Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


KEPATUHAN MINUM OBAT

1. Judul /Tema :
Patuh minum obat
2. Sesi Ke
Pertemuan pertama
3. Deskripsi
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah salah satu upaya untuk
memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama
untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI,
1997). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2005).
Skizofrenia adalah penyakit otak yang menyebabkan seseorang
menjadi disfungsional secara fisiologis untuk dirinya sendiri maupun
interaksi secara sosial. Orang yang mengidap skizofrenia tidak akan
mampu berkomunikasi secara normal dengan orang lain, salah satunya
adalah karena menganggap bahwa orang lain ingin mencelakakannya
(Sadock & Sadock, 2010). Pasien-pasien ini akan sangat kesulitan
berkomunikasi dan berada dalam lingkungan banyak orang. Selain itu
mereka pun mengalami halusinasi dan ilusi sehingga seakan-akan melihat
hal yang tak nyata (Amelia & Anwar, 2013).
Salah satu teori yang menyebabkan gejala ini adalah kelainan dari
regulasi dopamin, sehingga pengobatan yang berfisat antagonis dopamin
akan menurunkan gejala pasien (Sadock & Sadock , 2010). Pengobatan
antipsikotik ini harus dilakukan minimal dalam waktu 1 tahun untuk
mencegah terulangnya gejala  psikosis (ilusi, delusi, dan halusinasi)
(Fenton, Blyler, & Heinssen, 1997).

1
Pengobatan ini berfokus pada mengurangi gejala psikosis dengan
cepat  pada fase akut dan memperpanjang periode relaps dan mencegah
pengulangan gejala yang lebih buruk. Selain itu, pada pengobatan yang
teratur pasien dapat kembali ke dalam lingkungan sosialnya dalam waktu
yang lebih cepat. Pasien yang menjalani pengobatan secara rutin selama
satu tahun memiliki risiko lebih kecil untuk mengalami relaps (Zygmunt,
Offson, Boyer, & Mechanic, 2002).
Sayangnya, pada banyak penelitian dibuktikan bahwa 50% pasien
skizofrenia yang masuk ke rumah sakit jiwa kemudian dilakukan rawat
jalan malah mengalami masalah ketidak patuhan (poor adherence). Hal ini
dapat mengakibatkan masalah baru pada pasien skizofrenia yaitu pasien
lebih mudah jatuh ke dalam kondisi relaps dan kekambuhan fase psikosis
yang lebih buruk, keluar masuk rumah sakit berulang kali, serta
meningkatkan beban sosial dan ekonomi bagi keluarga pasien dan negara.
Hal ini diakibatkan pasien yang tidak teratur dalam minum obat akan
memiliki risiko kekambuhan sebesar 92% (Fenton et al., 1997).

4. Tujuan
A. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kepatuhan minum obat.
B. Tujuan khusus
a) Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.
b) Klien dapat menyebutkan kerugian tidak patuh minum obat.
c) Klien dapat menyebutkan warna, jenis obat, kegunaan, dan efek
samping obat.
d) Klien dapat menyebutkan 5 benar cara minum obat.

5. Keanggotaan
a. Kriteria klien
Pasien Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat yang sudah tidak
terlalu gelisah, tidak agresif, koheren, halusinasi sudah bisa dikontrol
oleh peserta dan peserta kooperatif.

2
b. Status Peserta

MASALAH
NO. NAMA PASIEN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 Komar Skizofrenia Paranoid Halusinasi
2 Saripudin Skizofrenia Paranoid Isolasi Sosial
3 Hendra Skizofrenia Paranoid RPK
4 Agus Setiawan Skizofrenia Paranoid RPK
5 Herman Skizofrenia Paranoid Halusinasi

6. Setting
a. Tempat
Lapangan RSJ PROV. Jabar
b. Denah Tempat

: Leader : Observer

: Co-Leader : Fasilitator

: Peserta
c. Alat yang digunakan

3
 Name tage
 Poster
 Buku catatan dan pulpen

7. Waktu
Hari : Selasa
Tanggal : 16 Desemeber 2014
Jam : 09.00 S/D 09.30

8. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab

9. Strategi Pelaksanaan
a. Persiapan
 Leader mempersiapkan klien di lapangan.
 Leader mengatur posisi duduk.
b. Fase Orientasi
1) Salam terapetik
 Leader menyampaikan salam terapeutik
 Leader memperkenalkan diri kepada anggota
 Leader mempersilahkan anggota untuk memperkenalkan
diri.
2) Evaluasi / Validasi
Leader menanyakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Leader menjelaskan aturan main berikut :
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti keegiatan dari awal sampai
akhir.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada leader.

4
b) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
patuh minum obat.
c. Fase kerja
 Terapis menjelaskan keuntungnya patuh minum obat, yaitu
mencegah kambuh karena obat memberi perasaan tenang
 Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
 Minta klien menyebutkan kembali keuntungan minum obat
 Minta klien menyebutkan kembali kerugian tidak minum obat
 Berikan pujian bila benar.
 Menjelaskan jenis obat, warna, kegunaan, dan efek samping obat.
 Meminta klien untuk menyebutkan kembali jenis obat, warna,
kegunaan, dan efek samping obat.
 Berikan pujian pada klien yang benar.
 Menjelaskan lima benar minum obat.
 Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat.
 Berikan pujian pada klien yang benar.
d. Fase Terminasi
1). Evaluasi
 Leader mengevaluasi materi yang telah di sampaikan.
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2). Tindak Lanjut
Menganjurkan klien selalu patuh untuk minum obat.
3). Kontrak yang akan datang
 Leader mengakhiri sesi TAK dan leader membuat kesepakatan
baru untuk TAK yang lain.

10. Pembagian Tugas


a. Leader : Devi Ariyani
 Membuka acara.
 Menyampaikan tujuan dilakukannya TAK
 Menyampaikan aturan kegiatan TAK

5
 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
 Menjadi role model pada saat kegiatan
 Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
 Mengarahkan proses TAK ke arah pencapaian tujuan dengan cara
memotivasi kepada anggota kelompok untuk terlibat dalam
kegiatan
 Menutup acara
b. Co. Leader : Imas Tarsiah
 Menjadi role model
 Mengambil alih posisi leader jika leader pasif (bloking).
 Mengingatkan Leader jika kegiatannya menyimpang atau ada
kegiatan yang terlupakan
 Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
 Mengarahkan proses TAK ke arah pencapaian tujuan dengan
cara memotivasi kepada anggota kelompok untuk terlibat dalam
kegiatan
c. Fasilitator : Yana Suryana
 Memfasilitasi  klien dalam kegiatan TAK
 Mempertahankan keikutsertaan klien dalam kegiatan
 Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya kegiatan
 Memberi stimulus kepada anggota yang kurang aktif
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok dan berperan sebagai role
model bagi klien sebagai proses aktivitasi kelompok
d. Observer : Cucu Mulyani
 Mencatat serta mengamati proses jalannya TAK yang
dilakukan oleh Leader, Co. Leader, Fasilitator dan Klien
(dicatat pada format yang tersedia)
 Memberikan umpan balik terhadap proses kegiatan mulai dari
persiapan sampai acara selesai
 Menyampaikan hasil observasi pada kelompok

6
11. Program Antisipasi
a. Klien meninggalkan tempat tanpa pamit
1) Panggil nama pasien
Tanyakan sebab meninggalkan acara
2) Beri kesempatan pada klien bila bersedia ikut kembali.
b. Pasien tidak mau ikut dalam kegiatan
Beri penjelasan kepada klien bahwa kegiatan bersama untuk
menjalin hubungan yang baik antar sesama klien dan belajar
mengontrol halusinasi secara bersama-sama.

Format Evaluasi Observer

Menyebutkan
Menyebutkan Jenis Obat,
Menyebutkan Menyebutkan
Nama Keuntungan Warna,
No Kerugian Patuh 5 Benar
Peserta Patuh Minum Kegunaan,Da
Minum Obat Minum Obat
Obat n Efek
Samping
1 Tn. K
2 Tn. S
3 Tn. H
4 Tn. A
5 Tn. H
Keterangan :

Beri tanda ( ) jika pasien mampu melakukan sesuai indikator

7
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, D. R., & Anwar, Z. (2013). Relaps pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, 52-64
Buku Pedoman Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
http://nurse-edy-poltekkes.blogspot.com/2013/06/proposal-terapi-aktivitas-
kelompok-tak.html
http://www.academia.edu/5379959/PROPOSAL_PENELITIAN_ELZA
Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004).
Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
nuiiners.blogspot.com/2014/01/terapi-aktivitas-kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai