Disusun oleh :
TAHUN 2019/20120
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Asuhan Keperawatan
Hirschprung tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
keperawatan anak II
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak,
penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang turut membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca. Meskipun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan, karena tak ada satupun yang sempurna di dunia ini,
demikian dengan tulisan ini. Oleh karena itu, kritik yang membangun kami harapkan dari
para pembaca, demi penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
A. Definisi hirschprung........................................................................................................6
B. Klasifikasi glaukoma.......................................................................................................6
C. Etiologi............................................................................................................................7
D. Patofisiologi....................................................................................................................7
E. Phatways.........................................................................................................................8
F. Manifestasi klinis............................................................................................................9
G. Pemeriksaan penunjang..................................................................................................9
H. Penatalaksanaan............................................................................................................10
BAB III....................................................................................................................................13
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................13
A. Pengkajian.....................................................................................................................13
B. Diagnosa keperawatan..................................................................................................15
C. Intervensi keperawatan..................................................................................................15
D. Evaluasi.........................................................................................................................18
BAB IV....................................................................................................................................19
PENUTUP...............................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi hirschprung
Hirschprung adalah kelainan bawaan berupa obstruksi usus akibat dari tidak
adanya sel-sel ganglion parasimpatik pada dinding saluran intestinal lapisan submukosa,
dan biasa terjadi pada calon bagian distal (Fitri Purwanto, 2001). Hirschprung
merupakan suatu kelainan bawaan berupa aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter
ani internal ke arah proksimal dengan panjang bervariasi dan termasuk anus sampai
rektum. Juga dikatakan sebagai kelainan kongenital dimana tidak terdapatnya sel
ganglion parasimpatis dari pleksus auerbact di kolon (A. Aziz Alimul Hidayat,2006).
B. Klasifikasi
1. Segmen Pendek
C. Etiologi
Sedangkan menurut (Amiel, 2001) penyebab hisprung tidak diketahui, tetapi ada
hubungan dengan kondisi genetic Mutasi pada Ret proto-onkogen telah dikaitkan dengan
neoplasia endokrin 2A atau 2B pada penyakit Hirschsprung familiar (Edery, 1994). Gen
lain yang berhubungan dengan penyakit Hirschsprung termasuk sel neurotrofik glial
yang diturunkan dari factor gen, dari factor gen endhotelin-B, dan gen endothelin -3
(Marches, 2008).Penyakit Hirschprung juga terkait dengan Down syndrome, sekitar 5-
15% dari pasien dengan penyakit Hirschprung juga memiliki trisomi 21 (Rogers, 2001).
D. Patofisiologi
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol
kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen
aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian
usus yang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan
dibagian Colon tersebut melebar.
E. Phatways
F. Manifestasi klinis
a. Kegagalan dalam dalam mengeluarkan feses dalam hari pertama atau kedua
kelahiran.
b. Muntah : mencakup muntahan cairan hijau disebut bile-cairan pencernaan
yang diproduksi di hati.
c. Konstipasi atau gas.
d. Diare
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a) Kimia darah : Pada kebanyakan pasien temuan elektrolit dan panel renal
biasanya dalam batas normal. Anak dengan diare memiliki hasil yang sesuai
dengan dehidrasi. Pemeriksaan ini dapat membantu mengarahkan pada
penatalaksanaan cairan dan elektrolit.
2. Pemeriksaan Radiologi
a) Foto polos abdomen dapat menunjukan adanya loop usus yang distensi
dengan adanya udara dalam rectum.
b) Barium enema
Jangan membersihkan kolon bagian distal dengan enema sebelum
memasukkan kontras enema karena hal ini akan mengaburkan gambar
pada daerah zona transisi.
Kateter diletakkan didalam anus, tanpa mengembangkan balon, untuk
menghindari kaburnya zona transisi dan beresiko terjadinya peforasi. foto
segera diambil setelah injeksi kontras, dan diambil lagi 24 jam kemudian.
Colon bagian distal yang menyempit dengan bagian proksimal yang
mengalami dilatasi merupakan gambaran klasik penyakit Hirschsprung.
Akan tetapi temuan radiologis pada neonatus lebih sulit diinterpetasi dan
sering kali gagal memperlihatkan zona transisi.
3. Biopsi
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
2. Konservatif
Pada perawatan pre operasi harus diperhatikan juga kondisi klinis anak – anak
dengan mal nutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan sampai status fisiknya
meningkat. Hal ini sering kali melibatkan pengobatan simptomatik seperti enema.
Diperlukan juga adanya diet rendah serat, tinggi kalori dan tinggi protein serta
situasi dapat digunakan nutrisi parenteral total.
I. Komplikasi
1. Gawat pernafasan akut
2. Enterokolitis akut
3. Triktura ani pasca bedah
4. Inkontinensia jangka panjang
5. Obstruksi usus
6. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
7. Konstipasi
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan
kelainan tunggal. Jarang pada bayi prematur atau bersamaan dengan kelainan
bawaan lain. Pada segmen aganglionosis dari anus sampai sigmoid lebih sering
ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Sedangkan kelainan
yang melebihi sigmoid bahkan seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama
banyak pada anak laki-laki dan perempuan (Ngastiyah, 1997).
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Obstipai merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias yang
sering ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam
setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna hijau. Gejala lain adalah
muntah dan diare.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan kelainan bawaan yaitu obstruksi usus fungsional. Obstruksi
total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan evakuasi
mekonium. Bayi sering mengalami konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala
ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti
dengan obstruksi usus akut. Namun ada juga yang konstipasi ringan,
enterokolitis dengan diare, distensi abdomen, dan demam. Diare berbau busuk
dapat terjadi
c. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya penyakit
Hirschsprung
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik fokus pada area abdomen, lipatan paha, dan rectum
akan didapatkan
b. Auskultasi: Pada fase awal didapatkan penurunan bising usus, dan berlanjut
dengan hilangnya bisng usus.
b. Risiko ketidakseimbangan volume cairan tubuh b.d keluar cairan tubuh dari
muntah, ketidakmampuan absorbs air oleh intestinal
C. Intervensi keperawatan
No
Diagnosa NOC NIC
dx
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
2. Pengetahuan Terbatas
3. Pengetahuan Sedang
4. Pengetahuan Banyak
5. Pengetahuan sangat
banyak
D. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada hisrchprung untuk pencapaian kualitas keperawatan
secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka
penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.