Anda di halaman 1dari 17

ANTROPOLOGI KESEHATAN

UNSUR-UNSUR SEHAT SAKIT DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


PADA WILAYAH WAWONII, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :Sitti Aisya, AM.Keb, S.Pd

TINGKAT II B

OLEH

AYU PUSPITASARI

( P00324018056)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

PRODI D-III JURUSAN KEBIDANAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “Antropologi
Kesehatan” ini tepat pada waktunya.
Makalah Antropologi Kesehatan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kelompok
kami mengucapkan terima kasih kepada ibu pembawa materi Antropologi Kesehatan yang telah
membimbing kami dalam membuat makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kelompok kami menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan-
kekurangan baik yang mencakup semua bagian dari makalah ini. Oleh karena itu,dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agat kami dapat memperbaiki
makalah ini maupun makalah selanjutnya agar lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat member dan menambah
pengetahuan pembaca dan bermanfaat maupun menjadi inspirasi bagi pembaca.

Kendari, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

A. Kebiasaan Masyarakat.............................................................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak sekali ilmu-ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang kesehatan.Ilmu-ilmu


tersebut diantaranya sosiologi, antropologi, psikologi dan lain-lainnya yang mengkaji kesehatan
berdasarkan disiplin ilmu masing-masing. Pandangan kesehatan dari segi sosiologis adalah
“sakit” tidak hanya memiliki peran secara individu, tetapi juga peran sakit mengakibatakan
individu “bergantung pada orang lain”, dan menimbulkan adanya penyimpangan sosial. Tidak
hanya individu yang merasakan, tetapi juga keluarga / kerabat juga turut merasakan
akibatnya.Sosiologi kesehatan memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan.Pandangan kesehatan dari segi antropologi adalah konsep sehat dan
sakit dipandang dari segi kebudayaan (dieses) dan dari perspektif medis (illness).Sedangakan
pandangan kesehatan dari perspektif psikologis adalah berkaitan dengan bagaimana karakteristik
pribadi seseorang yang memandang penyakit dari pengalaman pribadi mereka dan memberikan
kontribusi berupa keyakinan untuk kesehatan.

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya.Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak
bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.Konsep sehat dan sakit
sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan
klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling
mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang
lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu
pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsurunsur fisik, mental dan sosial dan
di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain
yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah
sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit.

1
Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain, sehingga keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan
dan menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Dalam keluarga, ibu
merupakan anggota masyarakat yang salah satu perannya adalah mengurus rumah tangganya
sehingga terciptanya lingkungan sehat dalam rumah tangga.Dengan mewujudkan perilaku yang
sehat, maka dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian akibat
kurangnya kesadaran dalam pelaksaan hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan
kesadaran dan kemauan bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.

Konsep sehat Dengan kemajuan teknologi yang memunculkan berbagai macam


obatobatan, memiliki kecenderungan pada masyarakat untuk mempertahankan kesehatannya
dengan bergantung pada obat.Oleh karena itu, pola hidup sehat seolah-olah dilupakan dan baru
setelah Perang Dunia II konsep sehat mendapat perhatian kembali sampai saat ini.Konsep sehat
ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda, misalnya dipandang dari sudut fisik secara
individu dan dipandang dari sudut ekologi.Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang
tersebut memiliki organ tubuh yang berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis
kelamin. Sedangkan konsep sehat secara ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian
individu dengan lingkungannya yang berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan lingkungannya. Definisi sehat yang saat ini digunakan adalah definisi sehat menurut
WHO (1947), yaitu “sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan”.

Konsep sakit Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari status
sehat.Sedangkan definisi sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan fungsi normal individu
sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
Menurut Bauman (1965) seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka
sakit, yaitu :

1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri, dll.

2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, misalnya baik, buruk, sakit.

3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, misalnya bekerja, sekolah, dll.

Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh
yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.

Penelitian ini diangkat karena banyaknya suatu kebiasaan pada masyarakat wawonii yang
dianggap sangat menarik sehingga membuat kami tertarik untuk mengangkat penelitian ini.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa pranikah dan nikah
2. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa kehamilan
3. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa bersalin
4. Bagaimana Kebiasaan masyarakat Wawonii pada masa nifas
5. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada Anak
6. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada Alat Kontrasepsi ( KB)
7. Bagaimana kebiasaan masyarakat Wawonii pada Kesehatan reproduksi

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kebiasaan- kebiasaan yang terdapat pada masyarakat wawonii
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kebiasaan masyarakat pada daerah Wawonii
Provinsi Sulawesi Tenggara

D. MANFAAT
1. Untuk pribadi
Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah
Antropologi kesehatan
2. Untuk Umum
Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang suatu daerah terutama wilayah Wawoni,
provinsi Sulawesi Tenggara

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBIASAAN MASYARAKAT DAERAH WAWONII, SULAWESI TENGGARA


Kebiasaan masyarakat disuatu daerah biasa saja berbeda-beda sesuai dengan adat kebiasaan
masyarakat didaerah tertentu.Kali ini kami mengangkat kebiasaan masyarakat di daerah
Wawonii yang merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara.
Wawonii merupakan salah satu daerah yang berada di daerah Sulawesi Tenggara.Secara
etnografs, keberadaan suku wawonii masih kurang dikenal oleh masyarakat luas.Hal ini
disebabkan karena belum banyak penelitian atau publikasi yg dilakukan mengenai suku bangsa
tersebut.
Kebiasaan- kebiasaan masyarakat Wawonii yang dapat kami angkat :
1. Kebiasaan Pranikah dan Nikah
Salah satu kekayaan kebudayaan yang dimiliki adalah budaya pernikahan pada etnis
Wawonii.Bentuk dari adat pernikahan dari kehidupan masyarakat Wawonii adalah Mompakawi
(pernikahan).

No. Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan


(Mitos) (Fakta)
1. Meonto-meonto Inforrmasi Didapatkan dari Sumber :jurnal makna
Bapak Achmad : symbol komunikasi
Meonto-meonto adalah dalam proses pernikahan
melihat atau mencari etnis Wawonii oleh :
informasi tentang gadis *Eka Engdriyani**Siti
yang akan dijadikan Harmin***Jok.jurusan
sebagai bakal calon mantu. ilmu komunikasi
Hal ini terjadi karena untu UHO.Diterbitkan tahun
meyakinkan calon mertua 2018.Halaman 3-4.
tentang gadis yang akan Diakses 5-12-2019
dijadikan menantu.Pada pendekatan
tahap meonto- meonto interaksionisme simbolik
calon mertua akan merupakan salah suatu
mengunjungi rumah dari pendekatan yang
menantu untuk mengarah kepada interaksi
mendapatkan informasi yang menggunakan
tentang calon menantu agar simbol-simbol dalam
lebih mengetahui berkomunikasi, baik itu
bagaimana sikap dari calon melalui gerak, bahasa dan
menantu. Selanjutnya tahap simpati, sehingga akan
pengajuan lamaran, yaitu muncul suatu respon
tahap persiapan pengajuan terhadap rangsangan yang
lamaran dan menanyakan datang dan membuat
perlengkapan adat apa saja manusia melakukan reaksi
yang harus dipersiapkan. atau tindakan terhadap

4
Proses pengajuan lamaran rangsangan tersebut. Suatu
pihak laki-laki harus simbol menjadi penting
memahami status adat karena dapat membuat
pihak perempuan yang manusia dalam melakukan
akan dilamar. Hal ini sesuatu akan sungguh-
diperlukan agar dapat sungguh dan berfikir
dengan mudah menentukan secara manusiawi. Dalam
mas kawin.Dalam melakukan suatu tindakan
melakukan pelamaran, sosial seseorang akan
maka pembicara dari pihak selalu mempertimbangkan
pria terlebih dahulu apa yang akan dilakukan
menoleh ke kiri dan ke terhadap orang lain.
kanan sebagai ungkapan Dengan kata lain, dalam
memohon izin untuk melakukan suatu tindakan
memulai acara peminangan sosial manusia akan
dan dijawab juru bicara memikirkan dampak
pihak perempuan atau negatif ataupun positif dari
penghulu untuk segera tindakan yang ia lakukan
dimulai. Setelah diterima, terhadap orang yang
maka selanjutnya terlibat dalam tindakan
menanyakan berapa beban tersebut
adat yang akan dipikul
serta biaya pernikahan,
menentukan waktu, tanggal
dan bulan pelaksanaan
pernikahan
2. Mahar Pohon Kelapa Informasi didapatkan dari Sumber:Peneliti di
Bapak Achamad : Bidang Botani – Pusat
Dalam tradisi masyarakat Penelitian Biologi
salah satu prasyarat yang Lembaga Ilmu
harus dipenuhi oleh pihak Pengetahuan Indonesia
pria ketika menyunting oleh Mohammad Fathi
wanita adalah kepemilikan Royyani dan Mulyati
pohon kelapa. Masyarakat Rahayu. Diterbitkan
setempat. memiliki aturan tahun 2016. Diakses
tersendiri dalam pada 5-12-2019
menentukan jumlah pohon Dalam tradisi
kelapa yang akan diberikan masyarakat salah satu
sebagai mahar atau mas prasyarat yang harus
kawin. Untuk menyunting dipenuhi oleh pihak pria
seorang gadis, pohon ketika menyunting
kelapa sebagai mahar wanita adalah
sejumlah 20 pohon, kepemilikan pohon
sedangkan untuk kelapa. Masyarakat
menyunting seorang janda setempat. memiliki
hanya diwajibkan 10 – 15 aturan tersendiri dalam

5
pohon, tergantung dari menentukan jumlah
kesepakatan dan pohon kelapa yang akan
kemampuan mempelai diberikan sebagai mahar
pria. Syarat kepemilikan atau mas kawin. Untuk
pohon kelapa sebagian dari menyunting seorang
tradisi perkawinan gadis, pohon kelapa
dimaksudkan bahwa sebagai mahar nama
seorang pria memiliki pulau itu sendiri
kesiapan materi untuk menunjukkan arti
melaksanakan pentingnya pohon
tanggungjawabnya sebagai kelapa. Dalam bahasa
kepala keluarga dalam Wawonii kata wawonii
memberikan nafkah bagi berasal dari 2 suku kata
keluarganya. yaitu “wawo” berarti
daratan dan “nii” artinya
kelapa, sehingga secara
harfiah wawonii berarti
daratan yang dipenuhi
atau didominasi dengan
pohon kelapa. Saat ini
ke 4 jenis tanaman tsb.
merupakan komoditi
unggulan pulau
Wawonii.

2. Kebiasaan Wanita Hamil

Pada dasarnya pendidikan anak sejak dalam kandungan yang merupakan langkah awal
untuk melanjutkan pendidikan setelah anak lahir. Untuk memperoleh seorang bayi yang sehat
dan cerdas sesuai dengan harapan orang tua sebaiknya harus dimulai sebelum anak itu lahir
antara lain:

No. Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi


(Mitos) Kesehatan (Fakta)
1. Baring Tanpa Alas/Kasur Infromasi Didapatkan dari Sumber :Jurnal
ibu Tija : Ilmiah Pendidikan,
Tidak boleh berbaring Volume 7 No. 1, maret
tanpa menggunakan alas. 2019 (p-ISSN : 2087-
Karena akan terkenka 9377). Diakses pada 5-
darah yang bercampur 12-2019
dengan ingus saat Berbaring tanpa alas
melahirkan. Hal ini terjadi sangat berbahaya
karena masyarakat percaya bukan hanya untuk
bahwa jika melahirkan wanita hamil saja tetapi
dengan darah dan ingus untuk semua orang
maka akan terasa lebih karena berbaring tanpa

6
sakit. Jadi baring tanpa alas sangat berbahaya
alas/kasus dijadikan salah bagi kesehatan kepala
satu penyebabnya dan itu dan paru-paru karena
dilarang oleh masyarakat. uap air yang lembab
dari lantai akan terserap
tubuh dan menumpuk
dibagian paru-paru,
kondisi ini
menyebabkan tubuh
diserang paru-paru
basah.

3. Kebiasaan Pada Ibu Persalinan

N Kebias Antropologi Kebudayaan (Mitos) Antropologi


o. aan Kesehatan
(fakta)
1. Persali Informasi didapatkan dari ibu Tija : Sumber :
nan pada saat bersalin biasanya masyarakat Wawonii akan jurnal.penelitian.
ditolon ditolong oleh bentuk kemitraan
g oleh dukun.Dukunbayimerupakanorangyangdianggapteram bidan dan dukun
Dukun pildan dipercayaoleh masyarakat untuk menolong bayi dalam
bayi persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai pelayanan
kebutuhanmasyarakat.Keterampilan kesehatan.oleh:
dukunbayipadaumumnyadidapatmelalui *Ervina**Sulsalman
sistemmagang. Anggapandankepercayaan masyarakat Moita***Sarpin).dit
terhadapketrampilan dukun erbitkan oleh Jurnal
bayiberkaitanpuladengansistemnilaibudayamasyarakat Neo Societal, 2018.
,sehinggadukunbayi Diakses 5-12-2019
padaumumnyadiperlakukansebagaitokohmasayarakats Kemitraan yang di
etempat. bangun antara bidan
Masyarakat merasa nyaman jika dukun bayi yang dan dukun bayi di
menolong persalinannya, karena mereka sangat kecamatan wawonii
percaya terhadap dukun bayi yang akan menolong utara yaitu dukun
persalinannya.Secaratradisional mengantarkan calon
dukunbayiterampildalamhalpertolongan ibu bersalin ke bidan
persalinandanperawatankesehatanibu dananak. dan ikut mendampingi
ibu saat proses
persalinan dan dapat
memberikan kekuatan
spiritual melalui doa-
doa, mantra, dan
ritual-ritual adat,
sehingga memberikan
7
rasa nyaman dan
aman pada ibu yang
akan melahirkan,
selain itu melakukan
perawatan kehamilan,
menolong 469
persalinan, serta
merawat ibu dan
bayinya sesudah
persalinan. Pelayanan
yang diberikan oleh
dukun bayi bukan
hanya saat persalinan,
tetapi sampai dengan
empat puluh hari,
mulai dari menolong,
mengurus bayi, dan
bidan juga
mempunyai fasilitas
yang lengkap dan
apabila terjadi
masalah seperti
pendarahan, dan bidan
juga mempunyai obat
atau alat kesehatan
yang tidak mampu di
lakukan oleh dukun
bayi.

4. Kebiasaan Pada Bayi dan Anak.

Apabila waktu melahirkan telah tiba, mereka mempercayakan dukun untuk menaganinya
apabila dukun mengalami kesulitan untuk membantu proses melahirkan maka bantuan dari
medis diperlukan. Namun apabila ketika proses melahirkan yang dibantu oleh dukun dalam
Masyarakat wawoni yaitu:

No. Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan


( Mitos) (Fakta)
1. Mosehe (pensucian Informasi Didapatkan dari Sumber : (WHO (World
diri) Ibu Tija : Health Organization)).
Mosehe (pensucian diri) https://www.alodokter.com/ka
perlu dilakukan pada saat pan-bayi-baru-lahir-boleh-
bayi baru lahir dukun dimandikan.diterbitkan oleh

8
langsung memandikan bayi Alodokter 4-8-2019. diakses
tersebut dengan menyiapkan pada 5-12-2019.
4 timba air hangat kemudian
memandikannya dan organisasi kesehatan dunia
mempersiapkan ritual atau WHO (World Health
tradisi seperti bakar api di Organization) serta beberapa
bawah jendela luarumah penelitian terbaru
bagian kamar guna untuk menyarankan agar bayi
mengusir makhluk ghaib sebaiknya baru dimandikan 12-
atau setan.Kelahiran sang 24 jam setelah dilahirkan.
bayi dalam keluarga beberapa pakar menyarankan
senantiasa dilakukan suatu agar bayi yang baru lahir
upacara seremonial yang hanya dimandikan 1-3 kali per
disebut mesambekai. minggu dengan durasi mandi
5-10 menit saja. Hal ini
berguna untuk menjaga
kelembapan kulit bayi.

5. Kebiasaan pada Ibu Nifas

No. Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan (Fakta)


( Mitos)
1. Penggunaan daun Informasi Didapatkan dari Sumber :
kapu-kapu Ibu Tija :
penggunaan daun “ kapu- http://tanaman--
kapu”Crinum asiaticum herbal.blogspot.com/2015/03/ma
L. dalam perawatan pasca nfaat-dan-khasiat-bunga-
persalinan bertujuan bakung-crynum.html.diakses
untuk merapatkan atau pada 5-12-2019
mengcilkan kembali
vagina. Hal ini dipercaya 1. Melancarkan buang air
secara turun temurun. kecil
Daun kapu-kapu sangat 2. Mengobati luka (borok)
mudah dijumpai 3. Mengobati muntah
dikonawe kepulauan. 4. Mengobati batuk
Cara penggunannya yaitu: 5. Mengobati bengkak
1. daunnya yang telah 6. Mengobati penyakit kulit
dicuci bersih, seperti bisul
2. dipanaskan dibara api 7. Mengobati penyakit
( dilayukan), rematik
3. kemudian
ditempelkan kebagian
vagina.

9
4. Lakukan secara rutin
2-3 kali seminggu

6. Kebiasaan pada ibu KB

No. Kebiasaan Antropologi Antropologi Kesehatan ( Fakta)


Budaya(Mitos)
1. Masyarakat Informasi didapatkan dari Sumber
Lokal masih Ibu Tija : Resiko.melahirkan.terlalu.sering
banyak yang Ibu pasangan usia subur .https://lifestyle.kompas.com/rea
tidak memakai Masyarakat wawoni d/2011/11/15/07515777/risiko.me
alat kontrasepsi masih percaya bahwa lahirkan.terlalu.sering.diterbitk
memiliki banyak anak an.pada.15.11.2019. diakses
akan mendatangkan rejeki pada 5-12-2019
yang banyak pula,
terutama pada mereka kata Dr.Philip Darney, direktur
yang bekerja sebagai Bixby Center for Global
petani dengan harapan, Reproductive Health, Universitas
jika memiliki banyak anak California, AS, seperti dikutip
maka dikemudian hari Foxnews.
dapat meringankan Di Indonesia sendiri, saat ini
pekerjaan dan akan sangat perdarahan masih menjadi
membantu dihari tua.Akan penyebab utama kematian ibu saat
tetapi, pada saat ini melahirkan. Rahim, organ tempat
masyarakat sudah mulai janin berkembang, terdiri dari
mengerti tentang KB dan jaringan otot. Kehamilan yang
mulai perlahan-lahan terlalu rapat akan mengendurkan
memakai KB. otot-otot tersebut sehingga setelah
persalinan rahim menjadi sulit
berkontraksi untuk kembali ke
ukurannya yang semula dan
terjadilah perdarahan. Obat-obatan
biasanya kurang
berhasilmengatasinya. Menurut
Tanaman bunga
bakungmengandung zat  flavonoid,
saponin, dan tanin, sedangkan
pada umbi, akar, serta biji tanaman
bakung mengandung alkaloid
likorin, krinin, dan asetilkorin.

Manfaat dan Khasiat Bunga


Bakung

10
1. Mengurangi kolestrol
2. Mengobati keseleo
3. Mengobati sakit pinggang
4. Mengobati sakit gigi

penjelasan dr.Prima Progestian,


Sp.OG, selain risiko perdarahan
ada beberapa risiko yang harus
dihadapi wanita yang melahirkan
terlalu sering.
1. Risiko placenta previa dan
plasenta akreta meningkat.
Placenta previa adalah kelainan
letak plasenta yang seharusnya di
atas rahim malah di bawah,
sehingga menutupi jalan lahir.
2. Meningkatnya intervensi dalam
persalinan seperti pemasangan
infus atau induksi (rangsangan)
agar tanda persalinan muncul.
Induksi bisa dilakukan dengan
pemberian obat-obatan atau
memecahkan kantung ketuban.

7. Kebiasaan pada Kesehatan Reproduksi

No. Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan ( Fakta)


(Mitos)
1. Membersihkan Informasi didapatkan dari Sumber:
Area Kemaluan Ibu Norma : jurnal.penelitian. penggunaan air
Menggunakan pada masyarakat setempat rebusan daun sirih terhadap
Air Rebusan mereka selalu menjaga keputihan fisiologis dikalangan
daun Sirih kesehatan reproduksinya remaja putrid mahasiswa
dengan menggunakan poltekkes denpasar.
rebusan Air daun Sirih. Jurnal Skala Husada Volume 11
Daun sirih direbus hingga Nomor 1 April 2014 : 101-106.
mendidih kemudian airnya Diakses pada tanggal 5-12-2019
didiamkan sebentaar Menurut hasil penelitian yang
kemudian digunakan dilakukan oleh Amir Syarif dari
untuk membersihkan Fakultas kedokteran Universitas
daerah kemaluan ibu.hal Indonesia, penggunaan daun sirih
ini berguna untuk pada pengobatan keputihan 90,0 %
menghilangkan keputihan sembuh. Dalam penelitian ini juga
11
dan juga bau tidak sedap terbukti dimana saat sebelum
pada daerah kewanitaan menggunakan air rebusan daun
ibu. sirih seluruh responden mengalami
keputihan ( 100 % ). Dan setelah
menggunakan rebusan sebagian
besar responden tidak mengalami
keputihan (95 %).

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagaimasalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial
budaya,perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Pengertian sakit menurut etiologi
naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dansistematik, yaitu bahwa sakit merupakan
satu keadaan atau satu hal yang disebabkan olehgangguan terhadap sistem tubuh manusia.WHO
mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurnabaik jasmani, rohani, maupun
kesejahteraan sosial seseorang.

    Sistem medis adalah “pola-pola dari pranata-pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya
yang meyangkut perilaku yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari
tingkahlaku khusus tersebut belum tentu kesehatan yang baik” (Dunn 1976 : 135). Maksudnya,
sistem medis tidak hanya mempengaruhi individu dalam kelompok tetapi juga tradisi yang ada di
kelompok tersebut yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.Penyakit, dengan rasa sakit dan
penderitaannya merupakan kondisi manusia yang dapat diramalkan, serta ada gejala biologis
maupun kebudayaan.Sebelum kita mengalami sakit, ada gejala-gejala tertentu yang terjadi di
dalam diri kita.Contohnya, pada saat ini kita mulai masuk musim pancaroba, dimana seringkali
kekebalan tubuh menurun, sehingga kita mudah terserang penyakit. Penyakit yang seringkali
muncul adalah : batuk, pilek, demam, dan rasa tidak nyaman yang ada di tubuh bisa kita, rasakan
dulu gejalannya sebelum penyakit itu benar-benar menyerang tubuh kita.

B. SARAN
Saran Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka
dari itu kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang bersifat konskruktif
untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari -

Juni 2009. Akses 27/10/2017.


Rahyono, F.X. 2009.Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama

Sardiman, 1991.Proses Sosialisasi di Luar Sekolah Anak, Keluarga Petani di Desa Kulahi, Kecamatan
Wawutobi, Kabupaten Kendari. Sospol Unhalu.
Sibarani, Robert 2012. Kearifan Lokal: Hakikat, Peran dan Metode Tradisi Lisan.

jurnal makna symbol komunikasi dalam proses pernikahan etnis Wawonii oleh : *Eka
Engdriyani**Siti Harmin***Jok.jurusan ilmu komunikasi UHO.Diterbitkan tahun 2018
.Halaman 3-4. Diakses 5-12-2019

Peneliti di Bidang Botani – Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
oleh Mohammad Fathi Royyani dan Mulyati Rahayu.Diterbitkan tahun 2016. Diakses pada
5-12-2019

Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 7 No. 1, maret 2019 (p-ISSN : 2087-9377). Diakses pada
5-12-2019

jurnal.penelitian. bentuk kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pelayanan


kesehatan.oleh: *Ervina**Sulsalman Moita***Sarpin).diterbitkan oleh Jurnal Neo
Societal, 2018. Diakses 5-12-2019

Sumber : (WHO (World Health Organization)).

https://www.alodokter.com/kapan-bayi-baru-lahir-boleh-dimandikan.diterbitkan oleh
Alodokter 4-8-2019.diakses pada 5-12-2019.

http://tanaman--herbal.blogspot.com/2015/03/manfaat-dan-khasiat-bunga-bakung-
crynum.html.diakses pada 5-12-2019

Resiko.melahirkan.terlalu.sering.https://lifestyle.kompas.com/read/2011/11/15/07515777/ris
iko.melahirkan.terlalu.sering.diterbitkan.pada.15.11.2019.diakses pada 5-12-2019

jurnal.penelitian. penggunaan air rebusan daun sirih terhadap keputihan fisiologis


dikalangan remaja putrid mahasiswa poltekkes denpasar.

Jurnal Skala Husada Volume 11 Nomor 1 April 2014 : 101-106. Diakses pada tanggal 5-12-
2019

14

Anda mungkin juga menyukai