19031073-Fadillah Mutia-Platyhelminthes
19031073-Fadillah Mutia-Platyhelminthes
PHYLUM PLATYHELMINTHES
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Platyhelminthes (dalam bahasa Yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) atau cacing pipih
adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sudah lebih maju dibandingkan Porifera dan Cnidaria.
Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm, mesoderm,
dan endoderm.
Ciri-ciri Platyhelminthes, yaitu:
1. Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik)
2. Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata)
3. Simetri bilateral
4. Memiliki sistem syaraf (tangga tali) berupa Ganglion anterior
5. Sistem pencernaan satu lubang
6. Tidak memiliki sitem sirkulasi, respirasi, dan ekskresi
7. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu: Turbellaria (cacing bulu getar),
Trematoda (cacing hisap), dan Cestoda (cacing pita).
1. Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat
geraknya
Contoh : Planaria, Pseudoceros crozieri.
2. Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus
inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan.
Contoh: Taenia solium dan T. saginata
3. Kelas Monogenea, Cacing monogenea ini biasanya parasit pada kulit tubuh ikan dan disebut
sebagai ektoparasit. Ada struktur khusus pada organ anterior yang disebut dengan haptor.
Opisthaptor, prohaptor.
Contoh : Dactylogyrus sp, Diplectanum sp, Gyrodactilus sp.
4. Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada
inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Pembagian
tubuh menjadi segmen (proglottids) yang timbul dari ujung anterior, di belakang scolex tersebut.
Contoh : Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma.
D. CARA KERJA
Dosen/ pembimbing praktikum menjelaskan dan mendemonstrasikan langkah-langkah
kerja kegiatan praktikum sebagai berikut ini.
1. Pengamatan Planaria.
a. Gambarlah planaria dari arah dorsal dan ventral dan beri keterangan setiap
bagiannya.
b. Buatlah susunan klasifikasinya.
2. Pengamatan Fasciola
a. Gambarlah fasciola dari arah dorsal dan ventral dan beri keterangan setiap
bagiannya.
b. Buatlah susunan klasifikasinya.
3. Pengamatan Taenia sp.
a. Amatilah taenia dari arah dorsal dan ventral dan beri keterangan setiap
bagiannya.
b. Buatlah susunan klasifikasinya.
c. Amati sayatan melintang Taenia amati bagian ectoderm dan entoderm.
4. Pengamatan Lymnaea
a. Pecahkan bagian cangkang lymnaea amati kemungkinan adanya larva cacing.
b. Gambarlah stadium redia dan atau cercaria yang didapat dari siput lymnaea.
c. Buatlah susunan klasifikasinya.
Berkaitan dengan kondisi Pandemi, maka pengamatan 1 – 4, dapat saudara lakukan melalui gambar
ataupun terkait yang bisa Saudara searching di channel youtube
E. GAMBAR PENDUKUNG
Peranan Wakt
Hirarki Gamba
Pembahasan u dan
Mengun Merugik Taksono r/
temp
- an mi Foto
at
tungkan
ditem
ukan
Parasit pada Kelas: 20 Oktober
usus Taenia saginata Cestoda 2020
manusia Ordo:
sebagai merupakan cacing terbesar
Cyclo
inang dari spesies yang termasuk
definitifnya phylli
dalam genus Taenia . dea
Panjang cacing dewasa Famili:
Fasciola hepatica
berbentuk pipih seperti
daun dengan bentuk bahu
yang khas yang disebabkan
oleh kerucut kepalanya
(chepalic cone), batil hisap
kepala dan perut yang
sama besarnya di daerah
kerucut kepala, usus
dengan banyak cabang di
vertikulum, testis yang
bercabang banyak dan
tersusun sebagai tandem,
kelenjar vitellaria yang
bercabang-cabang secara
merata di bagian lateral
dan posterior badan, uterus
pendek dan berkelok-
kelok.
Fase larva Fasciola
hepatica pada tubuh siput
Lymnea sp. yang telah
kami amati, terdiri dari
fase sporokista, fase redia
I, fase redia II, dan fase
serkaria. Siput Lymnea sp.
dijadikan inang karena
memiliki lendir dan
tubuhnya cocok bagi
keberlangsungan hidup
dari larva Fasciola
hepatica. Kami
membedakan setiap fase
larva Fasciola hepatica
yang ada pada Lymnea sp.
dengan cara
memperhatikan struktur
dari larvanya. Pada fase
sprokista, larva cenderung
diam, memiliki kista dan di
dalamnya terdapat redia
muda, pada fase ini tidak
terdapat faring. Pada fase
redia I, kami melihat
adanya faring dan larva
mengandung serkaria muda
tanpa ekor, sedangkan pada
fase redia II, di dalamnya
terdapat serkaria yang aktif
bergerak, pada fase ini juga
memiliki faring. Kemudian
fase serkaria, pada fase ini
serkaria keluar dari dalam
redia II dan kami melihat
larva serkaria ini memiliki
ekor.
Catatan :
1. Gambar tersebut dianjurkan merupakan dokumentasi pribadi.
2. Pembahasan Spesies yang ditemukan ialah menjelaskan bagian mana dari
hewan tersebut yang dapat dimanfaatkan, kenapa bisa dimanfaatkan?
Kingdom : Animalia
Phyllum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Familia : Taeniidae
Genus : Taenia
Species : Taenia saginata
Kingdom : Animalia
Phyllum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Familia : Taeniidae
Genus : Taenia
Species : Taenia solium
Kingdom : Animalia
Phyllum : Platyhelminthes
Classis : Trematoda
Ordo : Echinostomida
Familia : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Species : Fasciola hepatica
Objek : Dugesia sp.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Platyhelminthes
Classis : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Familia : Dugesiidae
Genus : Dugesia
Species : Dugesia sp.
Kesimpulan
Paraf :
Nilai :