Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan
prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau
mikroskopik (http://makalah  biologiku.com).

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat
makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.

Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang penyakit
melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai
keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan
berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan
biasanya tumbuh bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus). Ada  beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya
Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan
“pembawa” bakteri (Brooks, dkk 2005).

Bakteri ini berasal dari family Enterobacteriaceae. Klebsiella pertama kali diteliti dan diberi
nama oleh bacteriologist Jerman yang bernama Edwin Klebs (1834-1913).
Koloni Klebsiella besar sangat mukoid dan cenderung besatu bila lama dieramkan.

Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah bronkopneumoniae dan
pneumonia bakteri gram negatif. Hampir semua pneumonia disebabkan oleh bakteri
ini. Klebsiella pneumonia terdapat dalam saluran nafasdan feses sekitar 5 % orang normal
dan dapat menyebabkan pneumonia bacterial. Sampai saat ini para ahli masih banyak
melakukan penelitian mengenai obat apa yang cocok untuk menghambat pertumbuhan
bakteri Klebsiella pneumoniae ini. Ada artikel yang menerangkan bahwa daya antimikroba
kombinasi ampisilin dan klorampenikol dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
bronkopneumoniae pada anak kecil tersebut. Hal itu dapat dilihat dari nilai konsentrasi
hambat minimal (KHM) antibiotic yang digunakan. Sampai saat ini belum ada pengobatan
yang spesifik untuk menangani mikroba ini.
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia maka
dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap specimen yang diperoleh dari
tubuh manusia yang didiagnosa terinvasi oleh bakteri. Specimen yang biasa digunakan
sebagai bahan pemeriksaan dapat berupa sputum, faeces,urin, dan sisa-sisa bahan
makanan, eksudat atau pus dari abses,rectal swab,swab amandel dan darah.

1.2   Maksud dan Tujuan

1.2.1        Maksud

Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi


bakteri Klebsiella dalam sampel yang digunakan yaitu urine. Selain itu, praktikum juga
dimaksudnkan untuk mengetahui jenis dari bakteri Klebsiella dalam sampel.

1.2.2        Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifaki
bakteri Klebsiella dalam urine dan penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tinjauan Umum Klebsiella

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion”(bahasa Yunani)yang berarti tongkat atau


batang.Sekarang nama tersebutdipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang
bersel satu ,tidak berklorofil (meskipun ada beberapa yang terkecuali),berbiak dengan
pembelahan diri ,serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
(Prof.Dr.D.Dwidjoseputro,1998:22)

2.2    Klasifikasi Klebsiella

Kerajaan        : Bakterin

Filum              :   Proteobacteria

Kelas              :  Gamma  Proteobacteria

Ordo              :  Enterobakteriales

Family            :  Enterobakteriaceae

Genus :  Klebsiella

Species           :   Klebsiella pneumonia

Kleibsiella  Oxytoca

Klebsieella ozaenae

Klebsiella rhino scheleromatis


2.3   Morfologi

Bakteri ini termasuk Gram negatif, berbentuk panjang atau pendek  yang bersifat fakultatif
anaerob. Bakteri Klebsiella berbentuk basil atau batang , tidak berspora, tidak bergerak, dan
memiliki kapsul.

Bakteri ini berukuran 0,5-1,5 × 1-2 mikron. Mempunyai selubung yang lebarnya 2-3 kali
ukuran kuman. Berpasangan atau berderet, tetapi bakteri Klebsiella tidak
bergerak(Soemarno,2000)

                                                                           

2.4   Gejala Klinis

K.pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia bacterial. K.pneumoniae banyak terdapat


dalam saluran nafas dan feses sekitar 5 % orang normal. K.pneumoniae dapat menyebabkan
konsolidasi luas disertai nekrosis hemoragik pada paru-paru. Klebsiella kadang-kadang
menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang
lemah. Klebsiella menduduki ranking kedua setelah E.coli untuk infeksi saluran kemih di
orang-orang yang sudah berumur. Klebsiella juga merupakan suatu opportunistic
pathogen untuk pasien dengan penyakit paru-paru kronis dan rhinoscleroma.Feses adalah
salah satu sumber yang paling signifikan dalam hal infeksi kepada pasien, yang selanjutnya
diikuti oleh berhubungan dengan alat-alat yang sudah terkontaminasi oleh bakteri. Penyakit
utama yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah pneumonia. Penumonia adalah inflasi
parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini
terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang
mengganggu tahanan saluran.

