Anda di halaman 1dari 5

1

Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakan Tongkat


Limbad Skima
Tim 11 SMKN 3 Madiun
Peserta Pelatihan Pengolahan Limbah Cair DTKI-FV ITS Tahun 2020
(S. Ali Budianto, Muh. Jaenal Arifin, Agustin Budi Arini, Any Purnawati, Dyah Fahmawati, Endah Setiyani,
Endang Suwarni, Hermin Lusiana, Siti Munawaroh, Resti Dian Permatasari, Vivi Dwi Fitriani)

Abstrak

Lingkungan sekolah merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair domestik yang cukup
besar. Pengolahan limbah cair selain penting dilakukan untuk menghindari pencemaran
lingkungan akibat limbah cair domestik juga sejalan dengan materi kurikulum mata pelajaran
Analisis Bahan Anorganik pada Kompetensi Keahlian Kimia Analisis dan mata pelajaran Proses
Industri Kimia pada Kompetensi Keahlian Kimia Industri. SMK Negeri 3 Madiun mendesain
tongkat limbad Skima (Teknik Pengolahan Kreatif Limbah Air Domestik) sebagai upaya mengolah
limbah cair domestik untuk layak digunakan kembali sebagai air non konsumsi. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui efektivitas tongkat limbad Skima sebagai media pengolahan limbah cair
domestik. Penelitian ini meliputi dua peroses yaitu proses pengolahan limbah cair secara fisika
dan pengukuran parameter efektitivitas media tongkat limbad Skima secara kimia dengan
pengukuran pH dan angka COD. Hasil penelitian menunjukkan tongkat limbad Skima mampu
menurunkan kadar COD air limbah dari 72,3482 mg/L menjadi 27,4920 mg/L serta menurunkan
pH air limbah dari 13 menjadi 7. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media
Tongkat Limbad Skima efektif untuk mengolah limbah cair domestik.

Kata kunci : limbah cair, proses fisika, COD

PENDAHULUAN

Limbah cair domestik ( grey water) merupakan libah cair hasil buangan dari perumahan (limbah
rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis. Air limbah deterjen sisa
cucian, air sabun dan air tinja merupakan contoh limbah cair domestik. Lingkungan sekolah juga
merupakan penghasil limbah cair domestik yang cukup besar. Pengolahan limbah cair domestik
penting dilakukan mengingat ari limbah domestik sangat berpotensi mencemari dan menurunkan
kualitas air sungai. Penimbunan secara terus menerus senyawa-senyawa berbahaya dalam limbah
cair domestik ke dalam badan air dapat mengganggu ekosistem air dan jika terbawa dalam jaringan
tubuh dapat menyebabkan penyakit karsinogenik. Pengolahan limbah cair domestik selain dapat
mencegah munculnya penyakit akibat penurunan kualitas lingkungan juga dapat memberikan
dampak ekonomis dengan menghemat penggunakan air bersih untuk kebutuhan non konsumsi.
SMK Negeri 3 Madiun sebagai lembaga pendidikan dengan materi kurikulum berbasis teknik
kimia memiliki peran dan tanggung jawab untuk ikut berkontribusi dalam pengolahan limbah cair
domestik. Pengolahan limbah cair domestik juga sejalan dengan materi kurikulum pada mata
pelajaran Analisis Bahan Anorganik pada jurusan Kimia Analis dan mata pelajaran Proses Industri
Kimia pada jurusan Kimia Industri. Berdasarkan struktur kurikulum SMK, kompetensi dasar yang
diharapkan dalam materi pengolahan limbah adalah siswa dapat mengevaluasi dan menangani
limbah cair. Selain sebagai wujud tanggung jawab moral untuk menjaga kelestarian lingkungan,
2

pembuatan instalasi pengolahan limbah cair diperlukan sebagai alat peraga pembelajaran untuk
menunjang belajar siswa sehingga mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, SMK Negeri 3 Madiun mendesain seperangkat alat
pengolahan limbah cair berbasis proses fisika yang diberi nama Tongkat Limbad Skima. Tongkat
Limbad Skima merupakan akronim dari “Teknik Pengolahan Kreatif Limbah Cair Domestik SMK
Negeri 3 Madiun”. Media pengolahan cair ini merupakan best practice penerapan hasil diklat
pengolahan limbah yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Kimia Industri- Fakultas Vokasi
ITS.

EKSPERIMEN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas media Tongkat Limbad Skima sebagai media
pengolahan limbah cair domestik. Prosedur pengolahan limbah cair domestik meliputi dua proses
yaitu pengolahan secara fisika dengan media Tongkat Limbad Skima dan pengukuran parameter
efektifitas media secara kimia dengan pengukuran kadar COD dan pH limbah cair sebelum dan
sesudah proses pengolahan secara fisika.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan terdiri dari buret 50 mL, erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL, labu
takar 100 mL, magnetic stirrer, statif, hotplate. Alat yang digunakan dalam Tongkat Limbad
Skima meliputi wadah plastik, galon bekas, kran air, penyangga besi, pompa air dan selang plastik.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya asam oksalat (C2H2O4.2H2O), kalium
permanganate (KMnO4), asam sulfat 98% (36 N). Bahan untuk proses fisika meliputi ijuk, pasir
silika, kapas, kapas filter, karbon aktif dan zeolit.

Prosedur Kerja

Proses pengolahan limbah cair secara fisika dilakukan dengan penyaringan dan pemberian
bahan absorban yang terdiri dari pasir silika, karbon aktif dan zeolit. Proses pengolahan secara
fisika disusun sesuai dengan Gambar 1.

DIAGRAM ALIR PROSES TONGKAT LIMBAD SKIMA


Teknik Pengolahan Kreatif Limbah Air Domestik SMK Negeri 3 Madiun

Clarifier

Screening A

Blowdown Bak Pengendapan


akhir
Screening B

Clean water
Al2(SO4)3

Screening C Bak Penampungan


akhir
Bak Pengepul P-01

Bak Pengendapan Bak Koagulasi


P-02 P-03
Awal

Gambar 1. Diagram Alir Proses Tongkat Limbad Skima


3

Pengukuran parameter pH dan kadar COD Limbah Cair.


Sampel sebanyak 100 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang diberi batu didih dan
ditambahkan 5 mL H2SO4 2 N kemudian dipanaskan hingga suhu 70 OC. Kedalam larutan tersebut
ditambahkan 10 mL larutan KMnO4 standart 0,01 N. Pemanasan dilanjutkan hingga mendidih dan
dilakukan secara berhati-hati selama 10 menit. Setelah mendidih, segera ditambahkan 10 mL
larutan asam oksalat 0,01N. Kelebihan asam oksalat dittrasi dengan larutan KMnO4 sampai
didapatkan warna larutan merah muda. Volume KMnO 4 yang dibutuhkan dicatat dan digunakan
untuk menghitung nilai COD. Pengukuran pH limbah cair dengan menggunakan kertas pH
universal.

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

Pengolahan Limbah Cair dengan Tongkat Limbad Skima

Skema Tongkat Limbad Skima terdiri dari bagian I dan bagian II. Bagian I terdiri dari
screening A, screening B, screening C. Screening A merupakan penyaring limbah pertama yang
masih mengadung partikel-partikel kasar. Penyaring pada screening A yang terdiri dari ijuk, pasir,
ijuk, pasir silika, kapas filter dan kapas. Fungsi dari ijuk selain sebagai penyaring juga digunakan
sebagai penyekat antar material. Pasir silika digunakan sebagai pengadsorbsi awal limbah cair
sebagai penyerap minyak dan penetral limbah cair. Screening B merupakan penyaring kedua terdiri
dari ijuk, karbon aktif , ijuk, kapas filter dan kapas. Karbon aktif digunakan sebagai penyerap bau
dan zat warna yang terkandung dalam limbah cair. Screening C terdiri dari ijuk, zeolit, ijuk, kapas
filter dan kapas. Zeolit digunakan sebagai penyerap mineral logam berbahaya dan senyawa-
senyawa dalam limbah cair seperti detergen dan senyawa organik. Limbah cair setelah melalui
bagian I ditampung dalam bak pengendapan I. Kondisi limbah cair setelah melalui penyaringan
pada bagian I sudah mengalami penurunan nilai pH dan perubahan warna menjadi lebih jernih.
Limbah cair kemudian dipompa masuk ke bagian II.
Bagian II terdiri dari bak koagulan, clarifier, blow down dan bak pengendapan II. Bak koagulan
dilengkapi dengan pengaduk otomatis dan limbah cair ditambahkan tawas untuk mengkoagulasi
partikel koloidal di dalam limbah. Hasil limbah yang terkoagulasi dipompa keatas ke bagian
clarifier sebagai tempat pengendapan limbah cair. Clarifier dibuat dengan bentuk kerucut untuk
memudahkan pembuangan endapan yang dihasilkan ke bak blow down dan bagian limbah yang
bening dialirkan ke bak pengendapan II. Limbah hasil pengolahan bagian II kemudian diuji baku
mutu secara kimia.

Uji baku mutu limbah cair

Pengukuran efektivitas Tongkat Limbad Skima diukur dengan menggunakan parameter nilai
COD dan pH limbah cair. COD atau Chemical Oxydation Demand merupakan salah satu parameter
baku mutu kualitas air yang mengukur banyaknya zat organik dalam limbah domestik maupun
industri (Sawyer, 2003). Prinsip pengukuran COD menggunakan oksidator Kalium Permanganate
(KMnO4). KMnO4 mengoksidasi zat organik didalam limbah cair dalam suasana asam dan sisa
KMnO4 akan direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali
dengan KMnO4 (Zuhrillah, dkk, 2020). Hasil pengukuran didapatkan nilai COD mengalami
penurunan dari 72,3482 mg/L menjadi 27,4920 mg/L. Nilai pH limbah cair diukur dengan
menggunakan kertas pH universal dan didapatkan penurunan dari pH 13 menjadi pH 7. Uji
kelayakan air hasil olahan limbah ditunjukkan dengan ikan dan tumbuhan yang dapat hidup dalam
air hasil olahan limbah. Data hasil penelitian ini menunjukkan Tingkat Limbad Skima efektif dalam
mengolah limbah cair domestik dan layak dimanfaatkan menjadi air non konsumsi.
4

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016


menetapkan parameter kualitas limbah cair domestik meliputi pH, COD, BOD, TSS, Minyak dan
Lemak, Amoniak, Total Coliform dan Debit. Nilai COD limbah cair domestik maksimum yang
disarankan adalah 100 mg/L dan pH 6-9. Data ini menunjukkan bahwa nilai COD dan pH air hasil
pengolahan limbah cair dengan Tongkat Limbad Skima telah memenuhi standar. Pada penelitian ini
parameter yang diukur hanya meliputi nilai COD dan pH dengan pertimbangan menyesuaikan
kurikulum SMK serta ketersediaan alat dan bahan laboratorium.
Keunggulan Tongkat Limbad Skima sebagai media pengolahan limbah cair domestik yaitu,
1. Menggunakan bahan dan alat yang murah dan mudah didapatkan.
2. Reproducible, mudah diduplikasi dan diterapkan.
3. Memiliki nilai kebaruan, belum pernah digunakan sebelumnya.

KESIMPULAN

Pembuatan instalasi pengolahan limbah cair dengan media Tongkat Limbad Skima telah berhasil
dibuat. Hasil uji baku mutu limbah cair menunjukkan penurunan nilai pH dari 13 menjadi 7 dan
nilai COD mengalami penurunan dari 72,3482 mg/L menjadi 27,4920 mg/L sehingga dapat
disimpulkan bahwa Tongkat Limbad Skima efektif mengubah limbah cair domestik menjadi air non
konsumsi. Kelayakan air hasil pengolahan limbah ditunjukkan oleh adanya ikan dan tumbuhan
dapat hidup dalam air hasil olahan limbah.
Tongkat Limbad Skima merupakan media pengolahan limbah cair domestik yang menggunakan
alat dan bahan yang murah dan mudah didapatkan sehingga mudah diduplikasi dan diterapkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim penulis mengucapkan terima kasih DTKI-FV ITS atas ilmu yang diberikan selama diklat
pengolahan limbah dan kepercayaan sehingga kami terpilih menjadi juara video terbaik dan
terfavorit. Kepala SMKN 3 Madiun atas dukungan moral pada penelitian ini dan dukungannya
dalam keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ini. Tim penulis juga berterima kasih kepada Bapak dan
Ibu guru SMKN 3 Madiun dan segenap kolega atas dukungan like video best practice sehingga
mengantarkan kami menjadi juara favorit.

REFERENSI

Sawyer, Clair N, et all. 2003. Chemistry for Environmental Engineering and Science. Boston: Mc
Graw- Hill

Zuchrillah, Daril R., dan Altway, Saidah. 2020. Modul Praktikum Pengolahan Limbah. Surabaya:
ITS.
5

Lampiran:
Desain Prototipe Peralatan Pengolahan Limbah Cair Domestik
“Tongkat Limbad Skima”

Anda mungkin juga menyukai