Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 3 1

REVIEW JURNAL : KLASIFIKASI DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI DARI


SENYAWA AKTIF FLAVONOID

Faizal Alfaridz, Riezki Amalia


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat
Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363Telp. / Fax. (022) 7796200
Email: faizal15003@unpad.mail.ac.id

ABSTRAK
Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder penting pada tumbuhan. Secara umum
klasifikasi flavonoid terdiri dari flavon, flavonol, flavanol, flavanone, ansotianidin, dan kalkon.
Klasifikasi flavonoid ini tergantung pada perbedaan substitusi struktur flavonoid dan perbedaan
ini menyebabkan aktivitas farmakologi yang beragam. Perbedaan aktivitas farmakologi flavonoid
diantaranya adalah sebagai anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-diabetes, dan anti-bakteri. Pada studi
pustaka ini akan dibahas aktivitas farmakologi potensial flavonoid sebagai anti-oksidan.
Kata Kunci : Flavonoid, Klasifikasi, Anti-oksidan

ABSTRACT
Flavonoids are one of the important secondary metabolites in plants. Thus, flavonoids
classification are flavones, flavonols, flavanols, flavanones, anthocyanins, and chalcone. This
classification depends on the substitution of the flavonoid structure and leads to various
pharmacological activities. Differences in pharmacological activities of flavonoids are as anti-
inflammatory, anti-oxidant, anti-diabetic, and anti-bacterial. This literature study will be
focusing potential pharmacological activities of flavonoids as anti-oxidants.
Keywords : Flavonoids, Classification, Antioxidant

1. Pendahuluan dengan biosintesis menggunakan jalur


Metabolit sekunder pada tanaman fenilpropanoid. Flavonoid pada tumbuhan
telah diketahui memberikan efek berperan memberi warna, rasa pada biji,
farmakologis, diantaranya antioksidan, bunga, dan buah serta aroma (Mierziak et
sitotoksik, antimikroba dan antivirus al., 2014), serta melindungi tumbuhan dari
(Hassanein et al., 2015). Salah satu pengaruh lingkungan, sebagai antimikroba,
metabolit sekunder yang penting pada dan perlindungan dari paparan sinar UV.
tumbuhan adalah flavonoid yang merupakan Dalam bidang kesehatan, flavonoid berperan
turunan dari 2-phenyl-benzyl-γ-pyrone sebagai anti bakteri, anti oksidan, anti
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 2
inflamasi, dan anti diabetes (Panche et al., 2.1. Klasifikasi Flavonoid dan
Strukturnya
2016).
Dalam perkembangannya, hingga 2.1.1. Flavon
tahun 2011 ditemukan lebih dari 9000 Flavon merupakan flavonoid yang sering
flavonoid dan telah digunakan untuk ditemukan pada daun, buah dan bunga dalam
suplemen kesehatan (Wang et al., 2018). bentuk glukosida. Beberapa contoh senyawa
Flavonoid dibagi menjadi beberapa sub- flavon adalah : apigenin, luteolin, luteolin-7-
kelompok berdasarkan substitusi karbon glukosida, akatekin, dan baicalin (Cushnie
pada gugus aromatik sentral (C). Sub- and Lamb, 2005). Struktur flavon sendiri
kelompok tersebut adalah: flavon, flavonols, terdiri dari ikatan rangkap antara posisi
flavanone, flavanol/ katekin, antosianin dan 2′dan 3′, serta memiliki keton pada posisi 4.
kalkon (Panche et al., 2016). Review ini Sebagian besar flavon memiliki gugus
membahas tentang aktivitas farmakologi hidroksil pada posisi 5. Tanaman yang
flavonoid serta klasifikasi flavonoid banyak mengandung flavon diantaranya
berdasarkan struktur dan aktivitas adalah seledri, kamomil, daun mint, dan
farmakologinya. ginkgo biloba (Panche et al., 2016).
2. Pokok Bahasan
Flavonoid merupakan kelompok
polifenol dan diklasifikasikan berdasarkan
struktur kimia serta biosintesisnya (Seleem
et al., 2017). Struktur dasar flavonoid terdiri
dari dua gugus aromatik yang digabungkan Gambar 1. Struktur Kerangka Flavon
oleh jembatan karbon (C6-C3-C6) (Uzel et (Cushnie and Lamb, 2005).
al., 2005). Flavonoid diklasifikasikan
sebagai flavon, flavanone, flavonol, katekin, 2.1.2. Flavonol
flavanol, kalkon dan antosianin (Panche et Flavonol merupakan flavonoid dengan
al., 2016). Pembagian kelompok flavonoid gugus keton. Senyawa flavonol diantaranya
didasarkan pada perbedaan struktur terutama adalah kuersetin, mirisetin, fisetin, galangin,
pada substitusi karbon pada gugus aromatik morin, rutin, dan robinetin (Cushnie and
sentral dengan beragamnya aktivitas Lamb, 2005). Perbedaan antara flavonol
farmakologi yang ditimbulkan (Wang et al., dengan flavon terdapat pada gugus di posisi
2018). 3 pada cincin C yang memungkinkan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 3
terjadinya glikosilasi.Aktivitas farmakologi ikatan rangkap diantara posisi 2 dan 3 dan
yang dimiliki flavonol adalah antioksidan. ini yang membedakan dengan flavon.
Gugus aromatic cincin B merupakan gugus Tumbuhan yang banyak mengandung
yang bertanggung jawab atas aktivitas flanavon adalah jeruk, anggur dan lemon
flavonol karena ikatan rangkap konjugasi (Panche et al., 2016). Aktivitas farmakologi
pada nomor 2′ dan 3′ memiliki kemampuan flavanone adalah antioksidan dan
untuk perpindahan elektron dari cincin B antiinflamasi. Sebagai antioksidan flavanone
menuju radikal bebas dan memecah radikal berperan dalam memecah radikal bebas oleh
bebas (Makris et al., 2006). Tanaman yang gugus OH sedangkan pada antiinflamasi
banyak mengandung flavonol adalah: tomat, flavanone menginhibisi pembentukan sitokin
apel, anggur, bawang, beri dan lain lain pro-inflamasi pada makrofaga, mengurangi
(Panche et al., 2016). produksi nitrat dan nitrit yang menjadi
indikator proses inflamasi (Bodet et al.,
2008; Inês Amaro et al., 2009).

