Anda di halaman 1dari 84

Inhouse Training

Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara


Bappeda Jabar, Jumat, 23 September 2022

Kota Transit

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
2022
Latar Belakang
Konteks Global
(PDF) Urban nature benefits – Opportunities for improvement of health and wellbeing in times of global change (researchgate.net)
(PDF) Urban nature benefits – Opportunities for improvement of health and wellbeing in times of global change (researchgate.net)
Introduction to Urban Economics; The
Monocentric City Model
(nathanschiff.com)
Kesan Kota Transit
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180823184458-269-
324432/rekomendasi-kegiatan-saat-transit-di-10-kota-populer.
1. Lisboa, Portugal

Tarif taksi di Lisboa bisa dibilang murah dibandingkan negara


Eropa lainnya. Segera langkahkan kaki ke lobi bandara untuk
naik taksi menuju pusat kotanya.

Kalau punya waktu transit sekitar tiga sampai enam jam turis
bisa mengunjungi Praça do Império, kawasan museum, kanal,
restoran dan pertokoan yang populer.
2. Toronto, Kanada

Tak ada yang lebih nikmat daripada bersantai sambil minum bir.
Jika situasinya sedang transit di bandara Kanada, ada Great
Lakes Brewery yang bisa ditempuh dengan jarak sekitar 10
menit.

Kalau punya waktu lebih dari empat jam, bisa juga mendatangi
ikon kota Toronto, yakni CN Tower.
3. Reykjavik, Islandia

Objek wisata populer Blue Lagoon hanya berjarak sekitar 20


menit dari bandara Islandia.

Sebelum menempuh perjalanan pulang yang panjang ada


baiknya untuk menghabiskan waktu berendam di sana.
4. Amsterdam, Belanda

Tak ada kemacetan berarti dari bandara ke pusat kota


Amsterdam. Perjalanan kereta dari bandara bisa ditempuh
sekitar 20 menit.

Ada banyak kegiatan wisata yang seru selama di Amsterdam,


salah satunya ialah berkeliling dengan sepeda
5. San Francisco, California

Bandara San Francisco berada dekat dengan pusat kota. Kalau


punya waktu transit beberapa jam di sini, turis tetap bisa
berkeliling ke Golden Gate Bridge, Fisherman's Wharf atau
Embarcadero District.
6. Singapura

Waktu transit di Singapura biasanya hanya berdurasi sekitar


tiga jam atau kurang. Bagi yang merasa was-was ketinggalan
pesawat, menghabiskan waktu di bandaranya juga dapat
menjadi pilihan.

Di Bandara Changi turis bisa berenang sampai belanja.


7. Helsinki, Finlandia

Dalam waktu transit empat jam dijamin turis tetap bisa


merasakan Helsinki dalam waktu singkat.

Dengan menumpang kereta bandara selama 30 menit turis bisa


langsung ke pusat kota. Di sana turis bisa mendatangi sejumlah
objek wisata yang populer seperti Lutheran Cathedral atau
National Library.
8. Abu Dhabi, UEA

Kalau cuma punya waktu tiga jam transit di sini, turis bisa
mendatangi ikon negaranya, Sheikh Zayed Grand Mosque
Center, yang hanya berjarak 20 menit perjalanan dari bandara.

Di sini juga tersedia tur sambil berjalan kaki. Rata-rata waktu


yang diperlukan sekitar 45 menit per sesi, sehingga tetap bisa
kembali ke bandara tanpa perlu terlambat
9. Dubai, UEA

Ada banyak objek dan atraksi wisata di Dubai, tinggal


didatangai sesuai kemampuan dompet atau ketersediaan
waktu.

Tapi jarak antar satu tempat ke tempat lainnya tak terlalu jauh,
bahkan ada yang hanya berjarak sekitar 20 menit perjalanan
dari bandara.

Berfoto dari Burj Khalifa atau berbelanja di mal bisa dijadikan


kegiatan pengusir waktu saat transit.
10. Hong Kong

Jalur keret di Hong Kong lumayan bisa diandalkan bagi turis


yang gemar keliling kota.

Kalau memiliki waktu transit sekitar delapan jam, turis bisa


langsung naik kereta untuk berkunjung ke destinasi wisata
populer di sana, seperti Kowloon atau Pulau Hong Kong,
termasuk Victoria Peak.
Tantangan Terkini
Konteks Indonesia
Literature Review
Konteks Publikasi Internasional
Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) pada Penataan Kota - perkim.id
Buku ini berupaya untuk
lebih memudahkan mereka
yang membutuhkan bahan
bacaan ataupun pendalaman This book seeks to make it
materi dari salah satu easier for those who need
bahasan dalam perencanaan reading material or deepen
wilayah dan kota yang material from one of the
berkaitan dengan kota dan discussions in regional and city
transit dalam Bahasa planning related to cities and
Indonesia, karena buku ini transit in Indonesian because
berupaya untuk this book seeks to collect
mengumpulkan bahan materials related to cities and
bahan terkait dengan kota transit so that they can then be
dan transit untuk kemudian used. for research, or scientific
dapat dimanfaatkan bagi studies in the Indonesian
riset, atapun studi ilimiah context. It is hoped that the
bagi konteks Indonesia. author of this book can
Besar harapan penulis buku contribute to producing studies
ini dapat berkontribusi untuk related to the structure of
melahirkan studi-studi urban space, movement
terkait dengan struktur patterns or urban mobility, job
ruang kota, pola pergerakan housing mismatch or job
ataupun mobilitas housing balance, when urban
perkotaan, job housing planning must always carry the
mismatch ataupun job concept of sustainability,
housing balance, dikala including adopting global
perencanaan kota harus sustainable development goals
senantiasa mengusung (Sustainable). Development
konsep berkelanjutan Goals = SDGs).
termasuk pula dalam
mengadopsi tujuan
pembangunan berkelanjutan
global (Sustainable
Development Goals=SDGs).
From beasts of burden to metro cars: 150 years of public transportation in Montreal (concordia.ca)
Bab 1 Chapter 1
Pendahuluan Introduction

Bab 2 Transformasi Chapter 2


Kota City Transformation

Chapter 3
Bab 3
Technology,
Teknologi,
Industrialization, and
Industrialisasi, dan
Modes of
Moda Transportasi
Transportation
Chapter 4
Bab 4 Perkembangan
City System, Transit,
Sistem, Transit, dan
and Network
Jejaring Kota
Development

Bab 5 Penutup Chapter 5


Kompetensi, dan Competency and
Dinamika Perencana Dynamics of Planners
(PDF) Demand-side Characterization of the Smart City for Energy Modelling (researchgate.net)

Embracing a Smart City


The city as a system - PLEASE VISIT MY NEW SITE:
System-of-Systems
HTTPS://GEOGRAPHYCASESTUDYSITE.WORDPRES Approach - Enterra
S.COM/ (weebly.com) Solutions
(PDF) From medieval Cairo to modern Masdar City: Lessons learned through a comparative study (researchgate.net)
Gambar 2.9 Perbedaan Kota Tradisional dan Modern Figure 2.9 The Difference between Traditional and Modern City
Kota Tradisional Aspek Kota Modern Traditional City Aspect Modern City

Kota disusun dengan Kota disusun dengan Cities are arranged with a Cities are structured by
pemusatan bangunan Ruang/ memusatkan institusi dengan concentration of symbolic Space/ centralizing institutions with
Morfologi kemampuan teknologi Morphology
simbolis (istana, benteng, buildings (palaces, forts, communication and movement
komunikasi dan pergerakan
gedung) buildings) technology (CBD) capabilities
(CBD)

Sistem perdagangan yang


Sistem tukar menukar dan A broad and complex trading
luas dan kompleks serta Simple exchange and
sistem keuangan yang Ekonomi Economy system and specific to
spesifik pada beberapa financial system
sederhana several sectors
sektor

Otoritas besifat tradisional Otoritas bersifat legal/rasional Authority is traditional and


Authority is legal/rational and
dimana pengetahuan dan kekuasaan dikelola oleh knowledge is monopolized by
dimonopoli oleh ahli tertentu Politik para kapitalis, teknokrat, dan certain experts and the law is Politic power is managed by capitalists,
technocrats, and bureaucrats
dan hukum yang represif birokrat repressive

The pattern of relationships


Pola hubungan melibatkan Pola hubungan melibatkan The pattern of relationships
Sosial individu sebagai unit yang
Socio- involves individuals as a unit
keluarga yang memiliki budaya involves families that have a who has a heterogeneous
homogen Budaya memiliki budaya heterogen homogeneous culture cultural
culture

Sumber: Zahnd, 1999 Source: Zahnd, 1999


Land
Sumberdaya Resources

Population and economic agglomeration


lahan

Aglomerasi penduduk dan ekonomi

Science and technology


Environment
Perkembangan iptek

lingkungan

development
Activities
Aktivitas
Investment
Gaya Lifestyle
investasi
hidup
Capital Human
Sumberdaya Sumberdaya Resources
resources
modal manusia

Monocentric Polycentric
Monosentrik Polisentrik
Space
Ruang
Economy Politic
Ekonomi Politik Socio-
Sosial Cultural
Budaya
(PDF) Determinants of the development of slow cities in Poland (researchgate.net)
Curbing urban sprawl to
make cities more
sustainable | ASU News

Symmetry | Free Full-Text | Comparative


Study of Urban Area Growth: Determining the
Key Criteria of Inner Urban Development |
HTML (mdpi.com)
Optimizing Urban Jungles - Urban Mobility via Multilayer Networks | Department of Network and Data Science (ceu.edu)
Penduduk Population

Sistem kota City System

Kota
dengan Kota dengan City with City with a

Infrastructure and transportation systems


Sistem infrastruktur dan transportasi

sistem sistem sirkuler linear circular


linier system system

Tata guna lahan


sistem transportasi Balanced and

Land Use
Kendaraan Angkutan Private intelligent Public
berimbang dan
pribadi umum vehicle transportation transportation
cerdas
system

Monosentris Polisentris Monosentric Polysentric

Struktur City spatial


ruang kota structure

Aktivitas Activities
ResearchGate
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)

Type I (Completely motorized). This spatial structure is characterized by low to average land use densities. The automobile-oriented network
assumes free movements between all locations. Public transit has a residual function, while a significant share of the city is occupied by
infrastructures servicing the automobile, notably highways, on-street parking, and parking lots surrounding activity centers. Thus, most activities are
designed to be accessed by the automobile, which requires a massive network of high capacity highways, underlining that urban efficiency and
productivity are dependent on road accessibility. Secondary roads converge at highways, along which small centers are located, notably nearby
interchanges. This system reflects North American cities where urban growth occurred in the second half of the twentieth century, such as Los
Angeles, Phoenix, Denver, and Dallas.
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)

Type I (Completely motorized). Struktur spasial ini dicirikan oleh kepadatan penggunaan lahan yang rendah hingga rata-rata. Jaringan berorientasi
mobil mengasumsikan pergerakan bebas di antara semua lokasi. Angkutan umum memiliki fungsi residual, sementara bagian kota yang signifikan
ditempati oleh infrastruktur yang melayani mobil, terutama jalan raya, parkir di badan jalan, dan tempat parkir di sekitar pusat aktivitas. Dengan
demikian, sebagian besar kegiatan dirancang untuk dapat diakses oleh mobil, yang membutuhkan jaringan jalan raya berkapasitas besar yang besar,
menggarisbawahi bahwa efisiensi dan produktivitas perkotaan bergantung pada aksesibilitas jalan. Jalan sekunder bertemu di jalan raya, di mana
pusat-pusat kecil berada, terutama simpang susun di dekatnya. Sistem ini mencerminkan kota-kota Amerika Utara di mana pertumbuhan perkotaan
terjadi pada paruh kedua abad kedua puluh, seperti Los Angeles, Phoenix, Denver, dan Dallas.
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)
Type II (Weak center). Average land use densities and a concentric pattern are the main characteristics of such urban areas. The central
business district is relatively accessible by the automobile and is the point of convergence of the transit system, which tends to be under-
used and requiring subsidies. Most urban areas cannot be cost-effectively serviced with a transit system, so services are often oriented
along major corridors. More recently, ring roads favored the emergence of a set of small centers at the periphery, notably at the
convergence of radial lines. Some of them are effectively competing with the central business district for the location of economic
activities. This system is often related to older cities that emerged in the first half of the twentieth century and were substantially impacted
by motorization, such as Melbourne and San Francisco.
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)
Type II (Weak center). Kepadatan penggunaan lahan rata-rata dan pola konsentris merupakan karakteristik utama dari kawasan
perkotaan tersebut. Kawasan pusat bisnis relatif mudah diakses oleh mobil dan merupakan titik konvergensi sistem transit, yang
cenderung kurang dimanfaatkan dan membutuhkan subsidi. Sebagian besar wilayah perkotaan tidak dapat dilayani secara hemat biaya
dengan sistem transit, sehingga layanan sering kali berorientasi di sepanjang koridor utama. Baru-baru ini, jalan lingkar mendukung
munculnya serangkaian pusat kecil di pinggiran, terutama pada konvergensi garis radial. Beberapa di antaranya secara efektif bersaing
dengan kawasan pusat bisnis untuk lokasi kegiatan ekonomi. Sistem ini sering dikaitkan dengan kota-kota tua yang muncul pada paruh
pertama abad kedua puluh dan secara substansial dipengaruhi oleh motorisasi, seperti Melbourne dan San Francisco.
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)

Type III (Strong center). This spatial structure characterizes cities with high land use density and high accessibility levels to urban transit. There are
thus relatively fewer highways and parking spaces in central areas, where a set of high capacity public transit lines are servicing most of the mobility
needs. Thus, the productivity of this urban area is mainly related to the efficiency and accessibility of its public transport system. The convergence of
radial roads and ring roads favors the emergence of secondary centers, where locate activities that could no longer be able to afford the high costs
related to the central district. This system characterizes cities having important commercial and financial functions and having grown in the 19th
century, such as Paris, New York, Toronto, Tokyo, Sydney, and Hamburg. It also characterizes cities that recently undertook a fast wave of
urbanization, such as in China; the traditional high-density core is complemented by the setting of sub-centers in a lower density setting.
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)

Type III (Strong center). Struktur spasial ini mencirikan kota-kota dengan kepadatan penggunaan lahan yang tinggi dan tingkat aksesibilitas yang
tinggi untuk transit perkotaan. Dengan demikian, jalan raya dan tempat parkir di pusat kota relatif lebih sedikit, di mana serangkaian jalur angkutan
umum berkapasitas tinggi melayani sebagian besar kebutuhan mobilitas. Dengan demikian, produktivitas kawasan perkotaan ini terutama terkait
dengan efisiensi dan aksesibilitas sistem transportasi publiknya. Konvergensi jalan radial dan jalan lingkar mendukung munculnya pusat-pusat
sekunder, di mana menemukan kegiatan yang tidak lagi mampu membayar biaya tinggi yang terkait dengan distrik pusat. Sistem ini mencirikan kota-
kota yang memiliki fungsi komersial dan keuangan yang penting dan tumbuh pada abad ke-19, seperti Paris, New York, Toronto, Tokyo, Sydney, dan
Hamburg. Ini juga mencirikan kota-kota yang baru-baru ini mengalami gelombang urbanisasi yang cepat, seperti di Cina; inti kepadatan tinggi
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)

Type IV (Traffic limitation). Represents urban areas that have implemented traffic control and modal preference strategies in their spatial structure. Commonly, the central
area is dominated by public transit. Limitations in automobile usage in central areas are enforced for a variety of reasons, such as preserving its historical character or avoiding
congestion. Through a “funnel” effect, the capacity of the road transport system is reduced, the closer one gets to the central area. Public transit is used in central areas, while
individual transportation takes greater importance in the periphery. Between suburbs and the central city are interfaces connecting individual (automobile) and collective forms
of transportation or between low capacity collective transportation (bus) and high capacity collective transportation (metro, rail). Several cities are implementing this strategy,
namely through congestion pricing, as it keeps cars from the central areas while supporting the bulk of the mobility in the suburbs. This system typifies cities having a long
planning history favoring public transit. London, Singapore, Hong Kong, Vienna, and Stockholm are good examples of this urban transport structure.
Transportation and the Urban Spatial Structure | The Geography of Transport
Systems (transportgeography.org)

Type IV (Traffic limitation). Mewakili kawasan perkotaan yang telah menerapkan strategi pengendalian lalu lintas dan preferensi moda dalam struktur spasialnya. Umumnya,
wilayah tengah didominasi oleh angkutan umum. Pembatasan penggunaan mobil di area pusat diberlakukan karena berbagai alasan, seperti melestarikan karakter historisnya
atau menghindari kemacetan. Melalui efek “corong”, kapasitas sistem transportasi jalan berkurang, semakin dekat ke daerah pusat. Angkutan umum digunakan di daerah
pusat, sementara transportasi individu lebih penting di daerah pinggiran. Antara pinggiran kota dan pusat kota adalah antarmuka yang menghubungkan bentuk transportasi
individu (mobil) dan kolektif atau antara transportasi kolektif berkapasitas rendah (bus) dan transportasi kolektif berkapasitas tinggi (metro, kereta api). Beberapa kota
menerapkan strategi ini, yaitu melalui kemacetan harga, karena menjaga mobil dari daerah pusat sekaligus mendukung sebagian besar mobilitas di pinggiran kota. Sistem ini
melambangkan kota-kota yang memiliki sejarah perencanaan panjang yang mendukung angkutan umum. London, Singapura, Hong Kong, Wina, dan Stockholm adalah contoh
yang baik dari struktur transportasi perkotaan ini.
Ketika industrialisasi dan sistem angkutan massal pertama
berkembang di kota-kota tradisional yang memiliki kepadatan Prinsip-prinsip Calthorpe (1993) tentang pengembangan
tinggi, dengan harga mobil masih belum terjangkau oleh berorientasi transit:
mayoritas penduduk. Layanan transportasi umum sangatlah • Mengatur pertumbuhan di tingkat regional agar kompak dan
penting bagi penduduk, pola urbanisasi akan terbentuk transit mendukung.
disepanjang jalur trem atau kereta api. Berkebalikan dengan • Tempatkan komersial, perumahan, pekerjaan, taman, dan
hal tersebut semakin marakanya kendaraan pribadi berupa penggunaan sipil dalam jarak berjalan kaki dari halte transit.
mobil, bentuk permukiman yang tersebar menjadi sangat luas • Membuat jaringan jalan ramah pejalan kaki, yang secara
dan menciptakan perumahan, pusat ritel dan bisnis yang langsung
tercluster dengan terhubung oleh jalan raya (Ibraeva, Correia, • menghubungkan tujuan lokal.
Silva, & Antunes, 2020). Dalam kawasan perkotaan di seluruh • Menyediakan beragam jenis perumahan, kepadatan dan
dunia, stasiun dan sekitarnya menjadi fokus dalam sistem biaya.
transportasi yang terintegrasi dan upaya pengembangan guna • Melestarikan habitat sensitif, zona riparian dan ruang terbuka
lahan, Baik itu berupa transit oriented development seperti di berkualitas tinggi.
Amerika dan Australia, maupun pengembangan kawasan • Menjadikan ruang publik fokus pada orientasi bangunan dan
sekitar stasiun kereta dan titik pergantian transportasi umum aktivitas lingkungan.
seperti di Eropa, Amerika Latin, Asia Timur, dan lainnya. Sebuah • Mendorong infill dan pembangunan kembali di sepanjang
kombinasi antar faktor heterogen yang saling berkaitan dalam koridor transit di lingkungan yang ada.
pengembangan proyek perkotaan terkait stasiun (Bertolini &
Clereq, 2003).
Technology in Transit | U.S. GAO
Ageing is changing transport. Japan shows how we can adapt | World Economic Forum (weforum.org)
Jarak, waktu Distance,
dan biaya time, and
cost

Tata guna Prilaku Land Use Travel


lahan perjalanan behavior

Teknologi Transit Technology Transit

Kendaraan Kendaraan Motorized Non-


tidak bermotor
bermotor Vehicle motorized
dan pejalan
kaki vehicles
and pedes-
Kondisi khusus
Kondisi sosial trians
(luar biasa) Exceptional Socio-economic
ekonomi Conditions conditions

Asal dan tujuan Origin and


perjalanan destination of
the trip
Dinamika perkembangan kemampuan merencana The dynamics of the development of planning skills

Memahami alasan pentingnya Memahami kendala-kendala klasik Understand why planning is Understand the classic
merencana dalam merencana important constraints in planning

Penilaian kompetensi/perencana Planner competency assessment

Anticipate the uncertain


Peningkatan kapasitas secara menerus Antisipasi kondisi ketidakpastian Continuous capacity building
conditions

Pemahaman persoalan lokal secara Mampu mengintegrasikan Systematic understanding of Able to integrate the
sistematik pengarusutamaan SDGs local issues mainstreaming of SDGs

Tantangan perencanaan kota transit Transit city planning challenges


Mantan CEO Twitter juga ditanya
terkait seperti apa operasional
Twitter yang dia inginkan. Dorsey
lantas menjawab bahwa Twitter
seharusnya menjadi "protokol"
dan tidak boleh dimiliki oleh
negara atau perusahaan lain.
Yang dimaksud protokol adalah
bahwa Twitter menjadi semacam
patokan yang tidak dikelola oleh
satu entitas. Praktik ini seperti e-
mail yang dapat digunakan siapa
saja, terlepas dari penyedia
layanan emailnya yang berbeda,
sehingga siapa pun dapat
berkomunikasi satu sama lain
menggunakan e-mail.
FRAMEWORK

Thetrends
we need to
act on now
Daftar tren prioritas tinggi yang perlu ditindak lanjuti oleh para perencana
sekarang sangatlah panjang. Pandemi COVID-19 bukan satu-satunya alasan
untuk itu. Peningkatan masalah kesehatan mental naik ke atas dan
mencerminkan akses yang tidak adil ke alam, kurangnya perumahan yang
terjangkau, dan kebutuhan untuk desain yang lebih inklusif. Digitalisasi
segalanya memacu restrukturisasi ekonomi besar-besaran dan menimbulkan
risiko menciptakan ketidakadilan tambahan di masyarakat. Selain itu,
polarisasi politik membuat sulit untuk menetapkan kebijakan dan tindakan
yang efektif untuk memerangi darurat iklim, ancaman terbesar abad ini.
FRAMEWORK

Thetrends
we need to
prepare for
Ada lusinan inovasi teknologi dan sosial di cakrawala. Sekarang saatnya
bagi para perencana untuk mulai mempersiapkannya, mengadopsi
kompetensi dan pengetahuan tentang cara menanganinya, dan
memberikan kebijakan yang diperlukan untuk
mengimplementasikannya secara adil. Inovasi sosial, seperti berbagai
program investasi komunitas sektor swasta yang berbeda, harus
digunakan untuk mendukung individu dalam komunitas yang paling
membutuhkannya. Inovasi teknologi seputar kecerdasan buatan,
transportasi otomatis, dan analitik data perlu dipahami dan digunakan
secara inklusif dengan mempertimbangkan hasil yang adil.

29 | 2022 Trend Report | A P A | Lincoln Institute of Land Policy


The signals
FRAMEWORK

we need to
learn about
and watch
Sementara masa depan lebih tidak dapat diketahui daripada
sebelumnya, ada beberapa sinyal di cakrawala yang harus
kita pelajari lebih lanjut dan terus awasi, karena mereka
memberi kita petunjuk tentang bagaimana masa depan
mungkin terungkap. Banyak dari mereka terkait dengan
inovasi teknologi seperti pencetakan 3D, metaverse,
robotika, dan privatisasi luar angkasa. Yang lain menginspirasi
kami untuk mencoba solusi baru untuk tantangan sosial dan
lingkungan, seperti inovasi pendanaan komunitas yang adil
dan pasar hijau yang sedang berkembang. Pergeseran
ekonomi selama pandemi meninggalkan kita dengan banyak
pertanyaan yang belum terjawab dan banyak skenario yang
masuk akal untuk masa depan.

38 | 2022 Trend Report | A P A | Lincoln Institute of Land Policy


The
future of Planning

planning Competencies
and Skills

Tren upskilling dan reskilling akibat digitalisasi dan


penggerak perubahan lainnya disebutkan dalam PlanTech:
klaster tren Restrukturisasi Ekonomi. Profesi Updating the
perencana juga harus berkembang, termasuk Planner’s Toolkit
keahlian yang membuat perencana yang baik,
proses dan metodologi yang diterapkan perencana
dalam pekerjaan mereka, dan alat yang dapat Conclusion
mereka gunakan untuk membuat perencanaan
lebih efisien dan efektif. Prioritas dan tujuan
perencanaan juga perlu disesuaikan dengan dunia
yang terus berubah.
Planning Competencies and Skills
Planning for change
and the need for agility
Selama pandemi COVID-19, banyak
keputusan penggunaan lahan harus
diselesaikan lebih cepat daripada proses
biasa, yang dimungkinkan melalui
perintah darurat.

Increased complexities require


interdisciplinary collaboration
Dengan peningkatan pergeseran dan
perubahan di kelima kategori tren dan potensi
tinggi untuk gangguan berkelanjutan,
tantangan perencanaan dan tugas
perencanaan menjadi semakin kompleks.
Untuk dapat merespon kompleksitas di sekitar kita, perencana
semakin berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain, termasuk disiplin
ilmu di luar profesi lingkungan binaan yang biasa (misalnya,
seniman, psikolog, pakar IT, pakar kesehatan masyarakat, dll.).

