MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta
MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji akan kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan hidayahNya sehingga kami
dapat melaksanakan tugas makalah penganti ujian tengah semester ini mengenai mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah tentang “Peran Ilmu Ukur Tanah dalam Dunia Konstruksi”.
Disini tak lupa sampaikan juga banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telahmemberikan andil dalam tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tak lupa saya sampaikan juga banyak–banyak terima kasih kepada bapak M.
Afif Salim,ST.MT. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Ilmu Ukur Tanah,
karena banyak dari penjelasan beliau tugas ini dapat terselesaikan dan bisa digunakan
untuk semestinya dan fungsinya.
Kami mohon maaf atas kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul......................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. LatarBelakang .....................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................1
3. Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian LRT...................................................................................3
2. Latar Belakang Pembangunan MRT Sebagai Solusi Megurangi
Kemacetan Jakarta..............................................................................4
3. Permasalahan Kemacetan Jakarta
......................................................4
4. Peran MRT Sebagai Solusi Dalam Mengatasi Kemacetan
Jakarta.................................................................................................5
4.1.Mampu Mengangkut Penumpang Dalam Jumlah Banyak
Dengan Waktu Yang Cepat..........................................................6
4.2.Tidak Menggunakan Jaringan Jalan Raya....................................6
4.3.Mampu Menghemat Penggunaan BBM.......................................7
4.4.Mampu Mengurangi Polusi Udara...............................................7
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari 5 besar Negara dengan penduduk terbanyak di
dunia. Otomatis, perlu adanya pengembangan – pengembangan alat yang
mendukung produktifitas para penghuninya. Tak terkecuali dalam bidang
transportasi. Luasnya wilayah Indonesia tentu saja membutuhkan teknologi
transportasi yang memadai.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perangkutan memiliki peran penting dalam
menggerakkan perekonomian dikota-kota besar. Permintaan layanan perangkutan
juga akan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya jumlah penduduk.
Karena ruang yang terbatas, maka tidak mampu memenuhi tingginya permintaan
pergerakan penduduk hanya melalui penambahan jalan dan angkutan umum
berkapasitas kecil. Kondisi tersebut semakin parah dengan munculnya emisi
kendaraan yang dapat menimbulkan gangguan kondisi kesehatan dan penurunan
kualitas lingkungan. Selain itu, lamanya waktu yang dihabiskan di jalan dapat
menimbulkan dampak psikologis berupa penurunan ketidakstabilan emosi dan
dampak ekonomis berupa penurunan tingkat produktivitas kerja.
Menyadari bahwa penataan kota yang tak memungkinkan untuk menambah armada
di daerah kemacetan, pemerintah merencanakan untuk membangun MRT
(Mass Rapid Transit) guna menghubungkan wilayah-wilayah Jakarta dan
disekitarnya. Pembangunan ini diharapkan akan membantu masyarakat dan
pengembangan kota.
2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa itu MRT ?
2. Apa yang mendasari pembangunan MRT sebagai solusi mengatasi kemacetan
Jakarta?
3. Bagaimana permasalahan kemacetan Jakarta?
4. Bagaimana peran MRT sebagai solusi dalam mengatasi kemacetan Jakarta?
3. Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu MRT
2. Untuk mengetahui apa yang mendasari pembangunan MRT sebagai solusi
mengatasi kemacetan Jakarta
3. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan kemacetan Jakarta
4. Untuk mengetahui bagaimana peran MRT sebagai solusi dalam mengatasi
kemacetan Jakarta
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian MRT
MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang
mempunyai 3 kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat
dan frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama
perkotaan). Namun, belakangan ini kita sering salah kaprah tentang maksud definisi
MRT itu sendiri. Pemeberitaan media yang cenderung asal-asalan dan kurang
memperhatikan konten membuat masyarakat bukannya menjadi cerdas tapi menjadi
makin bodoh.
MRT (mass rapid transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan
yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan
frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway), subway,
tram, dan monorail.
Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan biasa dan kendaraan lain karena
biasanya merupakan shuttle bus yang memiliki rute perjalanan tertentu dan
beroperasi pada lajur khusus, sehingga sering disebut buslane/busway. Pemisahan
lajur ini dilakukan agar penumpang tidak mengalami penundaan waktu perjalanan
dan tidak terganggu oleh aktivitas moda angkutan lain yang melintasi rute
perjalanan yang sama.Busway sendiri biasanya bervariasi ada yang berbentuk ganda
(bus gandeng), bus tunggal, dan bus bertingkat. MRT jenis busway biasanya lebih
banyak dipilih oleh kota-kota di negara berkembang karena pengembangannya
membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan subway, monorel,
ataupun tram. Kota Bogota di Kolombia merupakan salah satu contoh sukses
penerapan sistem busway. MRT dalam bentuksubway pada prinsipnya memiliki
kesamaan sistem operasi dengan kereta api. Namun, konstruksi teknisnya terdapat
perbedaan karena subway terletak di bawah tanah (underground) tetapi stasiun-
stasiunnya langsung terhubung ke lokasi pusat kegiatan. Di Eropa
Barat, subway merupakan salah satu moda angkutan yang sangat populer
dan seringkali dikenal dengan istilah metro system. Kota London merupakan
kota
pertama yang menerapkan sistem subway sebagai moda angkutan massal
berkecepatan tinggi pada tahun 1863.
Tram merupakan bentuk MRT dengan moda angkutan mirip dengan kereta api,
tetapi jalur operasinya dapat terintegrasi dengan jalan raya. Tram dapat ditemukan di
hampir semua kota menengah dan besar di Eropa dan di beberapa kota besar di
Amerika. Tram pertama kali diperkenalkan pada tahun 1807 di Inggris dan
merupakan bentuk awal MRT di dunia. Dalam operasionalnya, dikenal dua
jenis tram: (1) tramyang jalur operasinya menyatu dengan jalur lalu-lintas
kendaraan; dan (2) tram yang memiliki jalur operasional tersendiri yang dikenal
dengan istilah light rail.
Monorail merupakan MRT yang memiliki jalur tertentu dan biasanya tidak
mengambil ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan
raya dan yang ditopang dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk
membentuk lintasan monorail. Berbeda dengan MRT lainnya, monorail biasanya
hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop dengan beberapa stasiun
pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun langsung ke
lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorail sudah banyak dikembangkan di kota-
kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.
Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di
Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan
emisi CO2 diperkotaan. Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat
membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi
alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan.
Jumlah kendaraan bermotor saat ini jauh melebihi kapasitas jalan yang ada di
Jakarta. Menurut data Polda Metro Jaya, penambahan mobil baru di Jakarta rata-rata
250 unit per hari, sedangkan sepeda motor mencapai 1.250 unit per hari. Pada tahun
2007, jumlah kendaraan yang melaju di jalanan Jakarta yang panjangnya hanya
5.621,5 km mencapai 4 juta unit per hari. Rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor dalam lima tahun terakhir mencapai 9,5% per tahun, sedangkan
pertumbuhan panjang jalan hanya 0,1% per tahun. Ini berarti bahwa dalam beberapa
tahun ke depan, jalan di Jakarta akan tidak mampu menampung luapan jumlah
kendaraan yang terus tumbuh melebihi panjang jalan yang ada.
Selain tidak terkendalinya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor hal lain yang
berperan menyebabkan kemacetan di Jakarta adalah jumlah dan kondisi infrastuktur
jalan di jakarta. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan
luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal,
perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 %. Pada tahun
2015, diperkirakan populasi penduduk Jakarta akan mencapai 17 juta orang,
pertumbuhan kendaraan 10% dan pertumbuhan infrastruktur kurang dari 1%.
Sehingga, nantinya jalanan di Jakarta diprediksi tidak akan sanggup menampung
total kendaraan yang ada.
Dalam catatan Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2007, kecepatan rata-rata bus
kota hanya mencapai 10-25 km/jam untuk pagi hari dan 7-24 km/jam pada sore hari.
Kondisi kemacetan yang parah ini telah mengakibatkan banyak masalah di kota
Jakarta. Mulai dari kerugian ekonomi, pemborosan bahan bakar, peningkatkan
polusi udara serta menimbulkan stress bagi para pengguna jalan. Masalah yang
paling jelas terlihat tentunya dampak kerugian ekonomi. Berdasarkan SITRAMP II
tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang
dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi yang
diakibatkan dari kemacetan mencapai Rp 65 triliun/tahun.
Menurut Kepala Divisi Sipil dan Struktur PT MRT Jakarta, Heru Nugroho,
pihaknya telah menyiapkan 17 rangkaian kereta untuk operasional MRT tahap
pertama ini. Satu rangkaian MRT yang terdiri dari enam unit kereta ini mampu
mengangkut hingga 1.500 penumpang. Jadi jika terdapat 17 rangkaian dan satu
rangkaian mampu angkut 1.500 penumpang. Maka ditargetkan 25.500
penumpang dapat terangkut.
Sistem MRT Jakarta sendiri dibangun untuk menjawab tantangan mobilitas kota
Jakarta yang rendah karena terbatasnya ruang untuk bermobilitas. Keunggulan
sistem MRT yang mampu mengangkut banyak penumpang dengan waktu yang
cepat di harapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi khususnya
untuk beralih ke MRT. Berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi ini akan
meningkatkan ruang gerak di jalan raya yang berdampak pada berkurangnya
tingkat kemacetan di Jakarta.
4.2.Tidak Menggunakan Jaringan Jalan Raya
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta direncanakan akan
menggunakan sistem struktur layang atau struktur bawah tanah (underground).
MRT dengan struktur layang beroperasi di atas jalan dengan bantuan tiang-tiang,
hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu
perlintasan kereta api. MRT dengan struktur bawah tanah (underground) adalah
kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini
dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai
jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar (metropolitan)
Salah satu manfaat dari kedua sistem itu adalah untuk mengatasi masalah
penambahan ruang jalan yang tidak bisa dilakukan secara terus menerus,
khususnya di Jakarta. Pada masa yang akan datang, pembangunan jalan akan
semakin sulit dan semakin mahal karena terkendala oleh keterbatasan luas lahan
serta adanya berbagai kebutuhan lain untuk pembangunan infrastruktur lainnya.
Selain mengatasi masalah dalam pembangunan ruang jalan, pembangunan MRT
yang menggunakan sistem struktur layang atau struktur bawah tanah di Jakarta
juga bermanfaat agar tidak mengganggu lalu lintas jalan raya yang sudah penuh
kendaraan sesuai dengan kondisi Jakarta.
MRT yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2016 di Jakarta akan
membentang dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Dukuh Atas di Jakarta
Pusat sepanjang 14,5 km. Empat kilometer diantaranya (4 stasiun) dibangun di
bawah tanah dan 10,5 km dibangun melayang di atas jalan (8 stasiun). Proyek
ini adalah tahap 1 dari rencana 3 tahap pembangunan MRT di Jakarta. Tahap 2
adalah dari Dukuh Atas ke Kota; dan tahap 3 adalah jalur Timur-Barat. Untuk
pembangunan Tahap 2 dan tahap 3 saat ini sedang dalam pembuatan
feasibility study.
4.3.Mampu Menghemat Penggunaan BBM
Kemacetan yang terjadi hampir setiap hari diseluruh wilayah Jakarta telah
meyebabkan banyak BBM terbuang secara percuma. Ibukota negara
ini merupakan konsumen BBM subsidi terbesar di Indonesia menyusul
tingginya frekuensi kemacetan. Menurut Vice President Corporate
Communication PT Pertamina (persero) Ali Mundakir dalam kondisi macet
penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan akan meningkat
hingga 20%.
Pembangunan MRT selain menjadi solusi kemacetan di juga bisa menjadi solusi
masalah polusi udara di Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik
sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 yang besar. Selain itu dengan
beroperasinya MRT di Jakarta di harapkan akan mengurangi jumlah kendaraan
yang ada di jalanan Jakarta, sehingga tingkat polusi yang dihasilkan oleh
kendaraan-kendaraan di jalanan dapat berkurang sehingga masyarakat Jakarta
dapat leluasa menghirup udara tanpa khawatir lagi terkena penyakit yang
ditimbulkan dari polusi tersebut.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
MRT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan solusi lain untuk mengatasi
kemacetan di kota Jakarta. Keunggulan itu diantaranya mampu mengangkut
penumpang dalam jumlah banyak dengan waktu yang cepat, tidak menggunakan
jaringan jalan raya, mampu menghemat penggunaan BBM dan mengurangi tingkat
polusi udara di kota Jakarta.
2. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena kurangnya
pengalaman dan pengetahuan tentang peran ilmu ukur tanah dalam dunia konstruksi.
Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat bermanfaat demi tercapainya kepentingan
bersama untuk memperbaiki kesalahan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hudalah, D., & Pratama, Y. MRT: Angkutan perkotaan masa depan?”. Buletin
Tata Ruang (Sep-Okt2010): 1-4.
Sindo. (2012). “MRT, solusi kemacetan Jakarta”. SindoNews. diakses 26 Desember
2016
http://www. metro.sindonews.com