Anda di halaman 1dari 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDI Al-Munawwar yaitu kelas IV Untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang lokasi penelitian, peneliti akan

mendiskripsikan SDI Al-Munawwar secara keseluruhan sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat Berdirinya SDI Al-Munawwar

Secara singkat Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar berdiri

karena adanya beberapa hal yang melatar belakangi. Adapun yang melatar

belakanginya, sebagai berikut:

Pertama, karena pada saat itu (Tahun 1994) terkenal berdiri lembaga

sekolah swasta, yang didirikan oleh lembaga non formal seperti yang

didirikan oleh Pondok Pesantren dan juga oleh Madrasah Diniyah. Maka

Remas Masjid Agung Al-Munawwar Tulungagung merasa tertantang dan

ingin mendirikan hal yang serupa. Ide tersebut tenyata direspon juga dan

ditanggapai dengan baik oleh semua pihak, termasuk Ta’mirnya. Maka secara

resmi Masjid Agung Al-Munawwar Tulungagung mempunyai lembaga

pendidikan yang awal mulanya hanya Play Group.

58
59

Kedua, sudah adanya sarana dan prasarana yang memadahi di Masjid

Agung al-Munawwar, sehingga ketika mendirikan Lembaga Pendidikan

tersebut tidak kebingungan tempat untuk dijadikan ruang kelas.

Ketiga, karena letak Masjid Al-Munawwar yang sangat strategis,

terletak di tengah-tengah kota dan bisa dijangkau dari berbagai arah, sehingga

mempermudah Wali Murid untuk mengantar jemput anaknya.

Setelah Play Group resmi berdiri dan sudah menghasilkan output,

maka berlajut TK kemudian berlanjut sampai menghasilkan output. Maka

juga perlu didirikan Sekolah Dasar (SD) Islam sebagai kelanjutan dari Taman

Kanak tersebut. Maka bediri pula Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar

yang bertempat di Masjid Agung Al-Munawwar Tulungangung.

Perpindahan Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar ke Pondok

Pesantren Panggung Tulungagung.

Play Goup, TK dan Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar

mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah berjalan beberapa tahun.

Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah siswa-siswinya yang semakain

bertambah dan terus bertambah sampai menjadi ratusan siswa. Dan mulai saat

itu pula permasalahan muncul baik dari lingkungan lembaga itu sendiri

maupun kritikan-kritikan dari luar. Isu sentral yang menyebabkan timbulnya

masalah adalah, bahwa sebuah masjid tidak boleh digunakan untuk bermain-

main, kebersihan dan kesucianya harus selalu terjaga. Pada hal yang

menempati ruangan tersebut anak-anak kecil, kemungkinan kecil anak-anak


60

sulit agar selalu menjaga kebersihan dan kesucian serta tidak ramai juga

bermain-main dimasjid.

Setelah kritikan dan masukan tersebut tidak ada tanggapan dari pihak

terkait, maka terjadi sabutase terhadap fasilitas dan sarana yang ada yaitu

dibakarnya ruangan yang digunakan untuk belajar siswa dan sabutase tersebut

diperkirakan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan

disinyalir dilakukan oleh orang-orang yang berselisih pendapat dengan adanya

Play Group, TK dan Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar yang berlokasi

di masjid Agung Tulungagung.

Kemudian Permasalahan tersebut tidak bisa diselesaikan secara intern,

maka alternatifnya pemecahannya adalah dengan membawa permasalahan

tersebut ke Depag Tulungagung; dengan harapan Depag bisa memberikan

solusi yang terbaik. Dan kemudian diperoleh kesepakatan yang intinya

Sekolah dasar (SD) Islam Al-Munawwar pindah dari Masjid Agung al-

Munawwar ke lokasi yang lainnya. Dan alternatif lokasi yang akan digunakan

sebagai lokasi lembaga pendidikan tersebut ada beberapa madrasah. Namun

sebelum memilih lokasi tersebut, pengurus LPI al-Munawwar disarankan

terlebih dahulu untuk survei melihat situasi dan kondisi yang akan dijadikan

lokasi untuk ditempatinya nanti. Setelah itu akhirnya Pengurus Lembaga

Pendidikan Islam (LPI) Al-Munawwar yang didirekturi oleh Ibu Endah

Kartikowati memilih Pondok Pesantren Panggung Tulungagung yang

dijadikan tempat belajar. Alasannya, di Pondok Pesantren Panggung sudah


61

banyak ruangan yang keadanya baik dan bisa ditempati. Alasan lain Pondok

Pesantren Panggung juga cukup strategis yang letaknya ditengah-tengah kota

Tulungangung, kira-kira 300 Meter selatan Masjid Agung Tulungagung.

Sehingga secara resmi LPI Al-Munawwar yang meliputi Play Grop, Taman

Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Islam pindah dari Masjid Agung

Tulungagung ke Pondok Pesantren Panggung Tulunggung mulai tahun 2000

hingga sekarang ini.

2. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah  : SD ISLAM AL MUNAWWAR

2. NPSN : 103051601126

3. Alamat Sekolah :

a. Jalan/ Nomor : Pangeran Diponegoro 151

b. Desa / Kelurahan : Karangwaru

c. Kecamatan : Tulungagung

d. Kabupaten : Tulungagung

e. Propinsi : Jawa Timur

f. Kode Pos : 66217

g. Telepon  : 0355-320920

4. Status Sekolah  : Swasta

5. Tahun Berdiri : 1998

6. Akreditasi : Terakreditasi A (9,27)

7. Waktu Penyelenggaraan : Pagi –Siang (Fullday)


62

8. Gugus Sekolah : Imbas

9. Yayasan : Raden Ja’far Shodiq

(Pondok Pesantren Panggung Tulungagung)

10. Alamat Yayasan

a. Jalan/ Nomor : Pangeran Diponegoro 151-152

b. Desa / Kelurahan : Karangwaru

c. Kecamatan : Tulungagung

d. Kabupaten : Tulungagung

e. Propinsi : Jawa Timur

f. Kode Pos : 66217

g. Telepon  : 0355-327100

3. Letak Geografis

Ditinjau dari letak geografis, Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar

ini letaknya srtategis yaitu di jantung kota Tulungagung. Lokasinya selatan

Alun-Alun Tulunggung kurang lebih 300 M, dari perempatan tamanan ke

utara kurang lebih 1 Km, dari perempatan BTA ke barat kurang lebih 1 Km.

Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar ini berada di Kel. Karangwaru, Kab.

Tulungagung Jawa Timur.

4. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

 Visi Sekolah

Adapun visi Sekolah Dasar Islam Al-Munawwar Tulungagung, yaitu :


63

Terwujudnya insan yang cerdas dalam berpikir, kreatif dalam bekerja,

islami dalam berperilaku berlandaskan pada Iman dan Taqwa.

 Misi Sekolah

1. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan dasar,

dan sikap islami yang berakhlaqul karimah.

