Tension Headache
Tension Headache
Pendahuluan
Salah satu fungsi utama selaku dokter adalah mengurangi perasaan nyeri dan
penderitaan orang sakit. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam
penyakit syaraf. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit
saraf dan sering kali merupakan keluhan utama. Di antara keluhan nyeri yang sering kali
dijumpai di klinik adalah nyeri kepala.1
Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan nyeri alih pada permukaan kepala yang
berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkan oleh stimulus
nyeri yang berasal dari intrakranial maupun ekstrakranial. Sebagian besar kasus nyeri
kepala bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dengan minum obat
analgesik.1
Nyeri tegang kepala otot sering dijumpai, walaupun mempunyai pola keluhan
tertentu, nyeri kepala tegang otot tidak jarang muncul dengan nyeri yang sangat
mengganggu penderita, sehingga penderita memiliki dugaan yang berlebihan tentang
kemungkinan penyebabnya. Sikap yang demikian ini justru dapat memperberat keluhan.1
Nyeri kepala tegang otot juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut: tension
headache, muscle contraction headache, psychomyogenic headache, stress headache,
essential headache, idiopathic headache dan psycogenic headache, merupakan bentuk
nyeri kepala yang banyak ditemukan dan paling peka terhadap analgesik. Walaupun
demikian, penderita dengan gejala nyeri kepala ini tidak jarang ke dokter spesialis saraf.
Hal ini biasanya disebabkan oleh nyeri kepala tersebut telah berubah, dari episodik
menjadi kronis di mana nyeri kepalanya tidak lagi jelas hubungannya dengan stress. Pada
tipe episodik hubungan tersebut biasanya sangat jelas. Sebagai contoh, seseorang yang
selalu nyeri kepala pada saat menghadapi ujian kemudian sembuh setelah ujian selesai.1
1
II. Tipe Nyeri Kepala
Terdapat 5 tipe nyeri kepala yaitu vascular, myogenic (muscle tension), cervicogenic,
traction, dan inflammatory.
1. Vascular
Nyeri kepala tipe vaskular yang paling sering adalah migraine. Migraine biasanya nyeri
hebat pada satu atau dua sisi kepala, mual dan gangguan penglihatan. Lebih sering terjadi
pada wanita. Perubahan vaskular selama migraine, penyebab nyeri kepala adalah
neurologis bukan vaskular. Setelah migraine, tipe sakit kepala vaskular adalah nyeri
kepala “toxic” yang disebabkan oleh demam. Jenis lain nyeri kepala vaskular termasuk
cluster headaches, menyebabkan epidosik intensitas nyeri berulang dan nyeri kepala
yang berasal dari tekanan darah tinggi (jarang)2
2. Muscular/myogenic
Sakit kepala muscular (atau myogenic) melibatkan tekanan atau spasme pada otot wajah
dan leher; yang menyebar pada dahi. Tension headache merupakan nyeri kepala
myogenic yang paling sering.2
3. Cervicogenic
Sakit kepala cervicogenic berasal dari gangguan leher termasuk struktur anatomi yang
diinervasi cervical roots C1-C3 . Cervical headache sering dicetuskan/dipresipitasi oleh
gerakan leher dan/atau sustained awkward head positioning. Sering disertai restriksi
range of motion cervical, leher ipsilateral, bahu atau arm pain of a rather vague non-
radicular nature or, occasionally, arm pain of a radicular nature.2
4. Traction/inflammatory
Nyeri kepala traksi dan inflamasi merupakan gejala gangguan lain, ranging from stroke
to sinus infection.2
2
III. Klasifikasi Nyeri Kepala
3
Common Types of headache4
Type Size Age and sex Clinical Diurnal Life profile Provoking Associated Treatment
characteristic pattern factors features
s
Migraine Frontotemporal Adolescents, Throbbing Upon Irregular Bright light, Nausea and Ergotamine
without aura Uni or bilateral young to (pulsatile); awakening or intervals, week noise, tension, vomiting in Sumatriptin,
(common middle aged worse behind later in day to months alcohol some cases nonsteroidal
migraine) adults, one eye or ear anti
sometimes, Duration 4-24 h Tends to Relieved by inflammatory
children, more Becomes dull in most cases, decrease in darkness and agents
common in ache and sometimes middle age and sleep
women generalized longer during Propanolol or
pregnancy amitriptyline for
Scalp sensitive prevention
Migraine with Same as Same as Same as above Same as Same as Same as Scintillating Same as above
aura (neuroligic above above Family history above above above lightrs, visual
migraine) frequent loss, and
scotomas
Unilateral
paresthesias,
weakness,
dysphasia,
vertigo, rarely
confusion
Cluster Orbitotemporal Aldolescent Intense, non Usually Nightly or daily Alcohol in Lacrimation Ergotamine
(histamine Unilateral and adult throbbing nocturnal, 1-2 for severly some Stuffed nostril before
headache, males (90%) h after failing weeks to Rhinorrhea anticipated
migrainous asleep months Injected attack
neuralgia) conjunction
Occasionally Recurrence Ptosis O2,
diurnal after many Sumatriptan
months or Methysergide,
years corticosteroids,
Verampil,
Valproate and
llithium in
recalcitrant
4
cases
Type Size Age and sex Clinical Diurnal Life profile Provoking Associated Treatment
characteristic pattern factors features
s
Mainly adults, Pressure Continous, One or more Fatigue and Depression, Antiaxiety and
Tension Generalized both sexes, (nonthrobbing), variable periods of nervous strain worry, anxiety antidepressant
headaches more in women tightness, intensity, for months to drugs
aching days, weeks or years
months
Meningeal Generalized or Any age, both Intense, steady Rapid evolution Sigle episode None Neck stiff on For meningitis
irritation bioccipital or sexes deep pain, may minutes to forward or bleeding
(meningitis, bifrontal be worse in hours bending
subarachnoid neck
hemorrhage) Kernig and
Brudzinski
signs
Brain tumor Unilateral or Any age, both Variable Lasts minutes Once in None Papiledema Corticosteroids
generalized sexes intensity to hours; worse lifetime: weeks Sometimes Vomiting Mannitol
in early A.M., to months position Impaired Treatment of
May awaken increasing mentation tumor
patient severity Seizures
Focal signs
Steady patient
Temporal Unilteral or Over 50 years, Throbbing, then Intermittent, Persists for None Loss of vision Corticosteroids
ateritis bilateral usually either sex persistent then continous weeks to Polymyalgia
temporal aching and months rheumatica
burning, Fver, weight
arteries loss, increased
thickened and sedimentation
tender rate
5
Types of Common Headaches
Tension Caused by contraction of the muscles.
Migraine Caused by altered circulation to the head.
Caused by changing hormone levels, for example, premenstrual
Hormonal
tension, the menopause, taking the pill.
Post –Stress Stress Caused by dilation of blood vessels after period of constriction.
Allergic Caused by exposure to pollens, moulds, chemicals, foods.
Infective Caused by bacteria or viruses.
Structural Caused by bones being out of alignment, for example the jaw bone.
Caused by putting a strain on the muscles of the head, neck and
Postural
shoulders.
Eye Strain Caused by overuse of the muscles around the eyes.
Caused by rapid changes in the blood sugar levels; dieting, poor
Hypoglycemic
nutrition, irregular meals.
Caused by over indulgence(( in food and drink, constipation, absorption
Toxic
of toxins from the colon.
Caused either by ingestion of drugs or as part of the withdrawal
Drug –Induced
reaction.
Caused by an unbalanced mixture of oxygen and carbon dioxide in the
Hyperventilation
brain.
Caused by empathic stress - gases, radiation, positive ions, stuffy
Atmospheric
rooms.
Atmospheric Electrical Pollution Caused by power cables, VDUs, etc.
http://www.headachecure.org 2005
6
IV. Tension Headache
a. Definisi
Tension headache adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh tegangnya otot pada
wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga muscle-contraction headache. Tension
headache merupakan sakit kepala yang paling sering terjadi.5,6
Tension headache ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari
otot-otot kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan
menimbulkan nyeri otot yang di “referred” ke kepala (“muscle contraction headache”).
“Muscle contraction” ini timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa anxietas, tension,
atau depresi).7
Nyeri kepala itu akan dirasakan oleh si penderita sebagai suatu ikat kepala yang
terlalu menekan. Kepalanya dirasakan berat oleh si penderita, terutama di waktu pagi
hari. Bila penderita dipijat oleh istri atau suaminya, maka nyeri kepala itu dirasakannya
berkurang.7
b. Penyebab
7
c. Epidemiologi
8
d. Patofisiologi Nyeri Kepala
9
terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH (Chronic Daily
Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian
deposisi Fe di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol.10
Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH justru yang
paling berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA
(N-metil-D-Aspartat), produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi
neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata
bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP (cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di
likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga tampak meninggi pada likuor pasien CDH.10
Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik
yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi
disregulasi dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic
overusedmaka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi
CDH.10
Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat
substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin .1), lL6 dan
TNFα (Tumor Necrotizing Factor α) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell
melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid
dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi,
terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan
SNS-2)dan peptides(CGRP, SP).10
10
Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat
palporneter (yang diketemukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor
nyeri tekan terhadap otot tersebut.10
Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen) telah
menemukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi
secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke 2 dan ke 3 ke otot yang diperiksa,
nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu
suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksibehaviour dengan
reaksi verbal dari penderita.10
Pada penelitian Bendtsen tahun 1996 terhadap penderita chronic tension type
headache (yang dikutip oleh Bendtsen) ternyata otot yang mempunyai nilai Local
tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot
sternocleidomastoid. Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi dengan
intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum diketahui
secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau sebab akibat daripada nyeri
kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan otot. Pada migren
dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas
maupun frekwensi serangan migren.10
Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur
fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut
kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang
bermyelin (Aα dan Aβ) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan / tidak
merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses
iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses
sensitisasi serabut Aα dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada
tension type headache.10
Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan
leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension
type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache.
Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yang menggunakan EMG
(elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan
11
sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun
terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri.
Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.10
Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger
point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot)
Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin (dilepas dari platelet), bradikinin
(dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium (yang dilepas dari sel
otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulant sensitisasi terhadap
nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini adalah peran
miofascial terhadap timbulnya tension type headache.10
Untuk jenis tension type headache episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer
terhadap nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi
otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory
activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan
terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambang pressure
pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun
ekstrasefalik.10
Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus (87%),
exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi
pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar
serotonin dan noradrenalin di otaknya.10
Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa kecepatan
biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan wanita. Dengan
bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka kejadian depresi pada
wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria.10
f. Anamnesa
1. Usia, jenis kelamin, pekerjaan6
12
a. Migrane headache lebih sering terjadi pada usia belasan tahun dan dewasa
muda, dengan tingkat kejadian yang lebih tinggi pada wanita. Migraine akan
terjadi pada tahun-tahun terakhir dengan perkembangan hipertensi sistemik.
b. Cluster headache terjadi hampir pada semua pria
c. Cranial arteritis lebih sering terjadi pada usia pertengahan dan pada usia lebih
tua.
d. Exposure occupational toxin (seperti carbon monoksida, lead, nitrat) akan
predisposisi sakit kepala
2. Durasi6
a. Tension headache sering memiliki symptom durasi yang lama
b. Sakit kepala berkaitan dengan penyakit intracranial expanding yang biasanya
durasi pendek. Sebaiknya disebutkan bahwa pasien dengan hematoma subdural
kronik tidak akan memberikan history trauma kepala (injury sering terlupakan)
c. Sakit kepala berkaitan dengan penyebab meningeal (seperti subarachnoid
hemorrhage spontan, meningitis akut) biasanya pada onset akut
d. Sakit kepala post trauma, walaupun durasi bervariasi, cenderung sembuh sendiri.
e. Migraine headache biasanya terulang pada waktu yang lama, dengan symptom
free interval antara serangan
13
4. Kualitas nyeri6
a. Tension headache rasa ditekan, diikat, ketat atau berat
b. Migraine headache biasanya berdenyut atau terhentak
c. Headache yang berkaitan dengan lesi intracranial expanding biasanya relative
ringan
d. Pada subarachnoid hemorrhage akut, nyeri cenderung explosive dan intense.
Unruptured intracranial aneurysms biasanya tidak berhubungan dengan nyeri.
Infark cerebral umumnya tidak nyeri.
