Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS


BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DI DESA BANJAROYO KULON
PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Diterima: 29-01-2018 ◦ Disetujui: 18-10-2018
http://dx.doi.org/10.21460/bikdw.v3i2.97

Deni Aditya Christianto, Angela Marselly Br Barus, Aquina Nino Dewita


Ramadhanti, Agatha Ratna Puspitasari, Prasetyo Ardi Pramudito, Fenty
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Korespondensi: deniadit96@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan yang


dapat membawa manifestasi negatif bagi kesehatan. Indeks massa tubuh (IMT)
merupakan parameter dalam menentukan seseorang mengalami obesitas atau
tidak, parameter ini sering digunakan karena mudah diterapkan, cepat dan
memiliki hasil yang tepat. Salah satu faktor yang berperan penting dalam kejadian
obesitas adalah aktivitas fisik, yakni segala pergerakan tubuh yang mengeluarkan
energi serta membakar lemak.
Tujuan: mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik ringan, sedang
dan berat terhadap kejadian obesitas berdasarkan IMT.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
jenis penelitian potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan secara non-random
sampling dengan teknik accidental sampling dan didapat responden sebanyak 236
orang. Pengambilan data aktivitas fisik dilakukan menggunakan kuisioner IPAQ
dan perhitungan IMT dengan mengukur berat badan dan tinggi badan. Analisis
data penelitian ini menggunakan SPSS 22 dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil: Total responden 236 orang, 148 wanita (60,91%) dan 88 pria
(36,21%), didominasi rentang umur 36-60 tahun (77,78%). IMT 123 orang
(40,37%) memiliki BB berlebih & obesitas dan 113 orang (41,95%) memiliki BB
kurang & normal.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
berakna (p=0,18) antara aktivitas fisik berat dan sedang terhadap kejadian
obesitas berdasarkan IMT pada warga dewasa di Desa Banjaroyo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Kata Kunci: aktivitas fisik, obesitas, indeks massa tubuh

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 78


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL ACTIVITY TO OBESITY STATUS


BASED ON BODY MASS INDEX IN BANJAROYO VILLAGE KULON
PROGO SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
Received: 29-01-2018 ◦ Accepted: 18-10-2018
http://dx.doi.org/10.21460/bikdw.v3i2.97

Deni Aditya Christianto, Angela Marselly Br Barus, Aquina Nino Dewita


Ramadhanti, Agatha Ratna Puspitasari, Prasetyo Ardi Pramudito, Fenty
Faculty of Pharmacy Sanata Dharma University Yogyakarta
Corespondence: deniadit96@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Obesity is an excess of someone’s weight which can cause


negative effect for health. Body mass index (BMI) is a parameter used in determining
whether someone in an obesity condition or not. Body mass index is often used
because it is convenient, rapid, and precise. Physical activity is one of the most
influence factor in the cause of obesity. Physical activity contains of our body’s
movement which need a lot of energy that will burn our body fats.
Purpose: to identify the correlation between high physical activity and
moderate physical activity on obesity cases based on body mass index.
Method: This research was an observational analytic research using cross
sectional research type. The sampling was taken by non-random sampling with
accidental sampling technique and with 236 respondents. Physical activities data
was collected using IPAQ questionnaire and BMI calculation measured by body
weight and height. Analysis of this research data was using SPSS 22 with
confidence interval of 95%. The conclusion of this study was taken using Chi-square
test.
Result: Total respondents 236, 148 female (60,91%) and 88 male (36,21%),
dominated by age range 36-60 years old (77,78%). BMI 123 respondents (40,37%)
with overweight and obesity, and 113 respondents (41,95%) with underweight and
normal.
Conclusion: This study showed that there was no significant correlation (p
value =0,18) between high physical activity and moderate physical activity on
obesity cases based on body mass index among adults in Banjaroyo’s Village,
Kalibawang’s Subdistrict, Kulon Progo’s Regency, Yogyakarta.

Keywords: physical activity, obesity, body mass index

79 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

PENDAHULUAN terjadi di wilayah perdesaan sebesar


9,54% dengan kata lain obesitas
Obesitas merupakan kejadian
tidak hanya terjadi di perkotaan saja
yang harus diwaspadai karena dapat
namun ternyata juga terjadi di
menyebabkan penyakit dengan
perdesaan. Penelitian yang dilakukan
morbiditas dan mortalitas yang
Sunu menunjukkan prevalensi
bersifat degeneratif. Parameter yang
kejadian obesitas pada orang dewasa
sering digunakan untuk menentukan
yang terjadi di daerah pedesaan
seseorang obesitas adalah meng-
sekitar 42,2% (32,4% pada wanita
gunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
dan 9,8% pada laki-laki).2,3,25,35,37
Metode antropometri ini merupakan
Obesitas dapat disebabkan
metode yang tidak invasif, mudah
oleh beberapa faktor. Kurangnya
digunakan, cost effective, dipakai
aktivitas fisik merupakan faktor
secara luas, aman dan teknik yang
risiko utama dari kejadian obesitas.
sederhana. 1,4,14,17,44
Rendahnya prevalensi dari kejadian
Obesitas menjadi masalah
obesitas berkaitan dengan tingginya
kesehatan yang serius di berbagai
aktivitas fisik. Penilaian aktivitas fisik
negara seperti negara berkembang
dapat dilakukan dengan meng-
maupun negara maju. Obesitas
gunakan kuesioner IPAQ short form.
menyebabkan 2,8 juta orang di dunia
Kuesioner IPAQ sudah banyak
meninggal setiap tahunnya.
digunakan di Asia melakukan
Prevalensi obesitas di seluruh dunia
penelitian hubungan aktivitas fisik
meningkat lebih dari dua kali lipat
dengan risiko kardiovaskular di
antara tahun 1980 dan 2014.
Sarawak, dengan hasil penelitian
Menurut data National Health and
dengan adanya hubungan aktivitas
Nutrition Examination Surveys pada
fisik dan pola makan dengan obesitas
tahun 2009-2010, terdapat sekitar
sentral pada tokoh agama di kota
68,8% orang dewasa di United States
manado, penelitian yang menunjuk-
mengalami kelebihan berat badan
kan adanya hubungan indeks massa
atau obesitas. Peningkatan
tubuh dengan aktivitas fisik.
prevalensi overweight dan obesitas di 4,5,12,13,14,16,22,25,26
Jepang mengalami peningkatan 46%
Tingkat kejadian obesitas yang
dari tahun 1976-1982 sebesar 16,7%
cukup tinggi pada daerah pedesaan,
menjadi 24% pada tahun 2000,
terlebih kabupaten Kulonprogo yang
peningkatan juga terjadi di Cina dari
memiliki kejadian obesitas yang
3,7% pada tahun 1982 menjadi 19%
cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan
di tahun 2002. 1,15,45,47
untuk mengidentifikasi hubungan
Prevalensi obesitas pada
antara aktivitas fisik terhadap
kelompok dewasa di Indonesia
kejadian obesitas berdasarkan IMT
sebanyak 14,76% dengan prevalensi
pada warga Dusun Dlingseng,
pada laki-laki 19,7% dan perempuan
Plengan, dan Tanjung, Desa
32,9%. Data prevalensi kejadian
Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang,
obesitas di Daerah Istimewa
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I.
Yogyakarta pada tahun 2007 sebesar
Yogyakarta.
8,3% dan pada tahun 2013 mencapai
lebih dari 15,4% yang menunjukkan METODE PENELITIAN
peningkatan yang cukup signifikan
Desain dan Subjek Penelitian
hampir dua kali lipat hanya dalam
Penelitian ini merupakan
waktu 5 tahun. Prevalensi overweight
penelitian observasional analitik
di kabupaten Kulonprogo sebesar
dengan rancangan penelitian yang
5,8% dan obesitas sebesar 6,3%.
digunakan yaitu potong lintang (cross
Prevalensi obesitas di Indonesia yang
sectional) untuk melihat hubungan

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 80


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

antara aktivitas fisik terhadap dijelaskan secara individu oleh


kejadian obesitas. Responden peneliti. Pengambilan sampel
penelitian yaitu penduduk di Dusun responden pada penelitian ini
Dlingseng, Plengan, dan Tanjung, menggunakan teknik non-probabilty
Desa Banjaroyo, Kecamatan dengan jenis accidental sampling.
Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Kriteria eksklusi pada
Yogyakarta yang berumur 18-65 penelitian ini adalah orang dewasa
tahun, serta telah menyetujui dan dengan kecacatan fisik sehingga
menandatangani informed consent. tidak bisa melakukan aktivitas fisik,
Informed consent yang berisi tentang sedang hamil, tidak menggunakan
informasi penelitian yang sedang obat-obatan rutin serta memiliki
dilakukan, pernyataan ketersediaan penyakit kronis, dan tidak mengikuti
untuk dilakukan pengukuran rangkaian penelitian hingga akhir.
antropometri dan wawancara, serta Responden yang mengikuti penelitian
jaminan kerahasiaan data oleh ini berjumlah 330 responden, hanya
peneliti dan hak responden untuk 236 responden yang masuk ke dalam
keluar dan tidak berpartisipasi dalam kriteria inklusi.
penelitian, diberikan dengan

