0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
271 tayangan3 halaman
Pencegahan dan perawatan myastenia gravis meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer memberikan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit. Pencegahan sekunder meliputi pengobatan seperti thymektomi, kortikosteroid, dan azathioprine untuk mengurangi gejala. Pencegahan tersier mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien dengan istirahat yang cukup.
Pencegahan dan perawatan myastenia gravis meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer memberikan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit. Pencegahan sekunder meliputi pengobatan seperti thymektomi, kortikosteroid, dan azathioprine untuk mengurangi gejala. Pencegahan tersier mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien dengan istirahat yang cukup.
Pencegahan dan perawatan myastenia gravis meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer memberikan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit. Pencegahan sekunder meliputi pengobatan seperti thymektomi, kortikosteroid, dan azathioprine untuk mengurangi gejala. Pencegahan tersier mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien dengan istirahat yang cukup.
minum obat-obatan tikolinesterase secara 1. Pencegahan primer berlebihan. Pencegahan primer merupakan suatu bentuk Dari pencegahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencegahan yang dilakukan pada saat individu belum perawatan yang dapat dilakukan oleh klien dengan menderita sakit. Bentuk upaya yang dilakukan yaitu myastenia gravis adalah sebagai berikut : dengan cara promosi kesehatan atau penyuluhan 1. Istirahat yang cukup dengan cara memberikan pengetahuan bagaimana Penderita myastenia gravis memerlukan tidur penanggulangan dari penyakit Miastenia gravis yang selama 10 jam agar dapat bangun dalam keadaan dapat dilakukan dengan: segar. Dengan istirahat, banyaknya Asetilkholin dengan a. Memberi pengetahuan untuk tidak mengkonsumsi rangsangan saraf akan bertambah sehingga serat-serat minum-minuman beralkohol, khususnya apabila otot yang kekurangan Asetilkholin di bawah ambang minuman keras tersebut dicampur dengan air rangsang dapat berkontraksi. soda yang mengandung kuinin. Kuinin ini 2. Menjaga kondisi untuk tidak kelelahan dalam merupakan suatu obat yang memudahkan melakukan pekerjaan yaitu menyelingi kerja dengan terjadinya kelemahan otot. b. Menjaga kondisi untuk tidak kelelahan dalam istirahat 3. Menghindari faktor-faktor pencetus kelelahan seperti Menjaga kondisi untuk tidak stress, menghindari panas MYASTENIA GRAVIS melakukan pekerjaan dan menjaga kondisi untuk tidak stres. Karena kebanyakan pasien-pasien matahari, mandi sauna serta menghindari makanan Miastenia gravis ini terjadi pada saat mereka yang merangsang. dalam kondisi yang lelah dan tegang. 4. Mencegah untuk tidak terjadi penyakit infeksi pada 2. Pencegahan Sekunder pernafasan. Karena hal ini dapat memperburuk Pencegahan ini ditujukan pada individu yang kelemahan otot yang diderita oleh individu. sudah mulai sakit dan menunjukkan adanya tanda dan 5. Pada Miastenia gravis dengan ptosis, diberikan gejala. Pada tahap ini yang dapat dilakukan adalah kacamata khusus yang dilengkapi dengan pengait dengan cara pengobatan antara lain dengan kelopak mata. mempengaruhi proses imunologik pada tubuh individu, yang bisa dilaksanakan dengan; Timektomi, Kortikosteroid, Imunosupresif yangbiasanya NAMA PASIEN : menggunakan Azathioprine. 3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier (rehabilitasi), pada bentuk UMUR : pencegahan ini mengusahakan agar penyakit yang di Instalasi Promosi Kesehatan derita tidak menjadi hambatan bagi individu serta tidak NO. MR : RSUP DR M Djamil Padang terjadi komplikasi pada individu. Yang dapat dilakukan dengan: a. Mencegah untuk tidak terjadinya penyakit infeksi TEMPAT RAWAT : pada pernafasan. Karena hal ini dapat memperburuk kelemahan otot yang diderita oleh PETUGAS : individu. b. Istirahat yang cukup c. Pada Miastenia gravis dengan ptosis, yaitu dapat diberikan kacamata khusus yang dilengkapi dengan pengait kelopak mata. merupakan suatu kasus kegawat daruratan yang terjadi bila otot mengurangi dosis obat yang harus dikonsumsi pasien, serta APA ITU MYASTENIA GRAVIS yang mengendalikan pernapasan menjadi sangat lemah. Kondisi idealnya adalah kesembuhan yang permanen dari pasien. Myastenia gravis merupakan gangguan yang ini dapat menyebabkan gagal pernapasan akut dan pasien Timektomi dianjurkan pada MG tanpa timoma yang telah mempengaruhi transmisi neuromuskuler pada otot tubuh yang seringkali membutuhkan respirator untuk membantu pernapasan berlangsung 3-5 tahun. Dengan timektomi, setelah 3 tahun 25% kerjanya dibawah kesadaran seseorang (volunteer) . Karakteristik selama krisis berlangsung. penderita akan mengalami remisi klinik dan 40-50% mengalami yang muncul berupa kelemahan yang berlebihan dan umumnya Komplikasi lain yang dapat timbul termasuk tersedak, perbaikan. terjadi kelelahan pada otot-otot volunter dan hal itu dipengaruhi aspirasi makanan, dan pneumonia. Faktor-faktor yang dapat c. Kortikosteroid oleh fungsi saraf cranial. Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit memicu komplikasi pada pasien termasuk riwayat penyakit Diberikan prednison dosis tunggal atau alternatif untuk autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang sebelumnya (misal, infeksi virus pada pernapasan), pascaoperasi, mencegah efek samping. Dimulai dengan dosis kecil, menghasilkan kelemahan otot. pemakaian kortikosteroid yang ditappering secara cepat, aktivitas dinaikkan perlahan-lahan sampai dicapai dosis yang berlebih (terutama pada cuaca yang panas), kehamilan, dan diinginkan. Kerja kortikosteroid untuk mencegah kerusakan Penyebab gangguan ini tidak diketahui secara pasti stress emosional. jaringan oleh pengaruh imunologik atau bekerja langsung tetapi kemungkin terjadi karena gangguan atau destruksi pada transmisi neromuskuler. reseptor asetilkolin pada persimpangan neoromuskular akibat d. Imunosupresif reaksi autoimun. PEMERIKSAAN PENUNJANG Yaitu dengan menggunakan Azathioprine, Cyclosporine, 1. Test serum anti bodi resptor ACh Cyclophosphamide (CPM). Namun biasanya digunakan 2. Test tensilon injeksi edrofonium iv untuk memperbaiki azathioprin (imuran) dengan dosis 2 mg/kg BB. Azathioprine MANIFESTASI KLINIS respon motorik sementara dan menurunkan gejala pada merupakan obat yang secara relatif dapat ditoleransi dengan Miastenia gravis diduga merupakan gangguan krisis miastenik untuk sementara waktu memperburuk gejala- baik oleh tubuh dan secara umum memiliki efek samping autoimun yang merusak fungsi reseptor asetilkolin dan gejala pada krisis kolinergik. yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat imunosupresif mengurangi efisiensi hubungan neuromuscular. Keadaan ini 3. Test elektro fisiologis untuk menunjukan penurunan respon lainnya. Perbaikan lambat sesudah 3-12 bulan. Kombinasi sering bermanisfestasi sebagai penyakit yang berkembang rangsangan saraf berulang. azathioprine dan kortikosteroid lebih efektif yang dianjurkan progresif lambat. Pada 90 % penderita, gejala awal berupa 4. Tes Thimus dapat menunjukan hiperplasia timus yang terutama pada kasus-kasus berat. gangguan otot-otot okular yang menimbulkan ptosis dan dianggap menyebabkanrespon autoimun e. Plasma exchange diplopia. Bila penyakit hanya terbatas pada otot-otot mata saja, maka perjalanan penyakitnya sangat ringan dan tidak akan PENATALAKSANAAN Berguna untuk mengurangi kadar anti-AchR, bila kadar dapat menyebabkan kematian. diturunkan sampai 50% akan terjadi perbaikan klinik. Secara garis besar, pengobatan Miastenia gravis berdasarkan Miastenia gravis juga menyerang otot-otot, wajah, dan 3. Penyesuaian penderita terhadap kelemahan otot 3 prinsip, yaitu: laring. Keadaan ini dapat menyebabkan regurgitasi melalui Tujuannya agar penderita dapat menyesuaikan kelemahan 1. Mempengaruhi transmisi neuromuskuler: hidung jika pasien mencoba menelan (otot-otot palatum), otot dengan: a. Istirahat menimbulkan suara yang abnormal atau suara nasal, dan pasien a. Penjelasan mengenai penyakitnya untuk mencegah Dengan istirahat, banyaknya ACh dengan rangsangan tak mampu menutup mulut yang dinamakan sebagai tanda problem psikis. saraf akan bertambah sehingga serat-serat otot yang rahang menggantung. b. Alat bantuan non medika mentosa kekurangan AChR di bawah ambang rangsang dapat Pada sistem pernapasan, terserangnya otot-otot Pada Miastenia gravis dengan ptosis diberikan kaca mata berkontraksi. pernapasan terlihat dari adanya batuk yang lemah, dan akhirnya khusus yang dilengkapi dengan pengkait kelopak mata. b. Memblokir pemecahan Ach dapat berupa serangan dispnea dan pasien tidak lagi mampu Bila otot-otot leher yang kena, diberikan penegak leher. Dengan anti kolinesterase, seperti prostigmin, membersihkan lendir atau secret dari trakea dan cabang- Juga dianjurkan untuk menghindari panas matahari, piridostigmin, edroponium atau ambenonium diberikan cabangnya. Pada kasus yang lebih lanjut, gelang bahu dan mandi sauna, makanan yang merangsang, menekan sesuai toleransi penderita, biasanya dimulai dosis kecil panggul dapat terserang hingga terjadi kelemahan pada semua emosi dan jangan minum obat-obatan yang mengganggu sampai dicapai dosis optimal. kelebihan dosis dapat otot-otot rangka. transmisi neuromuskuler seperti B-blocker, derivat kinine, menyebabkan krisis kolinergik. 2. Mempengaruhi proses imunologik phenintoin, benzodiazepin, antibiotika seperti KOMPLIKASI b. Timektomi aminoglikosida, tetrasiklin dan d-penisilamin. Komplikasi dari myastenia gravis adalah Miastenia Tujuan neurologi utama dari Thymectomi ini adalah gravis akibat terapi yang tidak diawasi. Miastenia gravis tercapainya perbaikan signifikan dari kelemahan pasien,