Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah Perancangan Model Bisnis
KELOMPOK 2
Sari Dewi Situmorang 21S18010
Hutri R. Tampubolon 21S18027
Monalisa Siahaan 21S18050
Joshua P. Hutauruk 21S18052
Karen T. Lumbangaol 21S18063
Niken A. Hutagaol 21S18065
Ultrajaya Milk Tbk termasuk dalam family owned and led company. Mayoritas saham
dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan dipengaruhi oleh anggota
keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif oleh salah satu anggota
keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih anggota keluarga memiliki
kendali manajemen tertinggi, yaitu Sabana Prawirawidjaja-Presiden Direktur, Samudera
Prawirawidjaja-Direktur, Supiandi Prawirawidjaja-Presiden Komisaris, dan Suhendra
Prawirawidjaja-Komisaris. Salah satu anggota, Sabana Prawirawidjaja, memiliki pengaruh
yang besar terhadap kegiatan usaha yang bertugas mengatur kegiatan usaha dan usaha anggota
keluarga dan juga beliau memiliki keterlibatan dalam setiap aksi korporasi.
Pada tahun 2016 dan tahun 2015, Perseroaan tidak melakukan aksi korporasi (corporate action)
berupa apapun, baik pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock),
pembagian dividen saham, saham bonus, maupun perubahan nilai nominal saham. Perseroan
juga tidak pernah mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension),
dan/atau penghapusan pencatatan saham (delisting).
2017
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 22
Juni 2017, pada tahun 2017 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:
● Membagikan dividen tunai sebesar 10,57% dari Laba Bersih Tahun buku 2016 atau kira-
kira sebesar Rp. 75,1 milyar. Jumlah saham yang sudah ditempatkan adalah 2.888.382.000
saham, sehingga setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp. 26.- (dua puluh enam
Rupiah).
● Melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1 : 4 sehingga
nominal saham yang semula bernilai Rp. 200.- per saham berubah menjadi Rp. 50.- per
saham. Dengan dilakukannya pemecahan saham ini maka jumlah saham yang semula
7.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 200.- per saham berubah menjadi
30.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 50.- per saham. Jumlah saham yang telah
disetor penuh yang semula 2.888.382.000 saham dengan nilai nominal Rp. 200.- per saham
berubah menjadi 11.553.528.000 saham dengan nilai nominal Rp. 50,- per saham.
● Pada tahun 2017 Perseroan tidak melakukan corporate action lain selain pembagian
dividen dan perubahan nilai nominal saham tersebut di atas. Perseroan juga tidak
mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension), dan/atau
penghapusan pencatatan saham (delisting).
2018
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 29
Juni 2018, pada tahun 2018 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:
● Membagikan dividen tunai sebesar 16,1% dari Laba Bersih Tahun buku 2017 atau kira-
kira sebesar Rp. 115,5 milyar. Jumlah saham yang sudah ditempatkan adalah
11.553.528.000 saham, sehingga setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp. 10.-
(sepuluh Rupiah).
● Pada tahun 2018 Perseroan tidak melakukan aksi korporasi lain selain pembagian dividen.
Perseroan juga tidak mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension),
dan/atau penghapusan pencatatan saham (delisting).
2019
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 27
Juni 2019, pada tahun 2019 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:
● Membagikan dividen tunai sebesar 19,76% dari Laba Bersih Tahun buku 2018 atau kira-
kira sebesar Rp. 138,64 milyar.Jumlah saham yang sudah ditempatkan adalah
11.553.528.000 saham, sehingga setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp. 12.-
(dua belas Rupiah).
