Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Pada Klien Kebutuhan Kusus : Psikotik Gelandangan

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan JiwaII

Disusun oleh kelompok 3:

Abdul Rahim 1811312019

Salsabila Fitri 1811312021

Yessica Carmelia 1811312023

Deva HalisA 1811312027

Nanda Amelia 1811312029

Miftahul Khairina H 1811312031

Dihan Nelistia 1811312033

Nur Azizah Putri 1811312035

Aisyah Mardiah Fezani 1811312037

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Kebutuhan Kusus : Psikotik Gelandangan ”. Makalah ini diharapkan
dapat digunakan dan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan
dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam
makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut sehingga
makalah ini dapat sangat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 23 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................1
B.RumusanMasalah.................................................................................................................................1
C.Tujuan..................................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................2
a. Pengertian........................................................................................................................................2
b. Penyebab......................................................................................................................................2
c. Ciri gelandang psikotik...................................................................................................................2
d.  Layanan yang dibutuhkan oleh gelandangan dan psikotik:......................................3
f. Rentang respon neuro biologis.........................................................................................................5
h. Faktor Presipitasi.............................................................................................................................5
i. Mekanisme koping..........................................................................................................................6
j. Tanda dan Gejala..............................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................................7
Asuhan Keperawatan......................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................15
1.1. Kesimpulan................................................................................................................................15
1.2. Saran..........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara problem sosial saat ini yang menjadi beban berat pembangunan nasional adalah
gelandangan (Arif Rohman,2010). Sebagai masalah sosial, gelandangan diduga telah ada sejak
ciri-ciri kehidupan kota mulai timbul. Dampak modernisasi, industrialisasi dan kemajuan ilmu
pengetahuan serta teknologi telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat, sehingga ditengarai
berpengaruh langsung terhadap timbul dan  berkembangnya gejala yang disebut gelandangan itu.
Gelandangan boleh jadi dampak sosial, ketika orang tidak mampu beradaptasi dengan
perubahan,pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan ( stress) pada dirinya. Ketegangan
merupakan faktor  pencetus, penyebab atau akibat dari suatu penyakit mental,sehingga taraf
kesehatan fisik dan kesehatan jiwa seseorang dapat berkurang atau menurun.

Para pemerhati gelandangan telah sepakat bahwa gelandangan merupakan permasalahan


multidimensional. Berbagai kajian tentang pola dan strategi terpadu untuk mencari alternatif
penanggulangan masalah gelandangan telah dilakukan Lembaga Riset sejak tahun 1982,
menyebutkan bahwa gelandangan mempunyai berbagai stigma sosial (Ramdlon, 1983: 12).
Gelandangan tergolong sebagai anggota masyarakat ya ng “tuna mental tanpa keterampilan”,
k elompok individu yang menunjukkan salah satu ciri sebagai tuna wisma,tunakarya, dan
mengikuti pola hidup yang menyimpang dari dan atau di bawah pola hidup yang berlaku dalam
masyarakat umum.

B.RumusanMasalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kebutuhan khusus : psikotik gelandangan

C.Tujuan
Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien kebutuhan khusus :psikotik
gelandangan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian

Kata gelandangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki artian orang

yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal yang tetap. Gelandangan sebagai

entitas sosial merupakan orang yang dalam keadaan tidak sesuai dengan norma

kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat

tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara ditempat

umum

Psikotik gelandangan adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-

jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan.Menurut

UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa :

b. Penyebab
Penyeban gelandangan dan psikotik: UU no 23 tentang kesehatan jiwa
menyebutkan penyebab munculnya gelandangan dan psikotik adalah : 
1. Keluarga tidak peduli
2. Keluarga malu
3. Keluarga tidak tahu
4. Obat tidak diberikan
5. Tersesat ataupun karena Urbanisasi
c. Ciri gelandang psikotik:
1. Tubuh kotor sekali
2. Rambut seperti sapu ijuk
3. Pakaian compang camping
4. Membawa bungkusan besar dan berisi macam-macam barang

2
5. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri dan sukar diajak berkomunikasi
dan bermusuhan
6. Pribadi tidak stabil
7. Tidak memiliki kelompok

d.  Layanan yang dibutuhkan oleh gelandangan dan psikotik:

1. Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan


kesehatan

2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris, keperawatan


dan psikologis

3. Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olahraga

4. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha,ketrampilan kerja


dan penempatan dalam masyarakat.
5. Kebutuhan rohani

e. Langkah - langkah rehabilitasi sosial pada psikotik dan gelandangan :

1. Tahap identifikasi
Masalah sosial merupakan fenomena yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, perwujudannya dapat merupakan masalah lama yang
mengalami perkembangan ataupun masalah baru yang muncul akibat
perkembangan dan perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural

2. Tahap diagnosis
Setelah masalah sosial teridentifikasi, maka akan mendorong timbulnya
respon masyarakat berupa tindakan bersama untuk memecahkan masalah
bersama
3. Tahap treatment
a. Pendekatan awal

 Razia oleh petugas

3
 Kemitraan dengan lembaga atau pihak lain rumah sakit dan dinas sosial.

b. Penerimaan dan peng asramaan


 Pengungkapan masalah
 Pelaksanaan rehabilitasi sosial
 Bimbingan fisik
 Bimbingan mental
 Bimbingan sosial
c.  Resosialisasi
Serangkaian bimbingan yang bertujuan untuk mempersiapkan klien agar
dapat berintergrasi penuh dalam kehidupan masyarakat secara normatif
dan juga mempersiapkan masyarakat untuk dapat menerima klien.
d.  Penyaluran

Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan klien kedalam


kehidupan masyarakat secara normatif.

e. Bimbingan lanjut

Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk lebih memantapkan klien


kembali dalam kehidupan masyarakat.
f.  Evaluasi

Bertujuan untuk memastikan proses pelaksanaan rehabilitasi sosial


berjalan dengan baik.

4
f.Rentang respon neuro biologis

g. Faktor Predisposisi
i. Biologis
 Hambatan perkembangan otak, khususnya frontal, temporal, limbik,
sehingga mengakibatkan gangguan dalam belajar, bicara, daya ingat. Selain itu
mengakibatkan seseorang menarik diri dari lingkungan atau timbul resiko perilaku
kekerasan.
 Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus, dan anak-anak.
ii.Psikologis
 Penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien.
 Pola asuh yang tidak adekuat.
 Konflik dan kekerasan dalam keluarga.
iii. Sosial Budaya
 Kemiskinan.
 Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
 Kehidupan terisolasi dan stressor.

h.Faktor Presipitasi
Umumnya sebelum timbul gejala, klien mengalami konflik dengan orang di sekitarnya.Selain
itu ada juga tekanan, isolasi, pengangguran yang disertai perasaan tidak berguna, putus asa,
dan merasa tidak berdaya.

5
i. Mekanisme koping
Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif yang maladaptive dipengaruhi
oleh perjalanan masa lalunya.Seseorang yang telah mengembangkan mekanisme koping yang
efektif pada masa lalu akan lebih mampu dalam mengatasi serangan masalah kognitif.
Mekanisme pertahanan ego yang mungkin teramati pada pasien gangguan kognitif (perubahan
proses pikir) :

 regresi
 denial
 kompensasi

j.Tanda dan Gejala


 Tidak mampu berbicara dengan bahasa yang dominan
 Tidak mau bicara
 Menolak untuk bicara
 Kesulitan dalam mengungkapkan maksud atau mengekspresikan secara verbal (aphasia,
dysphasia, apraxia, dyslexia)
 Kesulitan dalam membuat kata-kata atau kalimat (aphonia, dyslalia, dysarthria)
 Berbicara tidak sesuai (inkoheren, asosiasi longgar, flight of idea)
 Tidak ada kontak mata
 Disorientasi tempat, waktu dan orang
 Kesulitan dalam menggali dan memahami pola komunikasi yang biasanya
 Menggunakan kata-kata yang tidak berhubungan atau tidak berarti
 Pengulangan kata-kata yang didengar
 Tidak mampu atau kesulitan dalam menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Ungkapan verbal (verbalisasi) yang tidak tepat
 Defisit visual sebagian atau total
 Bicara atau verbalisasi yang sukar
 Bicara gagap
 Sengaja menolak berbicara

