Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Trauma akibat hewan laut merupakan salah satu resiko yang dihadapi oleh para
wisatawan maupun pekerja di daerah laut. Trauma akibat hewan laut dapat menimbulkan gejala
yang bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tipe cedera, perbedaan reaksi tiap
individu, penatalaksanaan awal, dan keterlambatan penanganan. Faktor tambahan lain yang
dapat berpengaruh seperti status dan tipe kesehatan individu, potensi dan kuantitas racun yang
terkena atau terkonsumsi, dan kerusakan jaringan. Trauma akibat hewan laut yang berbahaya
dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu envenomasi (sengatan atau tusukan beracun),
traumatic injury/cedera traumatik (fisik), seafood poisioning/keracunan makanan laut.
Envenomasi merupakan suatu proses dimana suatu bisa atau racun dimasukkan atau disuntikkan
ke organisasi lain melalui gigitan, tusukan, atau sengatan.1,2
Trauma yang ditimbulkan dapat menyebabkan kegawatdaruratan, untuk itu perlu
tatalaksana awal yang tepat. Pertolongan pertama yang tepat serta terapi definitif sedini mungkin,
kecepatan evakuasi ke fasilitas medis terdekat dan mengatasi kegawatdaruratan akibat trauma
(perdarahaan, syok, reaksi antigen-antibodi) sangat menentukan keselamatan korban.3,4 Kasus
trauma akibat hewan laut yang sering ditemukan di daerah pesisir pantai dan laut, baik di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) di Gili, dan klinik swasta umumnya bersifat musiman,
biasanya kasus-kasus tersebut terjadi pada saat kunjungan pariwisata baik domestik maupun
mancanegara sedang ramai di sekitar daerah pesisir. Tiga kasus yang paling sering ditemukan
terkait kecelakaan di daerah pesisir pantai dan laut yaitu sengatan ubur-ubur, bulu babi dan kasus
sengatan ikan lepu batu (stonefish). 5

1.2 Tujuan
1. Mengevaluasi kasus dan penanganan kasus sengatan dan trauma hewan laut di
Puskesmas dan klinik di Lombok.
2. Menganalisis studi laporan kasus tentang trauma atau sengatan hewan laut yang
terpublikasi (kasus dari Indonesia atau di luar negeri)
3. Membuat kajian literatur dari kasus-kasus yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Matias Nochett, Nicholas Bird. First Aid for Hazardous Marine Life Injuries Student
Handbook [Internet]. Divers Alert Network; 2016 [cited 2020 Nov 25]. Available
from: https://www.diversalertnetwork.org/training/files/DAN-HMLI-Student-
Handbook.pdf
2. Ingrid Berling, Geoffrey Isbister. Marine envenomations [Internet]. AUSTRALIAN
FAMILYP HYSICIAN; 2015. Available from:
https://www.racgp.org.au/download/Documents/AFP/2015/January/February/focus-
berling.pdf
3. Montgomery L, Seys J, Mees J. To Pee or Not to Pee: A Review on Envenomation and
Treatment in European Jellyfish Species.Marine Drugs, 14(127), pp.1-21. Available
at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4962017/
4. Suling, P.L., 2011. Cutaneous Lesions From Coastal And Marine Organisms, P2KB
Dermatoses & STIs Associated with Travel to Tropical Countries dapat diakses pada
http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/
5. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Petunjuk Teknis Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa
Tenggara Barat. 2018. Diakses di: http://www.batukarinfo.com/system/files/buku
%20rujukanBINDER_0.pdfSenapathi

Anda mungkin juga menyukai