2. Membentuk citra dan jati diri sebagai anak yang memiliki performansi

dan kompetensi IPTEK dan IMTAQ berwawasan kecendikiaan,

kepeloporan, kebangsaan dan ke-Islamian.

3. Pencapaian standar pembelajaran yang inovatif dan dinamik untuk

menghasilkan lulusan yang unggul dan berkualitas.

 Tujuan Sekolah

1. Menghasilkan anak didik yang menguasai dasar-dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan

pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan berkualitas.

2. Menghasilkan siswa yang mengetahui, memahami dan mengamalkan

ilmu agama sebagai anak soleh-solihah dan berakhlaqul karimah.

3. Menyiapkan siswa yang mampu menghasilkan prestasi akademik

maupun non akademik.

4. Menggali, memunculkan, melatih, dan membina bakat yang dimiliki

peserta didik untuk menjadi siswa yang berpotensi.

5. Menyiapkan siswa yang mendiri dan bertanggung jawab dalam

menuntut ilmu, beribadah, dan beramal soleh.


64

6. Menyiapkan siswa yang menguasai bahasa keilmuan, bahasa agama,

dan bahasa budaya.

7. Menjadi sekolah yang bonafit, bermutu, unggul, dan berprestasi.

5. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI SDI AL MUNAWWAR1

PENGURUS YAYASAN

KOMITE KONSULTAN
SEKOLAH KEPALA SEKOLAH AKADEMIK

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Urusan Urusan Urusan


Kurikulum Kesiswaan Administrasi

Guru

Siswa/Siswi

1
Dokumentasi SDI Al-Munawwar Tulungagung
65

4. Keadaan Siswa

1. Jumlah Siswa Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDI Al Munawwar2

Jenis Kelamin 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012


Laki – Laki 99 108 113 145 140 150
Perempuan 88 92 110 110 125 140
Jumlah 187 210 233 255 265 290
Jumlah siswa tahun 2011-2012 sebanyak 290 siswa.

2. Kelas Rombel Menurut Tingkat 2008/2009

Tabel 4.2 Kelas Rombel SDI Al Munawwar

Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat


Jumlah
1 2 3 4 5 6
2 2 2 2 2 1 11

3. Siswa Tingkat VI, Peserta Ujian, dan Lulusan

Tabel 4.3 Kelulusan Siswa SDI Al Munawwar

Peserta Lulus Melanjut SLTP


Tahun Pelajaran
L P JML L P JML L P JML
2005/2006 7 6 13 7 6 13 7 6 13
2006/2007 9 11 20 9 11 20 9 11 20
2007/2008 12 10 22 12 10 22 12 10 22
2009/2010 13 11 24 13 11 24 13 11 24
2010/2011 12 13 25 12 13 25 12 13 25

2
Ibid.,
66

4. Nilai Rata-rata Ujian Sekolah Dasar (UAS)

Tabel 4.4 Nilai UAS SDI Al Munawwar

Mata Pelajaran 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2009/2010 2010/2011


1. Pend. Agama 6,13 8,80 8,80 8,8 8,9
2. PPKn 8,58 9,15 9,15 8,8 8,9
3. Bhs. Indonesia 7,54 8,86 8,91 8,92 8,9
4. Matematika 8,37 9,20 9,20 9,3 9,4
5. IPA 8,60 8,65 8,65 8,65 8,7
6. IPS 8,69 8,93 8,93 8,93 8,94

Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek penelitian pada kelas

IV yang berjumlah 22 siswa, yaitu 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan,

data-datanya sebagai berikut:3

Tabel 4.5 Data siswa kelas IV

No Nama Siswa Jenis Kelamin Kode Siswa


1 Ahmad Farid Zamzam L FD
2 Aldo Kurniawan Subagyo L AD
3 Alya Salsabila Zahra P AY
4 Angger Herisancaka L AG
5 Ayu Nur Zuliya P AN
6 Damar Erlangga Putra L DM
7 Febry Setya Susanto L FB
8 Hilmi Taufiqul Mutohar L HM
9 Intan Ayu Sulistyorini P IT
10 Khusna Zakiyyah Khanin P KN
11 M. Yakin L YK
12 M. Fuchrega Yuhan L FC
13 M. Fakhuzzan L FZ
14 M. Ulul Albab L UL
15 Nabila Febriana Zahro P NB
16 Nashwan Alyaa Putri P NW
17 Naufal Riki Nailul Haqi P NF
18 Sendi Ardiansyah L SD

3
Observasi, tanggal 30 April 2012
67

19 Shofiatul Ulul Azmi P SF


20 Syahrul Ali Ibrohim L SR
21 Yusna Ciptaningrum P CR
22 Zerrina Qutrotus Zahra P ZN

5. Kepala Sekolah, Guru, dan Pegawai, Petugas Perpustakaan dan Penjaga

Sekolah

1. Kepala Sekolah, Guru menurut Jabatan tiap Status Kepegawaian

Tabel 4.6 Data Guru SDI Al Munawwar4

Jabatan
Kepala Guru JUMLAH
Status Sekolah
Kepegawaian Kelas Agama Penjas Bhs.Ing Mulok
L P L P L P L P L P L P L P jml
1. PNS
2. Non PNS
a. Tetap Yayasan 1 5 1 5 6
b. G.Bantu Pusat
c. G.Bantu Daerah
d. G.Tidak Tetap 6 5 1 1 5 7 13
Jumlah 6 12 19

2. Kepala Sekolah, Guru, Pegawai menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 4.7 Data Guru Tingkat Pendidikan di SDI Al Munawwar

Ijazah Tertinggi
Jabatan SLTA D1 D2 D3 S1 S2 JUMLAH
Kepala Sekolah 1 1
Guru 1 16 17
Teng. Admin 1 1
Petgs. Perpus 1 1
Penjaga 1 1 2
Jumlah 2 2 17 1 22
6. Sarana Prasarana Pendidikan

4
Dokumentasi SDI Al-Munawwar Tulungagung
68

Dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, sekolah harus

memiliki sarana dan prasarana kerena dengan adanya sarana dan prasarana

akan memperjelas dan mempercepat siswa dalam proses kegiatan

pembelajaran berlangsung maupun kegiatan ekstrakurikuler yang juga dapat

meningkatkan kecakapan serta keterampilan para siswa ketika berada di luar

ruang kelas.

Sarana dan prasarana yang terdapat di SDI Al Munawwar dapat dilihat

pada tabel berikut :

1. Kantor, R. Kelas, Perpustakaan, PSB, dan R.TU Menurut Jumlah dan

Kondisi

Tabel 4.8 Kondisi Sarana dan Prasarana SDI Al Munawwar5

Kondisi
Ruang Jumlah
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Kantor 1 1
R. Tata Usaha 1 1
Ruang Kelas 9 2 11
R. Perpustakaan 1 1
Ruang PSB 1 1
Ruang UKS 1 1
R. Satpam 1 1
Mushola 1 1
Jumlah 16 3 19

2. Buku Pegangan Guru dan Siswa tiap Mata Pelajaran

5
Ibid.,
69

Tabel 4.9 Buku Pegangan Guru dan Siswa SDI Al Munawwar6

Jumlah Buku
Mata Pelajaran
Pegangan Guru Pegangan Siswa
1. Pend. Agama 6 eks 230 eks
2. PPKn 11 eks 230 eks
3. Bhs. Indonesia 11 eks 230 eks
4.Matematika 11 eks 230 eks
5. IPA 11 eks 230 eks
6. IPS 11 eks 230 eks
7. Bhs. Inggris 6 eks 230 eks
8. Bhs. Jawa 11 eks 230 eks

3. Jumlah Buku Bacaan dan Buku Sumber di Perpustakaan

Tabel 4.10 Jumlah Buku di Perpustakaan

Buku Bacaan Buku Sumber Jumlah


750 eks 1250 eks 2000 eks

4. Jumlah dan kondisi Sarana dan Peralatan Penunjang

Tabel 4.11 Sarana penunjang

Kondisi
Sarana/ Peralatan Jumlah
Baik Rusak Ringan Rusak Beras
1. Alat Peraga/ Praktik
a. Pend. Agama 2 set 2 set
b. PPKn - -
c. Bhs. Indonesia 2 set 2 set
d. Matematika 2 set 2 set
e. IPA 2 set 2 set
f. IPS 2 set 2 set
g. Bhs. Inggris 2 set 2 set

6
Ibid.,
70

h. Olah Raga 2 set 2 set


i. Kesenian 2 set 2 set
2. Lap. Olah Raga 1 1
3. Komputer 8 unit 4 unit 12 unit
4. Drum Band 1 unit 1 unit
5. Elekton 2 buah 2 buah

B. Paparan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penerapan pembelajaran

kontekstual di kelas IV A SDI Al-Munawwar Tulungagung pada pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi sumber daya alam. Penelitian tindakan

kelas ini meliputi dua siklus. Dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dan penelitian ini dapat di deskripsikan

secara rinci kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Kegiatan Pra-tindakan

Pada hari Senin tanggal 9 April 2012 peneliti mengadakan pertemuan

dengan kepala sekolah, yaitu Bapak H.M. Nurul Huda, S.P.MM., yang juga

sebagai dosen di STAIN. Tujuan dari pertemuan ini adalah peneliti meminta

izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian pada siswa kelas IV

A SDI Al-Munawwar yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan April

sampai dengan bulan Mei 2012. Guna menyelesaikan tugas akhir program

sarjana STAIN Tulungagung. Kepala sekolah menyatakan tidak keberatan dan

memberikan izin serta menyambut baik niat peneliti untuk mengadakan

peneliti. Kepala sekolah juga mempersilahkan bila peneliti ingin meminta


71

data-data atau apa saja yang peneliti inginkan. Untuk lebih mudahnya

didiskusi dengan guru kelas sangat dianjurkan karena dalam penelitian ini

peneliti mengambil jenis penelitian tindakan kelas. Kepala sekolah

menyarankan untuk diskusi kepada wali kelas IV yang lebih mengerti untuk

jadwal, materi dan pelaksanaannya.

Pada hari Selasa 17 April 2012 pada waktu istirahat peneliti datang ke

SDI Al-Munawar untuk menemui wali kelas IV A yaitu Ibu Yayun, peneliti

bertanya-tanya mengenai siswa-siswi kelas IV A.

Berikut ini adalah data hasil dialog antara peneliti dengan guru wali

kelas IV juga sekaligus guru IPA di SDI Al-Munawwar.

P : Siswa kelas IV A, jumlahnya ada berapa bu?

G : Ada 22 siswa, yang laki-laki 12, yang perempuan 10, sebenarnya 23

yang satu baru saja pindah kemarin

P : Bagaimana kondisi belajar siswa? pandai-pandai ataukah percampuran?

G : Ya ada yang pandai, ada yang kurang, beragam mbak, tapi siswa disini

aktif-aktif, mereka semangat bila diajar, paling cuma satu, dua yang

kurang responnya, mayoritas nilainya bagus-bagus

P : Bagaimana sikap mereka kalau diajar?

G : Karena aktif ya ramai mbak, tapi ya tidak terus-terusan, ramainya ya

biasa namanya juga anak-anak

Pada kesempatan ini pula, peneliti menanyakan kepada wali kelas IV

A tentang jadwal pelajaran IPA, materi yang diajarkan sekarang sudah


72

mencapai mana serta pembelajaran yang seperti apa yang pernah dilakukan

guu dalam melaksanakan proses belajar mengajar selama ini. Guru

menjelaskan bahwa pelajaran IPA diajarkan pada hari Senin dan Selasa, 35

menit untuk setiap jam pelajaran. Untuk materinya masih akan membahas bab

SDA, jadi peneliti menggunakan bab SDA untuk melakukan penelitian mulai

dari sub bab SDA yang awal, untuk buku yang digunakan pembelajaran juga

sudah ada di kelas peneliti tinggal menggunakannya. Pembelajaran yang

digunakan guru IPA pun menyesuaikan dengan materi. Kadang menggunakan

ceramah, diskusi, siswa diajak keluar kelas, kelompok dan lain-lain. Kata Ibu

Yayun “kalau masalah pembelajaran saya suka menggabung-gabungkan

mbak, supaya anak tidak merasa bosan. Peneliti bertanya kepada Ibu Yayun

apakah pernah melakukan pembelajaran kontekstual”, kata Ibu Yayun “Terus

terang saja mbak kalau pembelajaran yang seperti itu saya belum begitu

paham, saya mengajar pokoknya menggunakan pembelajaran yang mudah

dimengerti siswa agar tujuan pembelajaran tercapai.” Peneliti menyampaikan

bahwa yang akan bertindak sebagai pelaksana dalam tindakan ini adalah

peneliti sendiri, dan seorang pengamat untuk mengamati semua aktivitas

peneliti dan siswa apabila sudah sesuai dengan rencana yang telah diterapkan

dengan menggunakan lembar observasi sebagaimana ditujukkan dalam

lampiran.

Pada tanggal 30 April 2012 pada hari itu waktu pelajaran IPA peneliti

meminta sisa waktu sebentar untuk melakukan pre-test sebelum siswa


73

mengerjakan soal peneliti menyampaikan kepada siswa agar mengerjakan soal

tersebut secara jujur dan mandiri, karena hasil dari pre-test ini tidak ada

pengaruhnya terhadap nilai siswa, hanya sebagai ukuran masing-masing

kemampuan siswa. Soal berupa uraian yang berjumlah 5 soal yang mengenai

sumber daya alam yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Pre Test


No Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai Ketuntasan
1 FD L 45 TT
2 AD L 75 T
3 AY P 80 T
4 AG L 80 T
5 AN P 90 T
6 DM L 80 T
7 FB L 80 T
8 HM L - -
9 IT P 75 T
10 KN P 85 T
11 YK L 80 T
12 FC L 85 T
13 FZ L 65 TT
14 UL L 75 T
15 NB P 65 TT
16 NW P 80 T
17 NF P 80 T
18 SD L 65 TT
19 SF P 90 T
20 SR L 85 T
21 CR P 80 T
22 ZN P 70 TT
Total skor 1610
Rata-rata 76,66
Prosentase 72%

Semua siswa dikatakan tuntas dalam pre-test ini apabila siswa

mendapat nilai minimal 75. Hasil test ini menunjukkan bahwa sebagian besar
74

siswa kelas IV A belum menguasai materi sumber daya alam, selain itu

pemahamannya juga rendah. Semua itu terlihat pada saat mengerjakan soal

siswa masih kesulitan. Namun hal itu akan terus diperbaiki karena peneliti

berusaha mengamati dan memperbaiki kondisi tersebut.

2. Pelaksana tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I ini terdapat 2 pertemuan.

Untuk pertemuan pertama menyajikan materi dan kuis teka-teki, sedangkan

pertemuan yang kedua melaksanakan test untuk siklus I. Adapun materi yang

dibahas pada pertemuan satu ini adalah sumber daya alam dengan sub bab

kelompok benda berdasarkan asalnya.

Siklus I

a. Pertemuan pertama

Dalam pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai guru dan

dibantu satu orang observer, yaitu teman sejawat, dilaksanakan setelah

siswa menempati tempatnya masing-masing, peneliti mulai dengan

mengucap salam kepada siswa, kemudian guru mempresensi siswa.

sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai. Kemudian guru mengadakan tanya jawab kepada

siswa mengenai materi yang akan dijelaskan, tujuan tanya jawab ini untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi. Berikut ini adalah

cuplikan tanya jawab antara guru dan siswa:

Guru : “Anak-anak, coba sekarang ustadzah tanya”


75

Siapa yang tahu tentang pengertian sumber daya alam?

Siswa : “Saya ustadzah…” (beberapa anak mengacungkan tangannya)

Guru : “Coba kamu DM”

DM : “Semua bahan yang berasal dari alam”

Guru : “Benar DM. sekarang siapa lagi yang bisa?”

SR : “Saya bisa ustadzah, semua kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan manusia”

Guru : “Bagaimana anak-anak benar apa salah jawaban teman kalian

tadi?”

Siswa : “Benar ustadzah”

Guru : “Tepuk tangan buat jawaban teman kalian tadi”

“Bagus, iya jawaban teman kalian tadi benar semua kalau begitu

dapat ibu simpulkan bahwa sumber daya alam adalah semua

bahan dan alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan manusia”.

Siswa : “Prok-prok-prok” (suara tepuk tangan)

Tanya jawab ini dimaksudkan untuk mengukur kesiapan siswa dan

keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. Setelah itu guru

menyampaikan materi dan siswa mendengarkannya.

Guru memberikan soal teka-teki sebagai kuis untuk siswa ini

berupa mengisi kotak-kotak yang sudah dipersiapkan guru kuis ini bersifat

santai tapi juga berebut, bagi siswa yang mengacungkan tangan, maka
76

siswa itu yang dipilih guru untuk ke depan mengisi kolom teka-teki sesuai

soal yang dibacakan guru. Sebelum guru selesai membacakan soal siswa

tidak boleh menjawab duluan bila hal itu terjadi maka soal akan

dibatalkan. Siswa pun saling berebut dan antusias sehingga suasana kelas

menjadi ramai.

Selanjutnya guru memberikan soal post test pada siswa untuk

mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan tadi.

Siswa mengerjakannya dengan tekun dan percaya diri, guru pun tidak lupa

mengingatkan kepada siswa bahwa soal dikerjakan sesuai kemampuan

masing-masing. Setelah selesai guru meminta siswa untuk menelitinya

kembali.

Di akhir pembelajaran, peneliti bersama-sama siswa membuat

kesimpulan sementara tentang materi yang baru saja dipelajari. Kemudian

menginformasikan bahwa pada pertemuan kedua guru akan mengadakan

test 1 sehingga siswa diharapkan untuk mempersiapkan materi dan belajar

dengan giat untuk mengerjakan soal test. Peneliti mengingatkan bahwa

test yang dikerjakan secara individu siswa akan memperoleh nilai sesuai

dengan kemampuannya masing-masing. Sehingga peneliti mengetahui

perkembangan siswa dilihat dari hasil pre test dengan tes 1 ini, apakah

sudah mengalami perkembangan atau belum.

b. Pertemuan kedua
77

Pada pertemuan kedua ini pada hari Senin 21 Mei 2012, kegiatan

awal dimulai dengan salam, mengabsen siswa, memacu motivasi siswa

dan memberi pemahaman bahwa materi sumber daya alam ini selalu

berhubungan dengan kebutuhan manusia sehari-hari. Sebelum memulai

test peneliti meminta siswa untuk belajar sebentar agar siswa lebih siap

lagi dalam test dan lebih mudah untuk mengerjakannya, sehingga siswa

mendapatkan nilai yang diinginkan.

Selanjutnya peneliti membagikan soal tetapi sebelum itu peneliti

meminta siswa untuk memasukkan semua buku-buku yang terkait dengan

materi test sekarang ini. Peneliti menyarankan agar siswa mengerjakan

secara individu, tanpa kerjasama dengan teman yang lain. Selain

penerapan sikap disiplin juga kejujuran pada siswa. setelah selesai siswa

diminta menukarkan jawabannya dengan teman yang lain untuk dibahas

bersama-sama dengan guru, siswa juga diajarkan untuk mengoreksi hasil

pekerjaan mereka.

Diakhir pembelajaran, peneliti bersama-sama siswa mengevaluasi

soal test yang tadi dikerjakan, sebelum menutup pelajaran tidak lupa

peneliti memberi saran kepada siswa agar belajar giat agar cita-cita

mereka tercapai.

3. Observasi

Pengamat bertugas mengamati semua aktivitas guru dan siswa.

pengamatan ini dilakukan seperti pedoman yang telah disediakan peneliti, jika
78

ada hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada

dalam pedoman pengamatan maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil

catatan lapangan.

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Adapun tujuan dari observasi sebagai berikut:

a. Mengetahui aktivitas guru atau peneliti dan aktivitas siswa dalam

pelaksanaan tindakan

b. Mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan tindakan dengan

pelaksanaan tindakan

c. Menyaring data

d. Mengetahui perkembangan guru dan siswa

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru sedangkan observer

dilakukan oleh teman sejawat. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan

menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas penelitian dapat dilihat pada

tabel:

Tabel 4.13

Hasil Pengamatan pada Aktivitas Guru pada Siklus I


79

Indikator
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
1 2 3
Melakukan aktifitas keseharian 4 a, b, c
Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 a, b, d
Awal
Mengidentifikasikan pengetahuan 5 Semua
awal
Menyampaikan materi dan pentingnya 5 Semua
materi
Inti Melakukan pembelajaran kontekstual 5 Semua
Menyediakan sarana dan prasarana 5 Semua
Meminta siswa memahami tugas 3 b, d
Merespon pembelajaran 4 a, c, d
Akhir Melakukan evaluasi 5 Semua
Mengakhiri pembelajaran 5 Semua
Jumlah skor 45

Berdasarkan tabel di atas, secara umum kegiatan peneliti sudah sesuai

dengan rencana yang ditetapkan. Jumlah skor yang diperoleh dari pengamat

adalah 45, sedangkan skor maksimal adalah 50. Sehingga nilai yang diperoleh

45
rata-rata adalah x 100% = 90%. Sesuai dengan taraf keberhasilan yang
50

telah ditetapkan maka taraf keberhasilan aktivitas guru berada pada ketegori

baik.

Sementara itu, hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran yaitu:

Tabel 4.14

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I


80

Indikator
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
1 2 3
Melakukan aktifitas keseharian 5 Semua
Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 a, c, a
Awal
Keterlibatan dan pembangkitan 3 a, b
pengetahuan sebelumnya
Menyimak penjelasan materi 5 Semua
Keterlibatan dalam pembelajaran 5 Semua
Inti kontekstual
Memanfaatkan sarana dan prasarana 3 a, b
yang tersedia
Merespon kegiatan 4 a, c, d
Akhir Melakukan evaluasi 4 a, c, d
Mengakhiri pembelajaran 5 Semua
Jumlah skor 38

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan

siswa sesuai harapan meskipun ada beberapa deskriptor yang tidak muncul

dalam aktivitas siswa selama pembelajaran nilai yang dapat diperoleh dari

aktivitas siswa adalah 38 sedangkan skor maksimal adalah 45. Sehingga nilai

38
yang dapat diperoleh rata-rata adalah x 100% = 84,4.
45

Sesuai dengan taraf keberhasilan yang telah ditetapkan maka taraf

keberhasilan aktivitas siswa berada pada kategori baik. Walaupun begitu

semua kegiatan baik peneliti maupun siswa masih dapat ditingkatkan dalam

siklus selanjutnya.

4. Hasil catatan lapangan


81

Cacatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator

maupun deskriptor pada pedoman observasi. Ada beberapa hal yang dicatat

peneliti dan pengamat adalah sebagai berikut:

1) Suasana kelas agak ramai ketika guru melakukan kuis teka-teki, banyak

siswa yang berebutan

2) Siswa ada yang sempat jenuh saat pemberian materi berlangsung

3) Saat dilakukan test ada beberapa siswa yang mencontek

4) Siswa sangat senang dan antusias, buktinya siswa minta adanya kuis teka-

teki lagi

5) Siswa yang belum mendapat bagian kuis merasa kecewa

6) Siswa tertarik dengan kuis / permainan

5. Hasil tes

Tes dalam penelitian ini dilakukan pada pertemuan kedua dalam waktu

23 menit peneliti gunakan untuk melaksanakan test yang hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15
82

Hasil Tes Akhir pada Siklus I

No Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai Ketuntasan


1 FD L 50 TT
2 AD L 80 T
3 AY P 90 T
4 AG L 85 T
5 AN P 100 T
6 DM L 80 T
7 FB L 80 T
8 HM L - -
9 IT P 80 T
10 KN P 90 T
11 YK L 80 T
12 FC L 100 T
13 FZ L 70 TT
14 UL L 90 T
15 NB P 75 T
16 NW P 80 T
17 NF P 80 T
18 SD L 65 TT
19 SF P 100 T
20 SR L 80 T
21 CR P 90 T
22 ZN P 70 T
Total skor 1715
Rata-rata 81,66
Prosentase 82%

Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar pada siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar

siswa pada rata-rata skor pre test adalah 76, sedangkan rata-rata pada tes akhir

siklus I adalah 81,6. Pada hasil pre test ada 5 anak yang tidak lulus KKM IPA

sedang pada hasil test siklus I ada 4 siswa yang tidak lulus KKM, sehingga

masih bisa adanya peningkatan untuk hasil test selanjutnya.

6. Refleksi
83

Pada kegiatan refleksi ini peneliti melakukan diskusi dengan pengamat

untuk mengumpulkan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan pembelajaran sehingga dapat

melakukan perbaikan, sehingga keefektifan pembelajaran dapat dilakukan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan kekurangan-

kekurangan sebagai berikut:

1) Masih terlihat adanya siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran

2) Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat diterangkan

3) Guru kurang merata dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan

4) Guru kurang bisa menguasai kelas

5) Siswa masih malu-malu dalam mengemukakan pendapat

Dari hasil refleksi ini kemudian diberi tindakan perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya. Tindakan perbaikan tersebut antara lain

adalah:

a. Memberi motivasi agar siswa aktif dalam proses pembelajaran, agar siswa

tidak malu dalam mengeluarkan pendapat

b. Guru memberi pengertian bahwa materi pelajaran ini sangat berguna

untuk kehidupan sehari-hari

c. Guru lebih bisa menguasai kelas, agar siswa tidak ramai saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung


84

d. Guru lebih adil pada siswa dalam pembagian soal agar tidak ada siswa

yang kecewa

Berdasarkan hasil analisis test I siswa terlihat adanya peningkatan

pemahaman, ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual terbukti

mampu membantu siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Meskipun pada

siklus I masih banyak kekurangan namun tidak menjadi hambatan bagi

peneliti karena akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, sehingga

hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.

Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Sebelum melakukan kegiatan pada siklus kedua peneliti terlebih

dahulu menyusun rencana tindakan seperti yang telah dibuat pada siklus

sebelumnya. Adapun rencana tindakan yang dimaksud diantaranya yaitu

membuat (a) rencana pelaksanaan pembelajaran materi sumber daya alam

dengan sub bab proses pembuatan benda; (b) menyiapkan materi

pembelajaran bab proses pembuatan benda; (c) membuat soal kelompok; (d)

membuat lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktifitas

guru dan aktivitas siwa dalam pelaksanaan tindakan; (e) membuat soal test 2

yang akan digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan dalam satu

siklus; (f) membuat pedoman wawancara.


85

2) Pelaksanaan tindakan

Pada siklus II ini juga terdapat 2 pertemuan seperti siklus I, pertemuan

pertama untuk menyajikan materi, melakukan kerja kelompok, sedangkan

pertemuan kedua melaksanakan test untuk siklus I.

a. Pertemuan pertama

Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2012, seperti

pada siklus pertama. Siklus kedua ini peneliti bertindak sebagai guru dan

dibantu satu orang observer, yaitu teman sejawat.

Setelah siswa menempati tempatnya masing-masing, peneliti mulai

dengan mengucap salam kepada siswa, kemudian guru mempresensi

siswa, sebelum memulai pelajaran guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru mengadakan tanya

jawab sebagai apersepsi untuk siswa sekaligus untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan

kemarin dan sedikit tentang materi yang akan dipelajari.

Guru juga mengumumkan hasil test yang dilaksanakan pada

pertemuan sebelumnya, guru juga memberitahu kepada siswa bahwa dari

hasil test 1 terdapat beberapa siswa yang belum mencapai nilai kriteria

ketuntasan. Guru memotivasi siswa untuk belajar lebih tekun supaya hasil

yang diperoleh lebih baik dari yang sebelumnya.

Kemudian guru menyampaikan materi pelajaran. Setelah siswa

dirasa memahami materi, guru meminta siswa untuk membentuk


86

kelompok, satu kelompok terdiri dari 6 siswa dan sekaligus membuat

nama kelompok, guru tidak membatasi nama kelompok apa yang mereka

buat. Pada pertemuan ini siswa lebih bersemangat, aktif juga saling kerja

sama dalam kelompok.

Setelah selesai berkelompok siswa diminta untuk

mempersentasikan hasil kelompoknya kepada teman-teman yang lain.

Guru sebagai fasilitator untuk diskusi kelompok ini bagi siswa yang ingin

bertanya atau mengeluarkan pendapatnya pun dipersilahkan, dalam

diskusi ini siswa diajarkan untuk kerja sama dan melatih kebersamaan,

toleransi dengan teman yang lain. Setelah diskusi selesai guru

menyimpulkan hasil diskusi pada pertemuan ini.

Di akhir pembelajaran, peneliti bersama-sama dengan siswa

membuat kesimpulan sementara tentang materi dan soal kelompok yang

sudah dilakukan tadi, kemudian menginformasikan bahwa pada pertemuan

kedua guru akan mengadakan test 2 sehingga siswa diharapkan untuk

mempersiapkan materi dan belajar dengan giat untuk mengerjakan soal

test. Peneliti mengingatkan bahwa test yang dikerjakan secara individu.

Sehingga peneliti mengetahui perkembangan siswa dilihat dari hasil test

ke 1 dengan test ke 2 ini.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua ini pada hari senin 28 Mei 2012., kegiatan

awal dimulai dengan salam, mengabsen siswa, memacu motivasi siswa


87

dan memberi pemahaman bahwa materi sumber daya alam ini selalu

berhubungan dengan kebutuhan manusia sehari-hari. Sebelum memulai

test peneliti meminta siswa untuk belajar sebentar agar siswa lebih siap

lagi dalam test dan lebih mudah untuk mengerjakannya, sehingga siswa

mendapatkan nilai yang diinginkan.

Selanjutnya peneliti membagikan soal tetapi sebelum itu peneliti

meminta siswa untuk memasukkan semua buku-buku yang terkait dengan

materi test sekarang ini. Peneliti menyarankan agar siswa mengerjakan

secara individu, tanpa kerjasama dengan teman yang lain. Selain

penerapan sikap disiplin juga kejujuran pada siswa. setelah selesai siswa

diminta menukarkan jawabannya dengan teman yang lain untuk dibahas

bersama-sama dengan guru, siswa juga diajarkan untuk mengoreksi hasil

pekerjaan mereka.

Diakhir pembelajaran, peneliti bersama-sama siswa mengevaluasi

soal test yang tadi dikerjakan, sebelum menutup pelajaran tidak lupa

peneliti memberi nasihat kepada siswa agar belajar giat agar cita-cita

mereka tercapai.

3) Observasi

Pengamat bertugas mengamati semua aktivitas guru dan siswa.

pengamatan ini dilakukan seperti pedoman yang telah disediakan peneliti, jika

ada hal-hal yang penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak
88

ada dalam pedoman pengamatan maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil

catatan lapangan.

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Adapun tujuan dari observasi sebagai berikut:

a. Mengetahui aktivitas guru atau peneliti dan aktivitas siswa dalam

pelaksanaan tindakan

b. Mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan tindakan dengan

pelaksanaan tindakan

c. Menyaring data

d. Mengetahui perkembangan guru dan siswa

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru sedangkan observer

dilakukan oleh teman sejawat. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan

menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas penelitian dapat dilihat pada

tabel:
89

Tabel 4.16

Hasil Pengamatan pada Aktivitas Guru pada Siklus II

Indikator
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
1 2 3
Melakukan aktifitas keseharian 5 Semua
Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 Semua
Awal
Mengidentifikasikan pengetahuan 5 Semua
awal
Menyampaikan materi dan pentingnya 5 Semua
materi
Inti Melakukan pembelajaran kontekstual 5 Semua
Menyediakan sarana dan prasarana 5 Semua
Meminta siswa memahami tugas 4 a, c, d
Merespon pembelajaran 4 a, b, d
Akhir Melakukan evaluasi 5 Semua
Mengakhiri pembelajaran 5 Semua
Jumlah skor 48

Berdasarkan tabel di atas, secara umum kegiatan peneliti sudah sesuai

dengan rencana yang ditetapkan. Jumlah skor yang diperoleh dari pengamat

adalah 48, sedangkan skor maksimal adalah 50 Sehingga nilai yang diperoleh

48
rata-rata adalah x 100% = 96 Sesuai dengan taraf keberhasilan yang
50

telah ditetapkan maka taraf keberhasilan aktivitas guru berada pada ketegori

baik.

Sementara itu, hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran yaitu:


90

Tabel 4.17

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II

Indikator
Tahap Indikator
Nilai Deskriptor
1 2 3
Melakukan aktifitas keseharian 5 Semua
Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 Semua
Awal
Keterlibatan dan pembangkitan 5 Semua
pengetahuan sebelumnya
Menyimak penjelasan materi 5 Semua
Keterlibatan dalam pembelajaran 5 Semua
Inti kontekstual
Memanfaatkan sarana dan prasarana 5 Semua
yang tersedia
Merespon kegiatan 4 a, b, d
Akhir Melakukan evaluasi 5 Semua
Mengakhiri pembelajaran 5 Semua
Jumlah skor 44

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan

siswa sesuai harapan meskipun ada beberapa deskriptor yang tidak muncul

dalam aktivitas siswa selama pembelajaran nilai yang dapat diperoleh dari

aktivitas siswa adalah 44 sedangkan skor maksimal adalah 45. Sehingga nilai

44
yang dapat diperoleh rata-rata adalah x 100% = 97,7%.
45

Sesuai dengan taraf keberhasilan yang telah ditetapkan maka taraf

keberhasilan aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik.

4) Hasil cacatan lapangan


91

Cacatan lapangan dibuat peneliti sehubungan dengan hal-hal yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator

maupun deskriptor pada pedoman observasi. Ada beberapa hal yang dicacat

peneliti dan pengamat adalah sebagai berikut:

1. Keadaan kelas agak ramai karena diadakannya kerja kelompok

2. Terdapat siswa yang tidak mau kerja sama dalam kelompoknya

3. Siswa senang dan antusias dengan diadakannya kerja kelompok, mereka

senang berdiskusi bersama-sama

4. Ada siswa yang berebut anggota kelompok

5) Hasil test

Pelaksanaan test ini dilakukan pada pertemuan kedua, dalam waktu 23

menit peneliti gunakan untuk melaksanakan test yang hasilnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.18

Hasil Tes Akhir pada Siklus II

No Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai Ketuntasan


1 FD L 70 TT
2 AD L 85 T
3 AY P 90 T
4 AG L 85 T
5 AN P 100 T
6 DM L 85 T
7 FB L 85 T
8 HM L 75 T
9 IT P 80 T
10 KN P 90 T
11 YK L 80 T
92

12 FC L 100 T
13 FZ L 80 T
14 UL L 95 T
15 NB P 80 T
16 NW P 85 T
17 NF P 85 T
18 SD L 80 T
19 SF P 100 T
20 SR L 90 T
21 CR P 95 T
22 ZN P 85 T
Total skor 1900
Rata-rata 86,36
Prosentase 95%

Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pemahaman pada siswa. hal ini dibuktikan dengan hasil belajar

siswa pada rata-rata siklus I adalah 81,6 sedangkan rata pada tes akhir siklus

II adalah 86,3. Pada hasil test I terdapat 4 siswa yang tidak lulus KKM IPA

sedang pada hasil test siklus II ada 1 siswa. Dari hasil ini dapat disimpulkan

bahwa terjadi peningkatan yang sangat baik pada siswa. Jadi dirasa tidak perlu

lagi adanya siklus selanjutnya.

6) Hasil wawancara

Kegiatan wawancara dilaksanakan pada hari Senin 21 Mei 2011, setelah

penbelajaran selesai yang menjadi subyek wawancara adalah 3 siswa yang

menurut peneliti mempunyai kemampuan tinggi,sedamg dan rendah yang

dilihat pada nilai-nilai yang mereka dapatkan selama ini. Pada saat istirahat

peneliti menemui anak-anak tersebut yang sedang asyik bermain didepan


93

kelas. Dengan bercanda dan pendekatan kepada siswa, peneliti melakukan

wawancara sebagai berikut:

P : Pelajaran apa yang kalian sukai?

AY dan KN : Bahasa Indonesia, IPA, PKN sama bahasa Inggris ustadzah

(Alya menambah)

P : Berarti senang dengan pelajaran IPA? Kenapa?

AY : Senang, karena ada hubungannya dengan kegiatan sehari-hari

ustadzah, misalnya yang bab SDA tadi ustadzah, kita makan

nasi, sedang nasi dari padi yang kita tanam

P : Apa kalian suka pembelajaran yang sudah ustadzah ajarkan?

AY dan SD : Suka ustadzah, yang cara bermain teka-teki juga suka

Iya ustadzah, seru!

P : Menurut kalian sulit atau tidak memahami materi dengan

pembelajaran kalian yang ustadzah lakukan?

AY : Tidak ustadzah

P : Kalian tidak sulit, coba ustadzah tanya?

Berasal dari apakah tepung terigu itu?

AY : Gandum

P : Sekarang KN, apa bahan baku dari wol?

KN : Bulu domba ustadzah

P : Iya, pinter
94

Dari hasil wawancara tersebut terbukti bahwa pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

7) Refleksi

Pada refleksi siklus II ini didapat hasil yang memuaskan. Hal ini

terlihat dengan adanya peningkatan tindakan dari siklus I baik kegiatan guru

ataupun siswa. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I pun sudah

berkurang banyak sehingga pembelajaran lebih efektif. Pada siklus II ini,

peneliti melakukan wawancara dengan 3 siswa yang diperoleh berdasarkan

perbedaan prestasi, yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan

sedang dan berkemampuan kurang, wawancara ini akan memperkuat data-

data mengenai keberhasilan pembelajaran kontekstual.

Dari siklus II diperoleh hasil yaitu sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa berdasarkan skor tes akhir menunjukkan peningkatan

baik dari tes sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran semakin meningkat. Oleh karena itu, tidak

perlu pengulangan siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Aktivitas guru telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria

baik,Oleh karena itu tidak perlu ada pengulangan siklus pada aktivitas

guru.
95

3. Aktivitas siswa telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria baik.

Oleh karena itu tidak perlu pengulangan siklus pada aktifitas siswa.

4. Kegiatan pembelajaran menunjukkan penggunaan waktu yang sudah

sesuai rencana. Oleh karena itu, tidak perlu penggabungan siklus.

5. Kegiatan pembelajaran telah menunjukkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga tidak diperlukan pengulangan siklus untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa setelah

pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tidak diperlukan pengulangan siklus

karena secara umum kegiatan pembelajaran telah berjalan sesuai rencana.

Siswa telah mengalami peningkatan hasil belajarnya pada materi sumber daya

alam dengan sangat baik.

C. Temuan Penelitian

Dalam semua tindakan yang sudah dilakukan mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi diperoleh hasil tindakan yaitu sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa terhadap materi sangat baik. Melalui pembelajaran

kontekstual, ternyata dapat menunjang siswa dalam memahami materi

2. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, semakin meningkatkan hasil

belajar siswa terutama tentang materi sumber daya alam. Pada pre test yang

lainnya mempunyai prosentase ketuntasan belajar adalah 72% pada siklus I

meningkat menjadi 82% dan pada siklus II menjadi 95%


96

3. Siswa merasa senang dengan pembelajaran ini karena adanya variasi dalam

proses belajar sehingga tidak hanya ceramah saja. Dengan pembelajaran ini

dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan, antusias dan motivasi siswa

dalam belajar

4. Guru lebih mudah memberi pemahaman pada siswa dengan menggunakan

pembelajaran kontesktual ini

D. Pembahasan

Pada penelitian ini menggunakan pembelajaran kontesktual pada materi

sumber daya alam, karena pembelajaran ini mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari jadi cocok dengan mata pelajaran IPA.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, pada setiap siklus

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dan dalam kegiatan

pembelajaran dari setiap siklus terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer bahwa

peningkatan terjadi pada aktivitas siswa dari sebelum diberi tindakan sampai

kepada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Ini membawa pengaruh yang

besar terhadap hasil belajar siswa. sebelum diberi tindakan diperoleh nilai rata-

rata pre test siswa kelas IV A SDI Al-Munawwar Tulungagung dengan taraf

keberhasilan hasil belajar siswa yang mencapai nilai  75 sebanyak 16 siswa dan
97

5 siswa mendapat nilai < 75 dengan nilai rata-rata 76,6, terdapat 1 siswa tidak

masuk dengan prosentase hasil belajar sebanyak 72%. Pada siklus I hasil belajar

siswa yang mencapai nilai 75 sebanyak 17 siswa dan 4 siswa mendapat nilai < 75

terdapat 1 siswa yang tidak masuk, nilai rata-rata pada siklus I ini adalah 81,6

dengan prosentase hasil belajar sebanyak 82%. Pada pelaksanaan pre tes siswa

masih banyak yang hasil belajarnya belum tuntas pada siklus I sudah mengalami

peningkatan banyak siswa yang antusias, siswa sudah berani mengeluarkan

pendapatnya dan hasil belajarnya pun hanya beberapa anak saja yang belum

mencapai ketuntasan. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa yang mencapai

 75 sebanyak 21 siswa dan 1 siswa belum mencapai nilai 75. Jadi untuk siklus II

ini hasilnya memuaskan, dengan peningkatan nilai rata-rata yaitu 86,36.

Dengan prosentase hasil belajar sebanyak 95% pada siklus II hasil belajar

siswa mengalami peningkatan hanya ada satu siswa yang belum mencapai

ketuntasan. Kegiatan pembelajarannya pun berjalan aktif sehingga tidak perlu

pengulangan siklus.

Untuk soal-soal yang diberikan berupa teka-teki, post test ataupun soal

kelompok itu dimaksudkan untuk lebih memahamkan siswa dan mengetahui

seberapa besar kemampuan siswa sebelum diadakannya test I maupun test II.

Pada pertemuan terakhir peneliti memberikan hadiah pada seluruh siswa

sebagai ucapan terima kasih atas aspirasinya untuk memperlancar tindakan

penelitian ini.
98

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan baik siklus I maupun siklus II

terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19

Peningkatan Aktivitas Peneliti dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II
Aktivitas Peneliti Aktivitas Siswa Aktivitas Peneliti Aktivitas Siswa
90% 84,7% 96% 97,7%

Peningkatan aktivitas peneliti ini menunjukkan bahwa peneliti sudah

mempersiapkan secara matang dan terencana, sedangkan peningkatan aktivitas

siswa menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran kontesktual, sehingga ada motivasi dan

semangat untuk belajar.

Dengan hasil belajar yang mengalami peningkatan mulai dari pra tindakan

sampai siklus II sehingga tidak perlu pengulangan siklus. Pada penerapan

pembelajaran kontekstual yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari bahwa

siswa belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah bukan hanya

sekedar mengetahui. Sesuai dengan judul yang berupaya meningkatkan hasil

belajar siswa.
99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari deskripsi hasil analisa data yang telah diuraikan dalam BAB IV

tentang penerapan pembelajaran kontekstual, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SDI Al-Munawwar

Tulungagung adalah sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat membantu dalam meningkatkan

hasil belajar siswa. Karena penggunaan pembelajaran kontekstual ini sangat

berpengaruh dalam proses proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini terbukti

dari hasil nilai rata-rata pre test adalah 76, nilai-nilai rata-rata siklus I adalah

81 dan nilai rata-rata siklus II adalah 86. Sedangkan untuk aktivitas peneliti

siklus I 90% pada siklus II meningkatkan menjadi 96%, dan untuk aktivitas

siswa siklus I 84% pada siklus II meningkat menjadi 97%.

2. Pada siklus I sudah mengalami peningkatan banyak siswa yang antusias,

siswa sudah berani mengeluarkan pendapatnya dan hasil belajarnya pun hanya

99
100

beberapa anak saja yang belum mencapai ketuntasan. pada siklus II hasil

belajar siswa mengalami peningkatan hanya ada satu siswa yang belum

mencapai ketuntasan. Kegiatan pembelajarannya pun berjalan aktif sehingga

tidak perlu pengulangan siklus. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pre test

adalah 76 dengan prosentase 72% nilai rata-rata siklus I 81 dengan nilai

prosentase 82% dan nilai rata-rata siklus II 86 dengan nilai prosentase 95%.

untuk aktivitas peneliti siklus I 90% pada siklus II meningkatkan menjadi

96%, dan untuk aktivitas siswa siklus I 84% pada siklus II meningkat menjadi

97%

B. Saran

Berdasarkan peneliti ini, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah

sebagai berikut:

a. Bagi sekolah

Hendaknya memberikan bimbingan atau informasi yang terkait dengan

pembelajaran yang lebih dapat mengaktifkan siswa sehingga hasil belajar

siswa lebih meningkat.

b. Bagi guru

Hendaknya guru menggunakan pembelajaran kontesktual yang bervariasi

sehingga tidak cenderung pada pembelajaran tradisional. Dalam KBM guru

bisa membuat siswa lebih aktif lagi dan dapat pembelajaran langsung dengan

situasi kehidupan sehari-hari.

c. Bagi siswa
101

Hendaknya siswa meningkatkan belajarnya, motivasi serta perhatian dan

proses pembelajaran. Mereka tidak hanya mendapat ilmu dari guru saja

melainkan dari televisi, koran, internet, buku dan media-media elektronik

lainnya.

DAFTAR RUJUKAN

Aisyah, Khuriyatul, pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPA


siswa kelas V SDN Brambang Kecamatan Gondangwetan Kabupaten
pasuruan, dalam http://library.um.ac.id, diakses 10 mei 2012 12:55

Aly, Abdullah dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Bundu, Patta, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah, Departemen


Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2006.

Budiman, Rudi, Proses Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Agama RI. 2001.

______, Pendidik IPA di SD, Departemen Agama RI, 2001.

Burhan, Nurhadi Y dan Agus Gerad, Senduk Pembelajaran Kontekstual, Universitas


Negeri Malang, 2004.

Djaman dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,


2011.

Faisal, Sanapiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,


1982.

Furchan, Arief, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional,


1992.
102

Hakim, Luqman (2010), Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk


Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN
01 Sumurbanger 01 Kabupaten Batang, dalam http://library.um.ac.id, diakses
10 mei 2012 12:55

Hamalik, Oemar, Media Pendididkan, Bandung: PT Citra aditya bakti, 1989.

Hartiny, Rosma, Model Penelitian Tindalan Kelas, Yogyakarta : Teras, 2010.

Johnson, Elaine B., Contextual Teaching and Learning, Bandung: Mizan Media
Utama, 2002.

Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung:


Refika Aditama, 2011.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,
.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Mitarlis dan Sri Mulyaningsih, Pembelajaran IPA Terpadu, Surabaya: Unesa


University Press, 2009.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Raja Grafindo


Persada, 2007.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Rosdakarya, 2003.

_______, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004.

Pengertian pembelajaran kontekstual dalam http://indien.blogspot.com diakses 26 mei


2012 14.40

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2006.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Anggota IKAPI, 2001.


103

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Prenada Media Group, 2006.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2005.

_______, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2004.

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2007.
Sudjiono, Anas, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta,


2008.

Sukarno, dkk, Dasar-dasar Pendidikan Sains, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981.

Suyitno, Imam, Memahami Tindakan Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama,


2011.

Tanzeh, Ahmad, Metode Penelitian Praktis, Tulungagung: P3M, 2004.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007.

_______, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

_______, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas:Teori dan Praktek, Surabaya:


Prestasi Pustaka, 2010.

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Wardhani, I GAK dan khuswayah Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:


Universitas Terbuka, 2008.

Wasiyah (2009), Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPA Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Candiwates
Prigen Kabupaten Pasuruan, dalam http;//library.um.ac.id, diakses 10 mei
2012 12.56

Dokumentasi SDI Al-Munawwar Tulungagung


104

Observasi, tanggal 30 April 2012

http://lukenququ.blogspot.com/pengertian-IPA.html.diakses 22 Maret 2012

http://almasdi.unri.ac.id, diakses 25 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai