Anda di halaman 1dari 50

TUGAS RADIOLOGI

Oleh:
Siti Zahnia, S.Ked

Pembimbing :

dr. Karyanto Sp.Rad

BAGIAN ILMU RADIOLOGI


FAKULTASKEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2019
Soal :

1. Gambaran skematis dan sebutkan bagian dari pesawat rontgen?

2. Patofisiologi terjadinya sinar x?

3. Proses terjadinya gambar pada foto rontgen?

4. Sebutkan DD dan ciri-ciri radiologis bayangan putih abnormal foto rontgen

thorax (min 15) ?

5. Sebutkan DD dan ciri-ciri radiologis bayangan hitam abnormal foto rontgen

thorax (min 10) ?

6. Jelaskan klasifikasi TB dari berbagai sumber ?

7. Terangkan patofisiologi dan ciri-ciri radiologi TB anak ?

8. Macam-macam manifestasi klinis metastase paru dan ciri-cirinya ?

9. Sebutkan ciri dan kelainan radiologis pada pleura ?

10. Kelainan jantung dan ciri-ciri radiologisnya ?


Jawab :

1. Gambaran skematis dan sebutkan bagian dari pesawat rontgen?

          
 Blok diagram Pesawat roentgen konvensional        
                        

              
                         Blok Rangkaian Power Supply
                                  
Rangkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian

pesawat sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini

terdiri dari :

1.      Saklar.

       Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.

2.       Fuse / sekring

       Berfungsi sebagai pengaman.

3.       Voltage Compensator

Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan

pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika tegangan

naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar selector

voltage compensator dan begitun pun sebaliknya.

 4.      Auto Trafo

Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain

dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat.

5.      Voltage Indicator :

Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.

6.      KVP selector Mayor

Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara

anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV

7.     KVP selector Minor

Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara

anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV.


2.TABUNG X-RAY

        

Pada  tabung sinar-x terdapat dua kutub, yaitu anoda (+) dan katoda (-). Pada

katoda, terdapat kawat filamen sebagai sumber elektron dan focusing cup untuk

mengarahkan berkas elektron ke target.Pada Anoda, terdapat target tumbukan

yang terbuat dari tungsten yang terhubung dengan motor (rotor+stator) agar anoda

bisa berputar (untuk jenis rotating anode). Tabung dalam ini disebut “Insert

Tube”.Kemudian tabung  dalam ini diselimuti tabung luar yang disebut “Tube

Housing”.Pada Tube Housing terdapat jendela sebagai tempat keluarnya

radiasi.Tabung sinar-X terdiri dari Tube Housing , Glass Envelope / Tube Insert ,

Minyak , Windows , Katoda , Anoda , Filter tabung sinar X , Diagfragma ,

Tabung Vakum , Kolimator , Tegangan Line , Line Voltage Compensator ,

Autotrafo ( Automatic Transformer ) , dan Transformator.

3. . High Tension Transformer (HTT)

       High Tension Transformer berfungsi untuk memberikan beda potensial pada

tabung rontgen (Xray tube over table) high tension cable, high tension cable yang

lain untuk memberi beda potensial antara anoda dan katoda pada Xray tube under
table. Bagian bagian dari HTT yaitu transformator tegangan tinggi , Trafo

Filamen , Penyearah , dan Oli.

4. Universal Patient Table

       Universal patient table atau disebut patient table saja adalah alat untuk tempat

tidur pasien yang akan di foto rontgen atau meja pemeriksaan. Disebut

universal karena dapat dipakai untuk membuat berbagai macam tindakan foto

rontgen. Meja pemeriksaan ini dapat digerakkan dari 0 – 180 derajat sesuai

kebutuhan. Patient table mempunyai 2 Bucky yaitu.:

 Bucky yang ada dibawah meja disebut Bucky Table .

Digunakan pada saat membuat foto rontgen dengan menggunakan X-ray

tube Overtable.

 Bucky yang ada di Exploratory

Digunakan pada saat melakukan foto rontgen menggunakan X-ray tube

Undertable.

2. Patofisiologi terjadinya sinar x?

Proses terjadinya sinar X

  ·      Didalam tabung roentgent ada katoda dan anoda , dan bila kawat filamen

dipanaskan lebih dari 20.000 dearajat celcius sampai menyala dengan

mengantarkan listrik dari transformator.

·      Karena panas yang ditimbulkan memberikan tegangan tinggi maka

elekton-elekton dipercepat gerakannya menuju anoda (target)

·         Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda sehingga

membentuk panas 99% dan sinar X  1 %


·         Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melalui jendela yang

disebut diagfragma.