● Memberhentikan dengan hormat semua pengurus Perseroan karena habis masa jabatannya,
dan mengangkat Bapak-bapak tersebut dibawah ini sebagai pengurus Perseroan dengan
masa jabatan terhitung mulai dari penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tahun 2019 sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun
2024. Adapun para pengurus Perseroan tersebut adalah:
Dewan Komisaris:
Direksi:
● Pada tahun 2019 Perseroan tidak melakukan aksi korporasi lain selain pembagian dividen
serta pemberhentian dan pengangkatan pengurus Perseroan.Perseroan juga tidak
mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension), dan/atau
penghapusan pencatatan saham (delisting)
Keterlibatan anggota keluarga dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh
perusahaan
Sabana Prawirawidjaja adalah anak tertua dari keluarga pendiri Ultrajaya yang dibangun
oleh ayahnya, Ahmad Prawirawidjaja. Hingga saat ini masih menjabat Presiden Direktur
Ultrajaya yang didudukinya sejak 1971 atau sudah 49 tahun, hampir 5 dasawarsa memimpin
perusahaan. Tahun 2019, usianya menyentuh 79 tahun, atau kelahiran tahun 1940. Artinya pada
saat menjabat bos besar Ultrajaya, usianya kala itu baru 31 tahun. Pengangkatan terakhir
Sabana menjadi Presdir berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada
27 Juni 2019. Di bawah kepemimpinannya, Ultrajaya mencapai kinerja positif. Bahkan di
tengah pandemi Covid-19, performa Ultrajaya masih moncer. Penjualan perusahaan pada
semester I-2020 justru naik 1,68% menjadi Rp 3,02 triliun dari periode yang sama tahun lalu
Rp 2,97 triliun di saat perusahaan lain mati-matian mempertahankan performa bisnis. Bahkan
karyawan perusahaan pun pada Agustus ini masih sama dengan Desember tahun lalu sebanyak
1.097 orang. Laba bersih ULTJ juga naik 9,2% menjadi Rp 554,95 miliar per semester I-2020,
dari semester I-2019 sebesar Rp 508,58 miliar.
Kendati laba masih naik, dampak pandemi tetap ada. Sebab itu manajemen di bawah
kepemimpinan Sabana menegaskan perseroan tetap mengambil strategi terbaik guna menjaga
kinerja tetap positif. Adiknya, Supiandi Prawirawidjaja, kelahiran 1944, juga menjadi salah
seorang pendiri perseroan. Supiandi pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Perseroan (1971-
1980) dan diangkat sebagai Presiden Komisaris Ultrajaya sejak 1980 atau saat usianya 36
tahun. Saudara lainnya, Suhendra Prawirawidjaja, kelahiran 1968, menjabat Komisaris
Ultrajaya sejak 2019. Nama lain yang juga terafiliasi adalah sang penerus perusahaan yakni
Samudera Prawirawidjaja. Saat ini pria kelahiran 1964 ini menjabat Direktur ULTJ, yang
diembannya sejak tahun 1989, atau kala usianya baru 25 tahun.
Pada 13 Agustus 2020 lalu, PT Indolife Pensiontama, melepas seluruh saham miliknya
di PT Ultrajaya Milk Industry Tbk yang tak lepas dari keterlibatan Sabana Prawirawidjaja.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 13 Agustus 2020, pembeli
saham ULTJ dari Grup Salim adalah Sabana Prawirawidjaja.
● Family Business
Ada dua hal utama dalam mengetahui apakah sebuah bisnis merupakan bisnis keluarga
atau bukan. Faktor yang pertama yaitu Ownership atau Kepemilikan, sebuah bisnis dapat
dinyatakan sebagai bisnis keluarga apabila kepemilikan atas bisnis tersebut dimiliki oleh
mayoritas keluarga. Lebih detailnya adalah sebagai berikut, untuk Perusahaan / Bisnis dengan
skala UMKM maka kepemilikan yang harus dimiliki oleh keluarga tersebut adalah minimal
50% dari total bagian kepemilikan perusahaan, Sedangkan untuk sebuah Perusahaan/ Bisnis
yang Besar ataupun yang sudah Go Public setidaknya anggota keluarga harus memiliki 20%
bagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Faktor selanjutnya yang menentukan sebuah
bisnis bisa dikatakan bisnis keluarga atau bukan adalah keterlibatan keluarga dalam manajemen
perusahaan tersebut. Untuk perusahaan dengan skala UMKM biasanya anggota keluarga akan
menduduki jabatan di Tim Manajemen Atas, yaitu seperti Direktur Pemasaran atau Direktur
Keuangan. Hal ini berarti anggota keluarga memegang penuh kendali atas manajemen
perusahaan tersebut. Sedangkan untuk Perusahaan yang Besar ataupun yang sudah Go Public,
keterlibatan anggota keluarga dalam manajemen perusahaan biasanya tidak dipersyaratkan.
Dalam lingkup kegiatannya badan usaha milik negara ini diawasi, dikontrol, serta
dikuasai penuh oleh negara. Upaya untuk memegang penuh kekuasaan ini bertujuan supaya
menghindari penyelewengan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena semua
kekuasaan di tangan negara atau pemerintah, maka resiko pun sepenuhnya ditanggung oleh
mereka. Pada intinya pemerintah atau negara punya tanggung jawab dan hak penuh atas
operasional BUMN. Jadi bagaimana jalannya badan usaha milik negara semua tergantung
bagaimana pemerintah memegang kendali. Kepemilikan saham badan usaha milik negara tidak
hanya dimiliki oleh pemerintah atau negara saja. Pihak lain juga boleh untuk memiliki saham
BUMN. Namun pihak lain selain negara yang ikut memiliki saham juga tidak boleh
sembarangan. Mereka yang memiliki saham badan usaha milik negara jumlahnya tidak boleh
lebih dari 50% kepemilikan pemerintah. Kepemilikan saham BUMN minimal 51% atau
seluruhnya dimiliki oleh negara.
Aksi korporasi yang dilakukan oleh BUMN dan family business secara keselurahan tidak
berbeda.
2. PT Garuda Metalindo Tbk
PT Garuda Metalindo Tbk termasuk dalam family owned and led company. Mayoritas
saham dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan dipengaruhi oleh
anggota keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif oleh salah satu
anggota keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih anggota keluarga
memiliki kendali manajemen tertinggi, yaitu Ervin Wijaya( Direktur Utama), Herman Wijaya
(Komisaris Utama), Andree Wijaya ( Komisaris), Rudy Wijaya (Direktur), Anthony Wijaya
(Direktur), dan Lenny Wijaya ( Direktur). Ervin Wijaya memiliki pengaruh yang besar
terhadap kegiatan usaha yang bertugas mengatur kegiatan usaha dan usaha anggota keluarga
dan juga beliau memiliki keterlibatan dalam setiap aksi korporasi.
2019
Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 20 Agustus
2019, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:
- Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, Rapat sekaligus memberikan pelunasan
dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledeig acquit et de charge) kepada
para anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan masing-masing atas
tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2018
- Menyetujui dan Menerima serta Memberhentikan dengan Hormat Seluruh Anggota
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perseroan selama Menjabat dengan Ucapan
Terima Kasih dan Penghargaan Sebesar-Besarnya atas Segala Sumbangan Tenaga dan
Pikiran Selama Menjabat dalam Perseroan
- Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian
dividen tunai
- Sebesar Rp. 28.125.000.000,- (dua puluh delapan miliar seratus dua puluh lima juta
rupiah) atau sekitar 37,44% (tiga puluh tujuh koma empat puluh empat persen) dari laba
bersih Perseroan tahun 2018 akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada
2.343.750.000 (dua miliar tiga ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus limapuluh ribu)
saham yang telah dikeluarkan Perseroan.
2018
Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 12 April
2018, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:
- Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017 termasuk menerima Laporan Pengawasan Dewan Komisaris
Perseroan selama tahun buku 2017 dan mengesahkan Laporan Keuangan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017
- Menyetujui dan Menerima penggunaan Laba Bersih yang diperoleh Perseroan selama
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, yaitu sebesar Rp.
92.813.299.214 (Sembilan puluh dua milyar delapan ratus tiga belas juta dua ratus
Sembilan puluh Sembilan ribu dua ratus empat belas rupiah)
- Memberhentikan dengan hormat Bapak Rodion Wikanto Njotowidjojo selaku
Komisaris Independen Perseroan dan sekaligus mengangkat Bapak HADI
SURJADIPRADJA sebagai penggantinya, juga mengangkat Ibu LENNY WIJAYA
sebagai Direktur Perseroan yang baru, masing-masing dengan masa jabatan mengikuti
sisa masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang lama.
- Memberikan wewenang kepada Komisaris Utama Perseroan untuk menetapkan
pembagian jumlah remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan
- Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan
pertimbangan dari Komite Audit untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik pengganti
bilamana Kantor Akuntan Publik tersebut tidak dapat melaksanakan tugas auditnya
sesuai dengan standar akuntansi dan ketentuan perundangan yang berlaku
2017
Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 23 Maret
2017, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:
Suatu perusahaan publik (Tbk) dapat digolongkan menjadi perusahaan keluarga (family
business) jika pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan memiliki 25% hak atas
perusahaan melalui penanaman modal dan ada setidaknya satu orang atau lebih anggota
keluarga dalam manajemen (board). Berbeda dengan perusahaan ¬non-family business seperti
BUMN, dimana BUMN merupakan badan usaha yang sebagian atau keseluruhan kepemilikan
berada pada tangan Negara. Saham bisa dimiliki oleh masyarakat namun tidak boleh
sembarangan
3. PT. Campina Ice Cream Industry
Campina adalah salah satu produsen es krim ternama di Indonesia, dengan berbagai jenis varian
produk. Melalui produk-produk yang ditawarkan ke public ada 3 nilai penting yang selalu
mereka jaga, diantaranya berbahan alami, higienis dan berkualitas. Awalnya Campina ini
adalah sebuah Industri Rumahan yang berbentuk Firma yakni CV Pranoto dengan merk dagang
Campina. CV Pranoto ini didirikan oleh Darmo Hadipranoto di Jalan Gembong, Sawah
Surabaya, yang merupakan kediaman pribadi Darmo pada 22 Juli 1972. Sejak 1984, produksi
Campina berpindah dari garasi keluarga ke lokasi pabrik di Rangkut, Surabaya hingga saat ini.
Transformasi CV Pranoto menjadi PT Campina Ice Cream Industry terjadi pada tahun 1994.
PT Campina Ice Cream Industry ini adalah Perusahaan Nasional dengan bentuk Family
Business. Dalam struktur kepemilikan Sahamnya sekitar 83.94% saham dimiliki oleh pribadi
dan hanya 16,06% yang dibebaskan untuk Masyarakat. Perusahaan Campina dikategorikan
sebagai family business karena Sabana Prawirawidjaja, penerus dari pendiri Ultrajaya Milk,
memiliki lebih dari 25% saham dan hak atas perusahaan dan dalam perusahaan tersebut
memiliki 4.74% Saham dimiliki oleh Komisaris dan Direksi.
Campina Ice Cream Industry termasuk dalam family owned and led company.
Mayoritas saham dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan
dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif
oleh salah satu anggota keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih
anggota keluarga memiliki kendali manajemen tertinggi. Salah satu anggota, Sabana
Prawirawidjaja, memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan usaha yang bertugas
mengatur kegiatan usaha dan usaha anggota keluarga dan juga beliau memiliki keterlibatan
dalam setiap aksi korporasi.
Kemudian untuk Bagian Direksi, ada Samudera Prawirawidjaja Telah menjabat sebagai
Presiden Direktur PT Campina Ice Cream Industry Tbk. sejak 2017. Beliau juga menjabat
sebagai Direktur di PT Itoen Ultrajaya Wholesale, Direktur di PT Kraft Ultrajaya Indonesia,
Direktur di PT Ultrajaya Milk Industry Tbk. Lalu, Hendro Hadipranoto Menjabat sebagai
Direktur Umum PT Campina Ice Cream Industry Tbk. sejak 1987. Mr. Hendro Sebelumnya
bekerja di PT Green Giant Corn Factory di Amerika (1979-1986). Dia lulus dari University of
Minnesota, Minnesota Miniapolis, USA dengan bidang studi Ilmu Komputer pada tahun 1989.
Aksi Korporasi PT. Campina Ice Cream Industry dalam 3 tahun terakhir
2018
Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 27 Juni
2018, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:
2019
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 18
Juni 2019, pada tahun 2019 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:
● Rapat menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2018
termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Tugas Pengawasan Dewan
Komisaris dan Laporan Keuangan tahun buku 2018, serta memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan
dalam tahun buku 2018 sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Tahunan tersebut.
