Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PERANCANGAN PABRIK

PABRIK KRISTALISASI GULA AREN


“PT. GULA CINTA ABADI”

DISUSUN OLEH
BIMO TITO RASUNA (125100201111008)

SOBIRIN NURFAUZI (125100201111016)

LAZUARDY TEMBANG SMARADANA (125100207111012)

AMANDA DEA PRAWESTIN (12510020711101 )

ILHAMULLAIL YAHYA (125100207111015)

DOSEN PENGAMPU
RETNO DAMAYANTI

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gula aren adalah salah satu jenis produk pangan yang dikenal secara
internasional yang selama ini merupakan produk tradisional Indonesia. Gula aren
atau palm sugar, selain digemari sebagai bahan pelengkap dalam konsumsi
makanan sehari-hari, seringkali juga digunakan sebagai campuran obat pada
jamu tradisional, sehingga tak jarang produk yang terkenal sebagai healthy sugar
ini menjadi produk kegemaran masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas
di negara maju seperti Jepang. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 180.200 unit
usaha yang berjalan dibidang pembuatan gula merah, dengan nilai produksi
sekitar 4 milyar rupiah. Satu unit usaha penting yang menggunakan gula merah
adalah industri pembuatan kecap yang merupakan produk lokal yang cukup
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Gula merah atau gula aren merupakan produk olahan dari cairan nira aren
yang diperoleh dari pohon aren. Sebagai negara yang beriklim tropis, tanaman
aren dapat dijumpai di beberapa daerah. Perkembangan perkebunan aren di
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 1992
luas area dari perkebunan tanaman aren mencapai 28.612 ha dan terus
meningkat hingga 60.761 ha pada tahun 2005. Peningkatan luas area ini diikuti
pula oleh peningkatan kuantitas di bagian produksi, dari 17.437 ton pada tahun
1992 hingga mencapai 35.899 ton pada tahun 2005. Data peningkatan luas
perkebunan aren di Indonesia dapat dilihat di Tabel 1.1
Tabel 1.1 Perkembangan perkebunan aren nasional Indonesia

Produksi gula merah tidak dapat dipungkiri memiliki potensi yang sangat
besar bagi perkembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia. Akan tetapi
dalam memproduksi gula aren masih dalam bentuk bongkaha yang diproduksi
secara tradisional sehingga dalam pemanfaatannya masih sulit. Tingginya
permintaan akan gula aren yang memiliki kemudahan untuk dikonsumasi maka
diperlukan suatu teknologi pembuatan gula aren yang praktis untuk dikonsumsi
seperti mengubah bongkahan gula aren menjadi gula aren dalam bentuk butiran
kristal gula aren yang kenampakannya sama seperti gula putih pada umumnya.
Kristalisasi merupakan metode yang digunakan dalam proses pengolahan
yang memiliki prinsip mengubah bahan olahan berupa cairan menjadi bentuk
butiran kristal dengan menggunakan aliran udara panas dengan suhu tinggi
hingga mencapai titik jenuh dan menghasilkan butiran kristal kecil. Dengan
metode kristalisasi tersebut, permintaan akan gula aren yang praktis
penggunaannya dapat tercapai. Oleh sebab itu, kami ingin membuat pabrik
pengolahan gula aren menjadi pengolahan kristalin gula aren dari nira aren.
Untuk memenuhi kebutuhan nira gula aren yang digunakan sebagai
bahan baku utama dalam pabrik maka pemilihan lokasi pabrik tertelak di daerah
kota Tuban Jawa Timur. Kota tuban merupakan salah satu kota yang banyak
ditumbuhi oleh tanaman Aren di Indonesia. Sehubungan dengan hal itu, maka
kota tuban sangat cocok untuk menjadi lokasi yang tepat dalam pemilihan lokasi
pabrik kami ini. Pabrik Kristalin Gula Aren ini kami namakan “PT. Gula Cinta
Abadi”

1.2 Tujuan Proposal


Tujuan dari proposal ini:
1. Ingin memproduksi gula aren dengan bentuk kristal
2. Mempermudah konsumen untuk memperoleh gula aren dalam bentuk
kristalin gula aren khususnya bagi penderita diabetes.
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar pabrik
4. Meningkatkan pamor gula aren sebagai gula sehat untuk dikonsumsi
masyarakat.
5. Memberikan inovasi terhadap olahan gula aren dalam bentuk yang lain;
6. Memberikan kemudahan bagi konsumen dalam penggunaan dan
pemanfaatan gula aren;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gula Aren


Aren (Arenga pinnata Merr.) adalah salah satu species yang termasuk
dalam famili Aracaceae. Banyak nama daerah (Vernacular names) yang
diberikan untuk aren di Indonesia, hal ini karena tingkat penyebarannya sangat
luas. Merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan industri sejak lama
kita kenal Hampir Semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan, baik bagian fisik (daun, batang, ijuk, akar, dll.)
maupun bagian produksinya (buah, nira dan pati/tepung) (Mody, 2012).

