Anda di halaman 1dari 6

GEN RANGKAI KELAMIN (SEX LINKAGE)

Oleh :
Nama : Harditya Firdhaus
NIM : B1A017115
Rombongan : VI
Kelompok :B
Asisten : Fajar Nur Sulistyahadi

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
 Diagram persilangan

P1 ic: ♀ XwXw >< ♂ XWY


♀ White eyes >< ♂ Liar
G : Xw XW, Y
F1 : XWXw dan XWY


XW Xw

XW XW XW XW Xw

Y XW Y Xw Y
B. Pembahasan

Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau lebih gen
dalam sebuah kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan
berangkai tidak sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah
silang antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna
terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu kromosom
(Suryo, 1984). Linkage (gen-gen berangkai) ialah gen-gen yang terdapat pada
kromosom yang sama. Sedangkan sex linkage (gen kelamin) adalah gen-gen yang
terletak pada kromosom kelamin. Macam-macam gen rangkai kelamin terdiri dari
gen rangkai X, gen rangkai Y dan gen rangkai kelamin tak sempurna. Seperti halnya
gen berangkai, gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan
penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya
individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan
nisbah fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika
pada percobaan Mendel perkawinan resiprok (genotipe tertua jantan dan betina
dipertukarkan) menghasilkan keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk
sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai kelamin (Susanto, 2011).
Gen rangkai kelamin berdasarkan atas letak kromosom kelaminnya dibedakan
menjadi:
1. Gen rangkai X
Gen rangkai X merupakan bagian dari kromosom X yang homolog dengan
salah satu bagian dari kromosom Y. Bagian ini panjang dan terletak gen-gen yang
memperlihatkan rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen yang lazim menunjukkan
sifat rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen yang lazim menunjukkan sifat rangkai
kelamin. Contohnya buta warna dan hemofilia (Yatim, 1983).
2. Gen rangkai Y
Gen rangkai Y merupakan bagian dari kromosom Y yang tidak homolog
dengan salah satu bagian dari kromosom X. Bagian ini pendek dan terletak gen-gen
yang biasa dinamakan gen-gen rangkai Y yang menyebabkan hypertrichosis. Sifat
keturunan yang timbul karena pengaruh gen rangkai Y ini disebut holandrik sedang
gennya disebut gen holandrik, karenanya hanya diwariskan kepada laki-laki saja
(Suryo, 1984).
3. Gen rangkai tak sempurna
Gen rangkai tak sempurna merupakan bagian dari kromosom X yang
homolog dengan bagian dari kromosom Y. bagian ini tidak panjang dan pada bagian
ini terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna. Contohnya
pada Drosophila melanogaster terdapat gen rangkai kelamin tak sempurna yang
menyebabkan pertumbuhan bulu pendek (Russel, 1992).
Gen-gen rangkai kelamin juga dapat mengalami perkawinan resiprok.
Perkawinan resiprok merupakan perkawinan yang menukarkan sifat parental
terhadap individu keturunannya. Perkawinan resiprok yang melibatkan gen rangkai
X maupun gen rangkai Y akan menghasilkan keturunan yang berbeda. Dalam hal ini
sering sekali terjadi peristiwa yang disebut sebagai pewarisan saling silang (criss-
cross inheritance), yaitu individu jantan akan memiliki fenotipe sama seperti tetua
betinanya, dan sebaliknya individu betina akan menyerupai tetua jantannya (Welsh,
1991).
Berdasarkan praktikum sex linkage, hasil persilangan  antara Drosophila
betina mutan white eyes dengan Drosophila jantan tipe liar, dari pola persilangannya
terbukti bahwa warna mata pada Drosophila diatur oleh gen rangkai kelamin pada
kromosom X (gen rangkai X). Alasan pada praktikum menggunakan lalat
Drosophila betina white eyes karena tipe white eyes dapat menghasilkan keturunan
yang berbeda dan dapat membuktikan peristiwa yang disebut sebagai pewarisan
saling silang (criss-cross inheritance). Pewarisan warna mata Drosophila
melanogaster mengikuti pewarisan gen kelamin X, sehingga pewarisannya terjadi
baik pada lalat jantan maupun betina. Berdasarkan hasil praktikum dari
mengawinkan 5 betina white eyes dengan 5 jantan ini menghasilkan criss-cross
inheritance, hal ini sesuai pustaka, karena pada persilangan sex linkage dengan induk
betina white eyes dan jantan liar seharusnya didapatkan anakan 1 betina liar, 1 betina
white eyes, 1 jantan liar, dan 1 jantan white eyes (Klug & Cummings, 1994).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan praktikum dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Sex linkage merupakan gen berangkai yang terjadi pada salah satu kromosom
kelamin.
2. Sex linkage terdiri atas tiga kelompok yaitu gen berangkai kromosom X
contohnya hemofilia, pewarisan warna mata Drosophila, alel ganda pigeon. Gen
berangkai kromosom Y contohnya yaitu rambut di telinga pada laki-laki, down
syndrome, dan wobeld toes atau selaput pada jari. Kelompok terakhir yaitu gen
berangkai tak sempurna, contohnya bulu pendek pada lalat Drosophila.
DAFTAR REFERENSI

Klug, W. S. & Cummings M. R., 1994. Concepts of Genetics 4th ed. Columbus,
Ohio:
Merril Publishing Co.
Russell, P.J., 1992. Genetics. Third Edition. New York: Harper Collins Publishers.
Suryo., 1984. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Susanto, A.H., 2011. Buku Teks Genetika. Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.
Welsh, J.R., 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga.
Yatim, W., 1983. Genetika. Edisi Ketiga. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai