simpening gati arddha pakṣa apunggung.

14
16. Nistanyan songgwan ulah ing bhūpālaka lan sang yati wara sama

singhiténg tutur tatwa Hyang Widhi puji ta Śiwārcca ginung nghin

pangastutyan ika dudū woyā néng jro jinem arum asarinari pamursita

ring paryyangan kusuma nir mala śucyā rum,

nirwa japa stuti māwan kembang lewas mangka tang ratna wadhū tan

karasa ping kalih rowangan ing angguli prawéśa nguwus-uwus mangkin

dé pun upastitā-jña ni nghulun sira kryan patih awot sekar wus-awan

lebar sangahulun ndatan warṇnanen ingsun.

17. Tuhu yan bhūpālaka siddhi subala kéśwaryyan sākṣat Śri Janarddhana

kakwéhan para binyāji sama sulakṣmyayu hayu wét ning pragiwakanira

sira rakryan apatih pratidina atur kanya tan wanuh,

adulur lāwan pali-pali sési ning --

(4a) swapita pintén lama Śri Nara nāthā mong swéccha ning kāpti wus henti

tang ratna wandhū mangkin-arasa kémengan sira rakryan apatih ketaha

runtik ira sang prabhū.

18. Ri sūnyā sthanā nglilā-lilā wingit mangkin agugulingan ring yaśā megat

lulut ri kantani botrawi sopacarā ngraras kahuban rasana mayung

asehen santun ri nubung dé ning puspālit médran ngréng-angring ring

kadyā ngidung lalita nuru-nuru,

titis tan hana rāryyālit pariwara tan sinung maṛeka ndan sira pinatih tan

wruh dadalan irā wingit mangkyāpti maṛeka mawya angimbuhi wuyung

de nirā asungkan dadyā kon anuruhi sirānak ira sang śrining rūm-rūm

15
hyang ning masan kacatur.

19. Tuhu nda tan pasiring yadin sasor ng akaśa ring guna widyā wicakṣaṇa

byakta Saraswati suraśmi Hyang Giri wadhū an upamā nuragéng rāt

sang apatra Dyah Tantri tumuli prāpti maṛeKéng ibu,

pinapag ing liring ngamanis lah méréné ya māsku adhuh lwir taning rāt

mirah ciptangkwa aputri Hyang Nirājñāni anurun awlas ring mūdha

kasihan mogha wéha kaakṣi maka kembang dé ning yayah ibu.

20. Ri ngKénya tuwan alinggih paṛeng lan ngingsun sang Dyah awot

santun meṇdhek --

(4b) ing kabatur ndan Kén pinatih gipih tumurun-amekul adhuh dewātma

jiwan ingsun Sanghyang Hyang sinembah nama śiwaya mami tumulya

samā lungguh sangarūm ri sor ira sang ibu,

ring payāngka dhantinukir neher ingusap-usap sang ahayu paran dén ta

aluru tekā menesi mawyā gring yan amangun brata pari carikannya

matur sadharā wot sekar singgih anak iṛeki sadinā mrakṛetti śloka

suruhan irā Mpu Dhang Guru.

21. Asemu smitārṣā ngapi sira rakryan pinatih asung spah ring sirānak ira

rineṛepakning ki sapwan mārmarāmuwus aris aywa nalahasa māsku

donkwā nurwani sawétning twas tan ryamban andulu,

sira raman iréki uni prāpti anangkil solah irā smu sungkawa kaya

taning lagi-lagi dumunung ring hékasta guṇa ling ndatan pacucul

16
kampuh mwang sabuk cihna nirā wingit durung katon kadiku.

22. Tan wruh ingsun nini mulaning runtik donin ajrih maṛeka nghing katah

éng hati kramaning aniwi tan dadi ryamban aséwa dén wruh among

buddhining kakung kalingan ipun ring wadhu tan liyan linewih suguna

kapatibratan anūt saswanani sang kakung, ś

norāna mitra nglewihi wara guṇā nenggwa tan hana śatru sumaméng

wyadi yan ring mahā śakti déwa tan hana hanabuk tuhu yan ring asih

norā --

(5a) kayā sih asunu tan wanuh yan sihning apriya dūra yan samakna atūr

bhramara munggwing sāntun.

23. Yan wus lewas tan wuntya janti malyāmét kusumā rūm hiwa

mangkanéng Dyah Jara duskara dényā mrih aniwi sihaning kakung yan

tan śila maryyāda ruru diwyāpaka dṛeṣṭi malar sih santosa ring ajugul,

dūdwā hyun ing stri wilis paniścayéng swa rūpan ipun rūm-rūmnya ring

tilam apuharā sihing laki yan ring wṛeddha tan wruh ing laku dṛeṇggi

nitya bwat wiwil tan tūt ring buddhi ning laki mupawada drowika néng

maru.

24. Tuhwātur kembang ing lading ring smaśaṇa atambeh dūrgaṇdha ndah

kantenanya rih pan tan rwa linewih yaning stri susatya ginung dén wruh

ngamong pranaṇa ning kakung marmma ningsun tuhan motus umu

dangé sira wruhan ta nini yan ahuyung sira rama niréku,

prapañca ning twas tibrāśa inguluran mawyā dadhya gring lah rasanana

17
mās ingsun tan lamlama ṛeko kadi sedheng listwayu aglis pasang

yogakna muwah tang guna nirwa yan tan hinṛeṣṭi kabyasa ning

dharman yajña tan wilambitā glis kalaku.

25. Mangké maṛeka dé punāglis si rāma nirā pan tan lyān inamu-amu

baryyan madhangi kāpti yādyapi saruntika niréki tan wun atemah lipur

yan mulat éng nini sang dyah smu smita sarwwyā wot sāntun,

marmmārā muwus --

(5b) aris singgih sajña nira kasuhun sāmpun anangśaya tumuli lumampah

aris paricārika andulur wujil kembar sama kahyun-hyun apatra pun

manguneng rāghi amawa celor tatūr.

26. Lan pun rarasti mawa patarana sopacārā néng hayu ndatanasa ri prāpti

sang lwir ratih ring taman tekā dumunung ring patani amegat lulut

munggah ingbatur angamer lampah amanis ndan sira Kryan Patih

mahwā turu lagyā mungkurang banu,

sang dyah teka linggih daga ning sang yayah sarwwyā ngepeti pan wruh

ri sūkska ning twas-ahuyang mangkin matra ngrasa tis ning tanu abalik

sirā mṛemā nglumur neher pinijetan suku mangkin dumling mulat sang

ahayu dhūh mās ku nityatma jiwan ingsun.

27. Tan asāryya atangi dingaryyan kapo sira rawuh bhaya wus asuwya

tuhan anganti hériki āh paran punang kinayun yan mās mani rāja mulya

sing kasingit éngati si rāma nirā srahéng sang arum,

18
sang liningan tumurun aris sadhara awot sāntu ndah huninga pukulun

kucup ing karā kalih kastuti doning maṛeka singgih apti piniwruhan

mula nira awigit malar śuddhā hṛet salyaning tanu.

28. Neher kinayu dé rakryana patih adhūh atma jiwan ingsun liwar wlas

kwi ṛesun basaja ndiwyā --

(6a) yuwati wnang tumakwana duhkita bhāra tenemu tur ingaras-aras kéśa

nira Dyah Tantri sawaṣpa milyā-rawayan wipata ri pilisi sunu,

ingusap-usapan sūryyaning atmaja māsku taha sanghulun sinamaskṛeti

Bhatāra Hyang mami sidhha jnāna namaśiwaya lah ta mara ngké mās-

ingsun paṛeng alungguh sang Dyah mendhek awot sari munggah sira

linggih sanéng dangū ri wruhan ta mās ingsun.

29. Mulaning aśa wingit wétning ajña śri naréndra nityā hyun awiwaha

ring ratna kanyā yu wati wus kasiddha dé sanghulun sāri saryyātur

wanita pinten lawasé nini wus henti tang dyah sāmpun kahatur,

angdé peteng-ing ati katahā runtik sang ahulun tan wun braṣṭa kna sang

liningan yayo-niri rasaning twas marmma muwus aris sāmpun alahasa

siṛe ri sun puniki piṇdhaning piṇdhah ring dharmma hayu.

30. Kaya tan ulah ing ratna yuwati nis tulakaśruti pan aswabhāwa jalir taha

tan mangkanéng wong kadi warṭtaka ya hulangun teka maṛek i kakung

āh kantenanya pukulun yan yogya po si manira kahaturaken bésuk ri

jőng ira sang prabhu,

19
malar si wruha sri guṇa mariwarā nukané sangahulun maran tanāpti

ambhramaréng sari kinkinen ring tantra carita ring niti śāstra winuwus

karwa ing kahyuning --

(6b) ira ṇrpati pijer angrungū ndan sangasūnu anadhukāra marmmarā nuwus.

31. Dhūh māsku sang sūkṣma ri déwi wyakti sira sanga-arūm mtu saking

prama śūnyā ntukwā muter smṛeti donyā sabaryyā madhangi kāpti ning

ruman ta tuhan mangké rakwa pinanggih phala ning aputrya dharmma

sadhu,

kaya i hatra ingsun nini prasiddhā manggih sadyuh dé pun tulus

sangārūm sih tā sung yaśéng rawit anghing wewekaskwi māsku yan

sirā témbyā mecila wruh ring céṣṭakarajnā bhūpati anūt salebāh ing

hyun.

32. Wāya ta wus padastanipun singgih yan ring huṣṭra sinungan iranyārtha

lan kampuh ndatan hinati kahaptiwaknéng kanana suka mbhūktyang

kuśa dukut mangkā tang sukara wijung dating wewangi tanyāngdani

hṛeṣṭi kang kinahyun ring pacāryyan aletuh,

lawan muwah tang plawanggi yan inungan mās ratna bhūsaṇa nirwa tan

pagati yan tan wanaspati suphalā numaKéng tanu hiwa mangkana sira

dén wruh yyabhimata sang katong pan jatin ing sang-anemu subalā

kéśwaryyan tan wenang winadaKéng kahyun.

33. Nityanūt saswécan ing hati anghing sira mās ingsun dūranālpeng

20
gudhākara narawaréng aji kéwalya ngong mātra ngupapati kading jagra

winungi lwir anambeha sinéng abdhi sang inajnān anuhu,

suka sira rakryan apatih lah ta ātma --

(7a) jiwa dharan mara éngibun ira tumuli kinanti sirānak ira lumampah aris

dhuk prāpting pagṛehan kapanggih Kén pinatih hārṣa mulat sadā śruh

tumurun.

34. Mendhek sudharā wot sari sang si nembah gipih tkā anambut astaning

rabi sāwacana manis dyah hari angadhega tuhan sāmpunya karwa

alungguh asandhing lan suta Kén apatih alon amuwus ndi nggon

ingsun tuwān antuk dhyah kaya sira māsku,

nityāsanūt gati shtiti paramārtha satya subrati bangun hyang Umaśruti

amindhéng bhuwati panghidepkwa ri sira tuhan during yan wiwal

winuwus bisā mong kahyuning kakung ma iki phalanx ipun donira

mangké asūnu widdhyājñanom listwayu.

35. Suśila sādhu buddhi anukani twas ning yayéndung tan senggahen po

singsun banggi amūji putrid sawyakti ndi syāna aniringi sasoring ākaśa

wruhan ta mangké nini anak ira pun dyah śāstrikā rūm,

hém béñjang kaṛep ingsun nini angatur éng sang prabhu malar

katanggama mapan ingsun tan polya malih ngulati punang ratna yuwati

pan wus hénti kahatur si rakyan pinatih asmu kagyat ñrutwājñan ing

kakung.

21
36. Apgā rasaning twas kangenéng suta menggah aris tumungkul sarorwan

tangis dṛeṣning waṣpa mili ngenani hunuring susu yan angucap éng

twas i --

(7b) adhuh araré tuhwā mās ingsun tumaméng puri dūran wruha suméwan

éng prabhu pan kakwéhaning maru,

wri smita si rakyan patih alon amuwus wruh mānira mās ku hṛeṭ

śalyaning tanutan mangkna ṛeko rari kramaning wastu apan tan Kéna

binuwang satitah ing tuduh wāya ujar ika śruh nirdon ta gṛetā dhikṣira

madhu tan katuréng sang bhikṣu.

37. Muwah tang bhūṣaṇa wastrā di nirwa yan tan rinasu kadyānggan ing

sang dhanéndra ghataraséng bhukti mangkana pundyah Śāstrika rari

yan tan kahatura ri jőng śri narapati lah hidhepen mangké ujar ingsun,

malar tembya nuhwākna santana bawu wangśa cātran ikang

adwapayana ndan Kén Dyah Rūpini asmu lilā musaping waspa anuhwā

sajñan ing kakung muwah kang wong kapatihan prasama suka

angrungū.

38. Hawan prāptang tadhah aśri akatigan sāmpun irā nadhah ra wong irā

ñarik ndan si rakyan patih aguling lan sirāyin ira malah wus tistis

Hyang Banu tandwa awungū ingaturan wé aśuci lagyā nunggar wéni

sarwwyānjumput sedhah hanéng clor tatūr,

tumulya adan anangkil wus irā hyas akampuh sakecyalus asabuk

gringsing hudayanā lalakon kumbram ginitréng tatur asumpang

22
wṛegotphala rinékārjja rinaras twas tuhu adi ning mantri menggep

solah ira kung an besus sopacaranéng hayun.

39. Pepek --

(8a) bala wargganyéng yawi prasama angayap sira kryan patyā lon angucap

ing éndi tinangkil nṛepati kang wong umatur singgih woyéng wijil pi

san manggut sira sang inaturan wus munggah ing kuda jamus,

kumran ciṇaraṇéng mās adi awuwung peṛemās kwéh tang bala warggā

ndulur lakun ira asari wus prāpting hanéng sekar carang tumuruning

hundakan kuneng Śri Narapati alinggih hőbning surāga marūm.

40. Maṇdheg sabhūṣaṇeng lagi sopacara ling ira sangahulun lah sang

ingKén apatih maṛeké ri ngong kang sasadhwan awot sekar lumampah

prāpting manguntur angling angga atalangkup sajña Ki Gusti maṛek ing

jeng Śri Naṛendra sang liningan asmu guyu,

tumulih lumampah aris sāmpun prāpta hanéng wijil pisan pinapag ing

liring dé Śri Narapati sawācana manis arūm lah méréné paṛek alungguh

sang liningan awot sāntun sadhara madhapa ingaturan laṇṭe alungguh

Śri Naréndra amuwus.

41. Lah huningan huwaca mami hunyanéng uśana Śri Bhūpālaka kṛetta

wiryyā ti wiryyā siniwi wét ning widagdhā sira kryan patih Suwandhā

nglus nagantun hana calanya rih ri dénya tan kérajña sang prabhu,

tka lumañcang mapagari tur tan bhāpating laku amuwara nasta śirṇna

23
ndan muwah pun patih Lengka rāja śūrā wimoha dṛemba nityā ngulung

ulung śakṛe --

(8b) kāla munggwing patra tinūt dé Wingśatibahu.

42. Dadyā tmah wéri mbhrastāken sang kaka taha tan mangka ṛesun tuhu

ya niti Bandéśwaryya swa pātra mwarih suśila sādhu lwir Sang Udawā

nurāgéng bhuh widya wiśakṣaṇā ulus bisā nglus bhūmi minaki sang

swami ndyanā prabhu Héśwarayya lwir sanghulun,

pratidinā wiwarhéng ratna dhuwiṭa hem béñjang syapa katūr sira kyan

patih matūr āwot sari dhuh singgih ampunana patik bra kaya wismṛetya

anuhu langghyājñānéng sang katong pan wus nir tang ratna wadhu

punang listwayu anom yogya katūra pukulun.

43. Yan wonten sanmatā ji angāmpunanéng wiguna wāya putrid patik

bhrawirūpa mūdha acungking yan kanumata dé śriṛepati ring éñjang

pun kahatur suka Śri Nṛepati asmu smita gorawa amuwus,

tija bhagya yan mangkana yan pun Dyah Tantri kahatur wyakti lama

pos ingsun ñrutwa kotmanya ling sang muni yan tan hana niringing

diwyāpaKéng śloka guṇamānta yuwati huni ngwang aptyānomahéng

ṛesun.

44. Pan katahéng ati ri tan sukan irādénkwa bahu bārrya pan tan lyan

kinélik-kélik déning wawadon mangkin yan tan asanmata angadhuh

liwar sukanéngsun Kén apatih awot sāntun sārjjawa aris umatur dibya

24
rāmanirā sawarṣājñāna sangahulun,

kaya kagunturan maṇik rasaning twas --

(9a) paṭik bhātāra ngrungū kantenanya rih yan sang mābhūpati tan dadi

santa santosén laku wyakti tan siddéng uwaca śirṇna jajahan ri nūg dé

nikang ari yan sang wikwa tan santoséng laku nir tang rasa kasadhun.

44. Smu guyu Śri Nṛepati sumlang lagyāñjumput suruh wontening kajang

mrak neher sinungan Kén patih angling angga awot santun aris

anangan kalih malah wus tumunggang adri aluwaran sira sangahulun,

ndan sira Kryana patih Bandéśwaryya prāpting karang kang wong

rāmya byagata amangunéng pali-pali swapitaning ratna wadhu tKéng

yawi kang wong atrawū ndyang kāryya dhurggati méweha dé sang

subala wibhūh.

45. Ndatan kawarṇnahéng ratri kuneng ngéñjang sāmpun mangké kahatur

sira Dyah Tantri hentyārṣa nira Śri Nṛepati tan pangowahi dulu

kaścaryyan smu gegtun kidhep tan mānusa bangun hyanging jaladhi

madhu an upamanūkṣménghayu nira Dyah Śāstrikā rūm,

mwah kang wong dalem pūri smu kéṇdhahan sawanyan angucap iki si

wong anulus tan pacala tinon iya ujaréku nghing mangké panguwan

ingsun wekas ira sang katong tan malyā mét ratna wadhu ndi

syānaniringi rūm-rūm sang lakṣmi ning kacatur.

46. Akwéh yan wasitakna polah ira sangahulun sāmpun siṛem Hyang Banu

wusan anadhah rātri tumuli munggahing paturwan pañca rangkang

25
tinuṇdha-tuṇdha sapta angrawit --

(9b) sopacaraning wéśma alangū,

sāmpun winasuhan pada Śri Naréndrā lon amuwus pijetana rakwéngsun

Kén Tantri awot sari nehera mijeting suku malah tiba dawuh tiga sang

Dyah abong asmwārip lah ujil aglis pāywa tang pajyut.

47. Kén Wujil tumuli ngambeciking paṇdham sang dyah alon amuwus

asangkatha wungkuk maka panalipur arip Kén Wujil angucap tan wruh

manira pukulun pakanira tuan manira sukā ngapi malar karaséng tanu

Śri Naréndra angdhali suku,

wruh ring céṣṭakāra Śri Narapati tang Wujil marmmāra matur sajña Ki

Gusti pacaritaha ṛeko Kén Tantri wus wruh ing gita yan pakon Śri

Mahā Prabhū ndan honyang caritha śloka wekasing Tantri prakriya Śri

Basubhaga Nandhaka harana aran ipun.

48. Tigang sarggah kang aji pūrwwa mānduka prakāra kālaning ṛeddhāmét

prabhu duk sang Śri Kagapati tumūting Bhatāra Wiṣnu amutering

sirārnawa sangang puluh tang śloki padārthanya tigang atus puluh,

tumūta pisacaraṇa kāla sang Śri Dharmmā prabhu amgati wyara sang

brāhmāṇa sirā wyadi lawan wilangṛebut wadhu mangkin aṇdhaka

harana ngong wistarakna rih pahénak dénta añruti kidhung .

49. Ring pūrwwadi ngūni duking asit kāla śūnyang saptāṇdha nglawung

mwang pañca bhūti nir tang śubhā-śubhā prawṛeṭti muwah swéccha

Sanghyang Śri Déwiśwara atmu malya śṛeṣṭya --

26
(10a) kadi dangū dén Śri jagat kārtā woya tang swa nāgara ring Patali rāja

winuwus,

pūrwwa sang śri brāhma ṛesi apuspata Śri Bhagawān Dakṣa sinapa

déning mantu nira Śri Nilalohati don irā nurun tembyān i

bhupālakanéng bhūh abhiséka ra Hyang Manu sira ta awangśa Śri

Narapati iṣwaku kula Śri Héśwaryya prabhu.

50. Hana rakwā néngūni brāhmāṇa kṛeṣa daridra tan lyan puspata nira Śri

Dharmmāpriya subrati satya ring śiwaṛecha sari-sari dadi inugrahan

temya sira mnangi watsyā sulakṣaṇa kṛeṣṇa mulus,

makāwan ira manggih sobhāgya kadhanéśwaran tan simpang ujaring

Hyang tandwa sang dwija amanggih watsya janggira aluhung mangkin I

napusan tinuntun neher winawéng pagṛehan nitya hinamer hiningū.

51. Pinten lama nira angwanéng wṛesabhā wonten madhé candra nora

palapan ipun mangkin apga sang muni yan angucap éng twas ing kuna

sira dhāng guru Waśiṣṭa sinungan lembu dayang Nandhini śwéta nitya

pineh nirang susu amet waken sakahyun,

mangké ingong sinungan sampi janggira paran swa kriyanéku yan tan

amuluku tan adarbha tang ngong sawah janggala sakilan byakta

apuwara lisuh mangwanéng wṛesabhā lah sunwati hiṇdhaning tur mara

ring jro kananāng sang dwijjā nityā ngadwal taru.

52. Tuhu panda ning Wadhi --

27
(10b) mangkin wṛeddhi tang bharana hémbeh tang sapi satlu pat katekan

wingśati abangun sakata padagang saya wibhuh sang dwija asing

pinulung wṛeddhi kottamaning sang Surabhi sunu,

héñjang lunghā sang brāhmāṇa abanyaga éng rājya akwéh ra wong

irān dulur sama among padāti wahatṣa māmwati dagangan wus adoh

lari nirā śruh prāpta éng ngudyani Malawa kanana durggātṛejung.

53. Wus awas tan parāryyan sang mahā dwija tulwi maring ngarṣa

angrapaken waji aptyā milihing hunggon aningkah dunungan ira

binangsal ring rwi rinubung jinejeran sungga pnuh awedi taskara

déning mulya dagangan sang kulāngdé ri wedi laku,

tandwa tang pādati prasama prāpti wus inuwahan yuga tang wṛesabhā

wus dinyus ring walahar ganggā mangkin tang sakata tunggal asuwé

tan bonten rwuh ṛesyaning Nandhaka malah lingsir hyang rawi pgat

twas sang yati tandwa mangsul mleg turanggā malayū.

54. Ndan Śryāruṇātmaja leswānglih wétning mārgga ngūrddha tur

katikṣnaning diwangkara anengahéng wyāti lapa wlekang śwédā dṛes

amṛeṣṭi yan angucapéng twas iya ko Dharmmāśwami ndya dharmista

śwa patranya sādhu,

tan pahilanya paduskṛeti mulanya dharidra kṛesa nghulun juga

prihawak dén wating kaywaking sari saryya dinoling --

(11a) pasar dadi atmahan brasténg bras atmah pipis tang pipis pnuh dadyaken

galuh.

28
55. Tan wopen tang rājyata sarwwéndah pélag tang lémbwa sāśrahémbuh

padénya kami wahat dényāmbwati tan sama asaméng wat syu manu

aklar lingnyā mumuluh tur nohané liwat asing naṇda dwa lantih

padhéné ngong tan sinungan aluh malah kṛeṣa akuru,

tan karwating pāpa kami atiwarā sang Śri Dharmmā priya abhangga

nisthu léng ayu tandwā mét parihara bhāwa lara angrumpuh kumeter

tang angga wuś was adṛes menggah angangsur malebetang dhṛetta

pākṣa kas kumedhāl tang suku Śri Dharmmaśwarārawuh.

56. Śighra tumedhun saking waji asmu kagyat andulu Cryārunātmaja

kalaran turna anguculing kuṇdhali tatalén āyuga ih kaseṛeb punang

watsyu marmmānyānéng nguuri minantran ira anéng daśa bhayu,

lāwanā mṛetta sanjiwani ndan tan kna tinulung hépuh sang Śri

Dharmmapriya awaś añjrit anangis āh-āh bapa kita ngandhakālalu lalis

ta ri nghulun dénta mātyéng riki ih syapa nguraṇjapané ṛesun.

57. Lwir amekasanang hurip sang andhaka Śri Dharmmāśwarā muwus lah

Kembar Ujil tunggunen tang sapi yan urip wawéng pasanggrahan

sakawaśa dé mu muṇdut yan ya tulus pjah tan uwéhen sangaskarā yan --

(11b) hana wwang lumintang suledhana bandhanen ipun,

bhāgéyan hana dwijarśi kopa minta mentasé nandhakāngké bandhanya

harih sakawaśa dén ingong amwatakenéng undakan kari pun pinét

atunggu kalawan pun kembar lpas sang Dharmmāśwami Kén Pinét

alon angucap adhuh kéwehan mangké ingsun.

29
58. Pan atyanta durggama wiṣṭi ngké jron ing kanana pan pasabha sabhan

ing duṣṭa hana wale riki huṛen lunghā nūt huri sang muni Kén Tekā ris

sumahur aja si lungha gégé apan hana sopayan ingsun,

lah péten suskéṇdhani tuwi timbunéng nandhaka tandwa pun śighrā mét

taru Kén Pinét anumang prih rinéṛebaké ning watsyu Kén Tekā angucap

ih adhuh aywa ngkono mangkwari pan lagi kāryyā mkas ing ayuh.

59. Apan hila-hila po si yan ingsaka anangsarā néng watsyu agőng pāpan

ipun sākṣat bhrūwati lah yayi timbunéng kadohan byatitā sāmpun

tinunu murub tang pawāka mumbul kukusnyā weluk-weluk ndan

punang nandhaka sāmpun inuwahan kalewūh,

malayū tang wungku kalih wus awarah ri sang Dharmmapriyā yan wus

angemasi pati punang sapinenggéh yan sampun tinunu menggah sang

brāhmāna ih adūh awelas tmen ugé sun tan oninga sang bhiksu ndan

pangnurwatmaja hu --

(12a) ngūning wikāra tang bapuh.

60. Neher maréng jro kanana nirbhaya humadhasyā mbhūktyang kuśara

lan dukut pūrṇna wāyawa kadi pralagi lama dé nirā nganti ngudyani

Malawa dadhi sapriya asih ri Sang Singhā rāja tūt adulur,

amuhara wasyanti kalih I ngadwan pisunā dé nikang Sambada śṛegala

patih Śri Kéśari mangkana hinganing kang katha ri pjah sangaṇdhaka

lah mnénga mangké ki bharibin sang nāthéng nak aturū.

30
61. Ndan sira Śri Narapati Śwaryyadala kaśaryyan sirā ngrungū

pangupapating śloka tan arusit dé sang dyah angutara katha anginang

nehera wungū marmmara angucap adhūh ménaka śruti saha dyayan ing

carita mah i kinangen si gantén ingsun,

tinanggapan aris sināryyā wot sekar muwah sira sang prabhū apti

angapi dé pun swana patih angadwni rājā pisuṇā donya karwa tmah

pupuh Kén Tantri alon umatur sajñā bhūpati śṛeddha angampuni

mūdha sangkatha ndah ṛengőn pukulun.

KAWITAN

62. Gumantri kawuwusa Śri Singhā prabhu pinaṛek ri soring jātiyyāṛeping

guwārā mangkuk kwéh balā sona makadi Kén Sambadhā ngṛep

anjongkok,

ula ing swana mongsil sawanyā ngalulu angliñcaka siwā cengil akrah

lahruta angawung suka Śri Mṛegghadhipati lagyā kona méta buron.

63. Kang kinon samārṣa sadhāra anuhu tumulyā --

(12b) mit aglis alilicyan malayū maréng waṇna wukir naliśir lyan maréng

jurang amét unggwa ning ruru aspi tan tmu asuwya dénya lunghā

bubhuru,

mangkin képwan punang sramā ngrasā luluh katikṣṇaning rawi mala

jiwanya anglud prasama anganti ri so ring tangi akuśa rowangé angling

durung kayéki mṛegghéwuh tan temu huṛen mangké awangsul.

31
64. Matur ing Śri Wira Kéśari, yan tan hana ning ruru sawanéh angucap ih

paran ujaré ari kaya dhudhu polahing aniwi woya pangṛengen ingsun

ling ning pūraṇa aji karma ning aniwiténg sang prabhu,

tan pangraséng panas tis asing sajña nira kalakun padus kara bhaya

durggā yadin āngmasin maka tawuraning ahutang sih mangké kahaṛep

ingsun lungha méta malih malar si mné anemu ruru.

65. Prasamā harsā misinggih neher lunghā adhudwan nggonyā nusup

dhadhi amanggih hurrya Śri Surabhi tanaya wahu tinmu kaścaryyan

twasé mangkyā ṇdulu awarahing rowang ipun lah angapa ika

kangandarbani cāranya gung éṇdah yan satwa lawū,

lah tuten aywa gigis i prasama angalup swaranya gumuruh krūrā ṛep

anawut lakuné tan alon mangkin lumra analusuring jroning kanana

wéla nda tandwa kadulu punang Surabhijā gung aluhur sedhengé --

(13a) atuturon lagyā nglila lila abun-bun.

66. Sukā mulaténg tṛeṇā wilis awor lan kusarā lan lung ning latāñjraha

sinwam lwir kawahan bhukti hidepé norā ngarasa dūrggati bhayéng jro

kanana tandwā ngrungū swaraning camari asrang humyang gumuruh,

kanggek twasé angapi tumulyā dan atangi aśru mulyar śocanyā ndulu

tang sona śighra prāpti ṛembāptinya tembe mangkyā ngaksi burwan

agung alemuh éndah wartta bhaksanen iki yogya pawatenéngsun.

32
67. Lah kabéhana dén aglis ṛebuten sawut aja wedi kang nātgaténg wiṣṭya

muwus aywāgya doropon apan tan mṛeggha samanya tan kanon ring

dangū-dangū arūpa mangkaṇna ih amūdha kapwéng sirā tan wruh yan

samsam pélag kadayyanén Śri Mṛeggha prabhu,

rowangé samā misinggih tumulyā ngalup krūrā mangang tutuké ngis

dantanyā lungid angṛesyāti molahning langgulāptya anahut ndan Śri

Surabhiśṭā naya henti brāhmatya murub bāng nikang aksi kadyā mijil

agni awor kukusning nāsa rodra ngembus.

68. Gumuruh pangṛegung i rātri lwir karungwing wiyat lungid ingid-

ingidan śṛengganya nimbaténg siti mibangsah ulih lwir udhan sénghi

ngenāning sarama midering kanan kéri tanājrih samāptyā nṛeng anahut,

ndan Śryārunātmaja tan ajrih muṛek agya nimbat tang śṛe --

(13b) gala lumumpat śighra anglés angdoh inungsi rowangé atri sama nūt huri

nira Śri Naṇdhaka agya wangsul anguling angaranjit tang śṛegala

malayū.

69. Akweh kacūrṇnaning śṛenggi kédhek angawung malaywa jrih atawan-

tawan kanin rahnya drawa hūmis nora wanya maṛekā mwah umungsi

pringgabaya atinūt dé ra Nandhaka ndan adhining śṛegalā muwus kang

ngaran pun Nohan lan pun Tatit alon amuwus,

lh paran karanmu ajrih anéng huṣṭrā pan mulya bhakṣaṇa nirānéng

dhangu-dhangu prih sajnā Śyāri yadhyapi mātyā héng pangrus yan wus

apakayéng tuhan hawanān irā ndungkap sadyūh sama sagṛehan

33
angrungu kakarśana aprang sukā angemasana hantu.

70. Tumulyā ngṛeng awali atri swaranyā ngingkingan murungūt akanjarān

haturon nikang udadhi lumrā mimbeking daśa déśaning udyāni Malawā

ngṛebut dan ta gigisi amisit suku paṛeng anawut,

kambul akweh tumati ring anggula mwang sawanyā hanā hangṛebut

kanta tan kéwran urwajā mbanting animbat ningaténg sungū mangkin

angubhat abit ṛempuh ṛeñūh tang camari kwéh māti kédkalyan

ginulung.

71. Bentar gubhar mangkin sinṛeng inungsi malaywang alulunan pun

Nohan awengis ka --

(14a) lawan pun Tatit apan apulih hantu gempung hétu nikājrih kumyus tan

panolih rowang akwéh anibani jurang sawanéh asusupan pating

samburat tan wring henu,

kwéh atawan-tawan kanin hana pincar lén ususnya humulu ṛempuh

wangkwang king rumangkang kāryyā ngrém pong pwa ya mibab ri

lambung rahnya drawa yan humis metu méh prāpting Malawā asmu

kagem awengis matur ing jőng Śri Mṛeggha katong rūkṣa wayawānyā

samun.

72. Pukulun patik bhra tan sipi nisphala yan ingutus lunghā ndona

mṛegghéyūh kancit patik bhrā manggih satwa tan wruh aran ipun

singgih pangadhegé aluhur atyā gung alengis suwarṇni kṛeṣna

34
śṛengganyā luñūh,

awila wila lūs sakundhi ka girigir yya anggelur Érāwaṇa anurun

panghidhep patik Śryāri tkā ngembuling anawut mangkin krūrā tka

anurung animbat ambanting kwéh mati sambu bhalā kapusus.

73. Liwar kāścaryyan Śri Singhadhipati ngrungū sojar ing bala Kén

Sambuka patih paceh gumuywa angling aha ah képungan twas ingsun

déra wedi śabda gora tan wruh ing pamrakatak ndi śaktyaning ghora

nāda wihagé ripu dhitāl palguṇa tan yogya katatut,

lah ngong caritākna ngūni ngatitā hana sira sang ratu woyéng Kusambi

nāghara siniwi abhiséka Śri Wiṣṇu Gūpta sira tinekan ing śatru kwéh

añatur dhéṣa ma --

(14b) lawas dénirā yuddhā padha suśakti niréng pupuh sāksat sāgarā pagut.

74. Rāmyā ruṛek tang jurit kweh ing pjah tan pahingan katuwon

kasuśraman ira prabhū Hari Mūrtti ṛempuh śirṇna syuh sakweh ing ari

ngemaséng payuddhān humwang tang surakātri gong geṇdhing gubar

asring gumuruh,

yaya rugang awyāti déning sama ghora nādha umundhur punang balā

sama kawes giri-giri angṛenge punang nādha ghora awusan tikang

yūddhā kāla lunghā mamyā has-ahas sumeper ing prang anmu.

75. Śawāning wong ūni māti ajurit kwéh atap atitip bhangun kawahan

bhukti panghidhep ingsun tumon waṛega mangsa kūnapa minum rah tan

popama suka mami nghing hana kang kināpti dhuring katmu punang

35
gora swarā mārmangkwa miderān nṛeng angruruh,

tan wilambita kapanggih pan binuwang sahasa ngong anawut bhubak

sinebit bharbitāglis maréng jro dadi Hogan alahasa pan panghidhep ku

ring dangū pira-pira gengnya hudhuk rwabning rudhiranya dadhi

kūwang tekā naruwung kulit linepit taru.

76. Dhūh sāmpun sira kaki wedi hanéng śabdha ghora apan hana

dṛeṣṭopamā nghing kantenan ipun arih sang widagdha kṛetta ring baya

wit mwang ring wala widdhya tan bita ri krurāning ujar ring

ngamrakatah kang ayū,

samangka ujaré Kén patih Sambada mradata alilā smu ndatan kawi--

(15a) hasekan kapadgaténg wiṣṭi awédi yan kaciryyan awedi mrih śūraning

balā kanatgata éng wiṣṭi tang Sambuka prasama arsā ngrungū.

77. Śri Caṇdha Pinggala lagi rumaséng twas réh ing bala śirṇna syuh kang

kari prāpti akyā tawan kanin rusa paran lawananyā prang pan tan

hanéng dangu-dangu smu gadgadh angucap mangké mangkat kahaṛep

ingsun nuwekṣa aptya tumon rūpaning ngandani kéwuh,

muntab krodha asiga angettahaśā makat Śri Mṛeghā prabhu akwéh

angering tang balā papalayon aglis lakunya nusup éng udyani umwang

gumuruh swaranya ngalup sumarambah hanéng kanāna ndan Śri

Arunatmajā sampun sirandéha śuddhā dyus.

78. Sūkṣmā wé sita mahening śuci kadya talā dhwajā kasongan puspa rasa

36
anjrah tumayunga sari mléccha ri soring grodhagung mangkin karṣa

atuturwan metwaken punang tṛeṇi ginālit tandwa tang soṇna rawuh,

panuguréng samā ṛes wrin-wrin lagyā ling-alingan awṛekṣa sotaning

wus kawus Śri Aṇdhaka agyā tangi gadgadha tumengő kabāngan

dhumilah tang nayaṇnāngasa sungu alungid ningating hunur-hunur

bibhal syuh.

79. Nagatang sarama kageman humulat padha mulingéng pungkur ndan

tandwa prāpta Śri Singhadipati sawiṣmaya asmu katṛesnān tan wawang

sira tuman--

(15b) dhuk marmmarā nantwa héng doh ih saking endi sirā Mṛega pa

ngaranan ta kapuhan twas ingsun āndulu,

ri warṇna rūpādi kadhi tan samanyā sama-saméng Mṛeggha dhatengéng

hudyani Malawā tya wisti durgga ti bhisana tṛejung hananāning mahas-

ahas punang prani apan i ringsun mūrtthining kāla mṛetyu haran

Singharajā wasitwa ring kéng sarwwa ruru.

80. Warah ta nghulun satorasih ri patran ta tuhan sumahur Śri Naṇdhaka

dhūh sajnā Śri Haripati ṛengwakna mangké ujar mami wāya Sangarunā

siliharṣa lāwan dyah Surabhi kula wangśajé ri sun,

kanggeh potraka dé mahārsi Sāśrawalikilya kinudang dé Śri Jagat Nāṭa

sutāndhan iréki marmmaning mahas-ahaśéng riking udyani Malawa

aptya hulunku saraseh tṛeṇi swécchā ngeb śoring taru.

37
81. Śri Candhapinggala angling śṛenggara marūm ih kalingan ipun wekā

déwa tiśwara wahana kawot yan yogya nghulun sanmatha kenāpti

pasang sargga mamya tumūta séwa hayu ri jőng Hyang Iśwara aywa

kitāgya lungha amūktya ri sabhā sanghulun,

āh malar –malar si mātra katiruha sajña nira kasuhun pan wyakti

makoruh hawaning andungkap lewih dén kadhya sūsrusaning śisya

śéwa ring gūru ndan sang liningan marmmā rūm wetuning wacaṇnā

niskaraṇna ujar irékū pan bédha kang linakun.

82. Muwah--

(16a) punang sūbhukti pan kita matṣya bhakṣaṇna śūra suśréméng wana

katwanging mṛegha subhakti aniwi ih duran tuhu kapti nira sampriti

ring rwarur kṛepa kaṣyasih haran i patra kūśa lan dukūt,

pūrwwa yan ta sarāgi apti kasiddhan ing tiga lwirnya dhama kamarthā

dūra sambhawa pinanggih karwā pan tan hané ri sun tang śri labha

mās man ing hulu hulun ānak bibi sun wa nghing yan dharmma hyun

téring sun.

83. Hwa yan tukwang api pawarah Bhāṭarā Sūkṣma sandhining tutur

hawaning mulih walūya siddha éng dhon yargining Mahāméru ring

siddhārsi suragaṇna rahadyan sanghulun ring kapan apti dharmma

pitutur pan swa jātining katong wiryya wibhāwa ginūgūng,

tan wenang humṛeti śaktining indriyā wibhuhing Kéśwaryyān śūra

niréng ngariha pan singa mūrtthi saraswati yan ring kaprajnān

38
katrinyang dé twas hulangūn yan tan wiparitā tuhu sāksat Hyang Ari

Dharmma nira ring śwabhūh wétnyati sūkṣmajñaniréng tanu.

84. Muwah ulahing sang natadhi lawan sumatri sadhu mwang sang

yajamaṇnā sidaning kamartha pindrih aywa si tan pasang sarghā aśih

lawan sang sujaṇnā gunamānta kinanti rowang ira nitya ngrucit tutur,

rasaning pūrwana tātwāji gumawayang dharmmā pūnyā mṛedhyaken

yajñā yata utamaning dadhi pan tan langgeng punang swatakā--

(16b) lwir mayāné siluman waluya temahan niskala mantangyan dé ya sang

weruh.

85. Tan āptya sira yan pasang sārggakna ring mūda dhūrjaṇnā soninya

dhuskṛeti papa karma linakon sahityā manasi parā ingsaka kūléng sadu

ndan Śri Singharaja angrungū dharmmopapatih wah sūka kadhyāptining

anemu mṛettha mṛeṣṭyāning tutūr,

śirṇna kañut henti dhuskṛeténg ati supurṇnā tmah lilang sadhara

nganjali marddhawa mojar alon sipi bhagya sangulun yan tulus śih ta

sang priya apan mahā pawwitra sampun prasida manggih tutur rasa

licin kṛeta diksita sopananing weruh.

86. Humentasaknéng durga tinudhā pāpa klésā kalingan ipun tuwan

atumūt manira angiring tan sah anuhuna suku apti mangké asurud ayu

mār ya ing sagati nguranging mangsa wisayéng dhangu,

suka anūt ulah ing akinkin mésem Śri Nandhakā duh bhagya yan

39
mangkaṇna Śri Mṛega hana ta mangkyapti umulakning tapa bhrata

nityasa mati indriyā waluyéng śunya jāti awaning sātmakéng hyang

mahulun.

87. Hentyaṣan ira Śri Singhadipati wus apriya sama lutut tan wyar kahéring

sojar Śri Surabija jati nitya mangun tapā brattha śridanta kang pinuh

puter ing tutur pina saṇdhining kang pamateluning jñana nispṛeha śūnya

nirbana tan pawastu,

tuhu kapo ling ning brahmandha puraṇnā ring sang sāmpun anmu wak

ṣudha jāti kṛeta samaya héng dhon --

(17a) wyakti ndan tan paupammā ring sukaning twas anmu katwanging

kabhuh wiryya amukti mas maṇni wadhu apan tan swarta katon sakti

ning indriyā naput.

88. Mangkaṇna Śri Wirakésari karyyā tilar bala suka santika karma kuśa

tṛeṇa kang bhi nūkti tan pisan ping rwa sira ping trini ingaturan

mṛegghéwuh tana hyun sirā māti-māti prana pāpa tinmu,

syuh hépuh manahing cāmari lapa rukṣa hungang tan wenang patra

harā hétunya hum samā nganti ri soring tarwā likukun mukya Kén

Swana patih ring arṣā mangkukalinggih pun Tatit lan pun Nohan

néngāyun.

89. Samā smu-smu tangis kalih umatur solahé hasamun sajnā Ki Gusti réh

ing bala kalaron tan bhiśa mangan dukut kurwa ruksa ṣangṣara tan yun

angmas yan tuka Kén Sambada mésem amuwus ih Śri Mṛega natthā

40
atur paksi atat kangiku,

tumūt anūt kāptin ira tang sarama sumahur apti angapi caritaning pakṣi

Kén Patih Sambada muwus adhūh kaki ṛengwakna caritan ingsun hana

ta prabhu tan rwa linewih wus sinarā tan lyan bhisékan ira Śryaddhipati

wiséśā prabhū.

90. Pūrṇna punang nagari henti sakwéhing ari anūt tan wenang langgaṇnā

wétning pratapan nṛepati wiryya amepeki śribuwaṇna lwan nikang jagat

kapunpun lakwan śaśih yan saking madya dhéṣā acatur,

puniku unggwaning sang sumantri waya ñatur dhṣā mṛepadhu ngrakṣa

dhéṣān --

ira prabhu adipati sama sinung ajñā kmitan tan winéh amaṛekā pan

rumakṣa éng tepi kumimit pangaristaning satru.

91. Alama dé ra siniwi tumuli mantuking dhéwalayā wonten suta

kapungkur rupanya pkik abiséka Śri Gajadrumā sumilih angadheg ratu

ndan hana mantri anom kaparccayéng sangahulun kapat sama sanak

liwar dhénira apanuju,

sama matur ring nṛepati Gajadrumā nityasa ngulung-ulung

aptyanggantyaning catūr tandha mantri sinanmata satur ipun tumulya

kinén angundhang sama anuwal ajña pan awedya tilar sima unya wus

sinugrahan dé nṛepati waluyéng sadyuh.

92. Tan sinung maṛekéng nagari wonten swa kriyan ipun saka saśowangan

41
dhonya tan maka maring nṛepati Gajadruma agung runtik dadya sira

malyotus punang adhimantri kapatin ajña sinungan serut,

adudhwan lakunya tan koni pinten lawas éng hnu lunga ñatur dhéṣā

hénjang sampun sama prapti simaning mantri sang inuṇdhang prasama

ghorawa nungsung dhūttha Śri Nṛepati mawa citra sopacara langu.

93. Sampun ginangsal kang tulis neher winaca rasanya swih akon maṛek

dén aglis i dhuta mojar alon Ki Gusti maréka ughā kedwa andika

sangahulun yan tan umaṛekā tan wun runtik sira sang prabhu bhrastakna

nda tan wurung sang liningan tan sahur,

neher sinalahkna nira tang citra munggwing singha --

(18a) saṇna lagi rumaséng tanu yan wus amanggih dharmma śūra satyéng

laku suka angemasana hantu wekasanā ngucap adhūh kaki niskarana

sojar ira iku don ingsun tan maṛek éng sang prabhu.

94. Pan wonten andika nṛepati sang wus humor ing hyang tan sinung

maṛekā punikyājna nira munggwing prasanti kinmitingsun wyākti tan

wanyā muranga arasaning ṛeṛepi suka si manirā ngmasyantu,

pān istan ingsun kaki kai tan wismrtya anuhu sajnā śri déwata lāwan

sira Śri Bhūpati Drumā pan kalih kasuhun wyākti sira midāyaka ndan

suratkwā turakna kalih sjnā nugrahéng dangū.

95. Lāwan mastaka ningsun katur éng sira katrinya waten bésuk maṛeking

sang prabhu maran tan polih dé nirā nurwani maṛeka tumuli abyagatā

nam bramā kwéh ing pasusuguh tan koninga héñjang wusnyā da asusur

42
mangkyā dus mentas asalin kampuh,

ptak alus milir lan sabuké pisan tur mara ring taman lumekas anuddhi

jñāna śūnya sandhi amūjā ring Hyang Hūtaśana sākṣya ning satya ring

laku tumulyā ngréb griwā sāmpun kawating cāraka sinungakning

mantryā nom kangamawā jñā sang prabhu.

96. Prasama sāmpun mulih ndatitā lawasnya ring hnu bangun sinaya kapāt

wus prāpténg nāgari maṛeking sira Śri Naṛendra kātur punang mastaka

ning catur taṇdha mantra mwang tulisya lén prasanting dangū,

(18b) adulur kwéh ing ṛena-ṛeni mwang anak rabin ipun katur éng sangahulun

asmu nālasā wétning winaca sāturnya ring ṛeṛepi mwang rāja

nugrahanira sang mukséng licin tang mantra wṛedhhā wimayā ndulu.

97. Ri satya subhakti ni ngwang ngaswami anūt kaparamār than ih

katuwon sang prabhu saya dūrggati misinggih hatur ing mantryā pat tan

wun sirātmah kéwuh kasor ing payuddhan bésuk dé ni sang para ratu

muwah tang mantra anom masa tan kwés éng pupuh,

ndan Śri Narapati Gajadrumā ngucap ring sang sumantri pawékasa

sanak ipun kapāt gumanti andiri catur raṇdha mantrya suka prasamā

wot sāntu anuhwājñā sang katong pan kāptinya ring kuna mangké

sinung labha kahot hentyārṣanya molih lungguh.

98. Sinung nugraha dé nṛepati mantuk ing swa déśa byatitan punang kāla

pinten lawasé gumanti andiri catur taṇdha mantrya sama kawahan

43
suka drmba wurwā nūt swéccha ning hti tan wruh anglus nāgantun,

wus karungwing pūrantara dé nira sang para ratu tumuli samā nglurug

ring catur déśa henti bhrasta gempung pinarawaca kateKéng jro nāgara

śirṇna wus dadi hasti nṛepati Druma ajrih alayū.

99. Pan sang parā mantri mwang bala samuhā sama tlas hilang bonglot Śri

Nṛepati atilar nāgari amungsi wana bhaya dūrgga adoh ulih irā nusup

kawawa éng nisada kuwu sini déśa ranipun kadhang lunghā mét buron

tang --

(19a) paksi atat katmu,

ingon-ingoning sawari dadi kadulu dénya sang ahulun prakaśa angling

lah sikepen mangké dénā glis patyana suduk tedhanā rahnya mambu-

mambu sajya rasa héndah ndan sira Śri bhūpātyā ngrungū wāspadha dé

nira non yan paksi atat kangowus.

100. Muwah lungha Śri Narapati abhāsa kérangan adoh dé nira lumaku tan

kétung pringga wiṣṭi lumaris ring wukir Mandara amenangi patapān

śūnyā samun tang panti ring yawi sang nātha dan alungguh,

dadyā mulateng paksi atatwoyéng mahāryyā ngunggul ring padulor

wétan smu kagyat Śri Narapati angadheg manghyā hyun lunghā apan

katahéng swacitta kading ataté ngūni dūrggati dényā mtwaken wuwus.

101. Katon Śri Būpati é nikang pakṣyā tat ling nyaśṛengara marūm bhagé

ya pukulun dhatenge riking aśrami simparā samun lah ta lungguha sang

ahulun ring patani tonan sāmpun ta sirā nangśaya lah ta kaki guru

44
hyang mtu sumambramé sang prabhu,

tandwa rawuh mangkin sang para guru hyang maṛek ing sang ahulun

sarjjana sopapatti mawa kundhika mani hesi tirttha śuddha lyan

patārana néng ayun mwang tang sarwwa phala kātur sāmpun ira śucya

sinung paddhyadi anadah tirttha wus samā alungguh.

102. Antyān --

(19b) ta suka śri nṛepati Druma sinwagatan déni sang para tapa tumulyā

ngucap marmmāning śokā nis amurang laku wétning kasor ing jurit

muwang pūwwakanya winuni sang tapā ngrs nala nirā ngrungū,

pan sama santa buddhi śuci ulahing sang tapa asih éng kawlasārsa nitya

madhangi twas wngi śri narapati lagyā takwan pūrwwaning manuk

pékat tinmu niré nguni mangke kipunang atat sumahur.

103. Sarjjawā rūm singgih sang Śri Gaja Druma lah ta ṛengőn pukulun kang

pekat uni katmu dé sang katong wyākti bhédha ring patik bhrā

kinudhang dé ra dhāng guru baryya na ngrungū ujar ing aji dyatmiKéng

tutur krtta dharmma ginugon tang pékat pinanggih dangū,

nityā ngrungū gati sojaring sawaran krūrā duskrtti nora matra kamuni

wacanan kaśruti kalinganya ring sapraladā wéh guna lāwan dosa tn

wyarthan kapitūt mangkana Śri Narapati anūt ujar ing wadwa pat dusta

tan bisā nglus nāgantun.

104 Tur tan wruh mibhāgani gati nikang bala yogya lāwan punang ayogya

45
yeki tmahnya pinanggih dé aji nir tang kahéśwaryyan muwah tang rāja

bhāwa nuhwa Śri Druma pati kayā mangkana Śri Singha prabu,

salaku sélwan nitya miring sojaring Nandhaka kapitūt amangan dukut i

aywa kita kingking ngong ngamiwakarāmét drum --

(20a) wyākti angdani wiyoga nira sapriya kalih tang śrgala samārsa angrungū.

105. Tan kawasita polah ing sambu bala kunéng Kén Sambada dadya

lunghā nilib amét kāla tani marék ing Śri anurwātmajā pan tembya

nirā pisah lan Śri Wira kéśara sedheng mulih éng swa déśa Sang

Andhaka sira lagyā nghub ri sor ikang grodhāgung,

lilāndapūr munggwing hūrddhaning ambara wus ira asnana lumekas

anuddhi jñāna śūnyata maho kancit prāpta Kén Sambada sadha rā

mendhek éng ayun Sang Śri Nandhaka amuwas saking endi sira tembya

maṛe ri sun lāwan punapa kriya iréku.

106. Mwang syapā ran ta kaki warah nghulun duga-duga sumahur Kén patih

Sambada sarjjawa amanis mastuti pukulun Śri Surabhija mūrtti déwata

pūrnna guna hinati tandha nira Śri Jagat Guru,

wus kawyawaśéng bhūmi kottama rahadyan sanghulun pan sama

saméng mrggha ring rūpā warnnādi solah bhāwa swagathéng atiti tur

asih éng kawlas hyun tuhu kapo ling nikang aji kula sucaréka wruh.

107. Lāwan muwah doning wruh ring pakuwwan pratyaksaning sih sapriya

prasamā lulut muwah kang katonton yan ring sarwwa bhawa ring solah

46
sénger ira tuhu yan pragiwa kéng kawruh,

lāwan ta ulah ira sang yajamā --

(20b) na atur niśā kara supūrnna nengahing bhyomantara śūddhā nuluhi

sucārani cara tan bédha dé nira asung trptyaning kahyun dén ulus asih

téng aśraya anedha sinanmath manira mangkyā surud ayu.

108. Pan tan lyan punang kéring kadi sajñā nirā néng dangū ring Śri

Mṛeggha nātha akon nghulun maṛeriki kitā pti rakwa mara marahing

dharmmopadéśa hayu wungan bhawah sipi nghing santosan téng mūdha

apunggung,

yadyapin kujana duskrtti san kula didagdha arryāken ikang dosa

wisāmrtta wor bangun ring sikari bisaning sangamati muwah tang mās

ratna pulang ṛewed an demi tinggalakeneng raged winasuh.

109. Péten tang mās mani malih yadyapi nistula wetwaning wadhu jana

sulaksmi patti brata ginugon wruh ring wala widwnang maka ghara

patni hémbuh guna ning śarira luhung dadyaken sukarāyu,

apan bédha malih kāpti ning wwang mūdha sakāla kang linuhung tan

wruh amati mibhaga guna kahot lolyā ring hitā waśana wétning prodha

nalā naput kadyā tur wadawangpatita dé ning runtik sputa yan anahut

wrksā ngrungū pamwakatak ing asu.

110. Tuhu ling ning sang siddha yogi nenggeh tan telu pāt pisan déning

krodha hasarang détya janti bhogi sang Andhaka kon --

(21a) asangkatha Kén Sambada asmu guyu angutara śloka honyang

47
wadawang ngingghatā wah rūm,

kwéh tunjungnyā néka seh sari śuddhā rākta nilā his ning ranu

Manasara tang Kumudhawati wāyā ngśa kalih asabhé ri ki lilā mngā

mnga dyus kang dhayang apatra Cakranggi si Cakrangga tang kakung.

111. Alama sutṛepti muktyānéng talaga wusnyā sampriting pās pung ngaran

Durbuddhi si Kacapa kang wadon tadwa tang lahru rawuh sangśaya

satwén ikang ranu mamwit ikang banak kalih maréng sthananyéng

dangū smu suma mojar alon dhuh mitra kariya ṛesun,

mami mūra sake riki amisata away suma lara tontonen ri sanghulun

mangké wekas tā papanggih pan tan wenang kinas ring tirttha nitya

asibū umungsyéng Himawan dungusnya tang Manaśara pawitra śuci

wwényā jro lwir nārmmadha wah rūm.

112. Tur tan kné suska yadyapi masa lahrū kangkang punika paranen ingsun

Kén Dūrbuddhi anangis kalih lāwan rabi nipun akuśa kuśa ring pada

ujaré amlas asih duh déwa lukan lalis té ri sun,

yan awiwaréng riki amrih sukaning swatmaka dawak tan ton laraning

mitra pan sanghulun kalih ring wwé sana nikang ayuh mangkin tan sah

manira tumūt malar sih amanggih phalaning sapriyéng santa sādhū.

113. Tang bañak --

(21b) sumahur aris awlas angrungū honyang derrya hayu punang wrksa

sahutén dénta hanéng jro mami tugasnyā nahut sana sini lan strin i

48
nghulun ameraken kiténg dohsānaning katungkuan hayo angucap ucap

dyastunyan tinanan tan sahur,

aywa bari-bari druténg waksyami kunang si yan linlolyan patitā

tmahantu tan siddha tekeng don mangkin harsā tang widhung

nādhukāra mastuti sāmpun lumekas tang banak sajalwistryā nglayang

tanā śru sayā ngūrddhā mūrwwa ndunung ring Manaśara ranu.

114. Wusnya adoh dényamer lumaris méh sāmpun prāpting luhuring tegal

wila janggala wonten sambuka sajalwistri akuśa anghub ri kang tahen

mangśa punang kakung ngaran si Angsang ni Wangsing ngaran ing

wadhu,

uni lungha nglati bhukti ndan tan amanggih hépuh wétning lapa wle

kang mangla mangkuk anusoni anaké bawi ta ngṛebhut dadhi tumengő

ring tawang kadhulu tang angsa sajalwistri miberaken wadāwung.

115. Ni Wangsi tan sipi kaścaryyané mulat kang wastu apūrwwā pan

noréng dangū-dangū kramanya mongkono mangkin mojaréng kakung

āh sirāmane anak ingsun tinghalana tang wadhawung hiner dhéning

angsā ndi bhaya paranya panuju sih angmāsi sigra amuwus,

ih aja andurakena rih mūdha dahat --

(22a) ring kapana tang pās kawaśa murānglayung déning Cakranggi dhūh

nini dudū ta i kung pās tahi letong riged papung haruking parumah

iwangkutis ulihanya putranya ambhukti manga wuwus ning sambuka

pyak aśru.

49
KAWITAN

116. Muntab krodha nalaning wadhawang angrungū wuwus ning sambuka

wétning sinenggah ri gedhing papung kumendhut tutuknya mawwi

mangap ning patita éng śor,

suka ikang cammāri lakistryānak ipun prasama mbūktyang pās manggih

alaning pindhahéng ayu smu kérangan tang cakranggi jalwistryā miber

angalor.

117. Sang siptanyan huni ning satréna hayu yan tan tuten arih panglinggan

kadi widung muwah tang katinggi agami tn mituhu ring śwédaja

muharāntaka kading dhang guru mangga dhikseng wwang kujana

rusuh,

tan wun karwa patiténg niraya hantu pan tan lyan sangamrih lan sang

pinrihing ayu Sang Andhaka angling lah wistarakna muwah Kén

Sambada amuwus dhūh singgih wāya tuma si Asadha rakwā ran ipun.

118. Munggwing tilam Śri Narapati nityasa tar molah nūksma ri samir

nikang karang ring wiwi rwā nganti wāya katinggyā ran Candhila

rumah ri sla ning tarang tinonya Nisadhā lemwā kiris hanéng tilam

sang prabhu,

neher umara tang candhuli teka ngabhiwadha mastutya mo paksa

masmu suma --

(22b) amelas asih dhuh déwa doning manira prāpti wruhan ta ri pukulun si

Śandhilā ran ipun iki sapradéśā néng terung.

50
119. Suska gawa raséng bhoh ika araning kuru paṇdhuraking apan arang

ambukti durung waṛega tan gong wah wimangap phanahut kagyat tang

wwar sumandhéng tahur luddha ngalih unggwan mangké puhék twāṣ

manirā yan tan sih pakan ira asung tṛepting kṛesa kawelas hyun,

dinṛek manuh ta aris siran akiris lemu ti śobhā lilā cihnaning wah bhogi

dhoning maniṛeki prāpta aptya anedha ayu anūt saleba caraning hyun

pakanira dhéwwā dé pun lwir anak wisiṣa dénira rakwā tingkah Kén

Sihasadha wlas angrungu.

120. Ih suka ingsun kaki séka sabrataréng sira sāmpun wihas kéngarang

nghing dé pun sun ta wiratthi anūt sabhila sakriya mami tamah

amangsa rah nṛepati mrih cidra sakalān yén nak dhén ika aturu,

punah-punah awalwi walya mangsaken ratri tuhu yan tan polya kalā

śubha nglampu tan pabhukti sawéngi yadin rwa wegung yéki dharmma

waṣana tinūt byakta kitā manggih suka nirbhāya bawating kahyun.

121. Kimburuning ati lobha inguluran dyastun amanggih dhanéṇdra wibhuti

pnuh pan sacaksanā binukti atemah dhukita panglinggan ing Baka hantu

ri Kumudāsara Kén Candhilā apti angrungū pangu --

(23a) daréng hṛeddha pun si Asadhā lon amuwus,

honyang talaga suraśmi kon angunang sūksema asi tang bañu hana

widhang matsyu wijah angijing alindhungan ingindiwarā amāndhita

sedeng santun ri tirah tirahnyāngdé kung tang kaywan asekar sugandhā

51
ngringring bhṛenggā ngrungdung lyan ta suphala meṇdhuh.

122. Akwéh punang sakunta nganti śobhya jitaksara rāmyā pét

pangaddhyayan nghing pun Bakā mūrkka drowi wruh ring galit nikang

mina ityassa mināngśa dadya mrih cidra sandhi asalin bhāwa solahnya

marūm,

akundhala śuddha saganitrya siwara jatā lus harjjā sawit ptak śobhā

sawilaśa śuci dhanta lwir pāndhita sadhu buddhi sahisnu ring brata tapa

yoga samādhi tan pranagata dénya lumaku.

123. Téka angandhégi tepi ning talaga wasanting sindura karyyakan dé ning

banu mulatā hawang mastitis kaya humidhep tutur haris ngucarana

wédha olihnyān dura tandukning pujā śruti atur tirttha ring Hyang

Saśrabanu kulingsya ning arusuh,

tan pisan ping trini tang matsya liweran awali walya pupul yyāṛep tan

cinucuk dé Bakā lwir tan rosa nityolahnya mangkana katon dé nikang

mina byuh prasamarsa tana ri dé nya nowah kāpti kaya tan ing lagi-lagi

ambek sadhu nirmmala wulat mṛedhu.

124. Sumahur tang paksya dūrtta aris olih --

(23b) irā takwan tri kaya śuddhi sangulun bhédha kaling pralagi pan huwus

asurud ayu amrih ruwataning pāpa hilanganing duskrtti kuminkin ulah

siddha rahayu,

sang winūrsitan sukā ngapi sama gorawā muwus bhagé si yan

52
mangkana hayan hana śrddhan ta marahi ring dharmma kasugatin lagi

niskala jnana kasadjnanan ta kéring maka dhāng guru asurudayu.

125. Mésem pun Bakā ngling aris aywa manastapa ngong warah naku karma

ning dadi apti siddha tekeng don sāmpun nangśayéng ala hayu pūjā

smrti tan kétung mwang tang śāstrāgama apan sinuddheng liring yan

wus apiyak tmah rwa hawananing andungkap sadyuh,

lekasaken sari-sari aywa lupta tluk tang jihwā grā ngluwang tang

gurung-gurung anglunglang tekeng jro yé ku mawak kaśūnyatan tan

kacakra bhawa néng bhūh tang minārsa samā nuhu pan tan wring aji

sadhara twang samā ngucap adhuh sājna nira kasuhun.

126. Pinten lamanyé wus sampriti punang mina samātunning hyunyā

nangśaya parccaya ring Bakā sadbhih lilāpti suka nirbhya mūkting

kumūdhawati lan putra swabaryyawrddhi lumrā liwran angijing ing

banū,

suka pun Bakā aninghali yanā ngucap éng twas pan wus kna ring indra

jala tumuli marāris angadheg ri kantaning botrawi wasanting sindura

tkā nguswaKén tangisnyéng mina aśmu gegetun.

127. Prā --

(24a) samā kagyat cittaning matsya angrungū tangis nikang manuk padhā

serang anungsung sadhara gyā takon ndwani tka waśa nguswaken

tangis mangké ri rawuh tang paksya kah menggah ngadhu adṛes luh

53
mili pgat-pgat asṛet ta ngulon āh si pi wlas kwi ṛesun,

dén ta wahu hrsti mūkting Manasara sakula sā ntara swātmajā nakbi

rānyārsa roron-roron kawahana pana cobhā liwar suKéng sun andulu

tumūt ri sukan ta wétning ngasih kwa satréna mahu angṛengo wṛetta

ingsun yan wong twa rawa sāmpun.

128. Prasamā dan pangarananing mina kāryyan jala byuh rajut jarring lāwan

sara hanco hityamadi tuba hinenh munggwing padāti pinaka śarana

nipun ngirut tiwak nikang beji nenggeh sapasar rawuh,

amawa sekul lawan madir sināryya cangkrama paścat hubhayanya

dhatnga mangké ring katrini ika tinahéng twas ingsunak I kala nira

tinunu sangścara bhratanti sakulangśatinuba kinebur.

129. Ih lalu tan sih ing Widhi amiyogā sih kwa sedheng a lulut ri kita ngabin

pāpanikyātini ngong réh ing tan bias rumāksa ri kita ngde swarthéng

ayuh punikā tinahā mangun sekelingati tan wring réha mami tangmina

byuh sūkska twasé geyuh,

sama semu-semu tangis amlas harśa duh déwa --

(24b) śri dhang guru dé pun tulus sihtā mrti rāga layon wyākti tan lyan sira

kahaturāma réna sanghulun tistaning ayuh kwā nunggu mangkin

muhara suka ning paksi Bakā ngrungū he kita sang mina byuh.

130. Yan mahyun swartha hurip hana mangké sopayaning sun wahu

déngkwa lumocitta hastighatā mahéning ring Ngandhawanā ran ipun

54
singgih larangan Hyang Rūdra langu ndatan pasiring pan tan kasaning

manujéng ranu,

tur tan wénang bhinūkti sakweh ing minanyā néng ranu yan kitā hyun

samā gsang ngong angunjala glis tembé yan prāpting Andhawana

nirwighna suka sada yan ngong tan satyéng brawit ndyang

paramopadrawa tinmu.

131. Sang winursitan tan sipi kaścaryyéng twas kakarṣana angrungū

nādhukarā nu h āh mūdha pin tuhon arddha tan wrng indrasaraahr

huran samā muwus aptya wāten dé ning manuk wus inrting padanya

tunggal siji lyan ring cucuk śighra miberā nglayung,

wināwan umusir pucaking acala hana śila kadungwus sumayanā lwa

radin unggwan pun ambhukti matsyanitya kāla akedhik tang mina

antun punah śca higunjal maréng pucaking wukr wāya hata pada

tunggal munghup munggwing salwanging watu.

132. Aptyā ngwihagéng paksi Bakā yan tu --

(25a) hu sadbhih wekasanā ngabhiwada pāksa meṛeng ghatāwati wus

munggwing kanta kindhayut Kén Bakā śighrā mera nglayung méh wus

prāpténg aghraning wukir mulat widenging watu,

byuh tahulaning iwak atip huryyaning Bakā munuh yan angucapéng

twas ih kalingané iriki minangsa kabeh punang mina liwar drowakeng

mitra hulusé nda tan sipi angapi bhahwa wunyapi sadhu.

55
133. Tan simpang dénkwā nggudhakaré nguni rika mūrkaning Bakā muntab

krodhanyā ngṛenggut krakata angling ih aja singko tumurun wāwāku ri

kantaning ranu kérangan pun Bakā atur maling kawenangan tan wruh

dalihaning twas hépuh wruh ri runtik ing yuyu,

anggetem api anupit anangis Kén Bakāti katṛesan kumeter awédi

rūpanyā rūksa aclong ksantawyaknéng sun déwa réhing kaluputan laku

manira mer pangempon malya Kumudhasara huripen ingsun tuwwan

sampuṇ déra anggugu huyung.

134. Tumuli mangsul śighra prāpting ghatā Manasara Kén Baka alon

amuwus déwa huwakenāri gulū manira sāmpun anupit kang rakāta śru

muwus wawangong yyantaning botrawi punang bakā anuhu,

wus prapta ri kantaning nādi neher sinupit rampung griwāné pun Bakā

pejah mangkanéng duskṛetti tan asuwya --

(25b) temah patita mantuking awéci nemu pāpaning tan satyéng mitra ujar ing

Śwédajā tutur.

135. Hentyārsan ikang candhuli molih śri tapén sang śritahnyā lulut saśaṇna

ring kasur ndan kāla sang katong rahiṇa rakwā tuturwan amanggih kala

rahayu hidep ning candhila suka girang tan sipi mangkin agyā twasé

marā nahut kadodoh andulu,

horwa Śri Bhūpati jnar aputih tandwa pun mayat anahut tinangguha

tumulih déning krimihe mitra aywā gyā nahut mené wengi yan wus

aturu siṛep pakentirā samangkana mu amangśa tan midhep tang

56
candhila sahasā anahuta nucuk.

136. Kagyāt Śri narapatyā tangi neher kinén angruruh winulik tan katemu

unggwanikang katinggi pan anglis mungsi ri slaning taring kapanggih

tang tuma salaki stryā neher wināsta karwa angmasi hantu,

miwah punang candhuli picil cacal dan cinukat pjah ri slanikang tarang

ndah katenny rih nir don tang wlas sih yan tan wring asih sang

pinaritranan sapangudharéng nguni mangkanojar Śri Singhā dhi prabhū.

137. Smu nalāśa dé nirāgya samitra ri hyng pakan ira lwir māsnda tan

tarajun tan dadhaha ṛeko wyākti kaya manuk mangśa tan wruh ri

dharyyéng tutūr hu agyā masang sargha tan wun apuput pati manira

mepeṛéng katā lah ūtarā --

(26a) nen si pukulun,

honyang sakuntalé ngūni sarbbha mangśa madhega raratwan maka

wiśésā ñjuru punang manuk kang asabéng rawa kabeh sama hidhep

wirya maka rāma dhikarā jangkung kalawan āranipun.

138. Maka dharmmopapati Cangak nāma Dhirakanta mangkin rāmya

subhiksa pandiri Śri Bango pati mwang sakwéh ing para manuk

wṛeddhi sakula Santana sama tan ngrasa wisti paṛeng lunghā

sajalwistyā nglayung,

samā ngulati bhukti mungsira néng rawa-rawa hana maranting kedung

yatna mrih cidra sandhi prāptaning mina cinucuk lyan tang maréng

57
pasawahan molih wlut lan rapi siṛemingārkka mőr paṛeng mantuk.

139. Humwang swaraning andhojā mapaginang bhawa hanéng kaywan woya

ri rājya ning Malatundha sedheng tinangkil rāmya janga jangan pepek

punang para manuk sama abhawaha angigla ngidunga srang

hentyārsaning juru bango huni ngwang janggaléng kidul,

irika ta ngong amanggih manuk pélag suwarnna kiris abhirāma gung

aluhur wuwuloné arob angigeling pang pang ing majānjiringi hugat

sumunung abhrā punang pepelok katranganing rawi Kén Dahan ingsun

tuminghal nenggeh manuk mrak

(26b) aran ipun.

140. Lewih punang andakit suswaranya amanis arūm pantés kaya amlad

prana wicaksanéng aji Hanyabhṛeta haran ipun singgih ling-ling trikā

warah mné lamun kapanggih dén takonén atetemwé ri sun,

kakarsana ngong dényāndakit mné lamun prāpta muwah sun abhawaha

ngigél tang para paksi ajā nakari lan ingsun gumuyu Kén kalawana

duwég mangké padha tumandhang lah kidungen dé pun aśruh.

141. Pun Dhirakanta pangigel ipun pélag pan samitréng merak hilé hiléné

atūt pan padhā mbaṛejog nir don samitra sanuh yan tan tunggal hilaśéng

kawruh mésem Kén Cangak amuwus asring manirā tiru ndatan

katularan kolug iwang prahigel ipun,

tuhu kapwéng brāhmā widhi pṛetāk-pṛetāk laksanéng dadi dyastun swa

58
putra tanānūt sgunéng rawit apan prabhédha tang kahyun hana prājnā

tka anak jugul-jugul anak prajnā mangkana rakwéngdadi pun upi-upi

angucap dharan tumandhanga pukulun.

142. Samā ngigel tang paksi mangkin rāmyā padha angidung punang

Malantundha kakarsanā ngigel mongsi ta tandangnya amidupuk

mendhek tur aketab-ketab langgulinya andingding ménggék-ménggék

hilé tan abagus,

pun pecuk gumuywa angling iki pā --

(27a) ngigelé aluhung tunggal kapo lan mrak abhirāma adawa akukūncit sang

pangéra lengar teKéng juluk nghing hana pahénya didhik haliki tiki

sang pangéran punang Mrak ambhiramā hadhawa akukuncit sang

pangéran dengar tekéng jugul.

143. Anghing hāna dényalewih Malatundha patuknya adawāgung mangap-

mangap luhur pan doyan ambadog triwakwakguywan tanghéh yan

wasitākna sukaning para kaga nityāsa amangan anginum,

norānā wwang ipik-ipik amarantya anjala mwang anjawuk panatya

wisti rājyaning juru bango honyānéng ruhur anduleseh dudug adawa

agung agung lwir miśrahéng wiyat kahubaning jaladhara méwiwu

mawān sakā ngṛembun ngring-ring karayap lukut.

144. Tuhu aning mahā wṛeksa honyang janggala wiyar pradhésaning rabhut

kedung ndan paniranging uni hana ta paksi pik sajalwistri si Parada tang

59
kakung ni Śubhani punang wadwan karwa wéragya sahuyūng,

sapangan tangganyéng ngalap bharyyan asemu képwan dhéning wwang

sama angingū hyun-hyun ing swarā manis marmmanyā layat abayangan

amrih-mrih mahā wrksa unggwanya maywang pasesehan malar tan

hana angruśuh.

145. Adoh dényamer lumaris śighra praptā ri pradhéśéng gumuruh tandwa

kapanggih punang botoh --

(27b) judi anāma pun Malinaśraya angangkik angkik akuru apan sada wyara

tan wruhnya ring upaśubhā dadi rakwa lunghā hanawung malar

mitranyān nāmpuh,

watara sapanah dénya lumaris lara wetengnya anglut tan bisā lumaku

géyuh tkā ngrémpong akulaśah anéng tegal huśwasa menggah

angangsur tandwa han gagak prāpta kalih sajalwistriya kakung Kén

Durawarsa Ni Bhramita ngaran ing wadhu.

146. Kalih lamlam aṛep ambhukti sahasā gya amatuk katon déning

Anyabṛeta neher amarani hé mitra aywa amatuk tanghéh si yan

kawenanga yan sirāṛep ambhukti punika tang wanita anuhun,

tan wun si angemasi pati prāpténg jurang alas padha kabwatan anuhun

tang gagak gumuywā ngling ih luwik dalwā mumunggung dūran si

angemasana pan asiga lumaris ling ning gagak tan wring giténg wuwus.

147. Apan tinūt déning dusta tatayi wruh sang kulā mawa mās ih mūdha

60
dṛembha jugul paran si maka toh ling ning Anyabhṛeta masyang

mangga tang gagak toh hulun hulunanyéng jmah prastawan ika nitya

mingū andhajaning tutuhu yadin tkaning bhésuk,

sāmpun pjah tang stri kalih suka mangsa tang wayaśa anucuk śighra

meraānglayung tang pik lumaris tandwa prāpténg rabhut kedhung katon

tang śālmali aluhur rājyéng --

(28a) Malatundha śobhā leseh akiris ndatan wenang pinik tang anya bhrata

tumrap ndatan aśru.

148. Pun Jangku swaghāta napa aris ndi sangkan ta tuhwan mara éng rājya

Tundha warah ngulun satoraśih lawan syapa puspata nira mapa tang

prayojñaṇna sāstrya asmu priyatin paran bayā nawadining laku,

pun Anyabhṛeta angling singgih antuk ira takwan manirā patra pun

Parada dina kawlas asih doning manira dhatengé riki kabhinawa mulat

langőn ing rājyāndhani syapa ingké sawiśésa añjuru.

149. Manirā nedha sih anglarapakna aptya suméwaha ri sang wiśésa añjuru

nghera iriki tan waiwalṣa dénirā tingkah pun Jangkung asmu guyu ri

wruhan ta tuhan sang maka adhipati anāma Śri Malatundha asung

lengar basajā luhur,

lewes dénirā ngatyāti pakanirā pan kasangkyéng guna wicaksana

angidhung suswarā manis pangéran manirā minjrowwā sang bango

katemwā ñuluh ñulwastri sisikan hanamani tunggali sedheng nekar

langit asmu géyuh warnna mawarā luru.

61
150. Kaka manirā cangkram ring sawah lumbar damya lamlam aptyā

mangan welut sang bango angling aris ring sawah yayi taninyā wilis

daweging bangawān larangan śri Kusambi nāgari liwar dé pun alangū,

malwā Liwung ahening śuci nanā widhatar matsyu spat bandheng lan

balanak dleg --

(28b) nya angijing ri tepi-tepinya galagah bilulwa kétlan parupuk kwéh tang

ijyan pasesehan nirwa tan koningéng matsyu.

151. Kwéh karang-karang tumawing abhong ing ranu rinawis ing lumut

slutdhara ngṛentebi ganggong lan irim-irim ritranging arunā minanya

apupul-pupul mungsi tambing nikang ghrong unggwaning kuntul

anungkul angadhanging iwak loh ngong asindhutaning kedhung,

Ni Tungguli harsā ngapi dharan nénjng kaka sama mangkat kancit

prāpta pun jangkung sadharā nglogoko sang bango asmu guyu

dingāryyan ko teka jumujug Kén Jangkung angucap pun Anyabhṛeta

prāpti meṛeka ri jőng sang pangempon sang bango anuli metu.

152. Sāmpun irā papanggih sang bango kaṛenan andulu tija bhagya dhatang

sang madhu swara andhakit yan santosa aptyā nghérahé riki sira

kumawaśa punang sakunte riki akasukan dén ramé angidhung,

sinuruhan tang para paksi rāmya abhawahan angidung punang

Anyabhṛeta swarā rūm amanis kaścaryyan tang para manuk samārsā

muji-muji hyun-hyun paṛeng tekā ndakit sang bango hentyārṣā nirā

62
ngrungū.

153. Mangkin sangśaya ṛesep sih pinten lama niréng rājyā Tuṇdha suka tang

para manuk trang-tranging rawi arāmpak apaṛeng anglayang muksyéng

sawah rawa hulusan mwang sa --

(29a) mudra wija-wijah sukā mét matsyu tang Anyabhṛeta tan tumūt mungsi

wandhirā mumbul,

sandhya wéla sama prāpti molih mangsa pangiwwanéng putra tang pik

molih ambulu wodhing waringin pangaring wuwusnyéng atmaja mletik

tang puskara ambulu ri pang ning salmalyā nusur sulurnyéng siti

mawan saka wṛeddhi sayānanglung tahining tuhu-tuhu.

154. Ndan titan tang kāla tandwa hana rāja putra saking Madhūra rāja

wanadhara andon raśmi lumiwating rañut kedhung prāpti ring Janggala

wiyar akwéh kang wong angering sama rāryyan angub śoring randhu,

hurṇna pūrnna pasanggrahan sanasandi nadak méh sāmpun dawuh tiga

adan anadhah twan mantri katon tang rājya Malatundhā kwéh paksi

sarbbha mangśa akwéh andhojéng pasesehan ngékngok śwaranyā śrang

umung.

155. Kang wong kinon dé twan mantri angalapa sarbbhwāndhajaning manuk

śighra manék sāmpun prāpting luhur kang wong anya tan baha angruk

sempal papal tang papukah rug kagyat i manuk abyuran awṛeg

katahurag atilar pasesehan lampus tan tolih anak ipun,

63
umwang swaraning sakuntalā nangis kwéh tiba kabet ing kayu

andhajané kondhuh sang bango angépon tan wring dāya kaweweghan

tinebah tiba anglah huyu lah uyangé sempāl akwéh tang paksi kahala

ramé kang --

(29b) wong amuswa angṛebut katur ing sang abagus.

156. Wus kinon holahen tumuli rāmya dé nirā ngium wyakti mangka

sanghulun wismṛeti sasananing mṛegha ri singhit ing tutur biṣanyā

ngūtpating dharmma milwa ngong mangan tṛeṇi waśana pan dura

kṛeṣā kuru,

tkéng kula wandu wargga sama lapa larā ngrukkuk dénkwa tan wring

abhilaśa kriyopayéng sapi tang aji tinungkut-ungkut pari haran yéng

kutila wruh ngwang katungkā bhuddhinya lewik duṣṭa bhāwa pisādhu.

157. Panglinggan śṛengganyā lungid ingasahan wayawanya alemu tan pāpa

sanghulun yanā mrih patining sapi sang Aṇdhaka ngucap Sambadā sapa

rowang mu añruti wuwus sang Candhapinggala samana āh tan wonten

pangéran pan ringśūnya déśā tetemu,

prih awak manirā ngapi sang Andhaka paceh semwā ngguguyutan

yogyā pintuhun sojaré sambuka patih pan sacéwāng gara ingunyā

lungha andulur sang Śri Déwantara kādhang lunghā ndona mrgghéwuh

asuwya dénya anusup anglih tan polih ruru.

158. Lapa sus kawlek anganti ri sor ikang tinggulun dadhi punang

64
Céwāghara kinén angulati sarwwa phala mwang wwé hāsa ta hulwi

pun lungha angruruh ndan tan labdha gati wāya tang wastwā pūrwwa

dinulu,

malwi ya matur ing nṛepati yan tan polyā mét --

(30a) bañu lāwan sarwwa phala wāya tinon patik aji mṛeggha taru angigel ri

jroning samudrā tapakan watwitem kumambang ing hudadhi

kaścaryyan twas sanghulun.

159. Ih angapa ujarmwā ri asambawa hāndisyāna mangkaṇna liwar dé mwa

ahulus Kén Ciwānggara alon angling prangen pukulun yan patik bhra

tan satyéng wuwus lungha sira sang katong nuwek sang kapinih wus

prāpténg sāmudra wétthan tan pawang mātra yan katemu,

apan mayaning widhyadara kāksi angling sira sangahulun endi

pṛenahéku ni plawangga tinon nemu huningkwa weruh ih sapa

rowanganmwa andulu patik aji dawak krodha śri narapati sahaṣā tka

amerang Kén Céwagara ngmasyantu.

160. Pan tuhu hila-hila posi yan tan pasaksi tan wistaraknéng sabhā dyapi

yan tan mṛeśowadhi yan nora sāyaning angawruhing wyakti

samangkaṇna sojarmu Sambada tan pasaksi kéwala apti amuwus,

nahan ujarmwa ari sang Śri Surabhijā medhar Kén Sambada kérangan

katenger den yati lewik raja piśuna angwadul mangkin lunghā wusnyā

mit mantuk maṛek ring Śri Singhadipati kaptinya ngulung-ngulung.

65
161. Śri Candhapinggala angling ih Sambaddhādhi ngaryyan wahu rawuh

Kén Sambada angling patik Śri Mṛega ri tembya mahwa atetemu lan

Śri Anurwaja pukulun angling ing patik bra nengguh kṛetaghna kang

singha wonten kadi cari --

(30b) ṭā Śri Késaryya dahat arusuh,

dadhya ta sira mnangi dwipawaṇna meta agung aluhur si Andhaka

nurun pangideping tumon Śri Késaryya tan wring bayā déning wimoha

kadurus teka angrik anjembak kahyun ira ambhukti rodra tang patanggi

metā ngembus dṛetang mabang ngawelu.

162. Angṛegung krura nguling aglis animbaténg dhanta Śri Késara tiba

kabharān ahru ta awengis neher mantuk prapting guwarā yaya

kahuhan jiwwa balisah wétning kanin nganehi drawarah humis metu,

hana mitra nira angapi yan sang Śri Mṛega prabhu liwat dé nira kalaran

kacurṇnaning aṣṭti hétu nika sama hanglāwad gagak anama Bittha tan

sah kang sona séri katrini hustra sama adhulur.

163. Ndatan kawarṇnahéng marggi śighra praptā ring Nandhaka wanā

sampun ira tetemu lan Śri Késari katrini sama awelas mulat ri warṇna

nira akuru sidartthaka alon amuwus kaya angapa iku déra ngraṣaṇna ri

wyara sang Śri Mṛega prabhu,

yan tan sira sunga bhukti ring Śri Singhā waśana tmahantu mangké

histan isun lunga méta bhuron punang hustra amuwus adhuh wyakti

tan bia isun yana mati satwa luhung śih améta tṛeṇnā pan isun tan

66
doyan rah si Bhitaksa sṛengen angrungu.

164. Semu ṛengu ghora --

(31a) angling arah tan dharmmét amitra pamuliha ta ngko dénénggal ayo

maré riki Kén Sambuka angling ih sang Bhitaksi kayangapa tulah sang

dharmma hyun sampriti punikā karta ṛengen śanghulun,

sang winasitan angling singgih waya ling ning ślokā ring sanga

manggih baya durgga mrih luputéng pati yanoling krodha santa piranti

prih kacidraning śatru tan andadhyakna ngawéci dharmma wasanang

anglaku.

165. Lawan tan ulah ira sang yajamana yan pasang sarghā ring wwang

ningccha gati lwirnya nggaluh mwang amalantin jagal mahat añingkru

lan bhupati yan amung punang wong ngabhraṭa tan wun śirṇna nagari

mangkaṇna Śri Singharajā atut ring hustra priya lulut,

ndi ta ya yuktya ring ambhuktyang mangsa lan satwaraning dukut Śi

Singhapati saya laréng kanin tut tan bonten tadhaha ira mangké si

kahaṛep sun punang wustra pét winunuh dating sang satwa prabhu dé

pun énggal waras kamu olih carmma lan walung.

166. Sidarttaka ngling aris hé mitra sang Nitakara dhuh taha tan mangkaṇna

ujar ing sang wruh ing haji nora gyat kang ayu kawanin pét prih cidra

ning śatru glaṛening upaya saṇdhi bhyakta śirṇnanyéng ayun,

panglingganéng udadhi siddha alah déning tinil dangu ngantigéng

67
parangan sojarnya ngaku kaśaktin ingapi dhénira Sanghyang Abdhi

pinarca lan irā taya lumrat angupihā --

(31b) ngéling ngantiganyéng tṛeju.

167. Anangis tang tinil winiha sasambat sumesel punang kakung dénya kon

huni angantighéng parangrong Kén Yuga padha śru ngucap dhuh nini

aywa gumuyung sampun wancak dharyya yan tan mulih punang

ngandha tūr papa nini nisada ta ku papakā haranéku.

drowaka mitra tya lewik sangkan walā nora ngulah dharmma kadhang

lunga mṛegéwuh malah lingsir kulon tistis samun punang satwa dadhya

manggih dipak agung wégaśca pinanah sarceb sisip kené kumbā kagyat

tang asti glis malayu tinut ginṛet bhinuru.

168. Hingudan-udhanan jamparing tambis kawenangān malala jiwanya

anglud angigul-igul anglih huswaś hadṛes menggah ngangsur dadhi

kappag tang wyagrā gadgadha ghora angling éh sang liman ngapa dhon

ta kawus,

tang dwipak asemu wengis hagila ngong paratraha kacidréng wwang

tuwa bhuru nityaṣa ingṣa rusit tar wenang mami lumagaṇnā

widagdhéng indraṣarā krodha tang wyagra ngapi ah-ah dhik wedhi

manuja rusuh.

169. Nirdon agung mwa hugah kagigiri lemu saparwwaṭa nglaku ndan tan

tinolih lungid ingkang danti saksat indrabhājran tempuh lah ngong

68
mangké lawanya pagut tūr mara aśruh kadulu punang Ni Sadha geyuh

sumandhé witning lang gurung mangku laras ngapit hru,

tang wyagra acrang lumirik angṛep andapur aptyambanting --

(32a) mara anlesebhéng pugkur kadhang pun Papaka anolih tandwa kadhulu

tang wasa ri mayat angngṛenggut kagyat tang Ni Sada layu amrih

asusupan tinut dénikang mṛega prabhu atri swaranyanggelur.

170. Ah mati ngko candala yoni nitya mati satwa panglampu ta ngko ngong

bhaksaṇna pun Papaka kageman anangis pan méh kawénanga yan tan

sang waṇnaryya tulung dharmma sadhu buddhi dhuh kaki daweg

marahé ring sun,

Munggah ing taru dépun aglis sépyan kawennga tan wun angemasi

antun neher ingemban aris winwat ring luhur ri wunut aglis prapta kang

wiyagrā kruranangngṛeng atri lumirik matanya bhāng awelu.

171. Muntab krodhanya ngṛesyati wabhramé lebhuh tanganya rumukruk

kégu witning taru lwir rubuh kawason mangkin krora murungūt

mungup daśsnya kéngis luñu swara atwaya ghora gumuruh akon

uwakna ri sang waṇna ri wwang angasu dosanya dhusta rusuh,

ngong agya anjembak ambanting ri mah mangsa krurah anucuk marus

kumeter tang Wasari kawusan kaṣop gumigil amlas ahyun saha tangis

singgih pukulun manira déwa ndayuh dhépun tulus śih ta suka sung

yaśa ri keng wong amānggih duhka bharéwuh.

69
172. Smu guyu sang wanāri kaki sampun awedi masku duran singong

andawuhakna kita harih sipi-sipi --

(32b) wlas twas isun kaki ayo warang dharyya tang wasaryya krura ghora

angling hé sang Subuddhi sunu,

tar wenang kita sapriya śih lan ikang tuhaburu pan papa karma kalusa

nitya mati-mati bhéda ptinya ri sang sadhu buddhi san liningan

sumahur ngapakrtaghnaning Sawaridusta ling mwa arusuh.

173. Tang wyagra ngucap tumuli angutara śloka hana sang bhiksu apuspata

Śri Yajna Dharmma Swami ungha sira tirttha gocara mahas ring giri

waṇna ri masaning lahru tan pantuk sira ngrarah tirṭa suwya dé ra nusup

smu geyuh dadhya mnangi sumur,

hentyarṣa nira sang rsi angraséng twas nohana manggih sumur lah

mangké sun adyus pan dahat kalahron anulya nibani sénggwati wéga

siran dhumudut kanggek twasé mulat apan ahési wyagra kalih kalawan

hula katiga punang mṛeggha taru.

174. Ling ira sang maṛesi aris ngapa marmman ta dhawuh awlasisun andulu

rupa nira ruksa king krsa asangit méh hantu sang liningan marddhawa

matūr binwang ing bayu bajra wṛesti sawég adṛes kumusuh,

tūr linud masa madhya ratri tan pantara sumaput ndan tan papatonān tan

wruh yan patiténg kupi yan tan wara śih maha dwijā nging dé pun

santoséng ruru kṛepa kawlas aśih sawyakti tan wruh ngganing anahur.

70
175. Aywa rampu aninggwaken ma --

(33a) lih apan hési wwang niccha papa drowi kṛetagna tan wruhi ngkon tan

siddha yan paritran anlah kariya ta pukulun patik sang pandhya mit

manggut sang śri muniśwara lagi rumaséng cittha ih paran kalinganing

laku,

ikang ruru ṛepṭinurip mandharéng manuh tan sengkakna pan wruh ing

ala ayu pan karma sang wadon kadi sahaśra bhanu ndan tan sanéh sanéh

dhéranut kapriyatiténg rat sampun patiténg kamandhalu śigra mentas

punang wong ruksa wayawanya samun.

176. Tūr akidhupuh ahot sari singgih pathik mahā mpu wong Madhurajyā

kuśa laṇna among rukmi anāmā pun Suwarṇnangkarā tuwāning

apandhya mas mangké dhépun tulus śih mara ring pakuwwan patik bhra

mpu,

hyun kwa maleséng ahutang śih nuhwa ri jeng dhangguru apti aśéwa

ayu mésem Śri Mahamuni hembeni yan wus siddha tirtthā ngong

marahéng sira anaku sang liningan amit umulih prapṭi pragṛeahan ipun.

177. Ndan Śri Yajña Dharmma Swami tumuli lunga amét tirṭa muwah adoh

dé nira nusup tandwa praptā ri Kaṇdhawa hana gahana anut sengkan

siluk-siluk hiringning gunung dadhya kapanggih tang pragusā kang

sinengganéng kupya atūr sarwwa pala maṛempuh,

tinanggapan dé sang ṛesi neher lungā alonlonan lumaku dé ning

durgganing waṇna baya wisti nghing panghrikni kaceb lu --

71
(33b) put kadya warah yyan haning bañu mwang waca pawitra wah rum ring

Mandhankini ndan sang maha yati sampun rawuh ri tatparaning raṇnu.

178. Tumulyandé aśuddhi lagya nuṣtana Bhāṭarā ryyantaning padmasaṇnā

tūr tirṭa susthawanya aris sopaksama minta nugraha sinuksma ring

windwa tanu awusan sang yatthi sarwwya mentas ri kanta ning ranu,

wus adan basahan alinggih ring śila nayana lagi muryyaken réma pan

katṛesaning warih tumulih sira dan lumampah tan konikang kahasan

anut geger arupit penggak sengkan jurang tṛejung-tṛejung.

179. Wratmara śunya atistis apan nora huryyaning kawya nglangut mahas

angapi gurit wétning durgga ning adri bhisanéng puhun mwang

pangawitning sardula yan tan maha bhiksuka nisparigraha nguwus-

uwus atirṭa gocara nusup sakwan séring lan bukung,

ndan sang maha yati wus liwaréng dhurgha praptang dandawana nda

tan wyar kapanggih punang mṛegapati kang ginesang ira dangu sadhara

angṛepa umatūr singgih pukulun wāyantukwa angalapi bhuṣāna sang

raja putra ring kuna lungā anunulup.

180. Puniku katūréng sang ṛeśi harṣa nanggapi sampun lah angapa ika pan

nora kriyanéng mami tūr si tan dṛewya sang wiku anging hana si mitran

isun wong --

(34a) Madura Kling abecik mné sungana tatūr,

mangka pangraséng hati ndatita lawasé ring hnu kwéh tang déṣa

72
kalakun lyan punang kapahi ri énjang sampun prapting Madurā

katañcana kapapāg punang Suwarṇna gati sanak rabhinya gorawa

nungsung.

181. Tija bagya sang maharsi mahwa dhatang hér héṛen ranākāmpu pan atya

umales śih sang maha widhon śwéca alinggihéng yasā lah ibhuné anak

isun akaryya bhojanān ira sang maha ṛesi haywa korubhana camah

sampunya byagata méh uwus,

hentyarṣa sang maha yati abrawita mah dṛewyan ta nak isun bra ni mas

ratna adhi datan ikang mong uni kang sinengké kupya sang winéhan

awot santun harṣa apaksa dwa muwus dhuh sang maharsi liwat

pramodanā ri kéng wong kṛepa sraya amanggih kéwuh.

182. Smu guyu sang maharsi angling niskaraṇna kang iku ndi bhāyana toyā

ngong ngapyasa lila kaki pun hé mangkara humatūr aris irika

pangangswan ghata nirmala becik pinañcuran sopacara langū,

tumurun sang maharṣi neher marahéng pangangswan garjiténg twas pun

Hémangkarā maswasa ningali raja bhusaṇna mas tatūr dadhya warahing

rabin ipun lah angapa iki datang wyamas ira sang mabhiksu.

183. Lah ta tingalana nini tang bhusaṇna mas kadi wruhaan ing --

(34b) sun śwa kriya mami bharana radén ino uni lunga acangkrama pjah ta

sira ring ghunung panguwan isun baya ingalap déning dhuṣṭa paran

donyé sang dwija lah ngong matūréng sangahulun,

ih haywa angkana kaki moha dahat sugyan kadi kṛeyah apatra Niyanti

73
dṛeta brata uni sampun atmah suranggana déning nugrahéng mahulun

kawiśwaséng lobha awalya tmah praguṣa alaning twas tinutan tan wun

patiténg kawa hantu.

184. Hidepen ujar isun iki aywa laling hutang pun Hémangkara bhangga

murkka wimowa amṛeddhi tan śrotthi waca priha hita sampun lunga

nangkil kuneng Madhura pati sedhengāwéh séwanéng manguntūr,

pepek para taṇdha dimantri maṛek éng sangahulun tan lyan linocitta

dénira rahadhén mantri pjah unya lunga wukiran tan pawang matra

karungu kangangdani pati tandwa punanga pandhya mas rawuh.

185. Kakidupuh awot sari mardawa matūr sajña sanghulun posi bhusani

ranak Śri Nṛepati sang mokṭā acangkraméng naga kapanggih woyéng

sang bhiksu bahaya sira kriyā śnta wésa durbuddhi pan akwéh tang

pangudaran atūr Baka manuk kasuruh,

mangké sangawé sang ṛeśi lunga sibwaring pangangswan wétan Śri

Madura pati katadhahan runtik kumrutning bhruku --

(35a) tya ṛengu tang muka lwir arahup marus awor bang ning nétra amuwus

lah sikepen dén aśruh wé duh katibhara doṣanya pakrama angasu.

186. Wirudha wéśa sadbhih ndan i trang nikang swarajā sang para adhi

mantrya prasama gyan-gyan lumaris tumuli prapta ring pangangswan

labdha sang yatiśwara wus ira dyus alinggih ring so ring pindha-pindha

mayung,

arṣa sira ningali mina ri jron ing talaga ramya aṛebut wlang tiba sang

74
para di mantri sahasa tka angṛebut mangkin krodha guragadha lah

seṛeden dena glis rimah-rimah cacah prangen suduk.

187. Dhosanya pakrama gati ingsa karma hapusen déna teguh sang paramar

si angling adhuh kaki paran si luputan isu punang mantri krakaśa

muwus ih ahulus dahat dudu karmmaning ṛesi amatyani raja putra tūr

inapusan winalantung,

woyéng catūr paté nirid sang muni nmu duhka tiśaya dadhi tan kasarik

dé ning jnana sandhi parokning parama pinuh ring nirbbhana śunya

kang ginung ndan Śri Naranaṭa sampun sira ingatūran yan wus

kagraha sang widhon nehan lebhār sangahulun.

188. Prapténg jro Śri Bhupathi smu tan śobha angubdha huyung kangening

siranāk ira sang moktahéng wukir menggah akecap asmu luh ndan sang

parā --

(35b) bini ajyā samā lara anangis tan koni laranya sama wlas aningali warṇna

nira sang muniśwara ngidhep duhkati bhara sama asmu tangis hana

ngling awlas temen ugéngsun.

189. Ring warṇna rupa diwyakti brahma wangśa pan wus añridhanta kang

sawanéh angling dhuh angapa po simarmmanirā binandha paśah kaddhi

tan wyapakéng swa bhuh paran temahing naghantun yan tan upasama

kang sawanéh angucap tuhu kaya ujaré riku,

kamakara Śri Nṛepati misinggih satūring Hémangkara papa karma

dṛewi durśila tan wruhingkon isun mene madhya ratrya tka nguwaken

75
sang bhiksu maran sira lunga adhuh aywa si mangkaṇna mawya hana

ngrungu ih tuhu liwat kścaryyan isun.

190. Mulati sang maha muni siddhi ndan tan kawiyaskan dénira manggih

lara sama tan karaséng ati tan warṇnan ling ning andulu muji kawya

waséng sang wiku hana kadhwangupit nṛepati tan wruh anglus

naghantun,

malah soṛe tumunggang adri kadhya sung sang hyang bhañu mletuk

tang hana wra lumra matrang riris alit aniram sang kabwataning wyadhi

sesegen punang guruh praptang maruttha aris sumilir kadya ñamara

marum.

(36a)
191. Tan kawuwusa sang ṛesi tandwa angrungu punang pragusa lan pun

wyala candhi katrinya punang bowong yan Śri Yajña Dharmmapriya

amanggih duhka bharéwuh winlatungéng pasar dé Śri Madhur pati

henti brahmatya prasama mahyun matyamukéng naghantun,

maka tahuraning ahutang hurip wusnyan pulung raṣa santaka bhayéng

kéwuh tūrnna lumaris agya-gya nda titéng hnu sandya wéla wus prapti

pancake tataning rajya tang wasaryya acṛeng amuwus hé sang widdhya

wis lastaryya dhatengéng manguntūr.

192. Ngong agya anjembak ambanting rimah śri naréndra langgang rah

andudhut usus dhośanya dhusta dhwijāghna juthi Kén Widya wisa

angling hé mitra karyya ṛesun dépun jagéng wisti ngong mangkya

ñjejepéng jro naghantun,

76
lumampah tanāsari wus prapti ring catus paṭa labdha sang yatiśwara

wimurccha nglendhehéng ksithi wayawa kabhunan rénu awlās Kén

Widhya wisa ndhulu neher angastuti hūsāwarah yyabhimaténg laku.

193. Hentyarṣa nira sang yati nadhukara māstwani sidéng laku samppun

ikāmit śighra prapti wéti suksamalit anuksméng ambarā pinintwa

tumulih rawuh sira rāhadhen Ino unya anglanglang raśmi wus tedun

siréng undhakān lumaryya tang wiyala nāhut,

kagyat --

(36b) angadhuh twan mantri malakwi tulung ah paran anahut wisané saṇdhi

sumek ngantek angorob mangkin gégerā wong irā śighramét

pandhimayāt sampun yan sinuluhan watra dhénya ngulati nora matrā

uhyyanya katmu ndan sira sangahulun.

KAWITAN

194. Wuwus ingatūran yan sira sang abagus kasta tilara kapati kagyat sira

sangahulun kalih śri paraméśwari agarawwa lan wong ing jro,

lwir tan pamengan ati sang natha malayu mwang sakwéh para binyaji

agyan-gyan ngirid sumampur hana kalukaran wéṇni tan kombaré twas

tan wring kon,

195. Ndan sira Śri Naranaṭa teka ngrangkul mwang śri pramiśwari teñuh

raṣaṇning twas murccha lwir tan pagalih mulati siranāk irā alara lagya

nglelentak bhalisah akuśa ngadhuh Śri Naréndra amuwus,

77
ih saking endi sira kakyanak isun ra wong ira mantri sama awot sari

matūr wahu tumedhuning undhakan sira lumampah ring ambharaning

pinta was añjrit angadhuh tinulung neher sira kahantu.

196. Dhinipayan tumulih tan kapanggih punang anahut suryya kikirānéng

pada dhaśi anganini Śri Narapati amuwus mawi hulah wlang anawut

lah glis kon unuruhi kṛetosadha mwang sang para sadhu,

muwah mpu danghyang wédikā --

(37a) pan wruh ring wisapaha amunah sarppa bhisa kang kinén malayu aglis

tumuli prapti sang inundhang mwang sang para di mantrya ksatrya

ndatan kari para walyan wisapaha rawuh.

197. Akwéh kang osadha sidi ingosadhan tan amaraśi hépuh Śri Narapati

mwang Śri Naréndra wadon dhéning lāra ni radyan yaya tan kna

tinulung nir tang mṛetarpaṇna japa yoga samadhi nira sang para mpu

danghyang atūr gangga tirṭa sarayu,

nirmala śucyatis yan tekeng samudra waśa tmah tikta mangka

mantrosadhi nirwa tan pagati dé Śri Dharmmaśwara mangsul mangkin

sumek tang wisa wibhuh partra rahadyan amekāṣ ahuripa segu kang

wong nganagis guuruh umwang lwir syokning jawuh.

198. Muwah sang para bini aji prasama nangis mahu akuśah ring lemah tan

kombara wraning wéni wayawa kabunan rénu mani kaṇnaka bhusaṇna

seseran tibhéng sithi glañna śoka saha asambat masu,

ndan śri paraméśwari sesek ing lara kantaka sang para wong ira tulung

78
prasama lara nangis nṛepati pega lwir luluh mangkin karaśaéng ciṭa

ping rwa sira amanggih dukāti bhara papa tinmu.

199. Tan sama saméng dummaddhi hista nirāpisan tumuta nglampus

rwabning lara lwir kaguntūran wyati pteng pepet tan paśingkabhan

dadhi atemahan --

(37b) hantu sira Śri Naṛendra mawu sang para mantri śoka śa anangis glana

mkul pada nira sang prabhu,

sambat-sambatnya mlas aśih adhuh déw pran wkas ira lukan tan śih ing

hyang asung lara kayéki hurén patik bhra ngmasana sapadya mulat

pukulun lara praméśwara Śri Mpu Brahmarajé nundang sawanya mrtan

jiwa nulung amagehaken bayu.

200. Muwah śri pramiśwari sampun ira angilir lengleng yaya tan prathiwi

nambah kaguntūran wngit amkul-mekuling sang alalis tan maryya

sasambat-sambat ira angrsi pegat-pegat lagi kaslek ing luh,

neher sinungkem sungkeman layon ira sang abagus kinuśakuśa ginugah

tan maryya anangis dhuh mas mirah isun pangéran lah ta mara

banguna tolihen isun kaki sampun dénira agé apuśuh.

201. Yan sira tulusālalis atma jiwa paran temahan isun karwa tan

panewasing sira anak ingong kalih tan kna pinalar palar dé ning yayah

ibhu maka kembanging panon sumilih angadeg ratu mangké sisun wuru

wong tan śih ing widhya sung huyung,

79
hirṣya niccha bhangga hédi anon suka angdani wiraha hunya tūr hasana

ruksa suska kalahron katisnaning diwangkara mangké tem --

(38a) bya angrungu guruh wahwa dan asekar angling hinabeting wṛeksa puh

kadṛesan pawaṇna ri kapan waluyéng tumuwuh.

202. Dhuduten dépun aglis mami maran siddha apupul tembya swatmaja éng

sira karwa rowanganing ngarwani sadhuka nastapa ndan sira Śri

Naṛendra labdha jiwa anglilir kagṛeking waspa dṛes angapitu,

sarwya ngusap waspa alon angling pgat-pgat dhéning luh adhuh bapa

rajā liwar kṛetagnisun iki kaya ngepepeng tambra gowéci ndan tan

pasingkaban pteng tan rat kaakṣi dhuh eṇdi syaṇna ratu kayéng sun.

203. Angapa dhéra lakwiki ri partraning potraka nira histan isun iki atilara

kadhaton mungsi rawaṇna guṇnung pringga wisti matyéng paran-paran

asangwa bhranta huyung sang para pandhita mwang sang wipra

wédhika matūr sopapatya talangkup,

apan kaya śri nṛepati ndatan simpang nityasa punang ginung ulahing

sang maha purusa ginugon kelaken si suka dhuka panās tis lot pinaayu

putering tutūr nir tuduh jati sang puruṣāa wira ndatan pakadhang éng

bhuh lyaning sawargghéng bhāpuh.

204. Puniku linolya ring hati swa jati hyang atma ameṛen ring ccita utama

atūr spatika mani dhonya tan hanāsar laku wyakti témbya tan lyan

anuntun ring --

80
(38b) nirbhaṇna śunya cintyadi tan waluyéng tumuwuh,

meneng Śri Narapati lagi rumasa éng ciṭa sojar ira mpu dhanghyang

wkasana muwus aris bhapa raja hus katahéng ati sapitutūr ira anging

kétung tan hana guṇnaning carmma swa kriya ayu.

205. Lawan tuduh ning śastraji nityasa tinut tan hanasar laku amrih

swastaning kula wangśaja ṛeko sakala manggih ayu bhasuka dirggayuh

kawastu mangkyadi tuhuning puraṇna aji pan tan béda dhéning

amanggih lara huyung ring wwang duskṛeta rusuh,

sang para dwija ngling aris mopaksaṇna sampun si mangkaṇna balik

ṛeke pukulun wangunen homa em bénjing prih tūrunaning hyang paran

donira apusuh ranak praméśwarā mawi wonten nasa ring laku pan

Hyang Hutasaṇna tuhu saksyaning ala ayu.

206. Ndan sang para mantryadi awot sekar paṛeng umatūr singgih atut

pukulun sajña sang maha muni patik bhaṭara mangkya ndandaning

sawidhi widananing haomah dhépun sanggepā manggut sira

sangahulun,

mangké isun apratana yan hana humurip rowanganing apaliha rajā

siwinening bhumi śri pramiśwari amuwus aris waspa karuna isun

tembya kakāji angawula ri sang asung ayu.

207. Ndan sang para adhi man --

(39a) tri abyagata kang wong akéh atṛewu mwang wong jro puri agya

81
andandaning caru widhananing ahoma kwéh punang mandhipayat

ndatan kawarṇna énjang sampun sṛegep tang huti sakramaning yajña

sarpha tila gṛeta miñak lan madhu,

mwang kumbha kuśagra wrtti lan samit puspa sugandha pala lumekas

sang yatiwara muja andéha śuddhi snustana Sanghyang Śiwa gni

sedheng umurub inaradanan ira tang sarppa amjahi rawuh sinantwa dé

sang widon hé widyuta wyala rusuh.

208. Angapa donmu harih sumahut sang raja putra atmah pranantika apan

tuhu sadhu buddhi bhéda aptinya ring sang pjah uni acangkramanéng

gunung ih tan suka mammi yan tinahal déning kala mṛetyu,

pan tuhu hila-hila po si yan gatthakéng wwang sadhu tan wun wipatita

pataka papa pinanggih sumahur punang wyala wisa sajrawa aris

tumungkul tan wyar sajna sang śri mayati dibhya yogya pituhu.

209. Tan sangkéng wamana gati apakrama dhonkwa sahasa nahut dénya

nahur śih ring sira Yajña Dharmmaśwami sang binanda pasah hunya śih

ring patik rampu angidep dhuhkita runtuh ring sumur mati sira sṛeddhah

nengkaken sangulun miring sang wira sadhu,

tan wismṛeting gati ri sangawéh śih nitya ma --

(39b) lésa guna kala nira manggih duhka baya wisti yadyapi sakincit kétung

tan sinupta lewih yan agung yadyan wiwarjita tan wun papa pinanggih

mwah kriya sang sujana ginung dhé sang mayati sadhu.

82
210. Yan sang bhujangga sira manggih duhka lara bharéwuh sinangkaléng

dusta wamana kuhaka dṛewi tan wilambitarjja tulung pét prih maka

byayangayuh dharmma wangsana ling ing aji dyastun atmah antu,

yata mpu Yajna Dharmmaswami wus subhagéng jagat śuddha siddha

tapa sāwéda paraga tatwa wit sakala saksat Bhrahma pita nir doṣa tka

winlatung konen Śri Bhupati mopaksama maṛekéng sang wiku.

211. Sirastustya kedwa pininta kaśih milangang widya wisa wyakti purṇna

hurip sira Rahadén Ino yan silyan masa gesanga pétén sapasuk ikang

bhuh yadyan Hyang Tri Śaktya nurun tan wnang murip sampun Śri

Bhupati amintuhu satūr ring wwang anggaluh,

apan iccha lewik wimudha kaśmala tan wruhing ala ayu wyakti twan

mantri sang lina éng wukir mati dinmaking puhun ikang bhrani mas

mani katūri jőng ira sang widon sinungan iréng anggaluh kabéh wus

tinata katūr sasolahnya ring dangu.

212. Suka Śri Wédika angap satūring wyala sadhu sampun dawuh sapta --

(40a) awusan sang mahayati tumuli maréng Śri Narapati śoka kuśéng laywan

ira rahadén mantri anangis kalih śri nṛepawadhu,

gipih tumurun Śri Nṛepati sadhara tka mekul horwa maha dwija

sawaspa karuna mlas śih paṛeng lawan sirayi nira lah ta linggiha bapa

mpu wus prasama linggih nṛepati angucap sarorwanluh.

213. Ih kaya angapa po si tuduh ing Hyang katon ing pahoman awan potra

83
kara mpu waluya hurip ranak muniśwara nuhun yadyapi saduskaran

ipun tang waswa apurwwa sanuhanakna sang hulun ndan Mpu

Brahmarajā matūr aris singgih pukulun,

tan bhonten warah ira Hyang Adhi Suksma katon ing pahoman anging

tang sarpha rawuh kang angebhusi Kén Widyuta haran ipun awarah yan

tan knéng ayu apan Śri Naṛendra tuhu gasca gowati tan tun śastra

sarodṛeta manuh doning atmah kéwuh.

214. Kudwa tka misinggih satūr ira Hémangkara dusta niccha pakrama

katuwon Śri Narapati kurang widya kṛetta locita tka wawang kabangan

krodha dandha sang muni Yajña śwara tapa siddha sadhu,

lah ta maṛeka dépun aglis ndha sinanmata dépun papak prasama

hyangen sira malaku śih malar śuda --

(40b) gléng iréng twas suka asunga mṛeṭa pan sira wenang murip mangké

nojar nikang wyala sadhu.

215. Sapurwwakanya kabhéh sampun tinaṭa ndan sira sangahulun asemu

nala sawétning branta pin tuwon mangkin marmmara muwus kapan

wihangaranaka mpu apan kaluputan laku Śri Nṛepa dhuwiṭa marmmara

alon angucap mangké mangkata dépun aśru,

isun tumut kaka maṛekéng sang dwijja manggut sira sang prabhu

mangkat tumuli akrigan ta wong ing jro ngiring ndan sang para dwija

prasama lumakwing ayun prapta catus pata labdha sang mahayati

sedheng angidhep duhkita kang wong mulat sama kaping luh.

84
216. Ndan sang parama wéddhika lawan sang para dwija humucaraken yajur

wédha sawungkarastuti sphutatara wor lan kryangni ganti saha

kambang ura rok sawakul amṛesti gandhaksata lépana kasahur,

dhuh sang suksma atmaka sarining śunya wkasing tutūr murtining

Hyang niratmaka huripning ahurip kita tmah Parama Śiwa yan ring

śridhanta śastra guhya wongkara smṛeti adwaya jnanan ring satwa datu.

217. Pan tan rwa linewih wyapaKéng bhuwaṇna sang śri yogiśwara Yajña

Dharmma Śwami lah tampunana ṛeko durśila sangahulun patita gowati

kadurus tan wring dharmma nda tan panut śastra sarodhṛeta dhumandha

sang --

(41a) wiku puniku mangké tinedhuh tedhuh,

panghuningan iréng stuti sphutatara tatas tang apus-apus nirwikara

wayawan ira purnna candradhi Śri Madhura raja sadhara tka sumuyug

lan śri nṛepati wadon pranamya mastutyamekul pada nira sang kayop

ksantawyakna ra putu.

218. Mudhapakrama tan wring gati kasaputaning wuyung angdé wiparita

atmah krodha amṛeddhi mangkéki dépun tulusa śih sang śri yogiśwara

suka asunga wara murip swatmaja sanghulun,

pjah déni sarppa ngbusi tan kawisa paha lan śri nṛepa dhuhita tan mari

angarih arih pukulu sang śri muniśwara yan wus prasiddha gsang ra

puyut sang maha rsi maneh ta srah sesining nagantun.

85
219. Tan maryya nuhwa ripada maha dwija dén kadya daśih tuhutan

pamiwaléng hyun ndan sang maha widon tan sungsut hinapakraman

dhuh niskarana kangiku ujar ira mongkono dhanghyang Wédika

amuwus akon lumarisa amrtani ri sang abagus,

lumampah sang maha yati hiniring dé nira sang para sadhu śri

naréndran dulur sumrg punang wong angering sama ngucap ucap ri

kawyawasan sang bhiksu Yajña Dharmma Priya sawanéh hana angling

paran temahé ki wong anggaluh du sa --

(41b) pa krama ngaśu.

220. Tan wurung bhrasta henti duli sakula wangśaja ndan sira Śri Naréndra

sampun prapting dalem puri humoring sang maha bhiksu aris munggah

siréng babatūr punang laywn linukaran wastra sumrak gandhanya rum,

Śri Yajna Dharmmaśwami lagya nusmrana yoga suksma cintya parama

śunya pamangsiling hurip winawéng guhya windwanta hrddhi swa jati

Hyang atma sthitya sampunahurip twan mantri nir wikara kawastu.

221. Hentyarṣa Śri Narapati kawan suka lan Śri Nṛepati wadhu lwir

kaguntūran mani sahudadhi geṛemen tka angrangkul adhuh kaki

atmajan isun yaya inugrahan amrta hisning śacih dé sang maha yati

asung ayuh mangké k haṛep isun,

asraha sésin ikang sanagari lawan sadaśi daśa tKéng para mantri

86
sapunpunan tani dum pat ri sira bhinagwan saśesa sang maha bhiksu

amukting nagara anuhwa sang apekik sajna Śri Nṛepati awot santun

matūr ring sang mabhiksu.

222. Lagya umarppanaken puri ndan sang yatiśwara mardhawa alona muwus

dhuh aywa mangka kaki sira uga muktyéng nagara nghing dé pun

udhani kramaning natha dharmma di Śri Manu raja yogya tinurun,

tan panasarakna --

(42a) ling ning śastra sarodhṛeta aywa sira sang sargga ring wwang dusta

niccha buddhi sawyakti awéh papa bhruwati patiténg niraya mangka

sang maha yati surud ing tapa swa kriya ayu.

223. Hentyarṣa Śri Narapati nadhukara sajna Śri Mpu Dhang Guru lan sang

apekik prasama wot sari katKéng sang para di mantrya yaya manggih

pehning tutūr raṣaning twas tembya ngrungu warah sujati ndan Śri

Narapati lagya ngotus matyani wong anggaluh,

dhosanya pakrama gati twan mantri henti brahmatyanéng twas angucap

ing mantri dé pun bhrasta henti sakula wandhawan ipun tkéng dura

śihma rinuruh sang mantri awot sinom tumulya glis mijil sama atihang

sanjata ngepung pun Hémangkara rusuh.

224. Gupu-gupuṛen tan wring gati sampun pinrajaya wiśirṇna sakula

wandhawa swatmaja nakbi punang wong akya anjajarah bhrana ning

Hémangkara pan kwéh punang mas pipis antuknya mulung kutiléng

87
pasuh,

donya tmah candala gati tkéng warttamana marmmaning sang

bhujangga suśila guna wédha wit tan wénang sabaryya yan mara ring

yyumahning kamasan mangka de śri bhupati nibani wak sapata tan

lusuh.

225. Mangkaṇna nicchaning wwang yan maka priya nwang malya sangkata

śloka sang mayati basubhagé nguni ndah rakwa hana wwang amahat

ring sima Madhura mung --

(42b) guh karwa sanak kang panggulu haran walacit jyésta kaharan surada

silih aśih atut adulur,

nityasa lunga mahat woyeng kanana ring alapya waṇna katancana

nalutung alemwa kiris anama pun Purusa anggawa ya mitranya wré

kuru demit pangaran ipun Kén Śighragami karwa sama linggih pang nin

taru pindha pindha amayung.

226. Mangő mulat rum ning sakaksi kadya suguh raras panjrahing sarwwa

puspa rum pan kadhang pantaraning asuji anarat samaya ṛetwa wor lan

karttika langunya mulanguni twasning kawya smara marang rumrum,

mangka rumya nuksma ri hati nikang krsna réma tumulya nempal

sinwamning pindha-pindha seh sari tinulis ing naka hési gurit tkapning

wirasta lembut bhasanya amanis sinang sipta rarasing salulut.

227. Tan asaryya anunulis neher sinungan Kén Śighragama lah wacanen iki

mitra pralambang ingong endi rakwa mirangana winaca swaranya

88
marum bhasa kawya smara nglangu añang awukiran tinuting céti mawa

kacu luhya raryyanéng watu,

ri dungusning parang arja apingit kaśongan wyala puspha rum asehen

sari bhramanta bhramara mong lalita ngudhang madhu mas mirah lah

daweg pukulun lunga magantyaken rumrumning pā --

(43a) sir wukir winakta ri rarasing salulut munggwing dwistaning kidhung.

228. Makantukanira Dyah Hari tembya ri jőng yayéndhung palaṛengkwa

ngampunana ryyantukning kawya nis priya hambaddha niratakéng

gurit sang dyah semwarang tumungkul lagyambibik lati asidahan ring

cétya wot santun,

pukulun sang suksmaning kawya ngarang amarang rumrum pakanira

déwa kasṛepané riki mulat rumning saka caksu rasminya yaya tan ing

rat sang kaptya sőng smiṭa angling amanis yaya truh madhu juruh.

229. Tingalana ṛeko rari atma jiwa tang asana seh santun ri tirahing parung

aśri ingoling jangga mrik astya sinanmatalah ta paranana mas ku sang

kaptya aris tumurun sarwwi anganti Dyah lumaryya karyya ngamer

laku lwir Hyang Smara andon langu,

karwa dhulur ati añjajah kalangwan Sang Dyah angayuh santun pantesa

angliga kung arja amanis membatning hasta alurus lagi kalukaran

jamang tistanyan agmuh katon lwir héma arupit mangkin arṣa sang

kakung anambut adhuh mas mirah isun.

89
230. Baya dewa umijil saking snenikang sitangsuh mawan rumning sakéng

ndriya prapta nglanglang raśmin ning wukir lah ta déwa angalih tumuli

ingemban ring karang samaja sira linggih aśri --

(43b) angungang parung,

asami pahértali muncar anduku mrincing kahuban angśana pudak sumar

mṛebuk lumréng ksithi tinampiking mandha maruta ris lah ta hyaśa

tuhan tumulya marjja wénining rabhi pinatah tuhwa langu.

231. Kinenan puspa mrik asadhak wiraga tinarangganéng mnur winahélan

gadhung wah raras kalangon wyakti ahémbuh rumrum bangun

anuksmeng sakalangan ri tunggang acala waluyéng nirbhana śunya tang

śétya wot sekar umatūr adhuh dewa sang arum,

liwar wlas manira singgih susuhunan mangkya ningali banara asehen

santun milwa angamwaken sari ndan tan kasanmata dénira sang śrining

rum-rum tka kamaga twas ipun tan wring gudakaraning śarira tan

pawa angrum-rum tan kadi lung ning gadhung.

232. Rumnya sumrak amedhar wangi kadya ngunggténg glang mésem sang

lir anta nutūra ningali rabhi tan warśih amatra angrum-rum rari lah ta

lumarisa mungséng śunya aśrami tumulih lumampah tan asantun,

weryyu wusning kalambang inuni Kén Śighra gama pacuh cengga

kumapaksa wijñeng śastra catūr saṇdhi tan wring gatya tka muwus

singgih mitra sang cembul andalu dén tatan wruh ing wibhuh ing sutra

añapta windu.

90
233. Marmmanya tan antuk lingih tang pralambang arddha koluga kikuk --

(44a) angapa dén ta po si amathani rum ning śyama muré mṛebuk tang banara

lunggahnya lumung ih bahula dahat paran binane kalih yan ring warṇna

kaki yata gadhung ri sangaskara wadhu,

héka wakya bina śruti howahana lambang ira kang iku apan ya ta

dhudhu tang cembul alon angling taham pidhudhu tang ri wana kalawan

gadhung apan wastuwa hya tan iya wibhuh ing sutra amarakna swara

tang praguśa aśru amuwus.

234. Dhuh tuhu sira kaki amituhwa ujaring tan wruh mudha bhranta jñana

tan anut ujar ing kawi wus wruh ing wirasta gana sandhi wibhuh ikang

sutra lah ngong wistarakna mangkéki tunggal tunggaling wuwus,

angkara makara adi hé téyah lan hé tasmi nora punika hé katwan tan

rwa punang waṇancari lan ring wana mangka wuwusning praguśa lulwi

apunggung paksa wruhing aji cumodya sang kawya biséng langu.

235. Sang liningan mésema ngling dhuh iki paran mangké ujar isun ndyana

sang kawiswara angadyani acengil syapalya dudu tang waṇnara aśru

amuwus endi sya tan hana iku wong Madhura mahat karwa haran

Suradha si Walacita punang pamungsu,

ih atut ujar iréki lah tumama ring wwang amahat nging mangké --

(44b) histan isun dén kading aji brahmandha purana carita Śri Yajña

Walkaléng dangu sira rakwa wyara ṛebut angadu cengil lawan sang ṛesi

91
Sakalya mahyun sing sora temah awu yan sampun kahudha sina dénira

Mpu Maha Guru sira mangké wyara punapa ṛekwa tohéki sang pragusa

aptya toh hulu mangkin wus payu tang ujar sama lumampah kalih wus

prapti śananing wwang amahut.

236. Sedhengnya karwa linggih mahwa aptya mangan hanéng guwug ri

samipa nika surak kbek hanéng kundhi katacit punang mṛega kaywan

prapti lawan cembulan sadhara tka linggih karwa warah swajatining

laku,

dhén ta nengguha ri tan sabhé riki ingké rakwa pasabhān lah pegaten

aglis Kén Surada angling duh singgih yan tuhu balawan paksa patang

tang lutung pan tuhu dhudhu tang gadung kalawan banarā rwannya

mwang sari lunggah ipun prayoghanya winuwus.

237. Pun walacit héwa hangapi kamudan ing kakā tan wruh ring kriyopayā

hangaywa bahwa bhibhisik haja sira mangké dénta megati tan wring

kāla dhéṣā ngong mangkya dan hamadi yan slawangga sorak niréku,

apanas panas kurwa sangit ah paran kaki nulus huṛen si punang lutung

śoraken paksanyarih apan --

(45a) alengis alemwa becik kekelanya ahuduk suraṣa bhinukti wwayéki śloka

gamma pintuhun.

238. Purisasca kinci-kincit pan dhurgandha bahu ya rinakam punang

kapatahi lawan kapacirit sawyakti samambun ipun mangkaṇna ring

92
wanah lan gadhung pan amaya-maya rumnya mémper sadhidik ndan

Kén Surada mudha pintuhu tan wruh ring kriya ayu,

pan kumaniścayéng hari winaling wruha ring wala widya wkasan

mangkya angling hé sang wyara kalih acengil akon sanghulun

saksyanira angadu kawruh pan tuhu balawan sapaksaning plawanggi

mangké alah tang cembulān sampun liningga munggwing serut.

239. Mésem ing twas tang cembulan dénya pinaksapa tan wruh yan punang

wong nica kuhaka kutila lewik amalih bhaṣa sinang sipta kaptinyantuk

ulihan déngkwa alemwa akiris tang priyahita sinenggwa dudhu,

bhayéki margangkwa waśyanti yan wus anut kasadun satya ring uwacca

mangkaṇna pangraséng hati marmma ngling singgih sang Surada

mapalingani pwanghulun pan tan panglyan hudhasina suka manira śrah

tanu.

240. Neher ta punang Walacit lan Surada anambut palu-plu kalih mangkya

mupuh tandwa ngemasi tang cembulan wus kinu --

(45b) lub hénak mangké dhéné anayub kunang atman ikang lutung msat

umulih waluyéng Hari bhawaṇna anungganging wilmana nglayung,

akwéh tang apsara-apsari malini prasama ghorawa nungsung kwéh pali-

pali sopacararjja kahot kari tang wré lara bhara angentak-entak kuru

angidhep sangsara dan muwah pun Walacit énjang lunga amet pilang

lahru ri jroning kanana gung.

93
241. Ring sabha-sabhéng nguni sinaryya mangkya méṭ lalab tumuli punang

langkar mingmang pangdhaning duskṛeti wiparita tan wring laku

munge ring jro nikang alas pati purug-purugi tūr sinahut déning hula

dumung,

tandwa pun angmasi pati ndan punang Surada kadhang lunga amahat

wus manek ring hano dhadhi tatas punang tali bhuku anulya nibaning

jurang angené karang ngasingit ṛempuh śirah wawangkwang pukah

puh.

242. Ndatan simpag ling ning aji ring ahulah duskṛeṭa nitya rusuh amalih

raayu amumutani tan wun tibhéng niraya padhā asama papa tinemu

mangka sang pragiwa yan hyun saréng panguliha malih raṣa prakṛeténg

ngayu dadi sinenggwa dhudhu,

matangyan kita Wana ri tibhakna tang nisada dusta pan tan yogya po si

maka sang sarga ṛeko huṛen sima nira rakwa pan basaning sarwa ruru

mé --

(46a) sem sang Wanaryya ngrungu wekasan angling niskarana kaki

wacanteku apan wwang śuddha sadhu.

243. Ring kapanā ngwang apti sapralada ring ingsaka apan papa dwijagna

lah ngong caritakna rih hana sira Dhanghyang Manawa ing kuna molya

ji yayur wédha ring sasadbih wak pati siddha mṛetan ing antu,

wus putus dénira angaji mantuking aśrama kahasan punang waṇna cala

dhoh déra lumaris amanggih siraraning wasari awlas sang maha bhiksu

94
lah angapa iki baya sinahuting wula hulung.

244. Lah ngong byasakna ngaji yajur wédha tumulih minantran tuna śwasta

hurip dadhi mulat tang bhowong acṛeng krora murungut mahwa mayat

apti angṛenggut marmmara angling sang widon aywa kita mangśa yya

ku apan brahma wangśa tuhu déwa sakala éng bhuh,

tang wasayya anawuri lah ngong bhaksa kita sang brahmaṇna

panugrahéng hyang dangu wenang amangśa wong dadhi tang wyagra

ngṛenggut pejah sira sang maha bhiksu pinangan dénikang mong nirdon

tang wlas aśih yan tan wruhing ngunadikéng ayu tan wun abhalik

kéwuh.

245. Mangka niccha nikang wasari huṛen sprihéng yuyu tan wismṛeti hutang

ingurip dé sang mayati kala nira prapti patalā kahasan tang waṇna --

(46b) gunung dadhya amenangi asta pada kṛepa kṛesa kuru,

awlas sang maha yati pinurwwa inuwéng gatā neher sira anidra ring

yaśa tepining bhéji anglih déning doh durghāning argi kancit tang

wyala rawuh lawan nila pakṣi sékapraya samaṛep anahut.

246. Mulat tang widhe ri bhilaśaning murkā tūr angabhiwada nenggwa yan

apti tumut rakwa matyaning sang muni sampun sinanmatha kalih

kantanya kindayut dénikang rakaṭa karwa pejah sinupit marmaning

sapragiwakéng laku kang sudammara ayu,

pinaritranan ingurip ndatan simpang maleseng ayu bésuk mangka ling

95
sang Wanari neher sira aguling hé mitra tungguha manira lelep alesu

muwah tang wyagra muwus hé kitang papaka dawuhaken iku punang

Wasari dusta aruśuh.

247. Hana rakwa pakṣi ji atatangga ring plawanggā angucap tang manuku

yaka paran donta singgih tan apti akaryya kuwu nirdon déra tangan

asuku saplawéng kaśakti yéka wimoha dambatya jugul,

krodha punang plawanggi krakasa anguman-uman hé ko pakṣi mudha

adama paksa mitutūri pan wuniwét bét hiryyaku wadwa sang Śri

Rangwusutā wiryya guna susakti wenang śi mupaksa bwata sriyuh rug.

248. Timambaknéng udadi hawan ira maréng lengka purānja --

(47a) ya wisrawa sunu sakula gotranya henti tan kadi kuyaka tos nikang

wéśma karmma nitya madung taru neher angrujit pasesehan wus śirṇna

binalangé lebhuh hérang tang ijya nglayu,

marahing sang maha muni smu sungkawa warah swajatining laku ri

sadustaning prawaga tan wruh ing kon angling sang maha sadhu tan

patithéng śakrané watu tan yogya nluk tang taru marmmaning wasithā

waning anemwa ala ayu donira mpu dhang guru.

249. Tan apti awara warah suksmaning raṣa kawikun yan tan śisya nira

muwah yatna sira milihi punang wwang kawenang diniksan tang susila

budya ruruh kérangan tang ngijin tan polih dhénya ngaku kasadhun,

ndan muwah hana malih kṛettagna nikang wanara waya tang raja putra

96
acangkrameng taman saśtri mangkin arṣa amupu sekar anamtaming

kapti sampun suwya dénira anglanglang aleswa mangkya dan atūru.

250. Ri yaśa ngunggul aṛesik asamipa wuwukiran alangu ri jroning bhéji

inupacaréng sinom wus ginelaran kalaṣā karwa śtri sira tūru waya tang

kaṛeyah ameng-amengan sang abhagus liwat kinaśihan sampun wineka

swekas dangu,

yan hana ngalang-alanging kwa guling yadhin sarupa haneku --

(47b) prangen tumulih mahiki tewek ingong kancit tang laler rawuh karwa

strinya tumraping bahu nira sang anidra bhaya pangdaning widhi

hawaning sang raja putra hantu kang wanara atutūr.

251. Ri wkas iréng nguni tandwa pun śigra amerang gulwa karwa wus pegat

pejah sira radhen mantri saha stri pan tan wring lociṭa tan wun

andadyaken hantu kalinganya singgih tan yukti tang wré sapriyéng

sadhu,

lah dawuhaken tang Wanari ndan punang papaka wyakti kalusa dhama

tan wruh yan pinaritran śih sinuñdhungaken ta sang wanari sigra tang

mong anambut gumṛet gumuyuwangling wanari mati ngko dak ngong

hunuh.

252. Dosa mwa ngalang-alangi kwa nguni aptya mangśa Nisada mahiki

palanéku sapriyéng caṇdala gati ngong mangkya nahut nglanggang

rudira andudut husu sang wanaryya ngucap hé kita mṛegapati duran sih

97
ingong matiya dhénmu pan tan wring śanéng ayuh,

lah ngong warahen mangkéki unggwa nira hyang adhi pramana yyaghra

ning langguli sawutenta byaktangku mati tutut tang puhun wahu mayat

manga anahut lumumpat tang mṛega taru aglis manék ring kayu smu

kérangan ikang mong lunga nalahaséng tanu.

253. Tumingal tang sabhari abhasa asmu kérangan hentya sangśa --

(48a) yanéng twas mawyan dadhyakna runtik ira sang śri subudyatmaja wring

smita alona amuwus dhuh mitra ywa marma marmma pan aku mosil

atūru,

Pan wus lunga punang wasari ndaran lumampaha sumpering umah isun

sampun tumurun kalih lumaris tan koningéng hawan wus prapti

pagṛehan ipun karoma ya tub pangnya wṛeddhi mawan karayap lukut.

254. Winilet i lata tangkil waluku meṇdhung kadya tūraṇdha mapag tang

wré alit putran sang Wanari kakalih jyéṣṭā kang kakung harinya stri

samarṣa nungsung amekul gulu amuwus jiyo ciho cila cuwe ceme

picila matuh iya ujar iṛeku,

sira ta tamu sabari sagila hantu dinemaking puhun péten inya madhu

lawan wahing sotom mangkin sampun ya ngaraka wengya ring énjang

kawuwus sang Wanaryya ngucap kari ya sira sun lungā améta sarwa

palā amongen karwa anak isun.

255. Ri lungā sang Wanari kari tang Papaka aruśuh pan murka candalā tan

98
wruh yan pinaritran ṣih tan wlas śih tumingaling wré alit kudwa aptinya

amunuh pan alemwa lengis tumuli amét wṛeksa akusut,

wus murub punang aghni dadhi tinunwan kang nga --

(48b) las lor wetan kulwan lan kidul kulwan wus sama dagdhi kagem anangis

punang wré alit maring pun Papaka neher sinambut kalih lingnya aris

tya pawakna yyaku.

256. Sun parakna ri swargga Hyang Agni mené yan wuwus matang tūrna ta

mwa mulih ring suralaya ṛeko na lingnya tan kataman wlas hyun

byatitan wus tinunu sampun pinangan karo kancit sang Wanari rawuh

kanggek twasé mangkya ṇdhulu kanana dagdhi gempung,

wus katahéng hati yan punang Papaka kang akriya durta tūr anaké kalih

ndan tan amarani kaaksi kapala walung hurryaning sabari hunya

mangaṇdhurung binuncan ndan sira sang Wanari tan pangraṣa crahing

nala tuhu dharmmanispriya ginung.

257. Ndatan wlas dan tan hélik dyapi sinungan duhkita bhara tan kataman

letuh budhinira suddhani sawyakti saksat jroning hudadining mala

gumawang punapa ṛeko kaki marmmaning alas wiśirṇna tunu,

kang tuwa buru asemu wengis amet pariwara apaksang gupta drowaka

mitra tandruh isun nini sangkaning agni kumutug tan pantara tka

angasut tan wring réha mami pan méh matya hinupuking kukus.

258. Tan wruh isun nini paran ya anak ira abhaya wipari --

99
(49a) ta tumiba éng agni lah tampunanā ṛeko mami tan kena tulung wétning

sahabning duma angliput peteng tanānon rat isun ndan sang Wanari

asmu smita alon angucap baya tan śih i Hyang i ring sun,

sampun sira kaki apiṇdha warang tanupan tan ṣalya isun dhuweg

ambukti sarwwa pala dhuryyan lan manggis wusnya karwa ngraka pun

Papaka apti mantuk malakwatek néng hnu bhaśanya wedhi sang

subudyajña wus wruhing pangjruming Papaka arusuh.

259. Tuhu yan sudaṇta ningskapti tan kéwehing swa tanu pan kaya dhukut

ahumpang upamaning hurip sampun sira karwa dulur byatita

lampahnyéng hawān Kén Papaka amét dalihan bhasanya ṛet leśwa

geyuh,

tūr amalaku sunggi déning sang subudyatmajā sampun umunggwéng

puṇdak adoh dénira lumaris méh prapti tathaning kanana Kén Papaka

ngraséng twas yeki oliha mami wingi lunga tan polya ruru.

260. Neher sinuduking iśwa pangepit sang Wanari wus pejah mesat Hyang

atma mantuk ring tri daṣa laya manggih sarwwa wastu mulyā palaning

ngastityéng ngayu suka sang watek hyang nungsung mwang sang

saptarśi mucarakén yajur wédha humung lwir bhrahmaranéng santun,

awor lan pakryaning ghanti kambang hura lan sughaṇndhakṣaṭa śubha

(49b) manggalānyé mun ndan sang Wanari sampun waluya Indra kanya

asandhing swatmajanipun karwa wus dadi hyang surapsara apsari tan

hilang swajati śanta sadhu śaśolahing hyang ginung.

100
KAWITAN

261. Tan koningha alawasing sang amanggih ayu ndan pun Papaka anggiri

asuwya puwara hantu tang atma tibhéng aweci amanggih papati glon,

mangkaṇna linging Tinil pung tan siga sigun wusnya labdha manorati

wétnya śih Śri Kagaprabhu marmmaning sang wruhing gati tan agya

prang andoropon.

262. Angling Kén Bhitakara hé mitra ngasu knoh punang tinil pan akwéh

mitran ipun punang hustra iki mudha tan wring gudhakara yogya

tadhah sanghulun Śri Késari angucap aduh aywa mangkaṇna ṛesun,

lewih papaning mitra drowaka hulus saksat amatyani brahmaṇna kṛetan

diksita tang gagak angling aywa hṛet śalyan pangempwan yatanyangdé

wipatitā kadi Dhang Guru śridhanta mudha mudha tumakul.

263. Tuwin yan wenang ingsaka kalading déwa puja bhuta pitṛe tapana

muwah kalaning atiti lawan sang mahaṛeping mas mani yan amalatkara

cidra ngdani aweci yan kobayan ndya tan yughaléku,

nda honyang --

(50a) iṇdrawwa rih marmmaning hustra grah jiwa tadahen Śri Mṛega prabhu

ling nikang nila pakṣi mangkin arṣa Śri Mṛeganaṭa wruh siréng

kriyopaya tandwa tang huśtra prapti kagyat mulating singha nglah kuru.

264. Hawarah tan polih rusitāsemu mérang dénya tan popayan Śri Singa alon

101
amuwus dhuh sampun kaki maka paran punang ruruh apan tan kawasa

mbhakséng sun sayan amrat punang tatu agrah tang wayawwa tūr

akundhah anibha turu tang hustra wlas andulu,

kaya tuhwa puput pati bisa dénya amét parihara lingsyaning dusta rusuh

tang gagak angling dhuh singgih paran polah ira awyara lud papa akuru

yan anginakana ngulun tadhahena rih marmmaning hurip waraṣa suka

manira aśrah tanu.

265. Apa nora angwiyati swarghaning angupakara sukaning sapralada yadin

makadyang angurip si wikataksa pitu angling dhuweg si manira

bhojananen ri mihin sapala apan agung alemu,

mulat mulingang Śri Késari métu kadustan ipun sarodra tka anjembak

tang hustra binanting sampun pejah katrinya mangśa suka waṛeg

waṛegan mangka ling Śri Surabhi tanaya mupet Śri Mṛeghga prabhu.

266. Yatna yatna Śri Mṛegga ri gudakarāning amrih wibhawa na pariha --

(50b) ra sadhu hana mrih silib wanya mumunggung amrakatak

kadyangganing wedwus wadhu kajrihéng wiyaghra nihan tantunyé

nguni Śri Caṇdhapinggala ngucap lah angapa kalinganéku,

hana wiwi wini apatra Mésabha kadhang mahwa waras hunya gring

sṛep angluh honyang suta stri sasiki liwat dénya andamādama pan lagi

sinusuwi wingsali haran ipun liwara lulwi cumbu bharyyan dina

winongwong Ni Méśabha alon amuwus.

267. Dhuh anak isun nini lah kantuna sira tuhan isun lunga ring wana cala

102
anamtami kapti pan hana bhasaman isun huni ngelwa gring kabharan

yan wus waraṣa hurip amukti patra dukut sinuhun,

Ni Wiwingśali angling lah tumuta mangké sun babhu muktya langening

acala sinaryya lumaris adhoh ulihnya anusup mangkin hentyarṣanya

andhulu patraning lunglungan awilis atūr kawan pan abyuh.

268. Kaya tan ngraśā durgati déné anusup karwa anak ipun dadi kaaksi

dénikang wasari sawiśmaya twasé umulat ih apa kalinganéku kaya rupa

satwa sungu tūr awlang wlang ih tembya ngong mangké aṇdhulu neher

lumampah aśruh,

sighra sampun prapti sananing --

(51a) Méśabha krura solahé kadbhuta angṛesyati socca bhang lumirik ghora

gumeṛeh swaranya muwus arih satwa paran mu ameng-ameng maréng

gunung ri sabha mami tan wruh prana wisti apan aku murtining kala

mṛetyu.

269. Pangulihaning sarwwa prani tang Mésabha śru muwus krakasa

muṛegang mangkak tang hulwanjiring ing lumirik soca Ambiradhu aih

kita ko wiyagrā pa ko tan wruh ring prastawangkwa rih dak ngong

brawita kamu,

ikang mong saka pati mati pinanganku pisan molihing paksangkwa

anjembak wenang dharyyata gni saprasada gengé dudhug nirduma kang

arabhārab gumésengéng patanggi sawyakti gempung tang jagat lebur.

103
270. Lah ta tingalana iki tang tajaragung woya ring haṛepku Sanghyang Tri

Sakti ndatan wenang iki dhumudhut mwang tang tugur wesya swa kriya

Sanghyang mahulun awas tan pasara dénku wétning susakti ṛempuh

sirṇna ngong dak penggak ṛebuh ṛempak atmah lebhur,

palalawun ta ngko mati hé kabaksa lah pangéra samuhur ta ngko dak

banting neher mara aglis kagyat lumumpat alayu tang wyagra jrih

awengis kawus tan wring parané anusup tandwa kapanggih tang

praguṣa mitran ikang mong ih paran don ta malayu.

(41b)

271. Akuyuh-kuyuh anglih huṣwasa dṛés angembusanlah ta raryyana mitra

aywa gya malayu tan wring gitaning satwa alawu wyakti alpā

gudhakara tang wyagra tan angapi winalingnya Ni Mésabha muwus,

malayu jugha tan panolih wekasan mangkya ndhulu katon tang praguṣā

tūr mara sawacana aris tija bhagya hé mitra kapanggih mangké kagem

tang ayu donkwa malaywa jrih amanggih satwa héndah awagus.

272. Paksangkwa anjembak ambanting ri mah mangśa tumulya pun amuwus

angaku sura sakti tan patanding anging yan winangwwang dudhu

rupanya subhaga ring ayu rusa rupa welang sungu nikani lungid asemu

guywa tang keṛeyah muwusārih sugyan kang wedhus,

Ni Mésabha arané singgih wedhus wadwan adhulur sutan ipun Ni

Wiwingsali haran ipun iki tuhu satwa damā kaluṣā ih dura susraméng

pangrus i kuna sang sargān isun mangké wus wiyogha déning wyara

hinadwan tuhu yata prasiddha ripu.

104
273. Ndah pawalwi dén aglis molih bhaksana sénākā isun tumuténg sira

mitra nda aywana wedhi punang wyagra śigra muwus arih wyakti

awedhi isun apan maha sakti wiradi mangka ujarnya ngaku,

yan isun mara kaki malih paṛenga lan sirā dhurān --

(52a) yan angmas yantu pan wicitra aramping wiplatwang manek ring kayu

kari kami hanéng adhah tan wun atmah pati bhinukti dénikang satwa

wagus.

274. Ih aywa mangkaṇna kaki bita dahat hidepen ujar isun dhuran si kami

atiwaréng priti lah mangké sama tali wangkwang yan mati paṛeng lan

isun wétning śihéng sira tutut tang wyagra lumampah kalih lawan

praguṣā sampun sama angiket ikuh,

sighra lampahé lumaris sampun prapta ring kahananing wedhus pijer

anggalit anaknya ngawruhi neher umaraheng matuh tka ngucap asemu

kawus paran temah ira tan wun ngemasi pati mangké malih punang

wyagra rawuh kalih lan mṛega taru.

275. Sama ngiket langguli kalih lah malayu haindung maran sira yan Ni

Mésabha angling lah menenga sira masku nini ayowarang daryyan

neher lumampah aglis mrigijig lwir tan atgaténg kéwuh,

tka smu guyu angling aris tija bagya ko rawuh atutūr ing sinamaya duk

ta alahé nguni atotohan lawan isun asrahā wyagra sakawan mangkya

nggawa sawiji dén aglis wawangké dak ngong gempluk.

105
276. Angayam-ayam ambhukti anglanggang rah pan lapa wleka tang wyagra

awengis kagyat neher angling adhuh pinuwakning hutang lumampat

sighra malayu tan anolih baya kawus--

(52b) anibani jurang kanteping sila tala ṛempuh wiji mata kawungsul,

pjah kalih lan plawnggi tan pasarā déning wiparita tibhanan Śi Haripati

haywa pramadéng gati pan swajati wiryya wibhawa kwéh kang wong

ngajrum yan tan linociténg ngayun knéng papasangān tan wun atmah

śirṇna hantu matangnyan dé ya sang wruh.

277. Nityasa ngulih-ulih amrih ri kacidraning ripu tan alpa ring nayopaya

mangka Śri Mṛegari masang śarga śih ring sang Surabhi putra salakwa

dulur mawya kémpering śih śri hari tan wruh sopayéng śatru,

mangka tūré Kén Patih Sambada hirṣya ngulung-ulung Śri Singha nata

kapgan rumaṣa éng ngati Kén Sambada wring smiṭa tūramit maring

sang Andhaka tka ngabiwada aris dhuh singgih sampun wismṛeting

laku.

278. Pan tan hana palaning pramadéng ripu yadyapi kawlas hyun tan śuréng

jurit sopayanya wruhing sampun sira kading matenggameta were tan

wring kéwuh pangayéng kasuran agung ahugera ahugah wibraméng

ngalas śirṇnang kayu henti pukah papal rug,

inabhi hatahéng gading ni patita tibha anaking manuk mwang

antiganing syung glanasa nangis punang kakung ngaśru muwus

106
śampun patilara mas isun yan tan pjah punang musuh angur si manira

angmasana han --

(53a) taka sopanya ngwang ginuyu-guyu.

279. Yan ngwang inawa gaténg wisti dénikang wéri ya tan angga amaleṣana

rati tuchha gowati tan mangka sang wira ksatriya tan biténg śuran i ripu

yadyan maha sakti dhén aris amét cidraning ripu,

glaṛen ing upaya saṇdhi byakta śirṇnanyéng ngayun mangka ling ning

manuk syung tan kédhep déning rabhi pijer anangis asaśambat duh

kaki atmajan isun lalu tn śihing widhi angdani laran ingwang kawlas

hyun.

280. Hikang pati maka panudaning larā palar palaṛen ingsun tembe

kapanggih makatmajiwan ingong rowanganing sanastapā ngṛes

twasning kakungnya ngrungu yaya pinahatan smu luh tandwa angapi

mitranya sama anglawwad pun waliwis lan laler lalu,

lawan wayasa angiring sama mangkat dardhura lan palatuk byatiténg

margi sampun apapanggih prasama awlas andulur ipun bayan soka

angrungrung tan maryya sasambat masu tan wring polahan ipun ndan

sang gagak mojar arum duh ninya ywa geng huyung.

281. Pan kramaning dhumadi tan simpangéng suka dukā sipati sipating

agesang nda haywati bhranti ri patitaning andan ira maṇdaréng kadi

kaga luputéng lara pati sang ṛesi Wasipta manggih huyung,

107
saha putran ira nti mati binakséng raksa --

(53b) sa sodangdé lara tan popamma ri sang maha yati warasta guna

subhagéng bumi towi tan ginesang suta wara wasyanti nghing apti nira

tumut anglampus.

282. Dadya sira labeh agni tan kadahat pan sinangganing kukus waṣa

malanting wétning bhranta tan wring kon rujit pgat punang paśa ta

atmah bañu waśa nibhéng jurang katub lwir kapuk salamba pgat twas

sang maha widhon dérapti pejah tan antu,

nistanya anglar ati branti ndatan luhya siréng kriyaning wiku ri dhiksa

widi agni janana winong doning tan kawyaséng lara mangkana sira dén

anut satya bhrata stityéng kaku dén ategwing dharmma tepeting

samyajñana yéku tembya wanira mantuk.

283. Waluya ri niskala jati sang syung ngarṣa angrungu ndan Kén Waliwis

angucap saha sesmita aris ra kaki sahuwacana rahaywa si wsmṛeti tutūr

lwir Hyang Sacipati sawingit ko lwiryéng ngatat hantu,

sinapaniréng nguni dhoṣanya wedhi Hyang Yama sampun ri pjah

nikang pékat nali sang Wṛetajit kedwapti ri huripaning pakṣi maṛekéng

hyang Śiwwa minta nugraha malih tan uripa an wus sāmayéng ngantu.

284. Maṇdharéng kadi sira tibrahéng pjah ri kapana gesang balikan mangké

ki punang dapak dṛewi kirénen ri kapjahanya glaṛen so --

(54a) payéng ngapus marmmané patita hatūr wadhawang kabayan putusing

108
iṇdrajala matuh sakulang śajan ipun,

dadya labdha manorahi njaya ri sira sang Wénatéya knéng iṇdrawarih

śor panabrangé ṛeko déning wadhawang siluman pan wus ginuptahéng

dangu ri jroning samudra marmmanya tan kabhukti dénikang śri

kagaraja hépuh wenngis tan wruh knéng jrum.

285. Halaning tan wring hati wisti tan wyar labdéng irang tang laler angling

iya ujaré mitra waliwis nghing mangké kahaṛep isun aglis wiscyaténg

upaya sugyan kadhi sawari amanggih sira sang maha sadhu,

sedheng ira ambhukti bhojana miñak lan pahan tumingal tang sabhara

tan wring gita lucu lulwi akidupuh tumenga tenga Kén Dahan tka

amuwus dhuh angapa iki bhinukti déra sang maha bhiksu.

286. Hénak dénira sutṛepti abhojaṇna pélag ta suraṣa puluka nira agung

śṛeddhah sang pangempon maniran teda tang sega ndan sira sang maha

bhiksu sedheng mona brata sampun sira wus anadhah marmmara

amuwus alon mahiki surudan isun,

ri wruhan iṛeku kaki ghṛetadi miñak kalawan pehna suraṣa bhinukti lah

si panganen ṛeko tang Ni Saddarṣa paksa dwa tumuli bhinaksa huwus

hatyati kawengan tuhu déning --

(54b) raṣa héndhah tan wring gati angucap adhuh hendi pinét sangahulun.

287. Sumahur sang maharsi po si yan pasungé kang lembu tang nisada

mudha drmba tan wring sa siptaning waca tan satya amuwus singgih

109
swéccha sang mpu dhanghyang maneh ta hanekwani tang sapi wadhu

sahaśra walu,

winéhan dé sang yati neher lunghéng déṣantarā punang sawara wus

mantuk prapténg pagṛehan apti pehan ta aminta ring lembu mangkin

wehi kami minak pehan lawan gṛetadi winalingnya sung muda pin tuhu.

288. Ri kapan anār pehan mijil yan tan pinah kadya tūr samangka tan sopaya

sandhi nirwa tan pegati yan tan lekasakneng lawan hoya si pangṛengen

ingsun ling sang maha śura nengguh tan hana weri pjah déning

salapkna yan tan prang panggaristéng śatru,

pun mandhuka gumuywa angling iya ujar ira lamun sama bhaga sayéng

Hari Dharmma yudha ginugon mangkin pan tan binagawan mitra lan

sang dhipak agung yan tan hayopaya ngṛebut sura sāpracidra hatūr si

hugha padéng dhangu kéli anaknyéng alun.

289. Tka ri tlenging udadi glana tang tinil wadhu ndan si huga padha jugha

tan wiśmayéng wiṣṭi pan hana swamitran ipuṇnati sang Śri Kagaraja

sira pininta kaśih umaśih ngaku ngandharja rawuh,

hentyarṣa nikang tinil déning panga --

(55a) ku śaraṣa pakṣi naṭa tumuli lunga maṛek lumaku śih ring padha

Sanghyang Nārayaṇna kon ring Śri Janāmuka minta ri Sanghyang Abdi

ring ulihning andhajāning manuk.

290. Tan péngan sukaning priyambaddha mulat ri praptaning putra mangka

110
mitra ngabhih wyakti bawata héng dhon sami wyapakéng parantya lah

wistaraknéng ayun dénya wruh kang saya tuhun dhekasanéng yudha

pun palatuk angūcap aśru singgih ujar iréku,

huningan huwaca mami hunya lungha maring daṇdha waṇna dhadhi

ngong amanggih wyagra kṛesa sangit lapa rukṣa kurwa angungang

atūru ri śoring taru awlas ngwang tuminghāl muwus ih apa ika wyara

nira kabharan tan wun men ya manggih pakewuh.

291. Tan urung angmasi pati labdha kang tuhwa bhuru tang wyagra lon

sumawur tuhu wéragya kami kasuliṭaning tahulan uni ngwang amangṣa

nara yan hana amaryyanngi manira wéh ri wyyatining ruru,

nālikang limang ratri mami aśrah ati sahuṇdhuh tan mṛesawaddha isun

yan samangkaṇna po si lah wenganana tutuk ira sun manjingéng

laklakan maran hilangang sluki tumuli śirṇna sampun pinatuk.

292. Saharṣa pun neher nglaris maryya lara wonten madhé candra dhadhi

pun kapanggih sadhéngé ambhukti śaśa wahwah angrimah mangṣa --

(55b) irika ngong amumungu saujaréng kuṇna kabhangan asemu runtik ah

paran ujar ing muddha huluṣ tan wruh ring ala ayū,

ndi yuktyaning mṛegha pati minta śraya paksyati tuchha bhalik siréng

hurip dhungéng laklakān ingong tulwi yan hineled pisān parān

temahaning manuk lah mwajara muwah isun abhasa kérangan wruh

ring kaduratmaka puhun drowaka mitra pucuk.

111
293. Sang syung asemu guyuwwa angling wruh ring céṣṭakaréng mitra tuhu

prajña ring gita śloka ngūtara tan olin dhuh singgih po si yan samāṇna

nir tang kabahu wangśan sapapaning gowati pinanggih dé sang mṛesa

ring wuwus,

sang waliwis wring gati yyabhimatan irang manuk syung yan dharmma

tan mṛetāwaddha wekasān marmma angling mangkata mangké dén

aśruh mene yan wus prapting alas ri kahananing dwipanggih lah manira

tka nuru-nuru.

294. Hanisikānéng kalilip waśa nidra sang gagak śruh amuwus manira

amutuk dṛettha wanéh karo wyakti dhadhyandani bhuta ndan sang

palatuk angaku amatukéng kumbang punang laler ngakusara manira

angletāna metu huler lan singgat ngṛebhut,

dadya wiyaraning kanin atmah werung ndatan patamban punang kodok

angling maśa tan anggirih lapa --

(56a) wlekang mahaṛep toya ingsun muni jurang liyung maṣa tan winarah

nengguh yan hana hudhaka byakta nibaning jurang hantu pan tan

panonéng ngenu.

295. Paścat angulih-ulih mankin prasama agya amangkat paṛeng

anglayangéng akaśa ndan pun wiyung tūrni lumpat twi platwangnya

nglayung nda titéng lampahnyéng awwan śighra padha wus prapti ri

kahanan ikang dipak tan wruh,

yan wira śatru prapti pijer dhénikang kamukān amuhara tan wring

112
kewuh ndan sang pakṣi sampriti sampun śiddha prayojñaṇna atutnyéng

indrajala dadya tmah anggirih hoṛemikang liman moha jugul.

296. Hépwambéknya tan wring gati lapa wlekang tan polih bakṣaṇna

panandha wibhukti ñruti kodhok muni kataha yan hana huddhaka tan

wruh ring sopayéng wiyung amorod lumampah mṛegul tibéng kāli

jurang himper parwwata ṛebah rubhuh aśrang surakning manuk,

ri pjah ing murka drowi liwar sukanikang manuk bawan tekéng waṇna

hṛesti dhéning wṛekṣa maring śirṇna samahuna taśaka sinaparnéng

nawita kepuh sakusuma sahālyan hanang-hananggung phala ramya tang

paksya mijah ngṛebhut palaning jayéng pangrus.

