Anda di halaman 1dari 46

Rewata Consultant

K3 Basic Factory
DASAR – DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. REWATA THERAINDO


Profil
BUDI S.kom, MM
Senior Human Resources, Consultant, Auditor and Trainer

EDUCATION

• Bachelor Degree of Computer (Universitas Bina Nusantara/BINUS – Jakarta) S1


•Magister of Human Resources Development (IPWIJA, Cikeas - Cibubur) S2 SKILLS

• 1. Human Resources Management


• 2. Trainer For Human Resources Management
• 3. Trainer for ISO 9001-QMS
•4. Trainer for SMK3 EXPERIENCE

• 12 Tahun HR Manager
• Konsultan HR dan Management Mutu di beberapa Perusahaan Manufacture
• Lead Auditor External ISO 9001
• Founder And Owner Rewata Consultant
Pendahuluan
• Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang
terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek.
• Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No:05/PERMEN/1996 BAB III Pasal 3 bahwa setiap
tempat kerja yang mempunyai karyawan 100 orang atau
lebih atau, Mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karekteristik proses / bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja dan kerugian, wajib
menjalankan Sistem Manajemen K3.
Sejarah Kebijakan SMK3
• Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara eksplisit merupakan
pelaksanaan K3 secara sistem
• SMK3 dikeluarkan sejak tahun 1996 melalui Permenaker No.
05/Men/1996
• Di Internasional perkembangan sistem manajemen K3 mulai
berkembang melalui ILO Guidline Tahun 2001
• Ohsas dikembangkan pada tahun 2001
• SMK3 ditegaskan kembali dalam UU 13 tahun 2003 pasal 87
• Dan mengamanatkan pedoman penerapan melalui Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
(12 April 2012)
• ISO telah menerbitkan Standar Internasional ISO 45001 tentang
OHSMS (Maret 2018)
Secara umum disetiap pabrik/manufacture
yang sudah menjalankan K3 pasati akan kita
temui rambu-rambu K3 disetiap pelosok
ditempat kerja. Seperti pada gambar berikut.
Rambu –rambu K3 adalah sebagai petunjuk-
petunjuk bagian dari perlengkapan K3 yang
memuat lambang, gambar, angka, kalimat
dan/atau perpaduan di antaranya, yang
digunakan untuk memberikan peringatan,
larangan, perintah dan petunjuk bagi setiap
karyawan.
Rewata Consultant

Contoh Rambu-rambu K3 Ditempat Kerja


Tujuan K3
• Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja dari resiko terjadinya bahaya.
• Menjamin agar setiap sumber produksi dapat
dipakai secara aman dan efisien.
• Menjamin proses produksi berjalan lancar.
• Menciptakan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan sehat.
• Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Apa itu Keselamatan Kerja?
• Keselamatan kerja adalah kemerdekaan atas resiko celaka
serta terhindar dari bencana, aman sentosa, sejahtera,
tidak kurang suatu apapun, sehat, tidak mendapat
gangguan, kerusakan yang berkaitan/berhubungan
dengan mesin-mesin, peralatan kerja, cara kerja, dan
kondisi dalam melakukan pekerjaan.
• Keselamatan kerja diperlukan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan
kesakitan, cacat, atau bahkan meninggal, kerugian
finansial (biaya), serta menurunnya produktivitas kerja.
Apa itu Kecelakaan Kerja?
• Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diduga, tidak
diharapkan, terjadi dengan tiba-tiba atau pada selang
waktu tertentu yang mengakibatkan bahaya terhadap
manusia dan menimbulkan kerugian. (Permen 3/98)..
• Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja atau ada hubungannya dengan
Pekerjaan. dan terjadi selama proses kerja yaitu sejak
karyawan berangkat dari rumah hingga tiba di rumah
kembali melalui jalan yang wajar. (UU 3 th 1992). Seperti
contoh pada gambar berikut.
Rewata Consultant
Rewata Consultant
Budaya K3 dikategorikan menjadi 3, yaitu:
A.Keselamatan Kerja adalah TANGGUNG JAWAB
SETIAP INSAN
B.Sikap yang selalu ingin meningkatkan Kompetensi
C.MENGUASAI pengetahuan Teknis terkait Standard K3L
D.PROAKTIF Mengidentifikasi adanya GAP terhadap
Standard K3L

A.SELALU mematuhi SOP dan Comply terhadap Regulasi


B.TIDAK mengambil jalan pintas dan MENGABAIKAN
RESIKO

A.BERANI mengambil tindakan perbaikan terhadap


UNSAFE ACTION dan UNSAFE CONDITION
B.MELAKUKAN Continuous Improvement
Flow kecelakaan kerja dapat kita lihat pada gambar
berikut.
Dimana setiap kecelakaan kerja terjadi dapat terjadi
karena sesuatu yang tidak terencana dan tidak
diperkirakan. Hal-hal tersebut dikombinasikan oleh
faktor-faktor penyebab lainnya sehingga
menimbulkan suatu dampak yang sangat besar
sekali terhadap suatu perusahaan. Seperti akan
kehilangan karyawannya karena sakit atau
meninggal, kehilangan aset perusahaan, kehilangan
kesempatan mem produksi, kehilangan
produktivitas dan akan mendapatkan image buruk
dari masyarakat luas.
Flow Kecelakaan Kerja

Kehilangan
Kesehatan/Men
inggal

Kehilangan
Tidak
Asset
Terencana
Kombinasi
dengan
Dampak Kehilangan
berbagai
Kecelakaan Produksi
penyebab
Kecelakaan
Kehilangan
Tidak
Diperkirakan Produktivitas

Korporate
Image Buruk
Sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja

• Tindakan yang tidak aman (unsafe act)


Contoh: tidak memakai alat pelindung
diri, melamun saat bekerja, bekerja tidak
serius, tidak mengikuti aturan/prosedur
kerja, dll.
• Kondisi yang tidak aman (unsafe
condition) Contoh: lingkungan kerja yang
bising, lingkungan kerja yang tidak rapi,
mesin-mesin kerja yang tidak dilengkapi
pengaman, dll
Pencegahan kecelakaan kerja
• Bekerja serius
• Berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan
(tidak melamun)
• Mengikuti petunjuk /prosedur kerja / Arahan
tentang keselamatan yang ada di tempat kerja
• Menggunakan alat pelindung diri
• Menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja
• Jangan melepaskan alat pengaman yang ada
pada mesin
• Mengutamakan keselamatan dalam bekerja
Ada beberapa teori terkait K3, seperti gambar berikut:
Gambar pertama dan kedua sama-sama ber teori tentang
dampak dan resiko serta biaya dari resiko kecelakaan
kerja.
Banyak pihak tidak menyadari bahwa resiko yang tidak
terlihat itu sangatlah besar sekali sehingga kadang-
kadang tidak diperhatikan oleh pihak perusahaan
maupun karyawan itu sendiri. Dampak terbesar akan
dirasakan oleh karyawan di level paling bawah karena
mereka yang lebih banyak bersinggungan dengan mesin-
mesin dan lingkungan kerja secara langsung dibanding
dengan level top yang lebih sedikit bersinggungan dengan
lingkungan kerja secara fisik.
Domino Theory and Incident Ratio Model
Teori Gunung Es dan Hidden Cost Safety
Contoh photo kecelakaan kerja
Rewata Consultant
Rewata Consultant
Apa itu kesehatan kerja?

• Kesehatan kerja berarti keadaan


kesehatan tenaga kerja yang sempurna,
baik fisik, mental maupun sosial
sehingga memungkinkan dapat bekerja
dengan kemampuan yang optimal.
Tujuan kesehatan kerja
• Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
tenaga kerja yang setinggi- tingginya baik fisik,
mental maupun sosial di semua lapangan pekerjaan.
• Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari
gangguan-gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi kerja dan faktor-faktor lain yang dapat
mengganggu atau membahayakan kesehatan.
• Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau
pekerjaan dengan tenaga kerja.
• Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
Sumber-sumber bahaya bagi kesehatan kerja
Antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fisik : suara yang terlalu bising, penerangan yang kurang memadai, Getaran
yang tinggi, kelembaban udara, dll.
2. Kimia : cairan, gas/uap, debu-debu, bahan-bahan kimia mempunyai sifat
beracun,
karsinogenik, dan menimbulkan alergi, dll.
3. Biologis : bakteri, virus, jamur, cacing, serangga, dan lain-lain yang hidup atau
timbul dalam lingkungan kerja, dll.
4. Fisiologi / Ergonomi : Sikap kerja yang tidak baik pada waktu kerja, Proses,
sikap, cara kerja yang monoton, Beban kerja yang melampaui batas
kemampuan, dll.
5. Psikologis : Kerja yang terpaksa/dipaksakan yang tidak sesuai dengan
kemampuan, Suasana kerja yang tidak menyenangkan, Pikiran yang senantiasa
tertekan terutama karena sikap atasan atau teman kerja yang tidak sesuai, dll.
Hierarki pengendalian bahaya
• Engineering Control; Adalah suatu upaya yang dilakukan
melalui pendekatan engineering dengan cara
mengisolasi / mengeliminasi / meminimalisasi sumber
bahaya dari pekerja yang ada disekitarnya. Contohnya
tindakan pengaman terhadap mesin produksi
• Administrative Control; Contoh : shift kerja, rotasi,
poster / safety sign
• PPE (Personal Protective Equipment); Contoh :
Pemberian Ear plug untuk yg bekerja di area bising
Alat pelindung diri (APD)
• Adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari bahaya ditempat kerja.
• Syarat-syarat APD : Enak dipakai, Tidak
mengganggu kerja, Memberikan perlindungan yang
efektif terhadap jenis bahaya.
• Kelemahan penggunaan APD : Kemampuan
perlindungan yang tidak sempurna, Kurag nyaman,
sehingga pemakaian kurang efektif.
Jenis APD

