Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anastasia Sasamu

Nim : 18507034
MK : Bioteknologi B
Materi : Bioteknologi Kedokteran dan Farmasi
Tugas Terstruktur

A. Bioteknologi Kedokteran
Tidak perlu diragukan lagi, bahwa kemajuan bioteknologi dapat meningkatkan upaya
pemeliharaan kesehatan masyarakat. Penerapan industri biologi dalam bidang kesehatan
mengalami kemajuan yang mengagumkan. Berbagai aspek biologi telah dijadikan dasar
pembuatan rancangan-rancangan untuk memerangi penyakit seperti produksi berbagai obat,
antibiotik, vaksin, hormon, enzim, dan antibodi.

B. Antibiotik

Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Senyawa ini
mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.

Antibiotik digolongkan

menjadi empat kelas utama, yaitu penisilin, tetrasiklin, sefalosporin, dan eritromisin.


Penisilin dapat menghentikan infeksi oleh bakteri-bakteri yang umumnya sangat berbahaya.
Sefalosporin adalah senyawa lain yang dapat membunuh bakteri yang resisten (tahan)
terhadap penisilin. Sefalosporin, misalnya digunakan untuk melawan Staphylococcus

( bakteri penyebab pneumonia ).

Streptomisin bekerja dengan mencegah pembentukan protein pada bakteri. Antibiotik


yang dihasilkan oleh jamur Streptomyces griseus ini ditemukan oleh Selman Waksman
(1944). Streptomisin digunakan untuk mengobati tuberculosis (TBC).

Antibiotik-antibiotik di atas dapat mengakibatkan sifat resistensi (tahan) sehingga


mendorong para ahli untuk melakukan pencarian antibiotik baru. Rekayasa genetik dapat
digunakan untuk menciptakan antibiotik yang termodifikasi. Sebuah teknik yang dikenal
sebagai “Fusi Sel” memberi harapan besar untuk mendapatkan antibiotik dalam jumlah besar
bahkan yang lebih baik.
Suatu teknik pembentukan antibodi telah dikembangkan berkat kemajuan
bioteknologi. Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan produksi antibodi secara
besar-besaran. Sebuah antibodi yang disebut antibodi monoklonal telah mampu mengatasi
berbagai penyakit pada manusia, mulai dari penyakit kanker dan kegagalan ginjal sampai
dengan penyakit infeksi oleh virus atau bakteri. Antibodi monoklonal juga meningkatkan
keberhasilan pencangkokan organ.

Antibodi monoklonal adalah kelompok antibodi yang identik dengan bentuk lekuk
yang sama sehingga hanya mengenali antigen yang sama.

George Kohler dan Cesar Milstein, berhasil menemukan cara membuat antibodi
monoklonal pada penyakit kanker, penemuan ini memberikan harapan besar dalam
pengobatan kanker. Dengan menggabungkan kemampuan sel B dalam membuat antibodi dan
sifat sel kanker yang dapat dikatakan terus-menerus hidup pada lingkungan luar, dapat
diproduksi sejumlah antibodi monoklonal. Cara ini dilakukan dengan memfusikan sel B
dengan sel kanker sehingga dihasilkan sel hibrid (Teknologi hibridoma) yang memiliki sifat
kedua sel tersebut, yaitu sel yang dapat membuat antibodi dan hidup dalam jangka waktu
yang lama.

Produksi sel hibridoma yang membuat antibodi monoklonal mengenali dan melekat
pada molekul antigen. Tikus diinjeksi dengan campuran bahan yang mengandung sejumlah
kecil antigen. Beberapa hari setelah injeksi itu limpa tikus dipindahkan dan sel-sel B-nya,
beberapa di antaranya akan membuat antibodi mengenali antigen, dibiarkan berfusi dengan
sel myeloma kanker untuk menghasilkan hibridoma. Klon hibridoma dipisahkan satu dengan
lainnya dan diuji untuk melihat mana yang menghasilkan antibodi monoklonal.

C. Vaksin

Pada tahun 1067 lebih dari sepuluh juta penduduk dunia terserang penyakit cacar, dan
penyakit ini bersifat endemik bagi lebih dari 30 negara. Sekarang penyakit ini telah dapat
diatasi sejak program vaksinasi masal WHO dilakukan.Vaksinasi juga telah dilakukan untuk
memerangi penyakit rabies, dipteri, tetanus, batuk kering, radang sum-sum tulang belakang,
radang paru-paru, radang selaput otak, TBC, polio, hepatitis, dan lain-lain. Meskipun
demikian, penyakit akibat infeksi virus masih banyak melanda masyarakat, hal ini disebabkan
oleh belum tersedianya vaksin yang efektif dan harganya murah.
Metode baku pembuatan vaksin adalah membiakkan mikroba patogen (misalnya
virus) dalam binatang yang cocok atau membiakkan sel dalamlaboratorium. Virus kemudian
dikumpulkan.

