Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan batasan
waktunya, dan semoga kita selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.Amiin
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena manusia tidak
pernah luput dari kesalahan dan jauh dari kata sempurna meskipun kami telah berusaha
dengan segenap kemampuan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, dengan senang hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Sebagai akhir kata, kami penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk proses pembelajaran khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Yosefita Irok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 KONSEP DASAR BIAYA................................................................................................................6
2.2 PEMBEBANAN BIAYA TIDAK LANGSUNG............................................................................11
2.4 HUBUNGAN ANTARA PENGGERAK AKTIVITAS DAN PERILAKU BIAYA.......................19
BAB III......................................................................................................................................................23
PENUTUP.................................................................................................................................................23
KESIMPULAN.....................................................................................................................................23
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Ditelusuri dengan mudah artinya biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara
ekonomi.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan Makalah Ini agar dapat memahami Konsep Dasar Biaya serta
Menambah wawasan dan Ilmu bagi penulis dan Pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen yang dibebankan untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi suatu
organisasi. Ekuivalen kas adalah sumber nonkas yang dapat diubah menjadi barang atau
jasa yang diinginkan.
Biaya oportunitas adalah manfaat diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif
dipilih dari beberapa alternatif.
1. Obyek biaya
adalah setiap item serperti produk, pelanggan, departemen proyek, aktivitas dan
sebagainya dimana biaya diukur dan dibebankan.
Contoh:
Biaya produksi satu unit sepeda maka obyek biaya adalah sepeda.
Biaya operasi departemen pemeliharaan pada suatu pabrik maka obyek biaya adalah
departemen pemeliharaan
Keakuratan Pembebanan
Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan dengan wajar serta logis
terhadap penggunaan motode pembebanan biaya. Tujuannya untuk mengukur dan
membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh obyek biaya
Contoh:
Bila kita ingin menentukan biaya makan siang seseorang bernama Elaine Day di restoran
Pizza. Pendekatan pembebanan biaya perrtama adalah menghitung jumlah pengunjung antara
pukul 12.00 siang sampai pukul 01.00 siang. Total penerimaan pembebanan selama periode
waktu misalnya belanja makan siang per langgan $4,50. Berdasarkan pendekatan ini kita
menyimpulkan bahwa Elaine Day mengeluarkan $4,50 setiap hari makan siang.
Pembebanan biaya yang terdistrosi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi
yang buruk.
Contoh:
Jika seorang manajer pabrik sedang mencoba memutuskan apakah akan melanjutkan produksi
listrik secara internal atau membeli dari perusahaan lokal, maka penilaian secara akurat
mengenai besarnya biaya memproduksi listrik adalah hal mendasar untuk analisis.
Biaya produksi listrik yang terlalu tinggi mungkin mendorong manajer menutup departemen
listrik internal dan membeli listrik secara eksternal. Padahal pembebanan biaya yang lebih
akurat mungkin menyarankan hal yang sebaliknya. Adalah mudah untuk melihat bahwa
pembebanan biaya yang buruk dapat menciptakan pemborosan.
Ketertelusuran (traceability)
Biaya secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan obyek biaya. Biaya tidak
langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai obyek
biaya. Biaya langsung adalah biaya yang dengan mudah dan akurat dilacak /ditelusuri sebagai
obyek biaya.
Ditelusuri dengan mudah artinya biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara
ekonomi. Dilacak dengan akurat artinya biaya dapat dibebankan dengan menggunakan
hubungan sebab akibat.
Penelusuran adalah pembebanan aktual dari biaya ke obyek biaya dengan menggunakan
ukuran yang dapat diamati pada konsumsi sumber daya oleh obyek biaya.
1. Penelusuran langsung
2. Penelusuran penggerak
Penelusuran langsung adalah suatu proses identifikasi dan pembebanan biaya yang berkaitan
secara khusus dan secara fisik dengan suatu obyek biaya (pengamatan secara fisik).
Contoh:
Obyek biaya aktivitas pemeliharaan perlengkapan, maka obyek biaya yang dapat diamati
secara fisik adalah biaya suku cadang, peralatan, dan alat pemeliharaan.
Obyek biaya adalah sepeda, maka obyek biaya yang dapat diamati adalah jumlah rodanya,
jumlah jam tenaga kerja, penggunaan bahan.
Penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan sumber daya, penggunaan
aktivitas, biaya dan pendapatan.
Penelusuran penggerak menggunakan dua jenis penggerak dalam menelusuri biaya ke obyek
biaya:
2. Penggerak aktivitas.
Contoh:
akiitivitas pemeliharaan peralatan maka aktivitas ini mengkonsumsi sumber daya berupa
suku cadang, perlengkapan, alat-alat, tenaga kerja dan energi (tenaga untuk menjalankan
perlengkapan dan alat-alat).
Sumber daya alat-alat dan perlengkapan serta bahan dapat ditelusuri langsung ke aktivitas.
Sumber daya listrik dan tenaga kerja tidak dapat ditelusuri secara langsung. Pengamatan
secara fisik untuk mengetahui jumlah pemakaian listrik membutuhkan suatu meteran untuk
mengukur konsumsi listrik peralatan pemeliharaan. Penggerak sumber daya seperti jam mesin
digunakan untuk membebankan biaya listrik.
Misalnya jika biaya listrik perjam mesin adalah $0,50 dan aktivitas yakni pemeliharaan
peralatan, menggunakan 20.000 jam mesin, maka $10.000 adalah biaya tenaga kerjanya yang
diperoleh dari $0,50 X 20.000, akan dibebankan ke aktivitas tersebut. Total biaya aktivitas
adalah hasil penjumlahan dari biaya sumber daya yang dapat ditelusuri langung dengan biaya
yang dibebankan penggerak sumber daya.
Contoh:
Penggerak aktivitas misalnya “jumlah jam kerja pemeliharaan” dapat digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas “pemeliharaan peralatan” ke obyek biaya departemen produksi.
Misalnya biaya penbyediaan aktivitas pemeliharaan peralatan $20 per jam pemeliharaan dan
departemen produksi (misalnya pengasahan) menggunakan 2.000 jam pemeliharaan, maka
biaya aktivitas sebesar : $20 X 2.000 jam pemeliharaan = $40.000 akan dibebankan ke
pengasahan.
Contoh:
Biaya pemanasan dan penerangan ruangan suatu pabrik yang memproduksi lima produk.
Biaya utilitas dibebankan ke lima produk tersebut. Dengan demikian sulit untuk menentukan
hubungan kausal. Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya ini adalah hanya dengan
membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap
produk. Pembebanan biaya tak langung ke obyek biaya secara orbiter mengurangi keakuratan
pembebanan biaya secara keseluruhan
Perishability Manfaat jasa cepat Memerlukan standar dan konsistensi mutu yang tinggi*
(tidak tahan kadaluarsa
lama):
Jasa seringkali
berulang untuk satu
pelanggan
Heterogenitas Variasi yang luas pada Pengukuran produktivitas dan mutu serta pengendalian
produk jasa harus terus menerus*
dimungkinkan
Manajemen mutu total adalah penting*
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik.
Biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai.
Contoh:
Manajemen tertarik dengan profitabilitas strategis. Untuk mendukung tujuan ini manajemen
memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu
produk.
Pada kasus ini rantai nilai biaya produk adalah sesuai karena memperhitungkan semua biaya
yang diperlukan untuk menilai profitabilitas strategis.
Rantai nilai adalah seperangkat dari semua aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang,
mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk.
c. Biaya Produk Dan Pelaporan Keuangan
Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah kalkulasi biaya produk untuk
pelaporan keuangan eksternal. Biaya dikelompokan ke dalam 2 kategori fungsional utama:
Biaya produksi dan biaya nonproduksi.
Biaya produk
adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan pembuatan barang dan penyediaan jasa.
Biaya nonproduksi
adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran,
distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Ada 3 unsur biaya yang dibebankan ke produk untuk pelaporan keuangan eksternal:
Bahan langsung:
contoh, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah tangga, kain pada jeans, kawat
untuk perbaikan gigi, kain kasa dan anastesia untuk operasi, peti mati untuk jenasa
penguburan,
Tenaga kerja langsung:
contoh, perawat bedah yang terlibat pada operasi jantung, kepala koki restoran.
Overhead:
Contoh, penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, perlengkapan,
pengawasan, penanganan bahan, tenaga listrik, pajak properti taman pabrik dan
kemanan pabrik
Laporan laba rugi mengikuti format tradisional yang diajarkan pada kuliah pengantar
akuntansi keuangan. Laba dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut laba
kalkulasi biaya absorpsi (kalkulasi biaya penuh) atau absorption-costing (full-costing) income
karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk.
Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung harga pokok penjualan, terlebih
dahulu dihitung harga pokok produksi.
Laporan Laba Rugi: Organisasi Manufaktur
Penjualan $2.800.000
Overhead manufaktur:
Penyusutan 177.500
Sewa 50.000
Utilitas 37.500
Penjualan $300.000
(-) beban:
Total 225.000
Harga pokok penjualan jasa selama satu periode sama dengan harga pokok produksi.
Ada kemungkinan memiliki barang dalam proses untuk jasa , contohnya arsitek mungkin
memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi memiliki beberapa pasien dengan
berbagai tahap proes perawatan.
Input aktivitas adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas untuk memproduksi
outputnya. Faktor-faktor input aktivitas:
1. Bahan
2. Energi
3. Tenaga kerja
4. Modal
Perilaku biaya menggambarkan bagaimana biaya input aktivitas berubah berkenaan dengan
perubahan output aktivitas. Untuk menilai perilaku biaya aktivitas harus diidentifikasi, input
dan output harus didefinisikan dan diukur dan pengaruhnya terhadap biaya input ketika output
aktivitas berubah harus diperhitungkan. Mungkin pekerjaan yang paling sulit dalam penilaian
perilaku biaya adalah pengidentifikasian ukuran output aktivitas yang baik. Ukuran output
aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori:
a. Biaya Tetap
$60.000 o N/A
b. Biaya Variabel
$0 0 $0,20
c. Biaya Campuran
Biaya campuran adalah biaya yang mengandung komponen tetap maupun variabel.
Contoh:
Perusahaan Reddy Heaters mempunyai 3 agen penjual, setiap orang akan menerima gaji
$10.000 per unit di tambah komisi $0,50 per alat pemanas yang terjual. Aktivitasnya adalah
penjualan alat pemanas dan penggerak aktivitasnya adalah unit yang terjual. Jika 100.000 alat
pemanas terjual, maka total biaya penjualan (yang berkaitan dengan agen penjualan) adalah
$80.000-biaya gaji tetap $30.000 (3 X $10.000) dan biaya variabel $50.000 ($0,50 X
100.000).
Y = F + VX
Di mana:
Y = Total biaya
Tradisional Kontemporer
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa definisi yang dikemukaka IAI
sejalan dengan definisi yang di ajukan Kam. Keduanaya mendefinisikan biaya dari sudut
pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya
definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan
Kam.
Daftar Pustaka