Pelindung Kepala
• Topi pengaman → Melindungi kepala dari benturan
atau pukulan benda-benda
• Topi/tudung → Melindungi kepala dari api, bahan
kimia, debu, kondisi iklim
yang buruk
• Tutup kepala →Menjaga kebersihan kepala dan
rambut atau mencegah lilitan rambut dari mesin dan
lainnya
Pelindung Telinga
• Ear Plug
• Ear Muff
Pelindung Muka dan Mata
• Fungsinya : melindungi muka
dan mata dari lemparan
benda kecil, panas ataupun pengaruh
cahaya
Pelindung Pernafasan
• Fungsinya : melindungi pernafasan
dari partikel-partikel debu dan
kimia.
Contohnya
• Masker kimia
• Debu
• Respirator
Jenis APD

• Pakaian kerja → terhadap radiasi


panas, radiasi ion (appron), bahaya
bahan kimia
• Sarung tangan →Katun, kulit,
karet, dll
• Pelindung kaki → mencegah
terbentur, tergelincir, tertusuk, dll
Pekerja dalam kondisi
8 Kelengkapan Pekerja sehat jasmani &
Memiliki rohani
working permit & JSA
yang telah disetujui Memiliki

Memiliki dan menerapkan


kompetensi
SOP & instruksi kerja secara teknis dan kompetensi K3
konsisten
Mengerti dan memahami

Menggunakan bahaya & risiko


alat kerja & alat komunikasi dalam pekerjaan
sesuai stand ar
Memiliki sikap

Memakai APD lengkap disiplin & taat


yang sesuai dan layak pada aturan
Gambar berikut adalah contoh tindakan dan kondisi yang tidak
aman yang sering terjadi atau kita temui ditempat kerja kita
sehari-hari.
Pada gambar pertama kita lihat perlengkapan listrik yang tidak
terpasang dengan seharusnya dan hal tersebut dibiarkan begitu
saja. Padahal hal tersebut bisa sangat berbahaya bagi karyawan
dan bisa berdampak terjadi konsleting listrik yang
mengakibatkan terjadinya kebakaran.

Pada gambar kedua, tidak ada identitas yang jelas sehingga


membuat orang lain tidak mengetahui apa isi dari wadah
tersebut. Kabel yang disambung dan dibiarkan tergeletak begitu
saja serta air minum yang diletakan bersama dengan logam
bahaya lainnya. Hal tersebut akan berdampak tidak baik dan
bisa menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dan juga sakit
akibat kerja.
Contoh gambar tindakan dan kondisi
yang tidak aman

Penggunaan kabel tanpa Steker Stop kontak tanpa penutup / cover


Rewata Consultant

Tidak ada identitas Kabel sambungan Air Minum atau Bahan


kimia???
Sebagai pengetahuan kita bisa lihat pada tabel berikut, bahwa
data kecelakaan kerja di seluruh wilayah indonesia dari tahun
ketahun mengalami kenaikan dan ini sangat memprihatinkan dan
perlu penangan yang lebih serius serta kesadaran dari setiap
karyawan dan pengusaha.
Begitu pula dengan kasus-kasus kecelakaan yang terjadi
dimanufacture, kecelakaan tersebut berdampak sangat buruk
bagi perusahaan serta karyawannya. Perusahaan tersebut akan
tutup dan banyak karyawan yang akan kehilangan pekerjaan.

Jika kita lihat data pada gambar berikut, jumlah perusahaan


sangatlah banyak dan tidak seimbang dengan jumlah pengawas
ketenagakerjaan yang bertugas untuk mengawasi setia
perusahaan termaksud K3 nya. Sehingga hal ini menjadi
ketimpangan yang sangat signifikan. Saat ini pemerintah terus
menggalakan dan konsentrasi terhadap K3, terlihat dari gambar
berikut yang tampak bahwa pengawas ahli k3 umum dan lainnya
cukup banyak untuk mengimbangi jumlah perusahaan.
Panitia Pembina K3 (P2K3)

• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di bentuk


berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi yaitu
PERMEN 04/MEN/1987.

• Pasal 1 (d) “ Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja yang


selanjutnya disebut P2K3 ialah : badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan K3”
Tanggap darurat
• Sebuah situasi darurat adalah hal yang menyebabkan,
atau akan menyebabkan, kehilangan jiwa atau
kecelakaan pada seseorang atau kerusakan properti dan
lingkungan.
• Didalam organisasi adalah hal yang secara alamiah
tindakan luar biasa harus diambil untuk meringankan
dampaknya kepada karyawan maupun lingkungan.
• Keadaan darurat meliputi : Kebakaran / ledakan, Banjir,
Kerusuhan, Gempa Bumi, Tumpahan bahan kimia, Angin
topan.
Penutup
• Untuk mewujudkan agar program K3 ini dapat
terlaksana dengan baik, maka di diperlukan
peran serta kepedulian dari semua pihak,
sehingga dengan adanya K3 akan mendukung
terciptanya zero accident (nol kecelakaan kerja)
dan terhindar dari penyakit akibat kerja. Untuk
itu setiap karyawan juga harus mengetahui
tentang K3 dan menerapkannya agar dapat
bekerja dengan aman dan nyaman.
Rewata Consultant

Selesai, semoga bermamfaat

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai