Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Kimia Dasar

KECEPATAN REAKSI

ANIKA TASRIN

H021201026

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Laporan Praktikum Kimia Dasar

KECEPATAN REAKSI

Disusun dan diajukan oleh:

ANIKA TASRIN

H021201026

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 19 November 2020

Asisten, Praktikan,

ANDRIAN NARDUS YOEL ANIKA TASRIN


NIM. H031 17 1314 NIM. H021201026
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep pembelajaran kimia merupakan konsep yang erat dengan

kehidupan seharihari. Kimia menggambarkan kehidupan sedemikian rupa sehingga

terlihat lebih rinci dan beragam. Hal ini lah yang membuat para pengajar

menerapkan konsep kimia ke dalam kehidupan sehari-hari dengan menghadirkannya

dalam contoh-contoh sederhana. Selain itu, juga dilakukan pengenalan terhadap

konsep-konsep yang sering digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang

sederhana yang sering kita lakukan tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia.

Salah satu contohnya yaitu pada konsep laju reaksi dalam kimia (Haryono, 2017).

Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi.

Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktorfaktor yang

mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita menginginkan

membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi dan

katalis. Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan memvariasi salah satu

faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi

serta faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari

kinetika kimianya. Konstanta laju reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat

digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang reaktor dalam proses

produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap pereaksi perlu

dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan mensintesis

senyawa dalam skala industri ( Hanafi, 2010).


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Agar mahasiswa mampu membedakan pengaruh konsentrasi dan suhu pada

kecepatan reaksi pada bahan H2SO4 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, dan akuades.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini, yaitu Mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu

pada kecepatan reaksi pada bahan H2SO4 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, dan akuades.

I.4 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah menyiapkan 11 buah tabung reaksi, lalu

isi tabung dengan yang telah disiapkan sesuai pada prosedur percobaan kemudian

mereaksikan tabung lalu men gamati dan mencatat hasilnya. Dan pada praktikum

kecepatan reaksi ini kita mempengaruhi pengaruh konsentrasi dan suhu pada

kecepatan reaksi pada setiap tabung. Adapun alat-alat yang digunakan pada

prakikum ini yaitu; tabung reaksi, stopwatch, kaki tiga, akuades, rak tabung, gelas

piala, kawat kasa, dan lampu spirtus. Sedangkan bahan yang digunakan pada

praktiukum ini yaitu; H2SO4 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, dan akuades.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan Reaksi

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi

kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat

terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Molaritas ialah ukuran yang

menyatakan banyak mol zat terlarut dalam satu liter larutannya di simbolkan [X].

Dalam laju reaksi, ada teori yang bisa menjelaskan tentang hal tersebut, namanya

teori tumbukan. Menurut teori ini, reaksi kimia yang terjadi itu bisa terjadi karena

partikel-partikel yang saling bertumbukan. Teori tumbukan menyatakan bahwa

ketika partikel reaktan yang sesuai saling bertumbukan, hanya persentase tertentu

dari tumbukan yang menyebabkan perubahan kimia yang nyata atau signifikan.

Perubahan yang berhasil ini disebut sebagai tumbukan yang sukses. Tumbukan yang

sukses memiliki energi yang cukup, juga dikenal sebagai energi aktivasi, pada saat

tumbukan untuk memutus ikatan yang sudah ada sebelumnya dan membentuk

semua ikatan baru. Hal ini menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi

partikel reaktan atau menaikkan suhu, sehingga menimbulkan lebih banyak benturan

dan oleh karena itu banyak tumbukan yang lebih berhasil, meningkatkan laju reaksi

( Saputra dkk, 2016)

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Faktor ini untuk mengontrol laju reaksi, yaitu memperlambat reaksi yang

tidak diinginkan dan meningkatkan laju reaksi yang menguntungkan.Berikut

faktor–faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain ( Saputro, 2013)


1. Konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi maka tumbukan antar molekul

akan semakin sering terjadi dan reaksi akan berlangsung semakin cepat.

2. Luas Permukaan Bidang Sentuh, semakin luas permukaan partikel maka

frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi

dapat berlangsung lebih cepat.

3. Temperatur, laju reaksi akan semakin cepat bila suhunya naik.

4. Katalisator, merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan

cara menurunkan energi aktivasi.

2.3 Hukum Laju

Hukum Laju Reaksi Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah

ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk

terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula. Laju

bersih ialah: Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri Dapat dikatakan, pengukuran

konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan.

Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni, konsentrasi

reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri dapat

diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna sehingga laju yang

terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat

dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan

saja. Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel – partikel zat yang

bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan menghasilkan

zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan zat hasil reaksi.

Keefektivan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik

yang dimilikinya (Chang, 2005).


2.4 Asam Sulfat

Asam sulfat, H₂SO₄, termasuk asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini

dapat larut dalam air di semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak sekali

kegunaan dan juga termasuk produk utama industri kimia. Meskipun asam sulfat

yang mendekati 100% bisa dibuat, ia akan membebaskan SO₃ pada titik didihnya

dan menciptakan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan

termasuk bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% biasanya dinamai

sebagai asam sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang

digunakan untuk berbagai kebutuhan ( Haryono, 2017).

 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,

 33,53%, asam baterai,

 62,18%, asam bilik atau asam pupuk,

 73,61%, asam menara atau asam glover,

 97%, asam pekat.

Ada juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H₂SO₄

tidaklah murni dan seringkali berwarna, akan tetapi cocok untuk digunakan untuk

membuat pupuk. Mutu murni asam sulfat digunakan guna membuat obat-obatan dan

zat warna. Jika SO₃(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat,

H₂S₂O₇ akan terbentuk. Senyawa ini dinamai sebagai asam pirosulfat, asam sulfat

berasap, ataupun oleum. H₂SO₄ anhidrat merupakan cairan yang sangat polar. Ia

mempunyai tetapan dielektrik sekitar 100. Konduktivitas listriknya juga tinggi. Hal

ini disebabkan oleh disosiasi yang dikarenakan oleh swa-protonasi, disebut sebagai

autopirolisis. Meskipun asam ini mempunyai viskositas yang cukup tinggi,

konduktivitas efektif ion H₃SO+4 dan HSO−4 tinggi disebabkan mekanisme ulang
alik proton intra molekul, menjadikan asam sulfat sebagai konduktor yang baik. Ia

juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak reaksi ( Haryono, 2017 ).

2.5 Natrium Tiosulfat

Natrium Tiosulfat ( sodium thiosulphate ) adalah bahan kimia dan

obat-obatan. Sebagai obat digunakan untuk mengobati keracunan sianida dan

pityriasis versicolor. Ini adalah senyawa anorganik dengan rumus Na₂S₂O₃ x H₂O.

Biasanya ini tersedia sebagai pentahidrat putih atau tidak berwarna, Na₂S₂O₃.

Padatannya adalah zat kristal yang mudah berkemih (kehilangan air) yang larut

dengan baik di dalam air. Ini juga disebut sodium hyposulfite atau "hypo".

Ini ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat-obatan yang

paling efektif dan aman yang dibutuhkan dalam sistem kesehatan.

Rumus kimia Na2S2O3. Soda tiosulfat, juga biasa disebut hipo, bukan nama yang

tepat. Kristal tak berwarna yang larut dengan baik di air. Karena larutan encer

melarutkan halida perak, hal ini digunakan dalam jumlah terbesar sebagai bahan

pengikat dari foto. Ia juga bertindak secara kuantitatif dengan yodium, sehingga

digunakan untuk analisis yodium dan digunakan sebagai penangkal terhadap

keracunan seperti mordan lain, agen pemutih, agen pengkondisi, arsenik, merkuri,

timbal. Industri disintesis dari natrium sulfit dan sulfur. Senyawa ini digunakan

untuk mendeklorinasi air keran termasuk menurunkan kadar klorin untuk digunakan

dalam akuarium serta kolam renang dan spa (misalnya, diikuti superklorinasi) dan

dalam pengolahan air tanaman untuk menangani air backwash yang diselesaikan

sebelum melepaskannya ke sungai. Dan masih banyak lagi yang dapat kita jumpai di

kehidupan sehari-hari kita. Maka dari itu kita perlu mempelajarinya lebih dalam lagi

( Purba, 2006).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut

H₂SO₄ 0,1 M, Na₂S₂O₃ 0,1 M, dan Akuades.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, stopwact,

kaki tiga, rak tabung, gelas piala, kawat kasa dan lampu spritus.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Menyiapkan 5 buah tabung reaksi dan dimasukkan 5 mL Na2S2O3 0,1 M

pada tabung pertama, 4 mL pada tabung kedua, 3 mL pada tabung ketiga, 2 mL

pada tabung keempat, dan 1 mL pada tabung kelima. Kemudian kita tambahkan

dengan 1 mL aquades pada tabung reaksi kedua, sebanyak 2 mL aquades pada

tabung reaksi ketiga, sebanyak 3 mL aquades pada tabung reaksi keempat, dan

sebanyak 4 mL aquades pada tabung ke lima. Sehingga diperoleh Na2S2O3 dengan

konsentrasi 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M. Lalu menyiapkan 5 buah

tabung reaksi lagi kemudian dimasukkan 5 mL H2SO4 kedalam masing-masing

tabung reaksi. Kemudian kita siapkan stopwatch, lalu mencampurkan Na 2S2O3 0,1

M dengan larutan H2SO4 0,1 M. Stopwatch akan dihentikan apabila larutan

tercampur dan menghasilkan warna keruh. Kemudian catat hasilnya.


3.3.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Menyiapkan 5 buah tabung reaksi dan dimasukkan 5 mL H2SO4 0,1 M

pada tabung pertama, 4 mL pada tabung kedua, 3 mL pada tabung ketiga, 2 mL

pada tabung keempat, dan 1 mL pada tabung kelima. Kemudian kita tambahkan

dengan 1 mL aquades pada tabung reaksi kedua, sebanyak 2 mL aquades pada

tabung reaksi ketiga, sebanyak 3 mL aquades pada tabung reaksi keempat, dan

sebanyak 4 mL aquades pada tabung ke lima. Sehingga diperoleh H2SO4 dengan

konsentrasi 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M. Lalu menyiapkan 5 buah

tabung reaksi lagi kemudian dimasukkan 5 mL H Na2S2O3 kedalam masing-masing

tabung reaksi. Kemudian kita siapkan stopwatch, lalu mencampurkan H 2SO4 0,1 M

dengan larutan Na2S2O3 0,1 M. Stopwatch akan dihentikan apabila larutan

tercampur dan menghasilkan warna keruh. Kemudian catat hasilnya.

3.3.3 Pengaruh Suhu

Mula-mula kita menyiapkan 3 pasang tabung reaksi 5 mL H2SO4 0,1 M

dan 5 mL Na2S2O3 0,1 M pada kondisi suhu yang berbeda yaitu pada suhu ruang,

suhu pemanasan dan suhu pada saat didinginkan. Saat dilakukan pengukuran pada

larutan yang dipanaskan suhu yang terukur 800C, pada larutan yang didinginkan

diperoleh suhu 120C, dan pada suhu ruang diperoleh 280C. Langkah selanjutnya

adalah dengan mencampurkan H2SO4 dan Na2S2O3 pada suhu pemanasan (800C),

begitupun juga pada suhu pendinginan dicampur dengan H2SO4 dan Na2S2O3.

Kemudian mengamati dan mencatat hasil yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel hasil Pengamatan

4.1.1 Pengaruh Konsentrasi

A. Na₂S₂O₃

Reaksi berlangsung pada suhu 34⁰C

Tabel 4.1 Pengaruh Konsentrasi Na₂S₂O₃


Konsentrasi Konsentrsi Waktu (detik) 1/waktu (detik)
Na₂S₂O₃ H₂SO₄ (M)
0,1 0,1 30 0,033333333
0,08 0,1 45 0,022222222
0,06 0,1 55 0,018181818
0,04 0,1 75 0,013333333
0,02 0,1 120 0,008333333

Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi Na₂S₂O₃


[Na2S2O3]
No. V (M/detik) Log Na2S2O3 Log V Y Regresi
awal (M)
1. 0,1 0,001667 -1 -2,778064 -2,836
2. 0,08 0,000889 -1,096910013 -3,051098 -3,011717236
3. 0,06 0,000545 -1,22184875 -3,263603 -3,238256153
4. 0,04 0,000267 -1,397940009 -3,573489 -3,557544824
5. 0,02 0,000083 -1,698970004 -4,080922 -4,103372412

B. H₂SO₄

Reaksi berlangsungnya suhu 34⁰C

Tabel 4.3 Pengaruh konsentrasi H₂SO₄


Konsentrasi Konsentrasi H2SO4 Waktu
1/Waktu (Detik)
Na2S2O3 (M) (M) (Detik)
0,1 0,1 31 0,032258065
0,1 0,08 34 0,029411765
0,1 0,06 38 0,026315789
0,1 0,04 40 0,025
0,1 0,02 51 0,019607843

Tabel 4.4 Pengaruh konsentrasi H₂SO₄


[H2SO4]
No. V (M/detik) Log H2SO4 Log V Y Regresi
awal (M)
1. 0,1 0,00161 -1 -2,79236563 -2,8002
2. 0,08 0,00118 -1,096910013 -2,92959268 -2,925659703
3. 0,06 0,00079 -1,22184875 -3,102923 -3,087405391
4. 0,04 0,0005 -1,397940009 -3,30103 -3,315373135
5. 0,02 0,0002 -1,698970004 -3,70774393 -3,705086568

2.1.2 Pengaruh Suhu

Tabel 4.5 Pengaruh Suhu


Konsentrsi Konsentrasi Suhu (⁰C) waktu (detik)
H₂SO₄ (M) Na₂S₂O₃ (M)
0,1 0,1 10 74,83
0,1 0,1 34 25,9
0,1 0,1 70 4

Tabel 4.6 Pengaruh sushu


V
No. T (oC) T (K) Ln V 1/T (K) Y Regresi
(M/detik)
1. 0,000668 10 283 -7,31122238 0,003533569 0,0022
2. 0,001931 34 307 -6,24971728 0,003257329 0,002219382
3. 0,01251 70 343 -4,38122695 0,002915452 0,00224437

4.1.3 Reaksi

Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2S2O3(aq


4.1.4 Grafik

4.1.4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi

A. Na2S2O3

Grafik Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


0
-2 -1.5 -1 -0.5 -0.5 0
-1
-1.5
log V

-2
-2.5
-3
-3.5
-4
-4.5
y = 1.8132x - 1.0228 log [Na2S2O3]
R² = 0.9937
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Slope = 1,8132

Intercept = 1,0228

Log ka = intercept

Log ka = 1,0228

Ka = inv . log 1,0228

= 10,53901445
B. H2SO4

Grafik Pengaruh Konsentrasi H2SO4


0
-2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5
-1
-1.5
Log V

-2
-2.5
-3
-3.5
y = 1.2946x - 1.5056 -4
R² = 0.999 Log [H2SO4]
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Slope = 1,2946

Intercept = 1,5056

Log ka = intercept

Log ka = 1,5056

Ka = inv . log 1,5056

= 32,03317601
4.1.4.2 Grafik Pengaruh Suhu

Grafik Pengaruh Suhu


0.004
0.0035
0.003
0.0025
1/T (K)

0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
y = -0.0002x + 0.002
Ln V
R² = 0.9907
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Suhu

Slope = -0,0002

Intercept = 0,002

Log ka = intercept

Log ka = 0,002

Ka = inv . log 0,002

= 1,00461579

4.2 Pembahasan

A. Pengaruh konsentrasi

Pada percobaan kecepatan reaksi ini membahas mengenai pengaruh suhu

dan konsentrasi terhadap laju suatu reaksi. Dari hasil percobaan terlihat jelas

bagaimana suhu dan konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Untuk reaksi

yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang lebih kecil akan

berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung dengan
konsentrasi reaktan yang lebih tinggi. Data kecepatan reaksi yang diperoleh

Na2S2O3 dengan konsentrasi berturut-turut 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M,0,04 M, dan 0,02

M adalah 0,001667 M/ detik, 0,00088 M/detik, 0,000545 M/detik, 0,000267

M/detik, dan 0,000083 M/detik. Sedangkan data kecepatan reaksi untuk H2SO4

dengan konsentrasi berturutturut 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M adalah

0,00161 M/detik, 0,00118 M/detik, 0,00079 M/detik, 0,0005 M/detik, dan 0,0002

M/detik.

B. Pengaruh suhu

Pada percobaan ini digunakan 6 tabung reaksi yang masing-masing 3 buah

tabung yang berisi senyawa Na2S2O3 sebanyak 5m dan 3 tabung lainnya berisi

senyawa H2SO4 sebanyak 5ml dengan masing-masing konsentrasi 0,1 M. Pada

percobban ini kita menguji sebanyak 3 suhu yaitu suhu 10⁰C yaitu 0,0022, suhu

34⁰C yaitu 0,002219382 dan suhu 70⁰C yaitu 0,00224437. Hal yang sama juga

terlihat ketika suatu reaksi berlangsung pada suhu yang lebih rendah, reaksi akan

berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung pada

suhu yang lebih tinggi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dapat

mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi konsentrasi suatu zat yang

direaksikan maka akan semakin cepat laju reaksi tersebut. Suhu dapat

mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi suhu maka akan semakin

cepat reaksi tersebut.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Praktikum

Pertahankan kejelasan videonya dan sebaiknya dalam video praktikum

tersebut menjelaskan mengapa penambahan suatu senyawa di lakukan.

5.2.2 Saran untuk Asisten


Pertahankan kebaikan dan kesabarannya dalam mengahadapi kami, dan buat

asisten saya pada percobaan ini pertahankan kedisiplinannya.


DAFTAR PUSTAKA

Agung, N.C.S., 2013, Konsep Dasar Kimia Koordinasi, Publisher, Yogyakarta

Fakhir, S., Ahmad, F., dan Amun, A., 2016, Kinetika Reaksi pada Sistensi
Hidroksiapatit dengan Metode Presipitasi, Jurnal Fteknik, 3, (1); 1-6

Haryono, 2017, Analisa Kinetika Reaksi Pembentukan Kerak Dalam Pipa Beraliran
Laminar Pada Suhu 30⁰C dan 40⁰C Menggunakan Persmaan Arrhenius, Jurnal
Traksi, 17, (2); 40-50

Heny, E.H., 2019, Kimia Dasar, Budi Utama, Yogyakarta

Michael, P., 2006, Kimia Kelompok Teknologi Dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta

Raymond, C., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Erlangga, Jakarta

Suriah, H., 2010, Efektifitas Latihan Beban dan Latihan Pliometrik Dalam
Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Reaksi, Jurnal Ilara, 1,
(2); 1-9
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Pengaruh Konsentrasi
1.1 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

5 ml H2SO4 0,01 M

-Dimasukkan ke dalam lima buah tabung reaksi.

-Lima tabung reaksi lain diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL dan 1 mL


Na2S2O3 0,1 M dan mengencerkannya hingga volume 5 mL dengan
aquades

-Tabung reaksi tersebut dicampurkan dari 5 sediaan pertam ke dalam


masing-masing sediaan keduan dan stopwatch dijalankan.

-Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh).

-Dicatat waktu yang digunakan dan ditentukan nilai m, k dan dibuat


persamaan kecepatan reaksinya.

Hasil

1.2 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


5 ml H2SO4 0,01 M

-Dimasukkan ke dalam lima buah tabung reaksi.


-Lima tabung reaksi lain diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL dan 1 mL
H2SO4 0,1 M dan mengencerkannya hingga volume 5 mL dengan
aquades
-Tabung reaksi tersebut dicampurkan dari 5 sediaan pertam ke
dalam masing-masing sediaan keduan dan stopwatch dijalankan.
-Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh).
-Dicatat waktu yang digunakan dan ditentukan nilai m, k dan
dibuat persamaan kecepatan reaksinya.

Hasil
1.3 Pengaruh suhu

5 ml H2SO4 0,01 M

-menyiapkan 6 buah tabung


-mengisi 3 buah tabung dengan Na2S2O3 dan 3 tabungnta dengan
H2SO4

-masukkan sepasang tabung reaksi ke dalam gelas piala yang berisi


air dingin dan ratakan hingga suhunya merata

-reaksikan tabung H2SO4 dan Na2S2O3


-reaksikan kedua tabung dan hitung waktunya dengan stopwatch
-catat waktu yang digunakan dan suhu reaksinya
Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan

Anda mungkin juga menyukai