Antropologi Kesehatan Kebiasaan Masyarakat Wawonii
Antropologi Kesehatan Kebiasaan Masyarakat Wawonii
TINGKAT II B
OLEH
AYU PUSPITASARI
( P00324018056)
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “Antropologi
Kesehatan” ini tepat pada waktunya.
Makalah Antropologi Kesehatan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kelompok
kami mengucapkan terima kasih kepada ibu pembawa materi Antropologi Kesehatan yang telah
membimbing kami dalam membuat makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kelompok kami menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan-
kekurangan baik yang mencakup semua bagian dari makalah ini. Oleh karena itu,dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agat kami dapat memperbaiki
makalah ini maupun makalah selanjutnya agar lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat member dan menambah
pengetahuan pembaca dan bermanfaat maupun menjadi inspirasi bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Kebiasaan Masyarakat.............................................................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya.Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak
bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.Konsep sehat dan sakit
sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan
klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling
mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang
lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu
pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsurunsur fisik, mental dan sosial dan
di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain
yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah
sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit.
1
Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain, sehingga keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan
dan menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Dalam keluarga, ibu
merupakan anggota masyarakat yang salah satu perannya adalah mengurus rumah tangganya
sehingga terciptanya lingkungan sehat dalam rumah tangga.Dengan mewujudkan perilaku yang
sehat, maka dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian akibat
kurangnya kesadaran dalam pelaksaan hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan
kesadaran dan kemauan bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Konsep sakit Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari status
sehat.Sedangkan definisi sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan fungsi normal individu
sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
Menurut Bauman (1965) seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka
sakit, yaitu :
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh
yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Penelitian ini diangkat karena banyaknya suatu kebiasaan pada masyarakat wawonii yang
dianggap sangat menarik sehingga membuat kami tertarik untuk mengangkat penelitian ini.
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa pranikah dan nikah
2. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa kehamilan
3. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa bersalin
4. Bagaimana Kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa nifas
5. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada Anak
6. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada Alat Kontrasepsi ( KB)
7. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada Kesehatan reproduksi
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kebiasaan- kebiasaan yang terdapat pada masyarakat wawonii
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kebiasaan masyarakat pada daerah Wawonii
Provinsi Sulawesi Tenggara
D. MANFAAT
1. Untuk pribadi
Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah
Antropologi kesehatan
2. Untuk Umum
Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang suatu daerah terutama wilayah Wawoni,
provinsi Sulawesi Tenggara
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Proses pengajuan lamaran rangsangan tersebut. Suatu
pihak laki-laki harus simbol menjadi penting
memahami status adat karena dapat membuat
pihak perempuan yang manusia dalam melakukan
akan dilamar. Hal ini sesuatu akan sungguh-
diperlukan agar dapat sungguh dan berfikir
dengan mudah menentukan secara manusiawi. Dalam
mas kawin.Dalam melakukan suatu tindakan
melakukan pelamaran, sosial seseorang akan
maka pembicara dari pihak selalu mempertimbangkan
pria terlebih dahulu apa yang akan dilakukan
menoleh ke kiri dan ke terhadap orang lain.
kanan sebagai ungkapan Dengan kata lain, dalam
memohon izin untuk melakukan suatu tindakan
memulai acara peminangan sosial manusia akan
dan dijawab juru bicara memikirkan dampak
pihak perempuan atau negatif ataupun positif dari
penghulu untuk segera tindakan yang ia lakukan
dimulai. Setelah diterima, terhadap orang yang
maka selanjutnya terlibat dalam tindakan
menanyakan berapa beban tersebut
adat yang akan dipikul
serta biaya pernikahan,
menentukan waktu, tanggal
dan bulan pelaksanaan
pernikahan
2. Mahar Pohon Kelapa Informasi didapatkan dari Sumber:Peneliti di
Bapak Achamad : Bidang Botani – Pusat
Dalam tradisi masyarakat Penelitian Biologi
salah satu prasyarat yang Lembaga Ilmu
harus dipenuhi oleh pihak Pengetahuan Indonesia
pria ketika menyunting oleh Mohammad Fathi
wanita adalah kepemilikan Royyani dan Mulyati
pohon kelapa. Masyarakat Rahayu. Diterbitkan
setempat. memiliki aturan tahun 2016. Diakses
tersendiri dalam pada 5-12-2019
menentukan jumlah pohon Dalam tradisi
kelapa yang akan diberikan masyarakat salah satu
sebagai mahar atau mas prasyarat yang harus
kawin. Untuk menyunting dipenuhi oleh pihak pria
seorang gadis, pohon ketika menyunting
kelapa sebagai mahar wanita adalah
sejumlah 20 pohon, kepemilikan pohon
sedangkan untuk kelapa. Masyarakat
menyunting seorang janda setempat. memiliki
hanya diwajibkan 10 – 15 aturan tersendiri dalam
5
pohon, tergantung dari menentukan jumlah
kesepakatan dan pohon kelapa yang akan
kemampuan mempelai diberikan sebagai mahar
pria. Syarat kepemilikan atau mas kawin. Untuk
pohon kelapa sebagian dari menyunting seorang
tradisi perkawinan gadis, pohon kelapa
dimaksudkan bahwa sebagai mahar nama
seorang pria memiliki pulau itu sendiri
kesiapan materi untuk menunjukkan arti
melaksanakan pentingnya pohon
tanggungjawabnya sebagai kelapa. Dalam bahasa
kepala keluarga dalam Wawonii kata wawonii
memberikan nafkah bagi berasal dari 2 suku kata
keluarganya. yaitu “wawo” berarti
daratan dan “nii” artinya
kelapa, sehingga secara
harfiah wawonii berarti
daratan yang dipenuhi
atau didominasi dengan
pohon kelapa. Saat ini
ke 4 jenis tanaman tsb.
merupakan komoditi
unggulan pulau
Wawonii.
Pada dasarnya pendidikan anak sejak dalam kandungan yang merupakan langkah awal
untuk melanjutkan pendidikan setelah anak lahir. Untuk memperoleh seorang bayi yang sehat
dan cerdas sesuai dengan harapan orang tua sebaiknya harus dimulai sebelum anak itu lahir
antara lain:
6
sakit. Jadi baring tanpa alas sangat berbahaya
alas/kasus dijadikan salah bagi kesehatan kepala
satu penyebabnya dan itu dan paru-paru karena
dilarang oleh masyarakat. uap air yang lembab
dari lantai akan terserap
tubuh dan menumpuk
dibagian paru-paru,
kondisi ini
menyebabkan tubuh
diserang paru-paru
basah.
Apabila waktu melahirkan telah tiba, mereka mempercayakan dukun untuk menaganinya
apabila dukun mengalami kesulitan untuk membantu proses melahirkan maka bantuan dari
medis diperlukan. Namun apabila ketika proses melahirkan yang dibantu oleh dukun dalam
Masyarakat wawoni yaitu:
8
langsung memandikan bayi Alodokter 4-8-2019. diakses
tersebut dengan menyiapkan pada 5-12-2019.
4 timba air hangat kemudian
memandikannya dan organisasi kesehatan dunia
mempersiapkan ritual atau WHO (World Health
tradisi seperti bakar api di Organization) serta beberapa
bawah jendela luarumah penelitian terbaru
bagian kamar guna untuk menyarankan agar bayi
mengusir makhluk ghaib sebaiknya baru dimandikan 12-
atau setan.Kelahiran sang 24 jam setelah dilahirkan.
bayi dalam keluarga beberapa pakar menyarankan
senantiasa dilakukan suatu agar bayi yang baru lahir
upacara seremonial yang hanya dimandikan 1-3 kali per
disebut mesambekai. minggu dengan durasi mandi
5-10 menit saja. Hal ini
berguna untuk menjaga
kelembapan kulit bayi.
9
4. Lakukan secara rutin
2-3 kali seminggu
10
1. Mengurangi kolestrol
2. Mengobati keseleo
3. Mengobati sakit pinggang
4. Mengobati sakit gigi
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagaimasalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial
budaya,perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Pengertian sakit menurut etiologi
naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dansistematik, yaitu bahwa sakit merupakan
satu keadaan atau satu hal yang disebabkan olehgangguan terhadap sistem tubuh manusia.WHO
mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurnabaik jasmani, rohani, maupun
kesejahteraan sosial seseorang.
Sistem medis adalah “pola-pola dari pranata-pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya
yang meyangkut perilaku yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari
tingkahlaku khusus tersebut belum tentu kesehatan yang baik” (Dunn 1976 : 135). Maksudnya,
sistem medis tidak hanya mempengaruhi individu dalam kelompok tetapi juga tradisi yang ada di
kelompok tersebut yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.Penyakit, dengan rasa sakit dan
penderitaannya merupakan kondisi manusia yang dapat diramalkan, serta ada gejala biologis
maupun kebudayaan.Sebelum kita mengalami sakit, ada gejala-gejala tertentu yang terjadi di
dalam diri kita.Contohnya, pada saat ini kita mulai masuk musim pancaroba, dimana seringkali
kekebalan tubuh menurun, sehingga kita mudah terserang penyakit. Penyakit yang seringkali
muncul adalah : batuk, pilek, demam, dan rasa tidak nyaman yang ada di tubuh bisa kita, rasakan
dulu gejalannya sebelum penyakit itu benar-benar menyerang tubuh kita.
B. SARAN
Saran Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka
dari itu kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang bersifat konskruktif
untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari -
Sardiman, 1991.Proses Sosialisasi di Luar Sekolah Anak, Keluarga Petani di Desa Kulahi, Kecamatan
Wawutobi, Kabupaten Kendari. Sospol Unhalu.
Sibarani, Robert 2012. Kearifan Lokal: Hakikat, Peran dan Metode Tradisi Lisan.
jurnal makna symbol komunikasi dalam proses pernikahan etnis Wawonii oleh : *Eka
Engdriyani**Siti Harmin***Jok.jurusan ilmu komunikasi UHO.Diterbitkan tahun 2018
.Halaman 3-4. Diakses 5-12-2019
Peneliti di Bidang Botani – Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
oleh Mohammad Fathi Royyani dan Mulyati Rahayu.Diterbitkan tahun 2016. Diakses pada
5-12-2019
Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 7 No. 1, maret 2019 (p-ISSN : 2087-9377). Diakses pada
5-12-2019
https://www.alodokter.com/kapan-bayi-baru-lahir-boleh-dimandikan.diterbitkan oleh
Alodokter 4-8-2019.diakses pada 5-12-2019.
http://tanaman--herbal.blogspot.com/2015/03/manfaat-dan-khasiat-bunga-bakung-
crynum.html.diakses pada 5-12-2019
Resiko.melahirkan.terlalu.sering.https://lifestyle.kompas.com/read/2011/11/15/07515777/ris
iko.melahirkan.terlalu.sering.diterbitkan.pada.15.11.2019.diakses pada 5-12-2019
Jurnal Skala Husada Volume 11 Nomor 1 April 2014 : 101-106. Diakses pada tanggal 5-12-
2019
14