Namaku, Aliyah. Aku masih duduk di bangku SMA kelas 12 dan aku terkenal sebagai anak pendiam
dikelas, tapi aku juga terkenal sulit berinteraksi bersama lawan jenis. Aku punya sahabat, namanya
Thalia. Tapi, aku dan thalia tidak satu sekolah. Setiap pulang sekolah aku menjemput sahabatku
disekolahnya, lalu pergi ke rumahnya. Setelah sampai dirumah Thalia, aku disediakan makan siang
dirumahnya, dan tak lupa sambil memegang handpone kesayanganku.
Tiba-tiba dering handpone ku berbunyi, ku kira itu hanya notifikasi whatsapp dari teman sekolahku
ternyata notif dari orang yang tak pernah ku kenal sama sekali. Lalu, kulihat foto profil di whatsapp
orang yang tak kukenal itu,sampai aku terselak makanan ternyata dia seorang laki-laki,tapi aku tidak
mengenalnya. Lalu sahabatku berkata
Aliyah : "Entahlah, ku kira ada notif whatsapp dari siapa, ternyata nomer yang tak ku kenal."
Thalia : "Ohh, seperti ituu. Yaudah bales aja whatsapp nya. "
Aliyah : "Enggak ah males, lagian aku juga nggak penting. Orang aku aja gakenal sama dia."
Thalia : "Yaa nggapapa lah,sesekali kamu tuh jangan terlalu cuek sama cowok.Gimana
bisa dapet cowok? Orang kamu aja cueknya minta ampun sama cowok."
Aliyah : "Udahlah thal. Jangan bahas itu mulu, aku lagi males."
Ketika pukul 16.28 notif whatsapp ku berdering lagi, kulihat ternyata nomer yang tak kukenal tadi
siang itu.
Aliyah : "Lagi-lagi dia. Ah lama-lama aku males buka whatsapp. Apa aku blok aja yaa
nomernya."
Thalia : "Ehh, jangan dong al. Kasihan loh kalau masalah sepele aja dikit-dikit langsung di
blok aja nomernya. Kamu bales aja baik-baik. Mau dia apa? Kok masih aja
whatsapp kamu, padahal yang tadi siang nggak kamu bales kan? "
Aliyah : "Iya sihh. Yaudah deh nanti aja kalau aku pulang udah sampe rumahku, aku bales
Sekitar pukul 17.00 aku bergegas pulang dan berpamitan ke Thalia dan keluarganya dirumah. (Sesampai
dirumah)
Ibu : "Darimana aja kamu al. Kok jam segini baru pulang."
Ibu. : "Yaudah deh. Sana kamu pergi mandi, terus sholat asar."
Jarum jam menunjuk ke arah 20.34 aku sudah lupa perkataan yang diucapkan Thalia tadi di
rumahnya. Tiba-tiba notif whatsapp dari cowok tadi siang itu berbunyi lagi. Lalu ku balas chat nya secara
singkat, dan cuek.
Tak terasa 7 hari lamanya sudah ku lalui. Tapi tetap saja si cowok itu selama 7 hari berturut-turut
masih bertahan membalas chat whatsapp ku. Dan aku merasa heran pada si cowok tersebut.
Aliyah : "Selama 7 hari aku bales chat whatsapp cueknya minta ampun, kenapa kamu ga
pernah marah sama aku? Ga pernah bosan sama aku. Kenapa? Kan biasanya
cowok itu ya gitu, kalau dicuekin sama perempuan pasti marah-marah, pasti
Cowok : "Nggak semua cowok itu sama seperti apa yang kamu maksut."
Aliyah : "Terus tujuan kamu tetap tenang dan ga marah-marah walaupun aku cuek apa?
Cowok : "Ya emang ga ada lagi, cuma itu tujuan aku. "
Setelah aku mengetahui kalau si cowok tadi itu tujuannya cuma pengen deket dan berteman aja,
dari situ kita lanjut sampe hari-hari berikutnya, dan sampai lempar-lemparan perhatian, sampai disuatu
hari dia mengungkapkan perasaannya padaku. Tapi aku masih butuh waktu untuk menjawab pertanyaan
itu. Karna aku tidak pernah kenal cowok sedekat ini.
Waktu itu di kelasku ada pelajaran agama, bab "Jodoh Kita Cerminan Dari Diri Kita Sendiri." lalu
guruku menerangkannya dengan panjang lebar.
Guruku berkata "jodoh itu sudah ditentukan oleh sang kuasa di lauhul mahfudz ketika zaman azali. Yakni
zaman sebelum makhluk-makhluk belum diciptakan. Yang pacaran segera diputuskan ya anak-anak, dan
yang masih di tembak, jangan diterima yaa. Karena sejatinya laki-laki atau wanita baik-baik tidak akan
melakukan zina, termasuk berpacaran. Apalagi yang sudah hafal dalilnya, atau yang sudah tau kalau
pacaran itu hukumnya dosa. Ayo bunyikan dalilnya ya anak-anak. Lalu semua siswa serentak
melantunkannya.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk. (QS Al-Israa’/ 17: 32).
Hati kecilku berkata (seharusnya aku ngga sedeket ini sama cowok, seharusnya aku ga kenal lebih dekat
seperti ini, aku salah, aku terjun dijalan yang salah. Maafkan aku ya Allah, aku khilaf.) Dari pelajaran
agama yang sudah dibahas,aku semakin yakin bahwa yang benar- benar baik tidak akan mengajak
pacaran. Setelah pulang sekolah, kuceritakan semua pada sahabatku.
Thalia :"Yaudah al, itu semua tergantung kamunya. Kalau kamu masih takut untuk pacaran,
Jangan diterusin hubungan kedekatan itu. Kamu bilang aja sama dia baik-baik yang
tadi guru kamu jelaskan. Pasti dia ngerti kok. Aku tau kamu pasti bisa."
Aliyah : " Begini, di sisi lain aku ga bisa nerusin kedekatan kita seperti ini. Aku terlalu akrab
Aliyah : "Kalau terlalu akrab dengan cowok itu, aku gapernah sama sekali. Dan hanya kali ini
aku dekeet banget sama cowok. Kalaupun aku aku deket dengan cowok, pasti itu
Saudaraku sendiri. Apa lagi kalau aku ketemu langsung, pasti aku gapernah liat
wajahnya sekalipun, atau ketika berpapasan dengan cowok lain di jalan, aku tidak
pernah menyapanya, kecuali itu saudaraku yang hanya ku sapa. Kalau itu bukan
siapa-siapaku aku ga pernah liat wajahnya, tapi kalau liat sih itu hanya tak sengaja.
Lalu, ku tundukkan kepalaku lagi. Aku ga pernah sedekat ini dengan cowok, apa
lagi menurutku, aku sudah melakukan dosa besar. Sudah zina tangan, zina mata,
zina telinga, zina perasaan. Tapi aku gamau itu terjadi selamanya. Kamu mau ga
Cowok : "Yaa enggak sih, yaudah deh maafin aku ya kalau aku sering ngerayu-ngerayu
Aliyah : "Iyaa, nggapapa kok. Tapi kita chatan sampai disini aja yaa. Kalau kamu butuh aku,
Langsung whatsapp aja aku, tapi jangan terlalu sering, takut dosa lagi entar."
Cowok : "Iya iya deh, makasih yaa udah sadarin aku. Maaf kalau aku banyak salah. "
Setelah itu, aku tidak ada lagi kabar-kabaran sama si cowok tersebut. Hari-hariku sudah bahagia
bersama teman-teman ku di sekolah dan sahabatku. Hati kecilku berkata "Terimakasih ya Allah, engkau
telah memberikankan ku banyak pelajaran. Sehingga dapat ku ambil dari semua hikmah nya."