D. Vitamin

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin
manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita.

Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :

1. Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C


2. Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin
ADEK.

Bioteknologi kedoketeran saling berhubungan dengan bioteknologi farmasi dimana dalam


bioteknologi farmasi mengkaji beberapa organisme model (mencit, tikus, ayam, yeast, lalat
buah, cacing, dan zebrafish) untuk mengidentifikasi penyakit genetik dan kesesuaian
penggunaan terapi gen dalam mengetahui keefektifan dan keamanannya sebelum melakukan
tindak lanjut klinis pada manusia.

E. Sejarah Penemuan Obat-Obatan

Sebagian besar obat yang sekarang digunakan memang umumnya ditemukan dalam abad
ini, namun demikian sebenarnya usia kimia medisinal sudah cukup tua.

Dengan coba-coba telah diketahui bahwa beberapa bahan alam dan jenis minuman
tertentu ternyata efektif untuk meredakan atau melawan penyakit tertentu, hal ini telah lama
dilakukan.

Catatan-catatan yang tertua dari kebudayaan Cina, India, Amerika Latin dan Timur
Tengah memaparkan peracikan tanaman dan pemakaiannya untuk pengobatan.
Sejak 4.500 tahun yang lampau Kaisar Cina Shen Nung menyusun sebuah buku tentang
rerempah dan mengamati efek antidemam dari ch’ang shang, suatu tumbuhan yang
belakangan diketahui mengandung alkaloida antimalaria.

Hommer, dalam bukunya Odyssey, menceritakan bahwa tanah subur Mesir kaya akan
tumbuhan dan banyak di antaranya yang berfaedah untuk kesehatan, walaupun banyak pula
yang beracun. Sejumlah besar racikan dipaparkan dalam papirus.

Pada abad ke-4 Sebelum Masehi, seorang Yunani yaitu Hippocrates meletakkan dasar
disiplin pengobatan dan memperkenalkan pemakaian garam-garam logam untuk berbagai
macam gangguan kesehatan.

Lima ratus tahun kemudian Galen dari Pergamon, orang Romawi, di samping melakukan
penelitian rinci tentang anatomi hewan, juga merupakan seorang herbalis yang meyakinkan,
juga menggunakan garam-garam berbagai logam, bijih tembaga, bijih zink, besi sulfat dan
kadmium oksida serta memperkenalkan cara-cara penetapan kadar berbagai sediaan dengan
maksud untuk mengontrol kualitas dan kuantitas dosis pemberian obatnya.

Selama menaklukkan Persia, Asia Minor, Afrika Utara dan Eropa Selatan umat Islam
mewarisi kebudayaan orang-orang yang diperanginya. Arab menjajah Persia pada kira-kira
tahun 650 M. dan mereka berbaur dengan orang-orang Kristen Nestorian yang telah memiliki
ilmu dan seni Yunani. Buku-buku Yunani diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab sehingga
budaya Yunani dan Arab bersama-sama dipelajari secara terpadu. Setelah runtuhnya
kekaisaran Romawi, kebudayaan ini lalu meluas ke Byzantium dengan pusatnya
Constantinopel. Orang-orang Arab mengembangkan studi dan penjajahannya ke Barat lagi
yakni ke kota-kota di Spanyol seperti Cordoba, Toledo dan lain-lain.

Bagdad menjadi ibukota kekhalifahan Timur. Pemerintahan ini mengembangkan ilmu


pengetahuan, pengobatan dan farmasi serta mendorong koleksi, penyalinan dan
penerjemahan manuskrip-manuskrip Yunani sehingga karya-karya Hippocrates, Galen,
Dioscorides diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab. Terjemahan ini ternyata dapat
melestarikan karya-karya Yunani klasik tersebut sehingga membebaskannya dari kepunahan.

Pada abad ke-8, farmasi dan kedokteran  menjadi suatu cabang ilmu yang terpisah.
Pemisahan ini dikukuhkan dengan undang-undang. Farmasi Arab mendatangkan obat-obat
seperti senna, kamfer, kelembak, muska, cengkih dan raksa dari berbagai tempat. Toko-toko
para apoteker secara rutin diperiksa dan menerima hukuman bilamana menjual obat-obat 
yang lancung.

