Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Hipovolemia

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler

Tindakan

Observasi

- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan

Terapeutik

- Hitung kebutuhan cairan


- Berikan posisi modified Trendelenbung
- Berikan asupan cairan oral

Edukasi

- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)


- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah

Manajemen Syok Hipovolemik

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuantubuh menyediakan oksigen dan


nutrient untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat kehilangan cairan/darah berlebih

Tindakan
Observasi

- Monitor status kardiopulmonal ( frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas,


TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
- Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh pemeriksaan tubuh terhadap adanya DOTS
(deformitiyldeformitas, open wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan,
swelling/bengkak)
-

Terapeutik

- Pertahankan jalan napas paten


- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalur IV berukuran besar (mis. nomor 14 atau 16)
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah langkap dan elektrolit

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa


- Kolaborasi pemberian infus cairan 20 mL/kgBB pada anak
- Kolaborasi pemberian transufi darah, jika perlu

Manajemen Elektrolit

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola ketidakseimbangan kadarelektrolit serum

Tindakan

Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit
- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan (mis. diare, drainase
ileostomi, drainase luka, diaphoresis)
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit

Terapeutik

- berikan cairan, jika perlu


- Berikan diet yang tepat (mis. tinggi kalium, rendah natrium)
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi diet, jika perlu
- Pasang akses intavena, jika perlu

Edukasi

- Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan ketidakseimbangan elektrolit

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit (mis. oral, NGT, IV), sesuai


indikasi
- Identifikasifaktor risik ketidakseimbangan cairan (mis. prosedurn pembedahan
mayo, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi intestinal,
peradangan pancreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)

Terapeutik

- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemantauan Cairan

Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan

Tindakan

Observasi

- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi


- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas serum, hematokrik,
natrium, kalium,BUN)
- Monitor inake dan output cairan
- Identifikasi tanda-tanda hipovelmia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematoktik
meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
- Identifikasi tanda-tanda hipervolemia (mis. dispnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat,reflex hepatojugular positif,berat
badan menurun dalam waktu singkat)
- Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis. prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi
intestinal, peradangan pancreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)

Terapeutik

- Atur interval waktu pemantauan seduai dengan kondisi pasien


- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Manajemen Muntah

Definisi

Mengidentifikasi, mencegah dan mengelola refleks pengeluaran isi lambung

Tindakan

Observasi

- Identifikasi karakteristik muntah (mis. warna, konsisten, adanya darah, waktu,


frekuensi dan durasi)
- Periksa volume muntah
- Identifikasi riwayat diet (mis. makanan yang disuka, tidak disukai, dan
budaya)
- Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. pengobatan dan prosedur)
- Identifikasi kerusakan esophagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama
- Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
- Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit

Terapeutik

- Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak menyenangkan)
- Kurangi dan hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. kecemasan,
ketakutan)
- Atur posisi untuk mencegah aspirasi
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Bersihkan mulut dan hidung
- Berikan dukunga fisik saat muntah (mis. membantu membungkuk atau
menundukkan kelapa)
- Berikan kenyamanan selama muntah (mis. kompres dingin di dahi, atau
sediakan pakaian kering dan bersih)
- Berikan cairan yang tidak mengandung korborasi minimal 30 menit setelah
muntah

Edukasi

- Anjurkan membawa kantong plastic untuk menampuang muntah


- Anjurkan memperbanyak istirahat
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola mustah (mis.
biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi music, akupresur)

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian antimetik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai