175130101111007
2017A
RESUME PART I
1) Pleural Fluid
2) Pericardial Fluid
6) Amniotic Fluid
7) Miscellaneous Fluids
Cairan tubuh
Jumlah total cairan dalam tubuh makhluk hidup mencapai 60% berat badan. Perubahan
*Kucing dengan BB 6kg memiliki cairan tubuh 60% dari BB jadi sekitar ada 3,6 L. Dibagi
menjadi dua.
1. cairan interstitial 20-24% cairan tubuh artinya sekitar 15% dari BB 0,9L
Masing-masing ini punya jumlah yang berbeda-beda, yang paling dominan adalah cairan
interstitial.
Dehidrasi
hipertonik karena retensi atau tertinggalnya jumlah natrium berlebihan dalam darah
Overhidrasi terlalu banyak cairan yang ada di dalam tubuh, bisa ada hormone ADH
yang di sekresikan terlalu tinggi, sehingga hewan merasa selalu haus banyak minum,
terjadi kecelakaan atau trauma dimana darah banyak sekali keluar bisa
menyebabkan hipovolemik atau shock, biasanya ditandai dengan hypoxia atau bisa
- Vomit bisa memicu kondisi dehidrasi dan hipovolemik/shock karena cairan yang
keluar berlebihan
- polyuria kondisi dimana urin yang keluar dari dalam tubuh itu berlebihan,
Keseimbangan Asam-Basa
◦ Sistem pernafasan
◦ Ginjal
7,35 (normal 7,4). Contohnya pada Diabetes, muntaber, gangguan hati dan ginjal
meningkatkan pH cairan tubuh sampai di atas 7,4. Contohnya pada penyakit paru
Kepentingan mengevaluasi asidosis dan alkalosis, terkait dengan terapi cairan. Jangan
sampai pada kondisi asidosis ditambahkan cairan acid dimana akan menambahkan keasaman
sehingga akan fatal sekali dalam tubuh dan dapat memicu kematian
anamnesa. Apakah ada riwayat gagal ginjal atau jantung atau hal lain seperti gejala
muntah dan diare, bisa mengindikasikan ke salah satu ketentuan cairan tubuh.
- Tanda klinik hewan yang mengalami dehidrasi 7%, membutuhkan cairan sebanyak +
- Gangguan respirasi yang ditandai dengan sesak nafas menunjukkan adanya metabolic
alkalosis
◦ Jika hewan mengalami asidosis: perlu diberi cairan alkalis, pemberian cairan asam
◦ Jika hewan mengalami hiperkalemia: perlu diberi cairan bebas K+ , pemberian cairan
Pemeriksaan laboratorik selama terapi cairan dapat memberikan gambaran yang lebih
nilai pada hasil pemeriksaan di bawah ini memberikan evaluasi lebih cepat pada status
Sampel berupa Cairan pleural di rongga thorax, peritoneal di rongga perut, synovial,
cerebrospinal digunakan untuk pemeriksaan efusi cairan tubuh (body cavity effusions),
- Physical examination
- RBC and WBC counts melihat secara cytologi atau dengan kombinasi hematologi
- WBC differential
- Crystal examination* periksa kristal-kristal yang ada di dalam cairan tubuh tersebut,
pasien. jadi dengan mengambil cairan lakukan apus darah warnai. Tantangannya adalah
perlu waktu untuk analisa sel, karena ada kemiripan antara radang dan neoplasia. Informasi
misal radang vs neoplasia, dan berguna untuk menentukan uji lanjutan (misal: kultur atau
histopatologi).
Efusi adalah akumulasi cairan di rongga tubuh. Dan cairan efusi adalah cairan yang
terakumulasi. Akumulasi cairan bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis. Efusi pleura
di rongga thorax. Efusi abdomen Namanya ascites. Sampel berasal dari situ lakukan cytologi
analisa interpretasi
Pleura dan Peritoneum dibatasi oleh lapisan sel mesothelial, normalnya terdapat cairan
serous jernih dalam jumlah sedikit yang berfungsi sebagai lubrikan dan media transport
Transudat adalah efusi yang dihasilkan dari perubahan karena faktor mekanis seperti
perubahan tekanan osmosis dalam kapiler. Perubahan tersebut mempengaruhi resorbsi cairan.
Eksudat adalah cairan efusi yang dihasilkan dengan meningkatnya permeabilitas vaskuler
Kalo ada inflamasi dan infeksi sering menemukan cairan yang bentuknya eksudat
2) Exudates (krn peningkatan permeabilitas vaskuler dan mesotel) bisa terjadi di area
5) Kerusakan viscera, menyebabkan isi organ viscera masuk ke rongga tubuh, misalnya
◦ Volume
◦ Warna
◦ Transparansi
◦ Kadar zat-zat lain yang dapat digunakan untuk mendukung diagnosis misalnya
- Penghitungan bisa terjadi kesalahan kerena adanya sel-sel yang menggumpal dan
- Sel Mesotelial
- Neutrofil
- Eosinofil
- Limfosit
- Sel-sel Plasma
- Mast Cell
- Sel-sel Tumor
Membedakan sel neoplasia dengan sel leukosit ukurannya berbeda. Sel neoplasia
memiliki ukuran yang lebih besar dari sel leukosit. Contohnya ada sel epitel yang menyatu, sel
mesenkimal yang terdapat inti, sel yang bulat, sel yang telanjang artinya tidak punya
sitoplasma.
Neoplasia benigna dan maligna. Benigna memiliki sel yang seragam artinya tumor
jinak. Sel malignan adalah tumor ganas dengan ukuran sel yang beragam, proliferasinya cepat,
selnya besar-besar.
sedangkan eksudat jernih atau keruh tergantung viskositas dan spontan menjendal. Eksudat
Tahapan evaluasi wash fluid adalah dengan evaluasi mikrobiologi, perubahan fisik, jumlah
Sample CSF adalah dengan menganalisa CSF harus dilakukan segera setelah koleksi
sample (30-60 menit) karena kadar protein rendah menyebabkan selsel mengalami degenerasi
Bila specimen belum bisa diproses dalam 1 jam, sample bisa ditambah pengawet 40%
ethanol 1:1. Penambahan 1 tetes serum autolog/0,25 mL CSF disimpan dalam 4 0C selama 48
jam.
- Warna
◦ Normal : jernih, tidak berwarna dan tidak mengalami clotting. Cairan jernih harus
tetap di uji cytolgi karena, cairan jernih belum tentu tidak ada sel-sel.
◦ CSF berwarna merah cerah menunjukkan adanya darah segar karena tusukan, perlu
dilakukan sentrifugasi sampel agar cairan jernih tidak berwarna. Perlu dilakukan
sentifugasi.
perdarahan.
◦ Sel sel dalam CSF biasanya > 500 sel/l menyebabkan CSF jadi keruh
Uji-Uji CSF
Protein
Cara: 1 tetes CSF + 1 tetes larutan phenol jenuh, akan menghasilkan warna putih
2. Kuantitatif
◦ Colorimetric
◦ Turbidometri
Protein meningkat
Glukose
Hypoglycemic
Hyperglycemic
Sodium
- Normal: Na+ dalam CSF sedikit lebih tinggi dari Na+ darah. CSF Na+ meningkat
CSF harus diperiksa dalam waktu 30 menit untuk menghindari lisis. Sel diawetkan dengan
etanol 1:1
Diferensial Sel
- Limfosit juga dominan pada infeksi viral, jamur, toxic, penyakit degenerative, dan
perdarahan
Synovial Fluid adalah cairan sendi adalah cairan pelumas yang terdapat dalam sendi.
Ultrafiltrat plasma yg mengandung asam hialuronat yang disekresikan oleh lapisan synovial.
Indikasi uji : peningkatan volume, sample cairan synovial dengan penambahan heparin untuk
berbagai pemeriksaan
- Makroskopi
◦ Viskositas
◦ Adanya bekuan (sample tanpa koagulan, normal tidak akan ada bekuan)
- Mikroskopi
3. Kristal-kristal tanpa antikoagulan, 1-2 tetes cairan sendi ditaruh pada kaca objek dan
ditutup dengan cover glass, periksa di bawah mikroskop akan adanya kristal urat yang
- Kimia
6. Parasit.
Eritrosit 5. Kristal-kristal 6. Sisa makanan 7. Sisa Ragi 8. Telur dan larva cacing.
- Pemeriksaan darah samar dilakukan untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang
*Positif + hijau ++ biru bercampur hijau +++ biru ++++ biru tua.
- Urobilin
*Pada kondisi ikterus obstruktif, jumlah urobilin berkurang sehingga hasil test negatif