·         Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin

3. Proses terjadinya gambar pada rontgen

1. Gambaran laten (pada film rontgent)


a. Apabila objek yang kerapatannya tinggi, bila ditembus sinar X maka
intensifying screen memendarkan fluoresensi sedikit sekali bahkan hampir
tidak ada. Akibatnya perak halogen hampir tidak mengalami perubahan.
b. Apabila objek yang kerapatannya rendah, fluoresensi tinggi, maka terjadi
perubahan pada perak halogen

2. Gambaran tampak

Gambaran tampak terjadi setelah film sinar X dibangkitkan pada larutan


pembangkit. Gambaran laten setelah masuk pembangkit (cairan developer) akan
menghasilkan gambaran radioopak. Gambaran laten (1b) bila diproses pada cairan
pembangkit akan menimbulkan gambaran radiolusen. Setelah sinar-x yang keluar
dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang
mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan
banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit
ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar
x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna
putih. Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya
energi yang menembus sinar x, yang tergantung  pada nomor atom, jenis obyek,
dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x
disebut Radiolusen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian
yang sulit ditembus sinar x disebut Radioopaque sehingga film berwarna putih.
Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV
rendah akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang
gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat
sinar-x mudah untuk menembus bahan.

4. Sebutkan DD dan ciri-ciri radiologis bayangan putih abnormal foto


rontgen thorax (minimal 15)?

Diagnosa Gambaran Radiologi Keterangan


Banding
Hyalin Terdapat gambaran lesi
membran granuler yang simetris dan
disease menyebar di kedua lapang paru,
(HMD) terdapat gambaran air
bronchogram serta adanya
Ground glass appearance .
Lapang paru terlihat lebih opak,
dan hypoaeration. Batas jantung
kadang tidak jelas terlihat.

Meconium
Aspiration Terdapat gambaran opak yang
Syndrome tidak merata dikedua lapang
paru, kadang ada gambaran
atelektasis dan konsolidasi. Paru
terlihat hiperinflasi. Tidak ada
gambaran air bronchogram.
Biasanya perbaikan dalam
waktu 48jam.

Tuberkulosis Terdapat gambaran infiltrasi


yang biasanya pada bagian
apeks paru. Terdapat gambaran
cavitas pada lapang paru.
Tuberculosis
milier Terdapat perbercakan granuler
pada seluruh kedua lapang
paru.

Tuberculosis Terdapat gamabaran


paru lama perbercakan pada lapang paru
aktif terutama dibagian atas,
ditambah dengan cavitasi.
Terdapat fibrosis dan
kalsifikasi.

Bronchitis Dinding bronchial terlihat lebih


kronik menebal dan diikuti dengan
pelebaran pembuluh darah. Dan
terdapat peningkatan corakan
broncovasikuler.

Bronchopneu Terdapat bayangan opak yang


monia multipel nodular atau
retikulonodular yang biasanya
pada bagian medial atau bawah
lapang paru.
Sindrom Bayangan opak terlihat sedikit
Loffler tidak jelas, dapat satu atau
ganda, unilateral atau bilateral.
Tipe bayangan tersebut
menempel (patchy in type)
biasanya kurang berbatas tegas.
Densitas homogen biasanya
perifer dan cepat berubah.
.

Pneumonia
Lobaris Terdapat konsolidasi homogen
pada afek di lobus paru dengan
gambaran air bronchogram

Pneumonia
interstitial Gambaran bronchial cuffing,
yaitu penebalan dan edema
pada dinding bronkiolus.
Corakan bronkovaskular
meningkat, hiperaerasi, bercak-
bercak infiltrat dan efusi pleura
juga dapat ditemukan.
Efusi pleura

Terdapat gambaran opak yang


homogen menutupi struktur
paru bawah dengan permukaan
atas cekung (garis meniscus),
berjalan dari lateral atas kearah
medial bawah. Jaringan paru
akan terdorong kearah
sentral/hilus dan kadang
mendorong mediastinum kearah
kontralateral.

Edema paru Perselubungan atau


perbercakan di 2/3 medial
(perihilar) kedua paru
(bilateral) yang memberikan
gambaran “bat wings
appearance”.

Tumor Paru Terdapat gambaran opak yang


berbatas tegas pada daerah
paru.

A
Metastasis
paru
Metastasis di paru biasanya
timbul bernodul nodul pada
bagian perifer, dengan ukuran
yang bervariasi, berbentuk
bulat dan tersebar di kedua
lapang paru. Terlihat gambaran
seperti cannonballs.

