Anda di halaman 1dari 11

Nama : Achmad Berry Maulana Alief

NIM : 2011321056
Topik : Orang Gila Itu Menyehatkan
Judul : Orang Gila Jarang Terlihat Sakit

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan jiwa di Indonesia adalah masalah kesehatan yang perlu
mendapatkan perhatian sunguh-sunguh dan masalah yang sangat penting dari
seluruh jajaran lintas sektor pemerintah serta perhatian dari seluruh
masyarakat.

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sering mendapatkan diskriminasi


serta stigmanisasi oleh masyarakat disekitarnya, mereka beranggapan bahwa
mereka berbeda pada masyarakat umumnya sehingga sering mendapatkan
perlakuan yang berbeda seperti diberhentikan dari pekerjaan, diceraikan oleh
pasangan, ditelantarkan oleh keluarganya, dikeluarkan dari sekolah bahkan
ada yang sampai dipasung serta dirampas harta bendanya (Kemenkes RI,
2014). Stigma pada orang dengan gangguan jiwa tidak hanya menimbulkan
konsekuensi negatif pada penderitanya bahkan pada keluarganya yang
meliputi seperti sikap-sikap penyangkalan, penolakan, diisolasi serta
disisihkan (Efendi, 2009).

Tren terkini dalam penyakit jiwa memiliki hubungan kausatif yang


signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang
ditimbulkannya dengan pengangguran dan hubungannya dengan bunuh diri
menjadi salah satu faktor kejadian yang paling traumatik. Ada data yang
menunjukkan tingkat sosial ekonomi memiliki efek pada kesehatan jiwa, dan
terutama berdampak pada penyakit depresi, seperti pengurangan jaringan
pendukung dalam keluarga inti yang bertolak belakang dengan keluarga besar
(Basford, 2006).

B. Perbedaan Orang Gangguan Jiwa dan Orang Gila


1. Gangguan Jiwa
Pada Era Globalisasi dan persaingan bebas ini kecenderungan terhadap
peningkatan gangguan jiwa semakin besar, hal ini disebabkan karena
stresor dalam kehidupan semakin kompleks. Peristiwa kehidupan yang
penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan
sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan, kesulitan ekonomi,
tekanan di pekerjaan dan diskriminasi meningkatkan resiko penderita
gangguan jiwa (Suliswati, 2005).
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). Kumpulan
dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan
fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut yaitu : gangguan
jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam
berbagai 2 macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan
(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan
yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai
tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk ( Yosep, 2007).

Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis
bermakna yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan
menimbulkan hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan
manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual. Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami
seseorang individu dapat terlihat dari penampilan, komunikasi, proses
berpikir, interaksi dan aktifitasnya sehari-hari.

Penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi


yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang
menderita penyakit medis lainnya. Tidak hanya menimbulkan konsekuensi
negatif terhadap penderitanya tetapi juga bagi anggota keluarga, meliputi
sikap - sikap penolakan, penyangkalan, dan disisihkan. Penderita
gangguan jiwa mempunyai resiko tinggi terhadap pelanggaran hak asasi
manusia (Priyanto, 2007).

Menurut Euis (2014), beberapa orang menilai gangguan jiwa


merupakan salah satu penyakit yang memalukan, sebagai aib keluarga,
bahkan ada yang berpendapat sebagai sampah sosial. Sehingga sebagian
masyarkat memerlakukan orang dengan gangguan jiwa secara
diskriminatif, perlakukan yang kasar, pemasungan dan terkadang
dilempari batu serta diejek oleh anak-anak, fenomena yang sering terjadi
dimasyarakat saat ini adalah pemasungan. Hal ini menyebabkan
memperparah kondisi penderita gangguan jiwa tersebut, karena pada
lingkungan sekitar mengucilkan, menghina bahkan menolak para penderita
gangguan jiwa (Kartono, 2009).

Apabila mengamati pandangan masyarakat saat ini tentang permasalahan


penderita gangguan jiwa identik dengan sebutan “orang gila”. Secara tidak
langsung hal ini merupakan mindset yang salah, sehingga banyak orang
memandang bahwa penyakit ini masalah yang negatif dan mengancam.
Label negatif dengan sebutan orang gila inilah yang secara tidak disadari
merupakan stigma yang diciptakan sendiri, maka dampaknya keluarga
ataupun masyarakat sekitar penderita gangguan jiwa tidak mau
mengurusnya sehingga apabila dibiarkan terus menerus hak-hak penderita
gangguan jiwa akan terabaikan misalnya hak sosial dan hak untuk
pengobatan .

2. Orang Gila
Orang gila adalah orang tidak waras atau biasa disebut dengan orang
stress. Namun maksud kalimat orang gila tidak pernah stress adalah
mereka tidak pernah pusing memikirkan sesuatu hal seperti orang normal
kebanyakan. Mayoritas orang normal akan memiliki banyak masalah yang
harus dipikirkannya sehingga dapat memicu timbulnya stress dan
berdampak pada gangguan kesehatan. Sedangkan orang gila tidak pernah
memikirkan segala sesuatu hal sehingga fikiran mereka selalu fresh dan
tidak pernah mengalami stress. Hal inilah yang membuat orang gila tidak
pernah sakit.

Dimana-mana orang gila selalu tersenyum bahagia dan bahkan mereka


dapat tertawa lepas tanpa beban meskipun orang lain melihat dengan
sebelah mata. Orang gila memang tidak pernah stress dalam artian tidak
pernah memikirkan segala kebutuhannya seperti pakaian, makanan,
apalagi uang. Orang gila akan selalu gembira dengan apa yang mereka
peroleh saat itu dan mereka tidak pernah muluk-muluk ingin mendapatkan
sesuatu yang lebih, sehingga mereka akan selalu happy menjalani
kehidupan ini. Orang yang hidupnya selalu gembira akan memiliki
kesehatan fisik yang kuat, sehingga tidak mudah sakit.

Orang gila memang selalu tidak memikirkan hal duniawi seperti


pakaian, makanan, dan uang. Mereka selalu menerima apapun yang telah
diterimanya dan tidak pernah mengeluh dengan makanan yang mereka
makan bahkan nasi basipun mereka terima dan dimakan. Sedangkan orang
normal selalu meminta lebih dengan apa yang telah diterimanya sehingga
hati mereka tidak pernah tenang dan selalu memikirkan hal yang lebih,
bahkan orang normal rela hutang kesana kemari untuk memenuhi
keinginannya itu dan akibatnya hutang semakin menggunung maka jatuh
sakit. Hal inilah yang membuat orang normal cenderung mudah sakit dan
alasan orang gila dapat sehat selalu.

Orang gila tidak pernah repot dengan masalah makan dan minum,
mereka selalu makan apa adanya yang didapat dan tidak pernah repot
dengan masalah minuman. Orang gila mayoritas hanya meminum air putih
saja yang biasanya mereka peroleh dari kran-kran air pinggir jalan,
sedangkan orang normal selalu repot dengan masalah makan dan minum
ini. Orang normal biasa mengkonsumsi kopi, teh, susu, minuman bersoda,
dan lain sebagainya. Jadi wajar jika orang normal gampang sakit dan
bahkan sampai terkena penyakit kronis, sedangkan orang gila tidak pernah
sakit dan bahkan memiliki kekebalan tubuh yang tinggi.

Orang gila tidak pernah ribet dengan masalah apapun, mereka dapat
hidup santai dimanapun saja. Orang gila dapat tidur dimanapun meskipun
meskipun hanya beralaskan tanah dan beratapkan langit, namun mereka
santai saja dan tidak pernah mengeluh sama sekali. Hebat bukan? Orang
normal tidak akan sanggup hidup seperti orang gila ini.
Salah satu nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada mahkluknya
yaitu nikmat sehat, dengan kondisi sehat manusia dapat menjalankan
aktivitasnya dengan baik, serta dapat membantu orang lain dan tidak
merepotkan atau merugikan orang-orang di sekitar kita. Untuk belajar
demi kebaikan, kemajuan dan belajar sehat pun kita tidak perlu
memandang kepada siapa kita belajar kalau itu memank benar mengapa
tidak , seperti makolah arab mengatakan undur maqola wala tandur
mankila. Yang artinya lihatlah ucapanya dan jangan lihat siapa orang yang
mengucapkan artinya kalimat ini adalah kepada siapapun kita belajar kalau
yang diucapkan dan dikerjakan itu baik kita tidak perlu melihat dari siapa
ucapan tersebut, meskipun statusnya orang tersebut tidak baik misalnya
dia adalah seorang perampok ataupun orang gila. Kalau yang dikerjakan
itu baik apakah salah untuk menirunya. Saya rasa sebagai orang yang
bijaksana tentunya pola pikir kita tidak begitu.

Faktanya adalah orang gila rajin olah raga. Berjalan dari satu tempat
ketempat lainnya. Dari sudut kota - kesudut kota. Ketika berjalan
menemukan minuman mereka minum, ketika menemukan makanan
mereka makan. Tapi mereka terus jalan. Menurut pengamatan ternyata
inilah salah satu rahasia sehatnya, berjalan , bergerak, dengan kata lain
olah raga.

Mereka sering sekali disebut sebagai orang gila (insanity atau


madness). Perlakuan ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian
yang salah dari keluarga atau anggota masyarakat mengenai gangguan
jiwa. Gangguan jiwa dapat mempengaruhi fungsi kehidupan seseorang.
Aktivitas, kehidupan sosial, ritme pekerjaan, serta hubungan dengan
keluarga jadi terganggu karena gejala ansietas, depresi, dan psikosis.
Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus segera mendapatkan
pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan semakin merugikan
penderita, keluarga dan masyarakat (Yosep, 2010).

Dalam kehidupan modern yang serba kompleks ini, dimana ilmu


pengetahuan dan teknologi begitu canggih dan mengelaborasi  ke hampir
seluruh kawasan dunia. Pada saat mana manusia harus berkelit dengan
problem kehidupan yang serba materialistis dan pada gilirannya sangat
egois dan individual. Hubungan antar manusia pada zaman modern juga
cenderung “impersonal”. Masyarakat tradisional yang guyub dikikis oleh
gelombang masyarakat modern yang tembayan. Fenomena-fenomena 
tersebut membuat manusia semakin kehilangan jati dirinya. Kondisi
demikian juga mengharuskan manusia untuk benar-benar mampu bertahan
mengendalikan dirinya, untuk kemudian tetapi tegar dalam kepribadian.
ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin tidak banyak
tergantung kepada faktor-faktor luar; sosial, ekonomi, politik, adat
kebiasaan dan sebagainya, malainkan lebih tergantung kepada cara dan
sikap menghadapi faktor-faktor tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap para pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, ia
menyimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat
mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu adalah
perasaan, pikiran, kelakuan, kesehatan badan, sedang yang tergolong
penyakit jiwa (psychoses) adalah lebih berat lagi. Manusia yang serasi,
selaras dan seimbang adalah merupakan jargon hidup bangsa Indonesia.
Sejalan dengan ini adalah usaha untuk memperoleh hidup sehat dan layak.

Orang yang memiliki kesehatan mental yang baik sekalipun tidak


bisa bebas dari kecemasan dan perasaan bersalah. Dia tetap
mengalami kecemasan dan perasaan bersalah tetapi tidak dikuasai oleh
kecemasan dan perasaan bersalah itu.Ia sanggup menghadapi masalah-
masalah biasa dengan penuh keyakinan diri dandapat memecahkan
masalah-masalah tersebut tanpa adanya gangguan yang hebat pada struktur
dirinya.

Dengan kata lain, meskipun ia tidak bebas dari konflik dan emosinya
tidakselalu stabil, namun ia dapat mempertahankan harga dirinya. Keadaan
yangdemikian justru berkebalikan dengan apa yang terjadi pada orang
yang mengalamikesehatan mental yang buruk.
Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan
industrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleknya masyarakat,
maka banyak muncul masalah-masalah social dan gangguan/disorder
mental di kota-kota besar. Makin banyaklah warga masyarakat yang tidak
mampu melakukan penyesuaian diri dengan cepat terhadap macam-macam
perubahan sosial. Merekaitu mengalami banyak frustasi, konflik-konflik
terbuka/eksternal dan internal,ketegangan batin dan menderita gangguan
mental.
Salah satu klasifikasi gangguan mental yaitu retardasi mental atau
biasakita sebut dengan tunagrahita. Tunagrahita adalah adalah istilah yang
digunakanuntuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual
di bawah rata-rata. Tunagrahita adalah kata lain dari cacat mental.
C. Penyebab Orang Gila Jarang Terlihat Sakit
Padahal mereka makan seadanya, sisa makanan basi pun boleh. Mereka
juga tidak berpakaian selazimnya, sehingga tidak terlindung oleh panas, hujan
atau gigitan serangga. Dan tempat istirahat mereka beratapkan langit.

Tetapi mengapa sepertinya para orang gila tidak pernah sakit, Seolah-olah
mereka telah kebal terhadap segala jenis penyakit. Ternyata ada ada rahasinya
yaitu sebagai berikut:

1. Sebab orang gila tidak pernah stress


Menurut para ahli, kondisi psikologis seseorang akan sangat
mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Orang yang
kondisi psikologisnya rendah, stress misalnya akan lebih mudah terjangkiti
penyakit. Sebaliknya orang yang selalu bahagia, jarang stress lebih tahan
terhadap serangan penyakit. Dan anda tahu bukan, jika orang gila sudah
tidak pernah stress lagi. Dan juga, orang gila selalu bahagia. Buktinya,
mereka selalu tersenyum ( meski sendiri ). Itulah sebabnya mereka justru
lebih tahan terhadap segala jenis penyakit. Dibandingkan dengan orang
waras yang sering stress.

2. Sebab orang gila menerima apa adanya


Tidak ada orang gila yang minta dan menuntut macam-macam.
Harus beli sepeda motor, harus beli computer, harus makan enak, dan
sebagainya- dan sebagainya.Karena mereka bersikap sangat menerima,
maka pikiran mereka tidak “kenceng”. Dan karena itu pula mereka lebih
kebal terhadap penyakit.
Sebab para ahli juga menyebutkan bahwa pikiran yang terlalu kencang
juga akan memicu timbulnya berbagai macam penyakit.

3. Sebab orang gila memang kebal terhadap penyakit


Anda pasti mengalami, jika nyamuk di rumah anda, pada suatu saat
tidak bisa diusir atau dimatikan lagi dengan obat nyamuk yang biasa anda
gunakan. Persis seperti itu . Orang gila makan sembarangan, minum
sembarangan, dan juga tidur sembarangan. Nasi basi oke, air comberan
boleh, tidur di atas sampah, tidak masalah.
Secara biologis, karena menjalani gaya hidup yang sangat tidak
sehat dan makan sembarangan, mereka akan mengkonsumsi racun-racun
( toksin ) ringan secara terus menerus, namun tidak sampai membunuhnya.
Akibatnya akan terjadi semacam mutasi yang bisa menghasilkan
mekanisme pembentukan antibodi tertentu yang menjadkan mereka lebih
tahan terhadap penyakit.
4. Sebab orang gila memiliki ilustrasi tidak berat.
Apakah setiap orang gila itu memiliki tingkat kekebalan fisik dan body
balance yang kuat bahkan mungkinkah dalam tubuh orang gila itu ada zat -
zat yang bisa menangkal penyakit ??

Menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut rupanya sangatlah mudah,


Orang Gila tidak pernah sakit karena Orang Gila tidak pernah Stress,
Orang gila tidak pernah memiliki beban pikiran dan orang gila selalu
bahagia dalam hidupnya.Itulah mengapa orang gila tidak
pernah sakit karena orang gila selalu bahagia dan tidak pernah peduli
dengan sesuatu hal disekitarnya dan itulah yang membuat kondisi
tubuhnya menjadi jauh lebih sehat di bandingkan dengan orang waras.
Orang gila tidak pernah berpikir aneh-aneh, bahkan orang gila makan
seadanya tidak pernah minta yang ribet dan aneh - aneh. Bahkan nasi basi
yang ada di tong sampah saja dimakan karena orang gila tau kapan dirinya
lapar dan harus makan. Orang gila tidak peduli apa yang ia makan yang
penting bisa membuat dirinya kenyang. Berbeda dengan orang waras yang
terkadang sudah ada makanan di depannya justru lebih memilih - milih
dan tidak mensyukuri makanan yang sudah di berikan kepadanya. Dan
orang waras biasanya ketika ada masalah sedikit langsung menjadi beban
pikiran dan inilah yang terkadang membuat orang waras menjadi stress
dan kemudian sakit. Alangkah lucunya, ternyata orang gila yang sering
disebut juga dengan orang stres ini stresnya orang gila bisa membuat
dirinya jauh lebih sehat dan ini berbalik jika dibandingkan stresnya orang
waras yang justru malah bisa membuat dirinya sakit jiwa.

Dan satu pelajaran yang perlu kita ambil dari orang gila adalah


Orang gila tidak pernah mengeluh kepada apa yang telah diberikan Sang
Maha Kuasa untuk dirinya, bahkan orang gila tidak pernah merasa
kekurangan meski kehidupannya sebenarnya sangat sulit untuk dilalui
karena tidak tentu. Setiap hari ia bisa makan atau pun bisa tidur ditempat
yang nyaman dan semua itu tidak membuatnya mudah mengeluh. Orang
gila juga tidak pernah menuntun yang macam - macam dan ingin yang
macam - macam semua ia lakukan dengan perasaan senang. Berbeda
dengan orang waras yang justru terkadang lupa untuk mensyukuri apa
yang telah diberikan oleh Sang Maha Kuasa kepadanya, dan tak jarang
terkadang mudah mengeluh dengan nasib yang ada dan orang waras juga
biasanya memiliki keinginan yang aneh-aneh dan untuk mendapatkan
kesenangannya seperti  tidak hanya berjalan-jalan melihat-lihat
pemandangan seperti yang di lakukan orang gila. Namun terkadang untuk
mendapatkan kesenangannya orang waras membutuhkan banyak modal
atau uang untuk memuaskan keinginannya atau mendapatkan
kesenangannya.
Dan jangan lupa tentunya untuk mendapatkan sesuatu kesenangan atau
sesuatu yang di impi - impikan contohnya seperti mobil, rumah dll itu
selain mengambil sisi positif dari orang Gila juga harus di iringi dengan
usaha tentu anda akan merasa lebih sehat ketika menyadari hal itu.

D. Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis
bermakna yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan
hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Fungsi
jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami seseorang individu dapat
terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi dan
aktifitasnya sehari-hari.
Orang gila adalah orang tidak waras atau biasa disebut dengan orang
stress. Namun maksud kalimat orang gila tidak pernah stress adalah mereka
tidak pernah pusing memikirkan sesuatu hal seperti orang normal kebanyakan.
Mayoritas orang normal akan memiliki banyak masalah yang harus
dipikirkannya sehingga dapat memicu timbulnya stress dan berdampak pada
gangguan kesehatan. Sedangkan orang gila tidak pernah memikirkan segala
sesuatu hal sehingga fikiran mereka selalu fresh dan tidak pernah mengalami
stress. Hal inilah yang membuat orang gila tidak pernah sakit.

E. Daftar Pustaka
Basford & Oliver, S. (2006). Teori dan praktik keperawatan pendekatan
integral pada asuhan pasien. Jakarta: EGC
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Euis, P. (2014). Pemberdayaan Mantan Penderita Gangguan Jiwa. e-SOSPOL
No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 75-82], : Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Jember
https://palembang.tribunnews.com/2017/12/07/mengapa-orang-gila-secara-
fisik-tidak-mudah-sakit-inilah-rahasia?page=2
https://www.kompasiana.com/www.waspbook.co.cc/54f5cc96a33311484f8b4
578/ingin-sehat-dan-kebal-terhadap-penyakit-rahasianya-ikuti-resep-
orang-gila
Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa, Edisi 1. Jakarta : Refika Aditama.
Kartini,Kartono.(2009). Patologi Sosial, Jilid 1. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta :
Priyanto, 2009, Farmakoterapi dan Terminologi Medis, hal 143-155 Leskonfi,
Depok.
Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai