Modul Perancangan Pabrik IPAL PDF
Modul Perancangan Pabrik IPAL PDF
IPAL
Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS.
Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Email : susinggihwijana@gmail.com
1. PENDAHULUAN
2. PENGELOLAAN AIR LIMBAH
MODUL
- Pengantar
11
- Tujuan 3. DESAIN IPAL
- Definisi
1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar Minggu 11
Dalam proses produksi agroindustri diperlukan berbagai
bahan, air dan energi untuk menghasilkan suatu produk. Namun
demikian, dalam proses produksi tidak ada efisiensi yang
1.2 Tujuan
a. Memberikan informasi mengenai konsep pengelolaan dan
pengolahan air limbah
b. Memberikan informasi mengenai cara merancang Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Perancangan Pabrik / IPAL Brawijaya University 2012
Dari setiap fase di atas terdapat berbagai jenis pengolahan yang dapat
diterapkan. Dari beberapa jenis pengolahan tersebut dapat dipilih gabungan pengolahan
yang efektif untuk mengolah air limbah yang ada. Selain itu, untuk mengolah air
limbah tidak selalu harus mengikuti tahapan-tahapan seperti di atas, akan tetapi perlu
dilakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dengan demikian setiap
unit bangunan/instalasi pengolahan air limbah akan ada perbeda tahapan dan jenis
proses yang dipilih.
Dari pengolahan air limbah biasanya dihasilkan lumpur. Lumpur tersebut perlu
diolah lebih lanjut untuk menghilangkan tingkat polutannya dan kemudian dapat
dimanfaatkan atau dibuang ke lingkungan. Beberapa proses pengolahan lumpur
adalah pemekatan, penstabilan, pengurangan air, dan pengeringan.
3. DESAIN IPAL
3.1 Pengumpulan Data
http://indonetwork.co.id www.koranjuri.com
1) Proses Produksi
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara
pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis
besar karakteristik air limbah yang diperlukan untuk mendesain IPAL meliputi
karakterisitik fisik, biologis dan bakteriologis, kimia dan debit.
Karakteristik Fisik
Air limbah sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Karakterisitik fisik dalam air limbah yang diperlukan
untuk pengelolaan dan pengolahan air limbah meliputi suhu, pH, padatan tersusupensi,
padatan terlarut, dan warna.
Karakteristik Kimiawi
Pada umumnya, dalam air limbah pengolahan pangan, bahan kimia yang
membutuhkan oksigen berada dalam bentuk terlarut, sedangkan dalam limbah
peternakan sebagian besar terdapat dalam bentuk partikulat. Bahan kimia penting
dalam air limbah yang berguna untuk mendesain dan menentukan teknik pengolahan
air limbah meliputi:
Teknik dan pengujian sampel untuk beberapa parameter penting dalam menentukan
teknik pengolahan dan desain IPAL adalah sebagai berikut:
Page 4 of 9
Perancangan Pabrik / IPAL Brawijaya University 2012
1) Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand = BOD)
Uji BOD adalah salah satu metode analisis yang paling banyak digunakan dalam
penanganan limbah dan pengendalian polusi. Uji ini mencoba menentukan
kekuatan polusi dari suatu limbah dalam pengertian kebutuhan mikroba akan
oksigen dan merupakan ukuran tak langsung dari bahan organik dalam air limbah.
Uji BOD distandarisasi pada periode 5 hari, suhu 200 C. Sampel disimpan
dalam botol yang kedap udara. Stabilisasi yang sempurna dapat membutuhkan waktu
lebih dari 100 hari pada suhu 200C. Periode inkubasi yang lama ini tidak praktis untuk
penentuan rutin.
Oleh karena itu prosedur yang disarankan oleh AOAC (Association of Official
Analytical Chemists) adalah periode inkubasi 5 hari dan disebut BOD5. Nilai ini
hanya merupakan indeks jumlah bahan organik yang dapat dipecah secara biologik
bukan ukuran sebenarnya dari limbah organik. Air limbah domestik yang tidak
mengandung limbah industri mempunyai BOD kira-kira 200 ppm. Limbah
pengolahan pangan umumnya lebih tinggi dan seringkali lebih dari 1000 ppm.
Walaupun BOD5 merupakan pengukuran umum untuk polusi air, uji BOD
memakan waktu dan reprodusibilitasnya rendah. Uji-uji seperti kebutuhan
oksigen secara kimia (COD) dan karbon organik total (TOC) lebih cepat, lebih andal,
dan lebih reprodusibel.
Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan organik
dalam sampel. Larutan asam dikromat (K2Cr2O7) digunakan untuk mengoksidasi
bahan organik pada suhu tinggi. Berbagai prosedur COD yang menggunakan
waktu reaksi dari 5 menit sampai 2 jam dapat digunakan. Metode ini dapat
dilakukan lebih cepat dari uji BOD. Oleh karena uji COD merupakan analisis kimia, uji
ini juga mengukur senyawa-senyawa organik yang tidak dapat dipecah seperti
pelarut pembersih dan bahan yang dapat dipecah secara biologik seperti yang
diukur dalam uji BOD.
Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-
masing untuk mengatasi gangguan klorida dan untuk menjamin oksidasi
senyawa-senyawa organik kuat menjadi teroksidasi. Limbah hewan dan limbah
pengolahan pangan seperti pengolahan saurkraut, pikel dan zaitun dapat
mengandung konsentrasi klorida yang tinggi dan akan membutuhkan merkuri
sulfat dalam analisis COD atau factor koreksi klorida. Senyawa-senyawa benzena dan
ammonia tidak diukur oleh uji ini. Prosedur COD tidak mengoksidasi ammonia
walaupun mengoksidasi nitrit.
Karbon organik total (TOC) mengukur semua bahan yang bersifat organik.
TOC diukur dengan konversi karbon organik dalam air limbah secara oksidasi katalitik
pada suhu 9000 C menjadi karbon dioksida. Metode pengukuran polusi ini cepat
(5-10 menit) dan dapat diulang, memberikan perkiraan kadar karbon organik dari
air limbah secara cepat. Nilai TOC sangat berkorelasi dengan uji-uji BOD5 standar
dan COD, bila limbah relatif seragam. Uji BOD dan COD menggunakan
pendekatan oksigen, TOC menggunakan pendekatan karbon. Senyawa-senyawa
yang dianalisis dalam uji TOC, seperti selulosa, hanya memecah secara lambat
dalam lingkungan alamiah. Nilai TOC akan berubah bila limbah diberi
penanganan dengan berbagai metode.
Page 5 of 9
Perancangan Pabrik / IPAL Brawijaya University 2012
Kebutuhan oksigen total (TOD) dari suatu bahan didefinisikan sebagai jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran semua bahan pada suhu 9000C
menggunakan katalis Platinum. Proses mengoksidasi semua bahan organik dan
bahan anorganik yang tidak teroksidasi sempurna. Kebutuhan oksigen dari karbon,
hydrogen, nitrogen, dan sulfur dalam suatu contoh air limbah diukur dengan metode
ini.
Residu dalam air limbah dapat berupa padatan terendapkan dan padatan
tersuspensi total. Padatan terendapkan adalah padatan dalam limbah cair yang
mengendap pada dasar dalam limbah cair yang mengendap pada dasar dalam
waktu 1 jam. Padatan ini biasanya diukur dalam kerucut Imhoff berskala dan
dilaporkan sebagai ml padatan terendap per liter. Padatan terendap merupakan
indikator jumlah padatan limbah yang akan mengendap dalam alat penjernih dan
kolam pengendapan. Penetapan endapan ini mudah dilakukan dan berguna bila akan
merancang sistem penanganan pengendapan. Padatan tersuspensi total kadang-
kadang disebut residu yang tidak dapat disaring, ditetapkan dengan cara
menyaring sejumlah volume air limbah melalui filter membran. (tikar gelas fiber)
dalam cawan gouch. Berat kering dari padatan tersuspensi total diperoleh setelah satu
jam pada suhu 103-1050C.
Padatan terlarut total ditetapkan dalam berat contoh yang telah disaring dan
dievaporasi atau sebagai perbedaan antara berat residu setelah evaporasi dan
berat padatan tersuspensi total. Oleh karena larutan ini sulit dihilangkan dari air
limbah, maka pengetahuan mengenai padatan terlarut total adalah penting bila
menangani air limbah.
Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
Page 6 of 9
Perancangan Pabrik / IPAL Brawijaya University 2012
Desain IPAL dipengaruhi oleh debit air limbah yang dihasilkan, karena debit
digunakan sebagai penentuan volume unit-unit pengolahan air limbah. Bila debitnya
besar maka volume unit pengolahannya harus dibuat besar untuk dapat
menampung air limbah tersebut. Terlebih lagi bila akan digunakan unit pengolahan
yang membutuhkan waktu tinggal, maka perhitungan volume unit pengolahannya
dikalikan dengan waktu tinggalnya.
Industri yang beroperasi hanya pada waktu tertentu saja akan menghasilkan
air limbah hanya pada waktu tersebut. Biasanya air limbah yang dihasilkan hanya sesaat
namun dalam jumlah yang besar. Industri yang aliran limbahnya seperti ini
misalnya adalah industri pembuatan tempe, tahu, rumah pemotongan hewan (RPH) dan
rumah pemotongan unggas (RPU).Untuk industri seperti ini maka desain IPALnya
dipilih yang dapat menerima aliran sesaat atau shock loading seperti pengolahan
fisik (penyaringan dan pengendapan), pengolahan kimia (koagulasi dan flokulasi) dan
pengolahan biologi (anaerobic digester).
Setiap industri memiliki parameter pencemar yang berlainan hal ini terkait
dengan penggunaan bahan baku dan proses produksi yang juga berlainan. Bahkan,
industri sejenispun dapat memiliki karakteristik air limbah yang tidak sama karena
penanganan bahan dan penggunaan air yang tidak serupa.
Secara umum parameter pencemar atau karakteristik air limbah ditentukan oleh
jenis bahan baku yang digunakan dan proses yang dilakukan. Bila bahan baku
yang digunakan adalah bahan organik maka limbah yang digunakan akan memiliki
Page 7 of 9
Perancangan Pabrik / IPAL Brawijaya University 2012
kandungan bahan organik, demikian juga bila industri tersebut menggunakan bahan
kimia dalam proses produksinya, amaka dalam air limbahnya akan ditemui
kandungan bahan kimia tersebut dalam ikatan aslinya atau ikatan dengan bahan kimia
lainnya.
Dengan bahan yang sama namun proses berbeda maka akan dihasilkan
karakteristik air limbah yang berbeda. Dengan bahan baku kedelai, industri tahu
dan tempe menghasilkan karakteristik air limbah yang berlainan. Kandungan bahan
organik dan padatan dalam limbah tahu lebih banyak karena ada proses penghancuran
kedelai dan penyaringan bubur tahu.
Jenis parameter pencemar utama dalam air limbah adalah bahan organik, bahan
an-organik, minyak dan lemak, mikroorgsnisme, warna dan bahan padatan. Untuk
masing-masing jenis parameter pencemar tersebut dapat digunakan unit pengolahan
tertentu agar dapat dikurangi konsentrasinya atau tingkat bahayanya. Unit-unit
pengolahan air limbah tersebut ada yang secara khusus untuk mengolah pencemar
tertentu, namun ada juga yang berfungsi untuk mengolah secara bersama-sama
beberapa jenis bahan pencemar.
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan/atau kegiatan Pada
baku mutu air limbah diatur beberapa hal terkait kadar bahan pencemar,
kuantitas dan beban pencemaran daam air limbah yang diperbolehkan dibuang ke
lingkungan.
Besarnya lahan atau ruang bagi instalasi pengolahan air limbah ditentukan
oleh beberapa faktor sebagai berikut: volume limbah yang dihasilkan, kadar dan
keragaman bahan pencemaran air limbah dan pilihan jenis unit pengolahan air limbah.
6) Ketersediaan Biaya
Page 8 of 9
Perancangan Pabrik / IPAL Brawijaya University 2012
biaya energi (listrik atau energi lainnya), membayar tenaga kerja dan biaya uji
laboratorium.
Alat pengolahan biologi yang relatif rendah biaya konstruksi, operasional dan
perawatannya adalah biogas. Alat ini dapat digunakan untuk mengolah limbah dengan
bahan organik yang tinggi, dan mengandung padatan tersuspensi. Biogas juga
menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk menjalankan generator listrik,
menyalakan kompor, patromax, alat pemanas, dll, sehingga dapat menghemat biaya
pembelian/pembayaran energi yang lain.
REFERENSI
Potter, Clitton, M. Suparwadi dan Aulia Gani, 1994, Limbah Cair Berbagai
Industri Di Indonesia: Sumber, Pengendalian dan Baku Mutu, Kementerian
Negara Lingkungan
Hidup dan Dalhousie University Canada, Jakarta Wong, Lawrence K., et. al. (Ed),
2004, Handbook of Industrial and Hazardous WastesTreatment, 2nd edition,
Marcel Dekker Inc., New York
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Bandingkan pengolahan air limbah untuk industri skala kecil dan besar?
2. Sebutkan data apa saja yang perlu diketahui untuk membangun IPAL?
IPAL!
Page 9 of 9