Anda di halaman 1dari 2

Hadirnya Orang Ketiga

Sebuah kota yang indah, dengan anggunnya pancaran matahari di pagi hari.
Awal ku mendudukkan tubuhku di Universitas perkuliahan Permata Indah. Tiga
tahun telah kulewati bersama yuda. Namaku adalah Rosa aku berumur 18 tahun.
Ibuku telah meninggal dunia sejak aku lahir dan ayahku sedang merantu kenegeri
orang. Aku tinggal bersam nenekku brnama nenek Suri.

Rasa bingung aku rasakan saat awal masuk di perkuliahanku. Daftar ulang
diperkuliahan sudah aku laksanakan. Saatnya aku memulai mata kuliahku. Awal
masuk tak ada satupun yang aku kenali saat itu dan tiba-tba seorang cewek
bernama Nita menyapaku. “hay” katanya “iya” Nita “kamu dari mana?” “aku dari
perumahan indah” Nita “kita bias berteman kan?” “tentu saja” dengan senang
hati aku menerimanya.

Dua bulan sudah kulewati ceritaku dengannya. Hingga aku lupa dengan orang
yang aku cintai. Hari ini hari minggu dimana semua sekolah pun libur, Yuda
mengajakku jalan. Albi adalah panggilan kami. Kami bertemudisebuah taman yang
tak kala indah dengantaman lainnya. Rasa bosan aku rasakan saat bersamanya.
Yuda mencoba membuat lelucon agar suasana berubah, tapi tetap kedua mataku
tertunduk pada handphone empat jam telah kulalui taka da keromantisan dalam
hubungan kami

Hari senin adalah kebiasaan kami melakukan mapaba dalam ekstra pmii sat
itu aku merasa diperhatikan oleh seseorang. Setelah kuselidiki namanya adalah
Ridho seorang mahasiswa teknologi semester 5. Kujumpai dia di hari Sabtu karna
ada tugas yang harus kuselesaikan. “ kak, tugas pmii kemaren dikumpulkan ke
siapa?” tanyaku “ oh, iya dek di kumpulkan ke kalting semester 7” jawabnya “
terima kasih kak”. Tak lama kemudian dia memanggilku “ dek” “iya kak” dia
memanggilku dengan sebutan adek “ nanti makan siang bareng boleh?” “oh iya
kak boleh”. Makan siangpun telah tiba, akupun menuju tempat yang di share oleh
kak Ridho. Hari ini adalah pertemuan pertama kami. Kak Ridho mulai
mengakrapiku, membuat lelucon yang membuat hati ini merasa ada yang aneh
dengannya. Hari demi hari hari rasa nyaman aku rasakan dengannya. Hingga Yuda
pun tak kuberi kabar.

Satu bulan kulalui bersama Kak Ridho, rasa saying sedikit demi sedikit mulai
muncul, aku tau kak Ridho tidak memberiku kepastian karna sebuah alasan,
hingga aku berfikir memutuskan hubungan dengan Yuda. Tepat dihari minggu
dimana tempat biasa kami bertemu, “yuda… maafkan aku” “kenapa kamu
meminta maaf” Yuda merasa kebingungan “ aku ingin mengakhiri hubugan kita”
kataku “lah,, kenapa kamu tiba-tiba seperti ini , apa salahku mohon jelaskan”
rengek Yuda “Aku terlalu sibuk dengan urusanku, hingga memberi kabarmu pun
sudah ku abaikan” jelasku “aku tak pernah mempermasalahkan itu Rosa, aku
sudah memahami, tapi mengapa itu menjadi alasanmu mengakhiri hubungan
yang sudah lama kita jalani” tanyanya. “maaf Yuda izinkan aku pergi” kataku. Rasa
lega sudah kudapatkan. Kabar gembira untuk kak Ridho.

Seminggu telah kujalani. Tepat hari Sabtu malam Minggu kak Ridho mengajakku
makan malam. Malam yang istimewa. Awal hubunganku dengan kak Ridho, hati
yang resah saat kak Ridho mengajakku menjalani hubungan dan akupun
menerima ajakan kak Ridho. “besok aku ingin mengajakmu ketaman” ajaknya
“boleh” pintaku. Tak kusangka kak Ridho mengajakku ke taman yang biasa
kutempati bersama Yuda. Tempat dimana Yuda dan temannya berkumpul. Rasa
takutku mulai muncul “ kak, apa tidak sebaiknya kita pindah, disini panas” ajakku
“ kamu sakit ya? Disini mendung masa kamu panas” katanya. Rasa gugup aku
rasakan saat itu, dan rasa takutku pun nyata. Yuda melihatku dan mengahmpiriku.
“ Rosa.. jadi karna dia kamu mutusin hubungan kita. Dengan alasanmu yang gak
jelas itu” keringat dingin mulai membasahi tubuhku. “ingat!!!! Rasa suka itu
sifatnya sementara tapi rasa saying akan selalu ada” nasehat Yuda kepadaku.
Diapun meninggalkanku dengan kak Ridho. Namun kak Rodho pun sudah
memahami.

Anda mungkin juga menyukai