Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SGD DENGAN KASUS HIPOTIROID

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pengampu: Okti Sri P, M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B

ANGGOTA KELOMPOK :
1. RENY NOVIA KARLINA (J210180136)
2. SOFIA NGIZATU RAHMA (J210180137)
3. LANGGENG ADI SANTOSO (J210180165)
4. FITRAH AZZAHRA (J210180166)

PROGDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Keperawatan Medikal
Bedah yang berjudul “Laporan SGD dengan Kasus Hipotiroid” ini tepat pada waktunya.
Sholawat beserta salam tak lupa pula kami haturkan kepada nabi besar yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah kepada zaman yang
penuh ilmu pengetahuan yang dapat kita rasakan pada saat sekarang ini. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Konsep Keperawatan
Medikal Bedah.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Okti Sri
Purwanti, S.Kep.,Ns., M. Kep., Sp. M. B., selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Keperawatan Medikal Bedah yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi nilai ibadah dan mendapatkan pahala
dari Allah SWT. Aamiin.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di dalam lindungan Allah SWT.

Penulis, Februari 2020

Penulis
KASUS :

Seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun periksa di poliklinik mengeluhkan kenaikan
berat badan progresif sebesar 10 kilogram dalam 1 tahun, kelelahan, pusing postural,
kehilangan memori, bicara lambat, suara serak, kulit kering, sembelit (sudah 4 hari belum
dapat BAB), dan intoleransi dingin. Tanda-tanda vital termasuk suhu 35,8 C, denyut nadi 58
kali/ menit dan teratur, TD 110/60. Pasien cukup gemuk, berbicara lemah dan wajah
bengkak, dengan kulit pucat, dingin, kering, dan tebal. Kelenjar tiroid tidak teraba. Waktu
refleks tendon dalam tertunda. Hasil laboratorium CBC dan WBC diferensial adalah normal.
Konsentrasi T4 serum adalah 3,8 ug / dl (N = 4,5-12,5), serum TSH adalah 1 µlU/ ml (N =
0,2-3,5), dan kolesterol serum adalah 255 mg / dl (N <200).

Tahap 1 : Clarifying Unfimiliar Terms

1. T4 : hormon tiroksin adalah hormon yang berfungsi mengatur


metabolisme tubuh. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar tiroid. (Fitrah, 166)
2. TSH : hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise otak bagian anterior
dan berfungsi untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid dan
merupakan stimulator bagi sekresi hormon T4 dan T3 yang dihasilkan oleh kelenjar
tersebut. (Fitrah, 166)
3. CBC : sekelompok tes yang mengevaluasi sel-sel yang bersirkulasi dalam
darah. (Reny, 136)
4. WBC : adalah sel yang ada di dalam darah, sistem limfatik, dan jaringan dan
merupakan bagian penting dari sistem pertahanan (kekebalan) alami tubuh. (Reny,
136)
5. Progresif : suatu perubahan yang terjadi yang sifatnya maju, meningkat, meluas,
berkelanjutan atau bertahap selama periode waktu tertentu baik secara kuantitatif
ataupun kualitatif. (Sofia, 137)
6. Postural : posisi tubuh. (Langgeng, 165)

Tahap 2 : Problem Definitions

1. Apakah hubungan kenaikan badan progresif dengan penyakit hipotiroid? (Sofia, 137)
2. Apa yang menyebabkan pasien hipotiroid mengalami TTV yang tidak normal? (Sofia,
137)
3. Mengapa kadar kolesterol serum pasien lebih dari batas normal? (Sofia, 137)
4. Mengapa pasien hipotiroid bisa mengalami gejala bicara lambat dan suara serak?
(Reny, 136)
5. Mengapa hipotiroid lebih sering dialami oleh wanita? (Reny, 136)
6. Mengapa pasien hipotiroid susah BAB? (Langgeng, 165)
7. Apa yang menyebabkan pasien hipotiroid kehilangan memori? (Langgeng, 165)
8. Apa yang menyebabkan pasien hipotiroid berbicara lemah dan wajah bengkak?
(Langgeng, 165)
9. Apakah yang dimaksud dengan pusing postural? (Fitrah, 166)
10. Apa yang dimaksud dengan waktu refleks tendon tertunda? (Fitrah, 166)
11. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan laboratorium CBC dan WBC, dan mengapa
perlu dilakukan? (Fitrah, 166)