330 Populasi Penelitian

94 Responden Penelitian Ekslusi


- 52 responden >65 tahun
- 42 memiliki penyakit kronis
(DM, HT, nyeri sendi, bellspasi,
hipotensi, asam urat, asma, jantung,
penyakit tulang belakang)

236 Responden Penelitian


Analisis Statistik

Gambar 1. Proses pengambilan responden

Penelitian yang dilakukan


Pengumpulan Data
telah mendapatkan izin dari
Pengumpulan data yang
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
dilakukan dalam penelitian ini
Dinas Penanaman Modal Dan
adalah mengukur berat badan, tinggi
Pelayanan Terpadu dengan nomor
badan dan aktivitas fisik dengan
surat 070.2/00550/V/2017.
metode wawancara terstruktur yang
Prosedur yang digunakan dalam
mengacu pada pedoman wawancara
penelitian telah disetujui oleh Komisi
kuesioner IPAQ versi Short-Form
Etik Penelitian Kedokteran dan
(IPAQ-SF). Alat pengukur berat badan
Kesehatan Fakultas Kedokteran
yang digunakan adalah timbangan
Universitas Kristen Duta Wacana
digital dengan merek GEA Medical
Yogyakarta Nomor: 447/C.16/FK
dan alat pengukur tinggi badan
/2017. Penelitian melakukan izin di
dengan merek Sature Meter 2 M
kantor Desa Banjaroyo serta kepala
General Care yang telah divalidasi di
Dusun Dlingseng, Plengan, dan
Laboratorium Kalibrasi UPT Metrologi
Tanjung.

81 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

Legal Yogyakarta. Uji pemahaman dengan merek GEA Medical dengan


bahasa kuisioner dilakukan kepada nomor sertifikat 1079/MET/TC-
masyarakat yang memiliki 160/V/2017 dan alat pengukur
karakteristik yang sama dengan tinggi badan dengan merek Sature
responden penelitian yaitu pada Meter 2 M General Care dengan nomor
sekelompok orang di Dusun Duren sertifikat 1079/MET/UP-203/V/
Sawit, Desa Banjaroyo. Analisis data 2017. Pengukuran tinggi badan
statistik dilakukan di Clinical dilakukan dengan cara badan berdiri
Epidemiology and Biostatistic Unit tegak lurus dan kepala, bahu, tumit
(CE&BU) Fakultas Kedokteran menempel pada papan pengukur
Universitas Gajah Mada Yogyakarta tinggi badan. Kepala diselaraskan
yang dioleh dengan progam IBM agar tegak dan pandangan lurus
SPSS 22 dengan taraf kepercayaan kedepan serta lengan berada
95%. disamping badan, tanpa alas kaki.
Pengukuran berat badan dilakukan
Penilaian aktivitas fisik
dengan melepas sepatu atau sendal
Metabolic Equivalent of Task
dan menggunakan pakaian yang
(MET) merupakan satuan yang
ringan sehingga tidak mempengaruhi
digunakan untuk memperkirakan
hasil pengukuran berat badan.29
dari energi yang dikeluarkan dari
Hasil pengukuran berat badan
aktivitas fisik. Bedasarkan Automatic
dan tinggi badan responden menurut
report of International Physical Activity
dimasukkan dalam rumus berikut
Questionnaire (IPAQ) terdapat tiga
untuk mendapatkan nilai indeks
kategori aktivitas fisik yang dapat
massa tubuh:
dihitung dari Metabolic Equivalent of
Task (MET) yaitu kategori berat, 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑘𝑔)
sedang dan ringan. IMT =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑚)×𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑚)
Pengelompokan aktivitas fisik
dalam penelitian ini berdasarkan Pengklasifikasian IMT
pada kuesioner IPAQ [24] yaitu menurut WHO untuk orang Asia
ringan (MET < 600 MET- seperti di Indonesia menjadi 3 yaitu,
menit/minggu), sedang (MET ≥ 600 normal 18,5–22,9 kg/m2, overweight
MET-menit/minggu) dan berat (MET ≥ 23 kg/m2, dan obesitas ≥ 25 kg/m2.
1500-3000 MET-menit/minggu atau Pada penelitian ini IMT sebagai risiko
≥ 3000 MET-menit/minggu). kejadian obesitas dikelompokkan
Pada penelitian ini dilakukan menjadi 2 kategori yaitu kategori
pengelompokan kategori aktivitas berat badan kurang dan normal
fisik menjadi 2 kategori yaitu dengan nilai IMT < 22,9 kg/m2 dan
aktivitas fisik sedang dan tinggi. Pada kategori berat badan berlebih dan
penelitian ini aktivitas fisik ringan obesitas dengan nilai IMT ≥ 23 kg/m2.
hingga sedang dikategorikan menjadi 33,43
aktivitas fisik sedang dan aktivitas
fisik yang berat. Analisis Statistik
Seluruh analisis data
Penilaian Indeks Massa Tubuh dilakukan di Pusat Kajian CE&BU
(IMT) dengan menggunakan program IBM
Penilaian IMT pada penelitian SPSS 22 Lisensi UGM Yogyakarta.
ini dilakukan dengan mengukur Profil karakteristik subjek penelitian
tinggi badan dan berat badan yang ditampilkan berdasarkan uji chi-
telah di validasi di Laboratorium square non-parametrik untuk data
Kalibrasi UPT Metrologi Legal kategori dan uji T-Test independent
Yogyakarta. Alat yang digunakan untuk data nominal. Uji untuk
adalah timbangan berat badan

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 82


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

mengetahui hubungan aktivitas fisik Fakultas Kedokteran Universitas


terhadap kejadian obesitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
berdasarkan Indeks Massa Tubuh dengan Nomor: 447/C.16/FK/2017.
(IMT) dengan menggunakan uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pearson Chi-square. Dalam analisis
uji signifikansi antara data yang Penelitian antara aktivitas fisik
diobservasi dengan data yang dan kejadian obesitas berdasarkan
diharapkan dilakukan dengan taraf Indeks Massa Tubuh dilakukan pada
kepercayaan 95%, nilai p<0,05 warga di Dusun Dlingseng, Dusun
dipertimbangkan signifikan secara Plengan, serta Dusun Tanjung
statistik.11 Analisis ini telah dengan total responden yang
mendapat kajian etik Komisi Etik memenuhi kriteria Inklusi sebanyak
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan 236 orang.

Tabel 1. Profil subjek penelitian Desa Banjaroyo (n = 236)


Aktivitas Fisik
Total
Variabel Sedang Berat
n % n % n %
Umur
36-60 tahun 27 11,11 162 66,67 189 77,78
18-35 tahun 10 4,12 37 15,23 47 19,34
Jenis Kelamin
Wanita 23 9,47 125 51,44 148 60,91
Pria 14 5,76 74 30,45 88 36,21
Pekerjaan
Lain – lain 23 9,47 67 27,57 90 37,04
Petani 14 5,76 132 54,32 146 60,08

Sebagian besar responden Warga Desa Banjaroyo yang


pada Desa Banjaroyo didominasi oleh memiliki aktivitas fisik berat
resonden berjenis kelamin wanita didominasi oleh responden berusia
dengan jumlah 148 orang (60,91%) 36-60 tahun sebanyak 162
dari total 236 responden, sedangkan responden (66,67%), sedangkan
untuk populasi berjenis kelamin pria aktivitas fisik berat pada responden
berkisar 88 orang (36,21%) dengan dengan usia 18-35 tahun hanya 37
rata-rata berumur sekitar 47 tahun. orang (15,23%). Hal ini disebabkan
Hasil analisis profil subjek penelitian karena sebagian besar dari warga
di Desa Banjaroyo dengan jumlah dengan rentang umur tersebut
subjek 236 orang didominasi memiliki profesi sebagai petani.
memiliki rentang umur 36-60 tahun Tingkat aktivitas fisik pada warga
(77,78%) dengan rata-rata berumur Desa Banjaroto hanya tergolong
sekitar 47 tahun (47,44%). Tabel 1 sedang dan berat tanpa ada yang
menunjukan bahwa karakteristik memiliki aktivitas fisik ringan dan
responden pada aktivitas fisik sedang aktivitas fisik berat banyak di
dan berat tidak sama dilihat dari masyarakat pedesaan.35
jumlah masing-masing variable yang
tidak seimbang.