297. Kalingan ipun singgih ling ning śloka yan sang sura tan alpa ring

purana saśtra maka pandipaning towwi yan hana parang muka tan ko

ling indrājala smu kṣma dénya --

(56b) angdanningi tan kacidhra dhéning wira ripū,

ksamakna puddhaning paksa wijñéng saśtra pitutūr wétning twas

apriyāwun sakwéh kang wihaghganing pira sakṭinikang wwang tunggal

yan kinabhéhan rinebuting naya piranti sang Andhaka smu śmita

sumawur.

298. Lah wistarākna malih dhén ta katha syapa punang pjah knéng

indrawarih rinebhuting hari Kén Sambhadha alon amuwus singgih

waya kasyapa kepuh ring janggāla wiyar hana gagak jalwiśtri mawanti

113
kpuh kasyapha muwus awelas temen ugéng sun,

ring warṇna nira ruksa nglih patra śaka kang kari hasuska carma kanira

bubhul babhak agorotok méh angemasya nāntaka sang kasyapa lon

sumawur antuk ira takwan hépuh mami kawiyarān dénikang rare

angwan nityasa myahanetekéng sun.

299. Lyan angurubbhi agni mami tan dharanéng lara suka pisān

angmaśantaka pangraséng ngathi tang gagak marmmara ngrungu

angling hana sopayān isun swasta sira hurip mari mara ngké raryyan

twa ngrungu,

tija bhagya warah śih sang pangempwanéng kaśihan tembya yan

katekaṇna gesang sa dheniré riki mamiṭang wiwaléng kahyun mangka

lingnya ngasyaśih sampun lungha gagak aglis amet wibhatṣa

kulepāngawuk.

300. Sinangsang --

(57a) akening kang kasyapa mastāka padha twas tantra wadṛeha ahumis

wuknya dṛewé sitthi apunah ta dhénya anguñcal ring énjang prasama

rawuh punang raré angwan mangsul angungas dhurghandha sama atup

naśa adhuh was amiśa bhonéku,

kang sawanéh angling iya ujar ira kwéh kang wabhatṣaka kuṇnapa hé

riki ngapahané po śi bhaya ginawé pamasarān prasama lungha malayū

tan asabha muwah ndatitanen punang kala ndan sang kasyapa sampun

agung carmma kandhel ri nipun.

114
301. Hunā ta śakataśmi winileting karaméyan tkéng siti wra tumemlung tan

koningéng amukṭi suka sang gagak amuwus haris sang wṛeksa kasyapa

mamya sesehé riki pan kapti ngkwarṣa mangkya ngantelu,

subhagyanya nawyala dhrowwi aptyambhakséng antelu aywa si tan

karaksaha sang kasyapa angling sampun sira yan wancak daryya masan

ambek manira tumulya seseh aglis angantigha hus angusu-uśu.

302. Thighga anaking nila pakṣi kapattu tuhu wahu cumandha lyan sumuri

suri tandwa hana prapti nagha lapha tthar molih mangśatka nastwa ring

sang kepuh wruhan tan kasyapa hulun bhanāspati rajya haran nagha

taksaka ngaku amét mangśa tar pantuk,

yan hana --

(57b) masunga bhukti ngwang maleśa dhéning śih nityaśa raksakané malih

apan aku sakti widya wisa tan pa upama tuhu mangké isun tan wruh

dhénira sapriya lan sang gagak pakṣi tuccha ndi śaktya nikang mitra sok

doyaning abhatang awuk.

303. Wraten timbangen ari ndi śaktyaning wyala rajya lawan kaśura dhira

ndi huṛenya maka priti lawan kang pakṣi tuhuk lapa maka lingnya

ngulung-ulung dénya ṛepa abhukti sang kasyapa suka ngrungū wuwus,

yan sira tuhu aśih makawungan bhawāhé ri sun adhuh aywa si

mangkaṇna ndi hana kahaksi kacruthi nagha mityéng ujar aho yanaking

gagak yéka sungana mami wus sinungan binaksanān huwus.

115
304. Sampun śirṇna henti ajanaking gagak lawahanya bṛeṭa paritusta kalih

dhénya séka bhuddhi tan kataha wyaréng kéhuh dé sang wyala rajya

anunggu ta molahéng luwang liyung ndan sang gaghak angun-ngun

dhéning anak ilang tuhu mitya kasyapa kpuh,

drowaka mitra tan sipi śihéng nagha taksaka durśila sama silih aśih

wara bhangga anggoroh kalih masawéta gsang palaning tan satyéng

wuwus mangka ling ning gagak neher lunga agami ndan kocapa sang

Mangśalya kuwu ring wanwa déṣa wibhuh.

305. Pepek --

(58a) bala warga anangkil ramya ngucap-ucap dénikang nagha rodra widhya

wiṣāné tan sipi kana ri kang janggalé wiyar wasanti luwang ing kpuh

mangké sama wedi raré angwan maréng tegal kidhul,

sang Mangsalya sumahur singgih mawya hula welang angantiga

marmmanya galak kang warggané angling wyala raja adbhutaning sana

atyanta dhénipun agung akwéh amademi kang tan wring baya bhinaksa

huwus.

306. Tan hopen tang kebo sapi lan undhakan aśi marangkaṇna tanurung

bhinukti sang Mangśalya angépon aṭthaña rngi sang Mpu Dhanghyang

angapa kalingannéku pan tan hanéng kuṇna sang liningan marmmara

muwus ri wruhan ta naga taksaka pangarananéku,

mala wisyanya ngebusi mamisa ta tan kawisapaha yan tan sira kaki

akon amatyani arahen punang samaṇdhala sama amatwaken taru waya

116
ñatūr déśa timbun ri witning kaṣyapa wātara ṣapandeman tudu ri

tkanikang lahru.

307. Sang Mangśalya misinggih tumulya tūrna pangarah ri sahananéng

ramaṇdhapur nimbunang windan aking sampun purṇna pan kinabéhan

kaśaryyan punang andhulu kidep wṛeksa wukir sang Mangśalya

mangkat ndan anunu,

akwéh kang wong angiring lyan tang aptya anininghal byatita sampun

dhinipa yan murub ikang --

(58b) agni kagiri-giri lwir naga bahni arṣa kang niningal tang wyala tan wring

ngargi sinurakan dénya nempuh mangsul.

308. Sampun bhaśmi bhuta dagdhi tan pasara punang naga duṣta sang

Mangśalya amuwus yan wus nirśwapi tang agni lah wadungen pisan

pjahi kasyapa kpuh manawa hana muwah naga praptyéng gṛehani pan

wiwarānika wiyar Lihung sang akuwa dan mantuk,

gudakara ṛeké singgih ri pjah sang nāga lan kasyapa dhénya moha

buddhi ndah ṛengwaken malih manira asangkata muwah hana ratwa

manuk ulung anama Syaruddha masese hanéng wṛeksa raṇdhu

sakadangé bhawah humung swara anggaluwak abarung.

309. Hana sarpha pracida buddhi anama Sitarāngkana ri wadnikang raṇdhu

awiwara ngluwuki nityasa mangsa anaking gagak linongnyan pasesehan

tunggal dhénya angalapi pan kaptin ipun lawas amupu,

117
hantyan ta héwa singit twasning gagak mrih upaya kahadang hana

rakwa raja putra mahwa prapti saking pacangkraman adhus lagya salah

tang bhusaṇna ring wasanandhi ulih tumingal tang gagak sigra ñuyug.

310. Sinambut tang bhusaṇna glis meréng tawang kagyat punang bala

muwang rahadhén mantri agya akon nut buri kang bala sama

papalaywan anuting gagak anglayung sigra prapting luhur raṇdhu katon

tang bhusaṇna sinangsangakning pang humung śwaraning bhala

nguwuh,

(59a) nda honyang gagak waśanting hanéng rangh tang braṇnané saka lah

panéken aglis ramya nguwuh atri tumiṇdhak kadhya srama śraman lyan

tang wahwa manék raṇdhu sangśaya kang sarpa tan wruh walangnya

yan bhinuru mijiling wiwara nempuh kagyat tang bala wahu.

311. Ih baya sarpha mandhi lah śi kembarana rowang sama pun anambut

taru lyan aśma mamugarih pjah tang hula pinupuh tan pasaran

kinabéhan suka tang gagak hurip dirga yuśa wruhnya nglocita jrum,

matangyan sang wring gati kadhya mét minéng talaghga ta matsya henti

winunuh kumuda karyya sari tirṭa hning mangka sang waya ri pjah

nikang sarpha kararṛek karyya hurip nitya unggwaning andhoja wibhuh.

312. Sang Andha gumuywa ngling ih Sambaddha wus kataha dén isun sojar

mu harih thu yan widagdhéng piranti angṛeta loccita ri purṇnaning swa

nāgantun sedheng pintuhun dhéra sang amrih sakala nemu wiryya

118
kahéśwaryyan tan iya kacipta dhén isun,

yadyastun atmah pati yan sampun anut kaparamarthan maka sukahan

isun satata pinrihing ati tan lyan kang ginung tuwi wus pralabdha éng

jrum paran wekasnika lyan saka ring waśyanti marmmaning sang

Suradarma tan hyun ring apakraméng laku.

313. Ndah ṛengen ling ning aji śloka sang Śri Bhasubaga lah ngong

wistarakna ring atitana ta béji ring alpasa --

(59b) ran ipun lewih konang unang dinulu akwéh tang sarwwa sari ri tpi

sumrak sedheng aṣantun,

rurwa tinibéng warih kadi tala dwaja anurun dhéning nilotpala kumuda

samasehsa ri suka tang matsya angalung ngijing hana ta podhara

antigha bratara nganti liwar śih séka praya adhulur.

314. Anangga widhuttha patra sang panuwa muwah punang panggulu

Pradyum namati ndan sira sang Hari anama pun yat Bawisyata sama

tamolah éng ranu harṣa mijah mijah ngigul angṛebut bhukti yaya tan

angraṣa dūrga kéwuh pan lwah toyanya Liwung,

pira warṣa pun amukti swécchaning kahyun ring Alpasara tandwa

prapta tang lahru atpang warih pun Anangga widhuta ngucap angapa

déra riningsun sang Pradyumna ntaka lawan Punyatbawisyati mangké

prapta kala wasa ndyanung sopayan ta mrih ayu.

315. Marmmangku niścaya ring pati lah ta tingalaṇna tang tungguk

119
kalelepéng toya nda hoyanéng mūrdhi satata pangliking cantaka

bramiténg tawang anglangūt humyang ngék swraning cakranggi

anglayang amrih raṇnu,

panglinggan ing lahru kangkang yan wus aśat punang bañu tan wun

prapta tuwaarawwa ngiruténg siréki nging kapti mami lunga angloni

anut silir ing bañu maran si --

(60a) ra prapti ring sagara tan kawaréng kahyun.

316. Pun Pradyum namāti angling dhuh singgih tan senggahen wihang

éngsun paran dhon ta matani punang warih sinenggwa sat ampih dudhu

syapa ngagem palaning jawuh manawa tan asat bésuk yan praptang

wisti samangka mrih nayopaya Punyatbawisyati amuwus,

paran si ingucap malih iriki tang wang anemu suka sangkan-sangkan

alit mangkya manggih wisti yan suka tang sara minggata dhūrjaṇna

ngwang pucéng lungguh angaryyaken paryyangan tuhu papa bhruwati

ingké ngwang amanggih suka angké tang ngwang angemas yantu.

317. Sadum titahing Widhi wyakti tan keṇna linésan tutūr wang Batur

Taskara dhūrsila katungka dṛewi dhurbhiksa tang para bhātūr

sapradéśéng Nilaśṛengga katūr jeng bhupati Patali raja dhé sang para

mpu,

tuhu yan bhupalaka siddhi angraksa bhuwaṇna aśihing sang para sadhu

wus inowaréng mantri katka tkéng tana yan tan i angrarahéng aruśuh

kinon amatyani pun Bhatur Taskara ajrih malayū.

120
318. Wruh yan runtik śri nṛepati ahethetan mungsi jro kanana tan kapanggih

rinunuh sama mangsul kang wong kunéng pun Batūr Taskara pinten

dina lawas ipun bhraminta bayangan angluh kurapas juga kuru raga

rahéng awak nira arasa te --

(60b) weknya nusup,

dadi rumasa éng hati kang ning tuwuhnya dhuryyaśéng rat pan

alanggangéng laku dusta taṭayi kong awak paran wekasmu yan

muksyéng sima tan wun hantu hurén ring asramma samun margangkwa

manggih ayu malar śih śang maha bhiksu ingong asurud ayu.

319. Adhoh dhénya murang-murang dadya manggih patapan mari sug

kangélapa wlekang wét nyastu sang ṛesi ni kili sumambrama napa aris

ndi sangkan tan tuhwan kasemperéng asrami mapéki prayojñaṇna

sanghulun,

sang sinursitan angling awarah yyabhmaténg laku mwang syapa

puspata nira sang ugṛeng asrami singgih sira Mpu Bhajrasatwa

adikarasta paka pun wang Bhang Taskara angling śṛerddha nira

anglarapaknéng sun.

320. Maṛekéng sang muni tandwa ni kili matūr ring sang adhi guru lah

konen tumaṇdhuk tumuli prapti Wang Bhang Taskara sumuyug

mendhek awot sari talangkup ling ira sang kayap lah alungguha kaki

awlas isun aṇdhulu warṇna nira ruksa kṛesa kuru,

121
kaya huryyaning alawas asusupan pun Wang Bhang Taskara nembah

singgih pukulun donira potraka prapti nadah wara mṛeta aptya nuhun

padha dhang guru wétnyati kasmala nitya lakwa tatayi anubhawa

dwijéśwara asung marmmanya manggih ayu.

(61a)

321. Yadyan sameru ṣapratiwi bhwatning kléśa bhara wisarjjawa tmah

namuk muksa śirṇna kawéri ganggopama śuddha alangya

kāsabwajñanan sang wiku lwir jroning hudadhi sirastapaka suka

angrungu,

sang kriya alanéng nguni kabéh sama winistaran byatita wusnyan

apodgala angling sang mayati naku sida suruddhayu wang Bhang Batūr

Witaskara mantening dusta drowi dhépun yatnéng ulah sira anaku.

322. Aywa marumihéng bhukti aywa gila pamyakténg śuci campur

samyajñaṇna putusning satwa Bodi yan ring siwa suda śridhanta

padhanipuna Hari ayu pan tan rwa sanghyang mahulun ginuhéng

hṛeddhi tryaksara tmah ungkara tri kona hrih wekasing tudhuh,

nihan tékang śastra kalih nyang adwaya lan adhwaya jñaṇna wiṣarga

anung swara pasuknyanéng hṛeddhi byakta tmah suryya śasangka

kumbaka récaka nglébhur geng ning mala traya gempung tlas dinagdhi

hentyarṣa sang winisikan ngastungkara mūrsita anuhu.

323. Yar yogya tulusakna śih sang Śri Dwijéswara anu bhawaṇna warṣa

jñana ri parokning kalih ilanging lupa mwang tutūr endi nggwanya

122
pasang yoghga ling ira sang mayati wita dhibya takwaṇnan ta nākū,

syapa wruh ri wekas ing langit nir tang sarwwa pakṣa bhawa lawan --

(61b) abhawa nir tang pūja yoghga smṛeti alanggyaning yan ing tudhuh

siddha prih sang yogiśwara donira tan kacakrabhawa tembya kita warah

nāūu.

324. Dharan lunga kaki mara éng śmasaṇna améta kunapa sang inajñan

anuhu tandwa lumaris liwat pradhéśéng ngantariksa mangidul anéng

wot mantung kongang tang pancaka wiyar iringing wukir akwéh tang

leses raṇdhu aluhur pung panggang lan ambulu,

akwéh huṇdhung-huṇdhung huryyaning wwang atunu kari awun ipun

susukatan samun arok lan tulang aputih atunah tang lostan tumper ring

angwa kātihalang panjang ilang alum lyan wahu binuwang kasarakat

lan wastra ludhuh jirnṇa lan karang hulū.

325. Arurah tag śṛegala ambhukti aṛebut kunapa akwéh atunahéng pancaka

lwir kawahan bhukti ideping wayaśa nucuk aśrangga lwak umwang

angāwuk aliweran ing kayu putih hana maranti kpuh,

sinangsang muryyantra ati mastakasta paddha drawang wuk nanah

narawata dhurgandha asamis tinubhing anila sumryuk tang si rara

angṛes rumawuh luwanging śalmalih gumṛeh anrang guruh ing kacatūr.

326. Ndan sang maha yati wus ira linggiha ngaṛepaken śawa sayoghga japa

anus marana Hyang Satwa Boddhi pinṛetisténg sawwa pi --

123
(62a) nujéng wibhatsa awuk akam bang hṛedhaya sagandhaksata kṛemi

angudhakañjali nana udhuk lewes aśawit uśus,

niramaya suksma yogi diwa rupa mukṣa sawa nirwastu angling

śṛeyadhi guru atūrwa nāk ingong kita gumantyanéng sawa sthitya

hyang-hyang sira nāku lah kari adhawak ngong mantuk éng aśrami sang

liningan adhukara nuhu musap caraṇna rénu.

327. Soré malah tumunggang adri sanghyang sagrangśuman ima rawat-rawat

meṇdhung matrang truh riris alit geṛeh mandra hrit ri duk ilyan kadhya

mimisiki awarah yan siddhéng kapṭi sira Wang Bhang akunda aturu,

hénak dénira a uter smṛeti ring hyang Bajrangkara kuneng masa

madhya dalu tandwaṇna śadhéng langit mūrthining sawa pinujang

nguni siddha wérocaṇna parama jina jawi syapa ing ké śanangkwa

aturu.

328. Manira pun Wang Bang Taskara riki kinon andhéwasraya dé paramadhi

guru śsiddhaning amrih akingking tan hanang wiruddha hyang

Wérocaṇna amuwus aja ngko muliha ring Patali naghgari ri kalaning

bhadrawaddha tan wun mati ngko yan pinurug,

pun Batur Taskara nawang astuti kuneng wang uṇdhahina bhang wétan

munya mbarung tang gagak anggalok asrang śṛenggala nglulū --

(62b) pun Batūr Taskara dan mantuk wusnya diwa śraya maṛeking sang

maharṣi awarah ujaring suksma yéku yogya tuten tanāku.

124
329. Aywa langgaṇna mumurang sapāla dén ta tapa byatita sampun

winisikan dhé sang maha yati kinon lunga karyya dhukuh pinten

lamanya ajar-ajar satwika sadu buddhi tandwa prapta pangataging

mṛetyu,

aśarira ratna yuwati mara éng katyagan sināryya mupu sekar śolahnya

tka ngrimangi membating tengah alurus lagi kalukaran jama katon tang

suswa rupit ngirangin ryuh dhantajja magemuh.

330. Sumar gandhanya mrik minging angdhani lulut Wang Bhang Batūran

raga karaṇna andhulu mraṣan angling alon nini ndhi sangkan ta tuhwan

marahéng asrama samun lagya nunggal-nunggal śolah ta asemu

rudhittha lalu tan wruh ing baya nusup héman warṇnan ta mas ku,

sang liningan angisek-iśek angling saha waspa karuṇna dhoning manira

nglampus misata nilib sinwikaréng yayah ibhu akrama tan katujwang

kahyun marmmaning maṛeka aptya malar śih sang tapa śugyan wruh

ring guṇnaning camuh ngadangéng tirṭa damuh.

331. Muwah maywang pamaṇdhayangan dhumadak si pun anemu gunan

istri pati bhrata ndan pun Wang Bhang henti kaṛenan twasnya angrungu

kadi taru lata kalah --

(63a) run linawaddhing riris anglung arṣa kambang turiddha kung,

baya palaning yoga semṛeti atmah ratna wadhu an upama sulaksaṇna

swéścha anurwaning aśrami wlaséng tapa kawlas śih lah ta marangké ya

mas ku tan yogya yan katakna sampun rinowar salulut.

125
332. Bhar yan diṇna ratri among karasikan sampunyana kanak pung

samplawa listwayu liwar dénya ndadhama śih mahwa wruha ngucap

anamé bhāpa lan ibhu tang śri maya ngucap adhuh sang bāpanya nak

isun dharan lunga pangempon maring Patali Nagantun,

hér-héṛen manira meṛeking rawit asa tan suka nira lewih denira putu

mambhang sulaksaṇna yadin yan ring pakanira ndan sang inājak asayut

tan senggahen wihangég sun milwing Patali pan isun tan wenang mara

mangké bhadrawada tang ṛetū.

333. Sidya widdhyami dhéning yadinyan paksa langgaṇna tan way bhicara

pjah dhuweg héṛen maśku nini ring asuji paṛeng lungaha kalaning

dhiwa rahayu tan angga sang winadaka nira dara śru amuwus,

lah kari ya hériki didin isun lungha dhawak baya ta nohan apakna

tumulih lumaris angemban swa putran ipun kari sira Wang Bhang

semu mangu dholang cita manastapa kaṇdhehan raghga su --

(63b) maput.

334. Kangén kasyaśih ing rabi mwang atmaja tan hananing aṇdhulu tan

wun amanggih wiṣṭi dhoh ing awan arupit lwah jurang tṛejung mangkin

tibra welasnyéng sunu tumuli lumampah aśru anuténg rabi katututan ing

janggaléng jamur pradhéśéng ngru-haru,

asemu wirang sawacaṇna mlas aśih ampunanéng sun tuhwan asawanga

lalis tan tumuting rabi tūr anambut putra ingaras-aras sinarwi lumaku

126
kwéh dheśa kahasantyan punang kapahiring panitikan katang lumbang

anginep siṛeng rabut mujung.

335. Aśring anginepéng awan énjang wus dhawuh tiga prapti tepining rajya

sang dyah aparihara angling héng śwami duweg araryyaṇna ingong tan

bhiśa lumaku iriki abecik pararyyanan hebning kepuh raṇdhu,

tuhu yan samayaning pati kadang śri naréndra kalapan wiwi wadhwan

rinarah déning wadwaji akwéh kang wong sama dhum para kadulu déra

Wang Bhang lah ta siṇdhutan yayi kwéh punang wong arampakan

rawuh.

336. Kang wong samélinging pun Batūr Taskara tūr amarani wonten sira

amanggih wiwi Śri Nṛepati wadwan hilang tan katemu ah tan bonten

manira aṇdhulu kancit tang śri maya karwa sutānya rupa wedhus

mungup ring luwanging kepuh kang wong prasama aṇdhulu,

ih tan mari co --

(64a) rah dhusta wong iki honya wedhus ginupta pun Wang Bhang anolih

kagyat anon wiwi pan uni strinya asindhutan méngas wengis tūr

sinuduk pineṇdhem soring ambulu kantenanya ṛih kaka tan kena tinitah

surati Hyang wasanān tinut.

337. Mangkaṇna lingé Punyatbawisyati asangkatha katrinya sama ta

padhudwān pang locciténg wisti lungha pun Ananggawidhuta wus

prapti kawéri agung ndan kalpawarih saya suska pān dahat kang lahru,

127
tumulih sama prapti tang banija ngirut iwak pun kusumastrantaka

ingunya bhawa waśyanti rihning kamgak tang naya anjiringi sisik

sampun kalap munggwing ragi suka ramya wong añar anjabung.

338. Kunéng Kén Yatbawisyati kapanggih lumumpat nda tan wring tempuh

pinrang tumulih pejah huwus umunggwing ragi amindha lan sabhaknya

tita wan sama mantuk punang tuhrawa molih matsya bhawa bawésun

tandwa prapting toya agung anama wé randanu,

sama suka dus nglangwi toya amsuh iwakéng raga pun Pradyumna mati

rumasa éng ati mangké tang wang amanggih yuṣa lumumpat migél

angigul kagyat punang wong amasuh yan ndi paranan ipun sinurakan

dhéning wong sinaryya prasama mantuk.

(64b)

339. Ri wruhn ta Sambuka patih ri wilaṣa sanghulun kadhi pun Yatbawisyata

sukangkwa wipani iriking udyani Malawa isun amanggih suka dénira

Śri Mṛega ri śwéccha śih yaya sanaké ri sun,

mangké an sira ngdaning wiṣṭi lah angapa knéng sun baya sampun

titahing hyang tan tulaken kalih ri patemwaning suka dhuka Kén

Sambadha aśruh amuwus dhépun śura jati tan wun prapta Śri Singhadi

prabhū.

340. Ambrastakna ri pakanira déwa lah kari ya pukulun manira amit neher

lunga aglis kocapa Śri Singadinatha pinaṛek ri soring raṇdhu pepek bala

swaṇna ahum tandwa Kén Patih Sambhadha prapta anglalsa darang

128
lung huga ta mangkuk,

pinapag ing liring dé Śri Hari raja saha wacana marum ndi sangkan

mwa ri hawan maṛeké ri ngong Kén Sambadha umatūr singgih patik

Śri Rusa prabhū lunga ameng-ameng pukulun ring janggala wétan

tandwa kapanggih sang anurujja ngub ri soring wungu.

341. Sumyanging patik Śryari lagi amawani kata humupat padha sanghulun

lah ta huningan singgih uwaca patih Śryari raja sampun pramadha ring

laku pan tan wun mangkya angdhanngi wisti punang Surabhi sunu,

pan hana ling ning aji yadhin sawakan ikang wang umarahkna

dharmma śastrangdé swaśténg --

(65a) amukti yogya tuten déning sang wruh kadi sang Śri Hari Dharmma

priyahita angapi ujaring miṇdha tisaya śadhu.

342. Nda honyang puranéng nguni hana rajya ringŚwéthaka naghantun liwar

sutṛepti sapaṇdhiri sang katong abhiséka Śryari Dharmma dharmma

anuragéng rat wibhuh saksat hyang trinétra anurun amiṇdhéng bumi

kajrih ing sang para natha nungkul aśrah bhumya kaprabhun,

pirang warṣa śri bhupati aṇdhiri tan ananing baya kéwuh nir tang

durgati taskara mari aclor marih raṣa gama kawāt dhéning pratapa sang

prabhu ndan Śri Hari Dharmma énjang sira atangi asnana andéha

śuddha mentas ahyas asalin kampuh.

343. Sutra śyama alus botan jawi cinitraning mas ajur tiningkah kusuma

129
salas jinangganéng tepi asabuk griśing sumaguṇna harja papandhon

mas tatūr anungkelang keris alandhéyan kuśya raga marum,

tinrap trapan mas adi awalagri mirah gung agung dhinalima sara

menggep yaya prabwing tulis pantes aglung keklingan saśolah ira

tuhwakung waja sumridanti gseng ning lati tumurut dhadhu.

344. Anguwah karṇna asumping warsiki ptak jinebad mrik arum tka mantes

ing śawilaśa sang katong bebṛengos mahwa agatra-gatra tkan andhudut

kahyuning dyah ka --

(65b) pencering lulut adan mijil sang prabhu pataraṇna hanéng ayun śopacara

alangu,

kali-kalihan ring uri asosoca mirah mayang gung agung wus prapting

yawi ndan sang para mantri pepek prasama asaniga atiyang wahann

ipun adan miring sang katong mangkya lunga nggerit maring alas

lebhak tawa ri samipa nikang nagantun.

345. Ndan sira śri bhupati lagi angadeg soring taru piṇdha-piṇdha tumayung

sapadha paseh śari Kén Patih Swétaraga wot sari singgih awan pukulun

paduka nṛepati umijil kapan lunga mṛegéwuh,

mésem Śri Dharmmapati mangké ta mangkat kaṛep isun héna tang

wahaṇna wus munggah śri narapati ring aśṭi cinaranéng mas adi akajang

sutra hungu kinembangan kombala putih abubungkul mas tatūr.

346. Sopacara halep aśri hanéng ngarṣa sang paradi mantrya mungwing

130
wahanan ipun akwéh punang wong angering lampah śri naréndra wus

liwat siréng nagantun sampun prapting alas humwang swaraning agatāk

awor lan pangalupning asu anglincak analusur,

kagyat sahana hananing satwéng alas munggwing lebak tawa

sumamburat malayu angungsi wukir humwang swaraning swana anut

sawanya hana anempuh rajut ndan sang para mantrya smarṣa --

(66a) anuténg uṇdhakan unya sampun atiyang amegat palayuning bukūng.

347. Akwéh punang samśam ngmasi Harina lawan Wijung sampun sama

kahatūr ri jőng Śri Narapati suka ningali lagya karaśmin wus tedhuning

liman anut tepining warih tan akéh rawong ira aṇdhulur,

pataraṇna ring uri kali-kalihan hanéng pungkur lan raryalit mawa

taddhah toyanéng radhanika mani kuneng śri naréndra semu kagyat

ningali langūn ikang sukti mati tan kadi kuna atilam rum-rum.

348. Ruksanglih puh tang Śrigading lan angsaṇna kawlas arṣa tang tanjung

wilaja glar luru tyaja ningali keśehing samira dhurgaṇdha mwat ladhing

asehen santun lan suntinga kembang hyun-hyun angle tang kukupwa

mawan kamiri kawat bawita angṛebuténg pupus,

nirdhon kung ikang kétaki ngatyati lawadning kawyangrung rum-rum

tulisening kuku amurang raśmi mangké śirṇna dhéning huhutwan sumar

mṛebuk udan awu maryya téja kayu ungu lan wyala sari kṛesa ngesah

walikayap tan kedhap ri tirahing parung.

131
349. Ndan sira śri bhupati semu tan śobha tka alungguh ring śila nayaṇna

kasongan tangguli geṇdhing pan anglung ragi umatūr singgih awelas

patik brandhulu ring manuk saragi kaśyaśih rinebuting dok beluk,

lawan gagak angari ngakak --

(66b) ngaka paksa ngaku śyung asmu guyu sang prabhu iya ujaré harih lah

ujil ahal tang hungu aglis malayu kang inutus wahwa ngrangkal nuli

ningali ula éndhah ahayu.

350. Kén ujil awédhi anjrit anglung raga lah ta tingalaṇna waya wyala iki

surupayu lewih kaya tan leka samanira tan kanonéng sun ing dangu

arupa mangkaṇna tūr sedhenge alaki akindhayutan ring pang ning

hungu hula pasika iku,

mara sira śri bhupati wong ki kapo tka nguwuh-uwuh paran

dérawdéni punang Ujil meṇdhekāra saha wot sekar waya ta hula

pukulun akiṇdhayutan ri hungu saha lakibhi ta pudetan amituna kadriya

dhéra sangahulun.

351. Wruh yan sang Naga Gini putri sang Śri Nagaraja kulawangśaja

aluhung dhuh salah sila sipi alaki ri hulah dles iki awarṇna sangkara tan

dhadhya kahenenga ring gati nistura dhamangāsu,

pan kramaning nathadi wenang malapi kalengkan dusta pakraméng

sarat dhadhi sira śri nṛepati mejah ikang hula luwuk sang Nagini tumut

pinupuh malayu anangis amrih kaluputan hanéng sunut.

132
352. Neher ta sira umulihéng patala tan maryyan anangis aśru anesel pura

kṛeti raṣa tan wring ngkén dhéning paksa gup --

(67a) ta dhusta drowaka tan wruh ring laku agamya gamana ndan sira wyala

pati angrungu putri angarang masu mara angusaping luh,

adhuh anak isun nini atma jiwa warah raman ta masku marmmaning

ngaśa wingit syapa punang wong awéh lara sira tuwwan sang Naga

Giṇni sumahur sarorowan titis nikang luh sajña bhapa aji honyang ratu

Hari Dharmma wana dara abhuru-burū.

353. Tinon ira ngulun yuwati kna maddhanastra kedwa hyun marigraha

śahasa tka ngaṛeking ranak bhapa aji tan ahyun amrih kaluputan

malayu kroddha ṣri nṛepati waśa amala anut amburu,

murub kroddha huragapati mulyar bang ning nétra agya mangsa éng

Hari Dharmma neher lunga aglis kapanggih sang Śri Swétaraja alinggih

tirahing bañu ndan sang sawyala pati minalit thangga dhongslaning

watū.

354. Tan hana woang angāwruhi sang mantri prapta maṛekéng sang prabhu

marmmara angling aris bhawah kang buron sang mantri sama wot sekar

singgih akatah pukulun Kén Patih Śwéta kung matūr ngapa nṛepati tan

milu angepang mṛega akweh mijiléng tegal kidhūl,

sawanya anglumpati waji sang mantri akwéh tiba kasungsang lyan tang

kajumpalik asmu huyu sang katong dhon isun tan mil --

(67b) wa ngepang tka alesu twas isun rakwapti aduṣa sarwwya anglanglang

133
karaśmin sumbali olih amarṇna isun manggih durlaksan éwuh.

355. Putri sang anantadi apatra Dyah Wyalaningrat tan wruh ring kriya

dharmma tan wut ṣaśanéng putryadhi si jalir tka hanawung ragi ring

hula dlés tan wruh ring laku sujati nenggwa temwa ring wangṣaja luhur,

iṣṭān isun apatih bénjing yan prapténg nagara nurwani sang para

bhujangga lan sang parama ṛesi aminta śrayagciténg bhuhati anungsang

śaśaṇna lakuning Naga Gini angdani trang ni rajya winuwus.

356. Saksat Brahma wangśa putri alaki śudra pramadhanéng laku sira kryan

Pātih Śwétharaja wot sinom singgih dibya ramaniyāwar ṣajña

sangahulun mangké ndi ta paran ipun tang wyala dṛewi ling ira śri

naranatha wus pjah pinupurān isun,

punang Nagha Gini malaywa nangis panabaṣa kérangan apan ya tan

mati mangka ṛekweng aji yang sujanma stri an sakrama nenggwa yan

tan tumut hantu ndan Kén Tuménggung amuwus bhāya tan maṇdhi

kang hula luwuk puniku Kén Démang asmu guywa muwus.

357. Yadhyastun maha maṇdhi ri kapana ngutilaṇna kawat déning laku

dudhu mésem śri narapati ramya dhénira ngucap ucap pagaśya kawetu

guyu ndan sang way --

(68a) la pati asmu kagyat ñrutwajña sang prabhu,

rumasa raséng hati adhuh nini atmajan isun liwar salah ulah kṛetaghna

anut laku juti sagila mami anahut sang śri ratu Hari Dharmma yan

134
atmah wasyanti tan wun śirṇna yaśangku ring dangū.

358. Tuhu bhupalaka siddhi dharmmottama lunga Śri Naga prabhu prapténg

ri jroning kanana asalin rupa atmah nagna nridanta aciwala kapila gung

asalimput dhodhot hulung saha ganitri abaśahan suddha ptak alus pisan

tekaning sabhuk,

amaṣṭikang waja bṛeśih ahening neher sira lumampah tan sah

anaṇdhang waluh prapti jeng sang katong tulwi angunyaken sthawa

sahukara wédha marum awor kambhang ngura atūr ning Ghaṇna wṛesti

hé sang maha bupalaka tuhu dharmma puruśa éng bhuh.

359. Damoddhara ngutpti wenang malapi kalengka dhuṣṭa pakraméng

jaghgat jaṇna nuraga nṛepati sukirthi mepeting bhuwaṇna tanāya akwéh

kotama wynaji Bagirata tulya waluyéng nibhāla wibhuh,

gipih tumurun śri bhupati saking pataraṇna anglunga anggagorawa

ngucap tija bhagya po siranak śri maha pandhya rum kadhi wruhing

śwargha loka ri dateng sang wararṣi ndya karih prayojñaṇna sanghulun.

360. Warah nghulun sato --

(68b) raśih manawi alpa ring puja-puja ndyang wastwa purwwadi pinét sang

maharṣi anung anaknanghulun singgih ampuna ranaka mpu tan wruhing

puspata nira sang maha yati mardhawwa alon angucap adhuh sampun

sira kadiku,

nghulun sang nagadipati nanta bhogha bhapaning wyala wadhu kang

135
pinalwaji apan tuhu yukti dén ta nibanyaṣta capala bhanggapatita

kadhurus ndatan panut ulah kramaning wyala putri mangké ndhon

ingsun rawuh ri sanmuka Śri Dharmmādhi prabhu.

361. Hyunkwa malesanéng pangaśih Śri Waradhi Dharmma lah ta minta

nugraha sing saménakanéng atita mbahning wiryya pratapa aji tan

kawyawaśéng rat hungan bawah tan sipi labdha manorata ra sanghulun,

yan hana śih wyaladi pati ring ratuning sréya neher mara ring déṣa

śunya śri nṛepati ngiring irika sira ngucap-ucap tatwopadhéṣaning

tudhuh dadhyapti nṛepati wruha ring śabdhaning ṣāhanéng bhuh.

362. Sapaminta śri bhupati inugrahan nghing aywa wawahan wastwa tmah

pati yan wéraha sang katong lah kari ya sanghulun bhasuka dirgayuh

ngong mantuk neher mesat sighra suksma mahawan langit kari sira śri

naréndra mangu arṣa nilingéng lengut,

(69a) kangen duk ira mahwa angucap-ucap kaya prapta muwah yan tenga lwir

tumungkul tandwa Kén Patih prapta angatūring drawina anadhah sira

sang prabhu munyang para kawya atekap ananggupit binarungan lawu

wina sang paradi mantri anayub.

363. Tya dé nira andhah akwéh tang matsya lwir gunung asarah-sarah

drawiṇna hokilang lan mṛesi mamanisan arak arum akéh sang mantri

kahurwan paran si ucap malih kramaning ratu subala wibhuh,

malah lingsiring rawi awusan sang adrawiṇna śri naréndra asnana ring

136
luwah warasukti mati wus ahyas kadi ring dhangu adan mantuk sira

sang prabhu sampun munggwing waji sang mantri hélinging hanān

ipun.

364. Nda tan koninga éng marggi saṇdhya wéla wus prapting nāgara

manjing ing jro sang prabhu kunéng śri padhuka sor i sampun ira ahyas

sambarana émbeh ayu akampuh petak botlor cinitréng mas adhi harjja

sinjang gringsing cariṭalus apinggel jagha satru,

kalih tulak adhu manis lagya nguwah karṇna sumpang doṣa ginajah

aguling angoras twas mangkin angrawit tuhwang anirimang amanggala

cawu alus dinangdhang geṇdhis boño asabuk sutra śyama sinujing émas

drawwa pamlar ira layang gadhung.

365. Waja du --

(69b) malima amanis lati tumurut dadhu lindhihning driya atūr tumés amadu

geṇdhis raga karanangdé lulut anujwing twas ning kawahan kung śri

raja déwati waluhya mindha ring nṛepawadhu,

alunggwing patiganing tūranggaṇna asehen santun lagya maca

pawinihan lan śri maha déwi sahénjing arṣa aguguywan ra wong ira

néng lemah sama suka angapi diwya paka nira ngruci ketur.

366. Kancit prapta śri bhupati marmmara aṇdhulu tūr asmu guyu ih

wisayéng katūr kapo wong iki asmu kagyat sang inujaran karwa

tumurun tan aśruh asalah lepihan śri naréndra tka anambut lah

137
munggaha tuwan hanéng madhya witana lungguh,

tutut śri paduka sori sampun alungguh kalih lan sang prabhu suka nutūr-

nutūr dhénira lalangon uni śri matūr angucap paran dhonira pukulun tan

paśri lunga bhuburu mésem napati mené maring daṇdha waṇna sagṛeha

ngong lunga mṛegéwuh.

367. Akwéh punang burwan lan watsi mwang tang kṛewa gwaṇna wara

waraha wara akwéh tirṭa pawitra śuci ahening atyanta langu

paśramaning sang para bhiksu ring geger akandha-kandha nglilang

lunang tasik kidhul,

mésem śri praméswri angling tembé nika panjang dharan --

(70a) lunga buburu maréng Daṇdhakawati nṛepati asmu śmita angling aris lah

saṇdhikan ira kapan wiwala rari manira déwa nitya anuhu.

368. Tan kawasitha hé riki tandwa prapta tadhah aśri dhinulu kwéh ta

paṇdhama agung anadhah sang katong kalih lan śri nṛepakanya kuneng

śri paduka matūr wus sinungan tadhah mwang sang para binyaji

wontening maṇdhapa kilyan para kawya tkap angidung,

munyang geṇdhing angarangi śuśwara marum tang tabhang-tabhang

asarik dhénya nabuh malah dawuh tri awusan śri naréndra ngarah

anganti śri nṛepawadhu munggah ing patūrwan sampun winasuhan

padha nṛepati anglukaring kampuh lalangsya wus sumapūt.

369. Angunguṇdhang payodhara tan mari angringring mas ku rari atma jiwa

138
sang tan sah nuksméng jro hṛeddhi tan rwa linewih sira Dyah Hari

wyapaKéng kahula tan wismṛetya humiring sékapraya tan wiwaling

tudhuh,

sa dyah wus kasahan kawadhi tandwa tinitihan paran ta polah ira

ahentyan hentyan karaśmin silyaśih sampuning śaharas karwa maharjja

wastra kancit tang saraśwati umuni ryyawungan sangahulun.

370. Kakarṣana rakwa ngapi prihambaddha nira amuluh ṛempuh ih kaya

tanyéngsun tinambang mlik tan kahitung wi tan panuccah ih ratu --

(70b) swéta naghantun biṣa among wadhu añuluh amunah geṇdhis paran baya

ti manira anmu pangrucira kaddhi kū,

lali pacuh śri nṛepati angapi pranésaning cecek wadhu śri praméśwari

héwa asmu hisin hérang tan wring midem guyu wekasan angling asmu

luh tan anggeh twas raṣa nghulun mulati yyaji paran ṛeko kaka kang

pinacuh wus kadi wruha nghulun.

371. Ri maṇdha bhagya sipi mami wiguṇnaalpha raṣa durung minaking yan

sarimang ndan śri narapati asmu kagyat rumaséng cita duh salah tarka

mas isun taha tan mangkaṇna mirah sira acinintya ring tutūr,

yadyastu saśwargha yamani sira rowangan isun sang liningan ndatan

ryamban tan śobaśa wingit anangis luh milyang asapta awara ya

nibhéng hunu ri suswa arupit kedwapti wruh sang sipta ring guyu.

372. Ndatan angga śri bhupati awawaha druṭaning huwaca sanghyang

139
anantadi panangdé wibogi nṛepati dhuwiṭa kabaran alara apti anglampus

wétning iranging twas ginuyu-guywing sarimang sṛetning swara

amuluh ṛempuh pegat-pegat dhé ning luh,

lah kariya Śri Bhupati Bhasuki subhagha sinéwaning bhuh manira amit

atiwaréng sang katong maran ta kakṣi apisan nityangdé duledhning

kahyun ndan Śri Ha --

(71a) ri Dharmma tan wruh ring ngupa pathi dholang ciṭa manastapa hépuh

bhalisah tan wring laku.

373. Adṛes luh śri naranaṭa katara réh ing ahuyung kawiyaran kapatén dhyah

sukangwa ngemasi sapadiya anahen lara king-king awét kirang ngirang

yan uwacaken tan wun wasyanti tūr tan satya ring wuwus,

sawengi tan kena aguling śri naréṇdra angrum-rum asatya nenggwa tan

wiwal dhénira séwa śih tan anggeh śri nṛepadhuwita kedwapti nira

anglampus ndatan kena singit winalih wong jro pura śangun-ngun.

374. Sama lara nangis sang para binyajya tan wruh ring réhan ipun samaptya

ngiring ri wabhoga sang katong wetning pamumulé nira nitya asung

tṛeptining kahyun malah tiba dhawuh telu sang paradi mantrya maṛek

ing śri naréndra sampun piniwruha ring laku,

kinon akaryya tumangan lan lantaran wentening pañcaka apgah sang

paradi mantri tibra saképon dhéning tan wénang langgaṇna ring ajña

nira sang prabhu prasama nangis susughun wétning tṛesna śih mangké

sama ngṛembat karyya abyagata kang wong atṛewu.

140
375. Paran si ngucap malih sotaning prabhu subala chigra sampun

sampurṇna pakramaning anantadhi atitiwa wus Śryari Dharmma

anglumraken dana punya rajata lén mas manising lewih séśining puri

metu,

padaksiṇna niréng dwi --

(71b) jarṣi mwang śewa śogata wus watra dhinawuhan muwah kang paradi

mantri nṛepati sampun ira duṣ akaramas lan nṛepawadhu waja nira

hening amanis ka wus saśalin kampuh.

376. Ptak botlor mirir lan sabuké pisan tkéng kawati dharupa nira śweta alus

asumpang ergulo aśri dénira kalihan sampun sira mateh gelung adan

mijil sang katong anganti śri nṛepawadhu wus munggwing larungan

inupacara tuhwa langu,

piniṇdha mahija ukir ginlarān rinengga-ṛenggéng tatūr akara-karamani

tuhwa ngrawit ring sor tiningkah puspa salas akwéh tang apsara wadhu

acangkrama muwah santun tinuting céti ri lepiting wuwukiran pajaran

tiningkah alangu.

377. Kinombalan bang putih abubungkul mas adhi jinamanikanya binda

nagha bek dhéning wastradi mulya tang salang mutyharāni hé si japita

tatūr sumangsang ring lalaryyanan gumyar cinitréng mas ajur,

riningringan taluki wilis miné ruh angraras awuwur sarwya éṇdhah

duku laca ko cawli pan araddha tinarang tarang pinatih sahulu lulul

141
kumram tang kikitir masaddhi nempuhing bhanuraśrum.

378. Humwang swaraning gong geṇdhing abarungan papandhyan tinata

ganjaran hanéng ayun mwang ubar abhir hulat-hulat lan wanlantaga

tang bdil muni ku --

(72a) mutug badhé wus lumampah humung swaraning wong atṛewu pira lwan

ikang nagantun wétning wang akya nungku,

wyakti dadhya tmah rupit dénikang wwang kakaṛetug atugur atiṇdhih-

tiṇdhih kang wong sajalwistri prasama aptya anininghal wanya

ngemban suta putu lyan ta anuntun karo nini tuwa nangis mile-mileng

amrih amét putu kaśṛaking wong lumaku.

379. Mlek tang rénu ametenging déning raryyalit mawu ramya ṛebut

kambang ngura wiroddha mṛep sawanya nangis rinebutan pirak

muringis amisuh-misuh méh sampun prapting śmasaṇna kang larungan

saya aśru,

ariweg punang papandhyan humung tang surak gumentus bdil munya

nirantara tuna angideri layanti ping tryapradhaksiṇna tumurun sira sang

prabhu tan sah nṛepa putri kinanti munggah ndatana santun.

380. Saya angurddha lumarising lantaran ingupacara langu déning sarwya

mas mani dukula sutra lungsih tan angdani ṛestah kang mulat sama

kapingluh kang ning sira sang prabhu pan lagya wilis tūr jaṇna

nuragéng sarat hétunyan kang wong bhranta huyung,

142
katuwon śri pramiśwari tan parccaya ri śih ira sang prabhu kedwapti

anglampus lwir ta ni dyah kahot bhranta jñaṇna apugggung tuwi tan

kating sangahulun --

(72b) tolih tang wibhawa pnuh mwang sarwéṇdhah pélag sawanya alon

angucap tuhu kaya ujar iṛeku.

381. Paran temahing nagara tinilar déra sang prabhu tan wun śirṇna gesang

lurugen sang para aji wanyangling putek twas isun dhénira śri naranatha

an atilas putryadi syapé ki wenang angadeg ratu,

dan sira śri bhupati prapti urddhaning lantaran munggwing lalaryyan

sira ngantya ryya rub nikang agni katacit tang wiwi metu kalih saking

jro kanana kakūng ngaran Banggali Ni Wiwita ngaran ikang wadhu.

382. Aptya niningali maring ngagraning hunur tilasing ngatunu kaddhang

anekar langit punang wini marmara mlas arṣa muwus adhuh siramanya

anak isun tontonen raṣa sangulun aptya mangana janur pan

sedhengkwa ngidam tuhu tan kenéng nṛet tang kahyun,

ndah honyang janur wawang rikang lantarānlah péten dépun aśru si

banggala muwus ih angapa dénta harih tan wring praṇna bhayaa tar

tinon kang wong atunggu prasama mawasta pnuh midering tumangan

yan kudhwa paksakna tan wun igong angmasi yantu.

383. Ni Wiwita héwa asengit abhasa kérangan wkasan aśru amuwus ih baya

ngko tan maśih héng kami suka ngmasi pati yan tan bhawating kahyun

143
krod --

(73a) dha si Banggali nguman-nguman nistura agangsul,

yéku satwa dhusta dhūrghati tan wruhing ala ayu paksa midayaka pūng

ta kangga kuta karih umiring sang maha purusa tan panut sojaring

wadhu pakrama duskṛeti wenang śih yan priyahiteng tutūr.

384. Mangké mu aptya waśyanti lah pjaha ndatan malara ta kudhuran lwir

sang ratu Śwéta Naghari tan wruhing swakriya ayu tka anut kahyuning

wadhu kutila drohika punggung tumut wibhukti tan wun patiténg nira

yān lebhur śwakriya dharmma dhangu,

mangkaṇna ujaré punang Bhanggali krakaśa nguman-uman mulyar

socambiradu dadhi kaśruti dénira sang Śri Hari Dharmma udaning

tatwajñéng ayu wekasan menggah angadhuh ih satwa murddhi lawu

dibya ramaniya nulus yogya si yan pituhun.

385. Tuwi tiryyakti tuccha gati tan wring sastraprama dényan anut ulah sang

maha purusa saṇdhi tan kawyapakanéng wadhu drowi margga

asasarmān maṇdharéng wang bhupati ikswaku kulangśa jāti yyaku,

lumra suyaśa niṛeng nguni subhalanéng jagat mangké sun yan teka

amurang tan panuténg aji nirdhon sukirṭi sang makriya saksat ngwang

lumetwa nglebhur mangkaṇna pangraséng jro hṛeddhi neher sira

tumurun.

386. Hen --

144
(73b) tyarṣaning sanāgari tan pahingan tekéng pṛetakṭana lwir ri nugrahan

ayuh sang para mantri prasama amekul suku adhuh déwa śri maha

prabhu lwir amanggih embang lot ring madhyaning sagara sukaning

twas patik bhra andulu ri jeng ira pukulun,

dhuweg mantuka nṛepati tumuli munggwing dhampa sangahulun

pinayungan pinghul byatiténg margi sampun prapta siréng naghara

pinariposi ta pinuja dé dhang acaryya guru lyan asta séni mrartana

Bhasuki sangahulun lumraken dhana penuh.

387. Hénak tang rat sutṛepti kuneng dhéwi Mayawatya lastraryya labeh

hutaśaṇna mwang tang wiwi wiṇni matangyan Śri Caṇdhapinggala

pituhun tangguh sanghulun pan tan lyan ta linocita ri kaswatan śryari

prabhu,

tūr wonten ling ning aji wenang sang maha puruṣa tyakti siréng uwaca

yan wus angdaning sukaning bhala wargha sutṛepti nagari tan karwating

papa dyastun śatya éng rawit yan tan sakrama anuténg kasadhun.

388. Wyakti atemah ruganing swanagara patiténg niraya bwat pataka tinemu

dhonyan śryari katong sampun nangśayéng tanu amegat śih huwacéng

watsyu hoyan ling ning śloka ko wus tan wenang kanti ruru śṛengganya

tiksna wang rusuh daṣi mawisa wibhuh,

padhuka Śri Haripati sapraladdha ring Sryarunatmaja śṛengganya gung

aluñuh lwir kad --

(74a) ga lungid saksat iṇdra bhajra nglimpung karusan patik bhra aṇdhulu ri

145
wilaśa śryari prabhu śanta cita śih uryya ngupet śryari nenggwa mét

jrum lingsyaning satwa rusuh.

389. Dhudhu kramaning ksatryadhi wedhi paribawa byaktang lunga naṣtapa

mangka atūré Kén apatih Sambaddha prasama kayoman déning

Sambuka bala sang Śri Singha dhipati lagi rumasa raṣa éng ṭanu,

nirdhon dénira aśih uni sékapraya tuhwa tut mangké yan atyara tuka

paran luhungéki ndan pun Nohan aśruh matūr kalih lawan pun Tatit

mwang sakwéh ing śṛeghaladhi prasama sanggup tawuréng ayun.

390. Anedha patik bhra singgih lumawadha Si Anurwatmaja tonen dé

mṛegga prabhu prangning śwaṇna gya makolih ruṣa rupa tapa tan tapa

dusta sumadhu ingśaka kutila wiku papa niccha ih tan dharmmaning

sadbih ngraga manyu ih dhik tan tuhu wiku,

mangang mangrang ngatri swarāning śṛegala krora paksa rumungkruk

dṛeṭa bhang ngawelu mulyar angṛesi molahning langgula lumung

lunggah calita dhéning bayu prasama gya mangkat alilicyan lumakwa

nusup ndan Kén Nohan hanéng ayun lan pun Tatit adhulur.

391. Laksarwuda kéhing bhala Sambuka --

(74b) śrang umangkat tinut dhéra Śri Singhanaṭa Kén Sambaddha ngiring

lumrah mibeking salwa déṣaning ngudyani Malawwa ndan

Śryarunatmaja sira nganti ri sor ikang kroda gung,

kagyat angrungu panguguri śwaṇna sama prapta angṛenjak midar

146
angrubung mangang daśinya Kéngis Sang Andhaka tan kawiyaskān

tumenga semu kabangan ngaśa sunghu alungid nagata tang śṛeghala

malayu.

392. Tinut dénira Surabija ngembusan tang śwara śrang malayu prasama

megil ryyuntat sang Śri Singha dhipati gadgadha brahmatya neher

tumaṇdhang tan aśruh krura aṇdhapur aseluk bang nikang nayaṇna

mangang tang daśi tiksna ngakup mrungut haṛep anahut,

manghap tang naka alungid lwir ganjiran sahasa tka ngṛenggut mubat

ambanting anahut anisig pundak sang śri Anurwatmaja tan ajrih males

anggulu nimbaténg sunghu molih trus kantaning hudhara nira Śri

Singhanata metu ngususran ta humulu.

393. Atūr sampet Śri Nurwaja lumrang rah ring wayawa kaharaṇna bhasma

bhang sampun angmasi kalih pada sura suśrama ring jurit apulang kang

śawa msat hyang atma mulih ring acintya śunya nung dhinunung,

tusta punang śṛeghala ambhukti mawaṛeg-waṛegan makadhi Kén

Sambaddha hentyarṣanya angabéhi ṣawa saha ba --

(75a) lanipun dhadhi mawasana pjah kawekaṛen wus henti kawating laku

bhang irsya rusuh.

394. Tan simpang tang atma mulihing walukarnnawa nitya tinemu papa tan

sipi mangkaṇna inganikang aji Nāndhākaharana Śri Eswaryyadala

prabhu liwar nadhukara bhiṣa nira Dyah Tantri marmāra alon angucap

147
adhuh liwar kawengan isun,

sphuwatara dé mwa angutara śloka apan tuna tuna blahanya rusit

padénya tan olih Kén Dahan ta ku agrungu dén ta ngadyaya tuhwa

lembut tan liwar linikang wong sama muji-muji matangyan Dyah Tantri

ling sang bhiksu swa patran iré ṛesun.

395. Saksat guṇna Hyang Śaraswati prajñéng gitakara ih paran kalinganéku

dhonya waluya manggih Śiwa padha pun wira késari apan talpata guru

lumebur sudharmmané nguni ndya śastra gama tinut,

mésem lagya awot sari sang dyah marmmara alon umatūr taha tan

mangkaṇna déwa pan sang sipténg aji dé sang wruhing tatwa dyatmika

parokning ngadhwayana tan rwa punang linewih hawaning satmakéng

hyang mahulun.

396. Pirang diṇna sang Dyah Tantri asangkatha hentyarṣa ṣangahulun wus

rinowar sapumliwar déra ndadama śih pan kadya nemu nemu ratna

kastubha --

(75b) hantuking hyang ñakra tasik madhu atmah stri ratna ndi syana sumama

héng ayu nira Dyah Śastrika rum,

cengeng sira śri bhupati lwir tan ing rat norana dyah kadhulu sira Dyah

Tantri dṛeman listwaywa anom salangsang iréng dangu kudwa ngalap

rarasing wadhu mangkya andulégi panon ndan sira rakryan patih liwar

hṛeṣṭing hati kadya mantuk ring swargha loka sanuh.

148
397. Kṣantawyakna gatining kawya apunggung milwa nuddha prapancaning

raṣa tunggal nitya pinuh kwa rwa bratara angapi sangkaṭa sang maha

widhon,

suryya pūrwa bwa madhangi nityangdé ṣparṣa pūrṇna waya gurwaning

bhumi ngwang nirlanjyéṣṭika nuhun ri lebu cara sang yati tan kataman

sarik ta ngong.

Tlas sinurating surat dhipha.

398. Wuwusen Sryari Dharmmi ri ngéñjang sira wus ring yawa mangké

tinangkil pepek kang taṇdha mantrya byuh lwir taranggaṇa angalih

caṇdrami sira sang katong,

héntyanta rumning tangkilan nira sang prabhu lwir sara puṣpa śikari

ataṭa sang maha bikṣu lwir sarasing jalu mrah ing béjya aśri alep tinon.

399. Liwar tuṣṭaning tanu sira --

(76a) sang prabhu tumoning mantryaśri atūr widhyadhara byuha ngibeking

yawi lwir pasigir i kusuma umwang swapaning padha ya lwir

kadungwing wiyat samarṣan ing ngandulu,

henengakna wibhuh ira sang prabhu śrécca kadi nguni matūr pun patih

madhuring śri Haridharnni paṭik bhaṭara angupapatya ri sangahulun lah

ta déwa rabiya ri ngéndyani putrya listwayu.

400. Panilakaya śri bhupatti tanarabi pukulun ling ira sang naṭa apatih noran

149
aṛep ingong yan tan kadi sang wusalalistangur tan parabyéng sun

anging maśanaha naṇdingi guṇna mwang ring kahayun,

ling ira patih madri yukti andika sanghahulun ndi syan arupa

mangkaṇna yaya pramiśwari déwa lwir ati hanurun kadi sarawati tan

luputing guṇa malewih sara śṛenggara hamah inghulun.

401. Dadhyan hara nini prapti ring tanana jumeneng yyaptin ira śri narapati

gipih tumurun śri bhupati lah pun apa kartta déwa asa santér isun

alinggiha tuhan sukṣaṇa sama alinggih akalihan pataraṇna garjita sira

sangahulun,

oneng apiṇdha apti aṣṭi ra nini yan angucapa ring --

(76b) tanu déné apkik lwir Indra ngutpṭi tumulih amiṇdha manuṣa suraśmi tūr

asmu guyu déniramuwus lah masku Haridharmma ngong ngutus hama

marmaṇ I bhaṭari uma lawan gatran isun.

402. Yan surupa dénta mumuji ring umar dewi isun lewih dhénta marṇna

suka inganggyaken swami ngong kaki mangko śih Haridharmmi

malawataṇna isun pan wruh amarmaṇnin dyaharaśmi sang uma lawan

ingśun,

sampun akumbi kaki pan sira prajñe raśmi épuh śri nṛepati tan

pangucap pan wruh hinayawit pan surih ira śri bhagawating sobha

ingatawayu yan cinédha runtiknmarmma ning sira sang prabhu.

403. Pinaṛek kedwa ri dhénira nini tinañan sira sang prabhu lah purṇnanen

isun anulya angling nṛepati manira kawus manawa ahéwa pukulun

150
mangkanéng sun lah wuwus aywa sangadhi cédha cédha mami lah

samakna manira pukulun,

kudwayu sira bhatari uma apan lewu pakanira wadhu kakung

papahéstha lir krodha śri bhagawati ah ratu pramadha prayatna lunga

smu ṛengu lah wastu ratu tan anéng puri dṛeméng guṇung waṇna

sinusup dén alama sapta warṣa --

(77a) mantuk.

404. Mneng śri narapati dadhi wiparita citta wadwa mwang mantri tan

kétung lunga aniśira tri sangganira ring alas aguling lumar wyangantu-

hantu prapta ring maning parwwata tan knéng tadhah tūru,

sangga ya angraneh ing ati déniramanggih huyung tan patepi yan

angucapin alaih katutwan mami olih lara priyatin binaṇcana ring hyang

luput waśité awastwa ing karṣa ndatan rahayu.

405. Lah ngong linakwan luputing awaśit ataman kawiwékan pantita ing

nguni sakala pinanggih tan dohing śarira ing kangala ayu natan

kawuwusan panusup siréng hnu aṣṭingé śaśih dénia amurang tandwa

manggih kadhatwan suhung,

kalamukané ninggali alangali rambat kari mimala ya patra kang nagari

mwang sangadṛewya putra prabhu yakṣanama sampun pralaya ring

dangu hna atmajanira wadhu asujya aayu-ayu tan padṛe wiśya pan wus

henti binukti ing dangu.

151
406. Kang pamurwwa aranira Dewi Dhaksi Dewi Dati kang panghulu

sirikandatlih ha dhéwi patranyarih katighgawéṣma nyandulur ndatan

wani wwang marangka pan śitara angkur kawuwusa śri bhupati analasar

malih kang dinu--

(77b) nung punang kadatwan suhöng,

amajaryéngati iki rajya paran sunyamas pitandaka dulwa wong wadhu

listu ayu hanom saha smitanapa wong para niki basaja bagus handudut

kahyun punapa karddhinta prapti sumawur sangahulun wong kasar

simanira pukulun.

407. Pakanira rari wong punapa sira oyéng dalemmikana nama nawa janadhi

warah knéng sun nini tananéng kakung ta yéng daśih wong paran

masku jaténan aringwang ling ira Dewi Dhaksi saha smitamanis ngong

anaking aji niṣṭa kawlas hyun.

408. Noranéng kawula mwang swami wong nastapa satuhuk mura

nagaranisun marmma śunyamangké ki bapaji sirakona ngolah

tandhakné ngiris mtu rah ning anamika tumuli winoraken kang marus,

sampun katūr ing śri bhupati tumuli hanadhah hénak binukti dé sang

naṭa dadhi atanya ri kang Daśi angolah wahu kon angulati malih

marmmaning hentya kang dhaśih brayande binakséng sang prabhu.

409. Gumuyu Śryari Dharmma angling sampun mangkaṇna masku atma

jiwa dhéwwa kawulaknéng sun mari lah ta --

152
(78a) aguling mas isun sang dyah hapya sang adhi sang kakung anṛeng

angukih tumuli sarimang sangahulun,

dadhya karungu saparingring ira nṛepati ajur Déwi Dati angṛes nala

agadgada lumaris ing Dewi Dhaksi sawuwus wong lanang kaṛengö dén

isun śwarané lwir geṇdis kakaman iranlang sadhaluh.

410. Kagyat Déwi Dhaksi hamidhengi swaranira sangari gipih tumurun

meting yawi angling ngaris ih ngka wikṣa paparéng sira nora mayaning

wong kakung lah haja hulus kakéngsun śighra hangulati sang Dati hapi

tan wruh haningkabsamir hangusuh-husuh,

dadya ring tilam kapanggih nṛepati déning Dewi Dati ginamlan kinaṇṭi

aṣṭanira sang katong lagya tinuntun metu Déwi Dhaksi ling ira sampun

alami handang maka panglila winghit sandikanira masku anglawung

tinuntun ring jinem rum,

ling ira śri narapati atmajiwwa dérapaken ingwang pinasiliha ri sok

kinén akmit aguling hamong karaśikan anging sampun alama

handangku masku tumulyamkul panepi sang dhyahapi hagṛemus sang

kakung anesep saryyangrumrum.

411. Maskwi ṇdhung sang suksmaning puri hyang ning arṇnawa madhu --

(78b) nayakaning ri mang siratmajiwwa katwang ing tinghal ri tayaning tan

uśṛe dhan tarik askan wuyung hamurṇna tibranti maskwa ri kawulaken

ngong masku,

tumulyang araṣa ri sari asta angukih padhuning siñjang mrik sumar

153
sang dhyah apyan nikel yalis śri Haridharmmanekaken kapti neher

kapatih ingemban matra hanglilir siniraman dénira sang prabhu.

412. Tan sah ring pangkwan riningring susuhuṇan déwatmajiwwan isun iki

wusadha aning lesu kinangen raris sah manira déwwa sang dyah mingé

lumungsur sang naṭa neher anambut maring ngendi sira anglungani

uyung alungguha ring kisyapon ingsun,

tutut sang dyah ananggapi saking wajja api acungking apan pandan

iraṣati nira sang katong anuwacéng jinem rum sapolah ira among

kahyun lwir kumbha angamonging santun angṛengih ṛengih kaṛengwa

ring Déwi Data marsyuh nalan ira kadawut.

413. Yan angucapéng ati endi lwir pangringringing kakungsapalané ika

anéng wésma Déwi Dati déné amanis lwir juruh kaddi muksah

kangatyangrungu metuwa tūr lumaris twan Déwi Data --

(79a) angantu-antu,

saha waccana angṛeṛemih kaka sapéng rika rwangan ira atūrwa swarané

arum amanis pantes apekik anulus waśitaknéngsun kaka ling ira Dewi

Dati norāpṭi jana ring umah ingsun.

414. Mdal aglis Dewi Dati sapa tuwan awarah hé sira ingsun kakang api

śwaranya ngṛeṛemih aywan angidana ingsun tūr lumaris Dewi Data aśru

ngong angrarahkna tumulya ningkab samir dadya aningali sang aji

dharma apya mṛem aturu,

Dewi Data angling aris sapa sira angṛemi riki lah atangi ya kaki karanya

154
cinangking kinaṇṭi lumalya metu śri bhupati gadgada muwus awedya

ingsun pukulun ring kakanta ri manawya runtikéngsun pangarum lah

paménaka ingsun.

415. Gumuyu Dewi Data angling liwar acungking wong lanang lah maryya

metu tinuntun śri nṛepati paṛeng medhal lwir smara lan ratih angadyadé

lumaku kaka sun aniliha swami nira asungana ingsun,

ling ira Dewi Dakṣi paṛeng lan Dewi Dati asung manira ri tuwan anging

aja lama yayi manawi kaseron turu nini pan olih anlang --

(79b) huninga dén abecik pun sami anganggya sira māsku.

416. Mesem sira Hari Dharmmi arahi isun katrinya sang ngarum ih nahan

kwiki asujya andha śih aganti gantya apaslang padha gumuywa kang

wadhu tan kawaśitaha sapūmmiréng Dewi Data sama anut-anut sang

prabhu astri kaṭri padhā tun,

aywatara kalih śaśih lama nirāji dharma maring alas Kén Denān alaki

katrinya pinungpung ring raśmi ndatan kacarita héng ratri sama aturū

sama awungu kang wadhu sang natha apya mulus jati amideng yasa

prayanira amumuwus.

417. Daran lungha ri nini kāli sang kaka turwi alama tana mangké ingsun

nitya gumantanging panon sang naṭa ngṛengwa wuwus api lelep aguling

yan angucap ring ati ih kalingannya mangké wong ikū,

awyatara nalika trini sama lunga sira mahas ing śemaśaṇa sang naṭa

155
nūkṣa umiring anglingsya ring swana hulung prapti sira ring sétara

gung śawanghing ngulati tandwa sira katigha anemu.

418. Tumulya sinudat aglis pinondhongan paṛe katringing cengung sang

ṇnata aningali yan angucapéng ati tutūra hing yakṣa atut lan warṇna

ring dangu tūr sinawat kinulilingān ikang wentis --

(80a) nira Dewi Dhakṣi sarwya angalup yan rasāning pangulun,

aja sira ambukti pan tan wenang jana amangān wangki dhépun alit

binukti Dewi Dati angling lah wéhi dhāryya kakang apilih mari sira

angalup tumulih inguntalān hyun cinanglak aglis sang Dati kinulilingān

sinyut cinākaran ring pungkur.

419. Sāksaṇna inguntalan dhaṇṭi ccinanghol aglis laju ingaluping sang

Widhata inguntalan daging cinangking lumakwa mantuk prāti puri

sinangidan yan angucapéng ati lah iki marmāning apitutūr,

yan lakṣaṇa miyeri manawa tinanggama dhudhu iki titipé i ri ngwang

maka pitutūr ingong durmi pituturing uttari mawi ping rwa kléṣa akéh

ngwang ingāraning dudhwa ajña mūrddha kang pitutur.

420. Maśa tan udani śabdha tan kakṣi pasungnyéng sun amajār tutūr katrinya

ayu niṣṭa maddhya ing ngutami pinilih dhenira uttami ginuyu guyu

niṣkapti kang maddhya humona nista tuṣṭi suksut yogya kawruhana

déning malih pitutur iku,

sakṣaṇna sang lungha prapti wawang umantuk maréng puri munggah

156
ing paturon sampun sang nata sinimpen dahing jroning paparotan sang

--

(80b) Dati dhanti sinimpunan ring putri nira Déwi Dakṣi kang dhaging

pinajangan pati nira sang nāṭa malya sira atūru.

421. Śighra prapta sang putri katigha sumaṇdhing alungguh i ringanira sang

naṭa sāma gagaṇdha mrik tumulya guling sira katrini api énak aturu pan

śri narapati piṇdhami tan wruh ing rabi rawuh,

pan sira uninga rimihin dhateng ikang stri katiga apyénak aturu asmu

kagyat nṛepati lah nini atangiya tuhwan angapi swapnān isun kaya ring

pralagi sira animpeni daging wang māsku.

422. Hana animpen dhanti wahya nimpen dayya lah atangiya māsku

tingkaba hana putriya nira katriṇni tumuli sama ningkāb peṭā sang

ndhakṣi daging nganemu neher amuwus lah ingsun irang tan sipi maśa

tan iya dangū awastu anjing kṛesṇa anulus,

iya kaka Déwi Dakṣi uni sétra ngūntali aphuphusuh Dewi Dati manira

anguntal ring daging mangké katmu liwwar dhénira manasing kāhyun

ih tan suddha atin ingsun yan tan lina wong ngiku Dewi Datya aśru

amuwus dhuh sampun mangka māsku.

423. Hala punika nini yan ingsun amatyāni kakūng pira si malānta kaka

amatyaning--

(81a) swami hana ta dénira amimirang hana yan pamales ingsun layang sun

157
surating waliwis peṭak yan prayan isun,

sumawur sira Hari Dharmma titiban hyang tan kacaksu sing amanggih

ajñana dén amicara larining ati amilya dudu angulura karṣa ala anut

lampah astiti mangkani sang panengah pukulun.

424. Sira amanggih dhanti kalih réhing phuphusuh tan pamicara suka

atambeh kahyun tan wruh dudhwāpti sampun ta rakwa mangkana

atingkahing kang janma lawu lah yayi pamekas sira sinimpen dhaging

titibanin ipun ika wateké sisirani niku,

saranta sira adarat lara pakénak mangké ku angrasa abungah girang tan

lyan saking bhawak yayi lah rungoken waśit aywa salāh tampi balik

wicaraṇna yayi akārṣa singgih lamun hana lampah hurungwwa hana

sampun angambah malih māsku.

425. Balikan sira nini katiga hāmuja brata meneng katrinya tan panabdha

semu héwa angapi śri narapati amuwus nini daran aguling sakṣana sama

aguling katrini énk dhénira turu,

atangi Dewi Dati neher sira alinggih yan angucapéng wṛeddhāya

mangké manira ma --

(81b) lesing lara wirang tūr sinusupa ring pattha ira sang prabhu tumulih

atangi nṛepati putri katrinya wus mur.

426. Karyya dawak śri bhupati tumulya aṇdhulu śarira nira awarṇna waliwis

putih lingnyéng ati ih Hari hama katon ala sira winacanéng ayuwinales

158
dhudu ih tuhu atmaja yakṣi tan anampani tutura ayu baya ngwang

wruha tan wruh,

mangké wus pinaṣṭi likitanmamitanyāmban kaskān huyung mangkana

kang tuduhing hyang pinanggih lah ngong lināmpahan sawastraning

daddhi gumuyu guyu tumuli anglayang umungsi ring rawa malwa

aworéng waliwis ganap cengung sami ya pakṣya aṇdhulu.

427. Sami anum ahurahanhanwagata sang prapta ambagi pamumulya ring

ngendi śangkan ta prāpti pun apuri sukaha nira tan Sambada warṇni

māsku suruda pambagé nira pakṣi ring malaka ingsun,

tuhwa ahyunkwa ri layé riki sama ṛemen aṇdhulu punang pakṣi

cakrawaka antyan ta ṛeśep aśih pan ta ya tumaṇdhingéng rūpa

katwanging pakṣi linuhung tumuli lungha sang Balibis petāk hamer ring

luhur.

428. Tumurun sira akampir ring Bhojana nāgara natha patra sang śri māha

kṛetti wangśawata dan i pakaryya nira --

(82a) sang prabhu asiha ring kawlas arṣa pangungsyaning wong kawlas ahyun

pan sira witning watek dhānarāja tamah ndatan karaketa ring kahyun,

kang yogha samadhi ya ginugwani santa samanta muwah kang taruṇa

kara nemu ya tatangan tuhu bosik sālampah sadhina kininkin daśa sila

sahimbuh lan alagya kapari tuṣṭa latri lampah ira iki tingkahing

dharmma punika linaku.

159
429. Jayan santosa bawirati satya tuwi puniku lumakwa nitya ham lampah

ira taki-taki akinkin dinohan dén nṛepati durjana marggi iku kang

tiningkah réki waśana madan ika mahulus,

muwah binuru katsawya tan wenang lumakwi dinohan déra sang naṭa

tingkah ikang tan astiti yan tuminghaling wong alara milwa malara sira

wruha ring saméng tumuwuh pan sira paramarttha anulus.

430. Hapan pangbāṇning wwang malara sang prabhu hamener ri tingkah

ingwang api tan wruh lāwan tan singgih mwang patih ira apatra tuna

kāpti rākyan tumenggung aran Héṛempraha kén demang sirādi daśa

sampun lungsur paśilān inalapirānti linebur,

hnengakna Śri Bhojanāgari uccapen malih kang prabhu ñalimi putih

dinulur déning sarwya pakṣi ling ira sang balabas pakṣi ri manūk abyuh

angapa dhonku sang para pakṣi hanéng alas hana wong akākā lan rāryya

ngon ira sira dmung,

punika awanan ingwang angenani kakālané wong ika sakṣaṇa mecak

jabung kasindetan punang wentis wawang tinulung kang Waliwis

dhéning Anjabung henti mangké sukan ipun lagi winakta mantuk tan

kocaping ngawan prapta ring Bhoja nāgantun.

431. Dan sungakning Ken Demang puniki gusti kang manuk swéta bālimi

agung olih kwañjala huni suka sira rakyan Demung déning tembya

ngawruhi manuk swéta kang Waliwis tumuli ngambil dénira Demung,

kalinga mārum kang Waliwis ri wruhanta sira Demang ngobolimi

160
Sāmbhawa nathéng sarwa pakṣi Waliwis ndatan saméng bālimising ling

wwang kadyanéng sun kaścaryyan Kén Demang angapi ling bālimi

angaku.

432. Kén Demang sumahur aris balimiśi tah sira Hari tuhān dinarmmaken

putri paran ta sukan ingong sira ingang --

(83a) ken sunu manawa tan arṣa siréng sun tumuli winawa mantuk ring dalem

puri ni hugi kapanggih ling ira Demang wruhana kang manuk,

rāryya ngon ira ri antuk patuh olih ing Anjabung ngong dharmma putri

tembé manawa anguwuhi anāk mwang putu mantu kading kuna

sumahur Ni Hugimi singgya tan ucapa hé riki hana gantiyāning śabdha

waya pakṣi prit hanéng lumbung.

433. Sajalwistri kummisi ling ira kang pung ring stri lah ninya wruhanta sira

ring karang suhung kidul katon kancaṇna ring soring kamuning

pinemdhem irika rinenggwa dé sang Waliwis putih awarah hing pun

Demung,

lah bāpa Demung mari riki wanten pangrungon isun ri wéma suhung

kidul hana mendem rukmi ri hebning kajna ri ku aglis pinarakna péten

rika asepi aneguli Ken Demang mangkat aśru.

434. sama anggwa pacul linggis sampun prapta sira ring karang suhung

dinunung aglis ri soring kamuning sinuhan tumulya anemu inusungi

punang mās tatūr suka manahé Kén Demung sakṣaṇa sira mantuk wus

161
prapta ring karang awarahing nak bin ipun,

ri wruhan --

(83b) ta nini manira amanggih tatūr pawarah anak ira sang bālimiṣ putih waya

pakṣi pudang méncor ring tirisan pilih sisi kaka angucap-ucap lan rabi

nira wonten ta gedhong arih pamṛemning satwi alās kidul alang-alang

angliput.

435. Daging ika amalerarādin karungo dénira sira Waliwis petak ling sang

Kapudhang kumisik sang Balimih petak angucap bapa Demang

mérenya wruhanta ring waṇa dakṣiṇna yan hana gedhong iriku,

kalāmukan déning karimi karākah mwang kuṣa dagingé malara ayu Kén

Demang mangka ta aglis ih haja kawulan ipun sapraptaniréng waṇa

kidhul śṛeghra hamlaban i karimi kuṣa gragah ran tebun.

436. Mangké angungang kahakṣi gdhang ika ingungkab aglis cengung Kén

Demang aningali gumyar Kén Dhi sārwwa baraṇna mās tatūr tumulya

ingusungan sampun winawa mantuk suka nira tan pinipi ring sang

Waliwis patuh lwir anggapi tor mingkāmumu,

muwah ta sira Ni Ugi mārmma śih nyéng pun Waliwis peṭak lyan liyan

sarawi praptān I harttha nira milih angibeki raja ring yami muwah sira

sang ngāmepek ṣantun --

(84a) wus kāwus ira rākyan patih déning arttha nira Demang sabhuhiréng

Waliwis patuh.

162
437. Saking tanāna prapti arttha nira Demang lumintu pangwan mari

angwantya kināsihan déra Ni Ugi karmmanya naraténi lumāryyāken

arttha sa dénirānglumaris mas pipis tan angruh ipun Demung,

sinungkara hānéng paminggir nitya citta sobhādarppa sira bawahan pan

sira Demang nugrahani lyan mālih gantihaning śabdha onya brahmaṇna

winuwus ring raṇdhu agung agṛeha sang Sunāyāra ring kakūng.

438. Sang durniti istrinya pinatrani tan patatangga misaha sang Śunaya

rorwan siréng ri sang Sunāya angling lah nini kariya ring wéśma

ngongśi lungha ayotunéng kahyun nora dén atutup mawi wonten

bancaṇna rawuh lah kantun nini mogha rahayu,

tan kawaśittha hinta ri sang brahmañan bhutāblo ring pungkur meta ring

raṇdhu agung brahmaṇa warṇni sang Durniti aran ipun tandwa prapti

Durnitya amuwus aglis temen sira rawuh hendya kang ngolih ira

atatangsi ndatan pantuk don mani --

(84b) ra aglis rawuh.

439. Baya kinuncang déning widi liwar honéng iréng sun ayun sasmara ing

sira lah lumaryya guling tumulya awor sih tan kocapa sang ananangśi

wus mantuk kang yākṣa wruh ing sasmita tumuli lungha saddha aśru,

sang Sunāya prapta ring nguri lingiréng rabi tang gama olihing anjaluk

sang Durnithi lingnya aris śaghrah temen oliha tatanggi wawa

sanggamé ri sun meneng angraṣani sang Sunāya wancak dharyya

angrungū.

163
440. Alama ingsun lungha atatangśi tembya mangké ingsun rawuh añar

banggi ingsun mantuk ing nguni lah aturu nini māsku sang Dhurnitthi

aśruh amuwus taman bosen sira aturu mawa mawa smara neher kinaṇṭi

maring pamṛeman tan kawarisapūm,

cengeng sang Sunāya angling ing wṛeddhaya ih bhaya wahu bramaṇna

amomori marmmaning ling ira sang Durnniti mangkana sun api apya

lungha karyya sira ri wésma ingsun malya atatangśi tumuli lumaris apra

anglarung ngintip yawaning kukūs.

441. Sang Brahmaṇa Durnithi malih utara saking raṇdhu teka angaras

amekul sang Sunāya nut buri ah brahmaṇa paran siré riki angaras ra --

(85a) rabin isun lah sira brahmāṇna paran jumrojog ing umah ingsun,

ih raṣa ngulun brahmanéki lah metu aglis sang Sunāya angling gṛeha ku

dudwa umah iréki ramya sira ṛebut kawu kémengan sang Durniti tan

wruh dhénya angudani kang swami pan séka warṇnin ipun.

442. Satindak tanduk tan pahilir ing twa glung angucap amulu aṣṭa jariji

waja latya amingis awaning meneng sang Durnitya tan kaling paṛebat

ipun ucapen sang natha wus tinangkil ing yawi pepek para mantri kancit

rawuh brahmaṇa ro sadhulur,

brahmaṇi sawiji ingapit déning kakung tanganya padha sisya anganti

sinapa dénira nṛepati punapasu karyya bhaya karwa ngapit wadhu

brahmana iku sang sipta ngong aninghali singgih brahmaṇna sira sang

prabhu winalating salulut.

164
443. Brahmaṇna sang natha neda śih kinṛetan dé sang prabhu nak bi manira

sang Sunāya angukuhi patik bhra ttāna ring batūr tan patatangga mami

dépun jumujug sdhāngkwa gumuling kagyata ngwang awungu,

wawang tinungtung patik aji sang Sunāya umatūr singgih patik bhra

anedha aglis sira ngṛetani sdhangkwi lumaryya atatangśi cinloran ring

pungkur anghing padhuka bhaṭara ambawya raśa punikū.

(85b)

444. Dépun tumulus nṛepati tumulunga ring kalaran pukulun anghing śri

narapāti ramaning wong sabumi anaraju lampah astiti yan tan sahiku tan

pantuk danghyang ira nṛepati sumiwing bhojana nāgari pan sira wenang

dhumaṇdhākang luput,

kemengan śri narapati déra danghyang aṛebat rabi yan tan rabi nirārih

masaśih rawanya ngṛebati lah si bapa dhanghyang sawiji maśa sira yun

angaku wadhu lah babu brahmāni kammi atanya mangké si sira iku

endhi rabi ya masku.

445. Meneng sang brahmāṇna bramāni pan alumuh angaku salah lah si śih

yan winwas karwan dhatan pati sumāhur aris kang wadhu wyakti

ngwang lumiyat norana kang kayéki awarni karwa sira sang bhikṣu,

dadi ametengi kaakṣi dénya anunggali wayahé pwa anglih sang prabhu

déning ling sang brahmāṇna angling nṛepati rakyana patih demang

lawan tumenggung sira amegati wyārāning sang brahmāṇna punikū.

446. Lah kanuruhān sira ngong salahi sama angṛettani wadhu brahmāṇa

165
kalih yan tan putus dénta angṛetanni apati iku mari ya patih māri

tumenggung mari ya demung muwah kanuruhān mari ingsun mari ya

prabhu kang maparan hana pa-

(86a) tih prabhu,

tan kapariśuddha dénira samilet wibhujāna nāgantun héṛen iriki bapa

dhanghyang wyaharan kalih ngong karyya rūmaśāhéng mantri sapasar

hantu sang brahmāṇa ngucap sandika śri bhupati tumulya angluwari

ring panangkilan sira sangāhulun.

447. Prāpta ring puri śri bhupati teka alinggih mangu angrasani wyawahāra

nira wiku kalih mwang sajro puri samé puh milwi kapegan kapti tan

wuwusen śri bhupati hāna malya gantihaning wuwus,

honyang kāgagotil ing prapti tumrāping angśoka nira Kén Demang

amuwus śirābya iku nini śri narapati semu hépuh dhéning tan wruh ing

angraṣa paran ta dhén rasani wruha nira nini aran isun.

448. Hana sang brahmāṇna kalih aṛebut wadhu sang brahmāṇni tar wwikan

yan buta tarū warṇa ring swami si warnnu wenang tinirū mangko

maṛeking sangāhulun anedha kinṛettan punang bhrahmāṇna iki tan

pegat dénira sangāhulun doning angraṣāk hépuh,

Kén Demang tumenggung malih kanuruhan hépwa angraṣāni wuwus ira

bhrahmāṇi kémengan pangakṣi nira karwan datan pahiya ring laki

kaṇcya rinungū dhéning kang manuk bālimi putih tandwa prapta sira -

(86b) demang alunggwa mangū sang waliwis amuwus.

166
449. Bhapha Dhemang punapa marmmi nira alinggih semu mangū punapa

rināṣān piṇdhaning angmū wingit Kén Demang angling wruhanta rari

hana brahmāṇa rawuh karwa aṛebut rabi nunggāli warṇna satiṇdhak

taṇdhuk,

hamalampah kinṛetān dénira śri bhupati tan kena dhénira angraṣa

śinaléng rakyana patih lawan ingsun Kén Tumenggung malih lan Kén

Kanuruhan yén tan rinaṣa niki samya linungsur dhénira sang prabhu.

450. Makādi sira nṛepati sira tan apti andhiri bhupati punika marmmāning

hépuh gurwa angṛetani paran si polahān isun lah away sira bapa hépūh

mangkya sanggupana angṛettana puniki yakṣa arupa brahmāṇna

sungānāpa sang tengrān iku,

sing wenang sira amanjingéng keddhi kon akaryya tumāngan ingapyan

dépun agung sing ngumanjing ngikang keṇdhi rāsika kang yakṣa

tinujéng papa kāmurūb lah mangkana bapa mangkata dhépun aglis

wekasān sira yayah jinunjung linggih déra san prabhū.

451. Mangkāt Kén Demang aglis maṛéking śri bhupati wus prapta sira ring

mangūntur pepek kang para mantri hanāngkil prāsāma ngū --

(87a) lih-ulih praptané Kén Demang sinapa dhéning mantri alinggiha ring

kéné linuhung,

Kén Demang amadapa linggih angling asmu guyu punapa wekasing

karyya Kén apatih angling sapa sira amgāti karyya Kén Demang aris

167
sumawur atūrana śri narapati honyang tarka tinemu.

452. Wus mijil śri narapati semu tan ṣobha meṇdek kang mantri atata

angling sang prabhu rākyana patih angapi dhénta wekasé karyya iki

bāpa dhanghyang Kén apatih matūr Kén Demang sira anakuwi lingira

śri naranaṭa demung pegatāna dén aśru,

sang sunāya angling ngaris lah Ki Demang dén singgya iki yan singgiha

dhénta arih agung wighna tinmunta ari lah ta bapa dhanghyang sampun

wancak darya ingsun amegati karyya lah ulataken ndhi lawan para

mantri kon anumanga ling ira sang prabhu.

453. Apatih asowaraha punang para mantri sadhaya kon akaryya tumangan

aglis Kén apatih apangarah mangké anumang sampun puput cumadhang

Kén Demang neher angling bapa danghyang karwa ndi sumanggup,

mānjingana lyanging keṇdhi heneng brahmāṇa tuhu neher angling tan

aśru ndi kapwa wwang ngumanjing kucuring keṇdhi lah iku ciri bapa

dhanghyang karwa kang ka --

(87b) waśa mbasuki ring keṇdhi sira andṛebya wadhu.

454. Yan tan wenanga umanjingéng keṇdhi dhudhu rabiya nira tuṣṭa sang

durniti angṛengwa ling sang angṛettani lah ngong umantuka ring keṇdhi

neher gumuyu girang amuwus lah sang sunāya alapi dudu rabi aku niya

sumahon sira ngaku-aku,

tan pandhuluring kajatin anging lowa sira tananéng sumur sumawon

168
kaki adṛewéya rabi sapa sira kāddhi ingsun nora angraséng rang ring tan

uwong kala sira anjalémoto riki angaku rabin ingwang bhaya lali ring

bāwéng gelung.

455. Nirdhon punang ganitri lilir sāri sāri yan wastwa ring rabinira paṛeng

umanjingéng ngakeṇdhi sang ingājak manguntur tan pangling lah

ngong manjing ika sakṣaṇa dén ulya aglis tinetepāken dénira demung,

tumuli matūr ring nṛepati lah iki yukti brahmāṇa sang adṛewé wadhu

lingsya bhuta puniki ring keṇdhi lah sakaṛep ira daweg binaṣmi pukulun

dinagdi tumuli inguntarākning aghni murub.

456. Geseng kang bhuta dadhyāṣṭita nuwasa ling ira sangahulun ibu

brahmāṇni yukti mangké lakki niréki lah mantuka bapa sahiring

kalawān ibu sang brahmāṇa teka ngrangkul --

(88a) śri narapati arorwan lān rabi saha wacaṇa atma jiwān isun,

mogha awéta siniwi bhojana nāgara andiri prabhu adhinātha nṛepati

wiwéka ring nāya wit hānulus hāyu wédana sira sangahulun upékṣa ring

kwelas ahyun niswṛeṣṇéng dṛewi hyang tan kawastwa sih maleséng sira

siddha sangāhayu.

457. Sungana wekas stri bhupati maka tārpaṇning nāgāra langgeng rumakṣa

sampun yan ṣāktya ambuncali skar ura pinaka wales śasindan sang

brahmāṇa muwus kāriya brahmāṇni nira amit pukulun,

bapa dhanghyang sira sira amidéni punang demang hāmangku angajya

169
kita kédhepa dhéning para mantri demang patranira amangku bhumi

anitihi āṣṭyāgung dinulu ring tatābuhan wibhrammārisa nāgantun.

458. Sirākampin tuhu déning wong sajagat ring bhijana nāghgantun tan lyan

maka tantu pan sira amangku bhumi ling ira sang natha ih paran donta

antuk tārka anglocitta iku paran kawruhanta punang waliwis peṭak

amāra hanéng sun pukulun,

lah sungāna patih ngong ayun andṛebya meneng arupa hépuh rakyana

patih lah alapana aglis anak --

(88b) ira balimi sitah kayāngapa arupān ipun tumuli lumampah aśru rakyana

patih prapta ring rājanipun jumujug maring swami amuwus.

459. Atmaja nira nini jinaluk dhé nṛepati punapa wekas manira atinilaring

sang waliwis peṭak Kén pinatih ndatan panglingena ira dṛes śrumawuh

paran réhan kwiki sira ingarṣa déra sang prabhu,

gumuyu sang waliwis angling lah makkāparan isun tinangisān de sang

yayah ibu mas ku rari lah kaki angalāp dé nṛepati ling sang balimi

sampun wancak daryya bibi maśa lali ya maniréng guru.

460. Aturakna mangkéki ngong yayah ibu ring sira sang prabhugung

mangkyo tang ingsun yan sira bibi angaturākna ingsun sakṣaṇa ginawa

kang manuk waliwis sampun prapta ring pangastyan sanghahulun

pinapaging smita ing ké nya apāti alungguh,

apatih sukān ingsun tan pinipi olih hābambān ih kaki waliwis putih

170
hāsambawa angrawit yayah janma idhep iréki lah nini galuh mérénéa

tuhān ri wruhānira pakṣi sang cakrawa anapi ari māsku alinggiha mas

ingsun.

461. Gumuyu rādhén dhéwi ri ling ing cakrawa lwir juruh pan wagaténg ri

ngwang bapa ra --

(89a) ja sun tedhani waliwis iki angling nṛepati alapana tuhwa paywāna dén

abecik tumuli anembah radhén galuh,

sinambut kang waliwis dénira radhén dhéwi bapa aji ngwang amit

mantuk lah lumaryya ri nini hra mantuk radén galuh aśri dénira

angembān cakrawaka angrawit prapta ring pura neher alungguh.

463. Tan séng embānan ira rādén déwi sang waliwis putih amanjang sira

hākakawin hangidung alon swarané tumempuh ing harum leleng

punang angrungu mwang acacangkriman madhura dénya sangkāṭa

sayan asih rahadén galuh tan séng pangkon aturu,

hānesep huroja kādi nyuh dhanti tan séng sami pah aturu yan sira mukti

akembālān lan radén déwi asing tinadhah radyan sang cakrawaka tumut

rarasing sapriya hatun kadi janapa ngamu-amu niréng sang waliwis

putih antyanta lulut.

464. Patārpanya mas adhi kuṇdhi rinengga déning widuryya ratnāgra gung

agung tinetep mas angrawit pan wus alami siréng jro puri sang balimi

pṭāk tan sah ing rādén dewi brayandina ring béjya sirādyus,

171
ingusap-usap aris dénira rādén déwi tānusang waliwis pṭak --

(89b) pan tuhu titahing widhi taya pinalih neher cinangking śighra ingembān

mantuk ring pamṛeman teka alinggih kang waliwis pinangku.

465. Śayan metu kang kapti aśih sang waliwis pṭak tan kāwaśa madhemi

smara miyating twan dewi gumawwang kadi pratima maṇik alinggih

ing tilam waluya sang waliwis nṛepati antya anom abagus.

466. Syuh mālupa twas ira rādén dewi sinaṇdingéng wong abagus sindéng

liring hākālihan sira alinggih yaya ri swapna ndan ling ira rādén galuh

lah wong paran sira ring ngkénya teka linggih ingsun sang waliwis pṭak

amengnamengān ira māsku.

467. Punapa marmman ira nguni daddhi manuk waliwis pṭak mangké nora

daddhi rupa anom pekik singgih manira ngūni rāja ring malawa

rājyaningsun tiniban ring sapha dénira bagawati doṣa nora kenwa

yawwa ri bhaṭari uma pukulun.

468. Marma tumilar ing nāgari saparan ing anglangūt anusup ing wanantara

dadya amanggih puri asepi waya dhari katriṇi sun anggya rabi masku

prabhu yakṣa putri ambukti śawa kang kari dalu,

manira amituturi yukti winales tan rahayu lara wirang tinemu donkwa

dadya --

(90a) waliwis śawétning wiṣya dhangngulati sinusup ing layang paṭah ingsun

172
puniki hālāning énak manira turu.

469. Wkāsan tumulya tangi atemah manūk balimi sitah cengeng rahadhén

galuh angrungūwwa ling nṛepati wkāsan angūcap dén tulus sihi séring

sunya ngong awṛetakna matur ring bapa aji sampun agya pukulun sang

arūm matūr ring sanghahulun,

yan sira maskwari atmajiwān ingwang sūkṣmaning puri nāyakāning

madhū juruh tan séng leyep ing tinghal ri tayan ing tanū sampun rari

mās mirah ingsun amiwṛetakna ring sira śri bhupati tan lama nedha sih

manira dhéwa ri mās mirah ingsun.

470. Ling ira rahadhén déwi asengseng guyu lwir asirat juruh lah sakaptinta

manira angiring lah iki layang sināmbut ngong winālwi malih sinusup

maring waṭah ira malya temah waliwis sayan asih mangké rahadhen

galuh tan séng emban pinangku.

471. Pan sira radhén déwi udikāyan ing wengi sang waliwis dadi jana

wuṭāmma yowana pekik tumuli sinambut radhén déwi ling ira aris

adhuh atma jiwa rari honeng ing sira tan warsya andulu,

yan tan sida sarasmi manira lān sang śri ning rūm-rūm suka --

(90b) matya silunglung ri sang sūkṣmāning puri dhyah ari sānmaténg akūng

kādi cāntaka nāngis ing tawang anéng aśuji angapti apti lurakéng

jawuh.

173
472. Upamman ipun sryari dharmmi ulangūn ing sira lah tewasanéng sun

māsku maṇdhara awét awurip aneda ingsun susuhunān rahadhyan

meneng tumungkul sang nāta ngṛeṛemih wus kotih sah ning sinjang

mrik arūm,

sang nāṭa nekan kapti bwatning hāstra smara nuli kahantu śri nārapati

gipih anūngkömi dhyah ari anglilira tuwan sāmpun alalis pukulun

holihen ingsun sang arūm yan ta alalis paran réhan iki mas yahu hrung

parātra ngungdha lulut,

anglilir rahadhén déwi cinangking ingemban neher pināngku pināpag

dhéning wacana ngṛeṛemih dhyah ari atma jiwān ingwang leswānglih

sira pukulun cakaṛen ingsun dosa tūr luywan ing artti kināngön puniki

sephah manira uśadāning lesu.

473. Sināṛeng tināriméng laṭi tutut rahadhén galuh sinléni dhé sang nāṭa wus

putusa réhning jinem mrik neher sira alinggih pinangku radhén galuh

ginunturan swāra amanis hāsirat sirat juruh,

maskwiṇdhung sang suk --

(91a) ṣmaning puri nora lyan malih liningga ring hṛeddhi kanispṛeha

liṇayanéng lir ing sanghyang ning kancaṇna sanagari śri ning ratna

sagunung lawan mirah addhi sapuri dyah atma jiwan ingsun.

474. Pan sira istri linewih hyang ni sakāmaṭan salwaning nāgara śakāhebning

bhyoma śiwa nora naṇdhingi mas mirah ingsun nāyakāning gadhung

kacubung bālabur madhu mwang juruh aśri ingapi ring udyana rari

anedani ri mang tan sahing jinem rum,

174
dadya piṇda hisin rāhadén déwi angṛengwa ajnyaning kakung

sayémbuh asih ira śri bhupati alami using patemu cāndra śuji wus hānut

tinut pijer salulut sang prabhu lan radén déwi tan maṛek ing śri naréndra

tan sah sinaṇdhing déning kakung.

475. Tan kawarṇnahé riki ucapen sira sanghāhulun énjing sira awungu lawan

ṣri pramiśwari sumaṇdhing śira alungguh nini ngong anupna wahu anak

ira nini nurwani pakṣya ngingwa sarpagung,

lah punapa kalinga niki lah konen aglis pinangan huṇdhang nanak galuh

kon umaṛekéng māmmi tumuli Kén Pisāngan lumaris prapting

kamgetan ira rahadén déwi kapanggih alungguha ring jungut.

476. Datan sah punang waliwis pinangku --

(91b) pangku ingulurān kahyun pantes angliga kung anglih helih lurus ing

madya kabwatan susuci ncep dhéning manuk waliwis rawuh Kén

Pisangan awot sari mas mirah maṛeka tuhan andikan ira sangahulun,

tumulya ahyas rahadén déwi asinjang giringsing wayang akāmpuh

piṇdha piṇdha śri mina sājur sakurug rangdhi pinatra gadhung hémbeh

rawit dhéning mas hājur hāpinggel lulut śaśa ruddhira kang simṣim

asuweng layang gadhung pinaradha angrimmang yān dalu.

477. Tumulya māngkat radén déwi prapti ing jro purianembah ing śri

naréṇdra ling ira lungguha nini hālami tan maré ring sun anembah rādén

déwi matūr anglular atin ingwang doning tan maṛek pukulun,

175
alungguha ring kénya nini angling śri nṛepawadhu tur anggameli lunga

yan ira cakrawati nini manawi kabhabhawwan déning gring ira tuhan ih

tuhu tikṣṇa iki adyus sira atma jiwan ingsun.

478. Hing kénya adyusa nini tumuli dinyus déning rarājya ring śila śayaṇa

linggih hebning ngudhi sasajén ira twan galuh sinaléni patelesān ri

lungsur ing kampuh kadulu uroja arupit apiṇ --

(92a) dha hāri agraning susu kanggek sang nāta andhulu,

śri paramiśwarya angling aris hātanyéng sunu angapa sira piṇdhaning

garbini ri hāgraning sari maha ri sapṭa rawa ananta saraśmi pajaṛen ibu

meneng twan galuh huwaca hari nini sapa rowang salulut manawa

kṣātriya andiri prabhu.

479. Yādyan brahmāṇa nini wési śudra wabhahéng hulun meneng rahadén

galuh wikān śri nārapati lah sapa iki bhaya mirangi tan katemu ring tan

umatūr guru I kén apatih kon maṛeka i ringsun,

mangkat kang utusan wus prapti siréng kapatihān pukulun maṛek dén

aśru andika śri bhupati lingé kén patih śri nārapati tinangkil ing yawwa

tan bonten siréng yawi piṇdhaning hémeng sira sang prabhu.

480. Rādén Cakrawati sira garbini tan bonten kāntening kakung rubdéng jro

puri kagyat kén apatih tumuli lumampah aśru prapti yawi teka jumujug

maṛek ing sang nattha ling ira śri bhupati angapa dhénira angraṣa apatih

angga rānnāk ingsun,

176
tinakénan datan pangling sira angraṣanana apatih kén apatih awot

santun matūra aris suruhi punang para mantrya nṛepati sadāya metu

kang mantri ring--

(92b) yawa maṛek ing śri bhupati tumuli wijil sang naṭa pinaṛek sira ring

manguntur.

481. Pepek kāng para amntri umaṛek ing sira sang prabhu sesek ing pasébān

prasama angraṣa tan polih ing niti ndatan kocapa riki hana gantyaning

wuwus patih Bāti Madri angulatyāna ring tuhan ipun,

wus henti widramé nāgari ndatan kapanggih rinarah śri aji dharma

prapténg bhojana nāgari handiri kasonganing waringin pun patih madya

andhulu tangkil lān nṛepati kang mantri anyap sesek supenuh.

482. Watra dénira angakṣi sakwéh ing tangkila nora kadhulu Śri Hari

Dharmmi daddhi kén apatih Pati Madri angṛengö wṛetta yan sungna ta

kémban ri garbi nini putra tan bonten kanten swami yan hana miwruhi

sira kang anglayani rādén galuh,

andhika śri narapati andiri patya mangku bhumi amiśéṣa héng sang

prabhu kén apatih Bati Madhri anglingéng tanu mangké olih gandaṛen

lungguh manira lewu tumuli maring panangkilān kén apatih winekās

atūrana ngong ring sang prabhu.

483. Pilih manira sang wikān amrih atur runtik ik kakya ajya wancak

dharyya ngong umaturéng nṛepati tumuli lumāmpah kén --

177
(93a) apatih prapting jro puri anembah ing śri nṛepati patik ajya maṛeka

pukulun,

aṣṭi wwang ananggupi hāmriha hatur runtik apatih sakaṛep ira yan

sampun hana ngawruhi tumuli mijil ṣri narapatti sopaccara aśri tuhu

naranāṭa adhi prapta ring panangkilān sang prabhu.

484. Ling ira śri narapati ah patih madhu sira nanggupa amriha wwang

ndatan yukti sandhika śri bhupati lah humākna punang mantri kabéh

pukulun sananing kakung humet ring yawi angling sang prabhu togog

hara hana sadhaya kang mantri ummetu,

muwah sakwéh ing wong jawi mangké umetu siréng yawi tan asaryya

anuli prapti bebelek kang wong śri naranaṭa angucap apatih tinghalana

wus akumpul iku kang para mantri yan kawruhān ngong gawya

bebeneran kita ngong ganjar sutra dadhu.

485. Handha paṭi kaji mangké ngong aninghali tumulya watra dhénya

andhulu lah tan bonten iriki meneng nṛepati semu hépuh angling pun

pattih Madri lah akumpulana malih punang parawan umetwing lebu,

pun patih Madri hāngindra jala nara malih ling ira śri naranaṭa lah paran

hyunta apatih angumpulana sakéhing istri wanita metwing lebu pangkur

aglis hārahā--

(93b) na tumuli mangkat pun pangkur.

486. Tan asaryya prapti adhulur punang punang wadhu tan pegat an kadi

178
gunung gumuruh jejel ring pasir punang patih Madri wibhramaning ali

nora katemu matūr ring sang nātha tan wénten ring wong īstri apatih

ṛeṛehen ugha lah sakapti niréng sun anut,

ling ira apatih Madri matūr ring sang nātta mangké pukulun

angumpulana aṣṭi banténg waji miṇdha wṛeha anjing mwang banyak

uṇdhan kṣata sarwwa manuk kang kinurung ngira sadhaya konen

mdharāmanawa asilumān ring satwa sanga asung ṛengū.

487. Runtik ṣri narapati mangkaṇna dénta harih ngong kawya ameng

amengān kinarya tuntunéng yawi pun pangkur angling pukulun édan

pun patih Madri kirang gawya śri bhupati hidingana sahujar iréku,

smitaning ahyun wikana ring istriya sawiji norana wikāṇa ring

sasmitaning wong kaya iki hidhepan mungguha ring tani hataluhakya

wwang wruh lingé patih Madri ring eṇdhi wruhān niskāra ikū.

488. Wargga dalem atimpa mapan ipun sampun wikān kaki ing lampah

punika maśa kang wong sayakti kang lumebu ring dalem pura mésem

pun Pangkur amuwus daweg yang sira sumānggup phan pinu --

anembah pun patih Madri saha angling sāmpun sangsāya pukulun

pralaya paṭik bra yan tan kapanggih dé mami ling ira sang nāṭa lamun

tan katemu dén mu ngong tugel gulunta sandika śri bhupati lah

kumpulana aglis sākéhing satwāja kari umetu.

489. Pun Pangkur mangkat aglis aśowara kon umetwa sānanéng wnang-

wnang dédéhéng pun patih Madri ih katuhoné śri narapati anut

179
sahuaréku punang patih Madri mangké kita metwakna sātru,

kaya tan tingkahing rajyādhi yayah i dan sang prabhu ingsun milwa

ulangun kinén angumpula sarwwa satri sampun pinupul mālih kuddha

mwang aṣṭi kebu sapya samsām kiding tinggiling miṇdharasya mwang

luwuk.

490. Kancil gagarangān malih undan bawang angśa satha dharyya kapkāpan

mwang kucci kuwuk sawara ndatan kari sabawa wnang-wnang mwang

pakṣi assing kinurung pinikul metu hādhulur gumuyu punang Pangkur

mulat pundi bhaya anglayani rahadén galuh,

sesek angjejel ing pasir sakéh ing satru sāwwa pakṣi hingingwa tumuli

matur ring śri bhupati sāmpun prapta kang sārwwa satwa sakwéh ing

pakṣi --

(95b) hingingu bek ing pasār ring manguntur daweg kinén nengur kang

anglayani twan galuh ujar ira pun Pangkur,

yan tinelwijal sun iki yan kodhok isun amejahi tan paméyep raṣa ngulun

kang anglayani twan déwi gumuyu punang patih Madri hanon pun

Pangkur ladawig yan angguguyu warggāji iki yan mangkana kami lah

gawa paran punang patih Madru.

491. Culungup sing gnah ing alaya dépun ambl kang wnang-wnang dhéning

tan waras milwa anglangūt lah tenger aglis anglayani twan déwi tumuli

hingindra dhé nira patih Madri nora ri satwa satwa sang ngasung

beṇdhu,

180
ling ira śri bhupati endi huti malih umatūr patih Madri punapa ameng-

amengān ira rādén déwi honyang waliwis putih tan séng rahina ddhalu

pinangku dhéning rāhādyan daweg ingambil pukulun.

492. Ling ira śri narapati Pangkur kitānlang waliwis punika matura ring

siyān pun patih Madri apti aninghalana amit pun Pangkur lumaku aneda

lamya punang patih Madri hurwa hulāngun kang waliwis pṭak dhén ceṭa

anglayani twan galuh,

pun Pangkur lumaris maring kamegetan wruh sang waliwis angucap ing

radén galuh ngong ingalap dé nṛepati pun Pangkur --

(95a) rawuh aturāna isun sang harum sampun wancak daryya mas mirah

ngong hana ring rasa raśija masku tan séng ngaṣṭa atma jiwan ingsun.

493. Wruha nira hari nini rakyāna patih Madri angwruhi yayai kawulan

ingsun iku rari wruh ring kaguṇnān ira dénya alinghyahnya angluhuri

isun maśa sira tan wikāna mangko dénya api tandruh ,

pun Pangkur prapta anembah ring rahadén déwi manira kinén dé sang

prabhu hamalaku waliwis lah bakṭānen uga Pangkur méncor ring

nanāmpan hemās punang waliwis putih tumuli binakta ring manguntur.

494. Prapta ring ngarṣa nṛepati tumulih hantu kāng waliwis angling śri

narāpati praṇaṇṭika iki Pangkur dérākutarakenta lah ngong pinugut

gulumu bélanana si waliwis putih pun Togog matūr anembah nembah

kamakarān dénira sang dhudhu,

181
bhaya angapākna asinatyanana paṭik bhra ndan uhun angling pun patih

Madri nut sangkaning lewih tan singgih mésem patih Madri nyuri ujaré

pun Pangkur asāmbat anangis apān ratun ipun ling amit tan wruha

agung kang ganjarān sang prabhu.

495. Hamakṣa hanglökna mudha dén hanéng sang pra --

(95b) bhu pan sira ingembak emban dhon ira amanggih lara sira radén galuh

punang patih Madri umatūr lah punika dadi nira kang anglayani twan

galuh,

yan sampun malih punapa sinaṇdhing ira twan galuh wonten ring

ngameng-amengan punika ingatik lah tilikana pukulun Pangkur sira

niliki lah punapa dén gamel ira nini haywa suwya pun Pangkur.

496. Yan sira tinanyan dé rahadhyan dén aramping kang sanggup pun

Pangkur amit prapti ring jro puri andelengok sira andhulu mésem

angling rahadén galuh Pangkur paran karyaya maré riki tan bonten

masku ngong ngulati hurah tebu kang binukti pukulun,

winaswas sira twan déwi angagem tanjung siṇdhurābra murub ing

ageböta ring pupu kadi warśi ki jenārāha hanyu ing twas pun Pangkur

aglis umatūr singgih pukulun tan sah kinisik amalād dhalu ginegem ira

ingusir-usir kisuséng susu.

497. Ling ira patih Madri malih hānarirang ring tunjung bang pun Pangkur

umatūr paran wekasé iki héna si Togog ingutus hāmalampah ing rādén

182
galuh ngong kāya ta neng sadina teka kuncang kancang ingsun,

happened punika dhéwa patih --

(96a) Madri dhidhin ipun maṛek ing jro pura ling ira sang naṭa patih Madri

lumaryyéng kamagetan rādyan katemu alungguh tumurun duk prapti

ing nṛepati anembah asemu seṇdhu.

498. Ling ira śri narapatti atma jiwa handiri nini wruh ing smita anak isun

paran tingkah ira nini hāmalar centung kāya iki meneng tumungkul

rahadén galuh semu hépuh śri narapati ling ira apatih tinghalana iki

atmajān ingsun,

pun patih Madrya ninghali syuh marlupa kanggek twās ira andalu yan

angucapéng ngati ikya wong ayu lewih śarah śṛenggāra anulus yaya

tumésāmadhu asirat juruh nora naṇdhingi suwarṇni songgan sararas

ipun andudut ati solah ira kūng.

499. Saha wacana hari singgih pinalakwa kang tunjung ling ira sang nāṭa

adhuh anak ingsun nini tunjung punika ngong jaluk ling ira rādén déwi

tunjung kaka pinalakwi huwakna atma jiwān ingsun,

manira anukṣma ring keṇdhi ingāturāken tunjung dénira rāhadyan

tinanggāpaken tumuli luhya punang sekar tunjung pun patih Madri iku

mangké hanéng keṇdhi pinalampah dénira sang prabhu.

500. Hakucem kang keṇdhi ndatan pasāri turu ing widha lan luhur meneng

śri narapati --

183
(96b) lah apatih Madri yan kacaṇdhak dénira maśa huripa dén isun raśi kang

kālpikka śaśarudhira iki muncar anelehi pinālaku dénira sangāhulun,

meneng sira radén déwi kémengan sang Hari Darmma muwus atūr

ranadya Hari maśa wus amalakwi ring sira atmajiwa pun patih Madri

pan wus wruh réh manira déwya hapan asinawéng kami asing kawiṭān

ingsun wis winarah punang patih Madru.

501. Sungana kāpika ri nini bantingana ring gigilang śéla apiṇdha héwa ring

śri narapati haneda sanmaṭa māku tutut rahadén déwi angaturaken

kalpika binantingaken śila hameng-ameng atūr,

binuncal paṭik aji yan tan ṣṛedhaha putri manira paténi pukulun swécca

mānira alapi neher anangis twan galuh kémengan sira sangāhulun

tuminghaling putri anangis awelas pun patih Madru.

502. Mulat mangalor mandakṣiṇa kadriya yan angling sang prabhu hendi

rakwa yan sami śaktinya ri patih Madri lawan ingsun pakṣa

angluhurana ingsun hānulya hatemah tha gadhung hanéng sundari

tanana ngawruhi sajro pura sami taman pan dhulu,

pun patih Madri miṇdha ring dharyya ṣānucukājang wiwis --

(97a) luput pinirwa an licin malya kuwuk warṇni binurwi kang dhara aśru

miber dadi camara ayun anahup kuwuk sang naṭa warṇni bohong

angrukruk ambanting anjembāk laju binuru punang ngasu,

ccamara lumampat dadi kagarāja angghagaṇa amiṇduhur aṛep

aṇangking kang mong śighra daddhi pawaka hujwāla amurub

angingking langit sawuwus ah pralaya kita patih Madri mami hépuh

184
punang pakṣi rāja hatemah jana awot santun.

503. Paṭik bhātara haneda sinampuréng sangāhulun sadhénira hangawula

nora malih kāpti marmmaning paṭik bhrāma ri riki angulati sira ling ira

Hari Dharmmi karan kārṣa pranaṇṭakéng sun,

manira neda ginesöng tan katahéng Hari punang kapti dhédéken ingsun

aṛep amangku bhumi halewik kita ki patih Madri hyun ta angluhuri

ingsun andhiriya patih hāngambila sang lwir santun.

504. Ndatan mangkana nṛepati iṣṭané punang patih Madri nghing padhuka

nṛepati sinumbhang dhéning wong sabhumi mahā śaktya sira prajurit

hanom habagus paṭik bhra maturéng sang naṭéng bhojāna nāgantun yan

sira Hari Dharmma ratu ring --

(97b) malāwa pukulun,

pun kṛetti wangśa héwa déning sakti nira patih Madri muwah sira

sangāhulun pun sama māngkana kalih déwa hamarikṣa sing kapti ndadi

wnang kaścaryyan sang prabhu sumahur śri wangśa kṛetti lah ki patih

Madri sira saktiya ah bonten ingsun.

505. Sarawuh ira Hari Dharmmi sira anglayani rahadyan panembāhan ingsun

rajéng malawa singgih tuṣṭa siréng bojana nāgari dhuh maka sukān

ingsun yan tuhu bhupati malawi maka mantuhān ingsun,

suruhen dépun aglis pun patih Madri mangkat aśru prapta anembah ing

sang natha pukulun maṛek ing śri narapati bhoja nāgari lumampah sang

185
naṭa prapténg ngarṣa nṛepati tumuluy anmbah sira alungguh.

506. Rinangkul dhe śri bhupati bhojana nāgara dhuh anak ingsun aji

dharmma prabhu anom apekik prajurit mahā śaktya hanuluping yun

dadi wenang wiwéka kādi smara anjasmara tan pawadéng laku

songgwan sa Iṣṇu ring patih Madri anuji kahyun,

lumaryya mantuka kaki andiri yan hatetemu lan ibu neher kinaṇṭi sira

Hari Dharmmi sampun prapta ring dalem pura punika ya mantun iréku

Kén Rāwatya teka amekul ling ira Hari Dharmma sar --

(98a) way awot santun pasang tabya manira pukulun.

507. Sampun krodha paduka aśwari gung sinampuréng hulun lampah mānira

pramuka ri padhuka śwari śri pramiśwari amekul angling tan sipi sukān

ingsun amantuha kaki rajyādhi lwir hyang asmara anurun,

dépun tumulus kaki sṛedhahānira ngangken ibu ngūniwéh kang yayah

bapa gumantya bhupati sumeṇdhi ring bhojāna nāgari siniwi ring

mantrya isun hambagawani sadénira angréha nāgantun.

508. Ling ira Śri Hari Dharmmi saha sembah ring śri bhupati lāwan śri

pramiśwari manira aneda amit ta yéki andiri prabhu pan kena ring

sapaṭa dhangū tembé yan sampun sapta warṣa ngong andiri prabhu lah

kariya sira mas mirah atma jiwan ingsun,

ling ira śri parmiśwari sampun sira lungha tan bonten wanuh ramanta

angakṣi warṇnānira kaki anglahlani tanu rādén déwi wawang

186
angrangkul kaka haja lama ngangut paran wekasing huyung hanāhen

turiddha tinilar dénira sang prabhu.

509. Sampun wancak dharyya māskwari héṛen manira māsku yan sampun

teteg samaya kakanta prāpta ring bhojāna nāgari yan metu rari kakung

atmaja nira pun dhunuwé nāma sāmpun sira priyatin sang arum,

nging awekas manira dyah Hari Udani kang ujār yan honyang jana

prapta śékawa yawa lwir mami wekas sararas ingsun lingsyani dhudhu

ngong rari rawuh wong lyānjuṭi kapti aywa ngidhepā sahujār ipun.

510. Kariya mās kari atmā jiwwan ingwang ngong lumakwa pukulun

kantuna rari sarwya ngarasā ri mātimā tumuli anembah amit ing sira

sang prabhu mwang śri pramiśwaryya kantunā katigha pukulun

māsmirah ingsun dépun yatna tumuli lumaku,

anembah pun patih Madri amit ing sang naṭa mwang nṛepa wadhu paṭik

bhra amit kariya katriṇi tumuli mantuk sang prabhu lan śri pramiśwari

andhulur mwang rādén galuh wus lepas śri Hari Dharmmi kén apatih

Madri hanéng pungkur tan kathanen ring hnu.

511. Dhuk sira lumastayyéng pasir kang para mantri madhapa meṇdhek

amangga sawané epes hana angling ih maring ngendi śri narapati

akalihan lumaku waya anawuri manawi angembhāla sang prabhu,

wong pasār sama gunyepan awlas ing sang Hari Dharmma anglalaṇna

pun patih Madri angiring sadaya sing wing hāndhulu sama amuji-muji

anenggwa padha tan warsih miyating warṇa anom abagus.

187
512. Malih aṣtya anhuri tan warsi hātūr anonton sang prabhu déné --

(89a) amanis angentéken ati apekik anom anulus bhaya saking kéndran

anurun pangidhep ingsun andhulur pun patih Madri apekik pragiwāka

anulus sbada apatih prabhu,

hana piṇdha rasmi angling paran ganyāti yan ingsun yan pasung śri

naapati aneda sih éngsun ing jinem mrik tan sahing ki sapwan dhaṇdha

ring wijöng sun hapus simpeṇ di kukusing kasur sun susuré madya tan

sahing jinem mrik mar silyārṣa ri ngwang wawu wāwu.

513. Ndatan kawaśita ujar ing wwang ngamārṇna mārṇna hucapen dhuk

lumantar padhuning lawang iréki aglis lāmpah ira an dhurung dadya

amanggih nini tuwwa atunggu ring ngudyani gāmbar irika waya

tinemu,

dadya kadhulu déning rākyana patih Madri laju pinaran pinaswas ling

ira śri narapati lah lumāryya glis lingé kén patih daweg araryyāna

kawulārṣa angakṣi langūning taman éndah listwāyu.

514. Munggah ing batur angrawit teka alungguh ring yaśadhanta tumenga

lumiring ring gāmbar tuhwa śri kadi latah cengeng kén apatih Madri

mulat mindhuhur nirdon kawiwékān ipun déning tan sumama ring ayun

niki piniṇdhéng surat kadi kang kināhyun,

kédanan pun patih Madri hā --

(99b) maswāsa citra ndatan pamuwus anghing kang tulis sumusup ing ati

lupā-lupā rasaning citta alami sa nāṭa ngantu tūr maring hudyana

188
katemu kén apatih maleraning alis mukāloling ta polahnya dinulu.

515. Dhateng śri narapati punang patih Madri tumurun ling ira sang nātha

kalepén sira ring tulis lah ta lumaris dén aśru sārwwi aningali peṭā

cengeng śri nārapati angākṣi yukti yan ayu lewuh,

ring ngendhya olih angulati kadi sang piniṇdhéng ccitra déwati bhaya

ring ngendi wenang tumaṇdhing widṛeméng bhumi sasoring langit

hanisib huswi calitātu mulus kangaśéliiki dhén gawa mantuk.

516. Hélingakna apatih yan ingsun mantuk sirāmawa hācitra ayo lali

makāturakning sanghyang ning pura ring bhijana nāgari sarwwi lumaku

tandwa nini tuwāmuhun ling ira sang natha nini tuwa kariya aswasta

aparipūrṇna anulus,

lah apatih Madri iki nini tuwa sungāna bhukti sampun sinung kang

bogini nglangāris anda paṭakajya pukulun lagi tinanyan hnu kang endi

ni tuwa awanan ira maring kṛetta nāgara masku icca bhokta aliwat

sukan ingsun.

517. Akéh punang wong mari riki kaya sira --

(100a) taya binukti kawula ica kaséng jro ati lah maring ngendi pukulun yan

maring kṛetta nāgara sang naṭéng mahārdhika patrani sira andiri prabhu,

mangké sira śri narapati anywambarākna putra mangké sadina mārmma

mangkaṇna nṛepati wétning ngakumbi rahādén déwi tan ayun mojāra

yan hana wwang hamidhi hamijihāken ajnyāpituru.

189
518. Hyun ira śri narapati haṇdharmma mantua marmmaning ngāṇna ccitra

kāya iki kang dhéra tinghali yan sira arṣa pukulun maka putri nira sang

prabhu kṛetāna nāgara aśru déwa lumaris manawa anagruhunāna laku

kamagan sangāhulun,

tumulya lumaris śri narapati tan kawarṇnéng margi ucapen sira nini

tuwa wus ambukti waluya sira jati rupārasphati anom listwāyu ruwat

kang pataka awungkuk māri dyog mari dawuk dhénya wus amangan

sekul lān iśakāring serut.

519. Kaścaryya pangrasa ring yati dénya anom listwāyu neher angambil ratu

ring japitaharadin angilwi sira ring ranu amāwas wayawānira kagyat

tanwam wṛespati mangké ni tuwwānuting sang prabhu,

neher śira amegati lampah ira śri nāréndra paṭik bhāṭara handulur asing

paran iréki angling nṛepati wong pa --

(100b) ran nini sira wus ananāmbuh hamba amba tilar ing paṭik bhaṭara tuwwa

māsku.

520. Kang tinanyān uni dé śri bhupati lah paran kāraning ayu ni tuwa iki

listu ayu anom angrawit singgih pukulun padhuka bhaṭara asekul

tumulya ajjibung marmmaning jāti kayéki sira amidhénin lah punapa

mangkin maka panāwur,

lah punapa pājnyān iréki ni tuwa matūr paṭik ajya nuhun sahālā ayinira

śri bhupati sawétning geng utang ingsun sākā śapṛetiwi pukulun ling ira

190
Hari Dharma lah mangsula siréki ayo sira miring apan ingsun

aminggaling nāgantun.

521. Lah maluya sira dén aglis umantuk ing rajya tan sah amukti ya wastu

wéśma agung pinanggih pepek sarwwa rāja baraṇa tekaning rāryya śih

wong yawéng dalem padha sih mawedi ring sira nini tuwu,

adawa ucapakna aglis lampahé ring hnu prapta ring kṛetta nagara ndan

kacarita śri mahardhika pepek kang anangkil para bhupāti sinuruhān

sampun prapti sesek ing paséban sangāhulun.

522. Ling ira alon śri mahardhika kaki para naṭa sami wédanana putri ngulun

hana pangubhaya mami parobhaya sama aywa angṛebati pupuh nora

amili rupa kawangśan tan apilih sawa iki yan asayut pintri putra --

(101a) ningulun,

prasāma makuṭṭa punang bhupati maraśa kang sawijyātaman kasahuri

kémengān paraji hirang déning tan kasāhuran dénira rahādén ngaluh

susila ayu anulus ucapen syāri Dharmma hana linggih hangūryya

aningali pun patih madhu,

wruh ring céṣṭakara śri narapati tumulya amekas i para taṇdha lingnya

aris singgih yan panayakān mami makuṭāmbédāha ring sira rahadén

galuh matur punang taṇdha aśru ring śri mahardhika yén hana malih

makuṭa hāmbéda rahadhén galuh.

523. Śri mahardhika angling hana makuṭa malih hāmbéda lah konen

191
tumāṇdhanga ring paswambara aglis suruhi aglis rawuh miring pun

patih Madri hadhulur lumampah aris maring pra carangcang tuhwārum,

sirényan ira radén déwi hanwagata asemu guyu lah alinggih pukulun

ring wani kang samimir tumulya alinggih sang prabhu pun patih

alungga ing pungkur ling ira nṛepati asangkaṭa kita patih madhu.

524. Angling anembah pun patih tan biṣa asangkaṭa ring ngwang pukulun

wiwéka śri bhupati kawularṣa angapi lah hākumbi sira antyan

tumiṇdhahi ring sun kimpas sumaṇdhing pukulun sang nāṭa angling lah

impas phacaritaha sandika nira sangahulun,

nghing --

(101b) santuking paṭik aji asangkaṭa ring jeng ira sang prabhu undagya aṣṭika

alanya ring marggi amanggih dangka tunggak ring hnu aglis inukir

putus piniwadhu listwayu antyān wṛespati dhinulu kādi ngigul asama

apti kang wong nganalu,

hoya malih prapti punang wong amālantung aṇdhédén ing arṣa

hanalumi ring jnārnya angrasyāti tuhwistri yun ya dinulu pinastréni

pinetetan minanggala sāmpun hana wong limiwat malih wong

anggalwa handhulu semu lulut yan angūcapéng tanu.

525. Ih hāṛemen kang ati tumuli winaswas dhinulu aṣṭi aṣṭining lumiwat

tunggāk kang ingukir piniṇdha istri listwayu sapa ikya angāmpuhi

ingsun mangkya hangémāni tumuli inganggyān anggyān tatūr,

pininggelan kana sinimsimān phapat sisih kinemeran hakeṇdhit lulut

192
mangkin hanenyu ati asuweng tulak muncar angrawit jinenu ring mās

ajur sinekar suhun émbeh rawit yaya mukṣa dinulu.

526. Sinumpangan mās angrawit rinéka agadhung angaras wehang hana

rawuh malih sang brahmaṇna mahāmuni kanggek ing dadalan angling

ring ṛemen suwuwus ih kalintang héman ta puniki yaya tumuhu dhénya

angukir yaya angigul asemu guyu lwir --

(102a) juruh,

ih héman ta ya mahurip tān menggek alumakwāwiṣ amuwus maśa

sinisip yan janma dinadi stri lewih tumulya asamānya ayogha dharaka

apinudhul tang sumṣma māsangāmisana ri tayaning windu nira maya

cala sinukṣméng dalang dhéning dhulu.

527. Tumuli udanya anglilir dumadyādi ling kang janma neher angucap ih

sapa andadya janākwi maring endhi paran isun iki kang ngundagya

angling méréné ya sira nini pan manira angukir sira wawu,

kang piniring janma istri angling wong amalantun aywa angapana apan

isun ikya aninjanging hamemeteti hamanggalani tur angampuhāna kang

wong nganggaluh angling aywa sira gṛebatana iku.

528. Pan isun angwéhi bhuṣaṇna adhi puput sabhuṣānéng wadhu sarwwa

rātna adi marmma listwāyu anom dhédhé bhuṣaṇa ningsun sang munya

ngling asemu guyu tan pasung ingsun angambil lah kātrini pan ingsun

hanedhuhing hyang karané dadhi jana iku,

193
aśrang sira aṛebut kang stri silyāku sapaṛeng phat ling ambarung pun

endi déwwa olih wenang angambil istri sira Hari Dharmma muwus aris

cepanana patih Madri iku ndi panut angambil istri patih Madri angling

undagya awenang anga --

(102b) lap dhyah iku.

529. Pan sira angukir akāryya nara wadhu sang nāṭa angling dhudhu

hājnyangkwa patih sang brahmāṇa polih apan sira maka urip ling ira

rahadén galuh susila atūr balabur sodrawa tasik yaya tétéla awidhuryya

mirah hāddhi rātna sumunu,

maka rwa iku ndatan polih ika Mpu Rukmi wenang hangalapāna tamah

ing ngadṛewé istri ling ira Hari Dharmma patih Madri atut pamegat aku

sira inya iki wruhānira ling ira twan galuh,

ling ira Hari Dharmmi hacarittha hāpatih tan wruh paṭik bhra carittha

ling ira śri narapati lah pawahān sira sang kaṭa lah sandika sang naṭa

tumulya sira asatwi piragikna Hari prabhu.

530. Hana raka satwi maling maguṇa iku sira lungha amandhung olih

lalāncing ṣad ginottang déning wong kalih hana pandhung tunggal wruh

milwi ring dadalan wonten malih pandhung wruh ing wuntat api-api

atitiwa maring sétra paranéki apiṇdha tan wruh,

hoya malih pandhung tunggil tan polya amét jrum yan milet

amāndhung dadya amomoring saṭa kuru apan rimihin sira maring sétra

yan angling pun maguṇa wruh yan kunapālima sāmpun hunya atiliki

194
ling ira maling maguṇa lah peṇdhemāna tabla iku.

531. Pinendhe --

(103a). mān winancak suji maling maguṇa amuwus lah mantuk ing rowang ih

manawa hana duṣṭa momor ring śawa tumuli cinurik wadhuknya sami

mantuk pun maguṇa maling punang duṣṭa taragya awungu,

muringang mulatnya muliling hamangétan angidhul kulwan anguttara

ndatan hana wwang kaakṣi tumulih hingalap punang pṭi winakṭéng

purān ipun lakiné suruhi lah iki sinimpen dénya pun ayu.

532. Yan rahina nini lākwi maréng pasār hatukwa kunir minaka papaṛemta

tumuwa hātukwi lenga lan haminang dukun hanguṣāddhika nini

ngwang lumakwa dén aśru tumulus rahina jāti ucapen pun maling

maguṇa lungha ngajak rowang ipun,

lah ki royang mahās kaki ring sétara lawan bebendemān ira pun maling

maguṇa mangkat aglis dinulur ing rowang ipun saprāpta nira ring

sétrāgung dinolāngan datan kantun ikanang pṭi ginubar lemah ipun ling

ipun maling maguṇa aśru.

353. Ih ki rowang hirang kang pṭi hana wwang riking dalu wilangen punang

babatang pira kéhe huniwi nirang daddhi panancak apan sad kéhé uni

sangāguṇa mangké angling lah ingādhang ring pasar dhén saru,

lah padha dum para kahāptin ingwang puniki hadanga ring wwāng

ngadhol alnga sādiryya --

(103b) ring ngangadol kunir ki tunggal hānunggwa ari ring padhudhukunan lah

195
padha dépun aglis hānunggwing ah dhén padha lumakū.

354. Kang lungha ring pasir amanggih wong anuku kucit mwa lenga sarwya

aminang dudhukun saparané dén tututi lāgi anmung wong ngaguling

momor kang paṇdhung hapupuk ya duk amuwus maling maguṇa

wtukna hé ki rowang padha olih pakolih ingsun,

lah punika maling aywa pati angucap linging wong momor iku tan

wring ngujār iréki paran polih siréki pan olih ingsun tan wikan ring

tegesing wuwus paran ta sukāhan ingsun yan sira olih maling maguṇa

muwus lah ki rowang aywa kita bendu.

355. Wétning lampah tan yukti iki ginorét ingsun sampun kadriya apan sira

amor ing babatang ṣād munggwing sétra ring weni rahina dadhi

pancaka sami sun tandan ingsun perang ba duk niki dadhi pṭin ingsun,

lagya tinunggwing pasir rabi nira pinanggih ṭibhrama sira ring pasar

hatukwa lenga mwang kunir sarwya aminang wong adukun punika

dhén iring salaku ṭoning wruha ring laya iki batu kikira tinatun.

356. Lah wwakna kang pṭi raranca ṣād pun pamucangan matūr pun endi

oliha punang kakalih ling ira sira Hari Dharmma apatih Ma --

(104a) dri endi iku wenang umalapa pun patih Madri angling pandhung kang

api pejah pan panjampi lara pukulun,

ling ira śri narapati norana atut yan pambatang ingsun maling maguṇa

polih pan mulaning kārmma lumakṣaṇa angruruh ya marmmaning

196
mangka katemu ling ira galuh suśila aris taman panuju wenang

ngumalāpa lalānjang punika kang kāru.

357. Pandhung pun ika kang anangis réh ing anangis iku noranakna kinaryya

saking sira mārmmaning tangis ling ira prabhu Dharmmi hātut pāmegat

iku malih hākaṭa patih Madri wus ping rwa sirāmuwus,

lah babu inya mawa ping rwa mojara rāhadén galuh ling ira sang nātha

sapācarita mangkéki dilah apadhāng sumunu iki sira hasangkaṭa aneda

paṭik aji hacacita kinén dé sang prabhū.

358. Wonten buruh kembar nami hababakṣatūr dén wangsiti dépun tata gon

niréku bétwan ipun tittiga sawiji teka medhar wastra nira sawijya

hāmingkingāken sinjang katon urwané kuning kang sawijya medhar

paṭah lumampah sada aśru tur huwus,

mangké angulati wong ika déning buruh kembar widrama tan wruh ing

ngumah ipun wonten wong sinulah uning ring smitānipun tumulya

sirātanya aśru lah i buruh kembar parān --

(104b) déra ulatti hana samayan ingsun hanéng nétra kinon merené éngsun.

359. Kang sawijya angwéhi dhadha ikang sadiryya andusa ling ira punang

padhamarān umatūr pun endi maka swamya ling ira nṛepati patih Madri

sā --

(105a) péku angalāp maka arabiya pun patih Madru umatūr,

kang amecat sulah tan sulit wenang hāngangken kakung pan wani

197
amecat huwaca Śri Hari Dharmmi dhudhu iku cittan ingsun patih kang

anguṣadāna yogya angālapa swami rahadén déwi malih hamuwus.

360. Yén dén isun kalih tan wenang humalap kang hanirami iku wenang

halaki pan hatulah ta i déne wayuhé tan kapalang kaya homa-homa iku

ling ira sang nāṭa lah inya wus pintrini sira galuh angling ling ira inya

mangké sun umatūr,

tumuli matūr ring śri narapati yan awacana twan galuh muwus Pintrini

ling ira nṛepati lah swéccajnya ngong angrungu tu lumaris māra ring

sunulah nini galuh lah ngong yajnyākna nini ring sang Hari Dharmmi

pan tuduhing hyang kārmma nira māsku.

361. Lah kaki Hari Dharmmi manira aśrah arinta iku wong ngatitipi māsku

dhépun tumulus kaki sira maratwa hé ri sun ling ira sira aji Dharmma

hāneda patik aji tumuli sinambut rahadén galuh,

ingemban maring jro pura sira aji Dharmma aglis prapténg wésma nira

twan galuh tumulya aningkab sami winasuhān pada sāmpun ling ira

Hari Dharmmi atma jiwan ingsun rari yaya ring swapna cittan ingsun. --

(105b)

362. Swécca twas manira rari lwir anenemu wé mādya ratrya panemu ring

arūm rahadhén déwi héwa tumungkul anggṛemus sinambut dhénira

sang prabhu winawéng kiśyāpwan angraṣa amati-mati māsku mas

mirah ingsun endi olih aryāyunta maskwiṇdhung,

wadhana lwir śaśih purṇnāma kārtika anuluhi bhumi waja cumarangātūr

198
mutyāra lan mirah hādhi hatétéla ring yamanta ariyaning gumuyu

angemu madhu asirat geṇdhis nyenyer ring dhulu lungidning siratmaya

angimba anglelehi twasākung.

363. Kéśa lwir mégha angemu riris haneda aṇdhasya magulwa anglung ning

jangga bawāna raju mās hāmulangun i wakṭi ndatan pasi ring

suwarṇnanta ri sinurtino hana pati ri sayaṇa putra silunglung,

sanmaṭa manira Dyah Hari sang niwatāning ngararas manik ing

ngahayu sākṣat mṛettan i layon rāri uṣādāning akingking handalaméng

sira sang dyah ṛengwa lumingsir sang naṭa nāmbut neher amangku.

364. Punapa marmmānira anglungāni ta yārṭéng manira masku lah ta aguling

tūr angṛemih nṛepati tan pantara angrum-rum siningśetan pinekul

linukāran sinjang sang dyah tan polyātampik tumulya sarasmi sang

dyah nglih gupya sināmbut pinangku,

mas mirah ingsun sang lwir rātih atmaji --

(106a) wa awungu sampun alalis pangéran anglilir acariken kwari dhaṇdaning

atūr kingking yan tumulusa lampus paran réhan kwiki tan wun si

paratra anguṇdha lulut.

365. Tumuli matra anglilir pinapag wuwus hānra geṇdhis māsku sang hyang

ning puri kinangen puniki gantén manira mās ingsun hāthābhāning Hari

pukulun rahadén galuh semu minggah salönā ṭāmah ing rūm noréstri

luput yanjinur dénira sangāhulun,

199
wus putusa papalining karaśikān tan séng panepi aṣṭya nṛepati angarās

awantun-wantun rādén déwi mingé sawuwus bālisāh ingsun kayéku

rara siréki aja agegem ing pakénan angsah ing karāsmu ṛengū.

366. Sampun rahina jati tumurun śri bhupati ingemban sira rahadyan ring

patiganing kamuning sira alinggih tuhwātun kadi smara lan ratih sara

śṛenggara songgwanya yéng tulis hāngrimanging handhulu,

prapta sang para ṛeṣi bhujāngga śéwa śogata sama ngéstrini

linungguhaken Śri Hari Dharmmi paṛeng lawan radén galuh

munggwing silā sumayanya ri neṛebwan rinādin ring hebning madhira

huditāru.

367. Ingayap ing para mantri suka sira śri nārapati lan śri padhuka śwāri ring

pawiṭaning hanāk ira lan --

(106b) Syari Dharmma tan waśita hanéng jinem rum wusānat ahurup kāpti

nṛepati malawān radén déwi sama atuntun kang wong kṛetta nāgantun,

mangké wus alami dénira aswami aywatara pitung wegang angling

nṛepati lah déwa sang hyangśri ning madhu juruh ning tinghal manira

amit mās mirah ingsun sira tumutura ling ira rādén déwi manira umiring

lah ta maṛeka ring sira sang prabhu.

368. Nguniwéh ibhu śori tandwa lumampah kalih wus prāpta ring dalem

pura sang nāṭa katemwa alinggih lawan sirān nṛepa wadhu angling

méréné ya tuhwān paran kāyyan niréki alinggih paṛeng lan nini galuh,

200
ling ira Hari Dharmmi anembah ing sira sang prabhu lan śri

pramiśwarya manira déwa amit maring malawi ling ira prabhu ari nira

ginawa mantuk singgih paṭik aji sun amwitaknéng sangāhulun.

369. Lah sakārṣān ira kaki gawanen mantuk hari nira māsku angling rama

nira awih taṇdha mantri sakaṭi pamatek huruk hasangadi ngong dhéwa

prabhun réwad pukulun ring dadalan paṭik aji lan pun patih Madri

sāmpun śangsaya pādhuka pukulun,

ling ira śri pramiśwari lah kaki prabhu ring malawa sāmpun tan

prayatna ring hawan sira kālih tumulya anembah ing sang nāṭa mani --

(107a) ra amit pukuln lariya māsku hamadhapha sira kālih tumulih mangkāt

sang nāṭa hakālyan lawan radhén galuh.

370. Hānolih nolih kadhi aswino lan aswini dhumulu ring rabi kén apatya

Madri hanéng nguri lumaris prapti kalang lumiring kang wong

kaścaryya andhulu ring śri nārapati twan déwi tan dhoh sira dhumulur,

ring ngendi bhaya paranéki alon-lonan lumaku patih Madri andhulur

sang nāṭa hanéng kāpti munggwing mādya rādén galuh kādi kama ratih

anurun idheping angakṣi sang putri sama cengeng andhulu.

371. Hujār ing amuji-muji iki si wong anom apekik makadi rahādhén galuh

yaya apsari saking suralaya anurun lungha angawi ring pasir gunung

sarwya hākālangwan hāmarṇna sakaraśmin hasangwa karas mwang

tanah garung punang patih handhulur,

201
tan kāwarṇna pamānas ingwa ring pasar ring sira sangāhulun wus lepas

lari nira saking karang paminggir tan asaryya dinunung punang kānana

agung hāndengu pantunka kayunya sama asemmi angśaṇna anyaṇdhing

taru wungu winilet déning gadhung.

372. Lunglungānya angalangi margi lawan maṇdhalika sanggakāsanya

angṛembun sama anjraha sari tang lunging déwa lāmingguh kādi

nwagata --

(107b) sang prāpta hālon-lonān lumaris pun patih Madri tan sah ing pungkur,

amāswās śri bhupati tan wanuh aninghali wadhu yan angucapéng

wṛeddhaya punang patih Madri iki si malih wong ayu hāsing-asing

rarās listwayu angrimangi ati ri lari māmbet kādi hāngigul.

373. Surup nikang sārwwa sāri mwang pasir gunung tan pasiring atūr hyang

Giri Putri yan winaswas kādi mukṣa ring kedhaping cakṣu anukṣma ri

leyeping tanu tan phawalya muwah tuhu ndatan phataṇdhing mider

anungku ajagat maśa nawa yawa kādiku,

sedeng maka swamiyangkwi yan polih ingsun ngong aptyāṇdhaga ring

nārapati radén déning amrih pijör ira sangāhulun ngong angruci rasa

sang prabhu ngong angala salah sawiji sang putri tan kaṭéng pangapti

punang patih Madri lumakwing pungkur,

andarung lumaris śri napati anulya sang dyah kasandung lah kaka aji

manira hānglih gempor tan lot lumakwa sbhawa asemu gipih sang nāta

nāmbut mas mirah ingsun pangārum hānglih māskwāri méréné ya rari

202
manira angemban atma jiwān ingsun.

374. Neher ingemban radén déwi lumāmpah aglis wus prāpta ring getas dan

ta hararyyan narāpati rahadén déwi tumurun alungguh dāmpa

sangāhulun lān --

(108a). pun patih Madri tan sah ing nguri nira sang prabhu,

hanginang radhén déwi lā kataluhānana hidu hatétéla lwir juruh ndi ta

ngong puh gadhing maka dhadharing kataluhan sang nāṭa alon

hamuwus tuhukānda dadi dhurung kwi hamamanék pukulun.

375. Ling ira apatih Madri matūr ing sang nāṭa lah ta déwa punapa

marmmanira dhéwa sangādhi nora kāya sira mabala mayanta asih

hāwadhu sirāyi nira hambaré kang pinṛeddhihānga hana puh danta

nirdhon asih ta swami ayu,

punika déwa carmmaning plawanggi surupāna sangahulun kawaśa

manék aglis nṛepati ling ira rahadhén galuh kaka apti wruhān ingsun

ring kaśakti nira ling ira Hari Dharmmi sampun mas mirah ingsun

ngong hasangadhi kinén hanungtung.

376. Sinaṛeng dénira twan déwi lah surupāna iku carmmaning banara yan

tuhu sihing ngalaki lah hāśih manira māsku anghing bancana rawit

tungkulana rāragangkwi tumuli sineṇdhal tur sinusup,

śigha manék śri bhupati sedeng anungtung kén apatih anurupi rāgan ira

nārapati tumuli binuru rādhen galuh anjrit adhuh mati ingsun aglis

tumuruna kaka aji tulu --

203
(108b) nganéng sun cengeng sang nāṭa andulu radhén galuh binuru,

kémengan śri narapati angraséng tanu réhān dadi binara tumulya anjrit

nini mantuka ring kṛetta nāgara susuhunan tumuli dateng kang bayu

bhajra angamer anggagaṇa radén déwi hémeng kén apatih kélāngan

jiwa angrasa ring tanu.

377. Ngong maréng bhojāna nāgari pun cakrawāti ngong alap maśa luputa

tumuli lumakwa aglis lingön śri Hari Dharmma anukṣma ring pakṣi

suriṇdhit asru anglayang wus prāpti héng bhumi ring bhojāna nāgantun,

kātuju radén déwi aśri ahyas hāsalin hāsinjang giringsing wayang

jinuring jebād mrik minging wastra piṇdha-piṇdha murub dhéning mās

drawānganing lulut asabuk putra birwa angrawit rinenggāh ing mās

ajur.

378. Hakurug sindur angrawit rinenggéng tatūr jinenur ring gadhung

cinurnéng rukmi asuweng lāyang śinitah asekar sumānaṣa pitas śring

saron listwayu ginlung agung sinusupan ciṇdhraga amrik lan anggṛek

giringsing mwang puṣpa wada sinalaggéng menur,

hali halyāngrawit siśih phaphat sumunung śaśa rudhira anyuhi twas

lumiring pinggelé lulut sih waja cumaraṇang dhadhu lawya abangkit

hāsirat juruh pinaṛek ing kā -

(109a) ka kaka tumuli prapti Śri Hari Dharmma miṇdha ring manuk suriṇdhit

hānyu hikūng.

204
379. Tandwa ring pangkwan sira alinggih kagyat rahaden galuh ling ira

asemu guyu pakṣi parān kang iki anyuhi hāti listwāyu ling ira śri nṛepati

ingsun Hari Dharmma prapti ngūdani wkas mānira dangū,

mené yan prāpta punang patih angapti-apti héng sira hyun asāri

māngrūpa waluyāngku lah aywa apti pijerana māskwa ri kona angadwa

miṇdha agung anglawwancilikān anglingsya amiṇdhālit māsku.

380. Tandwa sira prāpti rakryana patih sārupa lan sangāhulun mer kang

suriṇdhit tumraping sokāṣti sumaṇdhing teka alungguh kén apatih

asemu guyu mas mirah isun wus putus sāmaya mami mangké manira

rawuh atma jiwa kāwulaken téngsun.

381. Tumurun radén déwi angléṛek asemu miring kén apatih Madri

hāmuwus ih ring ngendi ta rariku huléhé aṛengū māsku apiṇdha owah

buddhi atmā jiwa lah aguling brayan sira katontoning tanu.

382. Sinambut aṣṭānira radén déwi kinisātāken ginṛemus pun patih Madri

asemu guyu angling phuphuji sikaréng hāyu ari dhéwi mās mirah

ingsun sapa hāwawwa --

(109b) rah yang ingsun wus arabi listwa hāywāngrawit maśa madha hāryyātma

jiwan ingsun,

karan manira dyah hāri wawangūmantuk pan alama anglangut angling

tan sah ing ati māsku rari anganti leyep ing caksu ya ta dhoning agya

umantukā ya nglāhlat twas ingwang aptyaguling lawan sira rarinda sari

205
māngtuṣṭaning twas i ring sun.

383. Gumuyu radén déwi apti manira manih sarimang salawas ira swamya

dhurung angénak i twas māmi ṛemen ing tontonan hadhu punang

miṇdha agung lāwan kang ademit pun patih Madri mésem hāmuwus,

éh paran dén ingsun anjurit pan kāmbang dhemit mwang ghora tan

kawaśa aparwa dén ingsun dyah hāri radén déwi umuwus musnimaha

balanira adukun ya ing ūtari inganggi nira kāra yan isun.

384. Lah mangéng sun rari akénang habna miṇdha kakālih hāgung kara yan

alit dadhya atilar mūrtti hanurupi miṇdha culu dadya ajurit hāngadhu

suka twan galuh hāndhulu punang riṇdhit tedhun hānurupi krangān ipun

waluya atemah prabhu,

alinggih sumaṇdhing lan rādén déwi lwir déwa sadhéwi pijer pun patih

Madri silih ketug kagyat lumiring ing sangāhulun --

(100a) śighra alaying ṛebah hānjenu prapténg getās panjang angūlati pamūrttin

ipun binuru déning camuru ring kanana agung.

385. Angling pun patih Madri kang hélān dhén ipun mālayu kapapag ing

ajāg binuru malayu angalor amurwwa mwang angidhul mālih

hāmancima hāndtan katemu pan wus lebu ring arung ndatan

tinututāning ancing wayang phalayun ipun,

prāpténg getas panjang tumuli sira angulati rarāga nira tan katemū pan

wus lebu ring uni mangkin wumung prayan ipun déning amangan tṛeṇi

angungu swarāning anjing kagyat ta layu amurung-murung.

206
386. Kapapāg déning camari akéh angṛebut hānaluti hangembah-hembah

anjrit pati sasāmbāti dhuh ari sang anungku jagat agung sināmpura

ngūlun lagi umantuk maréng bhujana nāgāri wus prāpta maṛek ing

sangāhulun sang miṇdha cili matūr,

wuwusnya amlaśāśih Hari Dharmmi māsku manira hānedha yuṣa ring

sangāhulun ruwaten malih dhaṇdhaning prasangga angawula

akṣamakna ngong pukulun dhén kadi dhangū dén tuluśih ta nṛepati pan

sira apti ing sadhus sampun milang culik kāng kwi ṛesun.

389. Ling ira cakrāwati hāyi sumāmbramé wong iku abilak kang citta hudani

réh nya --

(110b) ring ūni mangdya dudhu ingsun lan kakāji tan wruh ikang rāga

kinawuléng nṛepati dṛebhā moha punika kang ginung,

ista manira kakāji dadya atemah méṇdha sandikānira déwa pinukulāken

tumuli dénira rahādén galuh maliywāndémpel ing dwara rakryan patih

Madri ndatan kawarṇna larāning tanu.

390. Hucapen śri nārapati Hari Dharmma lwir phaphangantyān tembya ring

radén galuh kaṭanen malih anak ira Yudha Śangkara ameninda ring

miṇdha ring pintu handepéng rahina dalu kuneng twan mantri sāmpun

sira angrungu ling ibu ring sira sangāhulun,

héwa sira angapi wétning sira wusāgungamidenger wuwus nirénya

dadya puring kṣiréng ati tumuli sira akon ike pāmiṇdha mangké sinulah

207
sukayéng nala henengakna malih lingen sun Yudha Śangkara matūr

ring yayah lāwan ibu.

391. Mānira ību śor i ngūniwéh bapa aji ranak ta amit maring kṛetta pura

ring malawa malih sun amundhuti ibu katriṇi winawéng malāwa ling ira

śri bhupati dhuh kaki mangka apti bapa māsku,

punang taṇdha mantri humiring pun Yudha Śangkāra alunghéng kṛetta

nāgara lah sami si --

(111a) ra humiring hembas sira tanāsāntun aṣti turangga sama andhulura tān

datan kari dāmpa sama pinayunganārūm.

392. Rahina wengi lumaris tanwaling hnu tumuli prapta ring kṛetta nāgari

énjing suka śri narapati ring kṛetta nagara hanapi kinanti mantuk pun

YudhaŚangkara sāmpun sira haphaphanggih ring rahadén déwi suśila

anembah mārddhawa humatūr,

ibhu manira kinén dé nṛepati hamuṇdhuta wibi mantukéng malawa

nāgari angling śri narapati lah sāndikānira wong dalem pura handhulur

hamawa baraṇna sampun tinami malih rahādén Yudha Śangkara

anembah amit ing sang prabhu.

393. Mwang śri paraméśwari malih rahādén déwi suśila amit ing sangahulun

lawan śri pramiśwari angling śri narapati lah mintara sira atmājiwān

ingsun śri pramiśwari angāṛek i paṭah sawacanārum,

dhuh anak isun nini lungha sira atma jiwa aywa tan prayatnéng hnu

208
wastu siddha sakapti tumuli mijil rādén déwi saking dalem pura wong

ira kéh angiring tumuli mangkāt sira tan aśru.

394. Wus munggah ing padati rādén déwi twan Yudha Śangkara tumut

hānaraténi tan kawarnéng mārgi hani --

(111b) mpang ring malaya dhipa rong wengi prapta ing Malaya neher

winuskāraṭa matenggah anjerum rāmya asukān sukān wong ira

amangan anginum,

pun Yudha Śangkara maring jro tanāsantun Déwi Dakṣi wus angrungu

yan prapti anak ira malih sang Dati lāwān sang Widhaṭa katriṇi sāmpun

angrungū yan anak ira wus rawuh sama sukāpti sākṣaṇna sira rawuh

kadhulu hākatigha hālungguh.

395. Sedeng awaśita katriṇi asemu kagyāt hāndhulu phun Yudha Śangkara

an śinapa sahur pakṣya angling hānak ingsun iki rawuh kamāyangān

sira nimpang alinggihā siréki pun Yudha Śangkara alon amuwus,

manira kinén dé nṛepati amuṇdhuténg sira ibhu katriṇi hadaṇdhana lah

samā lumāris sukāpti manira anuhun sami tumulya hadhaṇdhana

sakwéh ing rājā péṇni wus enti munggwing gilingān samphun.

396. Sang putri katriṇi hatunggāl lan raṭa rahadén déwi suśila hanéng uri

anitihin aṣṭi tan kāwaśita ring hnu sāmpūn prapti ing bhojā nāgantun

wus nālik kātigha winūsān kang padhati jinerum punang aṣṭi sama

lumāmpah sang pūtri handhulur,

209
déwi suśi --

(112a) la rimihin ringūyyāndhulur Dewi Dakṣi mungkur ri Dewi Dhatta ngūri

Dhewi Dati pun Yudha Śangkara ring wugatta angiring ību kacatūr

adhulur lwir surat sira Hari Dharmma nulih amapaging swami wus

ingatūrān anak ira rawuh.

397. Tandwa prāpta kang swami adhulur layāpsari kārtika sama ngraras

mandapa samātūr bhakti sang Hari Dharmma hanambuta rikāra sang

suśila atma jiwa dyah ari lwir akṣi wé ri mādyāning dhalu,

aṣṭi manira maskwari hānemu māsku ih sang Dakṣi bagéya sira prāpti

Dhewi Dhati nini prapta nira sukā téngsun Dewi Dhati mangkāt twās

ingsun tumuli anembah katiga sama asemu guyu pūn Yudha Śangkara

hinājnyan alinggiha māsku.

398. Sira cakrāwati angling asirat juruh adhuh arin ingsun nini sama alinggih

sira riki sama sira alinggih anembah sang putri hānuli rawuh pun Yudha

Śangkara hingawé dé nṛepati kaki alinggiha tuhwān anembah sira

sangāhulun,

tumuli alinggih sanāpa sangahulun kamayāngan māsku sira prāpténg

malawi antyānta ri tuṣṭa iṣṭa ramanta tuhān lah yayi maṛeka māsku --

(112b) ri jeng ira sang katong sakāpti nira sun hānut tumuli lumampah para

rabi aśri hadhulur.

399. Panganjur twan déwi bhojāna nāgara sang putryāphattāndhulur prāpta

210
ring puri maṛek ing nṛepati sama nembah ing sang prabhu sedheng

sinéwa déning wadhu sira cākrawatya matūr wruhanta sangahulun stri

nira Haji Dharmma rawuh maṛek ing sangāhulun.

400. Lah alinggiha kaki Hari Dharmma paṛek lan ingsun tumuli anembah

sira Hari Dharmma alinggih ling ira śri bhojana nāgari apita mami

māsku sira muṇdhuta ring anak ingwang ring kṛeta nāgantun,

sira Haji Dharmma anembah ah yukti pita sang prabhu pun Yudha

Śangkara hamuṇdhuta mari riki angling nṛepati lah sama linggiha sira

nini sakṣana sampun alinggih twan déwi cākrawati ring ngayun.

401. Heṇṭi soba śri bhupati wétning ngānak ira minuṣṭi wadhu déra śri Haji

Dharmmi marūnya sāma aniwi yaya ninemitanéng hṛeddhi sira sang

prabu tumingāling putra ling ira śri bhupati kaki sun aśrah nāghara ri

sira andhiriya prabhu,

ramantā hambāghawani sang ngari prābhu hāsahur sembāh sandika

sangngāhulun haneda patik śri Haji angé --

(113a) ra nāghara halami tan kawarṇna rādhén Yudha Śangkara sampun sira

arabi ring sang rāja putri tumapel angrawit rūpa listwāyu.

402. Byaktā warapsaryya hangūtpṭi śaking kéndran hānurūn hārjānami rātna

kusuma balabur geṇdhis rūpa abangkit hāndhudhut hati sarāsṛenggā

rāwuh rum songgwan dénya amanggih hāswami samara rātih hānurūn,

sampun hāndiri prabhu adhi ring lawa nāgantun ngastrénni sira dhéning

211
para bujāngga ṛeṣi śiwa sugati humetu haṇdhiri hānarphaṇna prabhu

harādin pāmūrti nṛepati tānana baya kéwuh.

403. Pepek punang para mantri demang tumenggung rākryān patih mwang

rangga kanuruhān amānca nāgari di patih sama sih habita pan diri nira

sang prabhu pan widya atudhuh samusupéng śri bhupati sājnyānira

tinurūt déning jāna sahānéng nāgantun,

pāngebān ing wong sabhumi prasāma hātun hambek dhati hudanyāri

kasyāśih norāna wong ngélik tānana hānalāsar dhan hasalwāning dhipa

awengku kādi kajāwehān amṛetta samārṣa anungsung amūji bilaśāṇnira

hāmukti ring nagantun.

Tlas linikita --

(113b) woya ring dhipā surat ring dina, wṛeké, wara, mnaīl, śrawāṇna maśa,

kṛeṣṇa pakṣa, ring dwitiya, rūdhira, panca, śyāpanca. Iśaka, 1755.

Hala punika nini yan isun hamatyāna kakung pira si malānta kakā

amātyāni swami hana ta dénira hamimirang hana yan pamales ingsun

layang sun surating waliwis pṭak yan prayan ingsun, sumawur sira Hari

Dharmma titiban hyā tan kacakṣu sing amanggih ajnyāna dhén

amiccara larining hati hamilyā dhudhu hangūlura kāṣhala anut lampah

hāstiti sang panengah pukulun.

212

Anda mungkin juga menyukai