Tahap 3 : Brain Storming

1. Karena selain fungsi kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme juga mengatur
proses pencernaan, jika tiroid yang dihasilkan kurang dari normal maka proses
pencernaannya juga terganggu dimana yang seharusnya makanan tersebut diserap
untuk dijadikan energi malah dijadikan simpanan yang lama-lama akan menumpuk,
sehingga badan menjadi gemuk. (Sofia, 137)
2. Karena hipotiroid menyebabkan terganggunya metabolisme tubuh, sehingga
mempengaruhi peredaran darah, maka dari itu dapat mempengaruhi tanda-tanda vital.
(Sofia, 137)
3. Karena pasien mengalami kelebihan berat badan, dimana seseorang yang mengalami
berat badan berlebih memiliki kelebihan lemak, kelebihan lemak menandakan adanya
kadar kolesterol diatas normal. (Sofia, 137)
4. Karena ada gangguan pada bagian kelenjar tersebut sehingga terpengaruh pada pita
suara yang ada, sehingga suara menjadi serak dan bicara lambat. Adanya gangguan
pada mulut sehingga kesulitan berbicara. (Reny, 136)
5. Karena pada wanita terdapat hormon progesteron dan esterogen, dan wanita juga
mengalami kehamilan dan menstruasi. (Reny, 136)
6. Menurut saya, pada pasien hipotiroid kekurangan cairan yang mengakibatkan serat
dalam usus mengeras dan sulit dikeluarkan. (Langgeng, 165)
7. Karena TTV nya menurun dan denyut nadi nya juga menurun sehingga suplai oksigen
yang dibawa dari paru-paru ke otak menurun, sehingga dapat menyebabkan
kemampuan otak menurun. (Langgeng, 165)
8. Menurut saya, karena pembesaran tiroid yang dapat menyebabkan pembekakan pada
wajah juga. (Langgeng, 165)
9. Pusing postural adalah pusing pada saat tubuh dalam posisi tertentu. (Fitrah, 166)
10. Refleks tendon yaitu refleks yang terjadi jika tendon diberi rangsangan. Jadi waktu
refleks tendon tertunda maksudnya refleks yang diberikan terlambat dari biasanya.
(Fitrah, 166)
11. Pemeriksaan CBC dan WBC yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada darah untuk
mengetahui adanya gangguan yang berhubungan dengan hipotiroid. (Fitrah, 166)

Tahap 4 : Analyzing the Problems

Kulit pucat, dingin,


TTV tidak normal kering, tebal

Sembelit

Berat badan naik Wajah bengkak

Kelelahan
Gangguan
Hipotiroid
metabolisme
Suara serak Bicara lambat

Kehilangan memori

Tahap 5 : Formulating Learning Issues/ Define LO

1. Mahasiswa mampu memahami definisi hipotiroid.


2. Mahasiswa mampu memahami etiologi hipotiroid.
3. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi hipotiroid.
4. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hipotiroid.
5. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala hipotiroid.
6. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hipotiroid.
7. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang untuk penderita hipotiroid.
8. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hipotiroid.
9. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada penderita hipotiroid.
10. Mahasiswa mampu memahami pendidikan kesehatan untuk penderita hipotiroid.

Tahap 6 : Self Study

1. Apakah hubungan kenaikan badan progresif dengan penyakit hipotiroid?


Jawab: (Reny, 136)
Kelenjar tiroid berada di leher bagian bawah, organ berukuran kecil ini memiliki
bentuk seperti kupu-kupu. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini berfungsi untuk
mengatur metabolisme tubuh. Sehingga, gangguan ini menyebabkan menurunnya
metabolisme sehingga membuat tubuh rentan gemuk. Fungsi tiroid yang kurang aktif,
terkadang bisa disebabkan oleh kekurangan beberapa jenis nutrisi seperti yodium,
selenium, zat besi, zinc atau seng dan tembaga. (Lily, 2015)
2. Apa yang menyebabkan pasien hipotiroid mengalami TTV yang tidak normal?
Jawab: (Langgeng, 165)
Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormone tiroid dalam
jumlah yang cukup. Padahal hormone tiroid memiliki banyak fungsi penting antara
lain membantu mengatur suhu tubuh dan detak jantung. Maka penderita akan
mengalami penurunan suhu, laju pernafasan rendah dan kadar oksigen di dalam darah
menurun. (Baughman, 2010)
3. Mengapa kadar kolesterol serum pasien lebih dari batas normal?
Jawab: (Fitrah, 166)
Perubahan hormon tiroid dari nilai normal pada pasien hipotiroid terjadi karena
penurunan pertumbuhan kelenjar tiroid, adanya gangguan pada hipofisis anterior dan
produksi hormon tiroid. Kondisi ini membuat kelenjar tiroid menjadi lebih pasif
dalam memproduksi hormon tiroid. Sehingga, terjadilah penurunan kadar hormon
tiroid yang beredar di dalam sirkulasi darah. Penurunan kadar hormon tiroid di dalam
sirkulasi darah akan mempercepat produksi TSH di hipofisis dengan mekanisme
umpan balik negatif agar fungsi TSH sebagai salah satu pencetus produksi hormon
tiroid dapat di percepat fungsinya dan meminimalisir turunnya kadar hormon tiroid.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan kadar TSH serum pada pasien
hipotiroid.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ada hubungan kuat antara kadar TSH serum
dengan kadar kolesterol total pada pasien hipotiroid. Semakin tinggi kadar TSH, maka
semakin tinggi pula kadar kolesterol serum pada tubuh (Syuhada, 2015).
4. Mengapa pasien hipotiroid bisa mengalami gejala bicara lambat dan suara serak?
Jawab: (Sofia, 137)
Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon sekresi
pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 Iebih banyak.
Ketika level T4 darah rendah, biasanya kelenjar akan membesar dan itu akan
menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia. Sehingga
menyebabkan suara menjadi serak dan bicara menjadi lambat. (Hasdianah, 2014)
5. Mengapa hipotiroid lebih sering dialami oleh wanita?
Jawab: (Langgeng, 165)
Wanita lebih rantan terkena penyakit tiroid. Pasalnya, kelenjar tiroid berhubungan erat
dengan hormone estrogen yang merupakan hormone utama pada wanita. (Jusup,
2019)
6. Mengapa pasien hipotiroid susah BAB?
Jawab: (Sofia, 137)
Kelenjar Tiroid berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh, metabolisme protein,
metabolisme karbohidrat, jika terjadi adanya kekurangan produksi tiroid maka proses
matabolisme juga terganggu. Sehingga proses penyerapan karbohidrat, protein
terganggu maka terjadi sembelit. (Hasdianah, 2014)
7. Apa yang menyebabkan pasien hipotiroid kehilangan memori?
Jawab: (Reny, 136)
Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) memperlambat pengolahan nutrisi
untuk menciptakan energi bagi sel (metabolisme). Oleh karena itu, penyakit ini dapat
menyebabkan lupa dan masalah berpikir lainnya. Penurunan konsentrasi dan daya
ingat pada subjek hipotiroid, melalui mekanisme menurunnya metabolisme basal yang
menyebabkan penurunan pemakaian oksigen, sehingga menumenurunkan sintesis
neurotransmiter dan menurunkan cytokines release dalam otak. Keadaan tersebut akan
menurunkan produksi neuromodulator dan mengganggu proses yang berkaitan dengan
neurochemical, neuroendocrine, neuroimmune, dan behavioral change, yang
berdampak kondisi psikologis termasuk kemampuan kognitif, seperti penurunan
konsentrasi dan daya ingat. Gangguan kognitif pada subjek hipertiroid seperti sulit
berkonsentrasi dan sering lupa, lebih disebabkan oleh adanya penurunan thyroid
releasing hormone (TRH) yang menyebabkan peningkatan sintesis dan pelepasan
asetilkolin sehingga mengganggu fungsi otak. (Tania, 2017)
8. Apa yang menyebabkan pasien hipotiroid berbicara lemah dan wajah bengkak?
Jawab: (Sofia, 137)
Subjek dengan hipotiroid memperlihatkan muka yang sembab (puffiness face),
dikarenakan adanya penurunan metabolisme karbohidrat dan protein, yang
menyebabkan meningkatnya water binding glycosaminoglycans dan meningkatnya
transcapillary escape of albumin (meningkatnya albumin ektravaskular), selain itu
menurunnya GFR, akan menurunkan creatinine clearance sehingga terjadilah edema.
Pada subjek hipertiroid, edema yang timbul pada kaki bagian bawah (pretibial
edema), disebabkan karena dengan meningkatnya hormon tiroid akan meningkatkan
simpanan glikosaminoglikan, sehingga meningkatkan tekanan osmotik dan
meningkatkan penimbunan cairan terutama di daerah ekstremitas bagian bawah.
(Mutalazimah, 2015)
9. Apakah yang dimaksud dengan pusing postural?
Jawab: (Fitrah,166)
Kekurangan hormon tiroid pada tubuh akan mengganggu pengaturan tekanan darah.
Semakin lambat fungsi tubuh bekerja, maka tekanan darah juga akan turun. Pusing
postural diakibatkan oleh hipotensi postural. Pada jenis hipotensi ini, tekanan darah
akan turun mendadak karena perubahan posisi tubuh. Tubuh akan mengkompensasi
penarikan darah ke arah bawah karena gaya gravitasi dengan cara meningkatkan laju
detak jantung untuk memastikan distribusi darah ke otak dalam jumlah yang cukup.
Pada hipotensi postural, tekanan darah turun karena jantung tidak memompa cukup
darah sehingga terjadi kekurangan oksigen di otak, yang menyebabkan timbulnya
gejala rasa pusing bahkan pingsan. (Olvista, 2011)
10. Apa yang dimaksud dengan waktu refleks tendon tertunda?
Jawab: (Reny, 136)
Pusing postural yaitu kondisi di mana penderitanya merasakan pusing ketika beranjak
dari duduk atau berbaring, misalnya muncul rasa pusing saat bangun tidur. Kondisi
tersebut muncul karena tekanan darah menurun, dan respons alami tubuh dalam
mengembalikan tekanan darah menjadi normal mengalami gangguan. (Tjin, 2018)
11. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan laboratorium CBC dan WBC, dan mengapa
perlu dilakukan?
Jawab: (Langgeng, 165)
Complete Blood Count (CBC) adalah pemeriksaan jenis sel dalam darah yang lengkap
termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Sedangkan White Blood Cell
(WBC) count adalah jumlah total leukosit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan sesorang secara menyeluruh dan mendeteksi adanya
gangguan kesehatan tertentu seperti infeksi, leukemia, dan anemia. Tes hematologi
lengkap sering digunakan untuk memantau kondisi pasien setelah menjalani
pengobatan. (Jokroprawiro, 2015)