Atelektasis atau nama lainnya


Atelektasis kolaps paru, karena adanya
obstruksi di bagian bronchus,
terjadi pengurangan gas pada
bagian paru, baik lobaris,
segmental, atau seluruh paru.
Penarikan mediastinum kearah
atelektasis, sedangkan
diafragma tertarik keatas dan
sela iga menyempit.

Hydro- Terdapat gambaran opak yang


pneumothora homogen pada bagian bawah
x paru, terkadang menutupi
diafragma dan batas jantung.
Pada bagian atas gambaran
opak terdapat bayangan
hiperlusen avaskular yang dapat
disebutjuga air fluid level .

5. Sebutkan DD dan ciri-ciri dari radiologis bayangan hitam abnormal foto


rontgen thorax (minimal 10)?
Kelainan Gambaran Radiologis Ciri-ciri
Congenital  Kondisi ini dapat
lobar mengenai satu atau
emphysema lebih lobus yang
mengalami
overdistensi akibat
terkumpulnya udara
à hal ini dapat terjadi
karena adanya
defisiensi segmentall
dari kartilago
bronkial yang
mengakibatkan
adanya
bronkomalacia
sehingga udara pada
bagian distal terjebak
 Bayangan lusen pada
lobus yang terkena
karena udara yang
terkumpul
 Mediastinal
shift/pergeseran
mediastinum ke arah
paru yang
normal/”sehat”

Congenital  Bayangan lusen


cystic menunjukkan adanya
adenomatoidm massa kistik
alformation  Dapat terjadi
pergeseran
mediastinum karena
adanya desakan dari
massa kistik

Pneumothorax  Terdapat white


viseral pleural line
 Terdapat bayangan
lusen karena adanya
udara di rongga
pleura à pada
bayangan lusen
tersebut tidak
didapatkan corakan
vaskular paru
 Pada posisi erect,
bayangan lusen udara
cenderung berada di
apikal

 Pada posisi supine


udara cenderung
bergerak ke lateral-
caudal membentuk
deep sulcus sign

Posisi Erect

Posisi Supine
Tension  Hemithorax yang
Pneumothorax terkena terlihat lebih
lusen karena adanya
udara rongga pleura
 Adanya paru yang
kolaps
 Trakea terdorong ke
arah paru yang
terkena
 Mediastinal
shift/pergeseran
mediastinum ke arah
kontralateral dengan
hemithorax yang
terkena
 Diafragma terdepresi
ke bawah pada bagian
hemithorax yang
terkena

Kavitas pada  Terdapat bayangan


TB Paru Aktif lusen seperti lubang
yang berdinding tebal
lebih dari 4mm à area
lusen ini dapat disertai
gambaran air-fluid
level
 Adanya lesi ini pada
TB menandakan TB
paru aktif
 Kavitas timbul akibat
melunaknya nekrosis
perkijuan (sarang
keju)
 Kavitas merupakan
gambaran udara yang
mengisi ruang dalam
zona konsolidasi paru
atau dalam massa
atau nodul
Air  Bayangan lusen yang
Bronchogram terbentuk dari udara
pada yang mengisi bronki,
Pneumonia jika bronki itu sendiri
tidak terisi dengan
eksudat inflamasi atau
cairan

Bronkiektasis  Terdapat gambaran


lusen seperti lubang-
lubang hitam
 Struktur kistik kecil-
kecil yang membentuk
gambaran honeycomb

PPOK Emfisema  Hiperinflasi paru yang


dapat diikuti oleh
mendatarnya
diafragma (terlihat
pada rontgen thorax
lateral)
 Bayangan hiperlusen
pada kedua lapang
paru dengan kurang
terlihatnya corakan
bronkovaskular
 Arteri pulmonalis
dapat terlihat jelas
jika terdapat
hipertensi pulmonal
 Bayangan lusen
meningkat pada
rongga retrosternal
(dilihat dari rontgen
thorax lateral)

Kista Paru  Gambaran lusen


merupakan kista pada
parenkim paru yang
berisi udara dengan
tebal dinding 1-4 mm

Bula  Bula merupakan lesi


pada parenkim paru
yang berdinding
sangat tipis (<1mm)
 Bayangan lusen di
samping merupakan
bula yang berisi udara
à terdapat penurunan
corakan
bronkovaskular pada
daerah yang terdapat
bula
 Bula yang terinfeksi
dapat berisi cairan

Kavitas pada  Bayangan lusen bulat


Squamous cell dan berdinding tebal
lung carcinoma  Dapat terjadi karena
nekrosis yang
disebabkan suatu
proses pada
Squamous cell lung
carcinoma
Pneumoperiton Posisi Erect  Kontur diafragma
eum kanan dan kiri dapat
terlihat jelas
 Bayangan lusen
terlihat di bawah
diafragma (ditandai
dengan gambar
bintang) karena
adanya udara di
rongga peritoneum

Emfisema  Terdapat bayangan


Subkutan lusen akibat adanya
udara di jaringan
subkutan (di bawah
kulit). Biasanya
terjadi di dada atau
leher.

6. Jelaskan klasifikasi TB dari berbagai sumber


Menurut PDPI (Persatuan Dokter Paru Indonesia) dan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (DEPKES) tahun 2006 TB dapat diklasifikasikan berdasarkan

klinis dan gambaran radiologi. Berdasarkan klinis dibagi menjadi:

a. Tuberkulosa paru berdasarkan BTA

1. Tuberkulosa paru BTA (+)

 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA

positif

 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto thorax dada

menunjukkan gambaran tuberkulosis

 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB

positif

 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak

SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak

ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT

2. Tuberkulosis BTA negatif

 Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif

 Foto thorax abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis

 Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT

b. Berdasarkan tipe pasien

1. Kasus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau

sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan

2. Kasus kambuhadalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah

mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh tetapi

kambuh lagi
3. Putus obatadalah pasien yang telah berobat dan putus obat 2 bulan atau

lebih dengan BTA positif

4. Kasus setelah gagaladalah pasien dengan pemeriksaan dahak positif atau

kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan

5. Kasus Lain: semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, dalam

kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil

pemeriksaan masih BTA positif stelah selesai pengobatan ulangan.

c. Berdasarkan gambaran Radiologi

1. TB Primer/aktif

2. TB post primer/laten/sekunder
Tuberkulosis Paru Aktif

Gambaranradiologi yang
dicurigailesi TB aktif:
• Bayanganberawan /
nodular di
segmenapikaldan
posterior
lobusatasparudansegmen
superior lobusbawah.
• Kavitas,
terutamalebihdarisatu,
dikelilingiolehbayangano (Kavitas) (TB Miliar)
pakberawanatau nodular. Gambaran “BadaiSalju”
• Bayanganbercakmilier. (Snow Storm Appearance).
• Efusi pleura unilateral Padafotothoraktampak
Tampakopasitasmilierdenga
(umumnya) atau bilateral infiltrate
n diameter <3 mm, ukuran
(jarang). dengankavitaspadalobus
yang sama,
superior paru bilateral.
distribusihomogendiseluruhl
apanganparu.

Tampaklesiinfiltratdenganga
mbaranperselubungan,
homogen,batastegas di
lapanganparukanan.
Cavitas TB pada pasien usia 32 tahun dengan hemoptysis. Pada Foto PA tampak 2 kavitas
dengan “air fluid level” dan lesiretikulo-granular

Tuberkulosis Paru Inaktif

Gambaranradiologi
yang dicurigailesi TB
inaktif:
• Fibrotik
• Kalsifikasi
• Schwarteataupene
balan pleura

Upper Lobe Fibrosis


Kalsifikasi digambarkan
(panahatas), Volume loss with
seperti bintik-bintik kapur
residual cavity
Sarang-sarangsepertigaris (fibrotik)
Temuanpadafotothorakiniadalah fibrosis
ataubintik - bintikkapur (kalsifikasi), yang
lobus superior bilateral
biasanyamenunjukkan proses telahtenang.

TB post primer padausia 50 tahun, tampak


“air space opacities”lobus kanan atas
dengan cavitas

7. Terangkan patofisiologi dan ciri-radiologi TB anak?

Setelah terjadi paparan, sebagian besar anak tidak menderita TB namun

menderita LTBI (latent tuberculous infection). Hasil tes tuberculin anak positif

dan tidak terdapat gejala klinis ataupun radiologis khas TB. Hal ini

diasumsikan bahwa anak terinfeksi dengan tuberkel bacilli viabel dengan


jumlah rendah yang dorman dan tidak menyebabkan perubahan klinis atau

patologis. Pada sebagian anak, infeksi akan menimbulkan perubahan patologis

dan diasosiasikan dengan gejala klinis. Pada anak-anak ini, basil tuberkel

mencapai jalur pernafasan terminal dan menginduksi proses inflamatorik

pneumonia yang terlokalisir dikenal sebagai focus parenkim (Ghon). Basil

yang berasal dari fokus ini mengalir ke nodus limfe regional melalui limfatik

local. Trias dari focus ghon, limfangitis tuberkulus local, dan nodus limfe

regional yang terlibat dikenal sebagai kompleks primer.

Sebelum respon imun adekuat terjadi, basil pada nodus limfe regional dapat

memasuki sirkulasi sistemik secara langsung atau melalui duktus limfatikus.

Penyebaran limfohematogen tersembunyi ini dapat menyebabkan diseminasi

basil ke organ target yang bervariasi dimana basil dapat bertahan selama

beberapa dekade. Perjalanan alamiah penyakit TB bergantung pada faktor

pejamu dan pathogen. Pada anak imuno-kompeten, risiko berkembangnya TB

dan manifestasi klinis dipengaruhi oleh usia, dengan anak dengan usia lebih

muda memiliki risiko lebih tinggi dalam berkembangnya TB dan manifestasi

yang lebih berat. Setelah mencapai usia 10 tahun, manifestasi klinis yang

muncul umumnya menyerupai manifestasi TB pada dewasa yaitu berfokus di

paru-paru.
Manifestasi Klinis TB Anak

Tuberkulosis anak dapat dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu intrathoracic dan

extrathoracic TB. Sebagian besar anak dengan TB akan berkembang menjadi

TB paru.

Infeksi paru tanpa progresi penyakit menandakan respon imun yang efektif

yang telah mengatasi basil tuberkel dan memiliki karakteristik infeksi oleh M.

tuberkulosis tanpa komplikasi gejala klinis atau abnormalitas radiologis.

Tuberkulosis paru memiliki karakteristik infeksi oleh M. tuberculosis yang

memiliki komplikasi gejala klinis atau abnormalitas radiologis tambahan yang

berbeda dari kompleks rimer. Sekitar 70% fokus primer adalah subpleural.

Lobus terkena secara bilateral. 25% kasus memiliki fokus parenkimal multipel.
Fokus ghon dengan atau tanpa kavitasi dapat menyertai manifestasi klinis

seperti penurunan berat badan, badan lemas, demam, dan batuk kronik. Jika

pejamu tidak mampu menahan basil tuberkel, kaseasi parenkimal progresif

muncul dalam parenkim paru mengelilingi fokus ghon. Area kaseasi dapat

terlepas ke bronkus, menyebabkan pembentukan kavitas dengan kemungkinan

penyebaran endotrakeal. Sama halnya dengan keterlibatan nodus limfe regional

yang dapat menyertai gejala klinis yang membedakan keadaan ini dari infeksi

paru.

Pada infeksi paru, nodus limfe regional yang terkena menempel pada bronkus.

Pada sebagian besar anak, adenopati dan infiltrat beresolusi secara cepat,

bahkan dapat beresolusi sebelum dilakukan foto thorax. Pada beberapa anak,

terutama bayi, nodus limfe terus membesar, mengakibatkan keterlibatan

limfobronkial, dimana bronkus yang terkena mengalami obstruksi secara total

ataupun parsial. Lobus yang paling sering terkena yaitu kanan atas, kanan

tengah, dan kiri bawah. Gejala beragam berdasarkan derajat iritasi dan

obstruksi jalan nafas namun sering disertai dengan batuk persisten yang

menyerupai pertusis. Gambaran radiologi yang sering muncul yaitu adenopati

diikuti dengan hiperinflasi lokal dan atelektasis parenkim yang terinfeksi.

Kelainan tambahan yang dapat menyertai penyakit bronkial yaitu alergi jalan

nafas, bronkopneumonia, dan konsolidasi kaseasi. Anak dengan konsolidasi

alergi umumnya mengalami demam tinggi, gejala respiratori akut, dan gejala

konsolidasi pada foto thorax. Anak dengan konsolidasi kaseasi memiliki gejala

demam tinggi, batuk kronis, dan kemungkinan adanya hemoptisis. Gejala akut
diasosiasikan dengan bronkopneumonia konsolidasi beragam dengan derajat

keterlibatan dan dapat mengakibatkan area fibrotik. Pada anak yang lebih tua

dengan tipe penyakit seperti pada orang dewasa, penahanan lokal yang

berlebihan dapat menimbulkan destruksi parenkimal dan menyebabkan

pembentukan kavitas. Basil tuberkel berkembang dalam kavitas tesebut, yang

kemudian berdiseminasi ke bagian paru lain melalui cabang endobronkial.

Keterlibatan pleura yang berasal dari penyebaran langsung material kaseosa

dari parenkim subpleura atau fokus nodus limfe, atau dari penyebaran

hematogen. Adanya material kaseosa pada cavitas pleura dapat menstimulasi

reaksi hipersensitivitas, dengan akumulasi cairan serosa yang mengandung

basil tuberkel. Eksudat ini predominan limfosit dengan nilai PMN berdasarkan

onset akut penyakit. Gejala klinis yang diasosiasikan dengan keterlibatan

pleura umumnya muncul dengan nyeri dada akut, beserta demam tinggi, dan

batuk non-produktif. Kaseasi aktif dalam cavitas pleura dapat menimbulkan

pus lokulasi tebal mengandung banyak basil tuberkel. TB pleura jarang muncul

pada anak usia kurang dari 6 tahun.