5. Simptom prodromal
a. Migraine headache biasanya didahului dengan keluhan sistemik seperti
euphoria, anorexia atau mual.
b. Migraine headache sering didahului gejala neurologik seperti scinilating
scotoma, transient hemianopia, gangguan hemimotoris atau hemisensoris dan
disfasia.
14
7. Faktor presipitasi dan aggravating6
a. Tension headache dan vascular headache biasanya dipicu oleh faktor
emosional
b. Faktor-faktor seperti alcohol, hipoksia, hipertensi sistemk dan perubahan
hormonal ( menstruasi, kontrasepsi oral, kehamilan) akan berefek pada
vascular headache
c. Headache tumor fossa intervenricular dan posterior dipicu oleh perubahan
posisi kepala, batuk dan Valsava maneuver
9. Riwayat keluarga6
a. Biasanya terdapat riwayat keluarga yang kuat pada pasien migrain. Cluster
headaches are not familial
b. Tumor otak, khususnya phakomatoes, dilaporkan terdapat riwayat keluarga
15
g. Gambaran Klinis
Nyeri kepala tegang dan spasme otot dirasakan bilateral. Kadang kepala terasa
berdenyut.1,5
Intensitasnya dari ringan sampai sedang.1
Rasa nyeri yang dirasakan antara lain seperti diikat di kepala (band like), ditindih
barang berat atau kadang-kadang berwujud perasaan tidak enak di kepala.1,4,5,6,9
Nyeri kepala ini dapat berlangsung hanya 30 menit akan tetapi dapat pula terus-
menerus sampai 7 hari dengan intensitas bervariasi yang biasanya ringan pada waktu
bangun tidur, makin lama makin berat dan membaik lagi sewaktu mau tidur.1
Nyeri mulai atau makin memburuk dengan stress, fatigue atau emosi5
Pemeriksaan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan.1,5,6,9
Gangguan konsentrasi dan sulit tidur
h. Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan TTH diperoleh pemeriksaan fisik dan neurologis yang normal. 1,5,6,8,9
Beberapa pasien mengeluh tender spots atau taut bands pada otot pericranial atau
cervical (trigger points).8
Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher
16
i. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer
lainnya, tidak ada test diagnostik spesifik untuk tension headache.8
Studi Imaging
Studi neuroimaging penting untuk mengesampingkan penyebab sekunder
nyeri kepala, termasuk neoplasma dan cerebral hemorrhage.8
MRI imaging menunjukkan struktrur cerebral yang detail dan khususnya
dalam mengevaluasi fossa posterior8
CT scan dengan kontras merupakan alternatif lain tetapi lebih rendah daripada
MRI dalam memperlihatkan struktur fosa posterior.8
Indikasi neuroimaging jika nyeri kepala atipikal atau berhubungan dengan
abnormalitas pada pemeriksaan neurologis.8
j. Diagnosis5
Diagnosa tergantung gejala, riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Kapan awal mula terjadi nyeri kepala?
Seberapa buruk?
Dimana lokasi nyeri?
Bagaimana jenis nyerinya? Apakah tajam, terbakar atau berdenyut?
Apakah minum obat ketika mulai nyeri kepala?
Apakah mempunyai nyeri kepala lain seperti ini?
Stress apa yang dimiliki?
Bagaimana riwayat nyeri kepala ?
17
k. Klasifikasi Tension Headache
Nyeri kepala tegang otot merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang terdapat
dalam klasifikasi yang dibuat oleh The International Headache Society (1988).
Sementara itu subklasifikasi nyeri kepala tegang otot adalah sebagai berikut:1
1. Nyeri tegang otot episodik
a. Berhubungan dengan gangguan otot perikranial
b. Tak berhubungan dengan gangguan otot perikranial
2. Nyeri kepala tegang otot kronis
a. Berhubungan dengan gangguan otot perikranial
b. Tak berhubungan dengan gangguan otot perikranial
3. Nyeri kepala tegang otot yang tak terklasifikasikan
Sesuai dengan kriteria The International Headache Society, maka diagnosis nyeri
kepala tegang otot episodik dapat ditegakkan apabila:1
1. Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala seperti tersebut di atas (lihat gambaran
klinis)
2. Tidak ada nausea dan vomitus
3. Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia dan kalaupun ada hanya salah
satu.
4. Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot
perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya
ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG.
Sementara itu apabila tidak ada ketegangan dinamakan nyeri kepala tegang otot
yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perikranial, yang dahulu dikenal
sebagai idiopathic headache, essential headache, psycogenic headache.
5. Apabila bentuk di atas ditemukan akan tetapi serangan nyeri kepala terjadi paling
sedikit 15 hari tiap bulannya dan telah berlangsung lebih dari 6 bulan, serta
mungkin pula diiringi dengan salah satu gejala berikut ini: nausea, fotofobia,
fonofobia, akan tetapi tidak disertai vomitus maka diagnosisnya adalah nyeri
kepala tegang otot kronik.
18
Bentuk seperti tadi, apabila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial
dinamakan nyeri kepala tegang otot kronik dengan gangguan otot perikranial, dan
bila tidak ditemukan adanya ketegangan otot maka disebut sebagai nyeri kepala
tegang otot kronik yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perkranial.
6. Tipe yang lain, yaitu semua bentuk nyeri kepala yang mirip dengan gejala
sebagaimana diuraikan, tetapi tidak memenuhi syarat untuk diagnosis salah satu
nyeri kepala tegang otot dan juga tidak memenuhi kriteria untuk nyeri kepala
migren tanpa aura.
Tension-type headache
A. Paling sedikit 10 kali serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria B sampai D;
jumlah hari nyeri kepala: 180 per tahun atau 15 per bulan.
19
Chronic tension-type headache
Sama seperti tension type headache, kecuali jumlah hari nyeri kepala: paling sedikit 15
hari/bulan, selama paling sedikit 6 bulan
Frekuensi rata-rata nyeri kepala > 15 hari per bulan selama > 6 bulan yang
memenuhi kriteria di bawah ini:
Paling sedikit memenuhi 2 karakter nyeri berikut:
o Tekanan/ketat (nonpulsating)
o Intensitas ringan – sedang (may inhibit but does not prohibit activities)
o Lokasi bilateral
o Tidak ada perburukan saat naik tangga atau aktifitas rutin lainnya
20
21
22
23
Differential diagnostic considerations in tension-type headache
Primary diagnosis
Nonvascular: Tension-type
Vascular: Migraine or cluster
Metabolic disorders
Hypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep apnea)
Hypercapnia
Hypoglycemia
24
l. Terapi
25
Terapi Farmakologik:
Acetaminophen, 650 mg, plus butalbital, Phrenilin Forte 1 tablet; max 6 per day
50 mg
Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, Fiocert; Esgic, generic 1-2 tablets; max 6 per day
50 mg, plus caffeine, 40 mg
Acetaminophen, 500 mg, plus butalbital, Esgic-plus 1-2 tablets; max 6 per day
50 mg, plus caffeine, 40 mg
Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, Fiorinal 1-2 tablets; max 6 per day
50 mg, plus caffeine, 40 mg
Acetaminophen, 650 mg, plus butalbital, Axotal 1 tablet q4h; max 6 per day
50 mg
Prophylactic Medications
Amitriptyline Elavil, generic 10-50 mg at bedtime
Doxepin Sinequan, generic 10-75 mg at bedtime
Nortriptyline Pamelor, generic 25-75 mg at bedtime
26
Terapi Farmakologik (Obat-obat Baru):10
27
Capsaicin sistemik berperan sebagai neurotoksin sensoris yang menurunkan kadar
SF-immunoreactive nerve fibers dan NKA immunoreactive nerve fibers di cerebral
vasculature. Seperti diketahui bahwa letak SP bersama sama dengan NKA di
cerebrovascular nerve fibers dan di sel bodies dalam ganglion trigeminal. Capsaicin
secara akut atau kronik dapat menurunkan neurotransmitter SP di sensory fibers,
terutama pemberian secara topikal. Capsaicin olesan mengaktivasi gerbang reseptor
vanilloid (VR-I) sehingga kation dapat melewati sel
Nitric Oxide Synthase (NOS) inhibitor (L-NAME) telah terbukti efektif untuk
pengobatan migren akut dan TTH kronik.
Antikonvulsan seperti Carbamazepin, phenytoin, lidocaine (dan analog oralnya :
mexiletine) memblokade sodium channel secara tidak spesifik dan mengurangi
excitabilitas neuron di C nosiseptor yang telah mengalami sensitisasi. Lamotrigine
menstabilkan salah subtype dari sodium channel, karena itu dapat menghambat
mengurangi pelepasan glutamat. Gabapentin yang mempunyai struktur analog dengan
GABA (meskipun reseptornya maupun fungsi biokimiawinya belum diketahui
dengan jelas) ternyata mempunyai efek untuk pelepasan GABA ataupun sintesa
GABA. Sehingga gabapentin dapat digunakan untuk pengobatan postherpetik
neuralgia, neuropatik pain syndroma lainnya dan migren. Valproic acid suatu GABA
agonist menaikkan efektifitas GABA dengan cara menginhibisi katabolisme GABA
dan menghambat ekstravasasi plasma diduramater.
Mepyramine adalah suatu H1 antagonis yang dapat meblokade proses histamine
induced headache, sedangkan untuk NTG (nitriglycerine) induced headache dapat
diblokade dengan steroid yang dapat menginhibisi iNOS (inducable Nitric Oxide
Synthase) sehingga dapat menurunkan produksi NO inducable.
28
Botulinum toxin A.(BTX A)10
Terapi nyeri kepala dengan botulinum toxin A adalah relatif baru. Bagaimana
mekanisme BTX A dapat mengurangi nyeri kepala yang tepat belum lama diketahui.
Diduga BTX A mempunyai target menurunkan CGRP maupun SP, dan sebagai muscle
relaxant.
Evers S dkk telah melakukan review meta analisis berdasarkan evidence based
medicine criteria terhadap beberapa penelitian mengenai penggunaan botulinum toxin A
terhadap beberapa jenis-jenis nyeri kepala primer. Untuk 13 penelitian pada tension type
headache hanya ada 2 penelitian yang memenuhi syarat evidence I dengan hasil yang
negatif, untuk 4 penelitian pada migren didapati 1 yang positif dan 1 yang negatif yang
memenuhi syarat evidence 1 (well design, randomised, controlled study and sufficient
number of patients). Untuk evidence II (well designed, randomized, controlled study but
insufficient samples) hanya 1 yang positif, sedang yang evidence III (well
designed,descriptive study) ada 3 studi yang positif. Sedang jenis cervicogenic headache,
cluster headache, chronic paroxismal hemicrania hanya dilaporkan positif pada laporan
kasus saja( evidence N).
Pada penelitian Ondo dkk pada 60 pasien nyeri kepala kronik yang diambil secara
random, double blind; placebo controlled, parallel study terhadap chronic tension
headache dan chronic migraine. Pada pasien tersebut dilakukan penyuntikan BTX A dan
diikuti selama tiap 12 minggu, ternyata menunjukkan hasil perbaikan nyeri kepala
sesudah pengobatan dalam 8-12 minggu (p<0.05). Akan tetapi dalam tulisan tersebut,
penelitijuga mengutip beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa
penyuntikan dengan memakai air garam salin, ataupun hanya menyuntikkan jarum suntik
kosong ternyata juga menunjukan hasil perbaikan nyeri kepala pada pasien tension type
headache.
29
Terapi Non Farmakologik:13
1. Regulation of lifestyle
Maintain regular sleep schedule
Eat regular meals
Avoid known dietary triggers
Get regular aerobic exercise
6. Alternative therapies
Acupuncture
Acupressure
Therapeutic touch
Aromatherapy (eg, peppermint, green apple)
Topical salves (eg, salicylic acid, piroxicam [Feldene], ketoprofen [Orudis,
Oruvail])
30
m. Pencegahan5
n. Prognosis
31
15
32
DAFTAR PUSTAKA
33
13. Mueller L. Tension-type, The Forgotten Headache How to Recognize This
Common but Undertreated Condition. Postgraduate Medicine, 2002; 111 (4).
(Online) http://www.postgradmed.com diakses 20 September 2007.
14. Tension headache. Medline Plus Trusted Health Information for you. Update date
7 September 2006. (Online) http://www.medlineplus.com diakses 15 September
2007.
15. Tension Headache. HAP Guidline for Management of a Tension Headache.
(Online) http://www.hap.org diakses 15 September 2007.
34