● Membagikan dividen tunai senilai Rp. Rp.4,25,00 (empat koma dua lima rupiah) per
lembar saham atau senilai Rp. 25.011.250.000,00 (dua puluh lima milyar sebelah juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk dibagikan kepada pemegang saham Perseroan sebelum
dipotong Pajak Penghasilan.
● Sisanya senilai Rp. 36.936.045.689,00 (tiga puluh enam milyar sembilan ratus tiga puluh
enam juta empat puluh lima ribu enam ratus delapan puluh sembilan rupiah) ditanamkan
kembali ke Perseroan sebagai Saldo Laba Yang Belum Ditentukan Penggunaanya.
● Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan pembagian dividen.
● Rapat menyetujui jumlah honorarium bagi Dewan Komisaris Perseroan, dan pemberian
wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan
lainnya bagi para anggota Direksi Perseroan, jumlah honorarium bagi Dewan Komisaris
Perseroan adalah sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah) untuk
satu tahun
● Rapat menyetujui laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum / IPO (Initial
Public Offering).
2020
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 25
Agustus 2020, pada tahun 2020 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action)
berupa:
● Rapat menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku
2019 termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan tahun buku 2019, serta memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan
yang mereka lakukan dalam tahun buku 2019 sepanjang tindakan-tindakan tersebut
tercermin dalam Laporan Tahunan tersebut.
● Rapat menyetujui penggunaan dari Laba Bersih tahun buku 2019, sebagai berikut : a.
Tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham Perseroan; b. Sebesar
Rp. 76.758.829.457,00 (tujuh puluh enam milyar tujuh ratus lima puluh delapan juta
delapan ratus dua puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh tujuh rupiah) dimasukkan
dan dibukukan sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, untuk
menambah modal kerja Perseroan.
● Rapat menyetujui menunjuk Kantor Akuntan Publik Supoyo, Sutjahjo, Subyantara &
Rekan untuk memeriksa Laporan Keuangan tahun buku 2020, dan memberi kuasa
kepada Direksi Perseroan untuk menentukan honorarium serta tata cara
pengangkatannya.
● – Rapat memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan
remunerasi berikut fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 11 ayat 6, dan Pasal 14 ayat
6 Anggaran Dasar Perseroan. - Rapat menyetujui jumlah honorarium bagi Dewan
Komisaris Perseroan, dan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan besarnya gaji dan tunjangan lainnya bagi para anggota Direksi Perseroan,
jumlah honorarium bagi Dewan Komisaris Perseroan adalah sebesar Rp. 2.000.000.000
,- (dua milyar rupiah) untuk satu tahun.
● Menyetujui atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 15/POJK.04/2020, tentang
Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka secara Elektronik, berikut
perubahan-perubahan yg terkait. Dengan demikian memberikan kuasa dan wewenang
kepada Direksi dengan hak substitusi untuk menyatakan penyesuaian Anggaran Dasar
tersebut dalam Akta tersendiri di hadapan Notaris, termasuk menyampaikan
pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar tersebut kepada instansi yang berwenang,
serta melakukan segala perbuatan dipandang perlu demi tercapainya maksud dan tujuan
pemberian kuasa tersebut.
4. PT Mayora Indah Tbk ( IDX : MYOR)
PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi
makanan dan minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 dan pada saat itu masih
berupa industri rumahan hingga pada tahun 1977 perusahaan ini berubah menjadi badan usaha.
