Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN & PERAWATAN d.

Mengontrol pasien Miastenia gravis untuk tidak


minum obat-obatan tikolinesterase secara
1. Pencegahan primer berlebihan.
Pencegahan primer merupakan suatu bentuk Dari pencegahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pencegahan yang dilakukan pada saat individu belum perawatan yang dapat dilakukan oleh klien dengan
menderita sakit. Bentuk upaya yang dilakukan yaitu myastenia gravis adalah sebagai berikut :
dengan cara promosi kesehatan atau penyuluhan 1. Istirahat yang cukup
dengan cara memberikan pengetahuan bagaimana Penderita myastenia gravis memerlukan tidur
penanggulangan dari penyakit Miastenia gravis yang selama 10 jam agar dapat bangun dalam keadaan
dapat dilakukan dengan: segar. Dengan istirahat, banyaknya Asetilkholin dengan
a. Memberi pengetahuan untuk tidak mengkonsumsi rangsangan saraf akan bertambah sehingga serat-serat
minum-minuman beralkohol, khususnya apabila otot yang kekurangan Asetilkholin di bawah ambang
minuman keras tersebut dicampur dengan air rangsang dapat berkontraksi.
soda yang mengandung kuinin. Kuinin ini 2. Menjaga kondisi untuk tidak kelelahan dalam
merupakan suatu obat yang memudahkan melakukan pekerjaan yaitu menyelingi kerja dengan
terjadinya kelemahan otot.
b. Menjaga kondisi untuk tidak kelelahan dalam
istirahat
3. Menghindari faktor-faktor pencetus kelelahan seperti
Menjaga kondisi untuk tidak stress, menghindari panas
MYASTENIA GRAVIS
melakukan pekerjaan dan menjaga kondisi untuk
tidak stres. Karena kebanyakan pasien-pasien matahari, mandi sauna serta menghindari makanan
Miastenia gravis ini terjadi pada saat mereka yang merangsang.
dalam kondisi yang lelah dan tegang. 4. Mencegah untuk tidak terjadi penyakit infeksi pada
2. Pencegahan Sekunder pernafasan. Karena hal ini dapat memperburuk
Pencegahan ini ditujukan pada individu yang kelemahan otot yang diderita oleh individu.
sudah mulai sakit dan menunjukkan adanya tanda dan 5. Pada Miastenia gravis dengan ptosis, diberikan
gejala. Pada tahap ini yang dapat dilakukan adalah kacamata khusus yang dilengkapi dengan pengait
dengan cara pengobatan antara lain dengan kelopak mata.
mempengaruhi proses imunologik pada tubuh individu,
yang bisa dilaksanakan dengan; Timektomi,
Kortikosteroid, Imunosupresif yangbiasanya NAMA PASIEN :
menggunakan Azathioprine.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier (rehabilitasi), pada bentuk UMUR :
pencegahan ini mengusahakan agar penyakit yang di Instalasi Promosi Kesehatan
derita tidak menjadi hambatan bagi individu serta tidak NO. MR : RSUP DR M Djamil Padang
terjadi komplikasi pada individu. Yang dapat dilakukan
dengan:
a. Mencegah untuk tidak terjadinya penyakit infeksi TEMPAT RAWAT :
pada pernafasan. Karena hal ini dapat
memperburuk kelemahan otot yang diderita oleh PETUGAS :
individu.
b. Istirahat yang cukup
c. Pada Miastenia gravis dengan ptosis, yaitu dapat
diberikan kacamata khusus yang dilengkapi
dengan pengait kelopak mata.
merupakan suatu kasus kegawat daruratan yang terjadi bila otot mengurangi dosis obat yang harus dikonsumsi pasien, serta
APA ITU MYASTENIA GRAVIS yang mengendalikan pernapasan menjadi sangat lemah. Kondisi idealnya adalah kesembuhan yang permanen dari pasien.
Myastenia gravis merupakan gangguan yang ini dapat menyebabkan gagal pernapasan akut dan pasien Timektomi dianjurkan pada MG tanpa timoma yang telah
mempengaruhi transmisi neuromuskuler pada otot tubuh yang seringkali membutuhkan respirator untuk membantu pernapasan berlangsung 3-5 tahun. Dengan timektomi, setelah 3 tahun 25%
kerjanya dibawah kesadaran seseorang (volunteer) . Karakteristik selama krisis berlangsung. penderita akan mengalami remisi klinik dan 40-50% mengalami
yang muncul berupa kelemahan yang berlebihan dan umumnya Komplikasi lain yang dapat timbul termasuk tersedak, perbaikan.
terjadi kelelahan pada otot-otot volunter dan hal itu dipengaruhi aspirasi makanan, dan pneumonia. Faktor-faktor yang dapat c. Kortikosteroid
oleh fungsi saraf cranial. Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit memicu komplikasi pada pasien termasuk riwayat penyakit Diberikan prednison dosis tunggal atau alternatif untuk
autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang sebelumnya (misal, infeksi virus pada pernapasan), pascaoperasi, mencegah efek samping. Dimulai dengan dosis kecil,
menghasilkan kelemahan otot. pemakaian kortikosteroid yang ditappering secara cepat, aktivitas dinaikkan perlahan-lahan sampai dicapai dosis yang
berlebih (terutama pada cuaca yang panas), kehamilan, dan diinginkan. Kerja kortikosteroid untuk mencegah kerusakan
Penyebab gangguan ini tidak diketahui secara pasti stress emosional. jaringan oleh pengaruh imunologik atau bekerja langsung
tetapi kemungkin terjadi karena gangguan atau destruksi pada transmisi neromuskuler.
reseptor asetilkolin pada persimpangan neoromuskular akibat d. Imunosupresif
reaksi autoimun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Yaitu dengan menggunakan Azathioprine, Cyclosporine,
1. Test serum anti bodi resptor ACh
Cyclophosphamide (CPM). Namun biasanya digunakan
2. Test tensilon injeksi edrofonium iv untuk memperbaiki
azathioprin (imuran) dengan dosis 2 mg/kg BB. Azathioprine
MANIFESTASI KLINIS respon motorik sementara dan menurunkan gejala pada
merupakan obat yang secara relatif dapat ditoleransi dengan
Miastenia gravis diduga merupakan gangguan krisis miastenik untuk sementara waktu memperburuk gejala-
baik oleh tubuh dan secara umum memiliki efek samping
autoimun yang merusak fungsi reseptor asetilkolin dan gejala pada krisis kolinergik.
yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat imunosupresif
mengurangi efisiensi hubungan neuromuscular. Keadaan ini 3. Test elektro fisiologis untuk menunjukan penurunan respon
lainnya. Perbaikan lambat sesudah 3-12 bulan. Kombinasi
sering bermanisfestasi sebagai penyakit yang berkembang rangsangan saraf berulang.
azathioprine dan kortikosteroid lebih efektif yang dianjurkan
progresif lambat. Pada 90 % penderita, gejala awal berupa 4. Tes Thimus dapat menunjukan hiperplasia timus yang
terutama pada kasus-kasus berat.
gangguan otot-otot okular yang menimbulkan ptosis dan dianggap menyebabkanrespon autoimun
e. Plasma exchange
diplopia. Bila penyakit hanya terbatas pada otot-otot mata saja,
maka perjalanan penyakitnya sangat ringan dan tidak akan PENATALAKSANAAN Berguna untuk mengurangi kadar anti-AchR, bila kadar dapat
menyebabkan kematian. diturunkan sampai 50% akan terjadi perbaikan klinik.
Secara garis besar, pengobatan Miastenia gravis berdasarkan
Miastenia gravis juga menyerang otot-otot, wajah, dan 3. Penyesuaian penderita terhadap kelemahan otot
3 prinsip, yaitu:
laring. Keadaan ini dapat menyebabkan regurgitasi melalui Tujuannya agar penderita dapat menyesuaikan kelemahan
1. Mempengaruhi transmisi neuromuskuler:
hidung jika pasien mencoba menelan (otot-otot palatum), otot dengan:
a. Istirahat
menimbulkan suara yang abnormal atau suara nasal, dan pasien a. Penjelasan mengenai penyakitnya untuk mencegah
Dengan istirahat, banyaknya ACh dengan rangsangan
tak mampu menutup mulut yang dinamakan sebagai tanda problem psikis.
saraf akan bertambah sehingga serat-serat otot yang
rahang menggantung. b. Alat bantuan non medika mentosa
kekurangan AChR di bawah ambang rangsang dapat
Pada sistem pernapasan, terserangnya otot-otot Pada Miastenia gravis dengan ptosis diberikan kaca mata
berkontraksi.
pernapasan terlihat dari adanya batuk yang lemah, dan akhirnya khusus yang dilengkapi dengan pengkait kelopak mata.
b. Memblokir pemecahan Ach
dapat berupa serangan dispnea dan pasien tidak lagi mampu Bila otot-otot leher yang kena, diberikan penegak leher.
Dengan anti kolinesterase, seperti prostigmin,
membersihkan lendir atau secret dari trakea dan cabang- Juga dianjurkan untuk menghindari panas matahari,
piridostigmin, edroponium atau ambenonium diberikan
cabangnya. Pada kasus yang lebih lanjut, gelang bahu dan mandi sauna, makanan yang merangsang, menekan
sesuai toleransi penderita, biasanya dimulai dosis kecil
panggul dapat terserang hingga terjadi kelemahan pada semua emosi dan jangan minum obat-obatan yang mengganggu
sampai dicapai dosis optimal. kelebihan dosis dapat
otot-otot rangka. transmisi neuromuskuler seperti B-blocker, derivat kinine,
menyebabkan krisis kolinergik.
2. Mempengaruhi proses imunologik phenintoin, benzodiazepin, antibiotika seperti
KOMPLIKASI b. Timektomi aminoglikosida, tetrasiklin dan d-penisilamin.
Komplikasi dari myastenia gravis adalah Miastenia Tujuan neurologi utama dari Thymectomi ini adalah
gravis akibat terapi yang tidak diawasi. Miastenia gravis tercapainya perbaikan signifikan dari kelemahan pasien,

Anda mungkin juga menyukai