Anda di halaman 1dari 1

Contoh Kasus Transkultural pada Pasien Sakit Gigi

Klien An. Khansa berusia 5 tahun, tinggal bersama orang tuanya di Jawa Barat. Sekarang
Klien sedang bersekolah di suatu Taman Kanak-kanak di dekat tempat tinggalnya. Ibu klien
bernama Ny. A berusia 28 tahun, dengan pendidikan terakhir SMA, yang sekarang
merupakan seorang ibu rumah tangga. Sedangkan ayah Klien yang bernama Tn. B berusia 32
tahun, dengan pendidikan akhir SMA, dan sekarang bekerja menjadi seorang wirausaha.
Ayah Klien memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Klien beserta ayah dan ibunya beragama Islam, dan setiap harinya juga mereka melaksanakan
solat Maghrib berjama’ah. Keseharian Klien berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda dan
bahasa Indonesia.
Seperti pada anak seusianya, Klien suka memakan makanan yang manis, contohnya permen.
Klien bisa memakan permen hampir setiap hari, bahkan dengan jumlah yang terbilang cukup
banyak. Walaupun klien sudah sering diberitahu oleh orang tuanya untuk jangan terlalu
sering mengonsumsi makanan manis tersebut, klien tetap memakannya dengan alasan “suka”.
Kesukaan Klien ini pun pada akhirnya berdampak buruk, karena tidak diimbangi dengan rajin
menyikat giginya minimal 2x dalam sehari. Sampai akhirnya pada beberapa minggu ini,
Klien merasakan sakit pada gigi belakangnya, yang membuat Klien menjadi rewel. Orang tua
Klien pun akhirnya membawa klien ke dokter gigi untuk memeriksa keadaannya. Setelah
sampai di dokter gigi, Klien diperiksa dan hasil pemeriksaannya didapatkan bahwa ada
bolong di gigi Klien. Dokter menyarankan untuk mencabut giginya, karena jika tidak dicabut
klien akan merasakan sakit yang bertambah untuk kedepannya. Namun, Klien menolak untuk
dicabut giginya karena merasa ketakutan dan menyebabkan Klien tidak berhenti menangis.
Akhirnya, orang tua Klien pun memutuskan untuk memberitahu Dokter bahwa mereka akan
membawa Klien untuk pergi ke pengobatan alternatif yang dekat dengan rumahnya. Dokter
pun memahami dan menghargai keputusan orang tua Klien tersebut.
Akhirnya, Klien dibawa ke pengobatan alternatif yang berada di dekat rumahnya. Pengobatan
alternatif yang diterima oleh Klien berupa daun Pandan yang diusapkan di pipi Klien sambil
dibacakan do’a. Setelah beberapa hari menerima pengobatan alternatif tersebut, Klien merasa
giginya sudah tidak terlalu sakit dan sampai hari-hari selanjutnya, sakit pada gigi Klien pun
hilang.

Anda mungkin juga menyukai