Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

PENGARUH PELAKSANAAN MANAJEMEN KONFLIK


OLEH KEPALA RUANGAN PADA MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA
DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Manajemen Keperawatan”

OLEH :
ANASTASYA CLAREZA ARYKA PUTRI(1810004)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2020
Judul Artikel : Pengaruh pelaksanaan manajemen konflik oleh kepala ruangan pada motivasi
kerja perawat pelaksana di rumah sakit martha friska medan
Penulis : Adventy Riang Bevy Gulo

Abstract
Introduction
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja perawat dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan dirumah sakit adalah adanya konflik, pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan, supervisi, dan motivasi kerja. Konflik mempengaruhi kinerja terhadap
keselamatan pasien. karyawan yang memiliki motivasi kerja rendah, maka akan memiliki
kepercayaan diri yang rendah dan kebutuhan akan pencapaian prestasi yang rendah juga.

Aim
Meningkatkan keterampilan dalam memanajemen konflik, komunikasi dan kerjasama yang
baik antar pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk merupakan hal penting yang
harus ditingkatkan dan dilakukan oleh kepala ruangan. Pihak manajemen rumah sakit juga
diharapkan memberi perhatian dalam hal pengembangan SDM khususnya manajemen
konflik, dan mengoptimalkan pelaksanaan manajemen konflik secara terprogram yang
berpengaruh pada motivasi kerja perawat pelaksana

Methods
Metode pengukuran motivasi kerja perawat berupa kuesioner yang berisi sebanyak 29
pernyataan yang telah digunakan sebelumnya oleh peneliti terdahulu (Zulham, 2015) dan
menggunakan skala Likert dengan nilai cronbach’s alpha = 0,785. Pernyataan pada kuesioner
dengan pilihan jawaban SS: Sangat setuju (5), S: Setuju (4), KS: Kurang setuju (3), TS :
Tidak setuju (2), STS: Sangat Tidak Setuju (1), namun memperhatikan pernyataan positif dan
negative apabila jawaban yang benar maka skor tertinggi setiap satu pernyataan adalah 5.
Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan antara
pelaksanaan manajemen konflik oleh kepala ruangan yang baik, cukup, kurang, dengan
motivasi kerja perawat pelaksana yang kuat, sedang dan lemah.

Result
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaksanaan manajemen konflik oleh kepala
ruangan adalah cukup sebanyak 54,2% dan mayoritas motivasi kerja perawat adalah sedang
sebanyak 57,6% di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
Conclusions
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pelaksanaan
manajemen konflik oleh kepala ruangan pada motivasi kerja perawat pelaksana (p value =
0,000, α = 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen konflik
oleh kepala ruangan berpengaruh pada motivasi kerja perawat pelaksana.

Keywords
Manajemen Konflik, Motivasi Kerja
Analisa PICOT:
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
1 P Populasi:
Perawat dan kepala ruang di unit rs

Problem:
Tinggi rendahnya motivasi kerja perawat dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan di rumah sakit salah satunya adalah adanya
konflik.
2 I Intervensi jurnal utama
- Kepala ruangan harus mampu mengenali adanya konflik dan
mampu memfasilitasi penyelesaian konflik yang bersifat
membangun/konstruktif secepat mungkin (Toren & Wagner,
2010)
- Jika konflik mengarah ke suatu yang menghambat, maka kepala
ruangan harus mengidentifikasi sejak awal dan secara aktif
- melakukan intervensi supaya tidak berefek pada produktifitas
dan motivasi kerja.
- Belajar menangani konflik secara konstruktif dengan
menekankan pada poin-poin solution merupakan keterampilan
dalam suatu manajemen
- Kepala ruang harus mempunyai keterampilan khusus dalam
meminimalkan dan mengoptimalkan pelaksanaan manejement
konflik

Intervensi jurnal pembanding 1


- Berdasarkan analisis diatas peneliti berasumsi bahwa konflik
akan mudah ditangani ketika manajer konflik dapat
mengakomodir kepentingan bersama.
- Manajer yang baik melakukan hal-hal manajerial secara efektif
dan efisisen dengan pengarahan yang dilakukan kebawahannya
terkait dengan manjemen konflik khususnya dengan pendekatan
akomodasi sehingga hasil yang harapkan perawat merasa puas
dalam melakukan pekerjaannya di ruangan.

Intervensi pembanding 2
- Pemberian layanan kesehatan yang optimal dapat di pengaruhi
oleh fungsi manajemen kepala ruangan salah satunya
adalah fungsi pengarahan, karena fungsi pengarahan merupakan
suatu proses penerapan perencanaan manajemen untuk
mencapai tujuan perawatan
- Pengarahan yang baik dapat menciptakan kerjasama yang
efektif dan efisien antara staf. Pengarahan juga berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
menimbulkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan,
mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerjasehingga menjamin
keselamatan pasien dan perawat
- Fungsi pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan antara
lain memberikan motivasi, membina komunikasi, menangani
konflik, memfasilitasi kerjasama dan negosiasi
- Fungsi pengarahan dapat meningkatkan kinerja perawat.
Kinerja merupakan salah satu dampak dari kepuasan ataupun
ketikpuasan pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan

Jurnal pembanding 3
- Perawat yang bekerja di rumah sakit merupakan bagian yang
tidak terlepas dari sistem manajemen yang berlaku di ruangan
tempat bekerja. Terdapat banyak factor terkait dengan fungsi
manajemen kepala ruangan yang dapat menyebabkan kepuasan
atau ketidak-puasan perawat dalam bekerja
- faktor yang paling mempengaruhi kepuasan kerja adalah
supervisi dari atasan, pengaruh yang positif dan rutinitas kerja
sehari-hari.Dimana hal ini merupakan kegiatan dalam fungsi
pengarahan
- Fungsi pengarahan kepala ruangan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat.
Kepuasan kerja perawat dapat meningkat dengan adanya
fungsi pengarahan kepala ruangan yang efektif.

Jurnal pembanding 4
- Pengelolaan konflik sangat berhubungan penting dengan peran
kepala
ruangan dalam mengelola konflik yang konstruktif untuk
menciptakan lingkungan yang produktif. Kepala ruangan harus
mampu mengenali adanya konflik dan mampu memfasilitasi
penyelesaian konflik yang bersifat membangun/konstruktif
secepat mungkin
- Jika
konflik mengarah ke suatu yang menghambat, maka kepala
ruangan harus mengidentifikasi sejak awal dan secara aktif
melakukan intervensi supaya tidak berefek pada produktifitas
dan motivasi kerja. Belajar menangani konflik secara
konstruktif dengan menekankan pada win-win solution
merupakan keterampilan dalam suatu manajemen
Jurnal pembanding 5
- Sebagai seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan
baik supaya para karyawan dapat mengerti dan memahami apa
yang menjadi harapan seorang pemimpinnya dan apa yang
menjadi fokus pimpinannya.
- atasan harus dapat berkomunikasi secara dua arah, bukan hanya
atasan yang memberikan arahan, tetapi atasan juga harus dapat
menerima
seluruh masukan dari para karyawan.Sehingga karyawan
merasa lebih puas terhadap kepemimpinan atasannya.
3 C Jurnal utama
Dari jurnal Utama dengan judul pengaruh pelaksanaan manajemen
konflik oleh kepala ruangan pada motivasi kerja perawat pelaksana di
rumah sakit martha friska medan intervensi yang lebih unggul untuk
dilakukan adalah :
- kepala ruang harus mampu mengidentifikasi sejak awal dan
mengenali adanya konflik sehingga mampu memfasilitasi
penyelesaian konflik yang bersifat membangun/konstruktif
secepat mungkin dan kepala ruang harus mengoptimalkan
pelaksanaan manejement konflik
jurnal pembanding 1
- dari jurnal pembanding satu dengan judul Analisa hubungan
kemampuan manajemen konflik kepala ruang dengan Rs. Tk.
III reksodiwiryo padang Manajer yang baik melakukan hal-hal
manajerial secara efektif dan efisisen dengan pengarahan yang
dilakukan kebawahannya terkait dengan manjemen konflik
khususnya dengan pendekatan akomodasi sehingga hasil yang
harapkan perawat merasa puas dalam melakukan pekerjaannya
di ruangan
jurnal pembandig 2
- dari jurnal pembanding 2 dengan judul Analisis Pelaksanaan
Fungsi Manajemen Pengarahan Kepala Ruangan Dengan
Kinerja
Perawat Dalam Menerapakan Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUD Bima. Fungsi pengarahan yang dilakukan
oleh kepala ruangan antara lain memberikan motivasi, membina
komunikasi, menangani konflik, memfasilitasi kerjasama dan
negosiasi
jurnal pembanding 3
- dari jurnal pembanding 3 dengan judul hubungan fungsi
pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat
pelaksana di ruang interna rsud batara guru kabupaten luwu
Fungsi pengarahan kepala ruangan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat.
Kepuasan kerja perawat dapat meningkat dengan adanya fungsi
pengarahan kepala ruangan yang efektif.
Jurnal pembanding 4
- dari jurnal pembanding 4 dengan judul pengaruh pelaksanaan
manajemen konflik oleh kepala ruangan pada motivasi kerja
perawat pelaksana di rumah sakit martha friska medan
jurnal pembanding 5
- dari jurnal pembanding 5 dengan judul hubungan gaya
kepemimpinan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat
di rsu kabupaten Tangerang. atasan harus dapat berkomunikasi
secara dua arah, bukan hanya atasan yang memberikan arahan,
tetapi atasan juga harus dapat menerima
seluruh masukan dari para karyawan.Sehingga karyawan
merasa lebih puas terhadap kepemimpinan atasannya.

4 O Jurnal utama
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas berjenis kelamin perempuan
(72,9%), mayoritas usia responden adalah 21-25 tahun (44,1%),
mayoritas responden berpendidikan D3 Keperawatan 62,7%, dan
mayoritas lama kerja responden 1,1-1,5 tahun 42,4%. Mayoritas
pelaksanaan manajemen konflik di ruangan adalah cukup sebanyak
54,2% dan mayoritas motivasi kerja perawat adalah sedang sebanyak
57,6%. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara pelaksanaan manajemen konflik oleh kepala ruangan pada
motivasi kerja perawat pelaksana (p value = 0,000, α = 0,05) di Rumah
Sakit Martha Friska Medan.
Jurnal pembanding
1. jurnal pembanding 1
Daniyanti(2016) didapatkan hasil bahwa ada hubungan
manajemen konflik dengankepuasan kerja (p-value = 0,032).
Dari 40 perawat yang manajemen konfliknya baik, (55,0%)
perawat merasa puas dengan pekerjaannya. Sedangkan dari 33
perawat yang manajemen konfliknya kurang baik, (72,3%)
perawat merasa kurang puas dengan pekerjaanny
2. jurnal pembanding 2
dapat diprediksi dengan menggunakan tingkat kepercayaan
95% skor
fungsi pengarahan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh
perawat pelaksana skornya 107,54-110.41, sementara dari sub
variabel
pengarahan meliputi (motivasi = 52,14-54,35, komunikasi =
20,39-21,42, supervisi = 35,51-34,38, delegasi = 43,46-45,40,
manajemen
konflik = 47,77-49,98) sedangkan kinerja perawat, tingkat
kepercayaan skornya berkisar 197,17-204,62.
3. Jurnal pembanding 3
Hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang Interna RSUD
Batara Guru Kabupaten Luwu diketahui lebih banyak perawat
pelaksana menyatakan fungsi pengarahan kepala ruangan
dengan kategori baik (57.6%) dibanding kategori kurang
(42.4%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Astuty (2011)
menunjukkan bahwa fungsi pengarahan kepala ruangan
yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji
Jakarta berada pada kategori baik sebesar 54.1%, sedangkan
kategori kurang sebesar 45.9%.
4. Jurnal pembanding 4
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
berjenis
kelamin perempuan 72,9%, mayoritas usia responden adalah
21-25 tahun 44,1% tahun, mayoritas responden berpendidikan
D3 Keperawatan 62,7%, dan mayoritas lama kerja responden
1,1-1,5 tahun 42,4%. Lebih lanjut dijelaskan bahwa mayoritas
pelaksanaan manajemen konflik di ruangan adalah cukup
sebanyak 54,2% dan mayoritas motivasi kerja perawat adalah
cukup sebanyak 57,6% di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
5. Jurnal pembanding 5
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden pada
perawat tentang Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
terhadap Kepuasan Kerja Perawat di RSU Kabupaten Tangerang,
maka diperoleh kesimpulan bahwa kepuasan kerja perawat di ruang
rawat inap kelas 3 RSU Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa
sebanyak 33 (66%) perawat yang menyatakan kurang puas bekerja.
Hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kepuasan
kerja perawat di RSU. Kabupaten Tangerang
didapatkan hasil p = 0,028 yang artinya α < 0,05. Maka dapat
diketahui Hoditolak yaitu adanya hubungan yang signifikan antara
gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kepuasan kerja
perawat di RSU. Kabupaten Tangerang. Hubungan gaya
kepemimpinan otoriter kepala ruangan terhadap kepuasan kerja
perawat di RSU. Kabupaten Tangerang didapatkan hasil p = 0,015
yang artinya α < 0,05. Maka dapat diketahui Ho ditolak yaitu adanya
hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan
kepuasan kerja perawat di RSU. Kabupaten Tangerang.

5 T Jurnal utama
Bulan Agustus Tahun 2019
Jurnal peembanding
1. Oktober 2019
2. November 2017
3. Maret 2020
4. Agustus 2019
5. Juli 2020

Daftar Pustaka
Tuliskan daftar pustaka yang dipakai sesuai panduan APA

Wirawan. (2013). Konflik dan Manajemen


Konflik : Teori, aplikasi dan
penelitian. Jakarta : Salemba
Humanika.
Zulham, H. (2015) Pengaruh kinerja dengan
motivasi kerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di
instalasi rawat inap RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan tahun 2015
[Skripsi].Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Arrum, Diah. (2010). Tesis Hubungan
Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruangan Dan Karakteristik
Perawat Dengan Pemberdayaan
Psikologis Perawat Pelaksana Di
RSUD Tarakan Jakarta. Jakarta:
Universitas Indonesia.
http://lib.ui.ac.id
Kasman. (2013). Pengaruh Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Tenaga PNS Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Rokan
Hulu.
http://download.portalgaruda.org
Khasanah. (2013). Hubungan Antara
Kepuasan Kerja dengan Kinerja
Karyawan Outsourching PT. Dwi
Jaya Kota Pasuruan.
http://etheses.uin-malang.ac.id
Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar
Manajemen Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusuma, Kelana Dharma. (2011).
Metodologi Penelitian
Keperawatan (Pedoman
Melaksanakan dan Menerapkan
Hasil Penelitian). Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai