Anda di halaman 1dari 1

Nama : Raden Muhammad Athalarik

NIM : L1C018032

Wind Driven Upwelling In The Indonesian Seas


Oleh :
Dr. rer. nat. Riza Yuliratno Setiawan, M.Sc.
Fenomena upwelling merupakan proses yang berasal dari laut dalam dan air dingin yang
naik ke permukaan, yang terjadi karena dibangkitkan oleh angin. Massa air yang naik adalah
massa air yang kaya akan nutrien. Mendeteksi upwelling dengan menggunakan 3 data yaitu
data-data permukaan berupa angin, temperatur, dan chlorophyll-a. Angin di Indonesia pada
bulan agustus merupakan puncak angin kencang yang merupakan angin tenggara wind stress
atau tekanan angin yang tinggi akan mengakibatkan suhu permukaan laut (SST) menjadi rendah
pada kondisi angin tinggi dan suhu rendah mengakibatkan kenaikan chlorophyll-a. Hal
tersebutlah yang menyebabkan terjadinya upwelling di selat makassar pada saat munson
tenggara, angin menyebabkan wind stress yang akan memindahkan massa air permukaan ke
sebelah kiri dan air dari dasar akan naik sehingga dalam kata lain menyebabkan upwelling di
selatan makasar. sebaliknya pada musim northwest monsoon angin bergerak dari barat laut dan
menyebabkan massa air permukaan bergerak kembali dari arah kiri ke pulau dan masa air
didekat pulau akan bergerak kebawah, dalam kata lain maka terjadi fenomena downwelling.
Angin dapat menggerakkan massa air hingga kedalaman 100 meter ke arah kanan sekitar 45
derajat (Ekman spiral). Apabila di belahan utara massa air bergerak ke arah kanan, kemudian
dibagian selatan massa air akan bergerak ke arah kiri pengaruh Indian Oscilltion Dipole (IOD)
lebih dominan dibagian selatan. Pada fenomena La Nina kondisi chlorophyll-a semakin rendah
dan berkebalikan pada saat fenomena El Nino.
Kesimpulannya : fenomena upwelling di indonesia terjadi pada Southeast Monsoon. Hal
ini berkaitan dengan Fenomena Enso dan Iod yang mana pengaruhnya sangat signifikan terkait
terjadinya upwelling dan downwelling.

Anda mungkin juga menyukai