Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH M I C E

DEVINISI, HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN, DAN SEGMEN PASAR

DARI MICE

Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

Semester Genap Tahun Akademik 2015 / 2016

Angkatan XIII

Disusun Oleh :

Andri Irawan Sanjaya

( 2130 402 028 )

FAKULTAS MANAGEMENT PERHOTELAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL

STEIN
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “MICE

( Meeting, Incentive, Conference, and Exibhition )” ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat

beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.

Makalah ini saya susun sebagai upaya untuk memenuhi nilai mata kuliah program studi

Management Perhotelan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Internasional (STEIN).,

adapun makalah project yang dibuat yaitu “Devinisi, Hubungan Antar Komponen dan Segmen

Pasar dari MICE”.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kami selaku mahasiswa.

Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak” kami yakin dalam menyusun laporan ini

masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

saya harapkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 21 Januari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1 Definisi MICE...............................................................................................4
2.1.1 Meeting................................................................................................5
2.1.2 Incentive...............................................................................................9
2.1.3 Conference.........................................................................................14
2.1.4 Exibhition...........................................................................................15
2.2 Hubungan Antar Komponen MICE............................................................19
2.3 Segmen Pasar MICE...................................................................................20
2.3.1 Maksud dan Tujuan Segmentasi Pasar.............................................21
2.3.2 Manfaat Segmentasi Pasar................................................................22

BAB III PENUTUP...........................................................................................................30


3.1 Kesimpulan..................................................................................................30
3.2 Kritik dan Saran...........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan kegiatan Convention merupakan bagian dari industri pariwisata

MICE ( Meeting, Conference, Incentive, and Exhibition ) masa kini telah

memberikan " Warna dalam kegiatan bisnis industri pariwisata dunia ", kegiatan

konvensi sangat beragam terhadap konstribusinya terhadap kegiatan pariwisata, yang

sangat menonjol adalah identik dengan pemberian pelayan dan services. 

MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan high-quality dan high-

income, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara

berkembang karena dalam pelaksanaannya banyak sekali menggunakan

fasilitas pariwisata. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang

berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik dari sisi penyediaan tenaga

kerja maupun dalam memberikan devisa negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Definisi MICE itu sendiri ?

2. Bagaimana Hubungan Antara Komponen MICE ?

3. Apa Segmen Pasar MICE dan Menurut Peraturan Pemerintah Yang Ada ?

2
1.3 TUJUAN PENULISAN

Manfaat yang didapat nantinya, ketika usaha ini sudah berjalan dengan baik

adalah sebagi berikut:

1. Mengetahui definisi MICE menurut para ahli.

2. Mengetahui hubungan antar komponen dalam MICE itu sendiri.

3. Memproleh pengetahuan dalam mengorganisasikan suatu usaha atau disebut

dengan managemen skill.

4. Dapat berinteraksi dengan masyarakat langsung dan mengetahui bagaimana

kekurangan dan kelebihan dalam perkembangan usaha ini.

5. Memperoleh keuntungan

6. Dapat menjadi media pembelajaran dalam mengawali usaha baru

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI MICE

MICE dapat diartikan sebagai suatu wisata konvensi yang dimana wisatawan atau

tamu memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang seperti

Negarawan, Pengusaha, Pejabat untuk berkumpul dam membicarakan masalah

masalah yang berhubungan dengan tujuan bersama. MICE itu sendiri berasal dari

beberapa kata yaitu Meeting, Incentive, Exhibition, and Conference.

Akhir akhir ini telah suatu kecenderungan pada para pelaku pasar pariwisata

untuk mengganti istilah ini menjadi “The Meetings Industry“. Dunia MICE adalah

dunia yang belum terjamah dengan baik di Indonesia. Padahal dunia MICE

merupakan salah satu andalan pariwisata di beberapa negara maju. Dunia MICE

merupakan salah satu dunia bisnis yang menjanjikan. Namun baru sedikit sekali pihak

Indonesia yang mau bermain di dunia MICE. Mungkin salah satu penyebabnya adalah

kurangnya pengetahuan tentang MICE di Indonesia. Namun di Indonesia sudah mulai

ada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan tentang MICE. Banyak negara

yang sudah menjadikan dunia MICE sebagai salah satu potensi wisatanya.

Pengertian MICE menurut para ahli :

Menurut Pendit (1999:25), Mice diartikan sebagai wisata konvensi, dengan

batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha

dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang

4
( Negarawan, Usahawan, Cendikiawan dsb ) untuk membahas masalah-masalah yang

berkaitan dengan kepentingan bersama.

Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), Mice sebagai suatu kegiatan kepariwisataan

yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara Leisure dan Business, biasanya

melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam

bentuk Meetings, Incentive Travels, Conventions, Congresses, Conference dan

Exhibition.

MICE di Indonesia.

Kota kota MICE di Indonesia antara lain : Jakarta, Denpasar, Jambi, Jayapura,

Ujung Pandang, Medan, Menado, Surabaya, Batam, Yogyakarta dan Padang.

Perkembangan MICE di Bali sudah mencapai hasil yang cukup menggembirakan.

Adanya elemen elemen pariwisata terkait seperti Dinas Pariwisata Daerah Bali yang

juga bekerjasama dengan Bali Hotel Association, INCCA (Indonesia Congress &

Convention Association), ASITA, Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia

(PHRI), dan institusi serupa membuat Bali sebagai tujuan MICE di dunia selanjutnya.

Hal ini terbukti dengan banyaknya event dunia yang diselenggarakan di Bali

seperti UNFCC dan Bali Asian Beach Games yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.

Disamping itu, perkembangan MICE di Bali telah menjamah sektor perhotelah di

Bali, dimana hampir semua hotel berbintang 5 di Bali memiliki fasilitas standar

meeting seperti meeting venue, dan departemen yang mengatur berlangsungnya

kegiatan MICE di hotel tersebut. Biasanya MICE di organiser oleh Banquette

Department.

5
2.1.1 MEETING

Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau

persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.

Menurut  Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang

diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan

atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan

sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus,

menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.

Menurut  Kesrul (2004:3),  “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang

aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan

orang secara bersama-sama”.

Meeting merupakan salah satu cara berkomunikasi dalam sebuah organisasi. Di

sebuah perusahaan, rapat juga berfungsi untuk membantu para manajer dalam

memantau kinerja operasional anak buahnya, atau dalam melakukan koordinasi

dengan bawahan atau tim yang lain. Walaupun demikian penting, meeting juga

kadang menjadi kegiatan yang menyita energi dan banyak waktu. Ini terjadi jika rapat

tidak berjalan efektif.

Efektivitas dan keberhasilan sebuah rapat, secara langsung dipengaruhi oleh

kecermatan pemimpin rapat dan peserta rapatnya. Sering kali sebuah rapat tidak

menghasilkan keputusan atau kesimpulan apa-apa. Rapat yang tidak menghasilkan

keputusan, merupakan rapat yang tidak didukung dengan perencanaan yang baik. Lalu

bagaimana caranya agar rapat dapat terselenggara secara efektif dan membuahkan

hasil ?

6
Berikut ini adalah cara agar rapat dapat berjalan dengan efektif :

1. Tentukan apakah memang perlu diadakan rapat. Ini penting diketahui,

karena sering kali beberapa permasalahan atau kordinasi dapat diselesaikan

melalui diskusi singkat sambil lalu saja. Bila tidak ada yang sangat perlu dibahas,

didiskusikan, atau dieavaluasi bersama-sama, maka sebaiknya tidak perlu

mengadakan rapat.

2. Tetapkan tujuan atau target rapat. Ini perlu untuk membuat rapat berjalan

pada koridornya.

3. Tentukan waktu rapat. Sesuaikan waktu rapat dengan agenda pembicaraan.

Jangan sampai waktu rapat jadi berlama-lama sehingga memakan jatah waktu

untuk mengerjakan yang lain.

4. Siapkan agenda atau daftar acara. Mintalah salah satu rekan kerja Anda

untuk mempersiapkan daftar acara rapat secara tertulis. Dalam agenda itu

cantumkan juga topik yang ingin dibahas dalam rapat, nama peserta yang hadir,

waktu dan tempat lokasi rapat, dan hal-hal yang perlu di bawa oleh para peserta.

5. Mulai dan akhiri rapat tepat waktu. Ciptakan reputasi sebagai seseorang

yang memulai dan mengakhiri rapat sesuai jadwal. Dengan demikian rekan kerja

akan menaruh respek kepada Anda. Jika ada peserta rapat yang datang terlambat,

peserta yang lain tidak perlu menunggu.

6. Minimalkan jumlah peserta yang hadir. Rapat akan lebih efektif jika

menghadirkan peserta tidak lebih dari 6–7 orang. Hasil keputusan akan sulit

dicapai bila peserta yang hadir terlalu banyak.

7
7. Catatlah jalannya rapat. Pastikan semua topik dibahas, dan arahkan rapat

ke arah pengambilan keputusan. Tetaplah berada pada agenda yang telah

disiapkan. Pastikan semuanya terkendali.

8. Peserta rapat mungkin memiliki pandangan yang berbeda mengenai

sesuatu. Untuk dapat mengakomodasi kepentingan organisasi, galilah potensi

semua peserta. Rapat akan timpang dan kurang sehat jika semua topik didominasi

oleh satu-dua orang saja. Rapat harus dapat mengakomodasi suara semua peserta

rapat.

9. Kelola konflik dengan bijak. Bila rapat cenderung diselingi perdebatan

antarsesama rekan kerja, pertimbangkanlah untuk mengundang seorang yang bisa

bersikap netral untuk jadi penengah dalam rapat tersebut.

10. Take a break. Kerumitan agenda rapat membuat peserta jenuh atau otak

mereka jadi lelah. Izinkan peserta untuk keluar, agar sekembalinya mereka dari

rehat, rapat dapat dilanjutkan kembali dengan ide-ide segar.

11. Buat kesimpulan hasil akhir rapat. Mintalah salah satu rekan kerja Anda

untuk membuat catatan hasil rapat. Catatan tersebut berupa keputusan yang telah

diambil dan ditetapkan, beberapa hal yang telah disetujui, serta beberapa strategi

yang patut dijalani. Bagikan salinan catatan tersebut kepada peserta rapat yang

hadir.

12. Evaluasi hasil rapat. Biasakan untuk mengevaluasi setiap rapat yang telah

dijalani. Ini penting agar Anda bisa mencari tahu letak kekurangan rapat tersebut

dan dapat memperbaikinya di kemudian hari.

8
2.1.2 INCENTIVE

Undang-undang No. 9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27),

menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang

diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai

imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi

yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan

yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen.

Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.

Berbeda dengan Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers

2003, juga memberikan definisi mengenai incentive adalah “ incentive travel is a

global management tool that uses an exceptional travel experience to motivate and/or

recognize participants for increased levels of performance in support of the

organizational goals “.

Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 :

1 ) : insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena

memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima

insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah suatu bentuk

dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan

atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan

pada upah dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan.

Menurut  Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan yang akan

diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang

telah ditetapkan.

9
Menurut  Pangabean (2002 : 93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan

gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang

diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah

ditentukan.

TUJUAN PEMBERIAN INSENTIVE :

Fungsi utama dari insentif adalah

“untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif

menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai

tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk

meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean,

2002 : 93)”.

Secara lebih spesifik tujuan pemberian Insentif dapat dibedakan dua

golongan yaitu:

a. Bagi Perusahaan.

Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam

kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produkstivitas kerja karyawan

dengan jalan mendorong dan merangsang agar karyawan :

1) Bekerja lebih bersemangat dan cepat.

2) Bekerja lebih disiplin.

3) Bekerja lebih kreatif.

b. Bagi Karyawan.

Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat keuntungan :

1) Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif.

2) Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian balas jasa

10
yang diukur dalam bentuk uang.

3) Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.

Jenis dan Tipe Insentif :

Menurut Manullang (1981:141), tipe insentif ada dua yaitu:

a. Finansial insentif.

Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi gaji-

gaji yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan memperoleh

bagian dari keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang meliputi

pemeliharaan jaminan hari tua, rekreasi, kesehatan dan lain-lain.

b. Non finansial insentif.

Ada 2 elemen utama dari non finansial insentif, yaitu :

1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja, jam kerja,

tugas dan rekan kerja.

2. Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan seperti jaminan

pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburan-hiburan dan hubungan dengan

atasan.

Menurut  Gary Dessler (1997 : 141), jenis rencana insentif secara umum

adalah:

a. Program insentif individual memberikan pemasukan lebih dan di atas gaji

pokok kepada karyawan individual yang memenuhi satu standar kinerja

individual spesifik. Bonus di tempat diberikan, umumnya untuk karyawan

individual, atas prestasi yang belum diukur oleh standar, seperti contoh mengakui

jam kerja yang lama yang digunakan karyawan tersebut bulan lalu.

b. Program insentif kelompok adalah seperti rencana insentif individual namun

11
memberi upah lebih dan di atas gaji pokok kepada semua anggota tim ketika

kelompok atau tim secara kolektif mencapai satu standar yang khusus kinerja,

produktivitas atau perilaku sehubungan dengan kerja lainnya.

c. Rencana pembagian laba secara umum merupakan program insentif di seluruh

organisasi yang memberikan kepada karyawan satu bagian (share) dari laba

organisasi dalam satu periode khusus.

d. Program pembagian perolehan (gain sharing) adalah rencana upah di seluruh

organisasi yang dirancang untuk memberi imbalan kepada karyawan atas

perbaikan dalam produktivitas organisasi.

Proses pemberian insentif :

Menurut Harsono (1987 : 85) proses pemberian insentif dapat dibagi menjadi 2,

yaitu :

a. Proses Pemberian Insentif berdasarkan kelompok.

b. Proses Pemberian Insentif berdasarkan perorangan.

Rencana insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan

selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu.

Sedangkan insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka

juga melebihi standar yang telah ditetapkan (Panggabean, 2002 :90-91).

Menurut Oangabean (2002:91) Pemberian insentif terhadap kelompok dapat diberikan

dengan cara:

1. Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang diterima oleh

mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya.

2. Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran

12
yang diterima oleh karyawan yang paling rendah prestasinya.

3. Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran

yang diterima oleh kelompok.

Menurut Dessler (1997:154-157), insentif juga dapat diberikan kepada

seluruh organisasi, tidak hanya berdasarkan insentif individu atau kelompok.

Rencana insentif seluruh organisasi ini antara lain terdiri dari:

1. Profit sharing plan, yaitu suatu rencana di mana kebanyakan karyawan berbagi

laba perusahaan.

2. Rencana kepemilikan saham karyawan, yaitu insentif yang diberikan oleh

perusahaan dimana perusahaan menyumbang saham dari stocknya sendiri kepada

orang kepercayaan di mana sumbangan-sumbangan tambahan dibuat setiap tahun.

Orang kepercayaan mendistribusikan stock kepada karyawan yang

mengundurkan diri (pensiun) atau yang terpisah dari layanan.

3. Rencana Scanlon, yaitu suatu rencana insentif yang dikembangkan pada tahun

1937 oleh Joseph Scanlon dan dirancang untuk mendorong kerjasama,

keterlibatan dan berbagai tunjangan.

4. Gainsharing plans, yaitu rencana insentif yang melibatkan karyawan dalam

suatu usaha bersama untuk mencapai sasaran produktivitas dan pembagian

perolehan.

Syarat Pemberian Insentif agar mencapai tujuan dari pemberian insentif

Menurut Panggabean (2002:92) syarat tersebut adalah:

1. Sederhana, peraturan dari sistem insentif harus singkat, jelas dan dapat dimengerti.

2. Spesifik, karyawan harus mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan untuk

mereka lakukan.

13
3. Dapat dicapai, setiap karyawan mempunyai kesempatan yang masuk akal untuk

memperoleh sesuatu.

4. Dapat diukur, sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk menentukan

rencana insentif. Program dolar akan sia-sia (dan program evaluasi akan terhambat),

jika prestasi tertentu tidak dapat dikaitkan dengan dolar yang dibelanjakan.

Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1990 : 163)sifat dasar

pengupahan agar proses pemberian  insentif berhasil:

a. Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh

karyawan itu sendiri.

b. Penghasilan yang diterima karyawan seharusnya langsung menaikkan output.

c. Pembayaran dilakukan secepat mungkin.

d. Standar kerja ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang terlalu tinggi maupun

rendah dapat berakibat buruk.

e. Besarnya upah normal dengan standar jam kerja hendaknya cukup merangsang

pekerja untuk bekerja lebih giat.

2.1.3 CONFERENCE

Conference dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Konferensi, Surat

Keputusan Mentri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor :

KM.108/HM.703/MPPT-91, Mendefinisikan konferensi, kongres, atau konvensi

merupakan suatu kegiatan pertemuansekelompok orang dari berbagai kalangan,

seperti dari negarawan, pengusaha, pembisnis, danlain sebagainya, untuk mebahas

masalah masalah yang berkaitan dengan kepentingan.

14
Menurut  (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi

dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti

meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim MICE

sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan

kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan

sebuah Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition hakekatnya merupakan sarana

yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-

kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam satu kategori, yaitu

MICE.

Menurut  Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan

yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau

kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para

penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang

dan sebagainya.

2.1.4 EXIBHITION

Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran

termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan

Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang

dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran merupakan suatu kegiatan

untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan

penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata “.

Menurut  Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri

secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang

15
pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu

pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.

Pertimbangan Pelaksanaan Mice.

Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Penetapan lokasi dan ruang MICE

a. Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :

- Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi tempat

penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan proses

lebih lanjut.

- Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan, misalnya

menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau konferensi.

b. Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan spread of the

person attending : terlalu jauh dari tempat peserta, kecuali khususnya

seperti no.1b, peserta yang memerlukan sekali seminar dan konferensi

tersebut.

c. Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana pertemuan

akan digelar.

Perlengkapan Fasilitas MICE.

Menurut  Kesrul (2004:90), Perlengkapan fasilitas dan pelayanan

kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada

standar yang berlaku umum.Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan

perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut :

16
- Jenis pertemuan dan lamanya

- Jumlah peserta

- Jumlah ruangan yang dibutuhkan

- Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan

- Bentuk pengaturan tempat duduk

- Akomodasi peserta mice

Penanganan Transportasi.

Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi

bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point

dalam pengaturan transportasi yaitu :

- Transprtasi udara

- Airport shuttle service

- Multiple property shuttle

- VIP transportation

- Local tour

- Staff transportation. 

Pelayanan Makanan dan Minuman.

Menurut Kesrul ( 2004 : 113 ), Mengemukakan bahwa agar acara pertemuan

atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan

minuman. Seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan

reguler food and beverage, room service and banquet capabilities.

Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and

attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada

17
saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan

keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu

apakah perlu melakukan pemesanan terlebih dahulu. Apakah restaurant tersebut

melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay out dan jenis

makanan dan minuman.

Akomodasi.

Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:

- Akomodasi sesuai harapan peserta

- Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur

- Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang harus

dibayar

- Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga

18
2.2 HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN MICE

Penjelasan Bagan Komponen MICE

a. Tanda panah yang ke atas Seorang karyawan memiliki suatu prestasi kerja dari

suatu perusahaan ataupun asosiasi kemudian dia menerima incentive atau bonus dari

perusahaan ataupun asosiasi tersebut atas prestasi kerja yang diraihnya. 

b. Tanda panah yang ke bawah Suatu perusahaan ataupun asosiasi membuat suatu

konvensi di suatu tempat, dalam konvensitersebut ada suatu eksebisi atau pameran

yang sesuai dengan tema dari konvensi tersebut, eksebisi tersebut juga bisa menjadi

bonus bagi konvensi tersebut. Selain menjadi bonus eksebisi tersebut juga dapat

memberikan masukan atau pendapatan ( income ) bagi tempat diadakannya konvensi

tersebut, selain itu juga dengan adanya eksebisi tersebut merupakan suatu daya tarik

19
bagi para calon delegasi yang datang. Selain mereka bisa konvensi juga bisa melihat

eksebisi yang ada ditempat diselenggarakannya eksebisi tersebut.

Hubungan antar komponen MICE sangatlah erat kaitannya satu dengan lain

misalnya penyelenggaraan meeting dengan incentive. Yang dilihat dari penyelenggara

an meeting diluar daerah perusahaan, kehadiran peserta meeting baik pimpinan

maupun karyawan, didaerah yang ditentukan itu sepenuhnya atas biaya perusahaan.

Tentunya kehadiran karyawani tu atas prestasi mereka yang gemilang. Kegiatan ini

dapat terlaksanakan pada saat yang bersamaaan pimpinan dan karyawan dapat

menikmati liburan dimana diadakannya pertemuan tersebut.Demikian juga halnya

dengan komponen MICE lainnya seperti contoh antara convention dengan exebithion.

Para praktisi MICE berpendapat bahwa salah satu keberhasilan pelaksaan

konvensi dapat dilihat dari terselenggaranya pameran pada wakru yang bersamaan di

tempat itu. Keuntungan yang mereka peroleh dengan diadakannya pemeran itu adalah

pemasukan dari penyewaan tempat sebagi fasilitas pameran serta memberi daya tarik

bagi para delegasi.

