Anda di halaman 1dari 22

Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada

pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi


dengan analit.
Larutan titran

Titrasi

Titrat
indikator
Ada 3 bentuk analisa titrimetri :
 Volumetri
 Gravimetri
 Coulometri
Level volume titran
Klem

biuret ALAT BIURET

keran

erlenmeyer

Larutan
analit Pengaduk
magnetik
 Titrasi asam - basa
 titrasi redoks
 titrasi pembentukkan kompleks
 titrasi pengendapan
IDIKATOR WARNA ASAM WARNA BASA TRAYEK pH

Alizarin kuning ungu 10,1 -12,0


kuning
Fenolftalein tak berwarna merah 8,0 -9,6

Metil merah KUNING MERAH 6.8 – 8.4


METIL MERAH KUNING 4.2 – 6.2
JINGGA
BROMTIMOL KUNING BIRU 6,0-7,6
BIRU
 Standar PRIMER>>>Larutan titran haruslah
diketahui komposisi dan konsentrasinya
( NaCl )
 Standar sekunder>>>Larutan standar

sekunder adalah larutan yang konsentrasinya


diperoleh dengan cara mentitrasi dengan
larutan standar primer ( NaOH )
1. Kemurnian tinggi
2. Stabil terhadap udara
3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah
5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar
Perhatikan
perubahan
warna
1. Kesalahan dalam penimbangan sampel, kurangnya jumlah
sampel yang ditimbang karena tumpah saat penimbangan,
pemindahan larutan, buret bocor, salah pipet.
2. Kontaminasi atau larutan jadi encer karena kurang baik
membilas buret, pipet atau labu.
3. Salah mencampurkan larutan setelah diencerkan.
4. Terdapat pengotor pada standar primer
5. Salah baca buret
6. Salah pemakaian indikator
7. Peralatan (pipet atau buret) kurang bersih
TITRASI ASAM BASA
 Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai penitran/titer ataupun titran.
 Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai

mencapai keadaan titik ekuivalen.


 Pada saat ekuivalen ini maka proses titrasi

dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang


diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut, dengan
menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar
titran.
 Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekuivalen
pada titrasi asam basa
1. Memakai PH meter untuk memonitor perubahan PH
selama titrasi dilakukan. Kemudian membuat plot
antara PH dengan volume penitran untuk memperoleh
kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan
pada sampel sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator
ini akan berubah warna ketika mendekati titik
ekuivalen terjadi yang kita sebut titik akhir titrasi ,pada
saat inilah titrasi kita hentikan .
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan
pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan dan sangat
praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa
adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi
oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit
mungkin dan umumnya adalah dua tetes hingga tiga tetes.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat
perubahan warna indicator disebut sebagai ”titik akhir
titrasi”.
Nama pH range Warna
Biru Timol 1,2-2,8 Merah-kuning
Kuning Metil 2,9-4,0 Merah-kuning
Jingga Metil 3,1-4,4 Merah-jingga
Hijau Bromkresol 3,8-5,4 Kuning-biru
Biru Bromtimol 6.0-7.6 Kuning-biru
Merah Fenol 6,8-8,4 Kuning-merah
Fenolftalein 8,3-10 Tdk berwarna-merah
jambu
Timolftalein 9,3-10,5 Tdk berwarna-biru
Kuning Alizarin 10-12 Kuning-ungu
1,3,5 trinitrobenzena 12-14 Tidak berwarna-oranye
 Dalam suasana asam
tidak berwarna
 Dalam suasana basa pp
terdeprotonasi
melepaskan dua ion H+
sehingga terjadi
delokalisasi elektron
yang lebih panjang dan
pp berwarna merah
jambu
Metil oranye , jika pH larutan dibawah 3,1
akan berwarna merah. Jika pH larutan
diatas 4,4 akan berwarna kuning.
Konsentrasi ion Hidronium berpengaruh
pada struktur dan warnanya.
 Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang
berasal dari asam kuat dan basa kuat.
Misal : HCl + NaOH —> NACl + H2O

 Titrasi asam lemah dan basa kuat


Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Misal : Asam asetat dengan NaOH
CH3COOH + NaOH —> CH3COONa + H2O
 Titrasi basa lemah dan asam kuat
Pada akhir titrasi yang terbentuk garam yang
berasal basa lemah dan asam kuat.
Misal : NH4OH dan HCL
NH4OH + HCL —> NH4CL + H2O

 Titrasi asam lemah dan basa lemah


Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang
berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Misal : Asam asetat dan NH4OH
CH3COOH + NH4OH —> CH3COONH4 + H2O
NB :

 Bila Ka > Kb larutan bersifat asam


 Bila Kb > Ka larutan bersifat basa

Anda mungkin juga menyukai