6
BAB III

PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan

a) Faktor predisposisi

 Genetik
 Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistem neuro transmiter.
 Teori virus dan infeksi

b) Faktor presipitasi

 Biologis

 Sosial kutural

 Psikologis

c) Penilaian terhadap stressor

Respon adaptif Respon mal adaptif


-Berfikirlogis -Pemikiran sesekali -Gangguan pemikiran

-Persepsi akurat -Terdistorsi -Waham/ halusinasi

-Emosi konsisten -Ilusi -Kesulitan pengolahan


dengan pengalaman
-Reaksi emosi Emosi
- Perilaku sesuai
 berlebih dan tidak bereaksi -Perilaku kacau dan
- Berhubungan sosial isolasi social
-Perilaku aneh

7
-Penarikan tidak bisa

- berhubungan sosial

d) Sumber koping

 Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif)


 Pencapaian wawasan
 Kognitif yang konstan
 Bergerak menuju prestasi kerja

e) Mekanisme koping

 Regresi( berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran


sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola anxietas)
 Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan dengan
menetapkan tanggung jawab kepada orang lain)
 Menarik diri
 Pengingkaran

N Diagnosa NOC NIC


o Keperawatan
.
1 Defisit Perawatan Perawatandiri : mandi
Bantuanperawatandiri
Diri : mandi 1.Mandi dengan
- Berikan peralatan
Defenisi: ketidak bersiram menjadi skala 5
kebersihan pribadi ( seperti
mampuan melakukan 1. Mencuci wajah
deodorant, sikat gigi dan
pembersihan diri menjadi skala 5
sabun mandi)
saksama secara mandiri 2. Mencuci badan

8
bagian atas dan
- Berikan bantuan sampai
bagian bawah
pasienbenar-benar mampu
menjadi skala 5
merawat diri secara
3. Mengeringkan
mandiri
badan menjadi
- Bantu pasien menerima
skla 5
kebutuhan terkait dengan
kondisi ketergantungannya

- Lakukan pengulangan yang


konsisten terhadap rutinitas
kesehatan

- Dorong kemandirian
pasien, tapi bantu ketika
pasien tidak mampu
melakukannya

- Dorong orang tua atau


keluarga untuk mendukung
kemandirian pasien

Peningkatan harga diri

- Dukung tanggung jawab


diri sendiri dengan tepat

- Eksplorasi pencapaian
keberhasilan sebelumnya

- Dukung pasien untuk


mengevaluasi kegiatannya

2 Resiko Perilaku Kontrol Diri Pencegahan Perilaku

9
kekerasan Definisi: kemampuan untuk Kekerasan
Definisi: berisiko mengendalikan atau mengatur Definisi: Meminimalkan
membahayakan secara emosi,pikiran, perilaku kemarahan yang
fisik, emosi dan atau dalamm enghadapi masalah diekspresikan secara
seksual pada diri sendiri -Verbalisasi ancaman kepada berlebihan dan tidak
atau orang lain orang lain menurun terkendali secara verbal
sampai dengan mencederai
-Verbalisasi umpatan menurun
orang lain dan/atau merusak
-Perilaku melukai diri sendiri lingkungan.
atau orang lain menurun Observasi
1. Monitor adanya benda
Perilaku merusak lingkunagan
yang berpotensi
sekitar menurun
membahayakan (mis.
Perilaku agresif atau menurun Benda tajam, tali)
2. Monitor keamanan barang
1. Suara keras menurun
yang dibawa oleh
2. Bicara ketus menurun
pengunjung
3. Monitor selama
Harga Diri penggunaan barang yang
Perasaan positif terhadap diri dapat membahayakan
sendri atau kemampuan (mis. Pisau cukur)
sebagai respon terhadap situasi
Terapeutik
saatini
1. Pertahankan lingkungan
1.Penilaian diri positif
bebas dari bahaya secara
meningkat
rutin
2.Perasaaanmemilikikelebihan
2. Libatkan keluarga dalam
ataukemampuanpositifmenin
perawatan
gkat
3. Penerimaanpenilaianpo Edukasi
sitifterhadapdirisendiri 1. Anjurkan pengunjung dan
meningkat keluarga untuk

10
4. Minatmencobahalbaru mendukung keselamatan
meningkat pasien
5. Perasaantidakmampum 2. Latih cara
elakukanapapunmenuru mengungkapkan perasaan
n secara asertif
6. Perasaanmaludanbersal 3. Latih mengurangi
ahmenurun kemarahan secara verbal
dan nonverbal (mis.
relaksasi, bercerita)

Intervensi Pendukung:
Dukungan Pengungkapan
Perasaan
Definisi: Memudah kan
mengekspresikan, memahami
dan mengelola emosi.
Observasi
1.Identifikasi tingkat emosi
2.Identifikasi isyarat verbal
dan non verbal
3.Identifikasi perasaan saat
ini
4.Identifikasi hubungan
antara apa yang dirasakan
dan perilaku

Terapeutik
1.Fasilitasi mengungkapkan
pengalaman emosional
yang menyakitkan
2.Fasilitasi mengideńtifikasi

11
asumsi interpersonal yang
melatar belakangi
pengalaman emosional
3.Fasilitasi pertinmbangan
menunda perilaku dalam
merespon emosi yang
menyakitkan
4.Fasilitasi membedakan
pengungkapan ekspresi
emosi yang kuat
diperbolehkan dan yang
merusak hubungan
5.Fasilitasi menetralkan
kembali emosi yang negatif

Edukasi
1. Ajarkan mengekspresikan
perasaan secara asertif
2. Informasikan menekan
perasaan dapat
mempengaruhi hubungan
interpersonal

3 Isolasi social Keterlibatan social


Modifikasi perilaku :
Defenisi : interaksi social
Definisi :  keterampilan-
dengan orang, kelompok
Kesendirian yang keterampilan sosial
atau organisasi
dialami oleh individu
Definisi : Membantu
dan dianggap timbul 1. Berinteraksi dengan
pasien untuk
karena orang lain dan teman dekat, tetangga,
mengembangkan atau
sebagai dan anggota keluarga
meningkatkan
suatu pernyataan menjadi skala 5
keterampilan social
negatif atau

12
mengancam 2. Berpartisipasi dalam interpersonal atau
aktivitas yang meningkatkan
terorganisir menjadi keterampilan sosial
skala 5 interpersonal
- Dukung pasien
3. Berpartisipasi dalam
untukverbalisasi
aktivitas waktu luang
perasaannya berkaitan
dengan orang lain
dengan masalah
menjadi skala 5
interpersonal

- Bantu pasien untuk


mengidentifikasi langkah
-langkah dalam berperilaku
mencapai keterampilan
social

- Dukung pasien untuk


mengevaluasi hasil dari
interaksi sosial

Peningkatan sosialisasi
Defenisi : fasilitasi
kemampuan orang untuk
berinteraksi dengan orang lain

- Tingkatkan hubungan
dengan orang orang yang
memiliki tujuan yang sama

- Tingkatkan berbagai
masalah umum dengan
orang lain

- Anjurkan partisipasi dalam

13
kelompok

- Fasilitasi masukan pasien


dan perencanaan kegiatan
di masadepan

BAB IV

PENUTUP

14
1.1. Kesimpulan
Psikotik gelandangan adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-
jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan Ciri yang
menonjol dari sakit jiwa adalah tingkah laku yang menyolok, berlebih-lebihan pada seseorang
sehingga menimbulkan kesan aneh, janggal dan berbahaya bagi orang lain. Dan pada pasien
psikotik gelandang dapat dipengaruhi karena perilaku kekerasan dan dapat menimbulkan
masalah keperawatan dengan gangguan Komunikasi verbal.

1.2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu
memahami tentang asuhan keperawatan psikotik gelandangan, sehingga kita mampu
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Much.(2013), “Tahun 2016Bandung BebasGelendangan Dan Pengemis”
dalamhttp://rehsos.depsos.go.id

Baihaqi, Sunardi, RiksmaN.RinaltiAkhlan, danEuisHeryati. (2007),


PsikiatriKonsepDasardanGangguan-gannguan.Bandung: RefikaAditama

Karnadi.(2014). Model RehabilitasisosialGelandanganPsikotikBerbasisMasyarakat.demak

PPNI (2018).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: DefinisidanKriteriaHasil


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018).StandarLuaranKeperawatan Indonesia: DefinisidanIndikatorDiagnostik, Edisi


1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018).StandarIntervensiKeperawatan Indonesia: DefinisidanTindakan Keperawatan,


Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Herdman, T. Heather. NANDA-I diagnosis keperawatan :defenisidanklasifikasi (2018-2020).


Edisi 11.Jakarta : EGC. 2018

16

Anda mungkin juga menyukai