Gambar 2. Struktur Kerangka Flavonol


(Kumar and Pandey, 2013)
Gambar 3. Struktur Kerangka Flavanon
2.1.3. Flavanon (Cushnie and Lamb, 2005).
Flavanon merupakan flavonoid yang
paling banyak terdapat pada famili
Compositae, Leguminosae dan Rutaceae. 2.1.4. Flavanol
Senyawa itu terdapat pada akar, batang, Flavanol atau disebut juga katekin,
bunga, buah, biji, dan rizoma (Brodowska, merupakan derivat dari flavanone dengan
2017). Senyawa flavanol diantaranya adalah penambahan gugus hidroksi. Perbedaan yang
naringin, naringenin, ponkiretin, mencolok yaitu tidak adanya ikatan rangkap
pinocembrin, dan lonchocarpol A (Cushnie pada posisi 2 dan 3 serta gugus hidroksi
and Lamb, 2005). Ciri dari flavanon ini yang selalu menempel di posisi 3 pada
adalah cincin C yang saturasi, memiliki cincin C (Panche et al., 2016). Flavanol
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 4
banyak ditemukan pada tumbuhan seperti penting pada penyakit kardiovaskular
teh, kiwi, apel, kokoa, dan anggur merah. dengan mekanisme menekan ekspresi pada
Mengkonsumsi flavanol sebanyak 176-185 vascular endotheliat growth factor (VEGF),
mg terbukti menstimulasi kadar nitrit oksida mengaktivasi protein kinase p38 mitogen
pada darah perokok dengan mekanisme dan kinase pada c-Jun N-terminal(JNK)
meningkatkan dilatasi pembuluh darah. (Oak et al., 2006).
Senyawa flavanol diantaranya adalah
katekin, epikatekin, dan galokatekin yang
dapat dibagi lagi menjadi turunan yang lebih
kompleks (Brodowska, 2017).