Menurut Atih 1987, Aren adalah tanaman berkeping satu (Monocotiledon) dan
anggota dari suku Arecaceae atau suku Palmae. Aren memiliki nama ilmiah
Arenga pinnata (Wurmb.) Merrill. Pohon aren tumbuh di daerah Asia Tenggara,
Kepulauan Ryukyu di Jepang, Vietnam hingga Himalaya timur, daerah Afrika dan
Kepulauan Pasifik. Aren tumbuh di ladang, pinggir desa, hutan primer dan
sekunder.

Menurut Maman, 2002 nira adalah cairan yang keluar dari pembuluh tapis
sebagai hasil dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan
maupun betina. Adapun tandan bunga jantan lebih sering disadap daripada
bunga betina karena dapat menghasilkan jumlah nira lebih banyak dan kualitas
yang lebih baik. Nira aren memiliki kandungan gula sekitar 10-15 %, Nira aren
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Nira aren memiliki nilai kalori hampir 400
kkal yang didominasi oleh karbohidrat (98,76%). Selain mengandung nilai kalori
yang tinggi, nira aren juga mengandung banyak komponen mikronutrien seperti
kalsium, fosfor, besi dan riboflavin walaupun dalam jumlah terbatas.
Menurut sardjono 1988, Gula aren merupakan gula yang diperoleh
melalui proses pemekatan nira aren sehingga memiliki kandungan air yang
rendah dan pendinginan sehingga mengeras. Nira aren yang didapat memiliki
nilai perolehan gula yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh musim. Pada saat
musim kemarau nilai perolehan gula lebih tinggi dibandingkan pada musim
penghujan. Gula aren sangat mudah mengalami kerusakan karena sifatnya yang
higroskopis. Oleh karena itu, dibutuhkan proses pengemasan yang baik agar
gula aren tetap bermutu baik pada saat penyimpanan.
2.2 Proses Pengolahan Gula Aren
Menurut Sardjono Basrah, 1987 pengolahan gula aren secara
tradisional digunakan peralatan yang sederhana seperti: wajan besar, tungku,
pengaduk kayu, pisau sadap, bumbung bambu, cetakan, kaleng, timbangan,
serok, kain penyaring, dan plastik. Proses pembuatan gula aren secara umum
dibagi beberapa tahap yaitu:
1. Penyaringan: Nira hasil sadapan disaring dengan kain penyaring menjadi nira
bersih.
2. Pemasakan:
a) Nira ditambah dengan kapur sirih sebanyak 1% dari volume nira (setiap
1 liter nira ditambah 10 gram kapur sirih), kemudian dididihkan dalam
wajan sambil diaduk. Busa dan kotoran yang mengambang selama
pendidihan dibuang.
b) Setelah volume nira 1/5 volume awal, nira disaring kembali dan
didinginkan selama semalam. Endapan yang terbentuk dibuang.
c) Ni
ra yang telah diendapkan tersebut kembali dipanaskan sambil diaduk
hingga menjadi 8% volume awal sehingga menjadi sirup kental. d. Api
dimatikan. Sirup kental didiamkan selama 5 menit.

3. Pencetakan: Sirup kental dituangkan ke dalam cetakkan sampai terisi 1/3


bagian. Setelah agak dingin, sirup dituang lagi sampai penuh, lalu ditunggu
mengeras.
BAB III
DOKUMENTASI

3.1 Kebutuhan Bahan dan Utilitas Dalam Proses


Kebutuhan Bahan dan
Jumlah Keterangan
Utilitas

Nira Aren 500 liter/hari

Air 800 liter/hari


Kapasitas maksimum
per hari
Listrik 70 kW/hari

Kayu Bakar 1 m3/hari

Bahan baku utama dalam proses produksi kristalin gula aren adalah
air nira yang berasal dari cairan yang keluar dari pembuluh tapis sebagai
hasil dari penyadapan tongkol (tandan) atau bunga pada pohon aren.
Bahan baku tersebut didapatkan dari petani penyadap dan warga sekitar.

3.2 Kebutuhan Alat dan Mesin Pada Proses Produksi


Proses Alat/Mesin Spesifikasi Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja
Penimbangan Timbangan 100kg 1 sebanyak 2
orang
Saringan Tenaga kerja
Penyaringan Saringan Stainless 1 sebanyak 1
Steel orang
mesin tipe Tenaga kerja
Pemanasan & Kapasitas 500
open pan 1 sebanyak 2
Pengadukan liter
evaporator orang
Daya 3HP Tenaga kerja
Mesin
Kristalisasi Kapasitas 100 1 sebanyak 1
Kristalisator
liter/jam orang
Tenaga kerja
Pengemasan & Pengemas
Daya 1,4 kW 2 sebanyak 4
Penyimpanan Tipe Linier
orang
Staff 10 orang

3.2.1 Alat dan Mesin Utama


a. Mesin kristalisasi gula semut
Merupakan salah satu mesin utama yang dibutuhkan di proses
produksi, mesin ini merupakan mesin yang dapat membentuk cairan nira yang
telah dimasak menjadi butiran butiran pasir. Spesifikasi alat memiliki daya 3
Hp dengan kapasitas produksi 100 liter/jam.
b. Mesin pemanas dan pengaduk
Mesin pemanas dan pengaduk menggunakan mesin tipe open pan
evaporator, merupakan mesin yang dapat memanaskan cairan nira sekaligus
mengaduk dengan kecepatan dan suhu tertentu sehingga pemasakan nira
lebih cepat. Tangki dari mesin ini dapat menampung hingga 590 liter.

c. Alat pengemas
Alat pengemas yang digunakan merupakan mesin pengemas
langsung tipe linier yang searah dengan keluaran produk dari mesin
kristalisasi dimana isi disesuaikan dengan bungkus yang bervariasi sesuai
massanya dan terdapat bungkus ziplock.
d. Saringan
Saringan yang digunakan merupakan saringan beberapa level
untuk menyaring dan memastikan nira yang akan dimasukan ke mesin
pemanas tanpa kotoran atau bersih. Sehingga mudah di proses.

e. Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur massa nira yang masuk
kedalam ruang pengadaan bahan baku. Spesifikasi timbangan memiliki berat
maksimum 300kg dan hanya menggunakan 1 timbangan..
3.2.2 Alat penunjang produksi
a. Tong
Merupakan wadah penampungan nira mentah sebelum prosuksi.

b. Troli
Merupakan alat pembantu untuk memindahkan bahan baku seperti nira
mentah dari tong yang akan dimasukan ke proses pemasakan.serta
memindahkan barang jadi yang sudah di packing ke gudang
penyimpanan.

c. Pompa air tong


Alat yang digunakan untuk mengeluarkan air di dalam tong ke saringan
yang kemudian akan di proses ke proses pemasakan.
3.3 Diagram Alir Alur Proses dan Estimasi Kebutuhan Waktu Proses

Diagram alir proses dalam pabrik kristalin gula aren dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Nira aren
Cair

Pengadaan Bahan Baku

Gula aren cair diperoleh dari


warga sekitar
Penimbangan

Penyaringan
Menghilangkan kontaminan
Pemanasan selain Nira Gula Aren

Kristalisasi

Pengemasan

Kristal Gula
Aren
Pembuatan gula aren di pabrik kristalin gula aren mengalami beberapa tahapan
Penimbangan, Penyaringan, penggilingan, pemurian, penguapan, kristalisasi,
pemisahan kristal, dan pengeringan.

1. Pengadaan Bahan Baku

Cairan nira diperoleh dari warga sekitar kota tuban yang kemudian
dikirimkan ke stasiun pengadaan bahan baku. Pengadaan ini bertujuan untuk
mendapatkan nira aren sebagai bahan utama dalam proses produksi kristalin
gula aren.

2. Penimbangan

Nira aren yang telah melewati stasiun pengadaan bahan baku kemudian
dikirim ke stasiun penimbangan terlebih dahulu. Penimbangan ini bertujuan untuk
mengetahui massa awal dari cairan nira sehingga dapat menghitung rendemen
hasil akhir kristalin gula aren yang didapatkan.

3. Penyaringan

Nira yang telah melalui proses penimbangan lalu dikirim ke stasiun


penyaringan. Penyaringan ini bertujuan untuk menyaring partikel lain yang
terkandung didalam cairan nira selama proses pengadaan bahan baku. Saringan
yang digunakan adalah saringan berukuran besar yang diletakkan diatas mesin
evaporator atau mesin pemanas.

4. Pemanasan dan Pengadukan

Nira yang telah disaring menggunakan saringan kemudian dikirim ke


stasiun pemanasan. Pemanasan ini bertujuan untuk memanaskan cairan nira
sehingga diperoleh cairan nira aren yang lebih kental. Pemanasan ini
menggunakan mesin Evaporator Tipe Open Pan. Proses pemanasan nira
dillakukan kurang lebih selama 2 jam dengan suhu 120 oC

5. Kristalisasi

Nira yang telah dimasak pada tahap pemanasan menghasilkan cairan


kental nira aren kemudian dikirm ke stasiun kristalisator. Kristalisasi ini bertujuan
untuk mengubah cairan kental menjadi butiran-butiran kristal yang menyerupai
gula putih pada umumya. Prinsip dari kristalisator ini adalah menggunakan suhu
pemanasan pada cairan kental sehingga mencapai suhu maksimum kelewat
jenuh dan menghasilkan butiran-butiran kristal.

6. Pengemasan dan Penyimpanan

Kristal gula aren yang sudah jadi dilakukan proses pengemasan yang
bertujuan untuk tetap menjaga kualitas produk gula yang dihasilkan. Selain itu
juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi kerusakan pada produk
akibat kontaminasi, memudahkan barang dalam penyimpanan, memudahkan
perhitungan persediaan dalam gudang.
3.4 Layout Pabrik

3.5
Tata Letak Kantor
3.6 Manajemen/Organisasi Perusahaan
P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) memiliki berbagai bagian bidang untuk
menjalankan tugas dari pendirian perusahaan, diantaranya adalah:

3.6.1 General Manager


Merupakan Pimpinan tertinggi yang ada di perusahaan, yang
bertanggung jawab sepenuhnya tentang keberlangungan dan eksistensi
perusahaan, membawahi secara langsung seluruh manager, serta
melaksanakan kelancaran dan kemajuan dari pada perusahaan semaksimal
mungkin sesuai target yang telah ditetapkan.

3.6.2 Manager Bahan


Tugas manager bahan baku diantaranya:
a. Memastikan ketersediaan bahan baku terpenuhi
b. Menjamin kualitas bahan baku
c. Mempersiapkan bahan baku hingga siap olah
d. Mengatur transportasi/pengiriman bahan baku hingga ke pabrik
e. Mengatur dan mengendalikan penyimpanan bahan baku sebelum
pengolahan

3.6.3 Manager Pengolahan


Tugas ManagerPengolahan adalah:
a. Memimpin para karyawan bagian pengolahan agar terselenggara efektivitas
dan efisien pelaksanaan operasional.
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional, administrasi, dan finansial di
bidang pengolahan guna menjamin kelancaran dan ketertiban proses
produksi, sehingga diperoleh hasil yang memenuhi standar baik dalam
kualitas maupun kuantitas.
c. Memberikan pendapat dan pertimbangan dalam menyelesaikan persoalan di
bidang pengolahan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

3.6.4 Manager Administrasi, Keuangan, dan Umum


a. Membantu adminstratur dalam bidang pengolahan keuangan pabrik.
b. menyediakan keuangan untuk tiap-tiap bagian,
c. Bertanggung jawab kepada administratur mengenai penyajian data
bagian adminstrasi akuntansi.
d. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas dalam tata usaha dan keuangan
yang meliputi: Perencanaan dan pengawasan keuangan, Tata usaha
keuangan / pembukaan, Pembinaan tenaga kerja ,sekretariat dan umum.
e. Membantu administratur dan rasio bahan baku masuk, penyimpanan
bahan baku, penyimpanan produk sebelum dilepas ke pasaran, dan
produk keluar

3.6.5 Manager Pemasaran & Penggudangan


a. Memimpin para karyawan bagian pemasaran agar terjadinya sebuah
keuntungan berkaitan dengan penjualan produk
b. Mengatur penyimpanan produk jadi, sebelum dikirim / suplay / dilepas ke
pasaran
c. Bertanggungjawab terhadap penghasilan / pendapatan dari penjualan
d. Mengatur promosi
e. Mengatur targetan pasar
f. Mengatur transportasi pengiriman/penjualan produk jadi ke pasaran

3.7 Struktur Organisasi

General Manager

Manager Manager Keuangan, Manager Pemasaran &


Manager Bahan Pengolahan Administrasi, umum Penggudangan
Staff Karyawan
Oprator (Karyawan Sales & karyawan
Staff Karyawan gudang
Bagian Produksi)

3.8 Ketenaga Kerjaan


3.8.1 Pengadaan Tenaga kerja
Pengadaan tenaga kerja dilakukan dengan perekrutan umum, lokal
dan perekrutan rekomendasi. Perekrutan umum merupakan perekrutan yang
terbuka bagi siapa saja yang memenuhi kriteria, sedangkan perekrutan lokal
merupakan perekrutan tenaga kerja khusus bagi pekerja yang berdomisili di
sekitar wilayah pabrik, untuk menentukan mutu tenaga kerja yang didapat.
Proses perekrutan umum, dan lokal terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
a. Melakukan seleksi berkas
b. Tes tertulis, dan wawancara
Perekrutan rekomendasi dilakukan untuk mengisi posisi-posisi tertentu pada
perusahaan. Orang yang dipilih merupakan hasil rekomendasi atasan yang
telah mengetahui kinerja orang tersebut sebelumnya.

3.8.2 Sistem kerja


Karyawan atau pekerja pada P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) terbagi menjadi
dua yaitu pekerja produksi dan non produksi. Perbedaan ini terletak pada jam
kerja masing-masing jenis pekerja. Pembagian jam kerja yang berlaku di PG.
Merdeka adalah:
a. Pekerja non produksi:
Pekerja non produksi adalah pekerja yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan produksi. pekerja non produksi terdapat pada
administrasi, bagian pemasaran, dan karyawan tetap lainnya. Jam kerja
untuk pekerja non shift sebagai berikut :
- Senin – Kamis : Pukul 08.00 – 17.00 WIB
- Jumat : Pukul 08.00 – 17.30 WIB
- Sabtu dan Minggu Libur

b. Pekerja produksi
Pekerja produksi merupakan pekerja yang berhubungan langsung
dengan kegiatan produksi. Jam kerja pekerja produksi sebagai berikut
- Senin-Kamis : Pukul 07.00 – 15.00 WIB
- Jumat : Pukul 07.00 – 15.30 WIB
- Sabtu : Pukul 07.00 – 12.00 WIB
- Minggu Libur

3.8.2 Status karyawan atau pekerja


Pada P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) seluruh karyawan berstatus karyawan
tetap setelah menandatangani dan menyetujui kontrak yang ditawarkan.

3.8.3 Kesejahteraan Karyawan


Perusahaan memberikan kesejahteraan pada karyawannya dengan tujuan
agar karyawan merasa betah dan termotivasi untuk bekerja lebih giat dan
menghasilkan produktivitas yang tinggi. beberapa kesejahteraan yang disediakan
P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) kepada karyawannya sebagai berikut :
a. Gaji Pokok
Gaji pokok yang diterima oleh karyawan menurut golongan.
b. Uang Lembur
Pekerja yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan uang lembur
yang disesuaikan dengan jangka waktu lembur pekerja tersebut.
Perhitungan uang lembur yang ada di P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) dibagi
menjadi 2, yaitu:
1) Lembur hari kerja biasa :
Untuk lembur produksi, perbaikan, dan beberapa hal yang harus
diselsaikan dalam eaktu secepatnya jam pertama dibayar sebesar
satu setengah kali upah kerja per jam, dan untuk jam berikutnya
dibayar sebesar dua kali upah kerja per jam.
2) Lembur hari istirahat:
Uang lembur pada hari libur lebih besar bila dibandingkan
dengan uang lembur pada hari normal. Uang lembur hari istirahat
dibagi dua yaitu mingguan dimana uang lembur untuk setiap jam
kerja lembur dalam batas tujuh jam: dua kali uang lembur sejam, dan
seterusnya.
c. Makan Siang
P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) memberikan makan siang yang memenuhi
kriteria 4 sehat 5 sempurna, yang dipesan dari catering terdekat.
d. Bantuan Karyawan
Pada kondisi tertentu perusahaan memberikan sumbangan kepada
pekerjanya sebagai wujud simpati perusahaan terhadap kondisi
pekerjanya seperti bantuan kematian, pembinaan rohani dan jasmani,
koperasi karyawan dll.
e. Tunjangan Hari Raya
Setiap tahun pekerja berhak mendapat uang tunjangan hari raya
sebagai perwujudan ucapan terima kasih perusahaan terhadap seluruh
pekerjanya. uang tunjangan hari dibayar paling lambat dua minggu
sebelum hari raya keagamaan.

3.8.4 Keselamatan Karyawan


Untuk melindungi karyawan dari hal-hal yang dianggap rawan dan
membahayakan keselamatan dan kesehatan karyawan, maka P.T. GCA (Gula
Cinta Abadi) dilengkapi dengan sarana dan prasarana keselamatan sesuai
dengan standar K3 yang ditetapkan di P.T. GCA (Gula Cinta Abadi) ini antara
lain:
a. Alat pemadam kebakaran (hidrant)
b. Pemakaian masker untuk tempat yang berdebu dan berbau menyengat
c. Pemakaian pelindung kepala, baju pelindung, dan juga sarung tangan
d. Pemakaian sepatu karet untuk pekerja yang berhubungan dengan listrik
e. Pembangunan rambu-rambu peringatan untuk tempat-tempat
berbahaya

3.10 Pemasaran
Salah satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu
sendiri,atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.

Bauran pemasaran itu sendiri didefinisikan sebagai suatu strategi yang dilakukan
oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan
mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan
pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah
dijadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik
konsumen sehingga terjadi pembelian.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Neraca Massa dan Neraca Energi

Perhitungan neraca massa dan neraca energi diperlukan dalam suatu


industry yang bertujuan untuk memprediksikan massa hasil akhir dari suatu
proses dan untuk memprediksikan kebutuhan energi dalam suatu proses siklus
industry. Berikut ini perhitungan dari neraca massa dan energi.

4.1.1 Neraca Massa


(Bahan baku) (proses) (finishing)
Air nira (500 L) Penyaringan (5 L) Kristal Gula semut
(112,6125 Kg)

Pemasakan dan
Kristalisasi
Pengadukan
(371,25 L) (11,1375 L)

Dalam 1 hari produksi menghasilkan 112,6125 Kg Kristal Gula Semut dan dikemas
dengan berat bersih 500gr(112 pck) dan 1000gr(56 pck)

Secara umum, proses pembuatan kristalin gula semut dimulai dari stasiun
pengadaan bahan baku yang menampung sebanyak 500 liter air nira lalu
ditimbang per 300 liter, kemudian masuk ke stasiun penyaringan yang
menghasilkan kehilangan massa sebesar 5% dari total bahan yaitu sebanyak 5
liter. Selanjutnya hasil penyaringan tersebut dilanjutkan ke stasiun pemasakan,
dimana pada proses ini bahan yang masuk sebesar 495 liter serta dillakukan
proses pengadukan agar air nira yang bertujuan untuk meratakan suhu
pemasakan ke semua bagian dan menghindari terjadinya kegosokan. Proses
pemasakan ini mengalami penyusutan keluaran yakni sebesar 25 % dari bahan
total yang masuk sebanyak 123,75 Liter dan menghasilkan kehilangan massa
sebesar 371,25 liter atau sekitar 75% dari bahan total. Nira cair yang telah kental
selama proses pemasakan, kemudian masuk ke stasiun kristalisasi. Pada tahap
ini kehilangan massa yang dihasilkan hanya sebesar 9 % dari total bahan atau
sekitar 11,1375 liter dan keluaran yang dihasilkan sebesar 112,6125 Kg dalam
bentuk butiran kristal gula semut. Selanjutnya dillakukan tahap pengemasa pada
stasiun pengemasan dan penggudangan. Pada tahap pengemasan terdiri dari 2
proses pengemasan, yaitu dengan berat bersih 500gr/kemasan menghasilkan
sebanyak 112 pack dan berat bersih 1000gr/kemasan atau 1kg/kemasan
menghasilkan sebanyak 56 pack.

Proses Pengadaan Bahan Baku dan Penimbangan

500 literBahan Baku Nira 500 liter


Cair
Proses Penyaringan

500 Liter Bahan Baku Nira 495 Liter


Cair

5 Liter ( 1% dari Total Bahan )

Proses Pemasakan dan Pengadukan

495 Liter Nira Cair 123,75 Liter

(25% dari Total Bahan)

371,25 Liter

Proses Kristalisasi

123,75 Liter Nira Kental 112,6125 Kg

11,1375 Liter (9% dari Total Bahan)

Pengemasan

112,6125 Kg

56,30625 Kg Kristal Gula Aren 56,30625 Kg

112 pack (500 gr) 56 pack (1000gr)


4.1.2 Neraca Energi

Pengumpulan Mesin Mesin


Nira Kristalisasi Pengemas
Pemasakan dan (1,428 W) (1,4 kW)
Pengadukan

(Kayu Bakar 1 m3)


Penyaringan Gudang Penyimpanan

Proses Pemasakan dan Pengadukan

PEMASAKAN DAN
650 Kg PENGADUKAN 585 Kg

65 Kg (10% Energy loss)

Mesin Kristalisasi

Mesin Kristalisasi
1428 Watt 1356,6 Watt

71,4 Watt (5% Energy loss)

Mesin Pengemasan

Mesin Pengemasan
1400 Watt 1330 Watt

70 Watt (5% Energy loss)


4.2 Analisis Ekonomi dan Uji Kelayakan
 Biaya Tak Tetap (Variable Cost)
Harga per
No. Kebutuhan Jumlah satuan Jumlah/bulan (Rp)
12500
1. Air nira liter 2000/liter 25.000.000
Plastik kemas 0,5
2. kg 2800 200,- 560.000
3 Plastik kemas 1 kg 1400 400,- 560.000
4 Dus 280 1.000 280.000
Maintenance
5 bulanan - 1.000.000 1.000.000
6 Listrik Perusahaan 70 KW Rp 1.450,-/KWh Rp 3.045.000,00
7 Distribusi produk 200 KM Rp 10.000,-/KM Rp 2.000.000,00
  TOTAL Rp. 32.445.000,-

 Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya Investasi (10 tahun)
Harga per Jumlah Harga Jumlah/bln (Rp)
No. Kebutuhan Jumlah Satuan (Rp)
Rp Rp
1. Sewa Bangunan 0,25 ha 100.000.000,00 100.000.000,00  
Properti 75.000.000,00 75000000
Drum 10 125000 1250000  
Timbangan 1 2500000 2500000
Forklip dorong 2 2950000 5900000  
Evaporator 1 20.000.000 20000000  
Mesin Kristalisator 1 15.000.000 15000000  
Mesin Pengemas 1 Rp 4.500.000,00 4500000  
Instalasi Rp
Kelistrikan 1 unit 10.000.000,00 Rp 10.000.000,-  
Pajak PBB - - Rp 5.886.000
  SUB TOTAL 240.036.000,- 2.000.300,-
Biaya Tenaga Kerja (per bulan)  
No. Kebutuhan Jumlah Upah / satuan Jumlah Gaji (Rp)  
Rp
1. Diektur 1 orang Rp 4.500.000,00 5.000.000,00  
Rp
2. Manager 4 orang Rp 3.500.000,00 14.000.000,00  
10
3. Staff / pegawai orang Rp 1.300.000,00 13000000  
  SUB TOTAL 32.000.000 32.000.000
Biaya Promosi (per tahun)  
Jangka
No. Kebutuhan Waktu Harga per Satuan Jumlah Harga (Rp)  
Rp Rp
1. Media Cetak 1 tahun 1.000.000,00 1.000.000,00  
12
2. Promosi langsung bulan 500.000 6.000.000  
  SUB TOTAL Rp 7.000.000,00 583.334,-
  TOTAL 276.536.000,- 34.562.800,-

 Modal Awal = Variable Cost + Fixed Cost


= Rp. 32.445.000 + 276.536.000
= Rp 308.981.000,-
 Biaya Produksi = Variable Cost + Fixed Cost
= Rp 32.445.000 + 34.562.800
= Rp 67.007.800,-
 Penentuan Harga Jual
Penetuan harga jual dilakukan dengan terlebih dahulu menetukan HPP dari
produk. Dalam perancangan ini hasil produksi mencapai 2800 kg per bulan,
dimana dilakukan pengemasan sebagaian (1400 kg) pada kemasan 1 kg,
dan sebagian (1400 kg) dikemas pada kemasan 0,5 kg. sehingga kapasitas
produksi per bulan mencapai 1400 kemasan 1 kg dan 2800 kemasan 0,5 kg.
Lalu kita menentukan harga jual diatas nilai nett/HPP yang didapatkan.
Harga Nett/HPP = Biaya Produksi / Kapasitas Produksi
(kemasan 1kg) = Rp 33.503.900 / 1400
= Rp 23.931,36,-
Harga Nett/HPP = Biaya Produksi / Kapasitas Produksi
(kemasan 0,5kg) = Rp 33.503.900 / 2800
= Rp 11.965,68,-
Harga Jual = Kemasan 1 kg 30.000 (Keuntungan 25,36 %)
Kemasan 0,5 kg 16.000 (Keuntungan 33,7 %)
 Hasil Usaha
Hasil usaha merupakan omzet penjualan total selama 1 bulan yang
didapatkan dari perkalian jumlah karung produksi dengan harga jual
Hasil Usaha = Jumlah Produksi x Harga Jual
= (Jumlah produksi kemasan 1 kg x harga jual
1kg)
+ (Jumlah produksi kemasan 0,5 kg x harga
jual 0,5 kg)
= (1400 x 30.000) + (2800 x 16.000)
= 42.000.000 + 44.800.000
= Rp. 86.800.000, -

 Keuntungan
Keuntungan adalah besarnya omzet / hasil usaha yang didapatkan setiap
bulan yang telah dikurangi oleh pajak penghasilan sebesar 1,5%
(penghasilan kurang dari 1 milyar)
Pajak PPh = 1,5% x Rp 86.800.000, -
= Rp 1.302.000, -
Keuntungan = Hasil Usaha - Biaya Produksi – Pajak PPh
= Rp 86.800.000,00 - Rp 67.007.800,00 - Rp 1.302.000,00
= Rp 18.490.200,- (per bulan)

 BEP (Break Event Point)


o Nilai BEP = _________ Biaya tetap________
1- Biaya tidak tetap / Hasil usaha kena pajak

= Rp 34.562.800
1- Rp 32.445.000/ Rp 85.498.000

= Rp 34.562.800/0,62
= Rp. 55.699.965,59

o Persentase BEP = ________ Biaya tetap___________


Hasil usaha kena pajak - Biaya tidak tetap

= _________ Rp 34.562.800 __ _ x 100 %


Rp 85.498.000- Rp 32.445.000
= 65,148%

 Pengembalian Modal
a. Tingkat pengembalian modal pertahun (Return on Asset – ROE)
= Keuntungan bersih pertahun x 100 %
Modal awal
= 12 x Rp 18.490.200 x 100 % = 71,81 %
Rp 308.981.000

b. Waktu pengembalian modal = ___________1________________ x 1


tahun
Tingkat pengembalian modal/tahun
=__________1_________x 1 tahun
71,81 %
= 1,39 tahun
= 1 tahun 4 bulan

4.3 Pengolahan Limbah

Limbah Buangan Sisa Pencucian


Setiap proses produksi akan menghasilkan air buangan berupa limbah
cair yang berasal dari sisa pencucian mesin atau sisa kotoran pelumas, nira,
ampas, dan bahan-bahan lainnya pada masing-masing proses produksi.
Penjelasan dari proses pengolahan limbah cair di PT. Gula Cinta Abadi,
adalah sebagai berikut :
1. Inlet

Air limbah proses dialirkan menuju AML ( Air Masuk Limbah ), kemudian
ditambahkan dengan susu kapur hingga ph > 7,0 agar suasana air menjadi basa
sehingga kotoran yang ada dapat lebih mudah mengendap dan untuk
mengurangi bau pada air limbah. Setelah itu air akan masuk kedalam bak
pengendapan lumpur dan minyak untuk memisahkan air limbah dari minyak dan
lumpur dari air limbah. Dalam bak tersebut, minyak yang terkandung dalam air
limbah akan mengapung, sedangkan lumpur yang terkandung dalam air limbah
akan mengendap. Kemudian dilakukan analisa COD/BOD/TSS serta mengamati
suhu, PH, warna air, dan kandungan minyak. Kemudian air limbah akan dialirkan
menuju equalisasi.
2. Equalisasi
Equalisasi berfungsi untuk kehidupan bakteri dan menjaga bakteri dan
menjaga air yang masuk bak equalisasi agar bebas dari kotoran, PH diatas 7,
suhu dibawah 400c dan tidak mengandung minyak. Kemudian air akan dipompa
menuju bak aerasi 1 dengan pengendalian yang tidak melebihi kapasitas
(120m/jam).
3.Aerasi
Penanganan limbah cair menggunakan sistem aerasi lanjut dengan
menggunakan lumpur aktif. Kemudian dilakukan penambahan nutrisi untuk
kehidupan bakteri dengan larutan pupuk urea 4kg/jam dan SP 0,8 kg/jam secara
continue. Mengamati perubahan warna air agar tidak menjadi hitam dengan
mengendalikan debit air masuk dan penambahan waktu tunggu di masing-
masing bak aerasi. Terjadi overflow bak air, masuk ke dalam bak aerasi 2, dan
seterusnya hingga bak aerasi 4. Kemudian overflow dari bak aerasi 4 ke clerifier,
melakukan analisa endapan, suhu, PH, serta warna air.
4.Clarifier
Berfungsi membersihkan kotoran yang mengapung pada clarifier dan
menjaga air agar tidak mengandung kotoran, daun, plastik, dll. Lalu memompa
balik endapan yang berupa lumpur aktif ke bak aerasi 1 secara kootinou ( jika
endapan lumpur di atas 30% makan dilakukan pemindahan ke bak stabilisasi ),
kemudian diamati kelancaran air jernih yang mengalir pada talang clarifier.
5.Outlet
Air jernih dari clarifier keluar sebagai outlet menuju sungai. Air limbah
dianalisis berdasarkan PH, warna, suhu, bau, debit air, BOD, COD dan TSS
(Total Soluble Solid). Analisa yang dilakukan pada pengolahan limbah untuk
memastikan bahwa limbah yang akan dibuang ke lingkungan sekitar telah aman
bagi lingkungan. Dengan nilai COD maksimal 100 ppm dan BOD maksimal 60
ppm. Setelah dinyatakan aman maka air limbah akan dialirkan ke sungai
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Lepang , Mody. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Balai Penelitian
Kehutanan Makassar. Vol.9 No.1, Oktober 2012 : 37-54.Makasar.

Suryati, Atih Herman dan M.Yunus. 1987. Kandungan Mineral Nira dan Gula
Semut Asal Aren. J. Of Agro-based Industry, Vol. 4, No. 2, pp. 48-51.

Sardjono, dan M.A. Dachlan. 1988. Penelitian Pencegahan Fermentasi pada


Penyadapan Nira Aren sebagai Bahan Baku Gula Merah, J. of Agrobased
Industri, Vol. 5, No. 2. pp. 55-58, 1988.

Maman Rohaman, Edna W.Fasya, dan Ign Suharto. 2002. Pengaruh Suhu,
Kelembaban Relatif dan Jenis Pengemas Terhadap Mutu dan Umur Masa
Simpan Gula Semut. J.Agro-Based Industry. vol.19, no.1-2, hal.12-18.

Sardjono, A.Basrah Enie, dan Oyok Sukardi. 1987. Penelitian Pengemasan Gula
Merah Cetak. J. of Agro-based Industry, Vol. 4, No. 1, pp 13-16.

Anda mungkin juga menyukai