Anda di halaman 1dari 2

Rambat yang Selingkuh dengan Penjaga Stan Bazar Buku

‘Cinta itu terbangun dari banyak komponen, dan kesedihan adalah salah satunya. Kalau isinya hanya
yang bahagia-bahagia thok, itu bukan cinta namanya, tapi pasar malem”(hal:103)

Rambat sudah menikah dengan Ratih selama 5th,rumah tangga mereka baik-baik saja hingga suatu ketika
semua berubah ketika Rambat bertemu dengan Eka, penjaga stan bazar buku. Pertemuan mereka
berlanjut menjadi sebuah perselingkuhan hingga sampai lima bulan tanpa diketahui oleh Ratih istrinya.
Rambat sering mengajak Eka untuk cek in hotel, setelah bergumul bersama , Rambat menerima telfon
dari Ratih yang menanyakan keberadaannya.
“Aku harus segera pulang, Ratih menungguku dirumah” ucap Rambat.
“Kalau begitu aku juga pulang” kata Eka sambil bangkit dari tempat tidurnya.
“Aku duluan, ya!” kata Rambat berpamitan kepada Eka yang sedang berdiri di depan meja
resepsionis mengurus chek out-nya.
“Hati-hati,” Jawab Eka singkat.
‘Oh ya, habis ini kamu mau kemana?”
“Sama seperti dirimu.”
“Ke mana?”
“Menemui istriku.”
(Rambat yang Selingkuh dengan Penjaga Stan Bazar Buku : Hal 51-55)

Cerita diatas adalah salah satu dari puluhan kumpulan cerita Rambat yang terangkum dalam sebuah
buku mojok karya Mas Agus Mulyadi. Seluruh cerita Rambat adalah cerita asmara yang dibumbui
perselingkuhan yang memiliki akhir cerita yang tidak pernah kita duga. Awal cerita yang seperti realitas
perselingkuhan biasa, tetapi menuju ending cerita ini sukses buat ngakak ketawa-tawa sendiri ketika
membacanya. Hahaha

Buku yang hanya berukuran 12x18 cm dengan 115 halaman ini cuma butuh sekitar 30 menit
membacanya. Pastinya ketika kalian baca pertama dijamin tidak akan berhenti sampai akhir. Cerita
Rambat ini cocok dibaca buat kalian yang sedang lelah pikir, murung karena patah hati, atauu emm
gabut tidak ada yang ingin dilakukan seperti saya. Haha.

Salah satu cuplikan cerita Rambat yang lain,berjudul “Akhirnya Rambat Jajan untuk Menghilangkan
Kebosanan” (Hal : 85-90)

Rambat dan Prayit adalah sahabat masa kecil hingga dewasa bahkan sampai mereka masing masing
menikah dan secara kebetulan menjadi tetangga. Suatu ketika Prayit mengajak Rambat untuk “Njajan”
seperti sebelum mereka menikah. Singkat cerita Prayit sudah memboking hotel dan akan “njajan”
bergantian dengan Rambat. Rambat terlebih dulu yang mencoba “Sisca”. Dua puluh menit berlalu,
Rambat pun keluar dari kamar dan memberitahu Prayit.
“Yit, giliranmu,” kata Rambat.
“Gimana rasanya? Mantap?” Tanya Prayit.
“Mantap apanya, mengecewakan. Permainannya masih kalah lincah ketimbang Lastri istriku.”
Lima belas menit berlalu. Prayit tampak sudah keluar dari hotel dan langsung mendatangi Rambat.
“Gimana?” Tanya Rambat.
“Bener katamu, Mbat!” jawab Prayit.
“Bener gimana?” Tanya Rambat lagi.
“Mainnya masih kalah lincah ketimbang Lastri istrimu!”

Selain cerita Rambat, diakhir cerita ada tiga curhatan tentang asmara yang dijawab oleh Mas Agus
dengan bijaksana. Eciee. Salah satu curhatannya berjudul “Dilema mencintai pacar kawan sendiri”.
Suami mbak Kalis ini memang dikenal sebagai suami yang humoris, terlihat dari setiap cuitan-cuitan Mas
Agus dan mbak Kalis di twitter. Cerita lengkapnya bisa kalian baca sendiri di bukunya ya..

Terimakasih juga kepada Mas Hadi yang sudah meminjamkan buku ini pada saya. Lain kali saya akan
pinjam juga yang lainnya. Hehehe

-elok shofia-

Anda mungkin juga menyukai