Anda di halaman 1dari 6

Nama : Indah Agustriyani

NIM : 207180035

Model : Fragmented

Tema : Pengukuran Dan Alat Ukur

PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI

MODEL FRAGMENTED
A. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU FRAGMENTED
1. Pengertian Model Fragmented
Model fragmented (Terpisah) merupakan suatu pendekatan belajar mengajar suatu
mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain. Seperti sebuah
periskop, memandang satu arah, fokus pada setiap mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa
tanpa menghubungkan makna/isi dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran
lainnya.(Forgaty:1999:4)
Model fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan
disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini memisahkan antara mana
pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu, pelaksaan pembelajaran meskipun
pelajaran tersebut masih dalam interdisiplin ilmu kurikulum model fragmented disebut
juga kurikulum mata pelajaran terpisah (Separated subject curriculum) separated-subject
curriculum merupakan kurikulum yang bahan pelajarannya disajikan dalam subjek atau
mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. (Nasution:2003:178)
Model Fragmented adalah susunan kurikulum tradisional yang memisahkan berbagai
macam disiplin ilmu. Di dalam kurikulum standar, berbagai mata pelajaran diajarkan
secara terpisah dan sama sekali tidak ada usaha untuk menghubungkan dan
menggabungkan pelajaran-pelajaran tersebut. Merupakan model pembelajaran
konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa
tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin
pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak
ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru. (Soenarko B: 2011:6)
Model pembelajaran terpadu tipe fragmented adalah organisasi kurikulum yang secara
tegas memisahkan mata pelajaran sebagai entitas dirinya sendiri.(Kurniawan:2014:4)
Model pembelajaran tipe fragmented yaitu setiap mata pelajaran diajarkan secara
terpisah-pisah tanpa ada usahauntuk menghubungkan atau memadukan satu sama
lainnya, setiap mata pelajaran dipandang sebagai mata pelajaran kajian murni berdiri
sendiri. (Margunayasa:2014:27)
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model fragmented ini
menunjukkan pengintegrasian secara implisit di dalam satu displin ilmu tertentu (intra
disiplin). Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas ilmu Kimia, Fisika, dan Biologi.
Sedangkan matapelajaran IPS terdiri atas ilmu Geografi, Sejarah, dan Ekonomi.

B. Karakteristik Model Fragmented


Pembelajaran fragmented memiliki beberapa macam karakteristik , diantaranya:
1. Setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah
Mata pelajaran disampaikan guru dan dipelajari siswa secara terpisah tanpa ada usaha untuk
menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan konsep pada mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya.
2. Adanya keterpaduan diajarkan secara terpisah
Didalam mata pelajaran tersebut terdapat bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu yang
merupakan satu kesatuan dalam bidang ilmu tersebut. Bagian tersebut disampaikan secara
runtut sehingga membentuk keterpaduan utuh yang saling berkesinambungan antar bagian-
bagian tersebut.
3. Materi yang diajarkan berpusat pada konten(isi)
Guru dan siswa akan lebih terfokus dalam mempelajari isi pada mata pelajaran tersebut.

 Kelebihan Model Fragmented


Adapun kelebihan dari model Fragmented ini, antara lain : (Forgaty: 1999:5)
1. Bahan Pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis
2. Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
3. Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah
menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran
4. Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu
5. Menciptakan guru yang ahli dibidangnya serta dapat mengembangkan ilmunya secara luas
 Kekurangan Model Fragmented
Kelemahan model fragmented dua kali lipat. Pelajar memiliki kesulitan ketika
menghubungkan atau mengintegrasikan konsep yang serupa secara mandiri. Selain itu, overlap
konsep, keterampilan dan sikap pelajar yang tidak diperhatikan dan proses pembelajaran pada
situasi yang nyaman kemungkinan sedikit terjadi. Untuk pelajar yang kurang pengawasan dalam
menghubungkan kedua konsep antar atau lintas disiplin ilmu dengan melihat beberapa penelitian
terbaru pada proses pembelajaran sebagai pengalihan panggilan untuk penghubung yang jelas.
Dalam disiplin ilmu berbasis model ini, siswa dapat dengan mudah terjebak dalam tugas atau
pekerjaan yang berat. Meskipun setiap guru memberikan jumlah yang wajar, tetapi bagi para
siswa hal ini memberi efek kumulatif yang luar biasa.(Forgaty: 1999:6)
Model pembelajaran terpadu jenis Fragmented ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain
1. Keterhubungan menjadi tidak jelas lebih sedikit transfer pembelajaran.
2. Siswa tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan antara macam bidang ilmu
yang berbeda sehingga mereka tidak mampu membuat hubungan secara konsep dua mata
pelajaran yang berbeda.
3. Model ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal konsep, perilaku
dan konsep yang dikuasai siswa.
4. Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-penggal

C. Bentuk Model Pembelajaran Fragmented


Gambaran Model Fragmented
Dalam jenjang pendidikan tingkat menengah, masing-masing disiplin ilmu tersebut
diajarkan oleh guru yang berbeda dengan menggunakan berbagai macam lokasi yang berbeda
tetapi masih di lingkungan sekolah yang sama. Hal ini yang menyebabkan pemecahan atau
pemisahan materi dalam kurikulum antara matapelajaran yang satu dengan matapelajaran yang
lainnya. Dan pemisahan antara berbagai bidang ilmu itu terlihat jelas pada saat guru mengajarkan
tentang pengkuran dalam bidang matematika tentang membahas tentang alat ukur tentang
pengukuran panjang dan lebar pada meja denfan mistar atau penggaris, bidang fisika membahas
tentang Hampir tak satu pun matapelajaran yang dijadikan satu atau dihubungkan satu kesatuan
yang saling berkaitan.

D. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Penggalan (fragmeted)


1. Membedah kurikulum
Membedah kurikulum dengan menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
dan tujuan pembelajaran. Analisis ini dilakukan pada semua mata pelajaran yang terdapat
pada kurikulum.
2. Menentukan subjek atau mata pelajaran
Guru harus menentukan suvjek atau mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
3. Membuat daftar topik yang akan diajarkan sesuai dengan subjek
Dalam langkah ini, guru harus membuat daftar topik-topik yang akan diajarkan. Topik
tersebut disusun berdasarkan subjek atau mata pelajaran yang sudah ditentukan.
4. Membuat skala prioritas
Skala prioritas disusun berdasarkan kebutuhan siswa. Penyususnan skala prioritas
dilakukan dengan menyusun topik mulai dari topik yang utama ke yang terakhir, proses
penyusunan ini dinamakan forced ranking. Forced ranking ini berguna untuk mengurutkan
topik supaya dapat dipelajari seluruhnya dan diajarkan secara bertahap.
5. Mendiskusikan dengan guru mengenai ketepatan penyusunan topik.
Topik yang sudah disusun sebaiknya didiskusikan dengan guru supaya mendapat masukan
mengenai penyususunan topik dalam mata pelajaran yang akan diajarkan. Sehingga
sistematika dalam penyampaian topik tersusun dengan baik dan dapat tersampaikan secara
keseluruhan.
E. Lingkungan Belajar

Bentuk kegiatan dikelas (interaksi guru dan siswa) meliputi:

1. Tahap Perencanaan
 Menentukan kompetensi dasar
 Menentukan indikator
 Menentukan tujuan pembelajaran

2. Langkah-Langkah yang ditempuh guru

 Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik


 Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik
 Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
 Menyampaikan alat dan bahan yang aan digunakan / dibutuhkan
 Menyampaikan pertanyaan kunci
 Kegiatan pencatatan data.
 Diskusi secara klasikal

3. Tahap Pelaksanaan, meliputi


 Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok.
 Kegiatan proses.
 Kegiatan pencatatan data.
 Diskusi secara klasikal
4. Tahap Evaluasi, meliputi :
a) Evaluasi Proses, berupa :
 Ketepatan hasil pengamatan
 Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan
 Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.
b) Evaluasi Produk
 Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c) Evaluasi Psikomotor
 Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, 2003, Asas-Asas Kurikulum. Bumi Aksara: Jakarta

Soenarko, B, 2011, Konsep Pembelajaran Terpadu , Universitas Nusantara Kediri PGRI: Kediri

Anda mungkin juga menyukai