Pada tahun 1990 perusahaan ini berubah menjadi badan usaha terbuka sehingga namanya
berubah menjadi PT Mayora Indah Tbk. Perusahaan ini didirikan oleh bapak Jogi Hendra
Atmadja bersama dengan Drs. Raden Soedigdo dan Ir. Darmawan Kurnia. Kantor pusat dari
perusahaan ini yaitu berada di Jalan Daan Mogot KM. 18, Cengkareng, Jakarta serta memiliki
3 pabrik yang berlokasi di Tangerang. Sejak awal mula berdirinya perusahaan ini, bapak Jogi
Hendra Atmadja sudah menjabat sebagai komisaris utama hingga pada saat ini. Dalam
menjalankan perusahaan ini, saat ini bapak Jogi Hendra juga dibantu oleh Andre Sukendra
Atmadja sebagai direktur utama, serta Hendarta Atmadja dan Wardhana Atmadja sebagai
direktur, dimana ketiganya tersebut merupakan anak dari bapak Jogi Hendra Atmadja (generesi
kedua)
Dalam aksi korporasi yang dilakukan oleh PT Mayora Indah Tbk anggota keluarga
terlibat secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari sejak awal berdiri Jogi Hendra Atmadja sudah
menjabat sebagai komisaris utama. Pada tanggal 25 Mei 1990 Mayora Indah Tbk memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
dengan kode MYOR (IPO) kepada masyarakat sebesar 3.000.000 dengan nilai nominal
Rp1.000 (seribu Rupiah) per saham dengan harag penawaran Rp9.300,- per saham. Pada masa
itu Jogi Hendra Atmadja menjabat sebagai komisaris utama hingga saat ini. Keterlibatan
keluarga dalam aksi korporasi juga dapat dilihat dari management board ditunjukkan bahwa
keterlibatan keluarga dalam kepemimpinan perusahaan juga cukup besar yaitu sebanyak 5
orang. Sejak awal berdiri hingga sekarang MYOR telah melakukan banyak aksi korporasi
diantaranya mengalami IPO, melakukan dividen serta pemecahan nilai nominal serta
melakukan stock split.
Tahun 2015
Pada tahun 2015 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 143.095.678.240 atau setara dengan
Rp 160 (seratus enam puluh Rupiah) per lembar saham kepada pemegang saham
Tahun 2016
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tahun 2016
Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa pemecahan nilai nominal
saham (stock split) dengan perbandingan 1 (satu) saham lam menjadi 25 (dua puluh lima)
saham baru, atau dari nilai nominal Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) per saham menjadi nominal
Rp. 20,- (dua puluh Rupiah) per saham. Dengan demikian maka jumlah seluruh saham
perseroan yang dicatatkan berjumlah 22.358.699.725 (dua puluh dua miliar tiga ratus delapan
puluh juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus dua puluh lima) saham. Harga
saham pada penutupan perdagangan tahun 2016 adalah Rp. 1.645,- (seribu enam ratus empat
puluh lima Rupiah).
Tahun 2017
Pada tahun 2017 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp.469,5 miliar atau setara dengan
34,89% dari jumlah laba bersih tahun 2016 atau sebsear Rp 21 (dua puluh satu Rupiah) per
lembar saham kepada pemegang saham .
Tahun 2018
Pada tahun 2018 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp603.684.892.575 atau setara dengan
Rp 27 (dua puluh tujuh Rupiah) per lembar saham kepada pemegang saham.
Tahun 2019
Pada tahun 2019 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 648,80 miliar atau setara dengan Rp
29 (dua puluh sembilan Rupiah) per lembar saham kepada pemegang saham.
Perbedaan perusahaan family business dengan non-family business
PT. Aneka Gas Industri Tbk (AGII) adalah perusahaan industri gas di Indonesia dimana
bisnis utama AGII memasok gas industri, yaitu gas udara (oksigen, nitrogen, dan argon), gas
sintetis, gas bahan bakar, gas langka, gas sterilisasi, gas pendingin dan gas elektronik. AGII
juga memasok gas campuran, khusus dan medis beserta perlengkapan dan pemasangan gratis.
Awal dari sejarah proses terbentuknya PT. Aneka Gas Industri bermula dari dua perusahaan
swasta Belanda NY. WA. Hoek's zuurstaf een machine Fabriek (NV. WA Hoek's) dan Javasche
Koelzuur (NV. Jako) yang didirikan pada tahun 1916. Pada tahun 2003 saham Messer
Griesheim GmBH dialihkan semuanya ke PT. Tira Austenite dan Pemilik Modal Dalam Negeri
(Arief Harsono) dan statusnya berubah lagi menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
dengan komposisi kepemilikan PT. Tira Austenite 51 % dan Arief Harsono 49 %. Arief
Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam Perusahaan pada tahun 2003 dengan cara
membeli saham milik Johnny Widjaja.
Maka sejak pada tahun 2004, perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono
dengan disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT Tira
Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus
empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan Heyzer Harsono. Dan PT
Aneka Mega Energi merupakan bagian saham dari PT. AGII dimana Rachmat Harsono
menjadi pemegang saham dalam perusahaan sejak tahun 2008. Saat ini perusahaan PT. Aneka
Gas Industri dijalankan langsung oleh Bapak Rachman Harsono (sebagai Presdir), yang
merupakan generasi ketiga perusahaan, dan juga Imelda Mulyani Harsono (sebagai Direktur),
yang merupakan generasi keempat.
(Sumber: RTI Business)
Dimana suatu perusahaan dikatakan bisnis keluarga (family business) apabila suatu
perusahaan yang pemegang saham mayoritasnya adalah sebuah keluarga, dan posisi pengelola
(manajemen) dikuasai oleh anggota keluarga serta diharapkan keturunan keluarga tersebut
mengikuti jejak mereka nantinya sebagai pengelola dan paling sedikit ada keterlibatan dua
generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Perusahaan
Aneka Gas Industri dikategorikan sebagai family business karena Arief Harsono penerus dari
pendiri AGII, memiliki lebih dari dua(2) generasi dalam mengelolah perusahaan AGII dan hak
atas perusahaan dan dalam perusahaan tersebut memiliki 5 orang anggota keluarga Harsono
dalam mengelola perusahaan.
Aneka Gas Industri Tbk termasuk dalam family owned and led company. Mayoritas
saham dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan dipengaruhi oleh
anggota keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif oleh salah satu
anggota keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih anggota keluarga
memiliki kendali manajemen tertinggi, yaitu Rachmat Harsono sebagai Presiden Direktur,
Imelda Mulyani Harsono sebagai Direktur, Arief Harsono sebagai Presiden Komisaris, Heyzer
Harsono sebagai Komisaris dan Rasid Harsono sebagai Komisaris . Salah satu anggota Arief
Harsono, memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan usaha yang bertugas mengatur
kegiatan usaha dan usaha anggota keluarga dan juga beliau memiliki keterlibatan dalam setiap
aksi korporasi yaitu Rachmat Harsono . Dimana Rachmat Harsono menambahkan saham
perseroan yang telah diburu oleh investor asing. Dengan banyaknya investor asing yang masuk
yang masuk merupakan pertanda baik untuk pasar modal Perusahan Aneka Gas Industri karena
hal tersebut menunjukkan adanya optimisme investor asing terhadap iklim investasi terhadap
iklim investasi dan perekonomian di Indonesia. Sehingga, saham Aneka Gas Industri melonjak
naik.
● 2014
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada
tanggal 24 Desember pada tahun 2014 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate
Action) berupa:
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada
tanggal 18 Februari 2015, pada tahun 2015 Perseroan melakukan aksi korporasi
(Corporate Action) berupa:
Keterlibatan anggota keluarga dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh
perusahaan
Dalam aksi korporasi yang dilakukan oleh Aneka Gas Industri Tbk anggota keluarga
terlibat secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari sejak Arief Harsono pemegang saham dari Aneka
Gas Industri Tbk sudah menjabat sebagai komisaris utama. Pada tahun 2016 Aneka Gas
Industri Tbk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham dengan kode MYOR (IPO) kepada
masyarakat sehingga jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak
766.660.000 lembar saham baru dengan Nilai Nominal Rp. 500,- dan Harga Penawaran
Rp1.100,- per saham. Pada masa itu Arief Harsono menjabat sebagai komisaris utama hingga
saat ini. Keterlibatan keluarga dalam aksi korporasi juga dapat dilihat dari management board
ditunjukkan bahwa keterlibatan keluarga dalam kepemimpinan perusahaan juga cukup besar
yaitu sebanyak 5 orang. Dan salah satu anggota keluarga Harsono yaitu Rachmat Harsono
menambahkan saham perseroan yang telah diburu oleh investor asing. Dengan banyaknya
investor asing yang masuk yang masuk merupakan pertanda baik untuk pasar modal Perusahan
Aneka Gas Industri karena hal tersebut menunjukkan adanya optimisme investor asing
terhadap iklim investasi terhadap iklim investasi dan perekonomian di Indonesia. Sehingga,
saham Aneka Gas Industri melonjak naik. maka laba bersih AGII juga terkerek 2,9% menjadi
Rp 44,01 miliar dengan pendapatan dari ritel 31%, medical sebesar 23%, kemudian consumer
goods 18%, infrastruktur 14%, dan yang lainnya sebesar 14%. Sejak awal berdiri hingga
sekarang AGII telah melakukan banyak aksi korporasi diantaranya mengalami IPO serta
melakukan dividen.
Keterlibatan anggota keluarga dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh
perusahaan
Suatu perusahaan dikatakan bisnis keluarga bila sebuah perusahaan bisnis yang apabila
mayoritas suara atau pengendalian berada di bawah pengendalian keluarga (pasangan, orang
tua, anak atau masih kerabat sang pemilik). Dalam arti luas yang lebih luas, sebuah perusahaan
publik (Tbk) bila pendiri memiliki 25 persen hak atas perusahaan melalui penanaman modal
atau memiliki satu orang atau lebih anggota keluarga dalam management board dalam
perusahaan tersebut juga dikategorikan sebagai perusahaan keluarga.
Tahun 2018
Bahwa tidak ada perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang saham pada tahun
2018. Di tahun 2018 struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat nomor 102 tertangal 28 November 2014, dibuat
dihadapat Desman SH, M.Hum. M.M., Notaris di Jakarta Utara, yaitu:
Modal Dasar: Rp 30.000.000.000 (tiga puluh miliar Rupiah), dibagi menjadi 300.000
(tiga ratus ribu) saham, masing-masing saham dengan nominal Rp 100.000 (seratus ribu
Rupiah).
Modal Ditempatkan dan Disetor: Rp 10.250.000.000 (sepuluh miliar dua ratus lima
puluh juta Rupiah).
Saham dalam Portepel: Rp 19.750.000.000 (sembilan belas miliar tujuh ratus lima
puluh juta Rupiah).
Tahun 2019
Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 4 tanggal 1 November
2019 dibuat di hadapan Christina Dwi Utami, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Barat, dan telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan
Pihak pengendali dan pemegang saham utama (ultimate shareholder) Perseroan adalah Alex
Widjaja. (Sumber: Prospektus PT Lancartama Sejati Tbk. )
Alex Widjaja merupakan direktur utama Warga Negara Indonesia, berusia 43 tahun.
Beliau menempuh pendidikan di Santa Monica College, Los Angeles pada tahun 1993-1995.
Beliau memperoleh gelar Sarjana di jurusan Computer Information System dari Universitas
California State Polytechnic University Pomona, Los Angeles, pada tahun 1997. Menjabat
sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2008. Memulai karir di Bank Bali pada tahun
1998 sampai 1999 sebagai Forex Dealer. Setelah itu, beliau menjalankan bisnis di bidang
teknologi informasi pada tahun 1999 sampai 2007. Beliau saat ini juga menjabat sebagai
Direktur Utama di PT Mastertama Adhi Propertindo pada tahun 2016 sampai sekarang.
Kathrin Widjaja merupakan direktur sekaligus kakak dari Alex Widjaja Warga Negara
Indonesia, usia 47 tahun. Beliau menempuh pendidikan di SMA Tarakanita Pluit, Jakarta pada
tahun 1988-1991. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari
Universitas Tarumanagara, Jakarta, pada tahun 1995. Menjabat sebagai Direktur Perseroan
sejak tahun 2019. Beliau berkarir di PT Lancartama Sejati pada tahun 2008 sampai 2019
sebagai Komisaris.
Begitu juga dengan Djaja Julia Supena yang merupakan komisaris utama sekaligus
suami dari Kathrin Widjaja, Warga Negara Indonesia, usia 48 tahun. Beliau menempuh
pendidikan di SMA Spes Patriae, pada tahun 1990. Menjabat sebagai Komisaris Utama
Perseroan sejak bulan 2019. Sebelumnya beliau bekerja sebagai Marketing di PT Astra
International Tbk sejak tahun 1990 sampai 2006. Setelah itu, Beliau bekerja sebagai General
Manager di PT Mentari Advertising sejak tahun 2006 sampai 2008. Beliau kemudian
melanjutkan karirnya sebagai General Marketing Sales di Sanny Auto Gallery sejak tahun 2008
sampai 2019.