83 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian Desa Banjaroyo


Rerata ± SD
No Variabel Aktivitas fisik Aktivitas fisik
Total
sedang berat
1 Berat Badan (Kg) 57,03 ± 12,22 54,91± 9,78 55,25 ± 10,20
2 Tinggi Badan (m) 1,54 ± 0,08 1,54 ± 0,08 1,54 ± 0,08
3 IMT (Kg/m2) 24,05 ± 3,66 23,35± 3,94 23,46 ± 3,90

Indeks massa tubuh warga berlebih) yaitu 23,46 kg/m2. Tabel 2


Desa Banjaroyo menunjukkan hanya menunjukkan bahwa tidak terdapat
123 orang (40,37%) yang BB berlebih hubungan bermakna proporsi
& obesitas dan 113 orang (41,95%) masing-masing variabel pada
yang memiliki BB kurang & normal. aktivitas fisik responden, kecuali
IMT rata-rata yang didapat masuk pada IMT.
dalam rentang risiko obesitas (BB

Tabel 3. Hasil analisis aktivitas fisik terhadap IMT


BB berlebih BB kurang &
IK
Variabel & Obesitas Normal OR Nilai p
95%
n % n %
Aktivitas Sedang 23 9,75 14 5,93 0,30 –
0,62 0,18a
Fisik Berat 100 42,37 99 41,95 1,26
Total 123 52,12 113 47,88
aPearson Chi-Square (<0,05 = berhubungan bermakna)

Pada Tabel 3 data menunjukkan tidak terdapat


menunjukkan tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik
hubungan yang bermakna antara dengan obesitas. Secara praktis
aktivitas fisik dengan kejadian aktivitas fisik yang kurang
obesitas (p=0,18). Pada ibu-ibu merupakan faktor utama kegemukan
rumah tangga di Ujung Pandang dan obesitas, kurangnya aktivitas
Baru Makassar menunjukkan tidak fisik akan mempengaruhi
terdapat hubungan bermakna antara keseimbangan pemasukan dan
kejadian obesitas dengan variabel pengeluaran energi seseorang
aktivitas fisik (p=0,380). Pada wanita sehingga dapat menyebabkan
usia subur peserta jamkesmas di obesitas.30,35,38
Puskesmas Wawosana di Manado

Tabel 4. Hasil analisis faktor-faktor lain yang mempengaruhi IMT


BB berlebih BB kurang &
Variabel & Obesitas Normal OR IK 95% Nilai p
n % n %
Jenis Perempuan 79 33,47 69 29,24
Kelamin Laki-laki 44 18,64 44 18,64 1,15 0,68 – 1,94 0,62a
Total 123 52,12 113 47,88
36-65 103 43,64 86 36,44
Umur
18-35 20 8,47 27 11,44 1,62 0,85 – 3,08 0,14a
Total 123 52,12 113 47,88
Lain-lain 55 23,31 35 14,83
Pekerjaan
Petani 68 28,81 78 33,05 1,80 1,06 – 3,08 0,03a
Total 123 52,12 113 47,88
aPearson Chi-Square (<0,05 = berhubungan bermakna)

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 84


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

Faktor penyebab obesitas atau olahraga serta semua intensitas


selain aktivitas fisik seperti jenis kegiatan yang dilakukan selama
kelamin, usia, tingkat stress, sosial seminggu, namun responden hanya
demografi atau pekerjaan, status sering mengingat kegiatan apa yang
merokok, tingkat konsumsi energi dilakukan tetapi tidak dapat
dan lemak yang tidak seimbang juga memperkirakan intensitas waktu
dapat dipertimbangkan mem- yang digunakan secara tepat
pengaruhi hasil tersebut. Semakin sehingga dapat menimbulkan bias
berat stress seseorang semakin tinggi pada hasil pengukuran aktivitas fisik.
risiko obesitas, dan semakin tua usia Hal ini juga dikonfirmasi pada
semakin tinggi risiko obesitas, penelitian lain yang menggunakan
namun pada penelitian ini umur IPAQ untuk mengukur aktivitas fisik.
tidak menunjukkan hasil yang Penggunaan IMT untuk mengukur
bermakna (nilai p=0,14). Penelitian status berat badan di populasi dan
ini memang didominasi oleh menjadi skrining awal untuk
perempuan yang memiliki risiko mengidentifikasi adanya potensi
obesitas lebih besar dibandingkan permasalahan berat badan sudah
laki-laki, namun hasil yang didapat tepat dipilih, namun tidak dapat
tidak menunjukkan adanya dipungkiri pengukuran IMT masih
hubungan yang bermakna (nilai kurang spesifik. IMT tidak dapat
p=0,62). Hubungan faktor sosial membedakan massa otot dengan
demografi dan kegemukan pada lemak, sehingga perlu dilakukan
penduduk dewasa di Indonesia tahun pengukuran lebih lanjut yang lebih
2007 dan 2010 menyatakan bahwa spesifik.8,39,38
kelompok dewasa dengan jenis
KESIMPULAN
kelamin wanita, status ekonomi
semakin kaya merupakan kelompok Penelitian tentang hubungan
yang paling rentan terhadap antara aktivitas fisik dan kejadian
terjadinya kegemukan. Pada variabel obesitas telah dilakukan pada warga
pekerjaan, yang didominasi oleh Desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulon
petani, menunjukan adanya Progo, D.I. Yogyakarta dengan total
hubungan yang bermakna (nilai responden sebanyak 236 orang dan
p=0,03) dengan kejadian obesitas. didapati kejadian BB berlebih &
Petani termasuk jenis pekerjaan obesitas sebesar 52,12% yang
dengan aktivitas fisik berat dan didominasi oleh warga dengan
responden dengan pekerjaan sebagai rentang usia 36-65 tahun berjenis
petani memiliki tingkat kejadian kelamin wanita. Hasil analisis uji
obesitas lebih kecil dibandingkan Chi-Square (p>0,05; p=0,18)
dengan pekerjaan lain.9,32,36,42 menunjukkan bahwa tidak terdapat
Penelitian ini memiliki hubungan yang bermakna antara
beberapa keterbatasan seperti aktivitas fisik terhadap kejadian
penggunaan kuesioner yang obesitas berdasarkan indeks massa
membutuhkan data aktivitas fisik 1 tubuh.
minggu sebelumnya, sehingga DAFTAR PUSTAKA
terdapat kemungkinan bias dalam
mengingat aktivitas fisik dengan 1. Asia Pacific Cohort Studies
intensitasnya. Kuesioner IPAQ Collaboration. The Burden of
memang cukup sederhana, kuesioner Overweight and Obesity in The
ini juga tepat digunakan jika ingin Asia-Pacific Region. Obes.Rev
menilai semua kegiatan yang 2007; 8: 191-196.
mengeluarkan tenaga dalam 2. Badan Penelitian dan
seminggu tidak hanya kegiatan berat Pengembangan Kesehatan

85 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

Departemen RI. Laporan Hasil 10. Dahlan MS. Besar Sampel Dalam
Riset Kesehatan Dasar Provinsi Penelitian Kedokteran Dan
DI Yogyakarta tahun 2007. Kesehatan, Epidimiologi
Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta, 2016; hal.
RI: 2009;36. 13-16.
3. Badan Penelitian dan 11. Dahlan MS. Statistika Untuk
Pengembangan Kesehatan kedokteran dan Kesehatan.
Departemen RI. Laporan Hasil Epidemiologi Indonesia. Jakarta:
Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: 2016; hal 7,235.
Departemen Kesehatan RI: 2013; 12. Damasanti R. Hubungan Indeks
1-306. Massa Tubuh Dengan Aktivitas
4. Berrington DGA, Hartge P, Fisik Wanita Di Perumahan
Cerhan JR, Flint AJ, Hannan L, Gedongan Colomadu
Maclnnis RJ, et al. Body-mass Karanganyar. Universitas
index and mortality among 1,46 Muhammadiyah Surakarta;
million white adults. The New 2012.
England journal of medicine 13. Dewi UP. Hubungan Antara
2010; 363 (23): 211-9. Densitas Energi Dan Kualitas
5. Brock DW,Thomas O, Cowan CD, Diet Dengan Indeks Massa Tubuh
Allison DB, Gaesser GA, Hunter (Imt) Pada Remaja. Universitas
GR. Association between Diponegoro Semarang; 2013.
insufficiently physically active 14. Flagel KM, Kit BK, Orpana H,
and the prevalence of obesity in Graubard BI. Association of All-
the United States. J. Phys. Activ Cause Mortality With Overweight
2009; Health; 6:1-5. and Obesity Using Standard Body
6. Brown DR, Heath GW, Martin SL. Mass Index Categories. American
Physical Activity Medical Association. 2013; 309
Recommendations. In: J. E. (1), 71-82.
Fulton and H. W. Kohl III, eds. 15. Flegal KS, Margaret DC, Brian
Promoting Physical Activity, KK, Cynthia LO., 2012.
2010. Human Kinetics; 27. Prevalence of Obesity and Trends
7. Cassidy S, Chau JY, Catt M, in the Distribution of Body Mass
Bauman A, Trenell MI. Low Index Among US Adults 1999-
Physical Activity, High Television 2010. JAMA [internet]. 2012
Viewing And Poor Sleep Duration [cited 2017 November 15]; 307
Cluster In Overweight And Obese (5), 493.
Adults. International Journal of 16. Fogelholm M. Physical Activity,
Behavioral Nutrition and Physical fitness and fatness: Relations to
Activity 2017; 14;5 : 1-10. mortality, morbidty and disease
8. Centers for Disease Control and risk factors. A systematic review.
Prevention: Body Mass Obesity Reviews [internet]. 2012
Index.CDC[Internet].2015[cited [cited 2017 November 17]; 11(3),
2017 November 26] available 202-221.
from : http://www.cdc.gov/ 17. Gibbons H. Overweight and
healthyweight/assessing/bmi/ad Obesity. NIHLBI [online]. 2012
ult_bmi/index.html [cited 2017 November 18];
9. Choi BS, Yang PL, Dobson M, available: https://www.nhlbi.
Landsbergis P, et al. Sedentary nih.gov/ health/health-
Work, Low Physical Job Demand, topics/topics/obe accessed 9
and Obesity in US Workers. Desember 2017.
American Journal of Industrial 18. Gonzalez AB, Hartge P, Cerhan
Medicine. Wiley- Liss; 2010: 1-14. JR, Flint AJ, Hannan L, Maclnnis

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 86


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

RJ, et al. Body Mass Index and Factors for Overweight and
Mortality Among 1.46 Million Obesity and Degenerative
White Adults. The New England Diseases Among Young Adults in
Journal Of Medicine Indonesia. Journal of the ASEAN
[online].2010 [cited 2017 Federation of Endocrine Societies
November 19]; 363 (23), 2211- [online]. 2012. [cited 2017
2219. November 21]; 27(1): 77–81. doi:
19. Goyton & Hall. Textbook Of 10.15605/jafes.027.01.12.
Medical Physiology. 12th Ed. 28. Asupan energi dan aktivitas fisik
USA: Saunders Elsevier; 2011. dengan kejadian obesitas sentral
20. Harikedua VT dan Tando. pada ibu rumah tangga di
Aktivitas Fisik Dan Pola Makan kelurahan ujung pandang baru
Dengan Obesitas Sentral Pada kecamatan tallo kota makassar.
Tokoh Agama di Kota Manado. Mustamin. Media Gizi Pangan
GIZIDO [online].2012; 4 (1): 289- [online].2010. [cited 2017
298. November 23]; 10 (2): hal 60-65.
21. Hatma RD. Sosial Determinan 29. National Health and Nutrition
dan Faktor Risiko Examination Survey (NHANES).
Kerdiovaskular. Buletin Jendela Anthropomerty Procedures
Data & Informasi Kesehatan. Manual In: Examination Protocol.
2012; 2(2): 17-18. CDC. 2007: 3-3.
22. Hills AP, Andersen LB, and Byrne 30. Novitasary MD, Mayulu N,
NM. Physical activity and obesity Kawnginan S, Hubungan antara
in children. British journal of Aktivitas Fisik dengan Obesitas
sports medicine [online].2011; 45 pada Wanita Usia Subur Peserta
(11): 866-870. Jamkesmas di Puskesmas
23. Inoue S and Zimmet P. The Asia- Wawonasa Kecamatan Singkil
Pacific Perspective: Redefining Manado, J e-Biomedik (eBM)
Obesity and Its Treatment. [internet].2013 [cited 2017
Australia: Health November 23]; 1(2): 1040-1046.
Communications Australia. 31. Ramadhaniah, Julia M, Huriyati
2000. E. Durasi Tidur, Asupan Energi,
24. International Physical Activity Dan Aktivitas Fisik Dengan
Questionnaire. Guidelines for Kejadian Obesitas Pada Tenaga
Data Processing and Analysis of Kesehatan Puskesmas. J Gizi
the International Physical Activity Klinik Indonesia [internet]. 2014
Questionnaire (IPAQ) Short and [cited 2017 November 2017 23];
Long Forms. 2005. 3-6. 11 (2): 85-96.
25. Kementrian Kesehatan. Profil 32. Sari K, dan Amaliah N.
Kesehatan Indonesia Tahun Hubungan Faktor Sosial
2013. Jakarta: Kementerian Demografi Dan Kegemukan Pada
Kesehatan RI; 2014: 122. Penduduk Dewasa di Indonesia
26. Lian CW, Hazmi H, Thon CC, Tahun 2007 Dan 2010 (Analisis
Muda WM. Physical Activity and Data Riskesdas 2007 Dan 2010).
Cardiovascular Risk Factors J Ekologi Kesehatan [internet].
Among Malays In Selected Rural 2014 [cited 2017 November 23];
and Urban Communities In 13 (4): 328-339.
Sarawak. Malaysian Journal of 33. Segal LM, Rayburn J, Martin A.
Public Health Medicine The State of Obesity. Robert Wood
[online].2015; 15 (3): 104-111. Johnson Foundation. 2016; 20.
27. Mihardja L and Soetrisno U.
Prevalence and Determinant

87 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

34. Stern JS and Kazaks, A Obesity A 41. Wanner M, Martin BW,


Reference Handbook. England: Autenrieth CS, Schaffner E, Meier
ABC-CLIO. 2009. F, et al. Associations between
35. Sudikno, Milla H, and Besral. domains of physical activity,
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan sitting time, and different
Kejadian Obesitas Pada Orang measures of overweight and
Dewasa Di Indonesia (Analisis obesity. Preventive Medicine
Data Riskesdas 2007). J of The Reports. 2016;3: 177–184.
Indonesian Nutrition Association 42. Widiantini W, Tafal Z. Aktifitas
[internet].2010 [cited 2017 Fisik, Stres, dan Obesitas pada
November 24]; 33(1): 37-49. Pegawai Negeri Sipil Jurnal
36. Sundari E, Masdar H, Rosdiana Kesehatan Masyarakat. 2014;
D. Angka Kejadian Obesitas 8(7): 335.
Sentral Pada Masyarakat Kota 43. Widjaja FF, Santoso LA, Barus
Pekanbaru. Jom FK. 2(2):1-16. NRV, Pradana GA, Estetika C.
37. Sunu UFS. Hubungan Aktivitas Prehypertension and hypertension
Fisik Terhadap Rasio Kolesterol among young indonesian adults at
Total/HDL Pada Masyarakat Di a primary health care in a rural
Desa Kepuhharjo Kecamatan area. Med J Indian. 2013; 22:39-
Cangkringan Sleman Yogyakarta. 45.
Fakultas Farmasi Universitas 44. Woodrow G. Body Composition
Sanata Dharma. 2016:5. Analysis Techniques In The Aged
38. Tomioka K, Iwamoto J, Saeki K, Adult: Indications And
Okamoto N. Reliability and Limitations. Current Opinion in
Validity of the International Clinical Nutrition and Metabolic
Physical Activity Questionnaire Care. 2009 (12): 8-14.
(IPAQ) in Elderly Adults: The 45. World Health Organization (WHO)
Fujiwara-kyo Study. Japan World Health Statistics.
Epidemiological Association. WHO[Online}. 2012.Available
2011;21(6):459-465. from
39. Utami TW, Bebasari E, Ernalia Y. http://www.who.int/gho/public
Relationship Of Physical Activity ations/world_health_statistics/2
Levels With Genesis Obesity In 012/en/
Faculty Of Medicine University Of 46. World Health Organization Global
Riau Generation 2012 & Health Observatory (GHO) Data.
2013.JOM FK. 2015; 2(2). 2016. Available from
40. Wanner M, Gotschi T, Diener EM, http://www.who.int/gho/ncd/ri
Kahlmeier S, Martin BW. Active sk_factors/overweight_text/en/
Transport, Physical Activity, and 47. World Health Organization,
Body Weight in Adults a Obesity, WHO [Online]. 2017.
Systematic Review. American http://www.who.int/dietphysical
Journal of Preventive Medicine. activity/childhood_what/en/
2012; 42(5): 493–502.

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 88

Anda mungkin juga menyukai