Gambar 5. Struktur Kerangka Antosianidin


(Cushnie and Lamb, 2005).

2.1.6. Kalkon
Gambar 4. Struktur Kerangka Flavanol Merupakan flavonoid yang unik karena
(Cushnie and Lamb, 2005). dibedakan dengan tidak adanya cincin
aromatik Cyang merupakan basis rangka
2.1.5. Antosianidin dari flavonoid itu sendiri. Senyawa kalkon
Merupakan pigmen yang bertanggung diantaranya adalah phloridzin, arbutin,
jawab terhadap warna pada tumbuhan. phloretin, dan chlarconaringenin (Panche
Antosianidin ini banyak ditemukan pada etal., 2016). Aktivitas farmakologi yang
kokoa, sereal, kacang-kacangan, madu, teh telah diteliti Hatti et al. (2009) menunjukan
dan beri-berian (Brodowska, 2017; Panche potensi sebagai steroid-genesis modulator
et al., 2016). Antosianidin yang umum pada enzim 3β-hydroxysteroid
ditemukan adalah aglikon dengan struktur dehydrogenase (HSD), dan 17β-HSD.
dasarnya flavylium. Senyawa yang paling Umumnya kalkon ditemukan pada tumbuhan
banyak ditemukan adalah cyanidin, seperti tomat, stroberi, pir, beri-berian dan
pelargonidin, delphinidin, malvidin, gandum (Panche et al., 2016).
petunidin, dan peonidin (Brodowska, 2017).
Akvitas farmakologi antosianidin berperan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 5
silico yang dilakukan oleh Madeswaran et
al. (2011) antara flavonoid dan obat standar
Celecoxib menunjukan bahwa flavonoid dari
golongan flavonol, flavon, dan isoflavon
potensial sebagai anti-inflamasi. Hal ini
dibuktikan dengan energi ikatan flavonoid
Gambar 6. Struktur Kerangka Kalkon pada situs siklooksigenase yaitu -8.77
(Cushnie and Lamb, 2005). kcal/mol hingga 6.24 kcal/mol yang tidak
berbeda jauh jika dibanding standar
2.2.Penelitian Terkait Aktivitas Celecoxib (-8.30 kcal/mol) (Madeswaran et
Farmakologi dari Flavonoid
al., 2012). Menurut Sangeetha et al. (2016)
2.2.1. Anti-Inflamasi flavonoid sebagai anti-inflamasi bekerja
Inflamasi adalah peradangan sebagai dengan cara memproduksi pro inflamatori
akibat mekanisme perlindungan diri mediator menstimulasi sel yang berkaitan
terhadap zat asing yang masuk ke dalam dengan inflamasi seperti limfosit, monosit,
tubuh. Saat zat asing masuk ke dalam tubuh, natural killer sel, neutrophil, makrofaga, dan
tubuh bereaksi dengan melepaskan senyawa sel mastosit.
prostaglandin, leukotriene, interleuin, nitrit 2.2.2. Anti-Oksidan
oksida, dan proinflamatori sitokin (Wang et Flavonoid erat kaitannya dengan
al., 2018). Inflamasi terjadi akibat integrasi antioksidan karena memiliki kemampuan
enzim COX-1 dan COX-2 dengan untuk memecah radikal bebas (Jung et al.,
prostaglandin, enzim COX-2 yang 2003). Mekanisme pencegahan radikal bebas
dihasilkan maka akan menstimulasi rasa oleh flavonoid dapat dibagi menjadi tiga
sakit. Umumnya sifat anti-inflamasi ini yaitu: memperlambat pembentukan Reactive
diakibatkan oleh ikatan rangkap karbon Oxygen Species (ROS), memecah ROS dan
dengan karbon. Ikatan rangkap ini bekerja meregulasi/proteksi dengan antioksidan
dengan cara menginhibisi ikatan protein (Halliwell and Gutteridge, 1998). Penelitian
kinase serin-treonin pada situs katalitik lebih lanjut oleh Procházková et al. (2011)
enzim. Apabila enzim ini berikatan dengan menunjukan flavonoid juga menstimulasi
protein kinase serin-treonin akan enzim antioksidan internal, supresi enzim
menyebabkan aktivasi sel yang melibatkan terkait pembentukan radikan bebas, dan
sistem imun (Tuñón et al., 2009). Studi in mengikat logam. Gugus hidroksi yang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 6
terdapat pada cincin B dianggap mempunyai
peran penting dalam pemecahan ROS
(Halliwell and Gutteridge, 1998). Menurut
Sangeetha et al. (2016) gugus hidroksil
diyakini yang paling berperan dalam proses
pemecahan radikal bebas karena dapat
melakukan proses donor hidrogen. Hal ini
juga didukung oleh penelitian Korkina &
Gambar 7. Proses Pemecahan ROS (R′) oleh
Afanasev (1996) yang menyatakan gugus
Flavonoid (Kumar and Pandey, 2013).
hidroksi pada flavonoid memiliki reaktivitas
yang tinggi sebagai donor hidrogen akan
2.2.3. Anti-Diabetes
menstabilkan radikan bebas. Kapasitas
Penyakit diabetes melitus merupakan
flavonoid sebagai antioksidan secara in vitro
keadaan dimana glukosa darah berlebih dan
telah dibuktikan dengan banyak studi
insulin tidak dapat mengkompensasi
penunjang bertahun-tahun kebelakang dan
kelebihan glukosa tersebut (Wang et al.,
dianggap potensial untuk dilakukan
2018).Penelitian yang dilakukan oleh Zhang
pengembangan pada industri obat maupun
et al. (2015) menunjukan bahwa buah
makanan (Panche et al., 2016). Gambar 7
bayberry memiliki efek farmakologis yang
menunjukan proses pemecahan ROS yang
berperan penting pada sel HepG2 berkaitan
melibatkan gugus hidroksi pada cincin
dengan metabolisme glukosa pada hati.
aromatik B yang mendonorkan hidrogen dan
Dalam sel HepG2 terdapat Sodium-Glucose
elektron kepada gugus radikal hidroksil,
Cotransporter (SGLT) yang mengatur kadar
peroksil dan peroksinitrat menjadi tidak
glukosa darah. Pada pasien diabetes SGLT
berbahaya.
mengalami mutasi dan menyebabkan
keadaan hiperglikemi. Flavonoid memiliki
gugus C-Aryl glucoside yang menginhibisi
SGLT dengan mekanisme memutus ikatan
glikosida pada SGLT (Washburn, 2009).
Flavonoid jenis kalkon dianggap potensial
sebagai antidiabetes karena efektif sebagai
Alfa-glukosidase yang berfungsi mengatur
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 7
homeostasis gula (Hummel et al., 2012). and Pandey, 2013). Contoh flavonoid yang
Selain itu, katekin pada teh hitam sangat telah terbukti mempunyai aktivitas
potensial sebagai anti-diabetes karena dapat antibakteri adalah apigenin, galangin,
menstimulasi Alfa-amilase dan Alfa- naringenin, epigalokatekin galat, dan
glukosidase yang dapat memecah derivatnya, flavon, dan isoflavon (Cushnie
karbohidrat (Brodowska, 2017). Secara and Lamb, 2005). Penelitian yang dilakukan
umum, flavonoid menstimulasi enzim yang Wang et al. (1992) menunjukan
terdapat pada manusia dengan mekanisme pengkompleksan 5-hidroksi-7,4′-
terlampir pada tabel berikut : dimetoksiflavon dengan logam metal
meningkatkan aktivitas antibakteri. Aktivitas
Tabel 1. Mekanisme Flavonoid dalam ini diakibatkan oleh 3,4-hidroksi pada cincin
Mencegah Diabetes (Sangeetha et al., 2016) C. Dengan adanya gugus hiroksi tersebut
Stimulasi Enzim Mekanisme flavonoid akan membentuk kompleks
α-glucosidase Memecah dengan protein pada bakteri dan melisis
karbohidrat, membran bakteri tersebut (Cushnie and
membantu absorpsi Lamb, 2005). Penelitian terbaru yang
karbohidrat dan dilakukan Tsou et al. (2016) terhadap bakteri
meningkatkan Salmonella pencernaan menunjukan
sensitivitas insulin mekanisme pengikatan flavonoid kepada
Aldose reductase Memecah glukosa type III secretion system (T3SS) bakteri
pada jalur polyol secara kovalen yang mengakibatkan inhibisi
PPAR-g Membantu invasi pada sel epitel. Pengujian antibakteri
meregulasi asam ini juga dilakukan terhadap 13 macam
lemak dan senyawa fenol yang diujikan kepada
metabolisme glukosa beberapa bakteri seperti Staphyloccocus
epidermidis, Staphylococcus nervous,
2.2.4. Antibakteri Micrococcus luteus, Pseudomonas
Flavonoid disintesis pada tanaman salah aeruginosa, Bacillus subtilis, Aspergillus
satunya untuk melindungi diri dari infeksi niger, dan Eschericia coli dengan metode
bakteri. Aktivitas antibakteri flavonoid telah difusi agar. Hasil yang didapatkan yaitu
banyak diuji secara invitro dan menunjukan flavon, kuersetin, dan naringenin terbukti
aktivitas terhadap banyak bakteri (Kumar memiliki kemampuan untuk menghambat
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 8
pertumbuhan bakteri tersebut (Rauha et al., DAFTAR PUSTAKA
2000). Bodet, C., La, V.D., Epifano, F., Grenier, D.,
2008. Naringenin has anti-inflammatory
3. Kesimpulan
properties in macrophage and ex vivo
Berdasarkan pokok bahasan yang telah human whole-blood models. J.
Periodontal Res. 43, 400–407
dibahas, flavonoid mempunyai banyak
aktivitas farmakologi dengan masing-masing Brodowska, K.M., 2017. Natural flavonoids:
classification, potential role, and
mekanisme aksi terutama sebagai anti application of flavonoid analogues. Eur.
oksidan dengan mekanisme pemecahan J. Bioological Res. 7, 108–123.

radikal bebas. Dengan dasar struktur Cushnie, T.P.T., Lamb, A.J., 2005.
Antimicrobial activity of flavonoids.Int.
flavonoid yang dapat melakukan donor
J. Antimicrob. Agents 26, 343–356.
hidrogen pada radikal bebas menjadikannya
Halliwell, B., Gutteridge, J.M.., 1998. Free
potensial sebagai anti-oksidan dibandingkan Radicals in Biology and Medicine.
aktivitas farmakologi lain. Kedepannya Oxford University Press, United
Kingdom.
diharapkan dengan kapasitas in vitro dan in
Hummel, C.S., Lu, C., Liu, J., Ghezzi, C.,
vivo flavonoid yang potensial sebagai anti- Hirayama, B.A., Loo, D.D.F., Kepe, V.,
oksidan dapat dikembangkan pada industry Barrio, J.R., Wright, E.M., 2012.
Structural selectivity of human SGLT
obat dan makanan sebagai produk dengan inhibitors. Am. J. Physiol. Cell Physiol.
kemampuan mencegah radikal bebas. 302, 373–382.
4. Konflik Kepentingan Inês Amaro, M., Rocha, J., Vila-Real, H.,
Penulis menyatakan tidak adanya Eduardo-Figueira, M., Mota-Filipe, H.,
Sepodes, B., Ribeiro, M.H., 2009.Anti-
konlflik kepentingan dengan penelitian, inflammatory activity of naringin and
kepenulisan, danatau publikasi artikel ini. the biosynthesised naringenin by
naringinase immobilized in
5. Ucapan Terima Kasih microstructured materials in a model of
Penulis mengucapkan terima kasih DSS-induced colitis in mice. Food Res.
Int. 42, 1010–1017.
kepada Ibu Riezki Amalia, Ph.D selaku
Jung, H.A., Jung, M.J., Kim, J.Y., Chung,
dosen pembimbing dan Rizky Abdulah, H.Y., Choi, J.S., 2003. Inhibitory
Ph.D., Apt selaku dosen pengampu mata activity of flavonoids from Prunus
davidiana and other flavonoids on total
kuliah Metodologi Penelitian. ROS and hydroxyl radical
generation.Arch. Pharm. Res. 26, 809–
815.
Korkina, L.G., Afanas’Ev, I.B., 1996.
Antioxidant and Chelating Properties of
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 9
Flavonoids.Adv. Pharmacol. 38, 151– Pharmacological Agents. Int. J. Pharm.
163. Sci. Res. 7, 3924–3930.
Kumar, S., Pandey, A.K., 2013. Chemistry Seleem, D., Pardi, V., Murata, R.M., 2017.
and Biological Activities of Flavonoids: Review of flavonoids: A diverse group
An Overview. Sci. World J. 1–16. of natural compounds with anti-Candida
albicans activity in vitro. Arch. Oral
Madeswaran, A., Umamaheswari, M., Biol. 76, 76–83.
Asokkumar, K., Sivashanmugam, T.,
Subhadradevi, V., Jagannath, P., Taleb-Contini, S.H., Salvador, M.J.,
2012.Discovery of potential Watanabe, E., Ito, I.Y., Oliveira, D.C.R.
cyclooxygenase inhibitors using in de, 2003. Antimicrobial activity of
silico docking studies.Bangladesh J. flavonoids and steroids isolated from
Pharmacol. 7, 21–27. two Chromolaena species. Rev. Bras.
Ciênc.Farm. 39, 403–408.
Makris, D.P., Kallithraka, S., Kefalas, P.,
2006. Flavonols in grapes, grape Tuñón, M.J., García-Mediavilla, M.V.,
products and wines: Burden, profile and Sánchez-Campos, S., González-Gallego,
influential parameters. J. Food Compos. J., 2009. Potential of flavonoids as anti-
Anal. 19, 396–404. inflammatory agents: modulation of
pro-inflammatory gene expression and
Mierziak, J., Kostyn, K., Kulma, A., 2014. signal transduction pathways.
Flavonoids as important molecules of Curr.Drug Metab. 10, 256–271.
plant interactions with the
environment.Mol. Basel Switz. 19, Uzel, A., Sorkun, K., Onçağ, O., Cogŭlu, D.,
16240–16265. Gençay, O., Salih, B., 2005. Chemical
compositions and antimicrobial
Oak, M.-H., Bedoui, J.E., Madeira, S.V.F., activities of four different Anatolian
Chalupsky, K., Schini-Kerth, V.B., propolis samples.Microbiol. Res. 160,
2006. Delphinidin and cyanidin inhibit 189–195.
PDGF(AB)-induced VEGF release in
vascular smooth muscle cells by Wang, T., Li, Q., Bi, K., 2018. Bioactive
preventing activation of p38 MAPK and flavonoids in medicinal plants:
JNK. Br. J. Pharmacol. 149, 283–290. Structure, activity and biological fate.
Asian J. Pharm. Sci. 13, 12–23.
Panche, A.N., Diwan, A.D., Chandra, S.R.,
2016. Flavonoids: an overview. J. Nutr. Washburn, W.N., 2009. Development of the
Sci. 5, e47. Renal Glucose Reabsorption Inhibitors:
A New Mechanism for the
Rauha, J.P., Remes, S., Heinonen, M., Pharmacotherapy of Diabetes Mellitus
Hopia, A., Kähkönen, M., Kujala, T., Type 2. J. Med. Chem. 52, 1785–1794.
Pihlaja, K., Vuorela, H., Vuorela, P.,
2000. Antimicrobial effects of Finnish
plant extracts containing flavonoids and
other phenolic compounds. Int. J. Food
Microbiol. 56, 3–12.
Sangeetha, S.K.., Umamaheswari, S., Reddy,
M., Kalkura, N.S., 2016. Flavonoids :
Therapeutic Potential of Natural

Anda mungkin juga menyukai