3a - Iqbar Arimansyah - 1818142 - Laporan Akhir Zat Warna PDF
3a - Iqbar Arimansyah - 1818142 - Laporan Akhir Zat Warna PDF
NIM : 1818142
KELAS : 3A
I. Tujuan
Menganalisis kandungan zat warna sintetik pada sampel makanan.
Menganalisis kadar zat warna sintetik pada sampel makanan.
II. Prinsip
Pada percobaan ini zat warna sintetik pada sampel makanan dianalisis secara
kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan dengan menguji benang wol yang telah
dicelupkan kedalam larutan sampel yang diasamkan dengan pereaksi HCl pekat,
H2SO4 pekat, NH4OH 12%, dan NaOH 10% kemudian diamati perubahan warna
yang terjadi serta dibandingkan dengan standar. Hasil uji dikatakan positif apabila
terjadi perubahan warna dari sampel dan perubahan warna sampel tersebut sama
dengan perubahan warna standar
Analisis kuantitatif dilakukan dengan menimbang bobot dari benang wol yang
telah dicuci dengan heksana dan dikeringkan. Bobot sampel akan dibandingkan
dengan bobot zat warna untuk memperoleh kadarnya.
B. Bahan
Benang wol NaOH 10%
n-Heksana Air suling
KHSO4 Wantex merah
HCl (pekat dan 10%) Wantex kuning
H2SO4 pekat Tartrazine
NH4OH 12% Ponceau
V. Cara Kerja
1. Analisis Kualitatif
Setiap potongan
benang ditetesi Seluruhnya
Benang wol dikeringkan
masing-masing dengan dididihkan selama 30
dan dipotong menjadi
HCl pekat, H2SO4 menit lalu dicuci
empat bagian
pekat, NH4OH 12%, dengan air
dan NaOH 10%
2. Analisis Kuantitatif
Sampel ditimbang
Benang wol sepanjang Benang dikeringkan dan sebanyak 25 gram
20 cm dicuci dengan ditimbang sebagai bobot kemudian dilarutkan
heksana awal dengan H2SO4 sebanyak
50 mL
Warna Pengamatan
Pereaksi Tartrazin Saus A Saus B Ponceau
Putih
Kuning -> Kuning -> Abu-
HCl(p) Merah-> Hitam Kemerahan->
Hitam abu
Biru kehitaman
Putih
H2SO4(p) Kuning -> Putih Merah -> ungu Kuning -> ungu Kemerahan->
Putih
Kuning -> Putih
Kuning -> Abu-
NH4OH 12% Merah -> Merah Kuning Kemerahan->
abu
kehitaman Putih
Putih
Kuning -> Kemerahan->
NaOH 10% Kuning -> Putih Merah -> Merah
Kuning pudar Putih
Kemerahan
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu analisis zat warna sintetik pada sampel makanan,
dalam percobaan kali ini sampel yang diuji adalah Saus A dan Saus B. Dilakukan
pengujian kualitatif dan kuantitatif pada sampel dan standar. Standar zat warna
sintetik yang digunakan adalah tartrazin dan ponceau.
Pada analisis kualitatif dilakukan agar dapat mengetahui adanya kandungan
zat warna pada sampel saus A dan saus B. Analisis kualitatif dilakukan dengan
menguji benang wol yang telah dicelupkan kedalam larutan sampel yang
diasamkan dengan pereaksi HCl pekat, H2SO4 pekat, NH4OH 12%, dan NaOH
10% kemudian diamati perubahan warna yang terjadi serta dibandingkan dengan
standar. Hasil uji dikatakan positif apabila terjadi perubahan warna dari sampel
dan perubahan warna sampel tersebut sama dengan perubahan warna standar.
Sampel saus A berwarna merah, dapat kita asumsikan terlebih dahulu
bahwasannya sampel saus A menggunakan pewarna ponceau yang sama sama
memiliki warna merah. Analisis pertama menggunakan HCl pekat sebagai
pereaksi dan pada standar ponceau dan saus A perubahan warna yang terjadi
keduanya sama-sama menjadi gelap meskipun terdapat sedikit perbedaan. standar
ponceau menjadi warna biru kehitaman dan saus A menjadi warna hitam.
Perubahan warna ini sedikit berbeda, disebabkan karena standar ponceau murni
hanya memiliki kandungan ponceau sedangkan sampel saus A tidak murni hanya
ponceau saja bisa saja ada pengotor atau zat warna lain. Sedangkan pada pereaksi
asam sulfat pekat dan NaOH 10% perubahan warna yang terjadi sangat berbeda
antara ponceau dan saus A dan jika dibandingkan dengan standar tartrazin
perubahan warna yang terjadi pun sangat berbeda jika menggunakan pereaksi
asam sulfat dan NaOH 10%. Pada pereaksi Ammonium hidroksida 12% pada saus
A dan standar ponceau sama sama tidak terjadi perubahan warna.
Saus B memiliki warna kuning yang sama dengan zat warna tartrazin. Ketika
saus B dan standar tartrazin di reaksikan dengan pereaksi HCl pekat menghasilkan
perubahan warna yang sama-sama menggelapkan warna meskipun terdapat sedikit
perbedaan. Pada saus B meghasilkan warna abu-abu, dan tartrazin menghasilkan
warna hitam, perbedaan warna tersebut dapat disebabkan karena kadar zat
pewarna saus B yang lebih sedikit dari standar tartrazin dan sampel saus B
terdapat pengotor lain, sedangkan standar tartrazin murni hanya tartrazin.
Sedangkan pada asam sulfat pekat perubahan warna dari saus B dan standar
tartrazin berbeda. Pereaksi NaOH 10% dengan saus B dan tartazin, keduanya
memiliki persamaan perubahan warna menjadi lebih gelap, mesikpun ada sedikit
perbedaan warna yang disebabkan kadar yang dikandung saus B tidak hanya zat
pewarna saja. Pereaksi terakhir menggunakan ammonium hidroksida 12% , antara
saus B dan standar tartazin sama sama mengalami pemudaran warna.
Pada analisis kuantitatif dilakukan agar dapat mengetahui kadar zat warna
pada sampel saus A dan saus B serta standar tartrazin dan ponceau. Analisis
kuantitatif dilakukan dengan menimbang bobot dari benang wol yang telah dicuci
dengan heksana dan dikeringkan. Bobot sampel akan dibandingkan dengan bobot
zat warna untuk memperoleh kadarnya. Dari hasil percobaan yang dilakukan pada
sampel saus A dan saus B, dan juga standar tartrazin dan ponceau. Kadar pewarna
sintetis yang didapatkan pada sampel saus A mengandung zat warna sintetis
sebesar 0,56%, sampel saus B mengandung zat warna sintetis sebesar 0,002%,
standar tartrazin sebesar 0,07%, dan standar ponceau sebesar 0,002%. Hasil
tersebut diketahui bahwa sampel saus A lebih banyak mengandung zat warna
sintetis dibandingkan dengan sampel saus B.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pada percobaan kali ini dapat didapati hasil yaitu sebagai
berikut :
Sampel Saus A mengandung zat pewarna sintetik ponceau, sedangkan
sampel Saus B mengandung zat pewarna sintetik Tartrazin.
Didapati kandungan zat warna pada sampel saus A sebesar 0.56% ; saus B
0.002% ; standar tartrazin 0.07% dan standar Ponceau 0.002%. Hasil
tersebut diketahui bahwa sampel saus A lebih banyak mengandung zat
warna sintetis dibandingkan dengan sampel saus B.
X. DaftarPustaka
Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.
Permenkes Nomor 033 tahun 2012 (Peraturan Kepala BPOM No. 37 Tahun
2013).
Peraturam BPOM No 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan.
Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.