Disusun oleh :
Kelompok 1
Nasya Aulia (201360036)
El Fatah Riayadul Falah (201360037)
Lutfi Mubarok (201360038)
Email : nasyaauliazarayoesa13@gmail.com
SEMESTER 1
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN
FAKULTAS USULUDDIN DAN ADAB
PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB
2020/2021
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul’’Aspek lahir dan Aspek batin dalam ibadah’’ dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Fiqih, Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari anggota kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam perbuatan makalah ini.
Kenyataan bahwa semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat atau tata bahasanya. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pancasila dalam konteks
ketetatanegaraan republik indonesia ini dapat memberikan manfaat serta memberi informasi
kepada pembaca.
Penulis
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakanng 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah 3
B. Taharah Secara Lahir dan Batin 5
C. Salat Secara Lahir dan Batin 7
D. Puasa Secara Lahir dan Batin 9
E. Zakat Secara Lahir dan Batin 10
F. Haji Secara Lahir dan Batin 11
DAFTAR PUSAKA 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka pengabdian
atau kepatuhan kepada sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada
hubungan manusia dengan Allah semata, melainkan juga terdapat hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya serta antara manusia dengan alam (Razak, 1993: 18).
Ada dua pembagian ibadah dalam Islam, yaitu ibadah mahdlah dan ghairu mahdhah.
Ibadah mahdlah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan penjalanan syariat Islam yang
terkandung dalam rukun Islam. Contoh ibadah mahdhah antara lain sholat, zakat, puasa dan
haji. Sementara ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang dilaksanakan umat Islam dalam
hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungannya. Ibadah ghairu mahdhah dikenal
dengan ibadah muamalah (Nata, 2002: 55).
Dari dua pembagian ibadah ini, secara implisit maupun eksplisit ibadah tidak hanya
berupa rangkaian ucapan dan gerakan semata. Lebih dari itu dibalik ibadah terdapat nilai-
nilai luhur yang mengatur hubungan antar sesama. Nilai-nilai luhur ini biasa dikenal sebagai
etika atau akhlak. Hal ini yang kemudian dijadikan sebagai pijakan bagi umat Islam untuk
dapat menjadikan kehidupannya menjadi baik dan selalu bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya. Terkait manifestasi etika atau akhlak tersebut, di dalam Islam keberadaannya
perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun wujudnya adalah
1). Akhlak kepada Allah SWT,
2) Akhlak terhadap diri sendiri dan
3). Akhlak terhadap orang lain (Zain dkk, 2005: xvii).
Pembagian akhlak ini yang kemudian disebut sebagai nilai-nilai luhur yang penting
untuk dikembangkan bagi setiap muslim. Berangkat dari ilustrasi ini jelas bahwa ibadah
mempunyai nilai bagi yang menjalankannya. Selain nilai dari sebuah ibadah, keberadaannya
juga mempunyai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Tujuan Pembahasan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen kami Bapak
Agus Ali Dzawafi.Mfil.I. serta menyusun dan menjelaskan materi sesuai dengan rumusan
masalah diatas, tujuanya yaitu;
1. Mengetahui pengertian ibadah
2. Mengetahui pengertian aspek lahir dan batin dalam ibadah
3. Mengetahui pengertian taharah secara lahir dan batin
4. Mengetahui pengertian shalat secara lahir dan batin
5. Mengetahui pengertian puasa secara lahir dan batin
6. Mengetahui pengertian zakat secara lahir dan batin
7. Mengetahui pengertian haji secara lahir dan batin
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Definisi ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna
dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza
wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. (Al-Ustadz
Yazid bin Abdul Qadir Jawas).
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. Ibadah terbagi menjadi ibadah
hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta),
tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah
(yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan
dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). (Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir
Jawas).
Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan
hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati,
lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia (Al-Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas).Allah berfirman:
ُ ُ
ُ نس ْال ِجنَّ َخلَ ْق
ت َو َما َ ِ ون إِاَّل َواإْل ِ اق ه َُو هَّللا َ إِنَّ ي ُْط ِعم
ِ ُون أَن أ ِري ُد َو َما رِّ ْز ٍق مِّن ِم ْنهُم أ ِري ُد َما لِ َيعْ ُب ُد ُ ْال َمتِينُ ْالقُ َّو ِة ُذو الرَّ َّز
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha
Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat: 56-58]
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan
ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara‟.
b. Tujuan shalat
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan
shalat.
Adapuntujuan didirikan shalat menurut al- Qur‟an dalam surah al- Ankabut ayat 45:
Artinya:… “dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar.....”
Artinya:
”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS, At-
Taubah :103)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam bukanlah agama yang hanya mementingkan aspek batin atau hakikat tanpa
memerdulikan aspek lahir (dhahir) atau syari’at sama sekali. Sebaliknya, Islam juga bukan
agama yang hanya memprioritaskan aspek lahir atau syari’at tanpa memperhitungkan aspek
batin atau hakikat.
Dalam Islam, setiap ibadah memiliki kedua aspek tersebut. Demikian disampaikan
Imam Mukhsin, salah satu ketua majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di Kota
Yogyakarta. “Apapun bentuk ibadahnya, kita usahakan untuk melaksanakan kedua aspek
ini. Tidak bisa lahiriyah saja, atau batiniyah saja,” Terkait dengan hal itu, pihaknya menyitir
kisah Hatim Al-A’sham, seorang sufi yang ditanya oleh salah satu muridnya, Ashim bin
Yusuf.
Semua kegiatan ibadah yang ditetapkan syariat sesungguhnya memiliki sisi batin. Ibn
Arabi mengatakan, “Ketahuilah bahwa Allah berfirman kepada manusia dan keseluruhannya,
dan tidaklah Dia melebih-lebihkan sisi lahir ucapan-Nya atas sisi batinnya atau sebaliknya.
Kebanyakan orang yang menyeru kepada agama hanya memperhatikan sisi lahiriah
pengetahuan hukum-hukum syariat, tapi lalai terhadap sisi batin hukum-hukum tersebut,
kecuali segolongan kecil dari mereka yang berada di jalan Allah, yakni mereka yang menilik
lahir-batin semua hukum.
Tidak ada hukum lahiriah yang mereka tetapkan dalam syariat kecuali mereka
temukan hubungannya dengan sisi batin manusia. Dengan demikian, mereka menangkap
keseluruhan hukum agama yang disyariatkan. . Mereka beribadah kepada Allah dengan
melaksanakan apa yang telah disyariatkan Allah bagi mereka secara lahir dan batin, sehingga
mereka jaya dan beruntung di saat kebanyakan orang gagal dan merugi.
Soalnya kemudian adalah bagaimana cara manusia hidup di alam lahir berhubungan
dengan alam batin. Menurut Ibn Arabi, untuk masuk ke wilayah batin, seseorang harus
“menyeberang dan melintas”. Dalam bahasa Arab, “menyeberang disebut ‘abara”. Berbagai
derivat kata itu berkali-kali digunakan Al-Qur’an untuk konteks yang beraneka ragam. Dalam
surah Yusuf ayat 43, Al-Qur’an menggunakannya untuk kemampuan takwil atau takbir
mimpi. Dan mimpi adalah peristiwa yang berlangsung secara langsung di alam batin.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini dimohon kepada pembaca untuk giat belajar dan
berusah, semoga dengan di buatkannya makalah ini mempermudah penulis khususnya
pembaca dalam proses pembelajaran.
Nasution, Harun, islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid 1,(Jakarta: UI Press, 1979).
Daradjat Zakiyah, dkk, dasar dasar agama islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984).
Mahmud H., studi islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015)
https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-islam.html
http://eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB%20II.pdf
https://islam.nu.or.id/post/read/96516/ini-ibadah-lahir-dan-batin-yang-utama-dalam-islam
http://fiqhul-islam.blogspot.com/2012/06/pengertian-thaharah-lahir-batin.html?m=1
https://islam.nu.or.id/post/read/100468/memahami-shalat-lahir-dan-batin
https://id.wikishia.net/view/Haji
https://www.nu.or.id/post/read/46057/setiap-ibadah-ada-dimensi-lahir-dan-batinnya
https://islamindonesia.id/tasawwuf/tasawuf-lahir-dan-batin-selesai.htm