KECEPATAN REAKSI
ANIKA TASRIN
H021201026
KECEPATAN REAKSI
ANIKA TASRIN
H021201026
Asisten, Praktikan,
PENDAHULUAN
terlihat lebih rinci dan beragam. Hal ini lah yang membuat para pengajar
konsep-konsep yang sering digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang
sederhana yang sering kita lakukan tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia.
Salah satu contohnya yaitu pada konsep laju reaksi dalam kimia (Haryono, 2017).
Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktorfaktor yang
mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi dan
katalis. Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan memvariasi salah satu
faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi
serta faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari
kinetika kimianya. Konstanta laju reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat
digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang reaktor dalam proses
produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap pereaksi perlu
dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan mensintesis
kecepatan reaksi pada bahan H2SO4 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, dan akuades.
Tujuan dari percobaan ini, yaitu Mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu
pada kecepatan reaksi pada bahan H2SO4 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, dan akuades.
Prinsip dari percobaan ini adalah menyiapkan 11 buah tabung reaksi, lalu
isi tabung dengan yang telah disiapkan sesuai pada prosedur percobaan kemudian
mereaksikan tabung lalu men gamati dan mencatat hasilnya. Dan pada praktikum
kecepatan reaksi ini kita mempengaruhi pengaruh konsentrasi dan suhu pada
kecepatan reaksi pada setiap tabung. Adapun alat-alat yang digunakan pada
prakikum ini yaitu; tabung reaksi, stopwatch, kaki tiga, akuades, rak tabung, gelas
piala, kawat kasa, dan lampu spirtus. Sedangkan bahan yang digunakan pada
TINJAUAN PUSTAKA
kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat
terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Molaritas ialah ukuran yang
menyatakan banyak mol zat terlarut dalam satu liter larutannya di simbolkan [X].
Dalam laju reaksi, ada teori yang bisa menjelaskan tentang hal tersebut, namanya
teori tumbukan. Menurut teori ini, reaksi kimia yang terjadi itu bisa terjadi karena
ketika partikel reaktan yang sesuai saling bertumbukan, hanya persentase tertentu
dari tumbukan yang menyebabkan perubahan kimia yang nyata atau signifikan.
Perubahan yang berhasil ini disebut sebagai tumbukan yang sukses. Tumbukan yang
sukses memiliki energi yang cukup, juga dikenal sebagai energi aktivasi, pada saat
tumbukan untuk memutus ikatan yang sudah ada sebelumnya dan membentuk
semua ikatan baru. Hal ini menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi
partikel reaktan atau menaikkan suhu, sehingga menimbulkan lebih banyak benturan
dan oleh karena itu banyak tumbukan yang lebih berhasil, meningkatkan laju reaksi
Faktor ini untuk mengontrol laju reaksi, yaitu memperlambat reaksi yang
akan semakin sering terjadi dan reaksi akan berlangsung semakin cepat.
ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk
terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula. Laju
bersih ialah: Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri Dapat dikatakan, pengukuran
Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni, konsentrasi
reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri dapat
diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna sehingga laju yang
terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat
dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan
saja. Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel – partikel zat yang
zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan zat hasil reaksi.
Keefektivan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik
Asam sulfat, H₂SO₄, termasuk asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
dapat larut dalam air di semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak sekali
kegunaan dan juga termasuk produk utama industri kimia. Meskipun asam sulfat
yang mendekati 100% bisa dibuat, ia akan membebaskan SO₃ pada titik didihnya
dan menciptakan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan
termasuk bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% biasanya dinamai
sebagai asam sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang
Ada juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H₂SO₄
tidaklah murni dan seringkali berwarna, akan tetapi cocok untuk digunakan untuk
membuat pupuk. Mutu murni asam sulfat digunakan guna membuat obat-obatan dan
zat warna. Jika SO₃(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat,
H₂S₂O₇ akan terbentuk. Senyawa ini dinamai sebagai asam pirosulfat, asam sulfat
berasap, ataupun oleum. H₂SO₄ anhidrat merupakan cairan yang sangat polar. Ia
mempunyai tetapan dielektrik sekitar 100. Konduktivitas listriknya juga tinggi. Hal
ini disebabkan oleh disosiasi yang dikarenakan oleh swa-protonasi, disebut sebagai
konduktivitas efektif ion H₃SO+4 dan HSO−4 tinggi disebabkan mekanisme ulang
alik proton intra molekul, menjadikan asam sulfat sebagai konduktor yang baik. Ia
juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak reaksi ( Haryono, 2017 ).
pityriasis versicolor. Ini adalah senyawa anorganik dengan rumus Na₂S₂O₃ x H₂O.
Biasanya ini tersedia sebagai pentahidrat putih atau tidak berwarna, Na₂S₂O₃.
Padatannya adalah zat kristal yang mudah berkemih (kehilangan air) yang larut
dengan baik di dalam air. Ini juga disebut sodium hyposulfite atau "hypo".
Ini ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat-obatan yang
Rumus kimia Na2S2O3. Soda tiosulfat, juga biasa disebut hipo, bukan nama yang
tepat. Kristal tak berwarna yang larut dengan baik di air. Karena larutan encer
melarutkan halida perak, hal ini digunakan dalam jumlah terbesar sebagai bahan
pengikat dari foto. Ia juga bertindak secara kuantitatif dengan yodium, sehingga
keracunan seperti mordan lain, agen pemutih, agen pengkondisi, arsenik, merkuri,
timbal. Industri disintesis dari natrium sulfit dan sulfur. Senyawa ini digunakan
untuk mendeklorinasi air keran termasuk menurunkan kadar klorin untuk digunakan
dalam akuarium serta kolam renang dan spa (misalnya, diikuti superklorinasi) dan
dalam pengolahan air tanaman untuk menangani air backwash yang diselesaikan
sebelum melepaskannya ke sungai. Dan masih banyak lagi yang dapat kita jumpai di
kehidupan sehari-hari kita. Maka dari itu kita perlu mempelajarinya lebih dalam lagi
( Purba, 2006).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, stopwact,
kaki tiga, rak tabung, gelas piala, kawat kasa dan lampu spritus.
pada tabung keempat, dan 1 mL pada tabung kelima. Kemudian kita tambahkan
tabung reaksi ketiga, sebanyak 3 mL aquades pada tabung reaksi keempat, dan
konsentrasi 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M. Lalu menyiapkan 5 buah
tabung reaksi. Kemudian kita siapkan stopwatch, lalu mencampurkan Na 2S2O3 0,1
pada tabung keempat, dan 1 mL pada tabung kelima. Kemudian kita tambahkan
tabung reaksi ketiga, sebanyak 3 mL aquades pada tabung reaksi keempat, dan
konsentrasi 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M. Lalu menyiapkan 5 buah
tabung reaksi. Kemudian kita siapkan stopwatch, lalu mencampurkan H 2SO4 0,1 M
dan 5 mL Na2S2O3 0,1 M pada kondisi suhu yang berbeda yaitu pada suhu ruang,
suhu pemanasan dan suhu pada saat didinginkan. Saat dilakukan pengukuran pada
larutan yang dipanaskan suhu yang terukur 800C, pada larutan yang didinginkan
diperoleh suhu 120C, dan pada suhu ruang diperoleh 280C. Langkah selanjutnya
adalah dengan mencampurkan H2SO4 dan Na2S2O3 pada suhu pemanasan (800C),
begitupun juga pada suhu pendinginan dicampur dengan H2SO4 dan Na2S2O3.
A. Na₂S₂O₃
B. H₂SO₄
4.1.3 Reaksi
A. Na2S2O3
-2
-2.5
-3
-3.5
-4
-4.5
y = 1.8132x - 1.0228 log [Na2S2O3]
R² = 0.9937
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
Slope = 1,8132
Intercept = 1,0228
Log ka = intercept
Log ka = 1,0228
= 10,53901445
B. H2SO4
-2
-2.5
-3
-3.5
y = 1.2946x - 1.5056 -4
R² = 0.999 Log [H2SO4]
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi H2SO4
Slope = 1,2946
Intercept = 1,5056
Log ka = intercept
Log ka = 1,5056
= 32,03317601
4.1.4.2 Grafik Pengaruh Suhu
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
y = -0.0002x + 0.002
Ln V
R² = 0.9907
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Suhu
Slope = -0,0002
Intercept = 0,002
Log ka = intercept
Log ka = 0,002
= 1,00461579
4.2 Pembahasan
A. Pengaruh konsentrasi
dan konsentrasi terhadap laju suatu reaksi. Dari hasil percobaan terlihat jelas
bagaimana suhu dan konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Untuk reaksi
yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang lebih kecil akan
berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung dengan
konsentrasi reaktan yang lebih tinggi. Data kecepatan reaksi yang diperoleh
Na2S2O3 dengan konsentrasi berturut-turut 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M,0,04 M, dan 0,02
M/detik, dan 0,000083 M/detik. Sedangkan data kecepatan reaksi untuk H2SO4
dengan konsentrasi berturutturut 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M adalah
0,00161 M/detik, 0,00118 M/detik, 0,00079 M/detik, 0,0005 M/detik, dan 0,0002
M/detik.
B. Pengaruh suhu
tabung yang berisi senyawa Na2S2O3 sebanyak 5m dan 3 tabung lainnya berisi
percobban ini kita menguji sebanyak 3 suhu yaitu suhu 10⁰C yaitu 0,0022, suhu
34⁰C yaitu 0,002219382 dan suhu 70⁰C yaitu 0,00224437. Hal yang sama juga
terlihat ketika suatu reaksi berlangsung pada suhu yang lebih rendah, reaksi akan
berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung pada
5.1 Kesimpulan
mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi konsentrasi suatu zat yang
direaksikan maka akan semakin cepat laju reaksi tersebut. Suhu dapat
mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi suhu maka akan semakin
5.2 Saran
Fakhir, S., Ahmad, F., dan Amun, A., 2016, Kinetika Reaksi pada Sistensi
Hidroksiapatit dengan Metode Presipitasi, Jurnal Fteknik, 3, (1); 1-6
Haryono, 2017, Analisa Kinetika Reaksi Pembentukan Kerak Dalam Pipa Beraliran
Laminar Pada Suhu 30⁰C dan 40⁰C Menggunakan Persmaan Arrhenius, Jurnal
Traksi, 17, (2); 40-50
Michael, P., 2006, Kimia Kelompok Teknologi Dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta
Suriah, H., 2010, Efektifitas Latihan Beban dan Latihan Pliometrik Dalam
Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Reaksi, Jurnal Ilara, 1,
(2); 1-9
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Pengaruh Konsentrasi
1.1 Pengaruh Konsentrasi H2SO4
5 ml H2SO4 0,01 M
Hasil
Hasil
1.3 Pengaruh suhu
5 ml H2SO4 0,01 M