MENGEMBAN
DAKWAH ISLAM
berdakwah
Dalam dakwah hendaknya mengikuti metode yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW, tidak boleh berpaling sedikit pun dari metode tersebut, baik secara rincian
maupun keseluruhan, walaupun zaman sudah berkembang, karena
Tujuan perkembangan
pengembang dakwah yaitu
ini hanya semata-mata
berubaha bentukhanya berharap
dan saran saja, ridha
tanpaAllah
merubah nilai
SWT tanpa
dan maknanya.
kecuali. Mengemban dakwah meletakkan kedaualatan hanya untuk
mabda islam, tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut sesuai dengan
Metode dakwah yang di ajarkan Rasulullah SAW :
keinginan masyarkat atau bertentangan, apakah sesuai adat istiadat atau bertolak
1. Taskif
belakang, ditolak (pembinaan)
maupun dimusuhi. Dakwah menuntut kedaulatan hanya untuk
2. orang
islam, bukan Talauflain,
ma dan
al Ummah (salinglahbediskusi,
hanya islam peduli)di tengah-tengah
yang berkuasa
masyarakat.3. Tholabulnushroh (meminta pertolongan)
4. Menyerahkan, kekuasan dengan kesadaran ummat
Sikap
Tujuan yang dandalam
benar tindakan yang harus
mengembandimilki bagi seorang pengmban
dakwah
Sikap dan tindakan bagi seorang pengmaban dakwah, yaitu menyampaikan dakwah
secara terang-terangan, menentang segala kebiasaan adat istiadat, ide=ide sesat,
persepsi yang salah, dan menentang opini masyarakat kalau memang keliru
sekalipun karena ini dia harus bermusuhan. Seorang pengemban dakwah tidak akan
menjalin kompromi dan tidak akan mengorbankan nilai-nilai islam, tidak lalai dan
tidak menunda-nunda, dan tidak ada tawar-menawar dalam memperjuangkan
kebenaran, kecuali yang tidak bertentangan dengan akidah seorang muslim.
Sebagaiman Rasulullah tidak menerima tawaran delegasi Tsaqif bahwa mereka akan
masuk islam apabila Rasulullah membiarkan berhala mereka hancur, yakni latta,
selama tiga tahun atau berbulan-bulan karena itu bertolak belakang dengan akidah
islam, Rasulullah hanya menerima tawaran tenang sarana dan bentuknya. Karena itu
dakwah sila harus mempertahankan fikrah islam serta kesempurnaan pelaksanaanya,
tanpa ada toleransi baik dalam fikrah maupun toleransi. Jadi tidak masalah apabila
menggunakan sarana tersebut.
Para pengembang dakwah harys memperhatikan tujuannya, selalu berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut, dan bersungguh-sungguh dalam mencapai target dakwah.
Karena itu, kita dapati mereka tidak akan puas jika hanya berpikir saja tetapi tidak
berbuat, hal ini di anggap sebagai falsafah khayalan yang membius, mereka tidak
akan rela hanya berpikir dan berbuat tanpa memiliki tujuan.