Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASPEK SENI RUPA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

 NURUL INDAH SARI  SRI DERLVITA RAHAYU


(918862060061) (918862060078)
 NURUL MUT MAINNA  WIRASTIKA DILIANTI SUDUR
(918862060062) (918862060089)
 RAMLAH  ZULFIANA
(918862060068) (918862060091)
 RISKAWATI  RAHMADINA
(918862060072) (918862060065)

STKIP ANDI MATAPPA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2020-2021


DAFTAR ISI

Sampul…………………………………………………………………
Kata Pengantar ………………………………………………………....
Daftar Isi ……………………………………………………….……….
Bab I Pendahuluan ………………………………….....………………
Latar Belakang ………………………...................…………………….
Rumusan Masalah ………………………....................………………..
Bab II Isi ………………………………….....…………………………..
A. Aspek yang terdapat didalam seni rupa...………..……
B. Aspek penilaian yang ada didalam apresiasi seni rupa .....…
C. konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan
nilai ……
Bab III Penutup …………………………………………………………
Kesimpulan ………………….…………………………………………...

Saran
Daftar Pustaka ……………..…………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam  senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Adapun
judul makalah ini yakni “ Aspek Seni Rupa”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk
kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca.

Pangkep, 21 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar belakang
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan.
Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai
alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki
keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan
seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok,
dan daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan
kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya
berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD
bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah
menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah
dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan
seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi
ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara
belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak
pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar,
menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi
seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan
penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.

2.      Rumusan masalah
 Apa sajakah aspek yang terdapat didalam seni rupa ?
 Apa sajakah aspek penilaian yang ada didalam apresiasi seni rupa?
 Bagaimana konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan
nilai ?

3.      Tujuan penulisan
 Mengetahui aspek- aspek apa saja yang terdapat  didalam seni rupa
 Mengetahui aspek-aspek penilaian dalam apresiasi seni rupa
 Mengetahui konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan
nilai
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Aspek-aspek Karya Seni Rupa


a.    Wujud
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangkan yang ada di
dalamnya disebut isi. Apa yang dapat kita respons secara indriawi dari sebuah
karya seni rupa adalah aspek wujud fisiknya. Feldman membedakan wujud visual
menjadi bentuk dan struktur estetis. Bentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk
karena unsur ruang dan volume. Sedang struktur estetis adalah konfigurasi suatu
karya seni rupa sebagai keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik, garis,
bidang, warna, tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur
visual dengan unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan
pengaturan tertentu sehingga tercipta suatu keutuhan atau harmoni.
b.      Isi
Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam
karya seni rupa. Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna
konotatif. Makna denotatif bersifat objektif dan dipahami melalui pengamatan dan
pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih besifat subjektif dan lebih
berkaitan dengan perasaan serta makna simbolik/tersirat.

B.       Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa


Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa Untuk
mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa
aspek yang bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian. Dari aspek atau
ukuran penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak semua harus digunakan,
karena tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuran penilaian tersebut.
Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah :
a)    Aspek Ide atau Gagasan
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul
dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran,
dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan
memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan
ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi
itulah yang disebut kreativitas.

b)      Aspek Penguasaan Teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang
kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan
berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik
juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan
dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan.
Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian
sebuah karya seni.
c)      Aspek Penguasaan Bahan
            Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya
sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih
banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan
karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan
berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan
dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
d)     Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan,
perlu mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga
perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi
utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu
dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan,
segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam penggunaannya.
e)      Aspek Wujud (Form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-
prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan
(balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity). Prinsip itulah yang
menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.

f)       Aspek Gaya atau Corak


Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi
individual seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan
tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun
dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam
menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah
apresiasi.

g)      Aspek Kreativitas

Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan


dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam
penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau
memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada
penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian
dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

h)      Aspek Tempat

Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat


perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi
makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus
berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk
keperluan suatu rumah makan besar.
i)        Aspek selera dan agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat
digunakan oleh orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera
dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan
hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat, misalnya dari segi model/bentuk,
warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi
bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan,
motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu
penting karena jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan
mendapat tempat dihati masyarakat.

C.      Aspek Seni Rupa dalam Konsep Seni


a. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian
yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi
bentuk dan dimensinya terdapat karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi
yaitu :
1. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-
kesan volume, kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang
semata. Karya seni dua dimensi disebut semi visual, karena diserap oleh
indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah
pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan
sebagainya.
2. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat
tiga dimensi yang harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga
dimensi, pelaku seni melibatkan indra gerak dan raba.

b. Aspek Isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna
(meaning) dari bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat
bergantung pada persepsi penikmat atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga
fase yaitu, persepsi - kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan
pandangan umum pada saat ini, bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek
yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-tindakan tidak bersifat linier. Outline
membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep outline (Jerman;Gestalt)
pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian von Ehrenfels pada
tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk mengerti
sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan
komposisi diubah menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu
yang lain tetapi keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata
mematuhi aturan aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt.
Sebagai contoh, ketika manusia melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan
dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal (asosiasi). Manusia cenderung untuk
melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap berdasarkan kemiripan gambaran
dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain cenderung bergabung
dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat kemiripan
pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung
membentuk satu kesatuan.
c. Aspek Estetika
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan
bukan sebagai sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi
antara persepsi dan objek. Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia
terhadap keindahan. Pada masa Yunani, kemudian pada abad pertengahan,
keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad pertengahan di Barat,
tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi ketika seseorang mendapatkan
pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru diletakkan pada
objek, sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari
sains, khususnya filsafat dan psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni
maka pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati
melalui :
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau
menciptakan karya yang estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering
dikatakan bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar
proses penggarapan ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap
unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan
azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan kemampuan teknik atau
ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh dengan
azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan
untuk karya seni sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada
pemanfaatan karya seni, melekat pengertian sikap estetik.
Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan
subyektif.

D.   Aspek  Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
1. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
2. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
3. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik
pada karya seni itu sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang akan
ditampilkan oleh penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam sumber
nilai. Dengan demikian, maka sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita akan
menjumpai tema-tema bisnis fungsi praktis, tema-tema lainnya yang terasosiasi
atau terkonotasi ke dalam tema-tema agama, sejarah, moral, disamping tema
intrinsik itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin

B. Saran
Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk
mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu pendidikan seni rupa
perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat yang dimiliki anak dapat
dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang dimiliki anak.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahlengkap14.blogspot.com/2014/12/makalah-aspek-seni-rupa.html

Anda mungkin juga menyukai