RegiliaFaura 165120207113003 ResumeFungsionalStruktral
RegiliaFaura 165120207113003 ResumeFungsionalStruktral
Teori sistem mempunyai sejarah yang bervariasi dalam sosiologi (Baecker, 2001). Jerman
Nilas Luhmann merupakan salah satu pemikir sosial dari penemuan ini. Meskipun tidak
terlalu terkenal dan berpengaruh, Kenneth Bailey (1990, 1994, 1997) juga pantas dicatat
sebagai kontributor perkembangan teori ini.)
1.2.5 Diferensiasi
Dari sudut pandang teori sistem Luhmann, ciri utama dari masyarakat modern
adalah meningkatnya proses diferensiasi sistem sebagai cara menghadapi
kompleksitas lingkungannya (Rasch, 2000). Diferensiasi adalah “Replikasi, di dalam
sistem, dari perbedaan antara sebuah sistem dan lingkungannya” (1982:230). Ini
berarti bahwa dalam sistem diferensial ada dua jenis lingkungan yang lazim untuk
semua subsistem dan sebuah lingkungan internal yang berbeda untuk masing-masing
subsistem.
Diferensiasi di dalam sistem adalah cara penanganan perubahan dalam
lingkungan. Seperti yang sudah kita lihat, masing-masing sistem harus menjaga batas-
batasnya dalam hubungannya dengan lingkungan. Jika tidak ia akan dikuasai oleh
kompleksitas lingkungannya, ambruk dan berhenti eksis. Untuk bertahan hidup,
sistem harus mampu menghadapi variasi lingkungannya. Proses diferensiasi ini berarti
meningkatkan kompleksitas sistem, karena subsistem dapat membuat hubungan yang
berbeda-beda dengan sistem lainnya. Ia menghasilkan lebih banyak variasi di dalam
sistem untuk merespon variasi di lingkungan.
Luhmann menyatakan bahwa hanya sedikit bentuk diferensiasi internal yang
telah berkembang. Dia menyebut ini segmentasi, stratifikasi, pusat-pinggiran, dan
diferensiasi fungsional. Diferensisasi-diferensiasi ini meningkatkan kompleksitas dari
sistem melalui repetisi diferensiasi antara sistem dan lingkungan di dalam sitem. Dari
segi potensi evolusionernya, bentuk-bentuk diferensiasi ini mempunyai kemampuan
yang berbeda-beda untuk menghasilkan keragaman dan karena itu menyediakan lebih
banyak pilihan untuk proses evolusi. Semakin kompleks bentuk diferensiasi akan
berpotensi mempercepat evolusi sistem.
1.2.7 Kritik
Ada sejumlah kritik terhadap teori sistem Luhmann (Bliihdom, 2000), tetapi
hanya akan meninjau empat kritik secara ringkas. Pertama, banyak teoritisi, termasuk
Jurgen Habermas, mengatakan bahwa yang dilihat Luhmann sebagai keniscayaan
perkembangan evolusioner sesungguhnya adalah bersifat regresif dan tidak mesti
(unnecessary). Kedua, dalam teori Luhmann, diferensiasi adalah kunci untuk
mendeskripsikan perkembangan masyarakat dan meningkatnya kompleksitas sistem
sosial dalam menghadapi lingkungannya (Rasch, 2000). Tetapi, kita juga dapat
menemukan dua proses yang berbeda dalam masyarakat kontemporer. Yang satu
adalah de-dirensiasi (Lash, 1988), yaitu, proses pembubaran batas-batas antarsistem ,
misalnya antara kultur tinggi dan kultur populer. Yang satunya lagi adalah letrasi (R.
Miinch, 1987), yaitu, proses pembentukan institusi untuk memperantarai sistem-
sistem sosial. Ketiga, teori sistem Luhmann tampaknya terbatas kemampuannya untuk
mendeskripsikan relasi antarsistem. Tidak semua sistem tampak tertutup dan seperti
yang diasumsikan Luhmann. Bukan hanya beberapa sistem tampaknya bisa
menerjemahkan kode masing-masing pihak, tetapi terkadang mereka menggabungkan
sistem lain dengan elemen mereka sendiri. Terakhir, teori sistem Luhmann
mengasumsikan variasi pandangan terhadap masyarakat yang semuanya valid tanpa
kemungkinan memberi priority pada satu pandangan. (Ini menyerupai pandangan
yang dianut oleh teoritisi sosial post-modern Lyotard (1984)). Meski demikian,
Luhmann mengklaim bahwa kita mampu untuk mengembangkan pengetahuan yang
pasti tentang masyarakat yang mengamati semantik dari deksripsi diri masyarakat.