 Dengan demikian flora endogen menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernafasan.
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli)
yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh
cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh
bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau
fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau
terlalu banyak minum alkohol. Pasien yang rentan mengalami pneumonia antara lain
peminum alcohol, perokok, penderita diabetes, penderita gagal jantung, dan penderita
AIDS. Pada penderita pneuminiae, kantong udara paruparu penuh dengan nanah dan cairan
yang lainnya.

Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan
mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan
oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh
bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar
penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan
bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.

2.5   Penularan dan Pengobatan

Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bakteri yang ada di udara. Selain itu dapat juga
disebarkan melalui darah yang berasal dari tempat lain misalnya luka, dan perpindahan
langsung bakteri dari infeksi di dekat paru-paru. Jika melalui saluran nafas, bibit penyakit
yang masuk akan dilawan oleh berbagai macam sistem pertahanan yang dimiliki oleh tubuh
kita. Yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh, misalnya struktur kulit, proses batuk,
hingga sel-sel

pembunuh yang berada dalam darah maupun cairan limfe kita (sistem antibodi). Pada
orangorang yang terganggu pertahanan tubuhnya, misalnya kesadaran menurun, usia
lanjut, menderita penyakit pernapasan kronik/PPOM, infeksi virus, diabetes mellitus, dan
penyakit kronis lainnya, termasuk juga pada penderita penyakit payah jantung atau kanker,
mereka itu menjadi mudah sakit. Selain itu, jumlah bakteri atau virus serta keganasan
virus/bakteri tersebut yang masuk ke tubuh calon penderita bisa mempengaruhi,apakah
seseorang menjadi sakit atau tidak. Gejalagejala yang biasanya timbul dari penderita
peneumonia antara lain batuk berdahak dimana dahaknya seperti lendir berwarna hijau
atau seperti nanah, nyeri dada, menggigil, demam, mudah lelah, sesak nafas, sakit kepala,
nafsu makan berkurang, mual, muntah, tidak enak badan, kekakuan sendi, kekakuan otot,
kulit lembab, batuk darah, nyeri perut, dan pernafasan yang cepat. Untuk mendiagnosa
diadakan berbagai macam pemeriksaan antara lain dengan menggunakan stetoskop,
rontgen dada, pembiakan dahak dan penghitungan gas darah arteri.

Untuk pengobatan dapat digunakan senyawa yang memiliki cincin β laktam. Ada artikel yang
menyebutkan bahwa kombinasi antara ampisilin dan klorampenikol dapat menghambat
pertumbuha dari Klebsiella ini. Akan tetapi Klebsiella juga sudah resisten terhadap
beberapa antibiotic. Sehingga sampai sekarang para peneliti masih banyak mengadakan
eksperimen untuk mencari obat yang ampuh untuk jenis bakteri ini.Namun selain itu
pertama-tama penderita harus di beri antibiotik, untuk tetap menjaga keadan tubuh agar
stabil

2.6   Media Identifikasi
Klebsielal dapat bumbuh dengan baik pada media pembenihan seperti pada media Blood
Agar Plate (BAP), Endo agar, dan Mac Conkey Agar Plate pad suhu 37⁰C. Ciri-ciri
pertumbuhan koloni Klebsiella pada media-i media pembenihannya yaitu (Soemarno,2000);

a)      Media Mac Conkay Agar (MCA)

Klebsiella pada media Mac Conkey memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu memiliki koloni
besar-besar, smooth, cembung, berwarna merah muda sampai merah bata bersifat mucoid
yakni pada saat koloni diambil dengan ose akan kelihatan molor seperti tali atau
benan (elastic)

b)      Media Endo Agar

Klebsiella pada media Endo agar memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu memiliki koloni kecil
sampai besar, berwarna merah muda sampai merah tua,cembung dan mucoid.

c)      Media BAP (Blood Agar Palte)

Klebsiella pada media BAP memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu koloni besar, putih-abu-abu,


smooth, cembung, mucoid atau tidak, dan anhaemolytis.

d)      Uji biokimia

Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi biokimia, yang biasa
dilakukan diantaranya:

         TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)

Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat kemampuan meragi
glukosa dan sukrosa atau laktosa.

         Fermentasi karbohidrat/gula-gula

Uji gula-gula dilakukan untuk menentukan kemampuan dari bakteri untuk


menfermentasikan beberapa jenis gula-gula seperti glukosa, laktosa, maltose, manitol dan
sukrosa.

         MR/VP (methyl red /voges proskauer)

Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan mengelola asam dan
produk-produknya dari hasil fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan sistem buffer
dan menentukan organism yang menghasilkan prosuk netral (asetil metal karbinol atau
aseton) dari hasil fermentasi glukosa

         SIM(sulfur, indol, motility)

Uji ini untuk mengetahui pergerakkan bakteri, produksi indol dan pembentukkan gas H 2S
         Simon Citrate (SCA)

Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon

2.7   Kerangka Identifikasi

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :


        Objek Glass

        Ose bulat dan ose lurus

        Lampu spiritus

        Bak pewarnaan

        Tabung reaksi

        Mikroskop

        Pipet tetes

        Incubator

        Korek gas

3.1.2 Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

a)      Reagen

-          Darah

-          NaCl 0,9 %

-          KOH 10%

-          Safranin

-          CGV (Carbol Gentian Violet)

-          Alcohol 96%

-          Lugol

-          Indicator methyl red

-          α- naftol
b)   Media

-          Media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)

-          Media MCA (Mac Conkay Agar)

-          Media BAP (Bloo Agar Plate)

-          Media ENDO agar

-          Media SIM (Sulfur Indol Motility)

-          Media Urea

-          Media MR/VP

-          Media SCA (Simon Citrat Agar)

-          Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan amnitol)

3.2 Metode Kerja

Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Klebsiella adalah sebagai berikut :

Hari pertama (I)


      

Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB

1)      Ambil urine lalu centrifuge selama 15 menit.

2)      Buang supernatanya. Dengan menggunakan ose ambil endapan dan tanam pada media
BHIB.

3)      Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.      

Hari Kedua (II)


      

1)      Lakukan pewarnaan gram

         Ambil suspensi bakteri pada BHIB.


         Buat apusan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah kering, fiksasi
sediaan.

         Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air mengalir.

         Tetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air mengalir.

         Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan air.

         Tetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.

         Setelah preparat kering, amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 100.

2)      Penanaman pada media selektif MCA, ENDO, dan BAP

         Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri pada BHIB lalu goreskan
dipermukaan media MCA, ENDO, dan BAP.

         Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.

Hari Ketiga (III)


      

         Lakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada media MCA,
ENDO, dan BAP.

         Penanaman pada media TSIA, KIA, dan LIA. Dengan menggunakan ose lurus (nahl),
tusuk media TSIA, KIA, dan LIA sampai dasar tabung dan buat goresan pada daerah miring.

          Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubator selama 18-24 jam dengan
suhu 37˚C.

Hari keempat (IV)


      

         Lakukan pewarnaan gram dengan mengambil koloni dari media TSIA, KIA dan LIA.

         Penanaman pada media biokimia dan gula-gula. Dengan koloni yang sama, ambil dan
tanam pada media biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP), dan gula-gula (glukosa, sukrosa,
maltose, manitol, dan laktosa)

Hari kelima (V)


      

Amati perubahan yang terjadi pada media SIM, SCA, MR/VP, urea, glukosa, laktosa, maltose,
sukrosa, dan manitol.

         Untuk media SIM tabahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.

         Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.

         Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α- naftol 12 tetes.
Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk menentukan jenis bakteri

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1 Pembahasan

Hari kedua (II)


      

         Terjadi kekeruhan pada media BHIB yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri
pada media tersebut.

         Bakteri berbentuk bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri luntur
pada pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna pembanding yaitu
safranin sehingga berwarna merah.

Hari ketiga (III)


      

a)      Media Mac Conkay Agar (MCA)

Pada media MCA didapatkan pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri ukuran koloni
besar-besar, berwarna merah muda, smooth, cembung, keping dan mucoid.
b)      Media ENDO agar

Pada media Endo agar didaptkan hasil pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri berukuran
sedang sampai besar, smooth, cembung, keping, berwarna merah muda-merah mengkilat,
dan sifat mucoid sangat jelas terlihat.

c)      Media BAP (Blood Agar Plate)

Pada media BAP didapatkan hasil pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri memiliki koloni
yang besar, berwarna putih - abu-abu, smooth, mucoid, cembung, serta
anhaemolytis. Anhaemoysis artinya tidak terdapat zona disekitar koloni.

Hari keempat (IV)


      

a)      TSIA

         Seluruh bagian pada media TSIA mengalami perubahan menjadi kuning, baik pada
lereng ataupun dasar. Ini menunjukkan bahwa bakteri mampu menfermentasikan ketiga
gula-gula dalam media TSIA (glukosa, laktosa, dan sukrosa) sehingga menghasilkan asam
yang  membuat media berwarna kuning.

         Tidak terdapat endapan hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri
tidak memiliki enzim desulfurase. Enzim tersebut digunakan menghidrolisis asam amino
dengan gugus samping –SH sehingga akan menghasilkan H2S yang bereaksi dengan FeSO-
4 dan membentuk endapan hitam FeS.

         Adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan bahwa bakteri mampu
menghasilkan gas.

b)       KIA

Pada penanaman pada media KIA didapatkan hasil alkali acid yang menandakan bahwa
bakteri mampu menfermentasikan gula-gila dalam media tersebut.

c)      LIA

Pada LIA didapatkan hasil positif  karena  terjadi perubahan warna dari warna asal yaitu
warna ungu menjadi kuning pada dasarnya (menjadi acid)

Hari kelima (V)


      

         Gula-gula

Hasil positif didapatkan pada seluruh gula-gula yang digunaka baik glukosa, maltose, laktosa,
sukrosa dan manitol. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna indicator yang
terdapat dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna tersebut
disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan gula-gula
tersebut berupa produk asam.

         SIM :

-          S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya
endapan hitam pada media, karena bakteri ini tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang
terkandung dalam media SIM.

-       I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini
ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada
permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari
asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu
menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan
sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negatif sehingga dapat
disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak  menggunakan asam amino tryptopan sebagai
sumber carbonnya.

-       M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di
sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media
yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan
bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.

         MR : setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi
kuning  Berarti tidak terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam
formiat) oleh bakteri.

         VP :  setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %, warna media berubah (positif). Ini
disebabkan bakteri memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.

         Urease,hasil yang didapat adalah negatif karena warna media tidak berubah menjadi
warna merah muda.

      Simmon’s Citrate didapatkan hasil positif(+), sebab terjadi perubahan warna pada media


yakni dari hijau menjadi biru.  Ini disebabkan bakteri Kelbsiella merupakan salah satu spesies
yang menggunakan sitrat sebagai sumber karbon untuk metabolisme dengan menghasilkan
suasana basa.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil identifikasi dan isolasi  yang telah dilakukan (pewarnaan, pembiakan, uji
differensial, uji biokimia dan gula-gula) pada sampel urine ditemukan bakteri Klebsiella
pneumonia..

Anda mungkin juga menyukai