Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PERANCANGAN MODEL BISNIS

ANALISIS FAMILY BUSINESS


STUDI KASUS: PERUSAHAAN-PERUSAHAAN TERBUKA YANG MENERAPKAN
FAMILY BUSINESS

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah Perancangan Model Bisnis

Dosen Pengampu: Wesly Mailander Siagian, S.Pt, MM.

KELOMPOK 2
Sari Dewi Situmorang 21S18010
Hutri R. Tampubolon 21S18027
Monalisa Siahaan 21S18050
Joshua P. Hutauruk 21S18052
Karen T. Lumbangaol 21S18063
Niken A. Hutagaol 21S18065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
2020
1. Ultrajaya Milk Tbk

(Sumber: RTI Business)

Ultrajaya Milk (IDX: ULTJ) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi


minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat. Bermula dari usaha
keluarga yang dirintis sejak tahun 1960 an oleh Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (“Perseroan”) dari tahun ke tahun terus
berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka di bidang
industri makanan & minuman di Indonesia. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad
Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa - Indonesia yang sudah bermukim di
Bandung, saat ini perusahaan dijalankan langsung oleh Bapak Sabana Prawirawidjaja (sebagai
Presdir), yang merupakan generasi kedua perusahaan, dan juga Samudera Prawirawidjaja
(sebagai Direktur), yang merupakan generasi ketiga.

(Sumber: RTI Business)


Suatu perusahaan dikatakan bisnis keluarga bila sebuah perusahaan bisnis yang apabila
mayoritas suara atau pengendalian berada di bawah pengendalian keluarga (pasangan, orang
tua, anak atau masih kerabat sang pemilik). Dalam arti luas yang lebih luas, sebuah perusahaan
publik (Tbk) bila pendiri memiliki 25 persen hak atas perusahaan melalui penanaman modal
atau memiliki satu orang atau lebih anggota keluarga dalam management board dalam
perusahaan tersebut juga dikategorikan sebagai perusahaan keluarga. Perusahaan Ultrajaya
Milk dikategorikan sebagai family business karena Sabana Prawirawidjaja, penerus dari
pendiri Ultrajaya Milk, memiliki lebih dari 25% saham dan hak atas perusahaan dan dalam
perusahaan tersebut memiliki 4 orang anggota keluarga Prawirawidjaja dalam management
board.

Ultrajaya Milk Tbk termasuk dalam family owned and led company. Mayoritas saham
dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan dipengaruhi oleh anggota
keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif oleh salah satu anggota
keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih anggota keluarga memiliki
kendali manajemen tertinggi, yaitu Sabana Prawirawidjaja-Presiden Direktur, Samudera
Prawirawidjaja-Direktur, Supiandi Prawirawidjaja-Presiden Komisaris, dan Suhendra
Prawirawidjaja-Komisaris. Salah satu anggota, Sabana Prawirawidjaja, memiliki pengaruh
yang besar terhadap kegiatan usaha yang bertugas mengatur kegiatan usaha dan usaha anggota
keluarga dan juga beliau memiliki keterlibatan dalam setiap aksi korporasi.

Aksi korporasi Ultrajaya Milk dalam 5 tahun terakhir (2015-2019)

2015 dan 2016

Pada tahun 2016 dan tahun 2015, Perseroaan tidak melakukan aksi korporasi (corporate action)
berupa apapun, baik pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock),
pembagian dividen saham, saham bonus, maupun perubahan nilai nominal saham. Perseroan
juga tidak pernah mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension),
dan/atau penghapusan pencatatan saham (delisting).

2017

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 22
Juni 2017, pada tahun 2017 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:
● Membagikan dividen tunai sebesar 10,57% dari Laba Bersih Tahun buku 2016 atau kira-
kira sebesar Rp. 75,1 milyar. Jumlah saham yang sudah ditempatkan adalah 2.888.382.000
saham, sehingga setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp. 26.- (dua puluh enam
Rupiah).
● Melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1 : 4 sehingga
nominal saham yang semula bernilai Rp. 200.- per saham berubah menjadi Rp. 50.- per
saham. Dengan dilakukannya pemecahan saham ini maka jumlah saham yang semula
7.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 200.- per saham berubah menjadi
30.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 50.- per saham. Jumlah saham yang telah
disetor penuh yang semula 2.888.382.000 saham dengan nilai nominal Rp. 200.- per saham
berubah menjadi 11.553.528.000 saham dengan nilai nominal Rp. 50,- per saham.
● Pada tahun 2017 Perseroan tidak melakukan corporate action lain selain pembagian
dividen dan perubahan nilai nominal saham tersebut di atas. Perseroan juga tidak
mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension), dan/atau
penghapusan pencatatan saham (delisting).

2018

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 29
Juni 2018, pada tahun 2018 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:

● Membagikan dividen tunai sebesar 16,1% dari Laba Bersih Tahun buku 2017 atau kira-
kira sebesar Rp. 115,5 milyar. Jumlah saham yang sudah ditempatkan adalah
11.553.528.000 saham, sehingga setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp. 10.-
(sepuluh Rupiah).
● Pada tahun 2018 Perseroan tidak melakukan aksi korporasi lain selain pembagian dividen.
Perseroan juga tidak mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension),
dan/atau penghapusan pencatatan saham (delisting).

2019

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 27
Juni 2019, pada tahun 2019 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:

● Membagikan dividen tunai sebesar 19,76% dari Laba Bersih Tahun buku 2018 atau kira-
kira sebesar Rp. 138,64 milyar.Jumlah saham yang sudah ditempatkan adalah
11.553.528.000 saham, sehingga setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp. 12.-
(dua belas Rupiah).
● Memberhentikan dengan hormat semua pengurus Perseroan karena habis masa jabatannya,
dan mengangkat Bapak-bapak tersebut dibawah ini sebagai pengurus Perseroan dengan
masa jabatan terhitung mulai dari penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tahun 2019 sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun
2024. Adapun para pengurus Perseroan tersebut adalah:

Dewan Komisaris:

o Bapak Supiandi Prawirawidjaja - Presiden Komisaris

o Bapak Suhendra Prawirawidjaja – Komisaris

o Bapak Sony Devano - Komisaris Independen

o Bapak Soeharsono Sagir, S.E. - Komisaris Independen

Direksi:

o Bapak Sabana Prawirawidjaja - Presiden Direktur

o Bapak Samudera Prawirawidjaja – Direktur

o Bapak Ir. Jutianto Isnandar – Direktur

● Pada tahun 2019 Perseroan tidak melakukan aksi korporasi lain selain pembagian dividen
serta pemberhentian dan pengangkatan pengurus Perseroan.Perseroan juga tidak
mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension), dan/atau
penghapusan pencatatan saham (delisting)

Keterlibatan anggota keluarga dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh
perusahaan

Sabana Prawirawidjaja adalah anak tertua dari keluarga pendiri Ultrajaya yang dibangun
oleh ayahnya, Ahmad Prawirawidjaja. Hingga saat ini masih menjabat Presiden Direktur
Ultrajaya yang didudukinya sejak 1971 atau sudah 49 tahun, hampir 5 dasawarsa memimpin
perusahaan. Tahun 2019, usianya menyentuh 79 tahun, atau kelahiran tahun 1940. Artinya pada
saat menjabat bos besar Ultrajaya, usianya kala itu baru 31 tahun. Pengangkatan terakhir
Sabana menjadi Presdir berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada
27 Juni 2019. Di bawah kepemimpinannya, Ultrajaya mencapai kinerja positif. Bahkan di
tengah pandemi Covid-19, performa Ultrajaya masih moncer. Penjualan perusahaan pada
semester I-2020 justru naik 1,68% menjadi Rp 3,02 triliun dari periode yang sama tahun lalu
Rp 2,97 triliun di saat perusahaan lain mati-matian mempertahankan performa bisnis. Bahkan
karyawan perusahaan pun pada Agustus ini masih sama dengan Desember tahun lalu sebanyak
1.097 orang. Laba bersih ULTJ juga naik 9,2% menjadi Rp 554,95 miliar per semester I-2020,
dari semester I-2019 sebesar Rp 508,58 miliar.

Kendati laba masih naik, dampak pandemi tetap ada. Sebab itu manajemen di bawah
kepemimpinan Sabana menegaskan perseroan tetap mengambil strategi terbaik guna menjaga
kinerja tetap positif. Adiknya, Supiandi Prawirawidjaja, kelahiran 1944, juga menjadi salah
seorang pendiri perseroan. Supiandi pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Perseroan (1971-
1980) dan diangkat sebagai Presiden Komisaris Ultrajaya sejak 1980 atau saat usianya 36
tahun. Saudara lainnya, Suhendra Prawirawidjaja, kelahiran 1968, menjabat Komisaris
Ultrajaya sejak 2019. Nama lain yang juga terafiliasi adalah sang penerus perusahaan yakni
Samudera Prawirawidjaja. Saat ini pria kelahiran 1964 ini menjabat Direktur ULTJ, yang
diembannya sejak tahun 1989, atau kala usianya baru 25 tahun.

Pada 13 Agustus 2020 lalu, PT Indolife Pensiontama, melepas seluruh saham miliknya
di PT Ultrajaya Milk Industry Tbk yang tak lepas dari keterlibatan Sabana Prawirawidjaja.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 13 Agustus 2020, pembeli
saham ULTJ dari Grup Salim adalah Sabana Prawirawidjaja.

Perbedaan perusahaan family business dengan non-family business

● Family Business

Ada dua hal utama dalam mengetahui apakah sebuah bisnis merupakan bisnis keluarga
atau bukan. Faktor yang pertama yaitu Ownership atau Kepemilikan, sebuah bisnis dapat
dinyatakan sebagai bisnis keluarga apabila kepemilikan atas bisnis tersebut dimiliki oleh
mayoritas keluarga. Lebih detailnya adalah sebagai berikut, untuk Perusahaan / Bisnis dengan
skala UMKM maka kepemilikan yang harus dimiliki oleh keluarga tersebut adalah minimal
50% dari total bagian kepemilikan perusahaan, Sedangkan untuk sebuah Perusahaan/ Bisnis
yang Besar ataupun yang sudah Go Public setidaknya anggota keluarga harus memiliki 20%
bagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Faktor selanjutnya yang menentukan sebuah
bisnis bisa dikatakan bisnis keluarga atau bukan adalah keterlibatan keluarga dalam manajemen
perusahaan tersebut. Untuk perusahaan dengan skala UMKM biasanya anggota keluarga akan
menduduki jabatan di Tim Manajemen Atas, yaitu seperti Direktur Pemasaran atau Direktur
Keuangan. Hal ini berarti anggota keluarga memegang penuh kendali atas manajemen
perusahaan tersebut. Sedangkan untuk Perusahaan yang Besar ataupun yang sudah Go Public,
keterlibatan anggota keluarga dalam manajemen perusahaan biasanya tidak dipersyaratkan.

● Non-family Business (BUMN)

Dalam lingkup kegiatannya badan usaha milik negara ini diawasi, dikontrol, serta
dikuasai penuh oleh negara. Upaya untuk memegang penuh kekuasaan ini bertujuan supaya
menghindari penyelewengan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena semua
kekuasaan di tangan negara atau pemerintah, maka resiko pun sepenuhnya ditanggung oleh
mereka. Pada intinya pemerintah atau negara punya tanggung jawab dan hak penuh atas
operasional BUMN. Jadi bagaimana jalannya badan usaha milik negara semua tergantung
bagaimana pemerintah memegang kendali. Kepemilikan saham badan usaha milik negara tidak
hanya dimiliki oleh pemerintah atau negara saja. Pihak lain juga boleh untuk memiliki saham
BUMN. Namun pihak lain selain negara yang ikut memiliki saham juga tidak boleh
sembarangan. Mereka yang memiliki saham badan usaha milik negara jumlahnya tidak boleh
lebih dari 50% kepemilikan pemerintah. Kepemilikan saham BUMN minimal 51% atau
seluruhnya dimiliki oleh negara.

Aksi korporasi yang dilakukan oleh BUMN dan family business secara keselurahan tidak
berbeda.
2. PT Garuda Metalindo Tbk

(Sumber : RTI Business)

PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) merupakan sebuah perusahaan swasta di industri


manufaktur yang bergerak dalam produksi komponen otomotif. Awal berdiri pada tahun 1966
sebagai industri rumahan yang memproduksi becak, Pada tahun 1982 , semua operasional
resmi dijalankan sebagai PT Garuda Metalindo dan Perseroan mulai memproduksi berbagai
fastener untuk kebutuhan industri umum. Kemudian pada tahun 1986 mulai menjadi
pemasok komponen untuk produsen sepeda motor Honda Indonesia. Kantor pusat BOLT
berlokasi di Jl. Kapuk Kamal Raya No 23, Jakarta 14470 – Indonesia, dan memiliki dua
pabrik yang masing-masing terletak di Jl. Kapuk Raya No. 23, Jakarta Utara dan Jl. Industri
Raya III Blok AE No. 23 Jatake, Tangerang. Perusahaan ini dipimpin oleh Herman Wijaya
sebagai President Commissioner sejak 1982. Saat ini perusahaan dijalankan langsung oleh
Ervin Wijaya sebagai Direktur Utama sejak 2017.

( Sumber : RTI Business)


Suatu perusahaan dikatakan bisnis keluarga bila sebuah perusahaan bisnis yang apabila
mayoritas suara atau pengendalian berada di bawah pengendalian keluarga (pasangan, orang
tua, anak atau masih kerabat sang pemilik). Dalam arti luas yang lebih luas, sebuah perusahaan
publik (Tbk) bila pendiri memiliki 25 persen hak atas perusahaan melalui penanaman modal
atau memiliki satu orang atau lebih anggota keluarga dalam management board dalam
perusahaan tersebut juga dikategorikan sebagai perusahaan keluarga. PT Garuda Metalindo
Tbk dikategorikan sebagai family business karena hak atas perusahaan dan dalam perusahaan
tersebut memiliki 6 orang anggota keluarga Wijaya dalam management board.

PT Garuda Metalindo Tbk termasuk dalam family owned and led company. Mayoritas
saham dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan dipengaruhi oleh
anggota keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif oleh salah satu
anggota keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih anggota keluarga
memiliki kendali manajemen tertinggi, yaitu Ervin Wijaya( Direktur Utama), Herman Wijaya
(Komisaris Utama), Andree Wijaya ( Komisaris), Rudy Wijaya (Direktur), Anthony Wijaya
(Direktur), dan Lenny Wijaya ( Direktur). Ervin Wijaya memiliki pengaruh yang besar
terhadap kegiatan usaha yang bertugas mengatur kegiatan usaha dan usaha anggota keluarga
dan juga beliau memiliki keterlibatan dalam setiap aksi korporasi.

Aksi Korporasi PT. Garuda Metalindo Tbk dalam 3 tahun terakhir

2019

Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 20 Agustus
2019, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:

- Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, Rapat sekaligus memberikan pelunasan
dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledeig acquit et de charge) kepada
para anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan masing-masing atas
tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2018
- Menyetujui dan Menerima serta Memberhentikan dengan Hormat Seluruh Anggota
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perseroan selama Menjabat dengan Ucapan
Terima Kasih dan Penghargaan Sebesar-Besarnya atas Segala Sumbangan Tenaga dan
Pikiran Selama Menjabat dalam Perseroan
- Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian
dividen tunai
- Sebesar Rp. 28.125.000.000,- (dua puluh delapan miliar seratus dua puluh lima juta
rupiah) atau sekitar 37,44% (tiga puluh tujuh koma empat puluh empat persen) dari laba
bersih Perseroan tahun 2018 akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada
2.343.750.000 (dua miliar tiga ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus limapuluh ribu)
saham yang telah dikeluarkan Perseroan.

2018

Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 12 April
2018, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:

- Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017 termasuk menerima Laporan Pengawasan Dewan Komisaris
Perseroan selama tahun buku 2017 dan mengesahkan Laporan Keuangan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017
- Menyetujui dan Menerima penggunaan Laba Bersih yang diperoleh Perseroan selama
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, yaitu sebesar Rp.
92.813.299.214 (Sembilan puluh dua milyar delapan ratus tiga belas juta dua ratus
Sembilan puluh Sembilan ribu dua ratus empat belas rupiah)
- Memberhentikan dengan hormat Bapak Rodion Wikanto Njotowidjojo selaku
Komisaris Independen Perseroan dan sekaligus mengangkat Bapak HADI
SURJADIPRADJA sebagai penggantinya, juga mengangkat Ibu LENNY WIJAYA
sebagai Direktur Perseroan yang baru, masing-masing dengan masa jabatan mengikuti
sisa masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang lama.
- Memberikan wewenang kepada Komisaris Utama Perseroan untuk menetapkan
pembagian jumlah remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan
- Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan
pertimbangan dari Komite Audit untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik pengganti
bilamana Kantor Akuntan Publik tersebut tidak dapat melaksanakan tugas auditnya
sesuai dengan standar akuntansi dan ketentuan perundangan yang berlaku
2017

Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 23 Maret
2017, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:

- Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tahunan Perseroan tahun 2016 termasuk di


dalamnya laporan kegiatan perseroan, laporan pengawasan Dewan Komisaris dan
laporan keuangan perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016
- Sebesar 60% (enam puluh persen) dari laba bersih Perseroan tahun 2016 atau sebesar
Rp. 65.090.049.592,- (Rp 27,77 per saham) akan dibagikan sebagai dividen tunai
- . Menyetujui pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
menetapkan gaji dan tunjangan seluruh anggota Direksi Perseroan untuk tahun buku
2017
- Menyetujui dan Menerima Pengangkatan Komisaris Independen baru yaitu Tuan
Rodion Wikanto Njotowidjojo tersebut dengan jangka waktu mengikuti sisa masa
jabatan Komisaris Independen yang lama, efektif terhitung sejak Rapat ini ditutup
hingga tanggal 19 Maret 2020

Suatu perusahaan publik (Tbk) dapat digolongkan menjadi perusahaan keluarga (family
business) jika pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan memiliki 25% hak atas
perusahaan melalui penanaman modal dan ada setidaknya satu orang atau lebih anggota
keluarga dalam manajemen (board). Berbeda dengan perusahaan ¬non-family business seperti
BUMN, dimana BUMN merupakan badan usaha yang sebagian atau keseluruhan kepemilikan
berada pada tangan Negara. Saham bisa dimiliki oleh masyarakat namun tidak boleh
sembarangan
3. PT. Campina Ice Cream Industry

(Sumber RTI Business)

Campina adalah salah satu produsen es krim ternama di Indonesia, dengan berbagai jenis varian
produk. Melalui produk-produk yang ditawarkan ke public ada 3 nilai penting yang selalu
mereka jaga, diantaranya berbahan alami, higienis dan berkualitas. Awalnya Campina ini
adalah sebuah Industri Rumahan yang berbentuk Firma yakni CV Pranoto dengan merk dagang
Campina. CV Pranoto ini didirikan oleh Darmo Hadipranoto di Jalan Gembong, Sawah
Surabaya, yang merupakan kediaman pribadi Darmo pada 22 Juli 1972. Sejak 1984, produksi
Campina berpindah dari garasi keluarga ke lokasi pabrik di Rangkut, Surabaya hingga saat ini.
Transformasi CV Pranoto menjadi PT Campina Ice Cream Industry terjadi pada tahun 1994.

PT Campina Ice Cream Industry ini adalah Perusahaan Nasional dengan bentuk Family
Business. Dalam struktur kepemilikan Sahamnya sekitar 83.94% saham dimiliki oleh pribadi
dan hanya 16,06% yang dibebaskan untuk Masyarakat. Perusahaan Campina dikategorikan
sebagai family business karena Sabana Prawirawidjaja, penerus dari pendiri Ultrajaya Milk,
memiliki lebih dari 25% saham dan hak atas perusahaan dan dalam perusahaan tersebut
memiliki 4.74% Saham dimiliki oleh Komisaris dan Direksi.

Campina Ice Cream Industry termasuk dalam family owned and led company.
Mayoritas saham dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan
dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif
oleh salah satu anggota keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih
anggota keluarga memiliki kendali manajemen tertinggi. Salah satu anggota, Sabana
Prawirawidjaja, memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan usaha yang bertugas
mengatur kegiatan usaha dan usaha anggota keluarga dan juga beliau memiliki keterlibatan
dalam setiap aksi korporasi.

Dengan Dewan Komisaris merupakan Jutianto Isnandar yang menjabat sebagai


Komisaris Utama PT Campina Ice Cream Industry, Tbk. Beliau juga menjabat sebagai Direktur
PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk. Kemudian, Darmo Hadipranoto sebagai Komisari yang
merupakan salah satu pendiri PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk. Makmur Widjaja
menjabat sebagai Komisaris Independen PT. Campina Ice Cream Industry Tbk sejak 2017, dan
anggota komite audit. Ia juga menjabat sebagai Komisaris PT. Shinhan Securities Indonesia,
Presiden Komisaris PT. Makinta Securities sejak Agustus 2009. Dia menyelesaikan
pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada tahun
1985 Magister Manajemen dari Prasetya Mulya Business School pada tahun 1992.

Kemudian untuk Bagian Direksi, ada Samudera Prawirawidjaja Telah menjabat sebagai
Presiden Direktur PT Campina Ice Cream Industry Tbk. sejak 2017. Beliau juga menjabat
sebagai Direktur di PT Itoen Ultrajaya Wholesale, Direktur di PT Kraft Ultrajaya Indonesia,
Direktur di PT Ultrajaya Milk Industry Tbk. Lalu, Hendro Hadipranoto Menjabat sebagai
Direktur Umum PT Campina Ice Cream Industry Tbk. sejak 1987. Mr. Hendro Sebelumnya
bekerja di PT Green Giant Corn Factory di Amerika (1979-1986). Dia lulus dari University of
Minnesota, Minnesota Miniapolis, USA dengan bidang studi Ilmu Komputer pada tahun 1989.

Aksi Korporasi PT. Campina Ice Cream Industry dalam 3 tahun terakhir

2018

Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada 27 Juni
2018, maka aksi korporasi yang dihasilkan sebagai berikut:

● Rapat menerima dan mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2017


● Membagikan dividen tunai senilai Rp. 3,00 (tiga rupiah) per lembar saham atau senilai
Rp. 17.655.000.000,00 (tujuh belas milyar enam ratus lima puluh lima juta rupiah)
untuk dibagikan kepada pemegang saham Perseroan.
● Sisanya senilai Rp. 25.766.734.614,00 (dua puluh lima milyar tujuh ratus enam puluh
enam juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu enam ratus empat belas rupiah) ditanamkan
kembali ke Perseroan sebagai Saldo Laba yang Belum ditentukan penggunaannya.
● Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan sehubung pembagian dividen.

2019

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 18
Juni 2019, pada tahun 2019 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa:

● Rapat menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2018
termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Tugas Pengawasan Dewan
Komisaris dan Laporan Keuangan tahun buku 2018, serta memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan
dalam tahun buku 2018 sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Tahunan tersebut.
● Membagikan dividen tunai senilai Rp. Rp.4,25,00 (empat koma dua lima rupiah) per
lembar saham atau senilai Rp. 25.011.250.000,00 (dua puluh lima milyar sebelah juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk dibagikan kepada pemegang saham Perseroan sebelum
dipotong Pajak Penghasilan.
● Sisanya senilai Rp. 36.936.045.689,00 (tiga puluh enam milyar sembilan ratus tiga puluh
enam juta empat puluh lima ribu enam ratus delapan puluh sembilan rupiah) ditanamkan
kembali ke Perseroan sebagai Saldo Laba Yang Belum Ditentukan Penggunaanya.
● Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan pembagian dividen.
● Rapat menyetujui jumlah honorarium bagi Dewan Komisaris Perseroan, dan pemberian
wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan
lainnya bagi para anggota Direksi Perseroan, jumlah honorarium bagi Dewan Komisaris
Perseroan adalah sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah) untuk
satu tahun
● Rapat menyetujui laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum / IPO (Initial
Public Offering).
2020

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 25
Agustus 2020, pada tahun 2020 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action)
berupa:

● Rapat menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku
2019 termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan tahun buku 2019, serta memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan
yang mereka lakukan dalam tahun buku 2019 sepanjang tindakan-tindakan tersebut
tercermin dalam Laporan Tahunan tersebut.
● Rapat menyetujui penggunaan dari Laba Bersih tahun buku 2019, sebagai berikut : a.
Tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham Perseroan; b. Sebesar
Rp. 76.758.829.457,00 (tujuh puluh enam milyar tujuh ratus lima puluh delapan juta
delapan ratus dua puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh tujuh rupiah) dimasukkan
dan dibukukan sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, untuk
menambah modal kerja Perseroan.
● Rapat menyetujui menunjuk Kantor Akuntan Publik Supoyo, Sutjahjo, Subyantara &
Rekan untuk memeriksa Laporan Keuangan tahun buku 2020, dan memberi kuasa
kepada Direksi Perseroan untuk menentukan honorarium serta tata cara
pengangkatannya.
● – Rapat memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan
remunerasi berikut fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 11 ayat 6, dan Pasal 14 ayat
6 Anggaran Dasar Perseroan. - Rapat menyetujui jumlah honorarium bagi Dewan
Komisaris Perseroan, dan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan besarnya gaji dan tunjangan lainnya bagi para anggota Direksi Perseroan,
jumlah honorarium bagi Dewan Komisaris Perseroan adalah sebesar Rp. 2.000.000.000
,- (dua milyar rupiah) untuk satu tahun.
● Menyetujui atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 15/POJK.04/2020, tentang
Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka secara Elektronik, berikut
perubahan-perubahan yg terkait. Dengan demikian memberikan kuasa dan wewenang
kepada Direksi dengan hak substitusi untuk menyatakan penyesuaian Anggaran Dasar
tersebut dalam Akta tersendiri di hadapan Notaris, termasuk menyampaikan
pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar tersebut kepada instansi yang berwenang,
serta melakukan segala perbuatan dipandang perlu demi tercapainya maksud dan tujuan
pemberian kuasa tersebut.
4. PT Mayora Indah Tbk ( IDX : MYOR)

PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi
makanan dan minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 dan pada saat itu masih
berupa industri rumahan hingga pada tahun 1977 perusahaan ini berubah menjadi badan usaha.
Pada tahun 1990 perusahaan ini berubah menjadi badan usaha terbuka sehingga namanya
berubah menjadi PT Mayora Indah Tbk. Perusahaan ini didirikan oleh bapak Jogi Hendra
Atmadja bersama dengan Drs. Raden Soedigdo dan Ir. Darmawan Kurnia. Kantor pusat dari
perusahaan ini yaitu berada di Jalan Daan Mogot KM. 18, Cengkareng, Jakarta serta memiliki
3 pabrik yang berlokasi di Tangerang. Sejak awal mula berdirinya perusahaan ini, bapak Jogi
Hendra Atmadja sudah menjabat sebagai komisaris utama hingga pada saat ini. Dalam
menjalankan perusahaan ini, saat ini bapak Jogi Hendra juga dibantu oleh Andre Sukendra
Atmadja sebagai direktur utama, serta Hendarta Atmadja dan Wardhana Atmadja sebagai
direktur, dimana ketiganya tersebut merupakan anak dari bapak Jogi Hendra Atmadja (generesi
kedua)

Sumber : RTI Business


Untuk suatu perusahaan publik (Tbk) dapat digolongkan menjadi perusahaan keluarga
(family business) jika pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan memiliki 25% hak
atas perusahaan melalui penanaman modal dan ada setidaknya satu orang atau lebih anggota
keluarga dalam manajemen (board). Berdasarkan hal tersebut, maka PT Mayora Indah Tbk
dapat digolongkan menjadi perusahaan keluarga, dimana bapak Jogi Hendra Atmadja memiliki
saham lebih dari 25% serta dalam management board melibatkan beberapa anggota keluarga.
Adapun anggota keluarga yang terlibat dalam management board adalah Jogi Hendra Atmadja
sebagai komisaris utama, Gunawan Atmadja sebagai komisaris, Andre Sukendra Atmadja
sebagai direktur utama, serta Hendarta Atmadja dan Wardhana Atmadja sebagai direktur. PT
Mayora Indah Tbk dapat dikategorikan menjadi family owned and led company. Dimana lebih
dari 25% saham dimiliki oleh anggota keluarga serta beberapa anggota keluarga menjadi
pemimpin tertinggi perusahaan diantaranya yaitu Jogi Hendra Atmadja sebagai komisaris
utama, Gunawan Atmadja sebagai komisaris, Andre Sukendra Atmadja sebagai direktur utama,
serta Hendarta Atmadja dan Wardhana Atmadja sebagai direktur.

Keterlibatan anggota keluarga dalam Aksi korporasi PT Mayora Indah Tbk

Dalam aksi korporasi yang dilakukan oleh PT Mayora Indah Tbk anggota keluarga
terlibat secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari sejak awal berdiri Jogi Hendra Atmadja sudah
menjabat sebagai komisaris utama. Pada tanggal 25 Mei 1990 Mayora Indah Tbk memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
dengan kode MYOR (IPO) kepada masyarakat sebesar 3.000.000 dengan nilai nominal
Rp1.000 (seribu Rupiah) per saham dengan harag penawaran Rp9.300,- per saham. Pada masa
itu Jogi Hendra Atmadja menjabat sebagai komisaris utama hingga saat ini. Keterlibatan
keluarga dalam aksi korporasi juga dapat dilihat dari management board ditunjukkan bahwa
keterlibatan keluarga dalam kepemimpinan perusahaan juga cukup besar yaitu sebanyak 5
orang. Sejak awal berdiri hingga sekarang MYOR telah melakukan banyak aksi korporasi
diantaranya mengalami IPO, melakukan dividen serta pemecahan nilai nominal serta
melakukan stock split.
Tahun 2015

Pada tahun 2015 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 143.095.678.240 atau setara dengan
Rp 160 (seratus enam puluh Rupiah) per lembar saham kepada pemegang saham

Tahun 2016

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tahun 2016
Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa pemecahan nilai nominal
saham (stock split) dengan perbandingan 1 (satu) saham lam menjadi 25 (dua puluh lima)
saham baru, atau dari nilai nominal Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) per saham menjadi nominal
Rp. 20,- (dua puluh Rupiah) per saham. Dengan demikian maka jumlah seluruh saham
perseroan yang dicatatkan berjumlah 22.358.699.725 (dua puluh dua miliar tiga ratus delapan
puluh juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus dua puluh lima) saham. Harga
saham pada penutupan perdagangan tahun 2016 adalah Rp. 1.645,- (seribu enam ratus empat
puluh lima Rupiah).

Tahun 2017

Pada tahun 2017 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp.469,5 miliar atau setara dengan
34,89% dari jumlah laba bersih tahun 2016 atau sebsear Rp 21 (dua puluh satu Rupiah) per
lembar saham kepada pemegang saham .

Tahun 2018

Pada tahun 2018 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp603.684.892.575 atau setara dengan
Rp 27 (dua puluh tujuh Rupiah) per lembar saham kepada pemegang saham.

Tahun 2019

Pada tahun 2019 perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)
memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 648,80 miliar atau setara dengan Rp
29 (dua puluh sembilan Rupiah) per lembar saham kepada pemegang saham.
Perbedaan perusahaan family business dengan non-family business

Perusahaan family business merupakan perusahaan yang kepemilikan sahamnya


mayoritas oleh keluarga. Untuk suatu perusahaan publik (Tbk) dapat digolongkan menjadi
perusahaan keluarga (family business) jika pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan
memiliki 25% hak atas perusahaan melalui penanaman modal dan ada setidaknya satu orang
atau lebih anggota keluarga dalam manajemen (board). Selain kepemilikan saham tersebut
family business dapat dilihat dari keterlibatan keluarga dalam manajemen perusahaan. Pada
umumnya family business memiliki rencana yang bersifat jangka panjang. Dimana dalam
pengambilan keputusan perusahaan cukup fleksibel karena mayoritas dalam manajemen
perusahaan melibatkan anggota keluarga. Family business pada umumnya jarang untuk
mempekerjakan orang-orang profesional dari luar lingkungan keluarga. Berbeda dengan
perusahaan ¬non-family business seperti BUMN, dimana BUMN merupakan badan usaha
yang sebagian atau keseluruhan kepemilikan berada pada tangan Negara. Saham bisa dimiliki
oleh masyarakat namun tidak boleh sembarangan dan tidak boleh lebih dari 50% kepemilikan
pemerintah.
5. Aneka Gas Industri Tbk

(Sumber: RTI Business)

PT. Aneka Gas Industri Tbk (AGII) adalah perusahaan industri gas di Indonesia dimana
bisnis utama AGII memasok gas industri, yaitu gas udara (oksigen, nitrogen, dan argon), gas
sintetis, gas bahan bakar, gas langka, gas sterilisasi, gas pendingin dan gas elektronik. AGII
juga memasok gas campuran, khusus dan medis beserta perlengkapan dan pemasangan gratis.
Awal dari sejarah proses terbentuknya PT. Aneka Gas Industri bermula dari dua perusahaan
swasta Belanda NY. WA. Hoek's zuurstaf een machine Fabriek (NV. WA Hoek's) dan Javasche
Koelzuur (NV. Jako) yang didirikan pada tahun 1916. Pada tahun 2003 saham Messer
Griesheim GmBH dialihkan semuanya ke PT. Tira Austenite dan Pemilik Modal Dalam Negeri
(Arief Harsono) dan statusnya berubah lagi menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
dengan komposisi kepemilikan PT. Tira Austenite 51 % dan Arief Harsono 49 %. Arief
Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam Perusahaan pada tahun 2003 dengan cara
membeli saham milik Johnny Widjaja.

Maka sejak pada tahun 2004, perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono
dengan disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT Tira
Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus
empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan Heyzer Harsono. Dan PT
Aneka Mega Energi merupakan bagian saham dari PT. AGII dimana Rachmat Harsono
menjadi pemegang saham dalam perusahaan sejak tahun 2008. Saat ini perusahaan PT. Aneka
Gas Industri dijalankan langsung oleh Bapak Rachman Harsono (sebagai Presdir), yang
merupakan generasi ketiga perusahaan, dan juga Imelda Mulyani Harsono (sebagai Direktur),
yang merupakan generasi keempat.
(Sumber: RTI Business)

Dimana suatu perusahaan dikatakan bisnis keluarga (family business) apabila suatu
perusahaan yang pemegang saham mayoritasnya adalah sebuah keluarga, dan posisi pengelola
(manajemen) dikuasai oleh anggota keluarga serta diharapkan keturunan keluarga tersebut
mengikuti jejak mereka nantinya sebagai pengelola dan paling sedikit ada keterlibatan dua
generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Perusahaan
Aneka Gas Industri dikategorikan sebagai family business karena Arief Harsono penerus dari
pendiri AGII, memiliki lebih dari dua(2) generasi dalam mengelolah perusahaan AGII dan hak
atas perusahaan dan dalam perusahaan tersebut memiliki 5 orang anggota keluarga Harsono
dalam mengelola perusahaan.

Aneka Gas Industri Tbk termasuk dalam family owned and led company. Mayoritas
saham dimiliki oleh anggota keluarga besar tunggal dan secara signifikan dipengaruhi oleh
anggota keluarga lainnya. Dalam perusahaan ini diikutsertakan secara aktif oleh salah satu
anggota keluarga pada pimpinan puncak perusahaan sehingga satu atau lebih anggota keluarga
memiliki kendali manajemen tertinggi, yaitu Rachmat Harsono sebagai Presiden Direktur,
Imelda Mulyani Harsono sebagai Direktur, Arief Harsono sebagai Presiden Komisaris, Heyzer
Harsono sebagai Komisaris dan Rasid Harsono sebagai Komisaris . Salah satu anggota Arief
Harsono, memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan usaha yang bertugas mengatur
kegiatan usaha dan usaha anggota keluarga dan juga beliau memiliki keterlibatan dalam setiap
aksi korporasi yaitu Rachmat Harsono . Dimana Rachmat Harsono menambahkan saham
perseroan yang telah diburu oleh investor asing. Dengan banyaknya investor asing yang masuk
yang masuk merupakan pertanda baik untuk pasar modal Perusahan Aneka Gas Industri karena
hal tersebut menunjukkan adanya optimisme investor asing terhadap iklim investasi terhadap
iklim investasi dan perekonomian di Indonesia. Sehingga, saham Aneka Gas Industri melonjak
naik.

Aksi korporasi Aneka Gas Industri :

● 2014

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada
tanggal 24 Desember pada tahun 2014 Perseroan melakukan aksi korporasi (Corporate
Action) berupa:

❖ Membagikan modal ditempatkan dan modal disetor dalam modal perseroan


dengan mengambil bagian mengeluarkan saham yang masih dalam simpanan
sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal per saham Rp 1.000.000,00. (satu
juta Rupiah) atau total sebesar Rp 40.000.000.000,00 (empat puluh milyar
Rupiah).
❖ Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar 39% (tiga
puluh sembilan persen), atau sejumlah 767.000 (tujuh ratus enam puluh tujuh
ribu) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.767.000.000.000,00
(tujuh ratus enam puluh tujuh milyar Rupiah), oleh para pendiri yang telah
mengambil bagian saham.
● 2015

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada
tanggal 18 Februari 2015, pada tahun 2015 Perseroan melakukan aksi korporasi
(Corporate Action) berupa:

❖ Menegaskan kembali keputusan rapat yang diadakan pada tanggal 24 Desember


2014 Hingga pada saat Laporan Tahunan Tahun 2014 ini dibuat, tidak terdapat
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maupun Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang belum terlaksana.
❖ Pada tahun 2015 Perseroan tidak melakukan corporate action lain selain
pembagian dividen dan perubahan nilai nominal saham. Perseroan juga tidak
mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension),
penghapusan pencatatan saham (delisting) dan stock split.
● 2016 - 2018
❖ Pada tahun 2016 , perusahaan melakukan penawaran umum perdana (IPO)
dimana saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) dilakukan oleh PT RHB
Securities Indonesia (DR), PT DBS Vickers Securities Indonesia (DP), dan PT
Mandiri Sekuritas (CC) selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Sehingga
jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak 766.660.000
lembar saham baru dengan Nilai Nominal Rp500,- dan Harga Penawaran
Rp1.100,- per saham.
❖ PT Aneka Gas Industri Tbk. membagikan dividen sebesar Rp9,97 miliar atau
Rp3,25 per saham untuk tahun buku 2018. Pembagian dividen ini merupakan
yang pertama kali dilakukan oleh perseroan sejak penawaran saham perdana
pada 2016. Jumlah dividen ini setara dengan 10% dari laba tahun berjalan 2018.
Nilai dividen yang dibagikan dengan laba berjalan yang diatribusikan kepada
pemilik entitas induk pada 2018 sebesar Rp99,73 miliar atau naik 16,55% secara
tahunan. Sisa laba bersih tahun berjalan digunakan untuk cadangan umum
sebesar Rp5 miliar dan ekspansi bisnis perseroan sebesar Rp84,77 miliar. Dan
harga saham AGII tersebut telah terkoreksi hampir 50% dari harga saat IPO
sebesar Rp1.100 per saham.

Keterlibatan anggota keluarga dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh
perusahaan

Dalam aksi korporasi yang dilakukan oleh Aneka Gas Industri Tbk anggota keluarga
terlibat secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari sejak Arief Harsono pemegang saham dari Aneka
Gas Industri Tbk sudah menjabat sebagai komisaris utama. Pada tahun 2016 Aneka Gas
Industri Tbk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham dengan kode MYOR (IPO) kepada
masyarakat sehingga jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak
766.660.000 lembar saham baru dengan Nilai Nominal Rp. 500,- dan Harga Penawaran
Rp1.100,- per saham. Pada masa itu Arief Harsono menjabat sebagai komisaris utama hingga
saat ini. Keterlibatan keluarga dalam aksi korporasi juga dapat dilihat dari management board
ditunjukkan bahwa keterlibatan keluarga dalam kepemimpinan perusahaan juga cukup besar
yaitu sebanyak 5 orang. Dan salah satu anggota keluarga Harsono yaitu Rachmat Harsono
menambahkan saham perseroan yang telah diburu oleh investor asing. Dengan banyaknya
investor asing yang masuk yang masuk merupakan pertanda baik untuk pasar modal Perusahan
Aneka Gas Industri karena hal tersebut menunjukkan adanya optimisme investor asing
terhadap iklim investasi terhadap iklim investasi dan perekonomian di Indonesia. Sehingga,
saham Aneka Gas Industri melonjak naik. maka laba bersih AGII juga terkerek 2,9% menjadi
Rp 44,01 miliar dengan pendapatan dari ritel 31%, medical sebesar 23%, kemudian consumer
goods 18%, infrastruktur 14%, dan yang lainnya sebesar 14%. Sejak awal berdiri hingga
sekarang AGII telah melakukan banyak aksi korporasi diantaranya mengalami IPO serta
melakukan dividen.

Perbedaan perusahaan family business dengan non-family business

Perusahaan family business merupakan perusahaan yang kepemilikan sahamnya


mayoritas oleh keluarga. Untuk suatu perusahaan publik (Tbk) dapat digolongkan menjadi
perusahaan keluarga (family business) jika pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan
memiliki 25% hak atas perusahaan melalui penanaman modal dan ada setidaknya satu orang
atau lebih anggota keluarga dalam manajemen (board). Selain kepemilikan saham tersebut
family business dapat dilihat dari keterlibatan keluarga dalam manajemen perusahaan. Pada
umumnya family business memiliki rencana yang bersifat jangka panjang. Dimana dalam
pengambilan keputusan perusahaan cukup fleksibel karena mayoritas dalam manajemen
perusahaan melibatkan anggota keluarga. Family business pada umumnya jarang untuk
mempekerjakan orang-orang profesional dari luar lingkungan keluarga. Berbeda dengan
perusahaan ¬non-family business seperti BUMN, dimana BUMN merupakan badan usaha
yang sebagian atau keseluruhan kepemilikan berada pada tangan Negara. Saham bisa dimiliki
oleh masyarakat namun tidak boleh sembarangan dan tidak boleh lebih dari 50% kepemilikan
pemerintah.
6. PT LANCARTAMA SEJATI Tbk.

Laba perseroan di tahun 2020 ditargetkan 20 persen dari pendapatan. Sedangkan


proyeksi nilai kontrak baru di tahun ini, sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 110 miliar. Pada tahun
ini perseroan telah menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar
Rp 80 miliar. Dananya digunakan untuk membeli bahan-bahan konstruksi untuk menunjang
kegiatan operasional perseroan. Perseroan tengah mengembangkan proyek penyewaan kantor
dan hunian. Oleh karena itu perseroan akan memulai segmen usaha ini pada tahun 2020, Tujuan
Lancartama menggarap bisnis penyewaan kantor agar perseroan memiliki pendapatan berulang
sehingga tidak mengandalkan pendapatan dari proyek. Di sisi lain, Lancartama tengah
membidik proyek pembangunan Depo Peti Kemas di Cakung, Jakarta Timur.
Hingga Juli 2019, perseroan membukukan pendapatan Rp 27,18 miliar atau naik 48,03
persen dibanding 2018 sebesar Rp 18,36 miliar. Sedangkan, laba bersih perseroan sebesar Rp
2 miliar dari sebelumnya membukukan rugi Rp 3,05 miliar.
Perseroan melepas 200 juta unit saham biasa atas nama atau sebanyak 20 persen dari
total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan penawaran umum perdana
(Initial public offering/IPO) saham. Saham TAMA ditawarkan dengan harga Rp 175 per unit
saham dalam gelaran IPO tersebut.
Lancartama berhasil menghimpun dana sebesar Rp 35 miliar dari pelaksanaan IPO,
yang rencananya sebesar 82,89 persen untuk pembelian aset berupa tanah dan bangunan dan
sisanya 17,11 persen sebagai modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional di bidang
konstruksi dan penyewaan kantor dan hunian.
PT Lancartama Sejati Tbk (Perseroan) berdiri pada tahun 1 Juni 1990 dan beroperasi
sebagai kontraktor utama untuk pengembangan perumahan dan kawasan komersial. Sejak
tahun 2016, perseroan berfokus pada bidang konstruksi dimana lini usaha konstruksi dirasa
lebih memberikan prospek usaha yang menjanjikan untuk kemajuan usaha perseroan.
Bidang Usaha yang difokuskan oleh PT Lancartama Sejati bergerak di bidang Jasa
Konstruksi dan Penyewaan Ruang Kantor dan Hunian dimana kegiatan usaha yang dijalankan
terdiri dari Konstruksi Gedung Tempat Tinggal, Gedung Perkantoran, Gedung Industri,
Gedung Perbelanjaan, Gedung Lainnya, Hotel Bintang Tiga, Hotel Bintang Dua, Penyediaan
Akomodasi Jangka Pendek Lainnya, Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa.
Visi dari PT Lancartama Sejati Tbk. ialah Menjadi perusahaan konstruksi yang terbaik
berlandaskan layanan yang berkualitas sehingga selalu memberikan hasil pekerjaan berskala
premium dengan harga bersaing pada setiap proyek yang kami kerjakan.
Sedangkan misi dari PT Lancartama Sejati Tbk. ialah Dengan fondasi yang dibangun
dari kepuasan pelanggan, kami bertujuan untuk menjadi kontraktor internasional terkemuka
yang berfokus pada industri kontraktor umum, infrastruktur, perkebunan dan pengembangan.

Aksi Korporasi PT Lancartama Sejati Tbk.


Perusahaan akan menawarkan sebanyak 200 juta saham baru dengan nilai nominal Rp
25. Jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Mereka
akan menawarkan dengan harga sebesar Rp 175. Artinya, perusahaan bisa meraup dana Rp 35
miliar.
Bersamaan dengan itu, perusahaan juga menerbitkan 100 juta Waran Seri I sebagai
pemanis. Jumlah tersebut setara 12,5% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Setiap pemegang dua saham berhak memperoleh satu waran. Di mana setiap satu waran
memberikan hak untuk membeli satu saham baru. Harga pelaksanaan warannya sebesar Rp
288, yang masa berlakunya selama enam bulan setelah diterbitkan.
Dalam aksi korporasi ini, TAMA menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia
sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek. Adapun, masa penawaran
umum TAMA akan berlangsung pada 31 Januari-4 Februari 2020. Kemudian, dijadwalkan
akan mencatatkan diri di BEI pada 10 Februari 2020.
TAMA mencatat pendapatan sebesar Rp27,28 miliar pada Juli 2019 atau naik 48,03
persen dari periode Juli 2018 sebesar Rp18,36 miliar. Jumlah aset TAMA juga naik 23,64
persen ke posisi Rp129,72 miliar dibandingkan dengan posisinya pada akhir Desember 2018
sebesar Rp104,92 miliar.
Hubungan Kekeluargaan Anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham Perseroan
Sifat hubungan kekeluargaan di antara anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan
Pemegang Saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Hubungan Kekeluargaan
Alex Widjaja Direktur Utama Adik kandung dari Kathrin
Widjaja, direktur sekaligus
pemegang saham perseroan
Kathrin Widjaja Direktur Kakak kandung dari Alex
Widjaja, direktur utama
selaigus pemegang saham
perusahaan
Djaja Julia Supena Komisaris Utama Suami Kathrin Widjaja,
Direktur sekaligus pemegang
saham perusahaan
Rizka Alfrina Komisaris Independen

Keterlibatan anggota keluarga dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh
perusahaan

Suatu perusahaan dikatakan bisnis keluarga bila sebuah perusahaan bisnis yang apabila
mayoritas suara atau pengendalian berada di bawah pengendalian keluarga (pasangan, orang
tua, anak atau masih kerabat sang pemilik). Dalam arti luas yang lebih luas, sebuah perusahaan
publik (Tbk) bila pendiri memiliki 25 persen hak atas perusahaan melalui penanaman modal
atau memiliki satu orang atau lebih anggota keluarga dalam management board dalam
perusahaan tersebut juga dikategorikan sebagai perusahaan keluarga.

Tahun 2018

Bahwa tidak ada perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang saham pada tahun
2018. Di tahun 2018 struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat nomor 102 tertangal 28 November 2014, dibuat
dihadapat Desman SH, M.Hum. M.M., Notaris di Jakarta Utara, yaitu:
 Modal Dasar: Rp 30.000.000.000 (tiga puluh miliar Rupiah), dibagi menjadi 300.000
(tiga ratus ribu) saham, masing-masing saham dengan nominal Rp 100.000 (seratus ribu
Rupiah).
 Modal Ditempatkan dan Disetor: Rp 10.250.000.000 (sepuluh miliar dua ratus lima
puluh juta Rupiah).
 Saham dalam Portepel: Rp 19.750.000.000 (sembilan belas miliar tujuh ratus lima
puluh juta Rupiah).

Tahun 2019

Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 4 tanggal 1 November
2019 dibuat di hadapan Christina Dwi Utami, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Barat, dan telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan

Surat Keputusan No. AHU-0090265.AH.01.02.TAHUN 2019 tanggal 4 November 2019 dan


telah terdaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0210559.AH.01.11.TAHUN 2019, struktur
modal dan susunan pemegang saham Perseroan adalah:

 Modal Dasar: Rp 80.000.000.000,- (delapan puluh miliar Rupiah), dibagi menjadi


3.200.000.000 (tiga miliar dua ratus juta) saham, masing-masing saham dengan
nominal Rp. 25,00 (dua pulu lima Rupiah).
 Modal Ditempatkan dan Disetor: Rp 20.000.000.000,- (dua puluh empat miliar
Rupiah).
 Saham dalam Portepel: Rp 60.000.000.000,- (enam puluh miliar Rupiah).
Bahwa berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan
No. 4 tanggal 1 November 2019 dibuat di hadapan Christina Dwi Utami, S.H., M.Kn, Notaris
di Jakarta Barat, Para Pemegang Saham menyetujui perubahan nilai nominal saham Perseroan
dari semula sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu Rupiah) per saham menjadi Rp 25,- (dua puluh
lima Rupiah) per saham.

Pihak pengendali dan pemegang saham utama (ultimate shareholder) Perseroan adalah Alex
Widjaja. (Sumber: Prospektus PT Lancartama Sejati Tbk. )

Perbedaan perusahaan family business dengan non-family business

Perusahaan family business merupakan perusahaan yang kepemilikan sahamnya


mayoritas oleh keluarga. Untuk suatu perusahaan publik (Tbk) dapat digolongkan menjadi
perusahaan keluarga (family business) jika pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan
memiliki 25% hak atas perusahaan melalui penanaman modal dan ada setidaknya satu orang
atau lebih anggota keluarga dalam manajemen (board). Selain kepemilikan saham tersebut
family business dapat dilihat dari keterlibatan keluarga dalam manajemen perusahaan. Pada
umumnya family business memiliki rencana yang bersifat jangka panjang. Dimana dalam
pengambilan keputusan perusahaan cukup fleksibel karena mayoritas dalam manajemen
perusahaan melibatkan anggota keluarga. Family business pada umumnya jarang untuk
mempekerjakan orang-orang profesional dari luar lingkungan keluarga. Berbeda dengan
perusahaan ¬non-family business seperti BUMN, dimana BUMN merupakan badan usaha
yang sebagian atau keseluruhan kepemilikan berada pada tangan Negara. Saham bisa dimiliki
oleh masyarakat namun tidak boleh sembarangan dan tidak boleh lebih dari 50% kepemilikan
pemerintah.

Alex Widjaja merupakan direktur utama Warga Negara Indonesia, berusia 43 tahun.
Beliau menempuh pendidikan di Santa Monica College, Los Angeles pada tahun 1993-1995.
Beliau memperoleh gelar Sarjana di jurusan Computer Information System dari Universitas
California State Polytechnic University Pomona, Los Angeles, pada tahun 1997. Menjabat
sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2008. Memulai karir di Bank Bali pada tahun
1998 sampai 1999 sebagai Forex Dealer. Setelah itu, beliau menjalankan bisnis di bidang
teknologi informasi pada tahun 1999 sampai 2007. Beliau saat ini juga menjabat sebagai
Direktur Utama di PT Mastertama Adhi Propertindo pada tahun 2016 sampai sekarang.

Kathrin Widjaja merupakan direktur sekaligus kakak dari Alex Widjaja Warga Negara
Indonesia, usia 47 tahun. Beliau menempuh pendidikan di SMA Tarakanita Pluit, Jakarta pada
tahun 1988-1991. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari
Universitas Tarumanagara, Jakarta, pada tahun 1995. Menjabat sebagai Direktur Perseroan
sejak tahun 2019. Beliau berkarir di PT Lancartama Sejati pada tahun 2008 sampai 2019
sebagai Komisaris.

Begitu juga dengan Djaja Julia Supena yang merupakan komisaris utama sekaligus
suami dari Kathrin Widjaja, Warga Negara Indonesia, usia 48 tahun. Beliau menempuh
pendidikan di SMA Spes Patriae, pada tahun 1990. Menjabat sebagai Komisaris Utama
Perseroan sejak bulan 2019. Sebelumnya beliau bekerja sebagai Marketing di PT Astra
International Tbk sejak tahun 1990 sampai 2006. Setelah itu, Beliau bekerja sebagai General
Manager di PT Mentari Advertising sejak tahun 2006 sampai 2008. Beliau kemudian
melanjutkan karirnya sebagai General Marketing Sales di Sanny Auto Gallery sejak tahun 2008
sampai 2019.

Anda mungkin juga menyukai