2.3 SEGMEN PASAR MICE

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi bagi pasar dari heterogen menjadi

homogen. Jadi, perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan membagi pasarnya

ke dalam segmen pasar tertentu dimana pasar bersifat homogen. Homogenitas

segmen tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam kebiasaan membeli, cara

penggunaan barang, kebutuhan pemakai, motif, tujuan pembelian, dan sebagainya.

20
2.3.1 MAKSUD DAN TUJUAN SEGMENTASI PASAR

A) Pasar lebih mudah dibedakan

Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah

sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar

yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit

untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini

perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya

homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan

demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain.

B) Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik

Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan tempat hal

penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan

yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang

sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain

karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua

dibandingkan pelayanan. Menyadari hal terebut maka segmentasi pasar harus

dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya.

Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.

C) Strategi pemasaran menjadi lebih terarah

Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk

melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan

melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang

direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang

meliputi produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga lebih tajam.

21
Disamping itu dengan melakukan segmentasi pasar maka dapat membantu pihak

manejemen dalam hal mengarahkan dana dan usaha ke arah pasar potensial yang

paling menguntukan karena sasaran pasarnya jelas, serta dapat merencanakan produk

yang dapat memenuhi permintaan pasar berserta cara-cara promosi yang paling tepat

bagi perusahaan.

2.3.2 MANFAAT SEGMENTASI PASAR

1. Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan.

2. Merencanakan produk yang dpat memenuhi permintaan pasar.

3. Menentukan cara-cara promosi yang paling lebih tepat bagi perusahaan.

4. Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana

mengaloksikan secara baik.

5. Mengatur waktu yang sebaik baiknya dalam promosi.

6. Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk

menempatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan kesempatan atau

harapan harapan dalam pemasran sehingga dapat ,mempelajari kebutuhan tiap

segmen.

7. Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya untuk menanggapi usaha

pemasaran yang berbeda beda sehingga dapat mengalokasikan anggarannya dengan

lebih tepat terhadap berbagai segmen.

8. Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dengan cara pemasarannya.

22
Proses Globalisasi terus bergerak ditandai dengan makin tingginya tingkat

persaingan antar negara. Sementara komitmen negara-negara di dunia dalam berbagai

ikatan seperti WTO, APEC, AFTA .Semakin menguburkan batas batas negara.

Akibatnya negara negara yang tidak siap akan semakin tergilas. Persaingan tersebut

tidak hanya terbatas pada produk produk manufaktur maupun perdagangan tetapi juga

pada tersedianya sumber daya manusia yang handal.

Perekonomian Indonesia yang belum pulih mengharuskan pemerintah dan

masyarakat secara bersama mencari sumber pembiayaan yang tidak lagi harus

bergantung pada migas seperti yang selama ini diandalkan. Indonesia memiliki

potensi dan kelebihan kompetitif dibanding negara lain dalam Bidang Pariwisata.

Sektor ini dapat menjadi komoditas andalan sebagai tambang emas devisa negara.

Selama ini, fokus utama kepariwisataan di Indonesia adalah mendatangkan sebanyak

mungkin wisatawan mancanegara. Wisatawan dimaksud kenyataannya lebih banyak

wisatawan individu ( individual tourist yang secara perorangan hanya mengeluarkan

devisa relatif tidak terlalu besar, sehingga bila kita berharap devisa bertambah dari

kedatangan mereka, maka kita harus mampu mendatangkan sebanyak mungkin

wisatawan.

Cara yang dapat mendatangkan devisa lebih banyak sekaligus mempromosikan

produk produk Indonesia dan potensi lainnya, adalah melalui kegiatan Meeting,

Incentive, Convention dan Exhibition (MICE). Usaha jasa ini merupakan usaha

dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok

orang ( antara lain; negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk membahas masalah

masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan dapat diikuti dengan

kegiatan pameran. Sedangkan kegiatan Incentive ( Perjalanan Insentif ) adalah

kegiatan perjalanan yang dikemas dalam satu paket konvensi dan pameran.

23
Seluruh kegiatan tersebut ada dalam paket terintegrasi. Bentuk wisata MICE ini

di Indonesia memiliki prospek cerah. Pada beberapa kota besar di Indonesia telah

memiliki fasilitas yang dibutuhkan seperti: Convention Center, Exhibition Center,

Hotel, Pusat Belanja dan tempat tujuan wisata. Namun respon kita agak terlambat

dibanding negara lain dalam menyadari besarnya potensi usaha MICE.

Sejarah berkembangnya kegiatan MICE di pasar Internasional berawal dari

suksesnya Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung, pada

tahun 1955, mulai disadari pentingnya memiliki Sumber Daya Manusia yang handal

dalam mengorganisir penyelenggaraan Konvensi, baik tingkat Nasional maupun

Internasional. Namun demikian, baru pada tahun 1991 melalui KepMen Parpostel No.

KM.108/HM.703/MPPT 91, dan Keputusan Dirjen Pariwisata No. Kep 06/U/IV/1992

pemerintah menerapkan tata laksana Ketentuan Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan

Insentif dan Pameran atau dalam istilah lain disebut Meeting, Incentive, Convention

and Exhibition (MICE).

Sejak saat itu industri MICE di Indonesia berkembang cukup pesat, dengan

munculnya perusahaan yang bergerak sebagai Professional Convention Organizer

(PCO), Professional Exhibition Organizer (PEO) maupun Event Organizer lainnya.

Seiring dengan perkembangan industri MICE, kebutuhan Sumber Daya Manusia yang

kompeten di bidang tersebut semakin tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada

lembaga pendidikan formal yang menawarkan program studi yang terkait dengan

kebutuhan tersebut, sehingga pemenuhan kebutuhan SDM diambil alih oleh bidang

bidang lain. Kemampuan menyelenggarakan event hingga saat ini diperoleh secara

otodidak, seperti karyawan PCO dan PEO yang mendapatkan kemampuan

penyelenggaraan event melalui proses learning by doing.

24
Dengan memiliki lembaga pendidikan yang menawarkan program studi Usaha

Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran (MICE), diharapkan Indonesia akan

memiliki SDM yang handal di bidang tersebut dan mampu bersaing dengan SDM dari

negara lain. Di masa yang akan datang dengan kompetensi SDM yang handal di

bidang MICE, Indonesia dapat menjadi negara utama tujuan wisata konvensi,

perjalanan insentif dan pameran bagi delegasi dari berbagai negara.

Pihak yang secara langsung terkait dengan penyelenggaraan MICE antara lain;

1. Professional Convention Organizer (PCO).

2. Professional Exhibition Organizer (PEO).

3. Hotel.

4. Biro Perjalanan Wisata (BPW).

5. Biro Konvensi.

Segmen Pasar MICE

Konvensi yang pada umumnya diselenggarakan oleh suatu organisasi profesi baik

untuk tingkat nasional, regional maupun tingkat internasional. Adapun contohnya

meliputi :

Pertemuan dari Ikatan Ahli Penyakit Dalam se-Asia Fasifik

Pertemuan dari Assosiasi LNG sedunia

Pertemuan dari Ikatan Dokter se-Indonesia

Termasuk dalam konvensi ini adalah “ Off Shore Meeting ” yaitu pertemuan suatu

asosiasi nasional yang diselenggarakan di luar negeri misalnya pertemuan ahli

kandungan Australia di Bali.

25
A) Incentive Travel Programme

Pertemuan yang diselenggarakan oleh perusahaan besar dengan pesertanya

adalah karyawan atau dealer khusus dari perusahaan tersebut yang dianggap telah

memajukan perusahaan tersebut. Program semacam ini juga sering disebut

sebagai “ Motivational Travel Programmes “

B) Company Corporate Event

Merupakan suatu pertemuan yang pada umumnya berupa rapat pertemuan

anggota direksi (Board Meeting), Sales Seminars, Sales Conference atau

Divisional Conference. Rapat kerja departemen departemen pemerintah dapat

juga digolongkan ke dalam event ini. 

C) Trade Fair or Exhibition

Adalah suatu pameran yang dapat diselenggarakan, baik secara nasional

seperti Jakarta fair, secara regional seperti ASEAN fair maupun secara

internasional Osaka fair, Hanover fair danLeipzig internasional fair.

MICE Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 67 / 1996

Pasal 6

Pada Pasal 6 menyebutkan bahwa jenis usaha jasa pariwisata dapat berupa usaha :

a. Jasa biro perjalanan wisata 

b. Jasa agen perjalanan wisata

26
c. Jasa pramuwisata

d. Jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran

e. Jasa impresariat

f. Jasa konsultan pariwisata

g. Jasa informasi pariwisata

Adapun paragraf yang secara khusus mengatur tentang wisata konvensi seperti

yangtercantum di bawah ini :Paragraf 4Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan

Pameran.

Pasal 22

Usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran diselenggara-kan oleh

PerseroanTerbatas atau Koperasi.

Pasal 23

Badan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran harus memenuhi

persyaratan sekurang kurangnya : memiliki tenaga profesional dalam jumlah dan

kualitas yang memadai dan mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas

pendukung usaha.

27
Pasal 24

1. Kegiatan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran yang meliputi :

A. Penyelenggaraan kegiatan konvensi

B. Penyelenggaraan kegiatan konvensi terdiri dari beberapa bagian yang

diantaranya meliputi:

C. Perencanaan dan penawaran penyelenggaraan konvensi

D. Perencanaan dan pengelolaan anggaran penyelenggaraan konvensi

E. Pelaksanaan dan penyelenggaraan konvensi

F. Pelayanan terjemahan simultan

1. Perencanaan, penyusunan dan penyelenggaraan program perjalanan

insentif 

2. Perencanaan dan penyelenggaraan pameran

3. Penyusunan dan pengkoordinasian penyelenggaraan wisata sebelum,

selama dansesudah konvensi

4. Penyediaan jasa kesekretariatan bagi penyelenggaraan konvensi,

perjalanan insentifdan pameran dan

5. Kegiatan lain guna memenuhi kebutuhan peserta konvensi, perjalanan

insentif dan pameran.

2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c

merupakan jenis kegiatan pokok yang wajib diselenggarakan oleh badan usaha

jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran.

28
Pasal 25

1. Badan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran harus wajib :

memenuhi jenis dan kualitas jasa yang dikemas dan atau dijanjikan dalam

penawaran penyelenggaraan konvensi, perjalanan insentif dan pameran mengurus

perizinan yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan konvensi dan pameran

sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

2. Badan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan

pameran bertanggung jawab atas keselamatan wisatawan yang melakukan perjalanan 

wisata berdasarkan program perjalanan insentif yang dijualnya.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

MICE merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang banyak pada suatu

tempat demi mencapai tujuan bersama dengan didukungnya suatu fasilitas atau sarana

dan prasarana dalam memperlancar suatu event atau acara. Sarana dan prasarana

inilah yang akan mengalami perkembangan yang sangat cepat, karena sepenuhnya

didukung oleh hal tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MICE memiliki suatu peran yang

sangat penting dalam pekembangan dan kemajuan suatu penyedia sarana dan

prasarana itu sendiri, khususnya dalam pembahasan ini yang dimaksudkan adalah

hotel. MICE dapat memberikan pemasukan terhadap hotel itu sendiri dan dapat

mengembangkan potensi dari departemen departemen yang lain di dalam hotel. Selain

fasilitas dan prasarana yang menjadi peran penting dalam MICE, manajemen serta

pengelolaan suatu fasilitas akan mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha MICE.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Kritik dan saran anda sangat diperlukan terhadap laporan ini, demi perkembangan

dan pengembangan kualitas laporan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mudah

mudahan apa yang penulis kaji dan tuangkan dalam makalah ini bisa menjadi acuan

dan data informasi yang berguna untuk menunjang pengolahan data yang lain. Akhir

kata Penulis ucapkan Terima Kasih.

30
DAFTAR PUSTAKA

Andiani, Dini, Nyoman, 2014. Mata Kuliah MICE, Singaraja, Bali.Undikasha 

http://definisipariwblogspot.com/2013/12/komponen-komponen-atau-unsur-unsur.html

http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/search/label/MICE

http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/wisata-mice-alternatif-pariwisata.html

https://www.google.co.id/search?

q=MICE&oq=mice&aqs=chrome.0.69i59j69i60j69i59l2j6 

9i61j0.1061j0j7&sourceid=chrome&es_sm=122&ie=UTF-

8#q=konsep+mice+perhotelan&start=10

http://inccantb.com/pengertian-mice-meeting-incentive-conference-exhibition-definisi-

bentuk-dan-faktor-yang-dipertimbangkan-dalam-pelaksanaan-mice.html

31

Anda mungkin juga menyukai