Tahap 7: Share the results of self study/reporting

A. DEFINISI (Reny, 136)


Hipotiroidisme adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional dari
kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormone-hormone tiroid menjadi isufisiensi.
Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar
tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone
tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur. Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon
kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam
memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon hormon tiroid. Hipertiroidisme adalah
suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang mengakibatkan fungsi
metabolik. Hipotiroidisme adalah tiroid yang hipoaktif yang terjadi bila kelenjar tiroid
berhenti atau kurang memproduksi hormon tiroksin. Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi
hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan hormon
tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme. (Hasdianah, 2014)

B. ETIOLOGI (Reny, 136)


Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism),sintesis hormone
yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme. penyakit inflamasi kronik
seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai
dari kelenjar tiroid normal, konsekuensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat. lni mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus.
lni dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3. Hipotiroid tertier/ pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk
memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi
pituitary untuk mengeluarkan TSH. lni mungkin berhubungan dengan suatu tumor/
Iesi destruktif lainnya diarea hipotalamus. Ada dua bentuk utama dari goiter
sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya disebabkan oleh
nutrisi, defisiensi iodine. lni mengarah pada “goiter belt” dengan karakteristik area
geografis oleh minyak dan air yang berkurang dan iodine. (Hasdianah, 2014)

C. KLASIFIKASI (Sofia, 137)


Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu:
1. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus.
2. Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid.
3. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan
resistensi perifer.

Paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu umumnya
diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan FT4 menurun. Manifestasi klinis
hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya. (Hasdianah, 2014)

D. PATOFISIOLOGI (Fitrah, 166)


Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone tiroid.
Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone tiroid
tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk kompendasi
dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting
pada suatu defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon
untuk meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk
mensekresi T4 Iebih banyak. Ketika level T4 darah rendah, biasanya kelenjar akan
membesar dan itu akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi
disfagia. Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat
dan menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada
kondisi achlorhydria (penurunan produksi asam lambung), penurunan traktus
gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi
panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid
yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam
serum dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan
penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial
seperti rongga pleural, cardiac dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Hormon
tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien dengan
hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit yang
tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat. (Hasdianah,
2014)

E. TANDA DAN GEJALA (Reny, 136)


Hipertiroidisme mempercepat segala hal. Hipotiroidisme memperlambat segala hal,
gejala hipotiroidisme dapat meliputi kenaikan berat badan, intoleransi hawa dingin,
fatigue, kelamahan, bradikardia, hipoventilasi, konstipasi, mialgia, artralgia dan/atau
anemia. (Aaron, 2013)

F. KOMPLIKASI (Fitrah, 166)


Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah :
1. Penyakit Hashimoto
Disebut tiroiditis autoimun. terjadi akibat autoantobodi yang merusak jaringan
tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH
akibat umpan balik negatif yang minimal.
2. Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel
tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua
iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan
TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
3. Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat
penekan TSH atau terapi iodium radioaktifuntuk menghancurkan jaringan tiroid.
Terapi-terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
(Hasdianah, 2014)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Sofia, 137)


1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4.
2. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan
TSH serum. Sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun).
3. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang
tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul. (Hasdianah, 2014)

H. PENATALAKSANAAN (Langgeng, 137)


1. Dalam keadaan darurat (misal koma mikrosedum), hormone tiroid bisa diberikan
secara intervena. Hipotiroidisme diobati dengan mengganti kekurangan hormone
tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral. yang banyak disukai adalah
hormone tiroid buatan T4. Bentuk lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari
kelenjar tiroid hewan).
2. Pengobatan pada usia lanjut dimulai dengan hormone tiroid dosis rendah, karena dosis
yang tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara
bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya diminum terus oleh
penderita.
3. Apabila penyebab hipotiroid berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat
diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan. (Kazumiya, 2015)
I. ASUHAN KEPERAWATAN (Langgeng, 165)
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny R
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku  bangsa / ras : Indonesia
Pendidikan :-
bahasa  yang  dipakai :-
Pekerjaan : IRT
Alamat.  :-
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 58 X/m
Suhu : 35,8 0C
Pernafasaan :-
TTD : 110/60 mm/Hg
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu : -
2) Riwayat kesehatan utama : pasien dating ke poliklinik dengan keluhan
kenaikan berat badan progresif sebesar 10 kg dalam 1 tahun.
3) Riwayat penyakit sekarang : pasien mengeluh pusing postural, kehilnagn
memori, bicara lambat, suara serak, kulit kering, sembelit( sudah 4 hari tidak
BAB), dan intoleransi dingin.
4. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Rambut : Inspeksi (rambut kering, kasar dan rontok)
b) Mata : Inspeksi (mata exsofthalmus)
2) Leher
Inspeksi : Terdapat benjolan pada leher bagian depan dan nyeri tekan
3) Dada
a) Paru
Inspeksi : Bentuk dada bidang, simetris antara kiri dan kanan
Palpasi : Vocal fremitus normal
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Dipsneu
b) Jantung
Inspeksi : denyut jantung tidak normal (bradikardi)
Palpasi : Ictus cordis normal
Perkusi : tedengar pekak disepanjang batas ICS 3-5 toraks
sinistra
Auskultasi : bunyi jantung normal S1 dan S2
4) Abdomen
Inspeksi : Warna kulit abdomen normal seperti kulit sekitarnya, tidak ada
distensi, tidak ada bekas lika oprasi dan tidak ada kolostomi.
Perkusi : Timpani
5) Integument
Inspeksi : Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal,
pembengkakan, tangan, mata dan wajah.
Palpasi : Kulit dingin, CRT (pertumbuhan kuku buruk, bersisik dan
menebal).
6) Otot
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan, penurunan reflex.
5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium CBC dan WBC diferensial adalah normal. Konsentrasi T4
serum adalah 3,8ug / dl(N = 4,5-12,5), serum TSH adalah 1 IU/ml ( N =0,2-3,5),
dan kolestrol serum adalah 255 mg / dl (N <200).
f. Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
a) Sehat : biasanya 3x1 sehari (porsi makan dihabiskan)
b) Sakit : biasanya porsi 3x1 sehari (porsi makan ¼ dihabiskan.
2) Eliminasi
a) Sehat : biasanya 2x sehari
b) Sakit : biasanya 1x sehari
3) Istirahat
a) Sehat : biasanya 8-9 jam perhari
b) Sakit : biasanya 5-6 jam perhari
4) Aktivitas
a) Sehat : biasanya bisa bergerak bebas dan mandi 2x sehari
b) Sakit : biasanya klien sering mengalami nyeri ada saat beraktivitas
dan mandi 1x sehari.
5) Data Psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya,
mengurung diri. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan
ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup
kelima komponen konsep diri.
2. Diagnosa yang Sering Muncul
a. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif.
b. Perubahan suhu tubuh: hipotermi b/d penurunan metabolisme.
c. Konstipasi b/d penurunan fungsi gastrointestinal.
d. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya laju
metabolisme tubuh.
e. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang program pengobatan untuk
terapi penggantian tiroid seumur hidup.
3. Analisa Data
Data Subjektif:
a. Pasien mengeluh BB mengalami peningkatan secara progresif sebanyak 10 kg
dalam 1 tahun.
b. Pasien mengeluh pusing postural.
c. Pasien mengeluh kehilangan memori.
d. Pasien mengeluh bicara lambat.
e. Pasien mengeluh suara serak.
f. Pasien mengeluh sembelit dan sudah 4 hari tidak BAB.
g. Pasien mengeluh tidak tahan hawa dingin (intoleransi dingin).

Data Objektif:

a. TTV: To = 35,8oC, Nadi = 58 x/menit, TD = 110/60mmHg.


b. Pasien tampak gemuk.
c. Wajah pasien tampak bengkak.
d. Kulit pasien tampak berwarna pucat, kering, dan tebal.
e. Kelenjar tiroid tidak teraba.
f. Waktu refleks tendon dalam tertunda.
g. Hasil laboratorium menunjukkan:
- CBC dan WBC diferensial normal.
- Konsentrasi T4 serum 3,8 ug/dl (menurun). Normalnya 4,5-12,5 ug/dl.
- Serum TSH 1 uIU/ml (normal).
h. Kolesterol serum 255 mg/dl (menurun). Normalnya <200 mg/dl.

No. Diagnosa NOC NIC


1. Intoleransi aktifitas Kriteria hasil: 1. Kolaborasikan dengan
1. Berpartisipasi dalam tenaga rehabilitasi
aktifitas fisik tanpa medik dalam
disertai peningkatan merencanakan
tekanan darah, nadi program terapi yang
dan RR. tepat.
2. Mampu melakukan 2. Bantu klien untuk
aktifitas sehari-hari mengidentifikasi
(ADLS) secara aktifitas yang mampu
mandiri. dilakukan.
3. Tanda-tanda vital 3. Bantu untuk memilih
normal. aktifitas konsisten
4. Mampu berpindah: yang sesuai dengan
dengan atau tanpa kemampuan fisik,
bantuan alat. psikologi dan sosial.
5. Status 4. Bantu untuk
kardiopulmunari mengidentifikasi dan
adekuat. mendapatkan sumber
6. Sirkulasi status baik. yang diperlukan
7. Status respirasi: untuk aktifitas yang
pertukaran gas dan diinginkan.
fentilasi adekuat 5. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantu aktifitas seperti
korsi roda.
6. Bantu untuk
mengidentifikasi
untuk aktifitas yang
disukai.
7. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan waktu luang.
8. Bantu pasien atau
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktifitas.
9. Sediakan pengobatan
pasif bagi yang aktif
beraktifitas.
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motifasi diri dan
penguatan.
11. Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual.
2. Hipotermia Kriteria hasil: 1. Monitor suhu setiap
1. Suhu tubuh dalam dua jam.
batas normal. 2. Monitor tekanan
2. Nadi dan pernapasan darah, nadi dan
dalam rentang pernafasan.
normal. 3. Monitor warna dan
suhu kulit.
4. Tingkatkan intake
cairan.
5. Selimuti pasien untuk
mencegah kehilangan
hangat nya tubuh.
6. Diskusi kan tentang
pengaturan suhu.
7. Berikan antipiretik
jika perlu.
8. Vital sign monitoring:
Monitor TTV.
Auskultasi tekanan
darah pada kedua
lengan dan
bandingkan.
Monitor TTV setelah,
sebelum dan selama
aktifitas.
Monitor kualitas nadi.
Monitor irama
pernafasan.
Monitor suhu, warna
dan kelembaban kulit.
Identifikasi perubahan
dari tanda-tanda vital.
3. Konstipasi Kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan
1. Mempertahankan gejala, bising usus,
feces lunak setiap 1-3 feces frekuensi,
hari. volume, kosultasi
2. Bebas dari dengan dokter
ketidaknyamanan dan tentang pendekatan
konstipasi. dan penurunan bising
3. Mengidentifikasi usus.
indikator untuk 2. Identifikasi faktor
mencegah konstipasi. penyebab.
4. Feses lunak dan 3. Dukung intake
berbentuk. cairan.
4. Pantau tanda dan
gejala konstipasi.
5. Pantau bising usus.
6. Jelaskan etiologi
masalah untuk
tindakan kepada
pasien.
7. Buat jadwal ke toilet
8. Dorong peningkatn
asupan cairan kecuali
di kontraindikasi.
9. Anjurkan pasien atau
keluarga untuk
mencatat keadaan
tinja.
10. Anjurkan klien untuk
diet tinggi serat.
11. Timbang BB pasien
secara teratur.
12. Ajarkan pasien atau
keluarga tentang
proses pencernaan
yang normal.
4. Ketidakseimbangan Kriteria hasil: 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari 1. BB meningkat. makanan.
kebutuhan tubuh 2. BB ideal sesuai 2. Kolaborasi dengan
dengan tinggi badan. ahli gizi.
3. Mengidentifikasi 3. Anjurkan pasien
kebutuhan nutrisi. untuk meningkatkan
4. Menunjukkan protein dan vitamin
peningkatan fungsi C.
mengecap dan 4. Berikan makanan
menelan. yang terpilih.
5. Ajarkan pasien
membuat catatan
makanan harian.
6. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori.
7. BB pasien dalam
batas normal.
8. Monitor adanya
pengaruh BB.
9. Monitor lingkungan
selama makan.
10. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan.
11. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi.
12. Monitor keadaan
rambut.
13. Monitor mual
muntah.
14. Monitor keadaan
mata.
15. Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik, papila
lidah dan kafitas oral.
16. Catat warna lidah.
5. Defisiensi Kriteria hasil: 1. Berikan peningkatan
pengertahuan 1. Pasien dan keluarga tentang tingkat
menyatakan pengetahuan pasien.
pemahaman tentang 2. Jelaskan patofisiologi
penyakit, kondisi dan penyakit.
program pengobatan. 3. Gambarkan tanda dan
2. Pasien dan keluarga gejala yang biasa
mampu muncul.
melaksanakan 4. Identifikasi
prosedur dengan kemungkinan
benar. penyebab.
3. Pasien dan keluarga 5. Diskusikan pulihan
mampu menjelaskan terapi atau
kembali apa yang penanganan.
dijelaskan oleh tim 6. Rujuk pasien pada
kesehatan. agensi dikomunitas
lokal.
(Bulechek, 2016)

J. PENDIDIKAN KESEHATAN (Sofia)


Hipotiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid menjadi kurang aktif
sehingga menghasilkan hormon lebih sedikit sehingga menyebabkan kenaikan berat
badan, peningkatan kadar kolesterol, dan kulit kering. Hipotiroid juga dapat
menyebabkan pembesaran tiroid (gondok) jika tidak ditangani.
Karena efek dari kondisi ini sangat tampak pada area pinggang dan kesehatan
mental, penting bagi penderita untuk menjalani pola makan tepat. Berikut ini adalah
makanan yang direkomendasikan para ahli, dilansir dari Indian Express.
1. Ikan
Hipotiroid dapat meningkatkan kolesterol jahat yang bisa berlanjut pada
kemungkinan penyakit jantung. Mengonsumsi ikan yang mengandung asam lemak
omega-3 dapat membangun kekebalan tubuh dan mengurangi risiko penyakit
jantung. Ikan juga mengandung selenium yang membantu mengaktifkan hormon
tiroid.
2. Biji-bijian Utuh
Konstipasi adalah salah satu efek dari hipotiroid sehingga Anda butuh banyak
asupan serat. Biji-bijian utuh, sereal, dan pasta merupakan pilihan yang baik.
3. Buah dan Sayur
Buah dan sayur mengandung banyak antioksidan yang membantu membangun
kekebalan tubuh. Dr Niyati Likhite, ahli diet di Rumah Sakit Fortis India
menyarankan untuk rajin mengonsumsi apel, pepaya, semangka, dan nanas.
Sementara buah pisang harus dihindari.
4. Produk Susu
Susu mengandung nutrisi penting seperti vitamin D, kalsium, yodium, dan
protein. Menurut sebuah penelitian dalam jurnal thyroid edisi agustus 2011, ada
hubungan antara defisiensi vitamin D dan penyakit Hashimoto, efek paling umum
dari hipotiroid.
5. Kedelai
Banyak orang memilih susu kedelai karena rendah lemak. Namun, pada
penderita hipotiroid, segala sesuatu yang berasal dari kedelai dapat menghambat
aktivitas hormon tiroid. Oleh karena itu, sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi
kedelai setiap hari.
6. Kembang Kol, Kubis, Kale, Brokoli
Sayuran seperti brokoli mengandung gaitrogens yang dapat mengganggu
fungsi normal kelenjar tiroid. Namun, memasak atau mengukusnya dapat
menonaktifkan goitrogen pada sayuran tersebut. Beberapa buah yang mengandung
goitrogen seperti ubi jalar, singkong, dan stroberi juga sebaiknya dihindari.
7. Gluten
Penderita hipotiroid bisa sensitif terhadap gluten sehingga harus membatasi
asupan makanan seperti gandum, barley, dan oat.
8. Kacang
Kacang pinus dan kacang tanah juga mengandung goitrogen yang harus
dibatasi konsumsinya. Jika pasien hipotiroid mencari diet untuk menurunkan berat
badan, para ahli menyarankan untuk mengikuti diet hypocaloric yang sangat rendah
kalori.
Karena metabolisme berjalan lambat, pasien juga disarankan untuk tetap aktif
sebisa mungkin seperti berolahraga selama 30-45 menit sehari dan berjalan kaki
sesering mungkin. (Deviyana, 2018)

K. REVIEW JURNAL
1. Judul jurnal : Status Mineral dan Hormon Tiroid pada Penderita Hipotiroidisme

Rendahnya kadar hormon tiroid dalam sirkulasi mengakibatkan hipotiroidisme


klinis dan menyebabkan berbagai proses metabolisme turun. Untuk
mempertahankan sintesis hormon tiroid dan pelepasannya diperlukan suplai
beberapa mineral yang adekuat. Rendahnya kadar mineral, terutama Zn dan Se
merupakan faktor risiko terjadinya hipotiroidisme. Kadar TSH dalam serum tidak
hanya dipengaruhi oleh kadar mineral dalam tubuh, sehingga perlu dilakukan studi
lebih lanjut dalam skala yang lebih besar dengan mempertimbangkan faktor penentu
lain. Bagi penderita hipotiroidisme terutama di daerah gondok endemik selain
mengkonsumsi cukup iodium, juga perlu mengkonsumsi mineral secara seimbang.
(Hastuti, 2018)

2. Judul jurnal : Kajian Patofisiologis Gejala Klinis dan Psikososial Sebagai Dampak
Gangguan Fungsi Tiroid pada Wanita Usia Produktif
Berdasarkan kadar TSH dan FT4, gangguan fungsi tiroid pada wanita usia
produktif di daerah endemis defisiensi yodium, dapat dikategorikan hipotiroid
subklinis sebesar 2%, hipertiroid subklinis 26% dan eutiroid sebesar 76%. Dengan
demikian dapat ditemukan fakta bahwa ada kecen- derungan adanya kasus hipertiroid
subklinis di daerah endemis defisiensi yodium. Ditemukan berbagai tanda dan gejala
yang mencakup aspek biopsikososial, sebagai dampak gangguan fungsi tiroid yang
bisa dijelaskan interaksinya, melalui mekanisme-mekanisme secara timbal balik
antara aspek biologis dan psiko- sosial. Karakteristik biopsikososial pada subjek
hipotiroid subklinis,diantaranya: visible goiter, muka sembab, kulit kering, mudah
lelah, penurunan konsentrasi, menoragia, mudah sedih, merasa tertekan, apatis dan
suka menyendiri. Sementara itu, subjek hipertiroid subklinis dengan persentase yang
bervariasi menun- jukan tanda dan gejala diantaranya adalah palpable goiter, sensitif
suhu panas, eksoftalmus sedang, mudah lelah, edema kaki, lemah otot, kulit lembek,
kesulitan mengingat, penu- runan konsentrasi, gangguan mens- truasi, penurunan
libido seksual, cemas, gangguan tidur, mudah marah, penurunan motivasi dan
penurunan aktivitas sosial. (Mutalazimah, 2015)
3. Judul jurnal : Efek Hypothyroidisme Terhadap Keterlambatan pada Usia Menarche
Hormon Tiroid memiliki peran yang penting terhadap perkembangan dan
fungsi organ reproduksi wanita. Pasien wanita dengan hipotiroidisme seringkali
mengalami abnormalitas pada sistem reproduksi, termasuk terlambatnya usia
menarche, gangguan siklus haid dan gangguan kesuburan. Pada group hipotiroidisme
(+) kelompok usia terbanyak usia 40-45 tahun (35%). Mayoritas memiliki pekerjaan
petani (40%) dan ibu rumah tangga (37,5%). Pendidikan terakhir SLTP (40%) dan
diikuti dengan pendidikan terakhir SD (32,5%). (Jusup, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C dan Joann C Hackley. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku
dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Berkowitz, Aaron. 2013. Lecture Notes Patofisiologi Klinik By Aaron Berkowitz. Tanggerang
Selatan: Binarupa Aksara.

Deviyana, Nia. 2018. “Panduan Pola Makan untuk Penderita Hipotiroid”. Dalam Medcom.id,
28 Mei 2018. Jakarta.

Hasdianah dan Sentot Imam Suprapto. 2014. Patologi dan Patofisiologi Penyakit.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Hastuti, Pramudji, Untung Supriadi Widodo, dkk. (2018). Status Mineral dan Hormon Tiroid
pada Penderita Hipotiroidisme. Journal of Community Empowerment for Health. Vol.
1(1) 2018, 54-60.

Jokroprawiro, A, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga
University Press.

Jusup, A, dkk (2019). Efek Hipotiroidisme Terhadap Keterlambatan pada Usia Menarche,
2(2).

Kazumiya, A. 2015. Penatalaksanaan Hipotiroid. Jakarta: Medika Aksara.

Mutalazimah, dkk. (2015). Kajian Patofisiologis Gejala Klinis dan Psikososial Sebagai
Dampak Gangguan Fungsi Tiroid pada Wanita Usia Produktif, 6(1), 1-14.

Savitri, Tania. 2017. “Gangguan Memori”. Jakarta: Hello Sehat.

Syuhada, Rakhmi Rafie. (2015). Korelasi Kadar Tiroksin (T4), Triodotironine(T3), dan
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Serum dengan Kadar Kolesterol Total pada Pasien
Hipotiroid di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bulan Februari-Maret
Tahun 2015. Jurnal Medika Malahayati. Vol. 2, No. 4, 200-206.
Tim Olvista. 2011. “3 Jenis Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)”. Dalam Olvista.com. 28
April 2011. Jakarta.

Turangan, Lily. 2015. “Susah Turun Berat Badan, Mungkinkah Hipotiroid”. Jakarta Selatan:
Redaksi HalloDoc.

Willy, Tjin. 2018. “Hipotensi Ortostatik”. Jakarta: Aldo Dokter.

Anda mungkin juga menyukai