Penyebaran hematogen tersembunyi dapat muncul selama periode asimtomatik.

Basil tuberkel dapat memasuki aliran darah melalui aliran limfatik paru, dari

nodus limfe yang terkena, atau langsung dari fokus parenkimal. Saat dalam

aliran darah, basil tuberkel mengendap di kapiler kecil, dimana mereka

membentuk tuberkel yang dapat terlihat dalam foto thorax sebagai lesi milier

(<2 mm) atau lesi atipikal dengan ukuran beragam. TB milier memiliki

manifestasi klinis tersembunyi dengan demam, limfadenopati, dan


hepatosplenomegali yang berkembang sebelum adanya abnormalitas

radiologis. Sebanyak 50% anak akan menghasilkan tuberkulin skin test yang

negatif. Skin test akan positif seiring dengan perkembangan penyakit. Pada

anak dengan TB milier, nyeri kepala atau nyeri abdomen dapat

mengindikasikan adanya meningitis atau TB peritoneal.

Gambaran Radiologi TB anak

Infeksi TB
Primer
Left Upper
Lobe Ghon
Focus with Left
Hilar
Lymphadenopa
thy

Right Hilar
Lymphadenopa
thy
Infeksi TB
Laten (LTBI)
Pasien
asimtomatik,
tidak terdapat
abnormalitas
pada foto
thorax

Calcified Ghon
Focus

Calcified Right
Hilar Lymph
Nodes

Primary
Progressive
Pulmonary
TB Disease
disease with
cavitation
Right Middle
Lobe infiltrate
with right hilar
lymphadenopat
hy

Lymphadenopa
thy and lung
disease
displacing left
main bronchus

Right
paratracheal
lymphadenopat
hy and cavitary
left lung disease
TB Milier
Penyebaran
Milier

Post Primary
TB
Left apical
cavitary
consolidation

Infiltrates in the
left upper lobe

Pleural
Tuberculous
Enlarged
Disease cardiac shadow
with pleural
effusion
8. Macam-macam manifestasi klinis metastase paru dan ciri-cirinya ?

Gambaran Klinik

A. Anamnesis Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda

dari penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala

obyektif. Dari anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan

penyakit, serta faktor–faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya

diagnosis.

Keluhan utama dapat berupa :

• Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen)

• Batuk darah

• Sesak napas

• Suara serak

• Sakit dada

• Sulit / sakit menelan

• Benjolan di pangkal leher

• Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan

rasa nyeri yang hebat.

Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat

metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi

hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki. Gejala dan

keluhan yang tidak khas seperti :

• Berat badan berkurang

• Nafsu makan hilang


• Demam hilang timbul

•Sindrom paraneoplastik, seperti "Hypertrophic pulmonary

osteoartheopathy", trombosis vena perifer dan neuropatia.

Gambaran radiologis

Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang

yang mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan

metastasis, serta penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM.

Pemeriksaan radiologi paru yaitu Foto toraks PA/lateral, bila mungkin

CT-scan toraks, bone scan, Bone survey, USG abdomen dan Brain-CT

dibutuhkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran tumor dan

metastasis.

a. Foto toraks : Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat

dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda

yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai

identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat

ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikar dan

metastasis intrapulmoner. Sedangkan keterlibatan KGB untuk

menentukan N agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja.

Kewaspadaan dokter terhadap kemungkinan kanker paru pada

seorang penderita penyakit paru dengan gambaran yang tidak khas

untuk keganasan penting diingatkan. Seorang penderita yang

tergolong dalam golongan resiko tinggi (GRT) dengan diagnosis

penyakit paru, harus disertai difollowup yang teliti. Pemberian OAT


yang tidak menunjukan perbaikan atau bahkan memburuk setelah 1

bulan harus menyingkirkan kemungkinan kanker paru, tetapi lain

masalahnya pengobatan pneumonia yang tidak berhasil setelah

pemberian antibiotik selama 1 minggu juga harus menimbulkan

dugaan kemungkinan tumor dibalik pneumonia tersebut Bila foto

toraks menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti

dengan pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau

pemasangan WSD dan ulangan foto toraks agar bila ada tumor primer

dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan bersifat

produktif, dan/atau cairan serohemoragik.

b. CT-Scan toraks : Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di

paru secara lebih baik daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi

tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm secara lebih tepat.

Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar secara

lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor

intra bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah

terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala.

Lebih jauh lagi dengan CT-scan, keterlibatan KGB yang sangat

berperan untuk menentukan stage juga lebih baik karena pembesaran

KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya

mendeteksi kemungkinan metastasis intrapulmoner.

c. Pemeriksaan radiologik lain : Kekurangan dari foto toraks dan CT-

scan toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah terjadinya

metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan radiologik lain,


misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala /

jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi

metastasis diseluruh jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat

melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ

lain dalam rongga perut.

9. Sebutkan ciri dan kelainan radiologis pada pleura ?

a. Efusi Pleura

Berdasarkan foto toraks, efusi pleura dapat dikelompokkan menjadi efusi

pleura sederhana dan efusi pleura kompleks

1. Efusi pleura sederhana Suatu efusi pleura dikatakan sederhana jika - Pada

foto toraks postero anterior posisi tegak cairan biasanya terakumulasi

mengikuti gravitasi dengan batas atasnya didefinisikan sebagai meniscus sign.

Pada posisi terlentang, suatu efusi pleura sederhana akan terakumulasi

pertama sekali di bagian posterior dada dan meniscus sign kadang tidak

terlihat. - Terdapat peningkatan secara keseluruhan yang membayangi

hemitoraks yang dapat dengan mudah diabaikan - Jika ukuran efusi cukup

besar, makan akan tampak adanya penebalan yang jelas di tepi pleura yang

disebabkan oleh perpindahan posisi paru yang menjadi terpisah dari dinding

dada oleh karena cairan. - Jika posisi pasien semi-tegak maka cairan akan

terakumulasi di bagian belakang kostofrenikus yang tersembunyi dan di

posterior rongga pleura. - Secara keseluruhan hasilnya adalah peningkatan

opasitas pada daerah yang lebih rendah dengan tetap mempertahankan

bayangan diafragma, tanpa ada meniskus, dan bahkan sudut kostofrenikus

masih normal. Kolapsnya lobus paru tidak tergantung posisi pasien


2. Efusi pleura kompleks Suatu efusi pleura dikatakan kompleks jika - Ketika

bentuk efusi tidak membentuk meniscus sign seperti dijelaskan di atas tetapi

malah lurus atau cembung, ini menunjukkan bahwa efusi tersebut adalah

kompleks dan biasanya mengandung cairan yang kental dan atau bersekat.

Efusi pleura kompleks tidak selalu terakumulasi di daerah paling bawah dan

oleh karena itu cairan dapat terakumulasi di mana saja di dalam rongga pleura

Suatu efusi pleura kompleks mungkin disebabkan oleh adanya empiema atau

hematom, tetapi efusi pleura sederhana yang kronis dapat menjadi kompleks

tanpa adanya infeksi yang menyertai dan suatu efusi pleura sederhana yang

berada dalam rongga pleura yang kompleks dapat menunjukkan gambaran

efusi pleura kompleks misalnya pada pasien yang sebelumnya pernah

dilakukan intervensi bedah atau pernah terjadi infeksi sebelumnya.

Berdasarkan USG, efusi pleura juga dapat dibedakan menjadi efusi pleura

sederhana dan efusi pleura kompleks.

1. Efusi pleura sederhana

- Gambaran anechoic yang homogen

2. Efusi pleura kompleks

- Tidak bersekat dengan gambaran hypoechoic

- Terdapat lebih dari satu sekat

- Gambaran echoic yang homogeny


b. Pleuritis

Diagnosis pleuritic TB berdasarkan pada ditemukannya Mycobacterium

tuberculosis di cairan pleura, bahan biopsy pleura, atau granuloma pleura. Saat

ini diagnosis pleuritic TB dapat ditegakkan lebih mudah berdasarkan

kadaradenosine deaminase (ADA) cairan pleura. Algoritma pendekatan

diagnosis pleuritis TB dapat dilihat pada gambar.

Ciri Radiologi :

1. Foto Rontgen Dada

Biasanya menunjukkan gambaran efusi pleura unilateral minimal hingga

sedang. Gambaran sudut prenikokostalis tumpul pada posisi lateral jika

cariran lebih dari 50 mL. Pada posisi posteroanterior (PA) sudut

prenikokostalis tumpul apabila cairan pleura lebih dari 200 mL. Pada
posisi anteroposterior (AP) terlihat gambaran efusi jika cairan lebih dari

300 mL.

2. Ultrasonography (USG)

Pemeriksaan USG dada lebih sensitif dari pmeriksaan-pemeriksaan

rontgen. USG dapat membantu melihat adanya pita-pita fibrin (fibrin

bands), septa dan efusi pleura berkantong. USG dapat menentukan volume

cairan lebih tepat daripada foto rontgen, lokalisasi septa, membrane, ruang

pleura, dan penebalan pleura dapat dilakukan di tempat tidur pasien.

3. CT Scan

Pemeriksaan lebih akurat untuk menentukan adanya lesi parenkimal,

limfadenopati, ekslusi penyakit lain dan deteksi komplikasi yang berkaitan

dengan pleuritic TB. Sebanyak 20% pasien dengan efusi pleura TB

memiliki penyakit parenkim paru pada radiografi thoraks, pada CT scan

thoraks lebih dari 80% memiliki kelainan parenkim paru. Penyakit

parenkimal ini hampir ditemukan pada sisi efusi pleura. Efusi pleura

berkantong dapat terjadi pada pleuritis TB yang dapat dideteksi melalui

CT Scan.
10. Kelainan jantung dan ciri-ciri radiologisnya ?

A. Gagal Jantung

Secara umum gambaran rontgen thoraks pada gagal jantung adalah sebagai

berikut:

a. Pembesaran jantung

Tidak semua pasien gagal jantung ditemukan gambaran rontgen kardiomegali.

Pada gagal jantung akut, seperti pasien Miokard Infard dini, tidak ditemukan

kardiomegali. Sedangkan kardiomegali sering ditemukan pada gagal jantung

kronis.
b. Penonjolan vaskular pada lobus atas : akibat meningkatnya tekanan vena

pulmonalis.

c. Efusi pleura : terlihat sebagai penumpukan sudut kostofrenikus, namun

dengan semakin luasnya efusi, terdapat gambaran opak yang homogen di

bagian basal dengan tepi atas yang cekung.

d. Edema pulmonal interstisial : pada awalnya, merupakan penonjolan

pembuluh darah pada lobus atas dan penyempitan pembuluh darah pada lobus

bawah. Seiring meningkatnya tekanan vena, terjadi edema interstisial dan

cairan kemudian berkumpul di daerah interlobular dengan garis septal di

bagian perifer (garis Kerley ‘B’)

e. Edema pulmonal alveolus. Dengan semakin meningkatnya tekanan vena,

cairan melewati rongga alveolus (bayangan alveolus) dengan kekaburan

dan gambaran berkabut pada regio perihilar; pada kasus yang berat, terjadi

edema pulmonal di seluruh kedua lapangan paru. Sepertiga bagian luar

paru dapat terpisah, edema sentral bilateral digambarkan sebagai ‘bat’s

wing’ (sayap kelelawar).


B. Penyakit Jantung Bawaan

1. Atrial Septal Defect (ASD)

Tanda-tanda radiologis ASD pada foto thoraks :

- Corakan vaskuler bertambah

- Aortic Knob Kecil

- Ukuran jantung normal atau membesar ringan

- Batas kanan jantung menonjol (atrium kanan membesar)

- Apeks jantung bulat dan bergeser ke arah kiri (karena ventrikel

kanan membesar).

- Bila terjadi hipertensi pulmonal , arteri pulmonalis sentralis

(pangkalnya) sangat melebar kemudian tiba-tiba mengecil

membentuk inverted coma.


2. Ventrikel Septal Defect (VSD)

Foto thoraks :
- Kebocoran sangat kecil

- Pembuluh darah paru normal

- Kebocoran ringan

- Jantung membesar ke kiri oleh hipertrofi dan ventrikel kiri. Apeks

menuju ke bawah diafragma. Ventrikel kanan belum jelas

membesar.

- Atrium kiri berdilatasi.


3. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Foto Thoraks :

- Aorta descendent dan arcus tampak normal atau membesar sedikit

dan nampak menonjol pada proyeksi PA.

- Arteri pulmonalis tampak menonjol lebar di samping aorta.

- Pembuluh darah paru dan hilus tampak melebar karena volume

darah bertambah.

- Pembesaran atrium kiri

- Pembesaran ventrikel kanan dan kiri.


4. Tetralogi Of Fallot (TOF)

Foto thoraks :

- Pembesaran ventrikel kanan menyebabkan bayangan jantung

melebar ke kiri dengan apeks diatas diafragma.

- Pinggang jantung menjadi lebih konkaf karena tidak ada

pembesaran dari jalur keluar ventrikel kanan.

- Pada stenosis berat , pinggang jantung lebih tinggi lagi sehingga

menyebabkan gambaran jantung seperti sepatu kayu.

Anda mungkin juga menyukai