Anda di halaman 1dari 9

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

Expo Center Sulawesi Tengah

Nursitamsu
F 221 18 173
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan aktivitas masyarakat Kota sulawesi tengah dalam 5 tahun terakhir
menunjukkan kemajuan yang sangat menggembirakan. Beberapa event budaya dalam
lingkup lokal, nasional maupun internasional mampu meningkatkan gairah ekonomi
masyarakatnya. Berbagai usaha jasa bisnis berkembang, termasuk jasa hotel, konvensi
dan pameran. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi kontributor kedua dalam
perekonomian Kota palu dengan tingkat pertumbuhan yang paling tinggi. Prestasi
tersebut tidak terlepas dari semngat kota Solo yang konsern terhadap perwujudan Kota
palu menjadi kota budaya. Sejak tahun 2007 kota palu secara rutin menyelenggarakan
eventevent budaya yang berskala tradisional. Kota palu merupakan daerah tujuan wisata
yang potensial. Hal ini tentu saja menimbulkan dampak Gedung-gedung bertingkat
menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Berdasarkan riset sebuah
lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung
bertingkat.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV


2. RUMUSAN MASALAH
Gedung yang menampung kegiatan Konvensi dan Exhibisi yang ada di
kota palu saat ini dirasa masih sangat minim kapasitas dan fasilitas. Sedangkan
pertumbuhan industri dan festival-festival kebudayaan bertaraf international
sedang mengalami perkembangan yang cukup menjanjikan. Untuk itu diperlukan
kehadiran suatu gedung ekhibisi dan konvensi di kota palu sulawesi tengah yang
representatif yang mampu menampung kebutuhan dari para stakeholder.

3. TUJUAN
Tujuan dari pembangunan gedung Solo Exhibition and Convention
Center ini untuk menjawab keresahan yang timbul di masyarakat kota solo
khususnya menyangkut kegiatan konvensi dan ekshibisi. Disinyalir keberadaan
gedung-gedung konvensi dan ekshibisi di kota Solo yang dirasa kurang tidak
hanya dapat mematikan potensi kegiatan wisata MICE di kota Solo tetapi juga
dapat menimbulkan tanggapan negative masyarakat seputar upaya pemerintah
dalam mewujudkan kota Solo sebagai kota wisata dan budaya. Untuk itu
keberadaan gedung Solo exhibition and Convention Center ini dirasa sangat
penting sebagai wadah untuk menampung berbagai kegiatan konvensi, ekshibisi
maupun berbagai pertunjukan kebudayaan yang memerlukan kapasitas jumlah
pengunjung hingga ribuan orang.
4. Definisi ExPO CENTER
Merupakan bangunan komersial dengan fungsi utama sebuah ruang
serbaguna yang sifat pemakaiannya insidental, artinya kegiatan yang dapat diwadahi
tidak secara rutin diselenggarakan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan berbagai jenis kegiatan, seperti pameran, pertemuan-pertemuan
berskala besar seperti konferensi dan pertemuan berskala kecil seperti seminar,
workshop, dan rapat perusahaan sebagai fokus utama. Selain itu, bangunan ini dapat
dipergunakan untuk resepsi pernikahan, acara wisuda, kegiatan pertunjukan seperti
konser musik dan berbagai jenis kegiatan lainnya. Fungsi utama dilengkapi dengan
fasilitas penunjang yang bersifat komersial, seperti ruang pertemuan, retail-retail
KOTA PALU SULAWESI TENGAH yang berfungsi mendukung keseluruhan fasilitas
agar dapat menghidupkan aktifitas ketika ruang serbaguna tidak disewakan.
5. Fasilitas ExPOCenter

Menurut Fred Lawson (1981:49) fasilitas yang tersedia dalam EXPO CENTER adalah sebagai

berikut :

 Memiliki satu atau dua auditorim besar dengan kapasitas 1000 sampai 3000 tempat duduk

 Dua atau tiga hall pertemuan dengan kapasitas sedang 200-500 tempat duduk

 Empat sampai sepuluh ruang pertemuan dengan kapasitas 20-50 tempat duduk

 Hall ekshibisi dengan luas dan spesifikasi tertentu

 Service Food (restaurant, coffee bar) untuk peserta konvensi

 Monitor televisi, broadcasting

 Pelayanan pos, pers, conference organizers untuk delegasi

 Pelayanan sekretariat untuk kongres

 Pelayanan penggandaan, printing, dan pelayanan penerjemah bahasa

 Pelayanan display dan pelayanan ekshibisi

 Pelayanan recording, filming dan publisitas


5. Tinjauan Green Architecture
Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture : Design
for A Sustainable Future” , ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green
Architecture:
A. Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan
pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan
bakar dari fosil.
B. Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan iklim
dan sumber daya energy alam.
C. Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan
sumber daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal
(arsitektur) lainnya.
D. Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia
didalamnya
KELEMBAGAAN EXPO CENTER

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR UTAMA
SEKRETARIS KEPALA KEUANGAN DAN ADMINISTRASI

DEVENISI TEKNIKAL
KEPALA PEMASARAN DEVENISI KEAMANAN

KEPALA PENGELOLAH
KEPALA PELAYANAN DAN KEPALA ME
BANGUNAN
OPERASIONAL

STAF STAF STAF STAF


KONSEP PERANCANGAN
KONSEP
KONSEP
PEMILIHAN LOKASI MAKRO
IN-PUT ANALISIS OUT-PUT

RENCANA TATA RUANG


 TUJUAN SULAWESI TENGAH

UNTUK MENENTUKAN LOKASI YANG


SESUAI DENGAN PEMBANGUNAN
EXPO CENTER SULAWESI TENGAH
A. KOTA PALU
 DASAR PERTIMBANGAN
a) LOKASI YANG SESUAI DENGAN EXPO
B. MOROWALI
CENTER KOTA PALU YANG
DIPERUNTUKKAN BAGI SEMUA
KEGIATAN ATAU JASA PELAYANAN.
b) PENCAPAIAN MUDAH SEHINGGA
MUDAH DIJANGKAU MASYARAKAT.
c) TERSEDIANYA SARANA DAN PRASARANA LOKASI TERPILIH
UTILITAS SEPERTI AIR KOTA PALU
BERSIH,LISTRIK,TELEPON,DAN RIOL
KOTA SEHINGGA DAPAT MENUNJANG A. KOTA PALU B. MOROWALI
KEGIATAN DIDALAM EXPO CENTER INI
d) VIEW YANG BAIK

 KRITERIA
a) PENCAPAIAN MUDAH,BERADA
PADA JALUR TRANSPORTASI
b) TERSEDIA JARINGAN UTILITAS ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
TERMASUK KHAWASAN JLN TRANS TERMASUK KHAWASAN JLN TRANS
c) VIEW YANG BAIKI
DILALUI OLEH TRANSPORTASI DILALUI OLEH TRANSPORTASI
DAN MUDAH DIJANGKAU
MEMILIKI VIEW YANG BAIK

Anda mungkin juga menyukai