Human skills
Meningkatnya kompleksitas tantangan
masyarakat juga mempengaruhi cara
perencana berkomunikasi dengan masyarakat
yang mereka layani dan meningkatnya
kebutuhan akan inklusi dan solusi yang adil.
Hubungan dengan individu-individu dari suatu komunitas
adalah mata rantai terpenting menuju kesuksesan. Para
perencana harus mempertimbangkan konsep-konsep seperti
perencana warga dan kreasi bersama partisipatif untuk cara-cara
pelibatan masyarakat yang lebih aktif dan adil.
PlanTech: Updating the Planner’s Toolkit
Scenario planning tools Diminished reality
Perencanaan skenario menjadi semakin Diminished reality (DR) adalah bentuk augmented
populer sebagai metodologi untuk memahami reality yang menyembunyikan elemen yang ada dari
masa depan. Untuk memahami tren yang lingkungan fisik. Contoh untuk alat yang ada termasuk
tercantum dalam laporan tren ini, perencana earphone peredam bising atau kacamata
dapat menggunakan perencanaan skenario dan
menyiapkan rencana untuk beberapa skenario masa depan yang pintar. DR dapat menjadi alat yang menarik bagi para perencana untuk
masuk akal dari komunitas mereka. Bergantung pada bagaimana memvisualisasikan seperti apa suatu komunitas dalam keadaan tertentu.
tren berkembang dari waktu ke waktu, ini memungkinkan
perencana untuk berputar dan menyesuaikan secara real-time.
Drone technology
(Smart) city digital twins Drones diasumsikan sebagai salah satu peralatan dalam
IBM mendefinisikan kembaran digital sebagai
hal otomasi transportasi. Sebagai tambahan, drones
“representasi virtual dari objek atau sistem
dapat digunakan sebagai alat bantu perencanaan untuk
fisik di seluruh siklus hidupnya, menggunakan
survey, real-time mapping, dan pengumpulan data
data waktu nyata untuk memungkinkan
(tentu saja ada aturan tentang penggunaannya).
pemahaman, pembelajaran, dan penalaran.”
Dalam konteks perencanaan, kembar digital kota dan kembar
digital kota pintar dari seluruh kota dapat digunakan untuk Commercial quadrupedal robots
simulasi, eksperimen virtual, dan pengujian untuk Robot telah disebutkan dalam berbagai contoh di seluruh
mengoptimalkan rencana atau kebijakan. Selain itu, mereka dapat
meningkatkan visualisasi dan meningkatkan presentasi dan laporan ini. Sementara mereka telah digunakan untuk
elaborasi rencana selama proses keterlibatan masyarakat. Platform proses manufaktur tertentu untuk sementara waktu, inovasi
untuk membuat kembar digital kota tersedia dari perusahaan terbaru—robot berkaki empat komersial—bisa segera
seperti Esri, Cityzenith, Bentley Systems, dan lainnya. menjadi bagian dari perangkat perencana.
Virtual reality and game engines Ini adalah robot berkaki empat yang terlihat seperti anjing dan dapat bergerak di
Pasar untuk virtual reality (VR) dan medan yang sulit. Jika dikerahkan dengan cara yang benar, adil dan dengan
mempertimbangkan anggota masyarakat, anjing robo ini dapat berfungsi
augmented reality (AR) diperkirakan akan
sebagai alat yang sangat berguna untuk berbagai kegiatan perencanaan. Mirip
tumbuh secara substansial dalam dekade dengan drone, robot ini dapat memetakan lingkungan, menavigasi medan
berikutnya. Alat VR dan AR dapat yang sulit, dan berinteraksi dengan objek baik di lingkungan alami maupun
berguna untuk meningkatkan visualisasi buatan. Perencana dapat mempertimbangkan aplikasi untuk inspeksi dan
rencana dan kebijakan serta membuat kondisi kompleks survei di medan yang sulit, pemeliharaan infrastruktur dan bangunan, dan
dapat dipahami melalui pengalaman. tanggap darurat atau pemulihan bencana.
terimakasih
Ir. Ridwan Sutriadi, ST., MT., Ph.D., IPU.
Direktorat Pendidikan Non Reguler – ITB

Belajar sepanjang
hayat

Tersedia di ITB Press 022 2504257


Nantikan Buku-Buku Mendatang:

Anda mungkin juga menyukai