Alkhemi dinyatakan sebagai pemula ilmu pengobatan Arab. Berdasarkan gagasan


alkhemi dikembangkan pemikiran dibuatnya satu elixir polivalen, obat segala penyakit. Elixir
ini dipikirkan sebagai ‘’emas yang terminum’’ . Dalam penelitian mengenai hal ini
ditemukan aqua regia dan asam-asam kuat. Barangkali inilah asal mula kimia farmasi.

Pengobatan dan farmasi yang dilestarikan dan dikembangkan oleh orang Arab merupakan
paduan dari pengobatan Yunani, Yahudi, astrologi dan okultisme Mesir dan India.

Beberapa ilmuwan Arab yang dapat dikenal waktu itu Adalah Rhazes (865-925) yang
seangkatan dengan Hippocrates, Aretaceus dan Sydenham. Deskripsinya tentang cacar dan
dan campak dianggap begitu hidup dan lengkap. Continens, satu ensiklopedi pengobatan
yang disusunnya, yang telah diterjemahkan dalam bahasa Latin banyak berisi berbagai
eksperimen terapi.

Ali Abbas (994) adalah pengarang dari ‘’Buku Diraja’’ suatu risalah pengobatan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Latin dan memuat  antara lain tentang anatomi.

Avicenna (980-1037) adalah orang yang dijuluki Pangeran Tabib. Dia menulis lebih dari
100 karya dan yang pertama-tama membuat deskripsi tentang sifat-sifat asam sulfat dan
alkohol. Dia pula yang memperkenalkan pil opium untuk menyembuhkan batuk dan ekstrak
colchici untuk mengobati reumatik. Kedua jenis obat ini masih dipakai sampai sekarang.

Orang-orang Arab melakukan perbaikan-perbaikan terhadap produk- produk farmasi dan


membuatnya menjadi lebih elok dan lebih enak. Farmasi dan materia medikanya tetap hidup
sepanjang abad.

Di Eropa pada awal abad ke-16, Paracelcus menampilkan khasiat garam-garam stibium
sebagai obat serbaguna. Selama satu periode terapi logam mendominasi resep-resep
tradisional.

Salah satu pengobatan rerempah yang terbesar diperkenalkan di Eropa pada abad ke-17
oleh misionaris Jesuit  yang menyertai Conquistador Spanyol dalam eksplorasinya ke jantung
Amerika Selatan. Rempah yang diperkenalkan adalah klika kina yang diperoleh dari Indian
Amerika Selatan yang telah lama menggunakannya sebagai obat untuk melawan demam yang
menggigil. Segera obat tersebut menjadi terkenal di Eropa sebagai obat untuk demam,
menggigil dan malaria.

Dua abad berikutnya yakni pada tahun 1820 zat aktifnya yakni kuinina, baru dapat
diisolasi. walaupun sejumlah besar obat-obat organik yang berasal dari tumbuhan ditemukan
pada abad ke-16 dan 17 itu, namun karena kemajuan ilmu kimia organik kalah cepat daripada
kimia anorganik maka obat-obat yang berasal dari mineral tetap lebih disukai.

Pada abad ke-18, seorang Inggris, Withering memperkenalkan pemakaian ekstrak


tumbuhan digitalis untuk pengobatan penyakit gembur-gembur, yaitu sakit lemah jantung
yang gejalanya ditandai dengan akumulasi cairan secara berlebihan pada bagian bawah dari
tungkai penderita. Dia memakai ekstrak ini atas nasihat orang-orang desa yang telah
bertahun-tahun memakai elixir ini. Ini merupakan satu contoh penyelidikan bagi ahli obat
dalam menjejaki dan mengembangkan bahan obat penuntun dari budaya tradisional. Zat
aktifnya, glikosida digitalis, sampai sekarang masih dipakai untuk pengobatan penyakit gagal
jantung yang cukup menakutkan itu.

Walaupun diakui bahwa penemuan-penemuan tersebut merupakan sesuatu yang sangat


berharga bagi manusia tetapi satu kenyataan bahwa baru pada 150 tahun terakhir ini, berkat
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, jumlah dan jenis obat berkembang sedemikian
melimpah.

Pada tahun 1828 Wohler, yang berhasil mensintesis urea dari senyawa-senyawa
anorganik, menyingkapkan bahwa pada dasarnya tidak ada yang misterius tentang senyawa
organik dan meletakkan dasar-dasar kimia organik.

Sejak saat itu, para ahli telah mampu untuk mensintesis senyawa-senyawa yang
berstruktur kompleks, termasuk banyak di antaranya senyawa yang terdapat dalam alam; dan
banyak pula yang tidak, yang ternyata aktif farmakologis.

Anda mungkin juga menyukai